Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PEMERIKSAAN AKUNTANSI

AUDIT KAS DAN INSTRUMEN KEUANGAN

Mata Kuliah Pemeriksaan Akuntansi 1

Dosen Pembimbing: Niayah Erwin, SE., MM

Disusun oleh:

Kelompok 11

1. Muhammad Riza Abditya (Nomoe Induk Mahasiswa: 24218904)

2. Rana Putari Rosalina (Nomor Induk Mahasiswa: 25218886)

Kelas: 3EB20

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS GUNADARMA

2020
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga makalah

ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih

atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi

maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman

bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi

makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak

kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik

yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

                                                                                       Tangerang, Oktober 2020

                                                                                               Penyusun

Daftar Isi
Kata Pengantar......................................................................................................................................2
Audit Kas dan Instrumen Keuangan.......................................................................................................3
I. Jenis Akun Kas dan Instrumen Keuangan......................................................................................4
II. Kas Di Bank Dan Siklus Transaksi..................................................................................................6
III. Audit Akun Kas Umum.................................................................................................................6
IV. Prosedur Yang berorientasi Kecurangan.....................................................................................8
V. Audit Atas Akun Instrumen Keuangan.......................................................................................10
Daftar Pustaka.....................................................................................................................................11

Audit Kas dan Instrumen Keuangan


Kas merupakan satu-satunya akun yang dimasukkan dalam setiap siklus kecuali persediaan
dan pergudangan. Karena bukti yang diakumulasi untuk saldo kas sangat tergantung pada
hasil pengujian dalam siklus lainnya. Sebagai contoh, jika pemahaman auditor mengenai
pengendalian internal dan pengujian pengendalian serta pengujian substantif atas transaksi
dalam siklus akusisi dan pembayaran menyebabkannya yakin untuk mengurangi penilaian
risiko pengendalian serendah mungkin, auditor dapat mengurangi pengujian atas rincian
saldo akhir kas. Akan tetapi, jika auditor menyimpulkan bahwa penilaian risiko pengendalian
harus lebih tinggi, pengujian akhir tahun yang ekstensif mungkin diperlukan.

Kas merupakan hal yang penting karena kerentanannya terhadap pencurian, dan kas juga
dapat salah saji secara signifikan.

Instrumen keuangan, yang meliputi investasi dalam sekuritas utang dan ekuitas serta
instrument derivatif, bervariasi secara signifikan pada masing-masing klien, mulai dari
persentasi aset yang kecil untuk perusahaan manufaktur hingga persentase aset yang besar
untuk institusi keuangan. Penilaian instrumen keuangan dapat menjadi kompleks akibat
adanya standar akuntansi dan mungkin memerlukan jasa spesialis.

