Anda di halaman 1dari 26

X.

PRODUKSI DAN INFORMASI DALAM BISNIS


(MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI)
1. Produksi dan Manajemen Operasi
Produksi adalah proses mengubah bahan baku,
bahan pembantu,tenaga kerja menjadi barang jadi
melalui suatu proses dimana terdapat mesin dan
peralatan produksi lainnya. Proses produksi dalam
perusahaan manufacturing adalah proses memberi nilai
sehingga bahan baku mempunyai nilai lebih. Dalam
perusahaan jasa, proses produksi sering disebut proses
operasi sehingga manajemen produksi lazim disebut
manajemen operasi.
Dalam perusahaan manufacturing, bahan baku,
proses produksi, dan produk yang dihasilkan dapat
diketahui dan dilihat secara kasat mata.
Contoh: pabrik kertas leces.
Dengan komposisi bahan baku dan bahan pembantu
yang berbeda bisa dihasilkan barang jadi yang berbeda.
Misalnya, kertas HVS, kertas buram, kertas koran, dll.

Seperti halnya dalam perusahaan manufacturing,


dalam manajemen operasi perusahaan jasa, perbankan,
misalnya, terjadi penambahan nilai pada saat
mempertemukan antara pihak-pihak yang kelebihan dana
dan pihak-pihak yang membutuhkan dana.
Pihak yang kelebihan dana menyimpan dana ke Bank,
sedangkan pihak yang memerlukan dana mengajukan
kredit ke bank. Nilai tambah atas produk bank berupa
kredit muncul manakala menentukan bunga kredit. Dana
masyarakat yang harus dibiayai dengan bunga x persen,
oleh bank disalurkan menjadi kredit dengan bunga x persen
ditambah y persen.
Tambahan sebesar y persen itulah nilai tambah yang
diciptakan perbankan dalam proses operasinya.
proses penciptaan nilai tambah (added value) di dunia
pabrikasi (manufacturing) sering disebut sebagai produksi.
Adapun proses penciptaan nilai (added value) di duni jasa
(services) sering disebut sebagai operasi.
Ruang lingkup manajemen operasi /produksi paling tidak
meliputi lima tanggung jawab keputusan utama, sbb :
a.Proses
Merancang proses produksi secara phisik yang
mencakup seleksi tipe proses, pemilihan tehnologi, analisis
aliran proses, penentuan lokasi fasilitas dan layout, serta
penanganan bahan. Keputusan- keputusan proses
merupakan cara pembuatan produk atau
pemberian/penyampaian jasa.
Desain proses berhubungan erat dengan desain
produk, sehingga memerlukan koordinasi antara
unit pemasaran dengan unit operasi/produksi.
b. Kapasitas
Keputusan kapasitas diperlukan agar volume output-
an pada posisi optimal sesuai dengan kebutuhan
yang direncanakan dalam arti tidak terlalu banyak
dan terlalu sedikit. Keputusan mengenai kapasitas
mencakup kegiatan-kegiatan; pengembangan
rencana-rencana jangka panjang, menengah, dan
pendek.
c. Persediaan
Dalam manajemen operasi, asset terpenting adalah
persediaan. Apakah itu persediaan bahan baku,
persediaan bahan pembantu, persediaan barang
persediaan barang setengah jadi, persediaan suku
cadang, maupun persediaan barang jadi.
d. Tenaga Kerja
Keputusan mengenai tenaga kerja mencakup
keputusan tentang perancangan dan pengelolaan
tenaga kerja dalam kegiatan operasi. Keputusan yang
dibuat meliputi pengadaan tenaga kerja, pengembang
an tenaga kerja untuk peningkatan produktivitas,
pemberian kompensasi, pengintegrasian antara
keinginan tenaga kerja dengan tujuan perusahaan,
dan lingkungan kerja yang sehat dan aman.
e. Kualitas
Ini pusat bahasan dari manajemen kontemporer,
dimana seluruh set-up pemikiran manajemen operasi
harus berbasiskan kualitas. Apapun produk dan jasa
yang dihasilkan harus mampu mencirikan keunggulan
Oleh karena itu, desain kualitas harus
diletakkan pada tataran proses yang mengikuti
keseluruhan kegiatan operasi, mulai dari awal
sampai akhir.
Beberapa proses produksi memerlukan waktu
pemrosesan yang lama. Beberapa diantaranya
harus melalui beberapa rangkaian proses produksi
secara berjenjang, berulang-ulang (repetitive),
dan berkesinambungan. Beberapa yang lain
harus melalui proses produksi yang terpisah
satu diantara yang lain dan kemudian suatu
ketika baru disatukan menjadi satu produk jadi.
Misalnya, pembuatan mobil, harus melalui proses
produksi yang terpisah satu sama lain. Setelah
masing-masing unit menyelesaikan pekerjaannya, maka
tiba waktunya mengintegrasikan unit-unit itu menjadi
satu kesatuan unit mobil yang utuh & siap jual.
Sedangkan sumber daya yang digunakan untuk produksi,
yaitu menyangkut proses transformasi mengambil input
dan mengubahnya menjadi output, serta fungsi
pendukung yang berkaitan erat dengan fungsi dasar
tersebut, al:
▪ Material
▪ Manusia
▪ Energi
▪ Modal
▪ Informasi
Bagan Proses Operasi
Input

