Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI 1

KELOMPOK 10
“AUDIT ASET TETAP” & “AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN”

Nama Dosen:
Niayah Erwin, SE., MM.

Disusun Oleh:
Kinanti Syadilanury Eurotama (23218699)
Martha Rizkie Ramadhan (24218007)
Ribhan Aliyani (262180993)

Kelas: 3EB20
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah dan
inayahnya serta nikmat sehat dalam kondisi pandemi COVID-19 ini, sehingga kami dapat menyelesaikan
“Makalah Pemeriksaan Akuntansi 1” dengan ruang lingkup pembahasan “Audit Siklus Aset Tetap“ dan
“Audit Siklus Akuisisi Modal dan Pembayaran Kembali“. Adapun tujuan dibuatnya tugas makalah ini
selain untuk mendapatkan nilai tugas tetapi juga agar dapat meningkatkan ilmu pengetahuan mengenai
Pemeriksaan akuntansi (Auditing), khususnya dalam memahami dan mengerti “Audit Siklus Aset Tetap”
dan “Audit Siklus Akuisisi Modal dan Pembayaran Kembali”.
Akhir kata, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen mata kuliah  Pemeriksaan Akuntansi
dan pihak-pihak yang mendukung, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Tim penyusun berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih memerlukan penyempurnaan. Oleh Karena itu, kritik
dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Tangerang, Oktober 2020

Tim Penyusun

1
DAFTAR ISI
AUDIT ASET TETAP......................................................................................................................................3
A. Aset Tetap.......................................................................................................................................3
B. Tujuan dan Prosedur Audit Aset Tetap...........................................................................................3
C. PROSEDUR AUDIT ASET TETAP.......................................................................................................3
a. Melaksanakan Prosedur Analitis................................................................................................3
b. Memverifikasi Akuisisi Tahun Berjalan.......................................................................................4
c. Memeverifikasi Pelepasan Tahun Berjalan................................................................................4
d. Verifikasi saldo akhir akun Aset..................................................................................................5
e. Memverifikasi beban penyusutan..............................................................................................6
f. Memverifikasi saldo akhir akumulasi penyusutan.....................................................................6
AUDIT MODAL DAN PEMBAYARAN............................................................................................................7
A. Akun-akun Dalam Siklus.................................................................................................................7
B. Obligasi............................................................................................................................................7
a. Tujuan Audit Utang Obligasi.......................................................................................................7
b. Komponen Risiko Audit..............................................................................................................8
c. Pengendalian Internal.................................................................................................................8
d. Uji Pengendalian.........................................................................................................................8
e. Prosedur Analitis.........................................................................................................................8
C. Ekuitas.............................................................................................................................................9
a. Pengendalian...............................................................................................................................9
b. Audit Modal Saham dan Modal Disetor...................................................................................10
c. Audit Dividen.............................................................................................................................10
d. Audit Laba Ditahan....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................................12

2
AUDIT ASET TETAP
A. Aset Tetap
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) No. 07 tentang Akuntansi Aset
Tetap, pengertian aset tetap adalah sebagai berikut. Aset tetap berwujud yang mempunyai masa
manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh
masyarakat umum.
Berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsi dalam aktivitas operasi entitas, aset tetap
diklasifikasikan sebagai berikut:
- Tanah, yang dimiliki dan dikuasai oleh pemerintah untuk digunakan dalam kegiatan
pemerintah atau masyarakat umum dan dalam kondisi siap digunakan.
- Bangunan dan Gedung, yang dimiliki dan dikuasai oleh pemerintah untuk digunakan dalam
kegiatan pemerintah atau masyarakat umum dan dalam kondisi siap digunakan.
- Peralatan dan Mesin, yang dimiliki dan dikuasai oleh pemerintah untuk digunakan dalam
kegiatan pemerintah atau masyarakat umum dan dalam kondisi siap digunakan.
- Jalan, Irigasi, dan Jaringan, yang dimiliki dan dikuasai oleh pemerintah untuk digunakan
dalam kegiatan pemerintah atau masyarakat umum dan dalam kondisi siap digunakan.
- Aset Tetap Lainnya, yang tidak dapat dikelompokan ke dalam kelompok aset tetap diatas,
tetapi memenuhi definisi aset tetap. Aset tetap lainnya ini dapat meliputi koleksi
perpustakaan/buku dan barang bercorak senin/budaya/olahraga.
- Kontruksi dalam pengerjaan, yaitu aset tetap yang sedang dalam proses pembangunan
yang pada tanggal neraca belum selesai dibangun seluruhnya.