I. Jenis Akun Kas dan Instrumen Keuangan


 Akun kas umum
Akun kas umum (general cash account) merupakan kas yang penting bagi
sebagaian besar organisasi karena hampir semua penerimaan dan pengeluaran
kas mengalir melalui akun ini. Seperti, pengeluaran untuk siklus akusisi dan
pembayaran biasanya dibayar drai akun ini, sementara penerimaan kas dalam
siklus penjualan dan penagihan disetorkan dalam akun ini.
 Akun Imprest
Banyak perusahan membuat akun penggajian imprest yang terpisah untuk
memperbaiki pengendalian internal terhadap pengeluaran penggajian. Suatu
saldo tetap, seperti sebesar $5.000, dipertahankan dalam akun bank penggajian
imprest. Segera sebelum setiap periode pembayaran, satu cek atau transfer
elektronik ditarik dari akun kas umum untuk menyetorkan total jumlah
penggajian bersih ke akun penggajian. Setelah mencairkan semua cek
penggajian pada akun penggajian imprest, rekening bank akan memiliki saldo
sebesar $5.000. Satu-satunya setoran ke akun itu adalah untuk penggajian
mingguan dan setengahbulanan, dan satu-satunya pengeluaran adalah
pembayaran kepada karyawan.
Jenis akun imprest yang agak berbeda terdiri dari dari satu rekening
bank untuk pnerimaan dan satu untuk pengeluaran. Semua penerimaan di
setorkan dalam akun imprest, dan totalnya ditransfer ke akun umum secara
periodik. Akun pengeluaran ini ditetapkan atas dasar imprest, tetapi dengan
cara yang berbeda dari akun penggajian imprest. Suatu saldo tetap akan
dipertahankan dalam akun imprest, dan personil yang berwenang dapat bebas
menggunakan dana tersebut untuk melakukan pembayaran asalkan konsisten
dengan kebijakan perusahaan. Ketika saldo kas hampir habis, permohonan
pengisian kembali diajukan ke akun pengeluaran imprest dari akun umum
setelah pengeluaran disetujui, biasanya melalui transfer online. Penggunaan
akun bank imprest semacam itu meningkatkan pengendalian terhadap
penerimaan dan pengeluaran.
 Akun Bank Cabang
Akun bank cabang (branch bank accounts) berguna untuk untuk membangun
hubungan perbankan di komunitas lokal dan memungkinkan sentralisasi
operasi pada tingkat cabang. Pada beberapa perusahaan, setoran dan
pengeluaran untuk setiap cabang dilakukan di rekening bank terpisah, dan
kelebihan kas akan ditransfer secara elektronik dan secara periodik ke
rekening bank umum kantor utama. Akun cabang dalam contoh ini hampir
sama seperti akun umum, tetapi pada tingkat cabang.
 Dana Kas Kecil Imprest
Dana kas kecil imprest (imprest petty cash fund) bukan merupakan rekening
bank, tetapi hampir serupa dengan kas di bank dalam hal pencantumannya,
Akun kas kecil adalah akun sederhana seperti memisahkan sejumlah kas
dalam kotak terkunci untuk beban tidak terduga. Dana tersebut digunakan
untuk akusisi tunai bernilai kecil yang dapat dibayar secara lebih mudah dan
lebih cepat dengan kas ketimbang dengan cek, atau untuk memudahkan
karyawan dalam mencairkan cek pribadi atau cek penggajian.
 Ekuivalen Kas
Ekuivalen kas (cash equivalent) bersifat jangka pendek dan sangat likuid. Hal
tersebut termasuk deposito berjangka, sertifikat deposito, dan dana pasar uang.
Ekuivalen kas yang sangat material, dicantumkan dalam laporan keuangan
sebagai bagian dari akun kas hanya jika ekuivalen kas tersebut merupakan
investasi jangka pendek yang siap dikonversi menjadi sejumlah kas tertentu,
dan terdapat risiko perubahan nilai yang tidak signifikan akibat perubahan
suku bunga.
 Instrumen Keuangan
Akun instrument keuangan mencakup investasi dalam sekuritas yang dapat
diperdagangkan seperti sekuritas utang dan ekuitas, instrument derivatif, dan
aktivitas lindung-nilai (hedging). Investasi dalam instrumen keuangan dapat
diklasifikasikan sebagai sekuritas perdagangan, sekuritas yang tersedia untuk
dijual, atau sekuritas yang ditahan hingga jatuh tempo (held-to-maturity),
sedangkan instrument derivatif dapat diklasifikasikan sebagai aset atau
kewajiban, sesuai dengan standar akuntansi Keuangan.

II. Kas Di Bank Dan Siklus Transaksi


Pembahasan singkat mengenai hubungan antara kas di bank dan siklus transaksi
lainnya memiliki peran ganda:
1. Hal tersebut menunjukkan pentingnya pengujian audit atas berbagai siklus
transaksi dalam audit kas.
2. Hal tersebut membantu kita memahami lebih lanjut tentang integrasi berbagai
siklus transaksi.

Dalam audit kas, auditor harus membedakan antara memverifikasi rekonsiliasi saldo
pada laporan bank klien dan saldo di buku besar umum, serta memverifikasi apakah
kas yang tercatat di buku besar umum merefleksikan dengan benar semua transaksi
kas yang terjadi selama tahun berjalan. Jadi, jauh lebih mudah memverifikasi
rekonsiliasi saldo di rekening bank klien dengan buku besar umum, tetapi bagian yang
signifikan dari total audit perusahaan melibatkan verifikasi apakah transaksi kas
dicatat dengan benar.

III. Audit Akun Kas Umum


Dalam menguji saldo akhir tahun pada akun kas umum, auditor harus mengakumulasi
bukti yang cukup dan tepat untuk mengevaluasi apakah kas, seperti yang tercantum
dalam neraca, telah dinyatakan secara wajar dan diungkapkan secara layak sesuai
dengan lima dari delapan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo yang digunakan
untuk semua pengujian atas rincian saldo (eksistensi, kelengkapan, keakuratan, pisah
batas, dan detail tie-in). Ha katas kas umum, klasifikasinya pada neraca, dan nilai
realisai kas tidak dapat diterapkan.

