Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN MUTU

NAMA KELOMPOK:

1. NI KADEK LIA WINDA SARI ( 202132121871 )


2. NI KADEK AYU DIAH KRISDIANTARI DEWI ( 202132121866 )
3. ARDEN PUTRA PRATAMA ( 202132121823 )
4. I MADE GALIH RAKHESWARA PANGGIH ( 202132121873 )
5. I WAYAN FERDY ANDIKA ( 202132121817 )
6. KADEK YUNGGA WIDIANTARA (202132121874)
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Meningkatkan produktivitas dan mutu barang dan jasa merupakan hal yang penting bagi
sebuah perusahaan. Penting karena barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan
memengaruhi nilai perusahaan itu sendiri. Jika produktivitas dan mutu barang dan jasanya
baik, maka nilai perusahaan tersebut tentu saja bagus, dan juga sebaliknya.
Untuk menghasilkan produktivitas dan mutu barang dan jasa yang baik maka dibutuhkan
manajemen produksi atau manajemen operasi untuk menjalankan proses produksi. Yang
berkaitan dengan pengelolaan factor-faktor produksi.
Yang diharapkan dari manajemen produksi atau manajemen operasi adalah menghasilkan
output yang bermutu baik sesuai dengan permintaan konsumen dan harganya terjangkau.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja sumber daya utama yang digunakan untuk produksi?
2. Faktor- faktor apa yang mempengaruhi keputusan penentuan lokasi public?
3. Bagaimana pengaruh berbagai faktor akan memengaruhi keputusan desain atau tata
ruang?
4. Apa saja pekerjaan penting yang terkait dengan pengendalian produksi?
5. Factor-faktor penting apa saja yang memengaruhi efisiensi produksi?
6. Apa saja sistem pengendalian mutu dan produk di dalam perusahaan dessert box?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui sumber daya utama yang digunakan untuk produksi
2. Untuk mengetahui Faktor- faktor apa yang mempengaruhi keputusan penentuan
lokasi public
3. Untuk mengetahui pengaruh berbagai faktor akan memengaruhi keputusan desain
atau tata ruang
4. Untuk mengetahui pekerjaan penting yang terkait dengan pengendalian produksi
5. Untuk mengetahui Factor-faktor penting apa saja yang memengaruhi efisiensi
produksi
6. Untuk mengetahui sistem pengendalian mutu dan produk dessert box di dalam
perusahaan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sumber Daya yang Digunakan dalam Proses Produksi

Perusahaan membutuhkan proses produksi (production process) atau disebut juga proses
konversi (conversion process) yang artinya ialah serangkaian pekerjaan di mana sumber daya
digunakan untuk memproduksi suatu barang atau jasa. Dalam proses produksi sebaiknya
memproduksi sebuah produk yang spesifik. Tugas dari manajemen produksi (production
management) atau manajemen operasi (operations management) disini adalah untuk
mengembangkan proses produksi dengan biaya yang lebih rendah dan bermutu tinggi guna
menghasilkan produk yang spesifik. Sumber daya utama yang digunakan oleh perusahaan dalam
proses produksi adalah sumber daya manusia (karyawan), bahan baku, dan sumber daya lainnya
(bangunan, mesin, dan peralatan).

 Sumber Daya Manusia


Dalam sebuah perusahaan dapat diidentifikasi dua jenis tenaga kerja, terdapat
tenaga kerja ahli yang diperlukan untuk melakukan sebuah pekerjaan tertentu dan tenaga
kerja tidak ahli yang melakukan pekerjaan yang umum dilakukan.
 Bahan Baku
Bahan baku diolah oleh sumber daya manusia (tenaga kerja) perusahaan untuk
menghasilkan produk yang diinginkan.
 Sumber Daya Lain
Terdapat banyak sumber daya pendukung yang mempunyai kontribusi besar
dalam proses produksi. Seperti halnya lahan untuk mendirikan bangunan sebagai tempat
beroperasi dan mesin serta peralatan untuk membantu pekerjaan manusia dalam
menghasilkan produk.
 Mengombinasikan Berbagai Sumber Daya Untuk Produksi
Para manajer menggabungkan berbagai sumber daya dengan menggunakan
stasiun-stasiun kerja dan lini perakitan. Statiun kerja (work station) adalah area dimana
satu atau beberapa orang karyawan diberi pekerjaan tertentu. Stasiun kerja membutuhkan
mesin dan peralatan sekaligus juga karyawan. Suatu lini perakitan (assembly line) terdiri
atas serangkaian stasiun kerja dimana setiap stasiun kerja dirancang untuk mengerjakan
tahapan-tahapan tertentu dari proses produksi.

