Anda di halaman 1dari 18

STUDI KELAYAKAN BISNIS

ASPEK TEKNIS

Dosen Pengampu : Ni Made Wulandari Kusumadewi, SE., MSc

Oleh :
Kelompok 4

Ni Nyoman Sekar Ayu Widyantari (1907521010)


Ni Komang Triska Natalia (1907521012)
Loria Oki Lufiati (1907521102)
A.A. Istri Agung Pramithasari T. (1907521212)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
KATA PENGANTAR

Om Swstiyastu,

Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang
Maha Esa, karena berkat nikmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
“Studi Kelayakan Bisnis Aspek Teknis”. Tugas ini merupakan salah satu persyaratan dalam
mengikuti Mata Kuliah Studi Kelayakan Bisnis di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Udayana.

Dalam penyusunan makalah ini ada beberapa kendala yang kami hadapi, seperti
pengumpulan data, sumber acuan terkait yang terbatas dan pengetahuan kami yang masih terbatas.
Akan tetapi, berkat dorongan dan bantuan kendala tersebut dapat di atasi.

Harapan kami semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi para pembaca. Kami mengetahui masih banyak kekurangan dalam makalah
ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan para pembaca untuk memberikan masukan - masukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini sehingga kedepannya lebih baik.

Om Shanti, Shanti, Shanti Om.

Jimbaran, 26 Februari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PEGANTAR.................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1


1.1. Latar Belakang .................................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 1
1.3. Tujuan ............................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................ 2
2.1. Pemilihan Jenis Teknologi dan Equipment ....................................................................... 2
2.2. Penentuan Lokasi Pabrik ................................................................................................... 3
2.3. Penentuan Luas Produksi .................................................................................................. 7
2.4. Penentuan Layout Pabrik .................................................................................................. 9

BAB III PENUTUP .................................................................................................................... 14


3.1. Kesimpulan ....................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Aspek teknis timbul apabila sebuah gagasan usaha atau proyek yang direncanakan
telah menunjukan peluang yang cukup cerah dilihat dari segi pemasaran. Penilaian
kelayakan terhadap aspek ini sangat penting dilakukan sebelum perusahaan dijalankan.
Penentuan kelayakan teknis perusahaan menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan teknis
atau operasi, sehingga apabila tidak dianalisis dengan baik, maka akan berakibat fatal bagi
perusahaan dalam perjalanannya di kemudian hari. Terdapat beberapa hal yang perlu
dilakukan analisis dalam aspek ini, diantaranya adalah pemilihan jenis teknologi dan
equipment, lokasi pabrik, layout pabrik serta penentuan luas produksi.

Di dalam menyusun studi kelayakan bisnis, aspek teknis perlu dipertimbangkan dan
diperhitungkan secara tepat dan benar karena kesalahan dalam menentukan aspek ini juga
mengakibatkan perusahaan mengalami kegagalan. Banyak perusahaan yang telah jalan,
namun aspek ini masih merupakan masalah yang memerlukan pemecahan karena kesalahan
memperhitungkan aspek teknis secara tepat dan benar pada saat pendirian usaha, seperti
tidak tepatnya lokasi perusahaan, tidak cocoknya teknologi yang digunakan, layout yang
digunakan tidak tepat atapun penentuan luas produksi yang tidak tepat.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Bagaimana pemilihan jenis teknologi dan equipment ?
1.2.2. Bagaimana cara penetuan lokasi suatu pabrik ?
1.2.3. Bagaimana cara penentuan luas produksi?
1.2.4. Bagimana cara penentuan layout pabrik ?

1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui pemilihan jenis teknologi dan equipment
1.3.2. Untuk mengetahui penetuan lokasi suatu pabrik
1.3.3. Untuk mengetahui cara penentuan luas produksi
1.3.4. Untuk mengetahui penentuan layout pabrik

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pemilihan jenis Teknologi dan Equipment


Pemilihan mesin, peralatan, dan teknologi merupakan hal yang penting. Hal ini
karena kesalahan dalam pemilihan mesin, peralatan, dan teknologi yang digunakan akan
menimbulkan kerugian jangka panjang.