B. Tujuan dan Prosedur Audit Aset Tetap


Tujuan audit terhadap aset tetap, belanja modal, penentuan depresiasi, dan akumulasi depresiasi
adalah untuk menentukan:
1. Saldo-saldo dalam akun aset dalam neraca, termaksud di dalamnya sejumlah saldo pada tahun
sebelumnya, telah dinyatakan dengan tepat.
2. Penambah-penambah aktual atas aset yang terpasang atau dibangun telah dikapitalisai dengan
tepat
3. Kaos-kaos dan depresiasi yang terkait aset aset yang dihapuskan dan dilepaskan telah dicatat
dengan tepat
4. Depresiasi telah dihitung secara cermat dengan metode yang konsisten untuk setiap
periodenya.
C. PROSEDUR AUDIT ASET TETAP
a. Melaksanakan Prosedur Analitis
Jenis Prosedur Audit analitis tergantung pada sifat operasi klien. Sebagian besar Prosedur
Audit yang tipikal menilai kemungkinan salah saji yang material dalam beban penyusutan
dan akumulasi penyusutan. Berikut adalah contoh prosedur analitis untuk peralatan

3
Prosedur Analitis untuk Peralatan
Prosedur analitis untuk peralatan Salah saji yang mungkin
Membandingkan beban penyusutan yang di bagi Salah saji beban penyusutan dan akumulasi
dengan biaya peralatan kotor dengan tahun penyusutan
sebelumnya
Membandingkan akumulasi penyusutan yang Salah saji akumulasi penyusutan
dibagi dengan biaya peralatan kotor dengan tahun
sebelumnya
Membandingkan reparasi dan pemeliharaan Membebankan jumlah yang harus dikapitalisasi
bulanan atau tahnan, beban perlengkapan, beban
peralatan kecil, dan akun-akun serupa dengan
tahun sebelumnya
Membandingkan biaya manufaktur kotor yang Perlatan yang menganggur atau peralatan yang
dibagi dengan beberapa ukuran produksi dengan disingkirkan tetapi belum dihapus
tahun sebelumnya