2.2 Memilih Lokasi

Salah satu keputusan yang sangat penting dalam manajemen produki adalah pemilih
lokasi untuk pabrik atau kantor karena dapat memengaruhi biaya produksi dan kemampuan
peruahaan untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain.

 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Lokasi


Beberapa faktor harus dipertimbangkan ketika akan menentukan lokasi yang optimal,
yaitu:
1) Biaya Ruang Kerja, biaya sewa atau beli ruang kerja bervariasi tergantung pada
lokasi bangunan berada. Biayanya akan lebih tinggi untuk bangunan yang berada
pada pusat wilayah bisnis.
2) Biaya Tenaga Kerja, biaya tenaga kerja juga bervariasi. Biasanya gaji karyawan
dikota besar dan berkembang lebih besar daripada di perkampungan.
3) Intensif Pajak, beberapa pemerintah daerah mungkin bersedia memberikan kredit
pajak untuk menarik perusahaan ke daerah tersebut karena dapat menaikkan
tingkat kerja dan meningkatkan kondisi perekonomian di daerah itu.
4) Akses Transportasi, untuk mempermudah penjualaan produk secara nasional
maupun internasional, perusahaan dapat memilih lokasi yang dekat dengan
sumber transportasi.
5) Pasokan Tenaga Kerja, perusahaan akan memilih lokasi yang dapat menyediakan
sebagian besar tenaga yang dibutuhkan sesuai keahliannya.
 Mengevaluasi Kemungkinan- Kemungkinan Lokasi
Ketika sebuah perusahaan mengevaluasi berbagai lokasi perusahaan harus
mempertimbangkan setiap faktor yang dapat memengaruhi daya tarik dari setiap lokasi.
Pemilihan lokasi dalam satu kota juga merupakan hal yang sangat penting. Jika
perusahaan bermaksud untuk menyewa tempat, adalah hal penting untuk bertemu dengan
pemilik tempat tersebut sebelum memutuskan akan memilih suatu lokasi tertentu. Ketika
perusahaan telah mengidentifikasikan seluruh faktor yang sebaiknya dipertimbangkan,
perusahaan akan dapat memberikan bobot pada masing-masing faktor yang menunjukkan
arti penting faktor tersebut. Setelah perusahaan menentukan pembobotan yang diberikan
untuk masing-masing faktor, perusahaan akan mengevaluasi setiap kemungkinan lokasi
atas seluruh faktor yang relevan guna menentukan peringkat pembobotan untuk masing-
masing faktor. Selanjutnya, peringkat tersebut dikombinasikan untuk menentukan
peringkat keseluruhan dari setiap kemungkinan lokasi.

2.3 Memilih Desain Dan Tata Ruang

Setelah perusahaan memiliki lokasi untuk dibangun sebuah pabrik atau kantornya, maka
saatnya untuk menentukan desain atau tata ruang. Desain (design) menunjukkan ukuran dan
struktur dari pabrik atau kantor. Tata ruang (layout) adalah pengaturan mesin dan peralatan
dalam pabrik atau kantor. Desain dan tata ruang memengaruhi beban operasi.

 Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Desain Dan Tata Ruang


1) Karakteristik Lokasi, keputusan desain dan tata ruang tergantung pada
karakteristik lokasi yang dipilih. Misalnya bangunan berada di daerah dengan
harga tanahnya mahal, maka perusahaan sebaiknya membuat bangunan bertingkat
untuk mengefisienkan keuangannya.
2) Proses Produksi, dapat dengan mudah disesuaikan dengan mengakomodasi
perubahan-perubahan dimasa yang akan datang. Dibutuhkan tata ruang yang
fleksibel, perlu karyawan dengan keahlian yang fleksibel pula.
3) Lini Produksi, perluasaan lini produk karena permintaan pasar memungkinkan
memengaruhi tata ruang produksi. Diperlukan tata ruang yang fleksibel
(menyediakan ruang tambahan untuk ekspensi produk) untuk mengurangi biaya
redesain.
4) Kapasitas Produksi Yang Diinginkan, ketika merencanakan baik itu desain
maupun tata ruang, kapasitas produksi yang diinginkan oleh perusahaan (tingkat
produksi maksimum yang mungkin dicapai) harus ikut dipertimbangkan. Harus
dipertimbangkan kapasitas maksimun, pola pertumbuhan kapasitas perusahaan
dari waktu ke waktu, tata ruangnya dapat membuka lebih banyak tempat untuk
peningkatkan produksi dengan meminimalkan kemungkinan relokasi, dan
kebijakan kantor just-in-time akan mengurangi luas area kantor
2.4 Pengendalian Produksi