Output

▪ Material Proses Operasi ▪ Barang


▪ Manusia ▪ Jasa
▪ Energi ▪ Informasi
▪ Modal
▪ Informasi
Sementara itu Gasperz melihat bahwa sistem operasi
(produksi) memiliki komponen maupun elemen struktural
dan fungsional yang berkaitan penting dalam menunjang
kontinuitas operasional sistem produksi.
Bagan Sistem Produksi
LINGKUNGAN

INPUT PROSES OOOUTPUT

▪ Material Proses
▪ Tenaga kerja Transformasi Produk
▪ Modal Nilai Tambah (barang
▪ Energi dan/atau
▪ Informasi jasa)
▪ Mesin &
peralatan
▪ Tanah
Umpan balik untuk
pengendalian Input,
Proses dan Tehmologi
Dalam industri kecil dan rumah tangga (Usaha Kecil
Menengah-UKM), tahapan proses biasanya sederhana dan
input yang digunakan relatif tidak banyak dibandingkan
dengan industri/perusahaan berskala besar.

Sistem Produksi di Suatu UKM Konveksi

INPUT
▪ Pekerja
▪ Kain, benang PROSES
▪ Mesin jahit, ▪ Memberi pola
mesin obrat ▪ Memotong kain OUTPUT
▪ Modal uang, ▪ Menjahit
modal ▪ Mengobras ▪ Pakaian
bangunan & ▪ Inspeksi
peralatan ▪ Mengepak
▪ Keahlian
menjahit
2. Persediaan
Mengingat proses produksi dalam pabrik melibatkan
banyak pihak dan memerlukan waktu yang lama dan terus-
menerus, maka kegiatan produksi harus direncana kan
dengan baik. Persediaan bahan baku dan bahan penolong
perlu dihitung dengan tepat agar persediaan berada dalam
kondisi yang siap jumlah dan tepat waktu. Pengelolaan
persediaan yang baik dengan tujuan menghindari adanya
kekurangan bahan baku (stock-out) atau kelebihan bahan
baku. Keduanya menimbulkan ongkos tambahan bagi
perusahaan.
Saat terjadi stock - out, pabrik akan terpaksa
menghentikan mesin-mesinnya dan meliburkan karyawan
karyawannya. Hal ini termasuk pemborosan, karena dengan
berhentinya mesin, perusahaan akan mengalami kerugian
akibat biaya penyusutan mesin tetap berjalan dengan
Sementara itu bila terjadi kelebihan persediaan,
juga akan mengakibatkan tambahan ongkos bagi
perusahaan, karena gudang akan penuh dengan bahan
baku dalam waktu yang lama. Penggunaan gudang harus
dihitung sebagai ongkos penyimpanan, meskipun itu
milik perusahaan sendiri. Untuk menghindari tambahan
ongkos, ada tehnik yang bisa dipakai untuk mengelola
persediaan. Tujuan dari pengelolaan persediaan adalah
tersedianya bahan baku dan bahan penolong pada saat
yang diperlukan dan sesuai dengan jumlah yang
diperlukan dengan memperhitungkan ongkos yang
mengikutinya.
3. Lokasi dan Tata Letak
Penentuan lokasi perusahaan memegang peranan
penting, segera setelah keputusan berusaha atau
berinvestasi ditetapkan. Atau bahkan keputusan berusaha
atau berinvestasi muncul justru karena terpicu oleh
lokasi ideal. Lokasi yang tepat akan memunculkan daya
saing dalam bidang-bidang kedekatan dengan pasar
sasaran, kedekatan dengan sediaan tenaga kerja
trampil, kemudahan dan kemurahan masalah
transportasi, dan distribusi, ketersediaan bahan baku
dan bahan pembantu, ketersediaan bahan bakar, listrik,
dan air, kemudahan pengelolaan limbah industri,
kemudahan perijinan serta penerimaan masyarakat, dan
bahkan adanya insentif pajak.
Beberapa faktor penentu lokasi perusahaan