Berikut ini beberapa hal yang perlu dipertimbangkan pada pemilihan mesin dan peralatan
a. Kesesuaian dengan teknologi
Mesin dan peralatan harus sesuai dengan teknologi yang berlaku sckarang. Jika teknologi
yang digunakan tidak sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada maka prosesnya akan
ketinggalan sehingga akan kalah dengan para pesaing lainnya.
b. Harga perolehan
Harga perolehan mesin, peralatan, dan teknologi harus sesuai dengan besarnya biaya
investasi yang dianggarkan agar tidak membebani keuangan perusahaan dalam jangka
panjang.
c. Kemampuan
Kemampuan mesin peralatan yang akan digunakan harus sesuai dengan luas produksİ
yang direncanakan. Hal ini untuk menghindari idle capacity yang akan menimbulkan
pemborosan atau over capacity sehingga mengakibatkan kerusakan.
d. Tersedianya pemasok
Ketersediaan pemasok harus dipertimbangkan sehingga pada saat kegiatan
pembangunan dimulai tidak ada kendala dalam hal pengadaan.
e. Tersedianya suku cadang
Ketersediaan suku cadang harus dianalisis secara cermat agar proses pemeliharaan dan
perbaikan karena suatu kerusakan pada mesin dan peralatan dapat dilakukan dengan
mudah.
f. Kualitas
Kualitas mesin menentukan keawetan dan kualitas produk yang akan dihasilkan. Oleh
karena itu, kualitas mesin dan peralatan perlu dipertimbangkan, disesuaikan dengan
kemampuan keuangan yang ada.

2
g. Umur ekonomis
Taksiran umur ekonomis hurus sesuai dengan keberadaan bisnis vang akan dijalankun,
jangan sampai umur ekonomi mesin terlalu pendek sehingga "habis" sebelum bisnis
mencapai tingkat pengembalian investasi.

Teknologi yang paling maju belum tentu sesuai dengan kondisi perusahaan. Oleh
karena itu. pemilihan teknologi harus mempertimbangkan manfaat ekonomi yang
dibarapkan Selain manfaat ekonomi, ada beberapa hal berikut juga perlu dipertimbangkan
dalam pemilihan teknologi.
a. Kemampuan tenaga kerja dalam menggunakan teknologi
b. Kesesuaian teknologi dengan bahan baku yang digunakan
c. Kemungkinan untuk mengembangkan teknologi di masa yang akan datang
d. Keberhasilan pemakaian teknologi di tempat lain.

2.2. Penentuan Lokasi Pabrik


Penentuan lokasi sangat penting karena apabila perusahaan salah dalam menentukan
lokasi yang dipilih akan mengakibatkan terjadinya peningkatan biaya yang harus
dikeluarkan. Harga produk yang akan dipasarkan nantinya juga sangat tergantung pada
lokasi pabrik yang dipilih, karena harga pasar akan terpengaruh dengan jarak lokasi pabrik
dengan pasar. Selanjutnya akan sangat terkait dengan kemampuan bersaing barang yang
diproduksi yang nantinya akan berpengaruh terhadap laba perusahaan.

Penentuan lokasi yang tepat akan memberikan keuntungan bagi perusahaan, baik dari
sisi finansial maupun nonfinansial, misalnya : dapat memberikan pelayanan kepada
konsumen dengan lebih memuaskan, kemudahan untuk memperoleh tenaga kerja yang
diinginkan baik acara kuantitas maupun kualifikasinya, memudahkan dalam memperoleh
bahan baku atau bahan lainnya dalam jumlah yang diinginkan dalam jangka waktu yang
sudah diperhitungkan, kemudahan dalam memperluas lokasi usaha, karena sejak awal sudah
dipertimbangkan kebutuhan lahan yang dibutuhkan, mempunyai prospek nilai ekonomis
yang tinggi di masa yang akan datang, meminimalisasi konflik terutama dengan masyarakat
setempat, serta adanya dukungan pemerintah terhadap usaha yang akan dijalankan.