Metodologi untuk mengaudit kas akhir tahun pada intinya sama dengan yang
digunakan untuk semua akun neraca lainnya dan akan dibahas secara terinci.

Risiko bisnis klien yang signifikan yang memngaruhi saldo kas. Akan tetapi, risiko
bisnis klien bisa saja berasal dari kebijakan manajemen kas yang tidak tepat atau
penangan dana yang dilakukan oleh pihak lain.
Risiko bisnis klien kemungkinan besar berasal dari ekuivalen kas dan jenis investasi
lainnya. Auditor harus memahami risiko yang berasal dari kebijakan dan strategi
investasi klien, serta pengendalian manajemen yang mengurangi risiko tersebut.

Saldo bersifat tidak material pada sebagian besar audit, tetapi transaksi kas yang
mempengaruhi saldo itu hampir selalu sangat material. Oleh karena itu, potensi salah
saji kas yang material sering kali ada.

Karena kas lebih rentan terhadap pencurian ketimbang factor lainnya, terdapat risiko
inheren yang tinggi untuk tujuan eksistensi, kelengkapan, dan keakuratan. Tujuan-
tujuan tersebut biasanya menjadi fokus dalam mengaudit saldo kas. Pada umumnya,
risiko inheren untuk semua tujuan lainnya adalah rendah.

Rekonsiliasi bank (bank reconciliation) bulanan terhadap akun bank umum atas dasar
tepat waktu oleh orang yang independen menangani atau mencatat penerimaan serta
pengeluaran kas merupakan pengendalian yang penting terhadap saldo akhir. Jika
suatu perusahaan menunda penyiapan rekonsiliasi bank dalam periode yang lama,
nilai pengendalian akan berkurang dan mungkin mempengaruhi penilaian risiko
pengendalian kas oleh auditor.
Rekonsiliasi bank yang cermat oleh personil klien yang kompeten meliputi tindakan-
tindakan berikut:
 Membandingkan cek yang dibatalkan atau catatan bank elektronik tentang
pembayaran dengan catatan pengeluaran kas menyangkut tanggal, payee atau
pihak yang dibayar, dan jumlahnya
 Memeriksa cek yang dibatalkan atau catatan elektronik tentang pembayaran
menyangkut tanda tangan, endorsement, dan pembatalan
 Membandingkan setoran di bank dengan penerimaan kas yang tercatat
menyangkut tanggal, pelanggan, dan jumlah
 Memeriksa urutan nomor cek, dan menyelidiki cek yang hilang
 Merekonsiliasi semua item yang meyebabkan perbedaan antar nilai buku dan
saldo bank serta memverifikasi perbedaan antara nilai buku dan saldo bank
serta memverifikasi kesesuaiannya dengan bisnis klien
 Merekonsiliasi total debet pada laporan bank dan total catatan pengeluaran kas
 Merekonsiliasi total kredit pada laporan bank dengan total catatn penerimaan
kas
 Mereview transfer antarbank pada akhir bulan untuk melihat kesesuaian dan
pencatatan yang tepat
 Menindaklanjuti cek yang beredar dan pemberitahuan penghentian
pembayaran

Dalam banyak audit, rekonsiliasi bank akhir tahun diaudit secara ekstensif. Karena itu
penggunaan prosedur analitis untuk menguji kewajaran saldo kas menjadi kurang
penting dibandingkan untuk sebagian besar bidang audit lainnya.

Umumnya auditor membandingkan saldo akhir pada rekonsiliasi bank, setoran dalam
perjalanan, cek yang beredar, dan item rekonsiliasi lainnya dengan rekonsiliasi tahun
sebelumnya. Demikian juga, auditor biasanya membandingkan saldo akhir kas dengan
saldo bulan sebelumnya. Prosedur analitis tersebut mungkin akan mengungkap salah
saji kas.

Penerimaan Aktivitas Pisah Batas Bank Setelah Akhir Tahun

Laporan pisah batas bank (cutoff bank statement) adalah laporan bank periode
parsial dan salinan terkait atau akses digital ke cek yang dibatalkan yang terkait,
salinan slip deposit, dan dokumen lain yang tercantum dalam laporan bank, yang
dikirimkan langsung oleh bank ke kantor akuntan public atau melalui akses online ke
catatan elektronik bank tentang informasi rekening bank klien. Tujuan dari laporan
pisah batas bank atau akses elektronik oleh klien.
Pengujian Rekonsiliasi Bank

Rekonsiliasi bank independen yang disiapkan dengan baik merupakan pengendalian


internal yang penting terhadap kas. Auditor menguji rekonsiliasi bank untuk
menentukan apakah personil klien telah membuat rekonsiliasi bank dengan cermat
dan untuk memverifikasi apakah saldo bank yang tercatat milik klien sama jumlahnya
dengan kas aktual di bank kecuali setoran dalam perjalanan, cek yang beredar, dan
item rekonsiliasi lainnya.

