Anda di halaman 1dari 16

Meningkatkan Produktivitas dan Mutu

1. Sumber Daya yang Digunakan dalam Proses Produksi

Proses produksi (proses konversi) adalah serangkaian pekerjaan di mana

berbagai sumber daya digunakan untuk memproduksi produk barang atau jasa. Proses

tersebut menyebutkan kombinasi berbagai sumber daya yang dialokasikan untuk

produksi, pembagian pekerjaan, dan urutan pekerjaan. Banyak kemungkinan proses

produksi mengakibatkan diproduksinya suatu produk yang spesifik. Jadi, manajemen

produksi ditujukan untuk mengembangkan proses produksi yang efisien (relatif rendah

biayanya) dan bermutu tinggi guna menghasilkan produk barang dan jasa yang spesifik.

Yang dimaksud dengan manajemen produksi ialah, manajemen proses dimana

berbagai sumber daya (seperti karyawan dan mesin) digunakan untuk memproduksi

barang dan jasa.

Berbagai sumber daya utama yang digunakan oleh perusahaan dalam proses

produksi adalah sumber daya manusia (karyawan), bahan baku, dan peralatan.

a. Sumber Daya Manusia

Perusahaan harus mengidentifikasikan jenis karyawan yang dibutuhkan untuk produksi.

Tenaga kerja ahli diperlukan untuk beberapa bentuk produksi, namun untuk bentuk-

bentuk produksi yang lain, dapat digunakan tenaga kerja tidak ahli. Beban operasi yang

terkait dalam perekrutan sumber daya manusia akan tergantung pada jumlah karyawan

maupun tingkat keahliannya.


b. Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi normalnya diubah oleh sumber

daya manusia menjadi suatu produk akhir. Pembuatan ban akan tergantung pada

bahan baku karet, pembuatan mobil akan tergantung pada baja, dan penerbit buku

akan tergantung pada kertas. Perusahaan-perusahaan jasa seperti biro perjalanan dan

konsultasi investasi tidak terlalu tergantung pada bahan baku karena mereka tidak

melakukan proses manufaktur.

c. Sumber Daya Lain

Sumber daya lain yang dibutuhkan dalam proses produksi seperti, bangunan, mesin,

peralatan lain, serta teknologi canggih lainnya. Perusahaan manufaktur menggunakan

pabrik dan kantor, lokasi tersebut dapat dimiliki atau disewa oleh perusahaan. Karena

membeli sebuah bangunan memerlukan biaya yang mahal. Mesin dan peralatan juga

dibutuhkan oleh banyak perusahaan manufaktur. Teknologi juga dapat menjadi salah

satu sumber daya yang dibutuhkan bagi perusahaan-perusahaan manufaktur dan jasa.

Mengombinasikan Berbagai Sumber Daya untuk Produksi

Untuk memungkinkan tercapainya produksi dengan biaya yang rendah, para manajer

menggabungkan berbagai sumber daya dengan menggunakan stasiun-stasiun kerja

dan lini perakitan. Stasiun kerja (work stasiun) adalah area dimana satu atau beberapa

orang karyawan diberi pekerjaan tertentu. Staiun kerja membutuhkan mesin dan

peralatan sekaligus juga karyawan. Sedangkan lini perakitan adalah rangkaian stasiun

kerja di mana setiap stasiun kerja dirancang untuk mengerjakan tahapan-tahapan

tertentu dari proses produksi. Produksi dari satu produk tunggal mungkin membutuhkan

beberapa stasiun kerja, dimana setiap stasiun menggunakan karyawan, mesin, dan

bahan baku. Karena biaya dari semua sumber daya tersebut berikut bangunannya

dapat cukup substansial jumlahnya, manajemen produksi yang efisien akan dapat
mengurangi pengeluaran, yang selanjutnya akan dapat diubah menjadi laba yang lebih

tinggi.

2. Memilih Lokasi

Salah satu keputusan yang sangat penting dalam manajemen produksi adalah

pemilihan lokasi untuk pabrik atau kantor. Lokasi dapat sangat memengaruhi biaya

produksi dan selanjutnya kemampuan perusahaan untuk bersaing dengan perusahaan-

perusahaan lain.

Faktor-faktor yang memengaruhi keputusan lokasi

 Biaya Ruang Kerja

Biaya membeli atau menyewa ruang kerja, misalnya ruang kerja atau kantor.