3
Untuk memilih lokasi tergantung dari jenis usaha yang dijalankan. Untuk
mempertimbangkan lokasi yang dipilih harus disesuaikan dengan keperluan usaha, misalnya
untuk lokasi pabrik, lokasi kantor pusat, lokasi kantor pemasaran, lokasi gudang, dan
lainnya. Terdapat dua pendekatan yang harus diketahui dalam penentuan lokasi :

1. Pendekatan berdasarkan kedekatan dengan bahan baku (raw material approximity


approach) → Pendekatan penentuan lokasi ini didasarkan pada bahwa sebaiknya lokasi
perusahaan ditentukan di daerah bahan baku. Dengan demikian biaya angkut bahan baku
dari sumbernya ke pabrik seefisien mungkin. Jadi, pertimbangannya adalah biaya angkut
bahan baku yang semurah mungkin.
2. Pendekatan berdasarkan kedekatan dengan daerah pemasaran (market approximity
approach) → Berdasarkan pendekatan ini, maka perusahaan harus ditempatkan di daerah
pemasaran. Pertimbangannya adalah efisiensi pengangkutan hasil produksi dari pabrik
ke daerah pemasaran.

Meskipun secara umum penentuan lokasi bisnis berdasarkan kedua pendekatan


tersebut, namun terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih lokasi
yang nantinya akan dianalisis untuk mencapai keputusan akhir dimana lokasi akan dipilih.
1. Faktor Primer
Pertimbangan utama faktor primer dalam menentukan lokasi pabrik antara lain :
a. Kedekatan dengan pasar sasaran atau konsumen potensial dimana tempat produk
akan dijual.
b. Kedekatan dengan sumber (ketersediaan) bahan baku utama.
c. Ketersediaan tenaga kerja, baik dari sisi kuantitas maupun kualifikasi yang
dibutuhkan.
d. Ketersediaan sarana dan prasarana transportasi yang memadai yang dapat
memperlancar pengadaan bahan baku dan memasarkan hasil produksi, misalnya :
jalan raya, jembatan, pelabuhan laut, bandar udara, kereta api, dll.
e. Ketersediaan sarana listrik, sumber air, telekomunikasi untuk memperlancar kegiatan
produksi agar tidak terganggu.
f. Sikap masyarakat setempat yang dapat memengaruhi aktivitas usaha baik positif
maupun negatif.

4
2. Faktor Sekunder
Beberapa faktor sekunder yang harus dipertimbangkan dalam menentukan lokasi pabrik
adalah :
a. Kondisi iklim, kelembaban, curah hujan dan tanah, misalnya untuk jenis usaha
dibidang agrobisnis harus dapat memilih iklim yang sejuk dan kondisi tanah yang
subur.
b. Strategi kebijakan pemerintah terutama pemerintah daerah setempat yang dapat
mendukung atau menghambat usaha yang akan dijalankan serta kebijakan arah
pembangunan yang akan dijalankan. Misalnya : masalah peraturan perpajakan,
peraturan ketenaga kerjaan, peraturan ijin usaha, intensif, dll.
c. Kemungkinan perluasan pengembangan perusahaan dan rencana masa depan
perusahaan.
d. Sikap masyarakat setempat yang dapat memengaruhi aktivitas usaha baik positif
maupun negatif, misalnya : adat istiadat, budaya, agama, keamanan, dll.
e. Biaya untuk investasi dan eksporasi, misalnya : pengadaan tanah dan pembangunan
gedung.

Kemudian pertimbangan untuk menentukan lokasi kantor pusat yang umum


dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Dekat pemerintahan
2. Dekat lembaga keuangan
3. Dekat dengan pasar
4. Tersedia sarana dan prasarana

Sedangkan pertimbangan untuk lokasi gudang yang umum dilakukan adalah :


1. Di kawasan industri
2. Dekat dengan pasar
3. Dekat dengan bahan baku
4. Tersedia sarana dan prasarana

5
Penilaian lokasi yang tepat akan memberikan berbagai keuntungan bagi perusahaan,
baik dan segi finansial maupun non finansial. Keuntungan yang diperoleh dengan
mendapatkan lokasi yang tepat antara lain adalah :
1. Pelayanan yang diberikan kepada konsumen dapat lebih memuaskan.
2. Kemudahan dalam memperoleh tenaga kerja yang diinginkan baik jumlah maupun
kualifikasi.
3. Kemudahan dalam memperoleh bahan baku atau bahan penolong dalam jumlah yang
diinginkan secara terus-menerus.
4. Kemudahan untuk memperluas lokasi usaha, karena biasanya sudah diperhitungkan
untuk usaha perluasan lokasi sewaktu-waktu.
5. Memiliki nilai atau harga ekonomis yang lebih tinggi dimasa yang akan datang.
6. Meminimalkan terjadinya konflik terutama dengan masyarakat dan pemerintah
setempat.

