Disusun Oleh :
Cut Aini Fadhilah 0502201118
Meisya Rambe 0502201090
M. Ridho Hidayat 0502201069
Sry Kurnia 0502201033
Zulhilmi Nugraha 0502201155
AKUNTANSI SYARIAH
FAKUILTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
a. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
b. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 2
c. Tujuan .................................................................................................................................. 2
BAB II
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 3
A. Pengertian Aspek Teknis .................................................................................................. 3
B. Penentuan Lokasi dan Tata Letak (Layout)..................................................................... 4
C. Aspek Teknologi dalam Studi Kelayakan Bisnis ............................................................. 9
D. Penentuan Strategi dan Kapasitas Produksi ................................................................... 11
E. Pengertian Pengendalian Persediaan Bahan Baku ......................................................... 12
F. Pengawasan Terhadap Kualitas Produk ......................................................................... 14
G. Contoh Studi Kasus ........................................................................................................ 19
BAB III
PENUTUP..................................................................................................................................... 23
Kesimpulan ............................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 24
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada
kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Aspek Teknis Suatu
Proyek”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Metode Penelitian,
dengan dosen pengampu Ibu Dr. Sri Rahayu, S.E., M.Si., CAP.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan dan belum sempurna. Untuk itu kami mengharapkan masukan dan kritik dari semua
pihak demi perbaikan makalah ini.
Kelompok 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Aspek Teknik dan Teknologi Menurut Kasmir dan Jakfar (2012) Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam aspek teknis dan Teknologi adalah masalah penentuan lokasi, luas
produksi, tata letak (layout), penyusunan peralatan pabrik, dan proses produksinya termasuk
pemilihan teknologi. Aspek teknik dan teknologi berkaitan dengan manajemen operasional
karena manajemen operasional berkenaan dengan perencanaan proses produksi. Menurut
Sunyoto (2014) manajemen operasional merupakan kegiatan mengatur/mengelola secara
optimal atas sumber daya yang tersedia dalam suatu proses transformasi sehingga menjadi
output yang mempunyai manfaat lebih dari sebelumnya.
Aspek teknis dan teknologi adalah aspek yang berkaitan dengan proses pengembangan
teknologi, teknologi dan pengoperasian proyek setelah proyek selesai.
Studi kelayakan pada aspek teknis dan teknologi dimulai setelah aspek pemasaran dan
menunjukkan bahwa proyek atau perusahaan layak dari sudut pandang pemasaran, yang
meliputi strategi produksi dan produk perencanaan, proses pemilihan teknologi produksi,
penentuan kapasitas produksi yang optimal, lokasi pabrik dan tata letaknya, serta lokasi
perusahaan dan tata letaknya, rencana operasional jumlah produksi, rencana pengendalian
stok bahan baku dan produk jadi serta pengendalian mutu produk berupa barang atau jasa.
Penting juga untuk menjelaskan pilihan jenis teknologi yang digunakan, termasuk
jenis kuantitas dan skala (jika ada) serta alasan pemilihannya, tergantung pada masalah yang
ditangani serta investasi lainnya. rencana bisnis dapat diimplementasikan dengan benar atau
tidak, juga selama pengembangan proyek dan selama operasi.
1
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Aspek teknis merupakan kelanjutan dari aspek pemasaran. Peristiwa ini terjadi ketika ide
proyek bisnis yang direncanakan menunjukkan peluang dalam pemasaran. Penilaian kelayakan
dalam hal ini sangat penting dilakukan sebelum usaha. Menentukan kelayakan teknis usaha
menyangkut masalah teknis atau operasional. Jika tidak tepat, akan berakibat fatal. Untuk masa
depan bisnis, suatu produk dapat dikatakan layak secara teknis jika dapat diterima dan dapat
dengan mudah diproduksi secara massal. Kelayakan teknis Penilaian berfokus pada kelayakan
teknis dan teknologi yang digunakan, artinya penilaian memeriksa apakah teknologi yang
digunakan dapat bekerja sesuai dengan desain dan penggunaannya.
• Satu perusahaan bisa memilih lokasi yg sinkron baik itu lokasi pabrik, gudang, cabang
dan tempat kerja pusat.
• Perusahaan bisa memilih tata letak sesuai menggunakan proses produksi yg dipilih buat
menaruh efisiensi
• Perusahaan bisa memilih teknologi yg paling cocok buat produksi
• Perusahaan bisa memilih metode persediaan terbaik buat operasi dari ruang lingkup
usaha mereka.
• Sanggup memilih kualitas energi kerja yg diperlukan kini dan yang akan datang
Dalam penyusunan laporan studi kelayakan komersial perlu diperhatikan dan diperhitungkan
menggunakan baik dan benar aspek teknis lantaran kesalahan pada memilih aspek tadi pula akan
mengakibatkan perusahaan gagal banyak.