IV. Prosedur Yang berorientasi Kecurangan


Pertimbangan utama dalam audit saldo kas umum adalah kemungkinan terjadinya
kecurangan. Auditor harus memperluas prosedur audit kas akhir tahun untuk
menentukan kemungkinan adanya kecurangan yang material apabila pengendalian
internal tidak memadai, terutama pemisahan tugas yang tidak tepat antara penanganan
kas dan pencatatan transaksi kas dalam catatan akuntansi serta tidak adanya
rekonsiliasi bank bulanan yang disiapkan secaraindependen.
Dalam merancang prosedur untuk mengungkapkan kecurangan, auditor harus
mempertimbangkan secara cermat sifat defisiensi pengendalian internal, jenis
kecurangan yang mungkin terjadi akibat defisiensi itu, materialitas kecurangan yang
potensial, dan prosedur audit yang paling efektif dalam mengungkapkan kecurangan.

Prosedur yang dapat mengungkapkan kecurangan dalam bidang penerimaan kas


termasuk:

 Konfirmasi piutang usaha


 Pengujian yang dilaksanakan untuk mendeteksi lapping
 Mereview ayat jurnal buku besar umum dalam akun kas untuk pos-pos tidak
biasa
 Membandingkan pesanan pelanggan dengan penjualan dan penerimaan kas
selanjutnya
 Memeriksa persetujuan dan dokumen pendukung piutang tak tertagih serta
retur penjualan dan pengurangan.

Untuk mengungkapkan kecurangan yang berhubungan secara langsung dengan saldo


kas ahkir tahun prosedurnya adalah memperluas pengujian rekonsiliasi bank,bukti
kas. Dan pengujian transfer antar bank.

Jika auditor yakin bahwa rekonsiliasi bank akhir tahun disalahsajikan dengan
sengaja,maka tepat melaksanaan pengujian lebih lanjut atas rekonsiliasi bank akhir
tahun.Prosedur yang diperluas ini memverifikasi apakah semua transasksi yang
dicamtumkan dalam jurnal selama beberapa bulan terakhir tahun berjalan telah
dimasukan dalam atau dikeluarkan dari rekonsiliasi bank secara benar,dan
memverifikasi apakah semua item dalam rekonsiliasi bank telah dicantumkan secara
benar.
Auditor terkadang menyiapkan bukti kas ketika klien memiliki kelemahan
pengendalian internal yang material terhadap kas. Auditor menggunakan bukti kas
umtuk menentukan apakah hal-hal berikut dilakukan:

 Semua penerimaan kas yang tercatat telah disetorkan


 Semua setoran di bank dicatat dalam catatan akutansi
 Semua pengeluaran kas yang tercatat telah dibayarkan oleh Bank
 Semua jumlah yang telah di bayar oleh bank dicatat

Bukti kas (proof of cash) meliput empat tugas rekonsiliasi berikut:

1. Merekonsiliasi saldo laporan bank dengan saldo buku besar besar pada awal
periode bukti kas
2. Merenkonsiliasi penerimaan kas yang disetorkan perbank dengan dengan
penerimaan yang dicatat dalam jurnal penerimaan kas selama periode tertentu.
3. Merekonsiliasi pembayaran elektronik dan kliring cek yang dibatalkan oleh
bank dengan yang dicatat di jurnalpengeluaran kas selama periode tertentu.
4. Merekonsiliasi saldo laporan bank dengan saldo buku beasar umum pada akhir
periode bukti kas.

Bukti kas jenis ini sering kali disebut bukti kas empat kolom yang masing masing
kolom berisi jenis informasi yang telah disebutkan.Bukti kas dapat dilaksanakan
untuk satu atau lebih bulan interim,setahun, atau bulan terakhir dari suatu tahun.