 Pembelian Bahan Baku


Para manajer akan melakukan hal berikut ketika akan membeli persediaan, yaitu:
1) Memilih Pemasok Bahan Baku
Dengan pertimbangan harga, kecepatan, mutu, pelayanan dan ketersediaan kredit. Salah
satu pertimbangan lainnya adalah kemampuannya untuk berinteraksi dengan sistem
pemesanan berbasis internet. Kini, banyak yang menggunakan e-procurement, atau
penggunaan internet untuk membeli sebagian bahan baku yang digunakan.
2) Mendapatkan Potongan Harga
Perusahaan yang membeli bahan baku dalam jumlah besar kepada pemasoknya mungkin
dapat memperoleh harga diskon, sekaligus dapat mempertahankan mutu.
3) Mendelegasikan Produksi Kepada Pemasok
Perusahaan-perusahaan manufaktur pada umumnya menggunakan outsourcing, yaitu
perusahaan membeli bagian-bagian produk dari pemasok dan bukannya memproduksi
bagian-bagian tersebut sendiri. Outsourcing dapat mengurangi beban perusahaan jika
pemasok dapat memproduksi bagian tersebut pada harga yang lebih murah dibandingkan
perusahaan itu sendiri. Jadi, ketika sebuah perusahaan melakukan outsourcing,
kemampuannya dalam memenuhi jadwal produksi akan menjadi tergantung pada
perusahaan- perusahaan lain tersebut. Dengan ini, perusahaan yang melakukan
outsourcing harus sangat berhati-hati dalam memilih pemasok. Strategi mendelegasikan
sebagian pekerjaan produksi kepada pemasok dikenal dengan istilah deintegrasi
(deintegration).
4) Pembayaran Secara Elektronik Kepada Pemasok
Semakin banyak perusahaan yang melakukan pembayaran secara elektronik
dibandingkan dengan melalui cek karena lebih efisien. Perusahaan harus memiliki saldo
yang mencukupi dalam rekeningnya.

 Pengendalian Persediaan
Pengendalian persediaan (inventory control) adalah proses pengelolaan persediaan pada
tingkat yang akan meminimalkan biaya. Pengendalian persediaan meliputi :
1) Pengendalian Persediaan Bahan Baku
Ketika perusahaan menanggung persediaan bahan baku yang berlebihan, mereka
membutuhkan dana untuk persediaan tersebut. Hal ini akan menyebabkan naiknnya
biaya penyimpanan (carrying cost), atau biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam
memelihara (menyimpan) persediaan. Meskipun perusahaan dapat mencoba untuk
mengurangi biaya penyimpannannya dengan sering melakukan pemesanan bahan baku
dalam jumlah kecil, strategi ini akan menaikkan biaya-biaya yang terkait dalam
penempatan pesanan [disebut biaya pemesanan (ordercost)]. Setiap penyesuaian yang
terjadi dalam strategi pembelian bahan baku umumnya akan mengurangi biaya
penyimpanan dengan menaikkan biaya pemesanan sebagai pengorbanannya atau
sebaliknya.
2) Pengendalian Persediaan Barang Dalam Proses
Perusahaan juga harus mengelola persediaan barang dalam proses (work-in-process
inventories) nya, yaitu persediaan barang-barang setengah jadi. Perusahaan menghindari
kekurangan semua jenis persediaan karena dapat menyebabkan gangguan produksi. Hal
ini dapat menyebabkan kekurangan produk akhir dan menyebabkan hilangnya penjualan.
3) Pengendalian Persediaan Barang Jadi Seiring dengan perubahan yang terjadi pada
permintaan akan produk perusahaan, para manajer perlu memonitor perbedaan antara
penawaran-permintaan yang telah diantisipasi. Jika diantisipasi akan terjadi kelebihan
pasokan produk, perusahaan dapat menghindari persediaan yang berlebihan dengan
melakukan pengarahan ulang berbagai sumber daya yang dimilikinya ke arah produksi
produk-produk lain.
4) Dampak Teknologi Pada Pengendalian Persediaan
Perusahaan dapat menggunakan internet untuk meningkatkan pengendalian
persediannya.