 Biaya Tenaga Kerja

Biaya perekruan karyawan sangat bervariasi di berbagai lokasi. Gaji di kota besar

cenderung akan lebih tinggi daripada gaji di luar kota besar untuk satu pekerjaan yang

sama.

 Insentif Pajak

Pemerintah biasanya memberikan insentif ini untuk menaikkan tingkat kerja dan

meningkatkan kondisi perekonomian di daerahnya.

 Sumber Permintaan

Biaya transportasi dan pelayanan produk tentunya akan dapat di minimalisasi dengan

melakukan produksi di lokasi yang dekat dengan sumber permintaan.


 Akses Transportasi

Ketika perusahaan menjual produk-produknya secara nasional,mereka dapat memilih

lokasi yang dekat dengan sumber utama transportasinya. Misalnya, beberapa pabrik

dan kantor didirikan di dekat jalan tol.

 Pasokan Tenaga Kerja

Perusahaan yang berencana untuk mempekerjakan tenaga-tenaga kerja khusus harus

mampu menarik tenaga kerja yang dibutuhkannya. Perusahaan-perusahaan

bertekhnologi tinggi cenderung berlokasi di dekat perguruan tinggi dimana terdapat

tenaga kerja terdidik dalam jumlah yang berlimpah.

Mengevaluasi Kemungkinan-kemungkinan Lokasi

Ketika sebuah perusahaan mengevaluasi berbagai lokasi, perusahaan harus

mempertimbangkan setiap faktor yang dapat memengaruhi daya tarik dari sebuah

lokasi. Jika perusahaan bermaksud untuk menyewa tempat, hal yang penting untuk

brtemu dengan pemilik tempat tersebut sebelum memutuskan akan memilih suatu

lokasi tertentu. Perusahaan-perusahaan yang mengandalkan tenaga kerja secara

intensif kemungkinan memberikan bobot yang tinggi pada biaya Sumber Daya Manusia.

3. Memilih Desain Dan Tata Ruang

Faktor-faktor yang mempengaruhi Desain dan Tata Ruang

Keputusan desain dan tata ruang akan dipengaruhi oleh karakteristik-karakteristik

sebagai berikut :
 Karakteristik lokasi

Keputusan desain dan tata ruang tergantung pada beberapa karakteristik dari lokasi

yang dipilih. Sebagai contohnya, jika lokasi berada di daerah dengan harga tanah yang

tinggi, maka perusahaan akan mendesain bangunan bertingkat sehingga hanya

membutuhkan sedikit tanah.

 Proses Produksi

Desain dan tata ruang juga tergantung pada proses produksi yang akan digunakan.

Jika perusahaan menggunakan perusahaan menggunakan operasi perakitan lini,

sebagai contohnya satu orang dapat melalukan pembuatan komponen, sedangkan

orang berikutnya merakit komponen tersebut, dan orang berikutnya lagi mengemas

produk

 Lini Produk

Sebagian perusahaan memproduksi lebih dari satu produk atau jasa di lokasinya.

Perusahaan-perusahan dengan lini produk dengan lini produk yang sempit akan

memusatkan perhatian pada produksi satu atau sedikit produk saja, yang

memungkinkan melakukan spesialisasi, contohnya popularitas sport untility vehicle

 Kapasitas Produksi yang Diinginkan

Ketika merencanakan baik desain atau tata ruang, kapasitas produksi yang diinginkan

oleh perusahaan (tingkat produksi maksimum yang dicapai) harus ikut dipertimbangkan.

Jika perusahaan tidak merencanakan pertumbuhan, perusahaan harus mencari lokasi

baru ketika permintaan produk telah melebihi kapasitas produksinya. Meskipun memiliki

tata ruang yang memungkinkan pertumbuhan yang diinginkan. Sebagai contoh sebuah

perusahaan dapat tetap menyediakan kantor berikut meja, komputer, dan telepon bagi

setiap karyawan yang biasanya yang berkerja dirumah namun perlu menggunakan

tempat bekerja sementara di perusahaan.


4. Pengendalian Produksi

Setelah pabrik dan desainnya selesai dipilih, perusahaan selanjutnya dapat melakukan

pengendalian produksi (production control), yang antara lain meliputi :

A. Pembelian bahan buku

Para manejer akan melakukan pekerjaan – pekerjaan berikut ini ketika membeli

persediaan :

 Memilih pemasok bahan baku

Dalam melakukan pilihan diantara beberapa pemasok, perusahaan akan

mempertimbangkan berbagai karakteristik seperti misalnya harga, kecepatan, mutu,

pelayanan, dan ketersediaan kredit. Pendekatan umum dalam mengevaluasi pemasok

adalah dengan pertama-tama mendapatkan harga dari masing-masing pemasok.