Metode Penilaian Lokasi


Paling tidak ada 3 metode yang dapat digunakan dalam menilai sesuatu lokasi sebelum
diputuskan, yaitu :
1. Metode penilaian hasil value :
a. Pasar
b. Bahan baku
c. Transportasi
d. Tenaga kerja
e. Perimbangan lainnya
2. Metode perbandingan biaya (cost comparison method)
a. Bahan baku
b. Bahan bakar dan listrik
c. Biaya operasi
d. Biaya umum
e. Biaya lainnya

6
3. Metode analisis ekonomi (economic analysis method)
a. Biaya sewa
b. Biaya tenaga kerja
c. Biaya pengangkutan
d. Biaya bahan bakar dan listrik
e. Pajak
f. Perumahan
g. Sikap masyarakat

2.3. Penentuan Luas Produksi


Luas produksi merupakan jumlah atau volume hasil produksi yang seharusnya
diproduksi oleh perusahaan dalam satu periode tertentu. Luas produksi harus direncanakan
secara matang agar perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang optimal. Jumlah
produksi yang terlalu besar akan menyebabkan adanya penumpukan barang jadi di gudang
sehingga menimbulkan pemborosan. Sebaliknya, jumlah produksi yang terlalu kecil akan
menyebabkan perusahaan tidak mampu memenuhi permintaan pasar dan berakibat
kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan.
Luas produksi berbeda dengan luas perusahaan. Hal ini karena mengukur luas
perusahaan tidak hanya dapat diukur dengan pendekatan luas produksi saja, tetapi juga dapat
diukur dengan dengan beberapa indikator berikut :
a. Bahan dasar yang digunakan
dapat digunakan jika bahan dasar tertentu mendominasi seluruh proses produksi. Contoh
bahan dasar ketela pada pabrik tapioca.
b. Barang yang dihasilkan
dapat digunakan jika barang yang dihasilkan menggunakan bebagai bahan yang memiliki
tingkat kepentingan yang relative sama. Contoh : perusahaan roti yang menggunakan
bahan dasar tepung, telur,dll
c. Peralatan mesin – mesin yang digunakan
dapat digunakan jika alat produksi jangka panjang memegang peranan utama dalam
perusahaan tersebut. Contoh : kandang dalam peternakan ayam, tanah dalam perusahaan
pertanian.

7
d. Jumlah pegawai yang digunakan
dapat digunakan jika perusahaan menggunakan berbagai bahan dasar dari proses
produksinya merupakan kegiatan yang padat tenaga kerja. Contoh : Industri linting rokok,
industry batik tulis,dll.

Perusahaan tidak selalu memaksimalkan luas produksinya karena ada faktor- faktor
yang membatasi luas produksi perusahaan. Faktor – faktor yang membatasi luas perusahaan
dan harus dipertimbangkan dalam menentukan luas produksi adalah :
a. Batasan permintaan pasar
b. Batasan kapasitas mesin
c. Batasan jumlah dan kemampuan tenaga kerja
d. Batasan kemampuan finansial dan manajemen
e. Batasan ketersediaan bahan dasar
f. Batasan ketersediaan faktor – faktor produksi yang lain.

Pada dasarnya yang paling menentukan dalam penentuan luas produksi adalah
besarnya estimasi market share yang dapat diraih perusahaan. Namun, untuk memproduksi
sesuai dengan market share perusahaan sering kali dibatasi oleh kapsitas pabrik yang
dimiliki. Selain itu ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menetukan skala
produksi, yaitu :
a. Metode Marginal Cost (MC) dan Marginal Revenue (MR)
Luas produksi yg optimal dengan menggunakan metode Marginal Cost (MC) dan
Marginal Revenue (MR) akan terjadi ketika MC = MR
b. Metode Break Event Point (BEP)
dapat digunakan untuk menentukan luas produksi, dengan diketahuinya titik impas maka
perusahaan dapat menentukan luas produksi minimal agar perusahaan dapat memperoleh
keuntungan. Hal ini disebabkan jika market share atau kapasitas teknis tidak mampu
memenuhi titik impas maka perusahaan akan mengalami kerugian.
c. Metode Linier Progaming
metode ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu metode grafik dan metode simpleks.
Metode grafik dapat digunakan jika banyaknya produk yg dihasilkan hanya dua,
sedangkan metode simples digunakan jika jumlah produk yg dihasilkan lebih dari dua.