b. Memverifikasi Akuisisi Tahun Berjalan


Perusahaan harus mencatat penambahan selama tahun berjalan dengan benar karena asset
memiliki pengaruh jangka Panjang terhadap laporan keuangan. Kegagalan untuk
mengkapitalisasi asset tetap, atau mencatat akuisisi pada jamlah yang salah, akan
mempengaruhi neraca hingga perusahaan melepas atau membuang asset itu. Laporan laba
rugi juga akan terpengaruh hingga asset itu telah separuhnya disusutkan.
Dalam menguji akuisisi, auditor harus memahami standar akuntansi untuk memastikan
bahwa klien mengikuti persyaratan terkait. Sebagai contoh, auditor harus waspada terhadap
kemungkinan kelalaian klien untuk mencantumkan biaya transparansi dan intalasi yang
material sebagai bagian dari biaya askuisisi asset, serta kelalaian untuk mencatat dengan
benar tukar tambah perlatan yang ada. Auditor juga harus mengetahui kebijakan kaptalisasi
klien untuk menentukan apakah akuisisi telah diperlakukan secara konsisten dengan tahun-
tahun sebelumnya. Sebagai contoh, jika kebijakan klien adalah membebankan akuisisi yang
lebih kecil dari jumlah tertentu secara otomatis , seperti $1000, auditor harus memverifikasi
bahwa kebijakan tersebut ditaati pada tahun berjalan.
c. Memeverifikasi Pelepasan Tahun Berjalan
Transaksi yang melibatkan pelepasan peralatan sering kali disalahsajikan apabila
pengendalian internasi perusahaan tidak memiliki metode formal untuk memberi tahun
manajemen tentang perusahaan tidak memiliki metode formal untuk memberi tahu
manajemen tentang penjualan, tukar tambah, pengabaian, atau pencurian mesin dan
peralatanyang tercatat.
Tujuan utamanya adalah untuk mengumpulkan bukti yang cukup bahwa semua pelepasan
telah dicatat dan pada jumlah yang benar. Karena kelalaian untuk mencatat pelepasan
peralatan yang tidak di gunakan lagi dalam bisnis dapat mempengaruhi secara signifikan
laporan keuangan, pencarian pelepasan yang tidak tercatat merupakan hal yang penting.
Prosedur berikut sering kali digunakan untuk memverifikasi pelepesan:
- Mereview apakah asset yang baru diakuisisi menggantikan asset yang ada
- Menganalisis keuntungan dan kerugian atas pelepasan asset serta pendapatan rupa-
rupa yang diterima dari pelepasan asset.

4
- Mereview modifikasi pabrik dan perubahan lini produk, perubahan peralatan terkait
computer utama yang mahal, pajak property, atau cakupan asuransi untuk indikasi
penghapusan peralatan.
- Melakukan tanya-jawab dengan manjemen dan personil produksi mengenai
kemungkinan pelepasn asset.
Pengendalian internal yang penting meliputi penggunaan file induk untuk setiap aset tetap,
pengendalian fisik terhadap aset yang mudah dipindahkan, penulisan nomor identifikasi
pada setiap aset tetap, serta perhitungan fisik atas aset tetap dan rekonsiliasinya oleh personil
akuntansi. Langkah audit pertama berkenaan dengan tujuan detail tie-in. Setelah menilai
risiko pengendalian untuk tujuan eksistensi, auditor memutuskan apakah eksistensi setiap
item peralatan yang tercantum pada file induk. Untuk tujuan kelengkapan, auditor dapat
memeriksa secara fisik sampel item peralatan utama dan menelusurinya ke file induk.
Ketika aset dijual atau dibuang tanpa diperdagangkan untuk mendapatkan aset pengganti,
keakuratan transaksi diverifikasi dengan memeriksa faktur penjualan terkait dan file master
properti. Auditor harus membandingkan biaya dan akumulasi penyusutan dalam file induk
dengan catatan yang dicatat dalam jurnal umum dan menghitung kembali keuntungan atau
kerugian dari pelepasan aset untuk perbandingan dengan catatan akuntansi. Ketika
pertukaran aset untuk penggantian terjadi, auditor harus memastikan bahwa aset baru
dikapitalisasi dan aset yang diganti dengan benar dihapus dari catatan
d. Verifikasi saldo akhir akun Aset
Saat merancang pengujian audit, auditor pertama-tama mempertimbangkan sifat
pengendalian internal atas peralatan. Idealnya, auditor dapat menyimpulkan bahwa
pengendalian cukup efektif untuk memungkinkan auditor dalam mengandalikan saldo yang
dilakukan dari tahun sebelumnya. Pengendalian yang penting termasuk penggunaan file
master untuk masing-masing aset tetap, kontrol fisik yang memadai atas aset yang mudah
dipindah-pindahkan (seperti komputer, peralatan, dan kendaraan), penugasan nomor
identifikasi untuk setiap aset pabrik, dan penghitungan fisik periodik aset tetap dan
rekonsiliasi oleh personel akuntansi.
Selain melakukan prosedur untuk mendapatkan bukti terkait dengan tujuan audit untuk saldo
aset tetap, auditor juga melakukan prosedur audit yang terkait dengan empat tujuan
penyajian dan pengungkapan untuk aset tetap. Pertimbangan utama dalam memverifikasi
pengungkapan yang terkait dengan aset tetap adalah kemungkinan adanya pelanggaran
hukum yang timbul dari penggunaan aset tetap sebagai jaminan untuk pinjaman. Auditor
dapat menggunakan beberapa metode untuk menentukan apakah peralatan dibebankan,
termasuk:
 Membaca persyaratan pinjaman dan perjanjian kredit.
 Mengirim permintaan konfirmasi pinjaman kepada bank dan lembaga pemberi
pinjaman lainnya.
 Melakukan diskusi dengan klien atau mengirim surat kepada penasihat hukum.
Peralatan harus mencakup biaya kotor dan biasanya harus dipisahkan dari aset tetap lainnya.
Leased Property juga harus diungkapkan secara terpisah, dan semua hak gadai atas properti
harus dimasukkan dalam catatan terpisah. Auditor harus melakukan pengujian yang cukup
untuk memverifikasi bahwa keempat tujuan presentasi dan pengungkapan telah dipenuhi.