 Pengaturan rute
Pengaturan rute (routing) adalah urut-urutan (rute) pekerjaan yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan produksi suatu produk. Bahan baku dikirimkan ke berbagai stasiun kerja
sehingga dapat digunakan sesuai dengan spesifikasinya dalam proses produksi. Bagian
produksi yang khusus dari proses produksi akan diselesaikan di masing-masing stasiun
kerja. Proses pengaturan rute secara berkala dievaluasi untuk memastikan apakah proses
tersebut dapat ditingkatkan sehingga memungkinkan dilakukannya proses produksi yang
lebih cepat atau lebih mudah.

 Penjadwalan
Penjadwalan (scheduling) adalah tindakan penentuan periode waktu untuk masing-
masing pekerjaan dalam proses produksi. Jadwal produksi (production schedule) adalah
rencana penentuan waktu dan volume pekerjaan-pekerjaan produksi. Ketika perusahaan
tidak mampu menyelesaikan jadwal produksinya, maka akan berdampak pada pesanan
pelanggan yang tidak terselesaikan dan berakibat pada kehilangan pelanggan. Dampak
Teknologi terhadap Penjadwalan Produksi, dapat membantu meningkatkan penjadwalan
produksi melalui penggunaan sistem berbasis komputer yang disebut sistem perencanaan
sumber daya perusahaan (enterprise resource palnning-ERP) yang menghubungkan
sistem komputer dari berbagai departemen. Penjadwalan memiliki arti penting terutama
pada Proyek-proyek Khusus Jangka Panjang yang harus diselesaikan dalam tenggat
waktu tertentu.
 Pengendalian Mutu
Pengendalian Mutu (quality) dapat didefinisikan sebagai tingkat sampai sejauh mana
produk atau jasa dapat memenuhi keinginan atau harapan para pelanggan. Pengendalian
Mutu (quality control) adalah proses memastikan apakah mutu dari suatu produk atau
jasa telah memenuhi tingkat mutu yang diinginkan dan mengidentifikasi perbaikan-
perbaikan (jika ada) yang perlu dilakukan dalam proses produksi. Perusahaan
mengandalkan berbagai teknik untuk menilai mutu, yaitu :
1) Pengendalian Oleh Teknologi
Komputer dapat menentukan apakah komponen dari suatu produk telah memenuhi
standar mutu yang spefisik karena memiliki sensor-sensor elektronik yang dapat
menemukan bagian-bagian yang rusak.
2) Pengendalian Oleh Karyawan
Lingkaran pengendalian mutu (quality control circle), di mana sekelompok
karyawan diminta untuk menilai mutu dari suatu produk dan menawarkan saran-
saran untuk peningkatannya.
3) Pengendalian Melalui Pengambilan Contoh
Perusahaan juga dapat menilai mutu melalui pengambilan contoh (sampling), atau
memilih secara acak sebagian produk yang diproduksi dan melakukan pengujian
untuk memastikan bahwa produk telah memenuhi standar mutu.
4) Pengendalian Melalui Pengawasan Keluhan
Dalam hal ini dinilai dari produk yang telah terjual, dapat dinilai melalui produk
yang dikembalikan atau dengan keluhan-keluhan pelanggan.
5) Memperbaiki Kekurangan
Tujuan dari proses pengendalian mutu adalah tidak hanya untuk mendeteksi
kekurangan mutu namun juga untuk memperbaikinya.

2.5 Metode-Metode Untuk Meningkatkan Efisensi Produksi

Perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan efisiensi produksi (production


efficiency) nya, yaitu diindikasikan dengan biaya yang lebih rendah untuk jumlah
output dan tingkat mutu tertentu.

Efisiensi produk adalah yang penting bagi perusahaan-perusahaan jasa dan juga
perusahaan manufaktur.

Banyak perusahaan menentukan tujuan efisiensi produksi dengan menggunakan


tolok ukur (benchmark), yaitu metode pengevaluasiaan kinerja dengan melakukan
perbandingan terhadap beberapa tingkat (tolok ukur) tertentu yang telah dicapai oleh
perusahaan lain.

Manajer puncak di beberapa perusahaan menentukan target (tujuan) efisiensi


produksi yang tidak dapat dicapai dengan kondisi yang ada sekarang. Target-target ini
disebut dengan target regang (stretch target) karena mereka tertarik diluar hal yang
biasanya. Target regang dapat dibuat sebagai jawaban atas adanya penurunan pangsa
pasar atau kinerja perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan efisiensi produksi melalui
metode-metode sebagai berikut:

 Teknologi
Perusahaan dapat meningkatkan efisiensi produksinya dengan menerapkan
teknologi baru karena dapat melakukan pekerjaan lebih cepat. Proses produksi
menjadi terotomatiasasi (automated) karena pekerjaan telah diselesaikan oleh mesin
tanpa menggunakan tenaga manusia.
 Skala Ekonomis
Perusahaan juga dapat mengurangi biaya dengan mencapai skala ekonomis
(economics of scale), yaitu biaya rata-rata yang lebih rendah yang timbul akibat
melakukan produksi dalam jumlah yang lebih besar.