Kemudian masing-masing pemasok akan dimintai satu contoh produk dan dimimtai satu

contoh produk.Atau alternatifnya, perusahaan dapat pada awalnya menggunakan

beberapa pemasok dan kemudian akhirnya memilih pemasok yang memberikan

pelayana terbaik.

Salah satu pertimbangan lain dalam memilih pemasok adalah kemampuannya untuk

nerinteraksi dengan suatu sistem pemesanan berbasis internet. Banyak perusahaan

kini menggunakan e-procurement, atau penggunaan internet untuk membeli sebagian

bahan baku yang digunakan. Hal ini akan mengurangi waktu yang harus disediakan

oleh para karyawan untuk melakukan pemesanan dan akhirnya dapat mengurangi

pengeluaran.

 Mendapat potongan harga

Perusahaan yang membeli bahan baku dalam jumlah besar kepada pemasoknya

mungkin dapat memperoleh harga diskon atas bahan baku tersebut sekaligus tetap

dapat mempertahankan mutu.


 Mendelegasikan produksi kepada pemasok

Perusahaan-perusahan manufaktur pada umumnya menggunakan outsourcing,

yaitu,perusahaan membeli bagian-bagian produk dari pemasok dan bukannya

memproduksi bagian-bagian tersebut sendiri. Outsourcing dapat mengurangi beban

perusahaan jika pemasok dapat memproduksi bagian tersebut pada harga yang lebih

murah dibandingkan perusahaan itu sendiri.

Meskipun outsourcing dapat menguntungkan, ia akan menempatkan tanggung jawab

yang besar pada perusahaan-perusahaan manufaktur lain. Jadi, ketika sebuah

perusahaan melakukan outsourcing, kemampuannya dalam memenuhi jadwal produksi

akan menjadi tergantungpada perusahaan-perusahaan lain tersebut. Karena alasan ini,

perusahaan yang melakukan outsourcing harus sangat berhati-hati dalam memilih

pemasok yang dapat diandalkan.

B. Pengendalian persediaan

Pengendalian persediaan (inventory control) adalah proses pengelolaan persediaan

pada tingkat yang akan meminimalkan biaya. Pengendalian ini mengharuskan adanya

manajemen persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan

barang jadi, seperti dijelaskan dibawah ini.

 Pengendalian persedian bahan baku

Ketika perusahaan menanggung persediaan bahan baku yang berlebihan, mereka

mungkin perlu meminjam tambahan dana untuk mendanai persediaan tersebut.hal ini

dikeluarkan perusahanan dalam memelihara (menyimpan) persediaan.biay

penyimpanan meliputi biaya pendanaan sekaligus juga biaya-biaya yang terkait dengan

penyimpana atau pengasurasian persediaan. Salah satu metode yang popuer umtuk

mengurangi biaya penyimpanan adalah sistem just-in-time (JIT) yang diciptakan oleh
perusahaan-perusahaan jepang. Sistem ini mencoba untuk mengurangi persediaan

bahan baku ke tingkat yang paling minimum dengan sering melakukan pemesanan

bahan baku dalam jumlah kecil.

Perencanaan bahan baku adalah proses untuk memastikan telah tersediannya bahan

baku bilamana dibutuhkan. Dengan normalnya menggunakan bantuan sebuah

komputer, MRP akan membantu para manejer menentukan jumlah bahan baku secara

spesifik yang sebaiknya dibeli.langkah pertama MRP adalah bergerak mundur dari

barang jadi ke depan dan menenentukan harga lama bahan baku dimuka dibutuhkan

sebelum barang selesai di produksi.

 Pengendalian persediaan barang dalam proses.

Perusahaan juga harus mengelola persediaan barang dalam prosesnya, yaitu

persediaan barang-barang setengah jadi. Perusahaan mencoba untuk terhindar dari

kekurangan semua jenis persedian. Konsekuensi langsung dari kekurangan persediaan

bahan baku atau barang dalam proses adalah gangguan dalam produksi. Hal ini dapat

menyebabkan kekurangan produk akhir,dan menyebabkan hilangnya penjualan.