5
e. Memverifikasi beban penyusutan
Beban penyusutan adalah salah satu dari akun beban yang tidak diverifikasi sebagai bagian
dari pengujian pengendalian (TOC) dan pengujian substantif atas transaksi (STOT).
Jumlahnya dicatat sesuai alokasi internal dan bukan dari transaksi pertukaran dengan pihak
luar. Saat biaya penyusutan bernilai material, diperlukan lebih banyak pengujian atas rincian
beban penyusutan.
Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo yang paling penting untuk beban penyusutan
adalah keakuratan. Auditor berfokus pada penentuan apakah klien mengikuti kebijakan
penyusutan yang konsisten dan apakah perhitungan beban penyusutan telah benar. Auditor
harus mempertimbangkan empat aspek:
 Umur manfaat akuisisi periode berjalan
 Metode penyusutan
 Estimasi nilai sisa
 Kebijakan penyusutan aset dalam tahun akuisisi dan disposisi

Metode yang berguna untuk mengaudit penyusutan adalah prosedur analitis atas kelayakan
yang dilakukan dengan mengalikan aset tetap yang belum disusutkan dengan tingkat
penyusutan tahun tersebut. Jika pengujian kelayakan tidak menyeluruh, biasanya diperlukan
pengujian yang lebih terinci dengan menghitung kembali beban penyusutan atas aset tertentu
untuk menentukan apakah klien mengikuti kebijakan penyusutan yang benar dan konsisten.
Dan terakhir auditor akan menjalankan prosedur guna memperoleh bukti bahwa empat
tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan untuk penyusutan telah
dipenuhi.
f. Memverifikasi saldo akhir akumulasi penyusutan
Saldo debit untuk akumulasi depresiasi biasanya diuji sebagai bagian dari audit
pelepasan/penghapusan aset, sedangkan saldo kredit diverifikasi sebagai bagian dari beban
depresiasi. Jika auditor menelusuri transaksi yang dipilih ke catatan akumulasi penyusutan di
file master properti sebagai bagian dari pengujian ini, maka diperlukan sedikit pengujian
tambahan untuk saldo akhir akumulasi penyusutan
Dua tujuan yang biasanya ditekankan dalam audit atas saldo akhir akumulasi penyusutan
adalah:
1. Akumulasi penyusutan yang dinyatakan pada file induk properti sama dengan buku
besar Dipenuhi dengan menguji footing akumulasi penyusutan dalam file induk dan
menelusuri totalnya ke buku besar umum.
2. Akumulasi penyusutan dalam file induk sudah
Dalam beberapa kasus umur peralatan mungkin akan berkurang secara signifikan. Auditor
harus mengevaluasi kememadaian penyisihan untuk akumulasi penyusutan setiap tahun
guna memastikan bahwa nilai buku bersih tidak melampaui nilai realisasi aset.