 Restrukturisasi
Restrukturisasi (restructurization) berkaitan dengan perubahan proses
produksi sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan efisiensi. Nilai perusahaan
dapat meningkat ketika restrukturisasi dapat meningkatkan laba perusahaan. Banyak
perusahaan melakukan rekayasa ulang (reengineering), yaitu perencanaan ulang
struktur organisasi dan operasi sebuah perusahaan.
 Integrasi Pekerjaan-Pekerjaan Produksi
Pekerjaan-pekerjaan dalam memproduksi saling berkaitan, maka sebuah
pekerjaan bisa diselesaikan apabila pekerjaan lain telah selesaikan. Karena jika salah
satu pekerjaan dalam memproduksi mengalami kegagalan, maka jadwal produksi
keseluruhan akan terganggu. Oleh sebab itu perusahaan akan mengawasi apa yang
disebut dengan rantai pasokan (supply chain), atau proses dari sejak awal proses
produksi hingga produk sampai ketangan pelanggan. Perusahaan akan menentukan
lokasi produksi dan mempekerjakan karyawan dengan stasiun-stasiun kerja, serta tata
ruang dan desaian untuk efisiensi produksi.

2.6 Sistem Pengendalian Mutu Dalam Bisnis Dessert Box.

Pengendalian mutu yang dilakukan sebuah perusahaan bergantungan pada industri


perusahaan tersebut berada. Ketika membuat usaha memproduksi makanan seperti
dessert box, maka proses quality control yang tepat digunakan untuk memastikan bahwa
ketika pembeli mengkonsumsi produk tersebut tidak mengalami masalah kesehatan dan
menimbulkan penyakit. Oleh sebab itu perusahaan melakukan penelitian barang-barang
yang harus di gunakan dalam membuat makanan dessert box itu dan memeriksa produksi
barang tersebut. Pengendalian mutu lain juga dapat kita lihat melalui kemasan makanan
dessert box dimana kemasan yang sudah teruji dan aman untuk mengemas makanan
tersebut dimana terdapat cara menggunakan produk tersebut agar mudah di gunakan dan
dapat bermanfaat untuk di gunakan kembali oleh pembeli.Selain itu, dalam proses
produksi sebuah makanan dessert box, maka quality control atau pengendalian mutu yang
dilakukan lebih berfokus pada bagaimana agar makanan yang di sajikan menarik
pelanggan dan setiap komponen di dalamnya serta kualitas bahan-bahan makanan dan
kemasannya berkualitas dan aman untuk di gunakan. Pengendalian mutu yang kami
lakukan dalam bisnis dessert box ini yaitu:

1) Jaminan kualitas: inspeksi, bahan, perakitan, layanan, dan area lain yang
terkait dengan kualitas produk atau layanan.
2) Pengujian Kegagalan: mencoba membuat dessert box dengan cara yang
berbeda.
3) Total Total Quality Control: Ukuran yang digunakan dalam kasus di mana
penjualan menurun meskipun penerapan teknik kontrol kualitas statistik atau
peningkatan kualitas.
4) Karyawan: memastikan karyawan bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung
jawab yang diberikan.

BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Dalam proses produksi dibutuhkan Sumber Daya Mansuia untuk mengelola Bahan Baku
dan memanfaatkan Sumber Daya lainnya untuk menghasilkan produk yang baik. Beberapa
Sumber Daya Manusia atau Tenaga Kerja dapat masuk kedalam manajemen produksi untuk
memilih lokasi pabrik atau kantor yang sesuai karena lokasi sangat menentukan beban yang akan
dikeluarkan perusahaan. Maka harus dilakukan desain dan tata ruang yang sangat amat tepat
untuk pabrik atau kantor tersebut. Setelah semuanya telah rampung dan sebelum proses produksi
berjalan, perusahaan harus melakukan pengendalian produksi, berupa pengendalian bahan baku,
persediaan, rute, mutu dan juga penjadwalan. Setelah proses produksi berjalan, maka waktunya
untuk memikirkan cara meningkatkan efisiensi produksi untuk menghasilkan laba yang besar,
tetapi dengan kualitas yang baik dan harga yang lebih rendah. Dalam hal ini terdapat beberapa
hal yang dijadikan tolak ukur sebagai perbandingan perusahaan kita.

Anda mungkin juga menyukai