Banyaknya perusahaan yang beroperasi tetapi aspek ini masih sebagai kasus yang perlu
dipecahkan lantaran perhitungan dalam aspek teknis yang benar waktu memulai usaha misalnya
lokasi perusahaan tidak akurat terbatasnya bahan baku besarnya ongkos angkut tidak cocoknya
teknologi yang dipakai mahalnya biaya tenaga kerja dan lainnya sebagainya.
3
B. PENENTUAN LOKASI DAN TATA LETAK (LAYOUT)
Penentuan lokasi pabrik menjadi hal yang paling rumit dan kompleks dalam kaitannya
dengan studi kelayakan bisnis, mengingat banyaknya hal yang perlu dipertimbangkan dan
diperhitungkan sebelum memutuskan lokasi pabrik.1 Penentuan lokasi yang tepat akan
memberikan keuntungan terhadap perusahaan. Harga produk nantinya juga akan sangat
bergantung pada lokasi yang dipilih, karena jarak lokasi pabrik dengan pasar akan
mempengaruhi harga produk.
Keuntungan lain yang akan diperoleh dengan memilih lokasi yang tepat antara lain
adalah:
Terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam penentuan lokasi. Faktor-
faktor tersebut antara lain:
1
Kasmir dan Jakfar (2003), Studi Kelayakan Bisnis Edisi Revisi, Jakarta, Kencana Prenada Media Group, hal. 150
4
b. Kedekatan dengan sumber (ketersediaan) bahan baku utama
c. Ketersediaan tenaga kerja, baik dari sisi kuantitas maupub kualifikasi yang
dibutuhkan
d. Ketersediaan sarana dan prasarana transportasi yang memadai yang dapat
memperlancar pengadaan bahan baku dan memasarkan hasil produksi, misalnya jalan
raya, jembatan, pelabuhan laut, bandar udara, kereta api, dll.
e. Ketersediaan sarana listrik, sumber air, telekomunikasi untuk memperlancar kegiatan
produksi agar tidak terganggu
f. Sikap masyarakat setempat yang dapat memengaruhi aktivitas usaha baik positif
maupun negatif.
2) Faktor sekunder
a Kondisi iklim, kelembaban, curah hujan dan tanah, misalnya untuk jenis usaha
dibidang agrobisnis harus dapat memilih iklim yang sejuk dan kondisi tanah yang
subur.
b Strategi kebijakan pemerintah terutama pemerintah daerah setempat yang dapat
mendukung atau menghambat usaha yang akan dijalankan serta kebijakan arah
pembangunan yang akan dijalankan. Misalnya masalah peraturan perpajakan,
peraturan ketenagakerjaan, peraturan ijin usaha, intensif, dll.
c Kemungkinan perluasan pengembangan perusahaan dan rencana masa depan
perusahaan.
d Sikap masyarakat setempat yang dapat memengaruhi aktivitas usaha baik positif
maupun negatif, misalnya adat istiadat, budaya, agama, keamanan, dll.
e Biaya untuk investasi dan eksplorasi, misalnya pengadaan tanah dan pembangunan
gedung.
Kemudian pertimbangan untuk menentukan lokasi kantor pusat yang umum dilakukan
adalah sbb:
1. Di kawasan industri
2. Dekat dengan pasar
3. Dekat dengan bahan baku
4. Tersedia sarana dan prasarana
Tata letak (Layout) adalah suatu proses dalam menentukan bentuk dan penempatan
fasilitas yang dapat menentukan efisiensi produksi atau operasi. Layout dirancang berkenaan
dengan produk, proses, sumber daya manusia dan lokasi sehingga efisiensi operasi dapat
6
tercapai. Tujuan penentuan Layout adalah optimalisasi pengaturan fasilitas-fasilitas operasi
sehingga nilai yang diciptakan oleh sistem produksi menjadi optimal.
1. Layout Garis
Layout garis juga disebut sebagai Layout produk. Artinya pengaturan letak mesin atau
fasilitas produksi dalam suatu pabrik berdasarkan urutannya. Setiap produk akan
melewati tahapan operasi yang sama dari awal sampai akhir, sehingga seolah-olah
terlihat seperti garis lurus.
2. Layout Fungsional
Layout fungsional ini sering disebut dengan Layout proses, yaitu pengaturan letak
fasilitas produksi di dalam pabrik berdasarkan fungsinya masing-masing. Mesin atau
fasilitas yang mempunyai kegunaan yang sama dikelompokkan dan diletakkan pada
ruangan atau tempat yang sama. Layout ini biasanya dapat menangani bermasacm-
macam produk secara bersamaan. Contoh dari Layout fungsional ini adalah pabrik yang
mengerjakan berbagai macam barang-barang dari besi.