 Pengendalian persediaan barang jadi

Seiring dengan perubahan yang terjadi pada permintaan akan produk perusahaan dari

waktu ke waktu, para menejer perlu memonitor perbedaan antar penawaran-permintaan

yang telah diantisipasi.

Keputusan persediaan dapat mengalami penyesuaian sepanjang tahun akibat adanya

permintaan musiman. Sebagai contoh, toko-toko yang yang menjual pakaian renang

merasakan permintaan terbesar mereka selama musim panas. Mereka perlu manjaga

tingkat persediaan yang tinggi dalam bulan-bulan tersebut untuk memastikan bahwa

mereka mampu memenuhi permintaan.


C. Pengaturan rute

Pengaturan rute adalah urutan-urutan pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

produksi suatu produk. Bahan baku biasanya dikirimkan keberbagao stasiun kerja

sehingga mereka dapat digunakan sesuai dengan spesifiknya dalam proses

produksi.proses pengaturan rute secara berkala dievaluasi untuk memastikan apakah

proses tersebut dapat ditingkatkan sehingga memungkinkan dilakukannya proses

produksi yang lebih cepat atau lebih murah.

D. Penjadwalan

Penjadwalan adalah tindakan penentuan periode waktu untuk masing-masing

pekerjaan dalam proses produksi. Jadwal produksi adalah rencana penentuan waktu

dan volume pekerjaan – pkerjaan produksi. Sebagai contoh, jadwal produksi untuk

sebuah sepeda dapat terdiri atas waktu dua jam untuk perakitan setiap rangka dan satu

jam untuk perakitan setiap roda. Penjadwalan adalah suatu hal yang bermanfaat karena

akan mementukan jumlah produksi yang diharapkan yang seharusnya dapat dicapai di

setiap stasiun kerja selama satu hari atau satu minggu.

Penjadwalan proyek-proyek khusus

Salah satu metode penjadwalan pekerjaan untuk proyek khusus adalah dengan

menggunakan diagram gantt ( gantt chart) yaitu menggambarkan perkiraan waktu untuk

setiap pekerjaan dalam proses produksi. Metode penjadwalan yang lain bagi proyek

khusus adalah teknik evaluasi dan peninjauan program (program evaluation and review

technique PERT ) yaitu menjadwalkan pekerjaan-pekerjaan dengan cara yang akan

meminimalkan penundaan – penundaan yang terjadi dalam proses produksi. PERT

meliputi langkah-langkah sebagai berikut :

1. Pengidentifikasian beragam jenis pekerjaan yang terkait dalam proses produksi.


2. Penyusunan pekerjaan dalam urutan yang harus dilakukan, urutan ini dapat

dilambangkan dalam diagram dengan panah-panah yang menggambarkan jalur

atau urutan proses produksi.

3. Pengestimasian waktu yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas.

E. Pengendalian mutu

Mutu ( quality) dapat didefinisikan sebagai tingkat samapai sejauh mana produk atau

jasa dapat memenuhi keinginan atau harapan para pelanggan. Mutu berhubungan

dengan kepuasan pelanggan, yang selanjutnya dapat mempengaruhi penjualan di

masa depan dan karenanya kinerja perusahaan di masa depan.

Pengendalian mutu (quality control) adalah proses memastikan apakah mutu dari suatu

produk atau jasa telah memenuhi tingkat mutu yang diinginkan dan mengidentifikasi

perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan dalam proses produksi.

Tindakan mengawasi dan meningkatkan mutu produk dan jasa yang dihasilkan pada

umumnya disebut sebagai manajemen mutu total (total quality management MTQ) yang

pertama kali dikembangkan oleh W. Edwards adaeming. Diantara beberapa panduan

utama TQM dalam peningkatan mutu terdapat beberapa hal sebagai berikut:

a. Memberikan pendidikan dan pelatihan bagi para manejer dan karyawan yang

mereka butuhkan untuk dapat melaksanaan pekerjaan mereka.

b. Mendorong para karyawan untuk bertanggung jawab dan memberikan

kepemimpinan.

c. Mendorong seluruh karyawan untuk mencari cara-cara yang akan dapat

meningkatkan proses produksi.

Untuk memastikan bahwa mutu tetap dipertahankan, perusahaan secara berkala

mengevaluasi metode – metode yang digunakan untuk mengukur mutu produk atau
jasanya. Perusahaan juga mengandalkan berbagai teknik untuk menilai mutu, seperti

yang dibahas dibawah ini :

 Pengendalian oleh teknologi

Motorola dan banyak perusahaan lainnya menggunakan komputer untuk menilai mutu.