8
2.4. Penentuan Layout Pabrik
Layout Pabrik didefinisikan sebagai tataletak atau susunan fasilitas, mesin-mesin dan
peralatan pabrik yang dimiliki oleh perusahaan. Tujuan dari perencanaan layout adalah untuk
mendapatkan susunan tata letak yang paling optimal dari fasilitas-fasilitas produksi yang
tersedia di dalam perusahaan. Dengan adanya susunan tata letak yang optimal tersebut
diharapkan pelaksanaan proses produksi dapat berjalan dengan efisien dan lancar.

Jenis Layout Pabrik


Ada empat macam layout, yaitu:
1. Layout Proses atau Layout Fungsional atau Functional Layout atau Process Layout
Dalam layout ini mesin-mesin dan peralatan-peralatan yang memiliki kesamaan fungsi
dikelompokkan dan ditempatkan dalam satu tempat atau ruang tertentu. Layout semacam
ini biasanya dipergunakan untuk perusahaan-perusahaan yang berproduksi dalam rangka
memenuhi pesanan dimana terdapat banyak pesanan yang berbeda baik dalam bentuk,
kualitas, maupun jumlahnya.
2. Layout Produk atau Layout Garis Atau Product Layout atau Line Layout
Di dalam layout jenis ini mesin-mesin dan perlengkapan pabrik disusun berdasarkan
urutan opersi proses produksi yang diperlukan untuk membuat suatu produk.
3. Layout Kelompok atau Group Layout
Pada layout ini, mesin-mesin dan perlengkapan yang digunakan untuk membuat atau
memproses komponen yang sama
4. Layout Posisi Tetap
Layout ini merupakan susunan letak mesin dan fasilitas produksi yang diatur di dekat
tempat proses produksi dengan posisi tetap.

Keempat macam layout tersebut pada dasarnya dapat dipergunakan baik untuk
produksi untuk pesanan maupun produksi untuk pasar. Akan tetapi secara umum biasanya
penggunaan layout proses bagi produksi untuk pesanan dan layout produk bagi produksi
untuk pasar.

9
Kelebihan Dan Kelemahan Layout Pabrik
Berikut ini dipaparkan kelebihan dan kelemahan tiap-tiap jenis layout:
1. Layout Fungsional
Kelebihan Layout Fungsional :
- Dapat mengakibatkan pemanfaatan mesin secara optimal, spesialisasi mesin dan
tenaga kerja
- Bagian-nagian fungsional luwes dan dapat memproses berbagai jenis produk
- Mesin-mesin merupakan mesin srbaguna yang biasanya biayanya lebih rendah bila
dibandingkan dengan mesin yang bersifat khusus
- produk dan layanan yang memerlukan proses yang bermacam-macam dapat dengan
mudah diproses
- Fasilitas lain dalam layout fungsional tidak terpengaruh dengan adanya kemungkinan
salah satu mesin rusak
- Mesin dan karyawan saling tergantung sehingga layout ini sangat sesuai untuk
pelaksanaan sistem upah borongan.

Kelemahan Layout Fungsional


- Fasilitas atau mesin serbaguna biasanya lebih lamban dalam pengoperasian bila
dibandingkan dengan mesin khusus sehingga biaya operasional per satuan lebih
tinggi
- Penentuan jalannya proses (routing) dan penentuan jadual (schedulling) serta
akuntansi biayanya sulit sebab setiap pesanan harus dikerjakan tersendiri.
- Pengendalian bahan (material handling) dan biaya angkut bahan dalam pabrik relatif
tinggi.
- Gerakan bahan-bahan di dalam pabrik lamban sehingga persediaan dalam proses
relatif besar, lagi pula diperlukan tempat penyimpanan yang luas.
- Pesanan-pesanan sering hilang
- Sulit dilakukan keseimbangan tenaga kerja dan mesin-mesin
- Sering terjadi proses membalik.