3. Layout Kelompok
Layout kelompok adalah suatu pengaturan letak fasilitas suatu pabrik berdasarkan atas
kelompok barang yang dikerjakan. Biasanya pabrik yang menggunakan Layout
7
kelompok memiliki produk yang bermacam-macam, tetapi garis besar urutan prosesnya
dapat dibagi dalam beberapa kelompok yang sama. Untuk setiap kelompok produk
dibuatkan Layout tersendiri.
Contoh penggunaan Layout ini adalah pada perusahaan pemroses kulit. Perusahaan ini
menghasilkan sepatu, sandal, sepatu sandal, baik untuk pria maupun wanita, berbagai
dompet, tas, dan berbagai macam ikat pinggang. Proses untuk mengerjakan setiap
barang tidak sama, tetapi pada dasarnya produk dapat dikelompokkan dalam beberapa
marga atau kelompok produk yang garis besar urutan proses pembuatannya hampir
sama. Semua produk dalam setiap kelompok memiliki garis produksi yang sama,
meskipun cara pengerjaan setiap barang secara rinci berbeda-beda. Misalnya pembuatan
kelompok sepatu mesti melalui bagian sol, bagian atas, bagian perakitan, dan finishing
atau penyelesaian. Hanya cara pembuatan sol setiap macam dan model sepatu agak lain,
meskipun garis besarnya sama. Demikian juga pembuatan bagian atas dan perakitannya.
5. Layout Gudang
Layout ini bertujuan untuk memaksimalkan pemanfaat ruang gudang dan efisiensi biaya
penanganan gudang..
6. Layout Pedagang Eceran
Berkenaan dengan pengaturan dan alokasi tempat serta arus bermacam produk agar
lebih banyak barang yang dapat dipajang sehingga berdampak pada peningkatan
penjaulan.
7. Layout Kantor
Berkaitan dengan layout posisi pekerja, peralatan kerja, serta tempat yang
diperuntukkan untuk perpindahan informasi.
8
Kriteria untuk menilai Layout pabrik:
a. Adanya konsistensi dengan teknologi
b. Adanya arus produk dalam proses yang lancar dari suatu proses ke proses yang lain
c. Penggunaan ruangan optimal
d. Terdapat kemungkinan untuk dengan mudah melakukan penyesuaian maupun ekspansi
e. Meminimasi biaya produksi dan memberikan dan memberika jaminan yang cukup
untuk keselamatan tenaga kerja.
Untuk memperoleh layout yang baik perusahaan perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:
a. Nilai investasi
b. Keluwesan atau fleksibilitas
c. Efektivitas penggunaan ruangan
d. Lingkungan dan keselamatan kerja
e. Jenis barang serta volume produksi barang yang dihasilkan
f. Pemeliharaan dan pengawasan
g. Komunikasi
h. Letak kamar kecil
i. Struktur organisasi
j. Unsur estetika
Untuk memperoleh layout yang baik maka perusahaan perlu menentukan hal-hal berikut :
Contoh beberapa aspek teknologi yang sering menjadi pertimbangan dalam sebuah perusahaan
yaitu:
9
1. Teknologi Perusahaan
Berkaitan dengan pemilihan teknologi, biasanya suatu produk tertentu dapat diproses dengan
lebih dari satu cara, sehingga teknologi yang dipilih juga perlu ditentukan secara jelas.
Patokan umum yang dapat dipakai seperti dengan mengetahui seberapa jauh derajat
mekanisasi yang diinginkan juga manfaat ekonomi yang kelak diharapkan.
Teknologi untuk memproduksi barang maupun jasa terus berkembang sesuai dengan
kemajuan zaman. Kemajuan teknologi hendaknya dapat berdampak pada efisiensi yang
tinggi dalam proses produksi sekaligus menghasilkan produktivitas yang tinggi pula.
Namun, selain terdapat keuntungan ada juga kelemahan – kelemahan dalam hal
perkembangan teknologi itu sendiri yang harus diketahui.
Pemilihan teknologi pada proses produksi berarti memilih proses untuk menghasilkan
produk atau pelayanan, termasuk jenis teknologi dan segala sesuatu yang berkaitan dengan
hal tersebut. Setelah keputusan pemilihan dijatuhkan, tindakan selanjutnya adalah
menentukan denah, jenis peralatan, fasilitas penunjang, dan desain engineering yang
diperlukan dalam menunjang kegiatan produksi sesuai dengan studi kelayakan yang
direncanakan
Kualitas dari sebuah produk merupakan suatu kesatuan karakteristik yang dapat
menentukan apakah produk dapat memenuhi harapan para konsumen atau kah tidak.