tersebut bisa saja muncul sendiri-sendiri, namun dalam
dalam pengevaluasian lokasi semua faktor tersebut
harus diperhitungkan. Bisa jadi keunggulan satu faktor
merupakan hal yang semu.
Sebagai contoh
Pertama, Murahnya harga tanah, mungkin akan diikuti
jeleknya kondisi tanah sehingga dalam pembangunan
berikutnya memerlukan biaya besar.
Kedua, Kedekatan dengan bahan baku, bahan penolong
dan tenaga kerja, bisa jadi tidak diikuti oleh keramahan
masyarakat atas dampak limbah produksi sehingga
timbul permintaan masyarakat untuk menutup pabrik.
Ketiga, Tersedianya berbagai fasilitas produksi dalam
daerah industri, seperti tenaga listrik yang cukup,
telpon, air produksi, bangunan siap pakai, dan saran
pengolah limbah yang memadai, namun harus tetap
dipikirkan kemudahan dan keterjangkauan penyampaian
penyampaian hasil produksi kepasar sasaran. Beberapa
produk yang tidak awet memerlukan waktu yang singkat
untuk sampai ke tangan konsumen.
Sehingga dapat dikatakan bahwa alasan utama
memilih lokasi harus didasarkan pada karakteristik utama
suatu usaha dan kejelian sang pengusaha.
a. Pemilihan Lokasi
Beberapa faktor pemilihan lokasi, diantaranya :
1). Lingkungan Masyarakat, daya dukung dan
penerimaan masyarakat akan keberadaan suatu
pabrik atau kantor bisnis berperan sangat besar.
Suatu daerah yang telah jadi tentu akan sangat
menarik tidak hanya para pengusaha, tetapi juga
bagi karyawan dan eksekutifnya.
2). Kedekatan dengan pasar, biasanya berakibat pada
pelayanan yang lebih baik.
Perusahaan jasa sangat mementingkan hal ini
(bank), toko, pasar, dan supermarket akan banyak
didirikan di pusat-pusat ekonomi dan keramaian.
3). Tenaga kerja, ketersediaan tenaga kerja dalam arti
luas bukan hanya tenaga kerja yang mampu
disediakan oleh daerah itu saja, tetapi juga
kemudahan tenaga kerja dari daerah lain dalam
menjangkau lokasi.
4). Kedekatan dengan bahan baku dan pemasok, selain
pada pertimbangan murah karena dekat, juga
karena faktor kualitas. Beberapa bahan baku akan
menurun kualitasnya seiring dengan jauhnya jarak
(tanaman obat untuk industri jamu). Pemasok juga
merupakan faktor harus dipertimbangkan.
5). Fasilitas dan biaya transportasi, titik beratnya pada
penghematan biaya distribusi dan logistik sampai
ketangan konsumen.
6). Dukungan sumber daya alam, beberapa industri
sangat tergantung akan ketersediaan sumber daya
alam dalam jumlah yang sangat besar
misalnya, ketersediaan air, pasokan listrik, panas
matahari, dll.
Untuk menentukan tempat/lokasi yang cocok, perlu
membandingkan beberapa faktor dominan yang
mempengaruhi keberhasilan usaha atau investasi tersebut.
Namun untuk mengeliminasi hal tersebut perlu metode
penilaian lokasi usaha dengan pembobot- an atas
beberapa faktor penentu tersebut.
Yang umumnya dipakai dalam pemilihan lokasi
adalah metode “Delphi”.
Langkah pertama adalah menentukan faktor-faktor apa
saja yang berpengaruh besar terhadap kesuksesan
usaha, langkah kedua adalah memberi nilai masing-
masing faktor, langkah ketiga adalah bobot kepentingan
Langkah 1 Nilai masing-masing faktor