6
AUDIT AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN
A.Akun-akun Dalam Siklus
Siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali, yang berkenaan dengan akuisisi sumber daya modal
melalui utang berbunga dan ekuitas pemilik serta pembayaran kembali modal. Siklus ini juga
mencakup pembayaran bunga dan deviden.
Empat karakteristik siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali yang akan mempengaruhi audit
atas akun–akun adalah sebagai berikut:
 Secara relative hanya ada segelintir transaksi yang mempengaruhi saldo akun, tetapi setiap
transaksi itu sering kali sangat material.
 Pengecualian atau salah saji satu transaksi dapat bersifat material. Akibatnya sering kali auditor
lebih menekankan pada tujuan audit yang berkaitan dengan saldo (kelengkapan dan keakuratan)
ketika mengaudit akun – akun tersebut.
 Ada hubungan legal antara entitas klien dan pemegang saham, obligasi atau dokumen
kepemilikan yang serupa.
 Ada hubungan langsung antara akun deviden dan bunga serta utang dan ekuitas.  Dalam audit
atas utang berbunga, auditor harus memverifikasi secara simultan beban bunga dan utang
berbunga terkait.
Akun–akun dalam siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali tergantung pada jenis bisnis yang
dioperasikan perusahaan dan bagaimana perusahaan tersebut dibiayai. Semua perusahaan memiliki
modal saham dan laba ditahan, tetapi beberapa mungkin juga memiliki saham preferen, modal
disetor tambahan, dan saham treasuri. Karakteristik unik dari siklus akuisisi modal dan pembayaran
kembali mempengaruhi cara auditor memverifikasi akun – akun dalam siklus. Siklus ini sering kali
melibatkan akun – akun berikut :
1. Wesel bayar 8. Modal saham – biasa 14. Modal sumbangan
2. Utang kontrak 9. Modal saham – 15. Persekutuan – akun
3. Utang hipotik         preferen modal
4. Utang obligasi 10. Saham treasuri 16. Perusahaan
5. Beban bunga 11. Dividen yang Perseorangan – akun
6. Apropriasi laba diumumkan 17. Laba ditahan
ditahan 12. Agio saham 18. Utang dividen
7. Kas di Bank 13. Bunga akrual

B. Obligasi
surat pengakuan atau pernyataan utang yang diterbitkan oleh suatu perusahaan atau pemerintah
sebagai pihak yang berutang, yang diserahkan kepada pemegang obligasi dan disertai dengan janji
untuk membayar pokok utang beserta kupon bunganya setiap tanggal jatuh tempo pembayaran.

a. Tujuan Audit Utang Obligasi


1. Memastikan bahwa saldo utang obligasi telah benar disajikan dengan benar di laporan
keuangan
2. Memastikan bahwa jumlah biaya utang, waktu dan dibayar ke siapa telah benar.
3. Memastikan bahwa entitas pemerintah telah sesuai dengan berbagai kesepakatan dalam
obligasi yang tercantum dalam resolusi obligasi.
4. Memastikan bahwa entitas pemerintah telah secara benar menghitung potongan arbritrase
untuk penerbitan jenis obligasi tertentu.

7
5. Memverifikasi bahwa utang telah disajikan dalam laporan keuangan dan catatan atas
laporan keuangannya telah lengkap