Komputer dapat menentukan apakah setiap komponen dari suatu produk telah

memenuhi standar mutu yang spesifik. Mesin yang dikendalikan oleh komputer memilik

sensor-sensor elektronik yang dapat menemukan bagian-bagian rusak.

 Pengendalian oleh karyawan

Perusahaan juga memanfaatkan karyawan–karyawan untuk menilai mutu. Banyak

perusahaan seperti misalnya IBM dan Daimler-Chrysler menggunakan lingkaran

pengendalian mutu ( quality control circle), dimana seko\elompok karyawan diminta

untuk menilai mutu dari suatu produk dan menawarkan saran-saran untuk

peningkatannya.lingkaran pengendalian ini biasanya memperkenankan terjadi lebih

banyak interaksi diantara para pekerja dan manejer serta memberikan ras tanggung

jawab kepada para pekerja .

 Pengendalian melalui pengambilan contoh

Perusahaan juga dapat menilai mutu melalui pengambilan contoh ( sampling) atau

memilih secara acak sebagian produk yang diproduksi dan melakukan pengujian untuk

memastikan bahwa produk telah memenuhi standar mutu.

 Pengendalian melalui pengawasan

Mutu sebaiknya dinilai tidak hanya ketika produk tersebut diproduksi melainkan juga

setelah produk tersebut dijual. Mutu produk yang telah terjual dapat dinilai melalui

pengawasan proporsi produk yang dikembalikan atau dengan melacak keluhan-keluhan

dari pelanggan.
 Memperbaiki kekurangan

Tujuan dari proses pengendalian mutu adalah tidak hanya untuk mendeteksi

kekurangan mutu namun juga untuk memperbaikinya. Jika terjadi kekurangan dalam

hal mutu, masalah yang terjadi kemungkinan dapat disebabkan oleh salah satu dari

beberapa faktor : bahan baku yang tidak memenuhi syarat dari pemasok,mutu

pekerjaan karyawan yang tidak memenuhi syarat, atau rusaknya mesin atau peralatan.

Jika bahan baku tidak memenuhi syarat menjadi penyebab kekurangan mutu,

perusahaan dapat meminta pemasok yang ada memperbaiki mutunya atau bahkan

dapat memperoleh bahan baku dari pemasok lain di masa akan mendatang. Jika

penyebabnya adalah hasil kerja karyawan, perusahaan perlu melatih ulang atau

memperingatkan karyawan tersebut. Dan jika penyebabnya kekurangan mutu adalah

mesin, perusahaan perlu mengganti mesin tersebut atau melakukan perbaikan.

5. Metode – Metode Untuk Meningkatkan Efisiensi Produksi

Perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan efisiensi produksi, yaitu diindikasikan

dengan biaya yang lebih rendah untuk jumlah output dan tingkat mutu tertentu.

Efisiensi produksi adalah hal yang paling penting bagi perusahaan jasa sekaligus pula

perusahaan manufaktur. Banyak perusahaan menentukan tujuan efesiensi produksi

dengan menggunakan tolak ukur, yaitu metode pengevaluasian kinerja dengan

melakukan perbandingan terhadap beberapa tingkat tertentu. Perusahaan dapat

meningkatkan efesiensi produksi melalui metode berikut :


 Teknologi

Perusahaan dapat meningkatkan efesiensi produksinya dengan menerapkan teknologi

baru. Mesin – mesin baru yang menggunakan teknologi yang telah dikembangkan

dapat melakukan pekerjaan dengan lebih cepat.

Banyak proses produksi telah terotomatisasi atau dengan istilah lain, pekerjaan –

pekerjaannya telah diselesaikan oleh mesin tanpa menggunakan tenaga manusia.

Karena mesin dapat lebih murah biayanya daripada sumber daya manusia, maka

otomatisasi dapat meningkatkan efesiensi produksi.

Untuk dapat secara efektif memanfaatkan keuntungan dari otomatisasi, berikut ini

bebarapa panduan yang sebaik nya di pertimbangkan :

1. Rencana. Perencanaan adalah hal yang perlu dilakukan untuk memutuskan

bentuk otomatisasi yang paling tepat.

2. Menggunakan otomatisasi di tempat yang memberikan manfaat terbesar.

Melakukan alokasi otomatisasi secara merata pada seluruh bagian proses

produksi bias jadi merupakan hal yang kurang efesien. Beberapa pekerja

tidak mampu menggunakan computer untuk jenis pekerjaan yang mereka

lakukan.