Pilihan Lokasi Pasar Naker Air Bahan Pajak


Yogyakarta 200 300 500 400 300

Jakarta 500 300 100 400 200

Surabaya 300 400 400 200 500

Langkah 2 Bobot masing-masing faktor

Faktor Bobot
Pasar 30%
Tenaga kerja 20%
Pasokan air 30%
Pasokan bahan baku 10%
Pajak 10%
langkah 5 Memilih lokasi berdasar nilai tertinggi

Pilihan Lokasi Pasar Naker Air Bahan Pajak Total

Yogyakarta 60 60 150 40 30 340

Jakarta 150 60 30 40 20 300

Surabaya 90 80 120 20 50 350


masing-masing faktor, langkah keempat adalah
menjumlah perkalian nilai dan bobot masing-masing faktor,
langkah kelima adalah memilih lokasi mana yang
mempunyai jumlah tertinggi

b. Desain Fasilitas dan Layout


Agar barang produksi dan jasa terjamin kelancaranya
maka perlu dijamin keberadaan dan kemanfaatan fasilitas
produksi seperti bangunan, mesin, peralatan, inventaris
sehingga untuk itu perlu dipikirkan penempatan,
penyimpanan, perlindungan nya. Tugas pokok fasitas
produksi tersebut adalah melindungi operasi
manufacturing dan pelayanan operasi.
Fasilitas produksi tersebut hendaklah fleksibel dalam
arti sudah disesuaikan dengan perubahan pola produksi
dan operasi. Untuk itu diperlukan:
1).Atap yang cukup tinggiyang memungkinkan
peletakan fasilitas tambahan, seperti overhead
conveyor untuk pengendalian dari atas di pabrik,
overhead proyector untuk ruang presentasi, meskipun
pada saat itu belum diperlukan.
2).Gang-gang yang lebar (jarak antara mesin,meja,
dan fasilitas produksi dan operasi dengan tembok) 3).
Ruang listrik atau generator pembangkit listrik
cadangan (genzet).
4).Lantai beton yang kuat untuk menopang mesin dan
alat produksi yang lain.
5).Mesin dan peralatan produksi dan operasi yang
mudah dipindah.
Desain fasilitas juga memperhatikan bentuk bangunan
gedung. Semakin tinggi gedung semakin komplek
penataan desain fasilitasnya.
Diperlukan perencanaan dan arsitektur yang rapi dan
estetik untuk menjamin ketepatan desain fasilitas.