10
2. Layout Produk
Kelebihan Layout Produk
- Fasilitas mesin dapat dioperasikan secara cepat
- Penentuan routing dan schedulling mudah
- Tak perlu material handling
- Bahan cepat diproses
- Pesanan tak ada karena proses untuk pasar
- Tak memerlukan banyak karyawan karena fasilitas bersifat otomatis

Kelemahan Layout Produk


- Fasilitas yang satu tergantung dengan fasilitas yang lain sehingga kerusakan mesin
yang satu akan dapat menghentikan seluruh proses produksi.
- Bila fasilitas ingin ditambah perlu serangkaian fasilitas yang lain sehingga investasi
mahal
- Memerlukan perencanaan proses yang matang dan pengawasan proses yang teliti

3. Layout Kelompok
Kelebihan Layout Kelompok
- Menghemat biaya pengendalian bahan
- Mudah mengetahui dimana setiap kelompok produk berada
- Waktu pengiriman barang dapat lebih cepat dan penentuan schedullingnya sederhana
- Biaya tetap dapat dikurangi karena orang bisa mendasarkan pada kegiatan yang lalu

Kelemahan Layout Kelompok


- Pemanfaatan fasilitas tidak penuh
- Perlu pengendalian bahan yang baik
- Bagian-bagian tidak luwes
- Mesin serba guna harus dimanfaatkan penuh

11
Perencanaan Layout Pabrik
Beberapa langkah yang perlu dilaksanakan dalam perencanaan layout adalah:
1. Perencanaan produk berupa spesifikasi mengenai produk, seperti manfaat, fungsi,
bentuk, ukuran, kualitas dan proses pembuatan, bahan yang diperlukan dan lain
sebagainya.
2. Menyusun urutan pekerjaan dalam proses produksi (routing)
3. Menetapkan perlengkapan yang diperlukan dan memilih mesin-mesinnya

Untuk melaksanakan ini maka faktor efisiensi dan faktor cadangan kerusakan harus
diperhitungkan untuk masing-masing jenis operasi. Penggunaan faktor efisiensi
dimaksudkan untuk menunjukkan adanya kemungkinan bahwa pabrik tidak beroperasi pada
kapasitas penuh, sehingga dapat menimbulkan kekeliruan dalam schedulling. Semakin
rendah faktor efisiensi maka semakin tinggi kebutuhan kapasitas.

Kebutuhan untuk memilih lokasi yang cocok timbul karena tiga situasi, diantaranya yaitu :
1. Penentuan lokasi bagi pabrik baru
Biaya ekonomi adalah hal yang paling penting ketika memilih lokasi untuk pertama
kalinya, tapi tetap harus diingat tujuan organisasi jangka panjang. Berikut ini adalah
faktor yang harus dipertimbangkan saat memilih lokasi untuk organisasi baru :
a. Identifikasi Wilayah
b. Pemilihan tempat sesuai dengan wilayah
Setelah daerah yang cocok diidentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih tempat
terbaik dari set yang tersedia. Pilihan tempat tergantung pada strategi jangka panjang
organisasi. Evaluasi situs alternatif untuk tangible dan intangible mereka. Biaya akan
menyelesaikan masalah fasilitas-lokasi. Masalah lokasi ini dapat didekati dengan
model berikut ini yaitu, analisis dimensi non-interaktif (analisis dimensi)
c. Analisis dimensi
Jika semua biaya yang nyata dan terukur, perbandingan dan pemilihan tempat akan
lebih mudah. Lokasi dengan biaya paling rendahlah yang dipilih. Dalam sebagian
besar kasus biaya intangible yang dinyatakan secara relatif dibandingkan secara
absolut. Karena baik biaya berwujud dan tidak berwujud perlu dipertimbangkan
untuk pemilihan situs, analisis dimensi digunakan.

12
Analisis dimensi terdiri dalam menghitung manfaat relatif (rasio biaya) untuk
masing-masing item biaya untuk dua lokasi alternatif. Untuk masing-masing rasio
yang weightage yang sesuai dengan cara kekuasaan yang diberikan dan mengalikan
ini rasio tertimbang untuk datang dengan sosok yang komprehensif.

Ketika memulai sebuah pabrik baru, keputusan penentuan lokasi pabrik sangat
penting karena mereka memiliki bantalan langsung pada faktor-faktor seperti,
keuangan, pekerjaan dan pola distribusi. Dalam jangka panjang, relokasi pabrik
bahkan dapat menguntungkan organisasi. Namun, relokasi pabrik yang terlibat
penghentian produksi, dan juga biaya untuk memindahkan fasilitas ke lokasi baru.
Sebagai tambahan hal-hal ini, ia akan memperkenalkan beberapa ketidaknyamanan
dalam fungsi normal dari bisnis. Oleh karena itu, pada saat memulai industri apapun,
seseorang harus menghasilkan beberapa situs alternatif untuk menempatkan
pabriknya. Setelah analisis kritis, situs terbaik yang akan dipilih. Lokasi gudang dan
fasilitas lainnya juga memiliki pengaruh langsung pada operasional kinerja
organisasi.

2. Penentuan lokasi cabang baru bagi pabrik yang ada ( ekspansi)


Dalam hal ini pabrik harus masuk ke dalam strategi operasi multi-pabrik. Bahwa lokasi
pabrik tambahan di tempat yang sama dan di tempat lain dalam keadaan berikut:
a. Manufaktur produk yang berbeda.
b. Manufaktur pabrik memasok ke daerah pasar tertentu.
c. Pabrik dibagi atas dasar proses atau tahapan dalam pembuatan.
d. Pabrik menekankan fleksibilitas

3. Penentuan lokasi baru (relokasi) bagi pabrik yang sudah ada


Dalam hal ini pabrik harus masuk ke dalam strategi operasi multi-pabrik. Bahwa lokasi
pabrik tambahan di tempat yang sama dan di tempat lain dalam keadaan berikut :
a. Manufaktur produk yang berbeda.
b. Manufaktur pabrik memasok ke daerah pasar tertentu.
c. Pabrik dibagi atas dasar proses atau tahapan dalam pembuatan.
d. Pabrik menekankan fleksibilitas.

13
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dalam mendirikan sebuah usaha perlu adanya sistem teknis yang mendukung
proses kegiatan perusahaan mulai dari penentuan lokasi usaha yang dekat dengan bahan
baku,tata letak pabrik yang aman dari lingkungan sekitar. Pemilihan teknologi, mesin dan
peralatan yang bagus sangat mendukung proses produk dan persediaan bahan baku. Maka
dalam hal ini perlu ada fasilitas yang mendukung proses kegiatan perusahaan agar tidak
menimbulkan kerugian jangka panjang bagi perusahaan.

Luas produksi merupakan jumlah atau volume hasil produksi yang seharusnya
diproduksi oleh perusahaan dalam satu periode tertentu. Luas produksi harus direncanakan
secara matang agar perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang optimal. Untuk
membantu pengambilan keputusan luas produksi dapat menentukan skala produksi dengan
metode marginal cost (MC) dan marginal revenue (MR), metode break event point (BEP)
dan metode linier progaming.

Layout Pabrik didefinisikan sebagai tataletak atau susunan fasilitas, mesin-mesin


dan peralatan pabrik yang dimiliki oleh perusahaan. Tujuan dari perencanaan layout adalah
untuk mendapatkan susunan tata letak yang paling optimal dari fasilitas-fasilitas produksi
yang tersedia di dalam perusahaan. Terdapat empat macam layout, yaitu layout proses,
layout garis, layout kelompok serta layout posisi tetap

14
DAFTAR PUSTAKA

Google Site. 2020. Layout Pabrik. Tersedia di https://www.sites.google.com. Diakses pada


22 Februari 2021

Render, Barry and Jay Heizer. 2001. Prinsip-prinsip Manajemen Operasi. Diterjemahkan oleh
Kresnohadi Ariyoto. Jakarta: Salemba Empat.

Sucipto Agus. 2010. Studi Kelayakan Bisnis Analisis Integratif dan Studi Kasus. Malang : UIN
Maliki Press.

Suliyanto. 2010. Studi Kelayakan Bisnis Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Andi.

iii

Anda mungkin juga menyukai