3. Pelatihan. Untuk memastika otomatisasi yang telah diterapkan dapat

dimanfaatkan secara efektif, setiap pekerja yang menggunakan computer

atau mesin baru seharusnya mendapat pelatihan.

4. Terus melakukan evaluasi biaya dan manfaat. Dengan memperhitungkan

biaya dan mangaat otomatisasi, sebuah perusahaan dapat memutuskan

untuk menerapkan tambahan otomatisasi atua mengubah otomatisasi yang

sudah ada.
 Skala Ekonomis

Perusahaan juga dapat mengurangi biaya dengan mencapai skala ekonomis, yaitu

biaya rata – rata yang lebih rendah yang timbul akibat melakukan produksi dalam

jumlah yang lebih besar. Untuk memahami bagaimana skala ekonomis dapat terjadi,

ada dua jenis biaya yang terkait dalam produksi suatu produk, yiatu :

A. Biaya tetap adalah beban – beban operasi yang tidak mengalami perubahaan

sebagai akibat dari jumlah produk yang di produksi. Sebagai contoh, biaya

sewa sebuah pabrk tidak akan dipengaruhi oleh jumlah produksi yang

diproduksi di sana.

B. Biaya variabel adalah beban – beban operasi yang berubah secara langsung

mengikuti jumlah produk yang di produksi. Seiring dengna kenaikan output,

maka biaya variable juga akan ikut mengalami kenaikan, tetpai biaya tetap

akan tetap konstan. Biaya rata – rata per unit umumnya akan menurun seiring

dengan meningkatnya output bagi perusahaan – perusahaan yang memiliki

biaya tetap yang tinggi.

 Restrukturisasi

Restrukturisasi berkaitan dengan perubahaan proses produksi sebagai salah satu

usaha untuk meningkatkan efesiensi. Ketika restrukturisasi mengurangi beban produksi

barang atau jasa, maka restrukturisasi dapat meningkatkan laba perusahaan dan oleh

Karena itu meningkatkan nilai perusahaan tersebut. Restrukturisasi adalah tindakan

atau kegiatan untuk merubah struktur permasalahan dengan tujuan untuk memperbaiki

dan memaksimalisasi kinerja perusahaan.


Banyak perusahaan yang melakukan rekayasa ulang, yaitu perancangan ulang struktur

organisasi dan operasi sebuah perusaaan. Rekayasa ulang mengakibatkan terjadinya

beberapa perubahaan kecil, seperti pengubahan prosedur yang digunakan untuk

menerima pesan telepon atau mengirimkan paket.

Perampingan. Pada umumnya perusahaan juga akan melakukan perampingan yaitu

pengurangan jumlah karyawan. Perusahaan akan menentukan berbagai posisi jabatan

yang dapat dihilangkan tanpa memengaruhi volume atau mutu produk yang dihasilkan.

Beberapa perampingan terjadi sebagai akibat dari teknologi karena proses produksi

yang terotomatisasi telah menggantikan sumber daya manusia. Akan tetapi perusahaan

melakukan perampingan bahkan ketika mereka tidak memliki rencana untuk

mengotomatisasi proses produksinya.

Kekuragan dari perampingan yaitu :

1. Biaya yang terkait dengan hilangya posisi jabatan seseorang.

2. Akan terdapat biaya yang dapat dikaitkan engan pelatihan beberapa karyawan

yang masih ada mengalami perluasan tanggung jawab.

3. Apabila ada karyawan yang masih ada merasa yakin bahwa posisi mereka saat

ini mungkin akan dihapuskan, maka moral mereka turun dan hasil kerja tidak

maksimal.

4. Dapat menyebabkan terjainya penurunan mutu, karena para karyawan yang

masih tersisa dapat diberikan lebih banyak pekerjaan dan mungkin tidak dapat

mendeteksi terjadinya kekurangan dalam proses produksi.


Tugas Kelompok 2
Pengantar Bisnis

“Meningkakan Produktivitas
dan Mutu”

Oleh :

1. Adithya Ramadhan ( 16053084 )


2. Fatmi Dwi Putri (16053054)
3. Maharani Rahmafitri ( 16053015 )
4. Novia Srizalni (16053108)
5. Siskawati (16053080)

Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Padang

Anda mungkin juga menyukai