c. Layout Fasilitas
layout fasilitas harus dirancang untuk memungkin kan
perpindahan yang ekonomis dari orang-orang dan bahan-
bahan dalam berbagai proses dan operasi perusahaan.
Sehingga bisa dikatakan bahwa tujuan utama layout
fasilitas adalah efisiensi gerakan, biaya, dan waktu.
Pada umumnya ada empat pola umum dasar umum
layout, yaitu :
1). Layout fungsional (kadang disebut proses atau job
lot ), yang berkenaan dengan mesin-mesin dan peralatan
sejenis pada pada suatu tempat yang melaksanakan
fungsi-fungsi yang sama.
2). Layout produk, berkenaan dengan pengelompokan
mesin-mesin dan peralatan yang diperlukan
untuk membuat produk-produk tertentu berdasar
atas urutan proses produksi.
3). Layout kelompok, merupakan suatu variasi dari
layout produk. Dalam layout kelompok, bagian-
bagian dan komponen-komponen produk yang
sedang dibuat dikelompokkan menjadi semacam
keluarga.
4). Layout posisi tetap, menempatkan produk-produk
komplek yang sedang dirakit pada suatu tempat,
seperti pembuatan pesawat, kapal, dllnya.
d. Lokasi perusahaan jasa
Lokasi pada pemasaran perusahaan manufacturing
adalah saluran distribusi dimana produk disediakan
untuk terjadinya penjualan. Untuk menunjukkan
penjenjangan, maka dikenal adanya pedagang besar,
(whole seller), distributor, agen, dan pedagang
eceran. Sementara itu, di pemasaran bank dan perusahaan
jasa pada umumnya, lokasi yang dimaksud adalah jejaring (
networking) dimana produk dan jasa dapat dimanfaatkan
oleh nasabah. Oleh karena itu, jejaring pemasaran bank
tidak hanya berupa kantor bank sendiri saja tetapi
termasuk juga kantor bank lain, bahkan ATM bank lain
dimana produk dan jasa bank dapat dimanfaatkan.
Selain penentuan tempat kantor bank, penentuan tata
letak (layout) kantor diluar (out-door) dan tata letak
kantor didalam (in-door), menjadi bahasan penting
perbankan. Nasabah harus merasa nyaman dengan
tata letak bank.
Penentuan lokasi pada hakekatnya adalah untuk
mendekatkan diri dengan nasabah, baik nasabah sumber
dana maupun nasabah kredit.
terdapat beberapa tujuan dalam penentuan lokasi
bank, yaitu :
1). Memudahkan pelayanan nasabah dengan
mendekati dan memudahkan pencapaiannya
(aksebilitas). Termasuk dalam pengertian
aksebilitas ini bukan hanya dekatnya jarak,
tetapi kemudahan menjangkaunya dari angkutan
umum.
2). Kemudahan pemasangan dan ketersambungan
dengan jejaring tehnologi
3). Lokasi memungkinkan bank menata kantor dan
tata letak in/out door dengan leluasa.
4). Tata letak di dalam kantor memungkinkan sistem
antrean yang efektif tapi sekaligus efisien.
5). Memudahkan tenaga kerja penggerak kantor
bank dalam mencapainya.
6). Memenuhi unsur keamanan asset yang ada di
dalam kantor atau pusat layanan.
Selain itu penilaian lokasi juga penting, digunakan
untuk menghitung kelayakan lokasi bank ditinjau
dari beberapa aspek penentuan lokasi bank.
Terdapat beberapa aspek penentuan kantor
bank, diantaranya:
▪ Dekat dengan pasar
▪ Dekat dengan perumahan
▪ Tersedia tenaga kerja baik jumlah dan kualitas
▪ Tersedia fasilitas transportasi
▪ Tersedia sarana dan prasarana seperti, listrik,
air, telepon
▪ Dukungan masyarakat
▪ Dekat dengan kantor BI
▪ Biaya investasi
▪ Prospek perkembangan harga tanah dan
bangunan
▪ Kemungkinan untuk perluasan lokasi
▪ Adanya insentif pajak atau kemudahan
dalam peraturan kepegawaian.

Anda mungkin juga menyukai