b. Komponen Risiko Audit


Inherent risk
Inherent risk adalah risiko kemungkinan bahwa akun utang jangka panjang/pembiayaan serta
biaya bunga dan asersi yang terkait akan terdapat salah saji material jika tidak ada pengendalian.
Empat hal penting yang perlu diperhatikan:
1. kewajiban utang mungkin tidak tercatat atau salah dicatat.
2. Kewajiban utang tidak diterbitkan dengan persetujuan/otorisasi yang berwenang.
3. Dana hasil utang tidak digunakan sesuai tujuan semula saat perjanjian dibuat.
4. Penerbit utang melanggar perjanjian, missal waktu dan jumlah pembayaran.
Control risk
Risiko pengendalian adalah kemungkinan bahwa system pengendalian internal instansi yang
tidak dapat mencegah adanya salah saji material. Pengendalian bias berupa otorisasi yang tepat,
kewajiban pencatatan seluruh transaksi, dan system pendeteksi salah hitung/ cacat. Tujuan
pengendalian tersebut adalah:
1. Seluruh utang telah disetujui oleh pihak-pihak terkait yang dengan tujuan mematuhi
hukum dan peraturan.
2. Seluruh utang sudah secara tepat diklasifikasikan.
3. Ada program yang tidak dapat memantaau kesesuaian dengan perjanjian utang.
4. Ada program untuk memastikan kesesuaian dengan peraturan mengenai pembiayaan.

c. Pengendalian Internal
Dalam utang jangka panjang, pengendalian bias berupa ototrisasi yang tepat, kewajiban
pencatatan seluruh transaksi, dan system pendeteksi salah hitung/cacat. Tujuan pengendalian
kewajiban utang jangka panjang serta biaya bunga haruslah dapat memastikan bahwa:
1. Seluruh utang telah disetujui oleh pihak-pihak yang terkait dengan tujuan mematuhi hukum
dan peraturan.
2. Seluruh utang sudah secara tepat diklasifikasikan.
3. Ada program yang dapat memantau kesesuaian dengan perjanjian utang.
4. Ada program untuk memastikan kesesuaian dengan peraturan mengenai pembiayaan.

d. Uji Pengendalian
Uji pengendalian yang biasa dipakai, antara lain:
1. Telusuri kewajiban utang obligasi yang baru dengan persetujuan oleh dewan ke catatan
rapat/resolusi.
2. Uji kesesuaian dengan segala hukum, peraturan, perjanjian utang yang signifikan.
3. Pengujian pengendalian yang dilakukan oleh auditor akan digunakan untuk menilai risiko
pengendaliannya serta seberapa besar auditor dapat bergantung pada pengendalian internal
untuk memastikan bahwa pembiayaan yang ada telah benar serta untuk menentukan
seberapa jauh prosedur audit substantive perlu dilakukan dan memastikan tidak ada salah
saji material atau pun fraud dalam akun utang jangka panjang.

e. Prosedur Analitis
Berikut adalah prosedur analitis yang merupakan bagian dari pengujian substanstif:
1. Membandingkan saldo awal tahun dengan saldo akhir tahun sebelumnya.

8
2. Menghitung dan membandingkan utang bunga terhadap total aktiva, total asset per total
utang, total utang dengan ekuitas.
3. Teliti realisasi belanja setiap bulan. Apakah ada peningkatan yang signifikan dibandingkan
dengan realisasi periode lainnya.

C.Ekuitas
Terdapat perbedaan penting antara audit atas sekuritas perusahaan terbuka dan perusahaan tertutup.
Pada perusahaab tertutup kemungkinan transaksi yang dimasukkan dalam bagian ekuitas pemilik
hanya perubahan ekuitas pemilik akibat dari laba/rugi tahunan dan pengumuman dividen, karena
perusahaan tertutup jarang membayar dividen, auditor hanya perlu memverifikasi ekuitas pemilik,
walaupun harus menguji catatan perusahaan.
Sedangkan pada perusahaan terbuka, verifikasi atas ekuitas pemilik lebih kompleks karena
banyaknya jumlah pemegang saham dan individu yang memiliki saham sering berubah. Akun
ekuitas pemilik yang utama dalam perusahaan terbuka mencakup:
 Modal saham biasa
 Agio saham
 Laba ditahan dan dividen terkait
a. Pengendalian Internal 
Beberapa pengendalian internal sangatlah penting bagi aktivitas ekuitas pemilik yang penting.
Beberapa dari pengendalian tersebut dalam bagian berikut :
Otorisasi Transaksi yang Tepat karena setiap transaksi ekuitas pemilik umumnya bersifat
material, banyak dari transaksi tersebut harus disetujui oleh dewan direksi. Jenis transaksi ekuitas
pemilik berikut biasanya memerlukan otorisasi khusus :
 Penerbitan modal saham. otorisasi itu termasuk jenis ekuitas yang akan diterbitkan
(seperti saham preferen atau saham biasa), jumlah saham yang akan diterbitlkan, nilai
pari saham, kondisi privilege bagi setiap saham selain saham biasa, dan tanggal
penerbitan.
 Pembelian kembali modal saham. pembelian kembali saham biasa atau saham preferen,
penetapan waktu pembelian kembali, dan jumlah yang akan dibayar atau saham
semuanya harus disetujui oleh dewan direksi.
 Pengumuman dividen. dewan direksi harus mengotorisasi bentuk dividen (seperti tunai
atau saham), jumlah dividen per saham, dan catatan serta tanggal pembayaran dividen.
Penyimpanan Catatan dan Pemisahan Tugas yang Tepat jika suatu perusahaan menyimpan
catatan miliknya sendiri mengenai transaksi saham dan saham yang beredar, pengendalian
internal harus memadai untuk memastikan bahwa :
 Pemilik aktual saham diakui dalam catatan perusahaan
 Jumlah dividen yang benar dibayar ke pemegang saham yang memiliki saham pada
tanggal pencatatan dividen
 Potensi misapropriasi aktiva telah diminimalisasi
File Induk Modal Saham Pemegang Saham adalah catatan saham yang beredar pada suatu
waktu tertentu. File induk berfungsi sebagai pemeriksaan terhadap keakuratan catatan sertifikat
modal saham dan saldo saham biasa dalam buku besar umum. File tersebut juga digunakan
sebagai dasar bagi pembayaran dividen.
Panitera Independen dan Agen Transfer Saham setiap perusahaan yang sahamnya terdaftar
di bursa saham diwajibkan memiliki panitera independen  sebagai pihak yang bertanggung
jawab dalam memastikan bahwa saham diterbitkan oleh perusahaan sesuai dengan provisi modal
saham dalam akta perusahaan dan otorisasi dewan direksi.

9
b. Audit Modal Saham dan Modal Disetor
Auditor sangat memperhatikan empat hal berikut ketika mengaudit modal saham dan agio
saham :
 Transaksi modal saham yang ada telah dicatat
Auditor dapat mengkonfirmasikan apakah setiap transaksi modal saham memang terjadi
serta keakuratan transaksi yang ada dengan mereka dan kemudian menentukan apakah
semua transaksi telah dicatat.
 Transaksi modal saham yang dicatat memang terjadi dan dicatat secara akurat
Auditor dapat segera memverifikasi keakuratan pencatatan transaksi modal saham secara
tunai dengan mengkonfirmasi jumlahnya dengan agen transfer dan menelusuri jumlah
transaksi modal saham yang tercatat ke penerimaan kas. (Dalam kasus saham treasuri,
jumlahnya ditelusuri ke jurnal pengeluaran kas). Selain itu, auditor juga harus
memverifikasi apakah jumlah yang benar telah dikredit ke modal saham dan agio saham
dengan mengacu ke akta perusahaan untuk menentukan nilai pari atau ditetapkan modal
saham.
 Modal saham dicatat secara akurat
Auditor memverifikasi saldo akhir akun modal saham dengan menentukan terlebih dahulu
jumlah saham yang beredar pada tanggal neraca. Konfirmasi dari agen transfer merupakan
cara yang paling sederhana untuk memperoleh informasi ini. Jika agen transfer tidak ada,
auditor harus mengandalkan pemerikasaan atas catatan saham dan akuntansi untuk semua
saham yang beredar dalam catatan sertifikat saham, pemeriksaan semua sertifikat yang
dibatalkan, serta akuntansi untuk sertifikat kosong.
 Modal saham disajikan dan diungkapkan secara layak
Sumber informasi yang paling penting untuk menentukan apakah keempat tujuan yang
berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan bagi aktivitas modal saham telah dipenuhi
adalah akta perusahaan, notulen rapat dewan direksi, dan analisis auditor mengenai
transaksi modal saham.
c. Audit Dividen
Penekanan dakam audit dividen diberikan pada transaksi dividen dan bukan pada saldo akhir,
kecuali ada utang dividen.
Keenam tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi, tujuan yang paling penting, termasuk
yang berkenaan dengan utang dividen yaitu :
1)     Dividen yang dicatat memang terjadi (keterjadian)
2)     Dividen yang ada telah dicatat (kelengkapan)
3)     Dividen telah dicatat secara akurat (keakuratan)
4)     Dividen dibayar kepada pemegang saham yang ada (keterjadian)
5)     Utang dividen telah dicatat (kelengkapan)
6)     Utang dividen telah dicatat secara akurat (keakuratan)
Auditor memverifikasi keterjadian bagi dividen yang dicatat dengan memeriksa notulen rapat
dewan direksi menyangkut otorisasi jumlah dividen per saham dan tanggal dividen. Auditor
harus waspada terhadap kemungkinan belum tercatatnya dividen yang diumumkan, terutama
segera sebelum tanggal neraca. Prosedur audit yang berkaitan adalah mereview file permanen
audit untuk menentukan apakah terdapat restriksi atas pembayaran dividen dalam perjanjian atas
instrument permodalan.

10
Keakuratan pengumuman dividen dapat diaudit dengan cara menghitung jumlah atas dasar
dividen per saham dikalikan dengan jumlah saham beredar. Jika klien memakai agen transfer
untuk membagikan dividen, totalnya dapat ditelusuri ke ayat jurnal pengeluaran kas milik agen
dan juga dikonfirmasi.
d. Audit Laba Ditahan
Transaksi yang melibatkan laba ditahan bagi sebagian perusahaan adalah laba bersih tahun
tersebut dan pengumuman dividen. Perubahan lain dalam laba ditahan mencakup koreksi laba
periode sebelumnya, penyseuaian periode sebelumnya yang dibebankan atau dikredit secara
langsung ke laba ditahan dan penetapan atau eliminasi apropriasi laba ditahan.
Untuk memulai audit atas laba ditahan, auditor menganalisis laba ditahan selama tahun berjalan.
Skedul audit yang menunjukkan analisis, yang biasanya merupakan bagian dari file permanen,
berisi deskripsi setiap transaksi yang mempengaruhi akun tersebut.
Untuk menyelesaikan audit atas pengkreditan ke laba ditahan bagi laba bersih selama tahun
tersebut (atau pendebetan bagi rugi bersih), auditor perlu menelusuri ayat jurnal laba ditahan ke
angka laba bersih pada laporan laba rugi. Dalam mengaudit pendebetan dan pengkreditan ke
laba ditahan, selain laba bersih dan dividen, auditor juga harus menentukan apakah transaksi itu
telah dicantumkan. Sebagai contoh, penyesuaian periode sebelumnya dapat dimasukkan dalam
laba ditahan hanya jika penyesuaian itu memenuhi persyaratan standar akuntansi.
Auditor juga harus mengevaluasi apakah ada transaksi yang seharusnya dimasukkan tetapi
belum dilakukan. Standar akuntansi mewajibkan penyajian dan pengungkapan informasi yang
berkaitan dengan laba ditahan. Auditor sangat sibuk menentukan apakah tujuan penyajian dan
pengungkapan laba ditahan telah dipenuhi, terutama yang berkaitan dengan pengungkapan
setiap restriksi terhadap pembayaran dividen.

DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A., Elder, Landar J. dan Beasley, Mark S. 2015. Auditing & Jasa Assurance Edisi
Kelimabelas Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

11
Zamzami, Faiz., Mukhlis., dan Pramesti, Anissa Eka. 2014. Audit Keuangan Sektor Publik Untuk
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

12

Anda mungkin juga menyukai