Ketika mengumpulkan bukti kas, auditor mengombinasikan pengujian substantif


atas transaksi dengan pengujian atas rincian saldo. Penerimaan bukti kas adalah
pengujian atas transaksi yang tercatat , sementara renkonsiliasi bank adalah pengujian
atas saldo kas pada suatu waktu tertentu. Bukti kas merupakan metode yang jitu
untuk membandingkan penerimaan yang dan pengularaan kas yang tercatat dengan
rekening bank dan dengan renkonsiliasi bank. Akan tetapi, bukti pengeluaran kas
tidak efektif untuk mengungkapkan cek yang ditulis dalam jumlah yang tidak sesuai,
cek palsu, atau salah saji lainnya dimana jumlah dolar yang muncul dalam dolar yang
muncul dalam catatan pengeluarankas tidak benar. Demikian juga, bukti peneruimaan
kas tidak dapat digunakan untuk mengungkapkan pencurian kas atau percatatan dan
penyetoran jumlah kas yang tidak tepat.

Para penggelap uang biasanya menutupi pencurian kas dengan praktik yang dikenal
sebagai kiting: mentransfer uang dari satu bank lainnya dan mencatat transaksi
tersebut dengan tidak benar. Meendekati tanggal neraca, sebuah cek ditarik dari satu
rekening bank dengan segera disimpan di rekening kedua untuk dikredit sebelum
periode akutansi. Dalam melakukan transfer tersebut, penggelap uang memastikan
bahwa cek disimpan pada saat-saat terakhir sehingga tidak dicatat hingga setelah
tanggal neraca, jumlah yang ditransfer dicatat sebagai aset kedua bank. Walaupun
terdapat cara lain untuk melakukan kecurangan ini, masing-masingmelibatkan
peningkatan saldo rekening bank untuk menutupi kekurangan karena menggunakan
transfer antarbank itu.
Untuk menguji kiting, serta kesalahan tidak sengaja dalam mencatat transfer
antarbank, auditor dapat mendata semua transfer antarbank yang yang dilakukan
beberapa akutansi agar pencatatannya benar. Terdapat beberapa hal yang sebaiknya
diaudit dalam skedul transfer antarbank.

 Ketetapan informasi di skedul transfer antarbank harus diverifikasi.


 Transfer antarbank harus dicatat baik dalam laporan bank yang menerima
maupun bank yang mengeluarkan.
 Tanggal pencatatan pengeluaran dan penerimaan dari setiap transfer harus
benda dalam tahun actor yang sama.
 Pengeluaran dalam skedul transfer antar bank harus dimasukkan dalam atau
dikeluarkan dari rekonsiliasi bank akhir tahun dengan benar sebagai cek yang
beredar.
 Penerimaan dalam skedul transfer antarbank harus dimasukkan dalam atau
dikeluarkan dari rekonsiliasi bank akhir tahun dengan benar sebagai setoran
dalam perjalanan.

V. Audit Atas Akun Instrumen Keuangan


Dalam menguji saldo akhir tahun instrument keuangan, auditor harus mengumpulkan
bukti yang cukup dan tepat untuk mengevaluasi apakah akun instrument keuangan,
sebagai mana tercantum dalam neraca, dtelah disajikan secara wajar dan diungkapkan
secara layak sesuai dengan kedelapan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo yang
digunakan dalam pengujian atas rincian saldo (eksistensi, kelengkapan, keakuratan,
klasifikasi, pisah batas, detail tie-in, nilai realisasi,dan hak).

Risiko yang lebih tinggi akan ditanggung oleh perusahhan yang berinventasi dalam
sekuritas yang kurang liquid atau instrumen keuanganderivatif, dan jika proporsi
investasi lebih besar dari total aset. Perusahaan jasa keuangan akan menanggung
risiko yang lebih besar akibat minimnya volume aktivitas dan jenis instrument.

Saldo akun instrument keuangan mungkin bersifat material tergantung pada jenis dan
frekuensi aktifitas investasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi risiko inhern atas
instrument keuangan meliputi tujuan manajemen terkait dengan aktifitas investasi
(misalnya,hedging untuk menimalkan risiko), kompleksitas sekuritas atau derivatif,
pengalaman sebelumnya perusahaan dengan investasi tertentu, dan apakah factor-
faktor eksternal seperti risiko kredit atau risiko suku bunga mempengaruhi asersi yang
relevan.
Daftar Pustaka
Arens, Alvin., Randal J.Elder, Mark S.Beasley. 2015. Jilid 2, Edisi Ke Duabelas. Auditing dan Jasa
Assurance, alih bahasa oleh Gina Gania, Tim Perti. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai