Anda di halaman 1dari 15

AUDITING 2

“SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO”

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Auditing 2

Dosen Pengampu :
Ibu. Dhini Suryandari S.E.,M.Si.,Ak
Ibu. Richatul Jannah S.E.,M.Ak

Disusun oleh Kelompok 4 :

1. Windi Pramesti (7211421093)


2. Achmad Abizzar Ilham (7211421220)
3. Tiara Aprilia Rizkya Justitian (7211421221)
4. Muhammad Fauzan (7211421363)
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimphkan berkah,rahmat
dan karunianya pada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
“Sampling Audit Untuk Pengujian Atas Rincian Saldo”. Sholawat serta salam tetap tercurahan
kepada junjungan Nabi besar kita yaitu Nabi Muhammad SAW.Syukur Alhamdulliah kami telah
dapat menyusun dan membuat makalah ini walupun sederhana sesuai keterbatasan dan kemampuan
yang ada.
Penyusun Makalah ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak dan pada kesempatan ini
kami menguapkan terima kasih kepada teman"teman yang telah membantu kami hingga makalah
ini dapat terselesaikan, baik bantuan moral maupun material. Khususnya kami ucapakan terimakasih
kepada dosen mata kuliah Auditing 2 yaitu Ibu.Dhini ….. dan Ibu.Richa…… kami sadar bahwa
penulisan makalah ini jauh dari kata kesempurnaan.Oleh karna itu,kami mohon kritik dan saran yang
membangun dan bermanfaat bagi kami untuk mencapai kesempatan.
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kemajuan kita
bersama. Akhir kata saya berharap semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membacanya.

February 2023

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Standar Audit (SA 530), sampling audit diartikan sebagai proses penerapan
standar audit pada unsur-unsur kurang dari 100% dalam populasi audit yang relevan,
sedemikian rupa sehingga semua unit sampling memiliki peluang yang sama dipilih, untuk
memberikan basis yang memadai bagi auditor dalam menarik kesimpulan tentang populasi
secara keseluruhan.
Dalam esensinya, sampling adalah proses mempelajari keseluruhan dengan
menelaah hanya sebagian kecil. Namun, auditor harus menerima risiko bahwa sampel yang
dipilih tidak sepenuhnya mencerminkan populasi, yaitu karakteristik yang diproyeksikan dari
sampel mungkin berbeda dengan yang sebenarnya akan ditemukan. Jika populasi
keseluruhan atau sampel dalam jumlah yang lebih besar diaudit, risiko ini dapat
diminimalkan.
Dalam proses audit, sampling bukanlah tujuan akhirnya, tetapi hanya digunakan
sebagai sarana untuk mencapai tujuan pengauditan. Sampel dan hasil sampel hanyalah data
mentah yang harus diberi bobot dan dipelajari, agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Dalam pengambilan sampel, data sampel mentah tersebut harus dianalisis materialitasnya,
alasan, penyebab, dan dampak aktual atau potensialnya. Oleh karena itu, sampel yang
diambil merupakan langkah pertama untuk memberikan opini audit.
Teknik sampling dalam audit dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan
menggunakan Metode Statistik atau disebut "sampling statistik", dan Tanpa Menggunakan
Metode Statistik atau disebut "sampling non-statistik". Sampling statistik berbeda dengan
sampling non-statistik. Dalam sampling metode statistik, auditor dapat mengkuantifikasi
risiko sampling dengan menerapkan aturan matematika dalam perencanaan sampel dan
mengevaluasi hasil. Sedangkan dalam sampling non-statistik, auditor tidak mengkuantifikasi
risiko sampling, melainkan memilih unsur-unsur sampel yang diyakini akan memberikan
informasi yang paling bermanfaat dalam situasi yang dihadapi dan mencapai kesimpulan
tentang populasi berdasarkan hasil pertimbangannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Sampling Audit untuk Pengujian atas Rincian Saldo dan
mengapa teknik ini digunakan dalam proses audit?
2. Apa saja jenis-jenis Sampling Audit yang dapat digunakan untuk pengujian atas
Rincian Saldo, dan apa kelebihan dan kelemahan dari masing-masing jenis sampling
tersebut?
3. Bagaimana cara memilih sampel yang representatif dalam Sampling Audit untuk
Pengujian atas Rincian Saldo, dan bagaimana mengukur tingkat ketidakpastian dan
risiko yang terkait dengan sampel yang dipilih?
4. Bagaimana cara mengevaluasi hasil dari Sampling Audit untuk Pengujian atas
Rincian Saldo, dan bagaimana menginterpretasikan hasil tersebut dalam konteks
tujuan audit?
5. Bagaimana teknik Sampling Audit dapat membantu dalam mendeteksi potensi
kesalahan atau penipuan dalam rincian saldo, dan bagaimana cara mengatasi
temuan-temuan tersebut?
C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui pengertian dari Sampling Audit untuk Pengujian atas Rincian
Saldo dan mengapa teknik ini digunakan dalam proses audit
2. Untuk mengetahui jenis-jenis Sampling Audit yang dapat digunakan untuk
pengujian atas Rincian Saldo, dan apa kelebihan dan kelemahan dari masing-masing
jenis sampling tersebut?
3. Untuk mengetahui cara memilih sampel yang representatif dalam Sampling Audit
untuk Pengujian atas Rincian Saldo, dan bagaimana mengukur tingkat
ketidakpastian dan risiko yang terkait dengan sampel yang dipilih
4. Untuk mengetahui cara mengevaluasi hasil dari Sampling Audit untuk Pengujian
atas Rincian Saldo, dan bagaimana menginterpretasikan hasil tersebut dalam konteks
tujuan audit?
5. Untuk mengetahui teknik Sampling Audit dapat membantu dalam mendeteksi
potensi kesalahan atau penipuan dalam rincian saldo, dan bagaimana cara mengatasi
temuan-temuan tersebut.

BAB 2
PEMBAHASAN

A. PERBANDINGAN SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN ATAS


RINCIAN SALDO DAN UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN SERTA
PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI

Perbedaan utama antara pengujian pengendalian, pengujian substantif atas transaksi,


clan pengujian atas rincian saldo terletak pada apa yang ingin diukur oleh auditor.

Jenis Pengendalian Apa yang Diukurnya

Pengujian pengendalian • Keefektifan operasi pengendalian internal

Pengujian substantif atas transaksi • Keefektifan operasi pengendalian internal


• Kebenaran moneter transaksi dalam
sistem akuntansi

Pengujian atas rincian saldo • Apakah jumlah dolar saldo akun


mengandung salah saji yang material.

Auditor melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas


transaksi:
● Untuk menentukan apakah tingkat pengucalian populasi cukup rendah
● Untuk mengurangi penilaian resiko pengendalian dan karnanya mengurangi
pengujian atas rincian saldo.
● untuk perusahaan publik,guna menyimpulkan bahwa pengendalian telah beroprasi
secara efektif demi tujuan audit pengendalian internal atas pelaporan keuangan.
B. SAMPLING NONSTATISTIK

Langkah-Sampling Audit untuk Pengujian atas Rincian Saldo :


❖ Merencanakan Sampel
1. Menyatakan tujuan pengujian audit.
2. Memutuskan apakah sampling audit dapat diterapkan.
3. Mendefinisikan salah saji.
4. Mendefinisikan populasi.
5. Mendefinisikan unit sampling
6. Menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi.
7. Menetapkan risiko yang dapat diterima atas penerimaan yang salah.
8. Mengestimasi salah saji dalam populasi.
9. Menentukan ukuran sampel awal.
❖ Memilih Sampel dan Melaksanakan Prosedur Audit
10. Memilih sampel.
11. Melaksanakan prosedur audit.

❖ Mengevaluasi Hasil
12. Menggeneralisasi dari sampel ke populasi.
13. Menganalisis salah saji.
14. Memutuskan akseptabilitas populasi.

Langkah-Sampling Audit untuk Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif


atas Transaksi :
❖ Merencanakan Sampel
1. Menyatakan tujuan pengujian audit.
2. Memutuskan apakah sampling audit dapat diterapkan.
3. Mendefinisikan atribut clan kondisi pengecualian.
4. Mendefinisikan populasi.
5. Mendefinisikan unit sampling.
6. Menetapkan tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi.
7. Menetapkan risiko yang dapat diterima akibat ketergantungan yang berlebihan.
8. Mengestimasi tingkat pengecualian populasi.
9. Menentukan ukuran sampel awal.
❖ Memilih Sampel dan Melaksanakan Prosedur Audit
10. Memilih sampel.
11. Melaksanakan prosedur audit.
❖ Mengevaluasi Hasil
12. Menggeneralisasi dari sampel ke populasi.
13. Menganalisis pengecualian.
14. Memutuskan akseptabilitas populasi.
➔ Menyatakan Tujuan Pengujian Audit
Auditor akan mengambil sampel untuk pengujian atas rincian saldo guna
menentukan apakah saldo akun yang sedang diaudit telah dinyatakan secara wajar.
➔ Memutuskan Apakah Sampling Audit Dapat Diterapkan
Sampling audit dapat diterapkan setiap kali auditor berencana membuat
kesimpulan mengenai populasi berdasarkan sampel
➔ Mendefinisikan Salah Saji
Karena sampling audit untuk pengujian atas rincian saldo mengukur
salah saji moneter, yaitu salah saji yang terjadi apabila item sampel disalahsajikan.
Ketika mengaudit piutang usaha , setiap salah saji pada saldo pelanggan klien yang
dimasukkan dalam sampel auditor merupakan suatu salah saji.
➔ Mendefinisikan Populasi
Dalam pengujian atas rincian saldo, populasi didefinisikan sebagai item
yang membentuk populasi dolar yang tercatat.

Sampling Berstratifikasi Bagi kebanyakan populasi, auditor memisahkan


populasi ke dalam dua atau lebih subpopulasi sebelum menerapkan sampling audit. Hal
ini disebut sebagai sampling berstratifikasi (stratified sampling), di mana setiap
subpopulasi disebut sebagai strata. Stratifikasi memungkinkan auditor untuk
menekankan item populasi tertentu dan mengabaikan yang lain. Untuk kebanyakan
situasi sampling audit, termasuk konfirmasi piutang usaha, auditor ingin menekankan
nilai dolar tercatat yang lebih besar, sehingga mereka dapat mendefinisikan setiap
strata berdasarkan ukuran nilai dolar yang tercatat.

Tabel dibawah ini mengasumsikan bahwa auditor memutuskan untuk


menstratifikasi sebagai berikut :

Strata Kriteria Strata Jumlah dalam Popuasi dolar dalam populasi

1 >$15.000 3 $ 88.955

2 $5.000-$15.000 10 $ 71.325

3 <$5.000 27 $ 47.025

40 $207.295

Ada banyak cara lain untuk menstratifikasi populasi ini. Salah satu contohnya
adalah memiliki empat strata (membuat strata 3 item antara $2.000 clan $5.000, clan
menambahkan strata keempat untuk item yang lebih kecil dari $2.000).

➔ Mendefinisikan Unit Sampling


Untuk sampling nonstatistik dalam pengujian atas rincian saldo, unit
sampling hampir selau merupakan item yang membentuk saldo akun. Auditor dapat
menggunakan item membentuk populasi tercatat sebagai unit sampling untuk menguji
semua tujuan audit kecuali kelengkapan. Jika auditor berkepentingan dengan tujuan
kelangkaan mereka harus memilih sampel dari sumber yang berbeda, seperti
pelanggan atau vendor dengan saldo nol. Karena itu unit sampling untuk pengujian ini
adalah pelanggan dengan saldo nol
➔ Menetapkan Salah Saji yang Dapat Ditoleransi
Auditor menggunakan salah saji yang dapat ditoleransi untuk
menentukan ukuran sampel dan mengevaluasi hasil sampling nonstatistik. Auditor akan
memulainya dengan pertimbangan pendahuluan mengenai materialitas dan
menggunakan total tersebut untuk memutuskan salah saji dapat ditoleransi bagi setiap
akun. Ukuran sampel yang diperlukan akan meningkat jika salah saji yang dapat
ditoleransi auditor untuk saldo akun atau kelas transaksi
➔ Menetapkan Risiko yang Dapat Diterima atas Penerimaan yang Salah
Risiko yang dapat diterima atas penerimaan yang salah (acceptable risk of
incorrect acceptance = ARIA) adalah risiko yang bersedia ditanggung auditor karena
menerima suatu saldo sebagai benar padahal salah saji yang sebenarnya dalam saldo
tersebut melampaui salah saji yang dapat ditoleransi. ARIA mengukur keyakinan
yang diinginkan auditor atas suatu saldo akun. Untuk memperoleh keyakinan yang
lebih besar ketika mengaudit suatu saldo, auditor akan menetapkan ARIA yang lebih
rendah. Seperti ARACR pada pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas
transaksi, ARIA dapat ditetapkan secara kuantitatif (seperti 5% atau 10%), atau secara
kualitatif (seperti rendah, sedang, tinggi)
Ada hubungan terbalik antara ARIA dan ukuran sampel yang diperlukan.
Sebagai contoh, jika auditor memutuskan untuk mengurangi ARIA dari 10% menjadi 5%,
ukuran sampel yang diperlukan akan meningkat. Dengan kata lain, jika auditor
hanya bersedia mengambil resiko yang kecil, akan diperlukan ukuran sampel yang
lebih besar.
Sebuah faktor penting mempengaruhi keputusan auditor mengenai ARIA
adalah penilaian risiko pengendalian dalam model risiko audit. Jika pengendalian
internal sudah efektif, maka resiko pengendalian dapat dikurangi sehingga
memungkinkan auditor untuk meningkatkan ARIA. Pada gilirannya, hal ini akan
mengurangi ukuran sampel yang diperlukan untuk pengujian atas rincian saldo yang
berkaitan.
➔ Mengestimasi Salah Saji dalam Populasi
Auditor harus mengevaluasi sifat dan penyebab setiap salah saji yang
ditemukan dalam pengujian atas rincian saldo.Auditor harus menganalisis salah saji
untuk memutuskan apakah setiap modifikasi model risiko audit memang
diperlukan.Jika auditor menyimpulkan bahwa kelalaian untuk mencatat retur yang
disebabkan oleh lemahnya pengendalian internal, auditor mungkin perlu menilai
kembali risiko pengendalian. Hal tersebut pada gilirannya akan menyebabkan auditor
mengurangi ARIA, yang akan meningkatkan ukuran sampel yang direncanakan.
Revisi model risiko audit harus dilakukan dengan sangat hati-hati karena model
tersebut terutama ditujukan untuk perencanaan, bukan mengevaluasi hasil
SAMPLING UNIT MONETER

Pengambilan sampling unit moneter merupakan suatu inovasi dalam metodologi


sampling statistik yang dikembangkan secara khusus untuk digunakan oleh auditor. Pada
saat ini sampling unit moneter (Monetary Unit Sampling = MUS) merupakan metode
sampling statistik yang paling banyak digunakan untuk pengujian atas rincian saldo yang
mana disebabkan karena memiliki kesederhanaan statistik bagi sampling atribut serta
memberikan hasil statistik yang diekspresikan dalam dollar (atau mata uang lainnya yang
sesuai).

● Perbedaan antara Sampling Unit Moneter (MUS) dan Sampling


Nonstatistik
MUS juga biasa disebut sebagai sampling unit dolar, sampling jumlah
moneter kumulatif, dan sampling dengan probabilitas yang proporsional
dengan ukuran.
Secara garis besar MUS serupa dengan penggunaan sampling nonstatistik,
dimana ke-14 langkahnya juga harus dilaksanakan dalam MUS, namun ada
beberapa yang dilakukan dengan cara yang berbeda, berikut ini merupakan
perbedaannya :
1. Definisi Unit Sampling adalah suatu Dolar Individual
MUS memiliki fitur yang penting seperti definisi unit sampling sebagai
suatu dolar individual dalam saldo akun dengan berfokus pada dolar
individual sebagai unit sampling, dimana secara otomatis MUS akan
menekankan unit fisik yang memiliki saldo tercatat yang lebih besar.
2. Ukuran Populasi adalah Populasi Dolar yang Tercatat
MUS tidak dapat digunakan untuk mengevaluasi apakah item
persediaan tertentu memang ada tetapi belum diperhitungkan. Jika
tujuan kelengkapan sangat penting dalam pengujian audit, tujuan
tersebut harus dipenuhi secara terpisah dari pengujian MUS.
3. Ukuran Sampel Ditentukan dengan Menggunakan Rumus Statistik
Proses ini akan dibahas secara terinci setelah kita membahas 14
langkah sampling untuk sampling unit moneter (MUS).
4. Pemilihan Sampel Dilakukan dengan Menggunakan PPS
Sampel unit moneter adalah sampel yang dipilih dengan
menggunakan probabilitas yang proporsional bagi pemilihan ukuran
sampel (probability proportional to size sample selection = PPS).
5. Auditor Menggeneralisasi dari Sampel ke Populasi dengan
Menggunakan Teknik MUS
Tanpa memandang metode sampling yang dipilih, auditor harus
menggeneralisasi dari sampel ke populasi dengan ( 1)
memproyeksikan salah saji dari hasil sampel ke populasi dan (2)
menentukan kesalahan sampling yang terkait. Hasil statistik yang
diperoleh jika menggunakan MUS disebut sebagai batas salah saji
(misstatement bounds).

Auditor menggeneralisasi dari Sampel ke Populasi dengan Menggunakan Teknik


MUS Tanpa memandang metode sampling yang dipilih, auditor harus menggeneralisasi
dari sampel ke populasi dengan ( 1) memproyeksikan salah saji dari hasil sampel ke
populasi dan (2) menentukan kesalahan sampling yang terkait. Hasil statistik yang
diperoleh jika menggunakan MUS disebut sebagai batas salah saji (misstatement bounds).
Setelah itu auditor membandingkan batas salah saji yang telah dihitung dengan salah saji
yang dapat ditoleransi, yang mana jika Jika hasilnya batas salah saji melebihi salah saji
yang dapat ditoleransi, populasi itu dianggap tidak dapat diterima.

● Faktor-faktor yang digunakan dalam penghitungan ukuran sampel :


1. Risiko yang Dapat Diterima dari Penerimaan yang Salah (Acceptable
Risk of Incorrect Acceptance)
Aplikasi Sampling memerlukan penilaian oleh auditor atas
tingkat assurance yang dibutuhkan, yang dikenal dengan istilah
ARIA. ARIA ini merupakan bagian penting dalam proses audit yang
menggunakan teknik sampling, karena akan menentukan jenis dan
jumlah sampel yang akan diambil untuk pengujian.
2. Nilai Populasi yang Dicatat (Recorded Population Value)
Nilai dolar populasi diambil dari catatan klien.
3. Salah Saji yang Dapat Ditoleransi (Tolerable Misstatement)
Salah saji yang dapat ditoleransi pada umumnya sama dengan
materialitas kinerja, namun auditor dapat mengurangi toleransi jika
populasi yang diuji kurang dari 100 %.
4. Salah Saji yang Dapat Ditoleransi sebagai Persentase Nilai Populasi
(Tolerable Misstatement as a Percentage of Population Value)
Auditor menghitung salah saji yang dapat ditoleransi sebagai
persentase nilai populasi yang tercatat.
5. Estimasi Salah Saji Populasi (Estimated Population Misstatement)
MUS adalah metode yang paling sering digunakan apabila tidak ada
atau hanya ada sedikit salah saji yang diharapkan.
6. Salah Saji yang Dapat Ditoleransi sebagai Persentase Nilai Populasi
(Tolerable Misstatement as a Percentage of Population Value)
7. Rasio Estimasi Salah Saji Populasi terhadap Salah Saji yang Dapat
Ditoleransi (Ratio of Estimated Population Misstatement to Tolerable
Misstatement)
Auditor menghitung rasio estimasi salah saji terhadap salah saji yang
dapat ditoleransi.
8. Faktor Keyakinan (Confidence Factor)
Auditor menggunakan Tabel dibawah untuk menentukan faktor
keyakinan yang tepat berdasarkan pertimbangan auditor atas ARIA
dan rasio salah saji yang diharapkan terhadap salah saji yang dapat
ditoleransi.
9. Ukuran Sampel (Sample Size)

Langkah-langkah yang terlibat dalam menghitung ukuran sampel dalam


MUS diilustrasikan pada tabel dibawah ini :

Audit dengan menggunakan sampling unit moneter (MUS) memiliki sedikitnya


empat fitur yang menarik bagi auditor, diantaranya :
1. MUS secara otomatis akan meningkatkan kemungkinan memilih item dolar yang
tinggi dari populasi yang sedang diaudit.
2. MUS dapat mengurangi biaya pelaksanaan pengujian audit karena beberapa item
sampel akan diuji sekaligus.
3. MUS mudah untuk diterapkan.
4. MUS menghasilkan kesimpulan statistik dan bukan kesimpulan nonstatistik.

Namun MUS juga memiliki kelemahan seperti :

1. Total batas salah saji yang dihasilkan ketika salah saji ditemukan mungkin terlalu
tinggi untuk digunakan oleh auditor.
2. Sulit memilih sampel PPS dari populasi yang besar tanpa bantuan komputer.

Karena semua alasan tersebut, auditor sering kali menggunakan MUS ketika
mengharapkan tidak ada atau sedikit salah saji, menginginkan hasil dolar, dan mencatat
data populasi pada file komputer.

SAMPLING VARIABEL

Sampling variabel adalah metode statistik yang digunakan oleh auditor.


Pengambilan sampel variabel dan sampel nonstatistik untuk pengujian perincian saldo
memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mengukur salah saji dalam suatu saldo akun. Sama
halnya dengan sampling nonstatistik, jika auditor menentukan bahwa jumlah salah saji
melampaui jumlah yang dapat ditoleransi, maka mereka akan menolak populasi dan
melakukan tindakan tambahan.
Untuk memahami mengapa dan bagaimana auditor menggunakan metode sampling
variabel dalam auditing, kita harus memahami distribusi sampling dan bagaimana distribusi
itu mempengaruhi kesimpulan statistik auditor. Perlu diketahui bahwa pada dasarnya
auditor tidak mengetahui nilai rata-rata (mean) salah saji dalam populasi, distribusi jumlah
salah saji, atau nilai yang diaudit. Sehingga karakteristik populasi tersebut harus diestimasi
dari sampel. Biasanya dalam melakukan sampling auditor menghitung nilai rata-rata item
dalam sampel seperti berikut:

di mana:
x = nilai rata-rata item sampel
xj = nilai setiap item sampel individual
n = ukuran sampel
Distribusi rata-rata sampel seperti ini merupakan hal yang normal
dan memiliki semua karakteristik kurva normal: (1) kurvanya simetris, dan (2)
rata-rata sampel berada dalam bagian distribusi sampling yang jelas di
sekitar rata-rata atau mean dari mean tersebut, yang diukur oleh jarak di
sepanjang sumbu horizontal dalam istilah deviasi standar.

Auditor menggunakan proses inferensi statistik bagi semua metode sampling


variabel, yang mana setiap metode dibedakan menurut apa yang sedang diukur. Terdapat
tiga metode variabel yang digunakan :
1. Estimasi Perbedaan (difference estimation)
Dimana biasanya digunakan oleh auditor untuk mengukur estimasi jumlah salah saji
total dalam populasi apabila ada nilai tercatat maupun nilai yang diaudit bagi setiap
item sampel. Estimasi perbedaan sering kali menghasilkan ukuran sampel yang
lebih kecil jika dibandingkan dengan setiap metode lainnya, clan relatif mudah
digunakan. Karena alasan tersebut, estimasi perbedaan sering kali dianggap
sebagai metode variabel yang paling disukai.
2. Estimasi Rasio Estimasi rasio (ratio estimation)
Hampir mirip dengan estimasi perbedaan, hanya saja auditor menghitung rasio
antara salah saji clan nilai tercatatnya serta memproyeksikan hal ini dengan
populasi untuk mengestimasi total salah saji populasi.
3. Estimasi Rata-rata per Unit Dalam estimasi rata-rata per unit (mean per unit
estimation)
auditor berfokus pada nilai yang diaudit dan bukan pada jumlah salah saji setiap
item dalam sampel.

ILUSTRASI PENGGUNAAN ESTIMASI PERBEDAAN

Menetapkan Risiko yang Dapat Diterima Auditor menetapkan dua risiko:

1. Risiko yang dapat diterima atas penerimaan yang salah (ARIA). Risiko menerima
piutang usaha sebagai benar padahal sebenarnya mengandung salah saji sebesar
lebih dari $21.000. ARIA dipengaruhi oleh risiko audit yang dapat diterima, hasil
pengujian pengendalian clan pengujian substantif atas transaksi, prosedur analitis,
clan signifikansi relatif piutang usaha dalam laporan keuangan. Untuk audit Hart
Lumber, asumsikan ARIA sebesar 10 persen.
2. Risiko yang dapat diterima atas penolakan yang salah (ARIR). Risiko menolak
piutang usaha sebagai tidak benar padahal sebenarnya tidak mengandung salah
saji dalam jumlah yang material. ARIR dipengaruhi oleh biaya tambahan
resampling. Karena cukup mahal mengkonfirmasi piutang usaha untuk yang kedua
kalinya, asumsikan ARIR sebesar 25 persen.

Mengestimasi Salah Saji dalam Populasi Estimasi ini memiliki dua bagian:
1. Estimasi titik estimasi yang diharapkan. Auditor memerlukan estimasi di muka atas
titik estimasi populasi bagi estimasi perbedaan, seperti ketika mereka memerlukan
estimasi tingkat pengecualian populasi untuk sampling atribut. Estimasi di muka
untuk Hart Lumber adalah $1.500 (lebih saji), berdasarkan pengujian audit tahun
sebelumnya.
2. Melakukan estimasi deviasi standar populasi di muka-variabilitas populasi. Untuk
menentukan ukuran sampel awal, auditor memerlukan estimasi di muka atas variasi
salah saji dalam populasi seperti yang diukur oleh deviasi standar populasi.
(Perhitungan deviasi standar akan dijelaskan nanti, ketika hasil audit dievaluasi.)
Untuk Hart Lumber, hal itu diestimasi sebesar $20 berdasarkan pengujian audit
tahun sebelumnya.

Menghitung Ukuran Sampel Awai Ukuran sampel awal untuk Hart Lumber sekarang
dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

di mana:
n = ukuran sampel awal
SD* = estimasi di muka atas deviasi standar
ZA = koefisien keyakinan untuk ARIA
ZR = koefisien keyakinan untuk ARIR
N = ukuran populasi
TM = salah saji yang dapat ditoleransi untuk populasi (materialitas)
E* = estimasi titik estimasi salah saji populasi

Menggeneralisasi dari Sampel ke Populasi Auditor memilih sampel,


melaksanakan pengujian, dan mengidentifikasi salah saji sampel. Salah saji untuk Hart
Lumber ditunjukkan Empat langkah berikut akan menggambarkan perhitungan batas
keyakinan untuk Hart Lumber Company.
1. Menghitung titik estimasi total salah saji. Titik estimasi adalah ekstrapolasi langsung
dari salah saji dalam sampel ke salah saji dalam populasi.
2. Menghitung estimasi deviasi standar populasi. Deviasi standar populasi adalah
ukuran statistik dari variabilitas nilai setiap item dalam populasi. Jika ada sejumlah
besar variasi dalam nilai item populasi, deviasi standar akan lebih besar
dibandingkan jika variasinya kecil. Deviasi standar memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap interval presisi yang dihitung. Auditor dapat menghitung estimasi
yang masuk akal atas nilai deviasi standar populasi dengan menggunakan rumus
statistik standar
3. Menghitung interval presisi. Interval presisi dihitung dengan menggunakan rumus
statistik. Agar interval presisi yang dihitung memiliki arti penting, interval tersebut
harus dihubungkan dengan ARIA
4. Menghitung batas keyakinan. Auditor menghitung batas keyakinan, yang
mendefinisikan interval keyakinan, dengan mengombinasikan titik estimasi dari total
salah saji dan interval presisi yang dihitung pada tingkat keyakinan yang diinginkan
(titik estimasi ± interval presisi yang dihitung).

BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam sampling untuk pengujian atas rincian saldo, auditor menentukan
apakah jumlah dolar dalam suatu saldo akun disalahsajikan secara material. Kita
kemudian membahas 14 langkah dalam sampling nonstatistik untuk pengujian atas
rincian saldo. Ketika melaksanakan sampling audit nonstatistik, auditor
menggunakan pertimbangan untuk menggeneralisasi dari sampel ke populasi guna
menentukan apakah sampel dapat diterima. Sampling unit moneter adalah metode
statistik yang paling umum untuk pengujian atas rincian saldo. Metode ini
mendefinisikan unit sampling sebagai setiap dolar dalam saldo akun yang tercatat,
dan akibatnya, akun yang lebih besar lebih mungkin dimasukkan dalam sampel.
Metode sampling statistik variabel mencakup estimasi perbedaan, estimasi rasio,
dan estimasi rata-rata per unit. Metode-metode tersebut membandingkan nilai
sampel yang diaudit dengan nilai tercatat untuk mengembangkan estimasi salah saji
nilai akun. Penggunaan sampling variabel diilustrasikan dengan menggunakan
estimasi perbedaan

B. SARAN

Kami sebagai penulis menyadari masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami
sebagai penulis berharap kedepannya dapat memaparkan makalah di atas secara lebih
intensif dan detail, serta tentunya mempertimbangkan lebih banyak sumber yang bersifat
dapat dipercaya.

Kami menerima kritik beserta saran terhadap makalah kami agar kami dapat terus
berkembang menjadi lebih baik lagi. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam
menambah pengetahuan bagi yang membacanya.

Anda mungkin juga menyukai