Kualitas dapat dipahami dengan menggunakan trilogi manajerial, yang meliputi seperti
perencanaan, perbaikan, dan juga pengendalian mutu. Sehingga dengan menggunakan
teknologi yang ada mutu dari sebuah produk tidak akan berkurang dan seharusnya semakin
menjadi lebih baik.
10
D. PENENTUAN STRATEGI DAN KAPASITAS PRODUKSI
Menurut (Buffa, 2006), hal – hal yang dilakukan pada proses perencanaan kapasitas
produksi adalah sebagai berikut :
1. Memprediksi permintaan dimasa yang akan datang
2. Mempersiapkan kebutuhan material atau bahan baku dalam bentuk fisik
3. Mengatur jadwal produksi yang terencana dengan kebutuhan
4. Mengkaji pertumbuhan ekonomi
5. Menentukan jadwal pengoperasian fasilitas produksi
Menurut (Yamit, 2011), terdapat dua jenis perencanaan kapasitas produksi, yaitu :
1. Perencanaan kapasitas jangka pendek
Perencanaan kapasitas jangka pendek untuk mengantisipasi kejadian yang bersifat
serempak pada kurun waktu yang terbatas, misalnya memenuhi permintaan konsumen
dengan waktu yang cukup pendek.
2. Perencanaan kapasitas jangka panjang
Perencanaan kapasitas jangka panjang merupakan merupakan aktivitas penjadwalan
produksi yang kemungkinan akan terjadi dan sudah diprediksi sebelumnya, misalnya
perencanaan produksi dengan skala besar untuk memperingati perayaan hari besar.
Sedangkan menurut (Handoko, 1984) perencanaan kapasitas produksi dibagi menjadi tiga
jenis, yaitu :
11
1. Perencanaan kapasitas produksi jangka panjang (long range) lebih dari satu tahun.
Dimana perencanaan ini membutuhkan durasi waktu yang terperinci untuk
menyelesaikannya, seperti pembangunan pabrik baru atau penambahan gudang dan
penambahan fasilitas atau peralatan produksi. Untuk memperlancar perencanaan jangka
panjang perusahaan mengutamakan persetujuan pihak manajemen.
2. Strategi dan Pertimbangan
Strategi kapasitas produksi perusahaan dalam pengendalian bertujuan untuk
mewujudkan fasilitas, kapasitas yang tepat. Pertimbangan untuk Hal ini, perusahaan
memiliki bervariasi alternative untuk merencanakan produksinya, misalnya penarikan
tenaga kerja, pemutusan kerja, sub contracting, dan pembelian fasilitas atau peralatan
baru.
3. Perencanaan kapasitas jangka pendek kurang dari satu bulan. Perencanaan ini berjalan
berdasarkan kebijakan perusahaan untuk penjadwalan produksi harian atau mingguan.
Perusahaan memiliki alternatif untuk menentukan kapasitas produksinya, seperti
penambahan jam lembur, penggantian rounting produksi, dan penjadwalan tenaga kerja.
Secara umum dapat diformulasikan disini bahwa arti dari perencanaan dan pengendalian
bahan baku menurut Prawirosentono (2011:79) adalah suatu kegiatan memperkirakan kebutuhan
persediaan bahan baku, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Agar perusahaan dapat
beroperasi seperti yang direncanakan, jadi singkatnya bahwa arti dari perencanaan dan
pengendalian persediaan bahan baku, persediaan bahan setengah jadi dan persediaan barang jadi.
Secara keseluruhan diartikan sebagai upaya menentukan besarnya tingkat persediaan dan
mengendalikannya dengan efisiensi dan efektif. Menurut Assauri (2013 :176) Pengendalian
persediaan bahan baku merupakan suatu kegiatan untuk menentukan tingkat dan komposisi
daripada persediaan bahan baku dan barang hasil produksi sehingga perusahaan dapat
12
melindungi kelancaran produksi dengan efektif dan efisien. Menurut Assauri (2013 : 177)
pengendalian persediaan bahan baku bertujuan untuk :
Menjaga agar jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan yang dapat mengakibatkan
terhentinya proses produksi.
Menjaga agar persediaan tidak berlebihan sehingga biaya yang ditimbulkan tidak menjadi
lebih besar pula.
Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari karena mengakibatkan
biaya pemesanan yang tinggi.
a. Terdapat gudang yang cukup luas dan teratur dengan pengaturan tempat bahan atau
barang yang tetap dan identifikasi bahan atau barang tertentu.
b. Sentralisasi kekuasaan dan tanggung jawab pada satu orang dapat dipercaya terutama
penjaga gudang.
c. Suatu sistem pencatatan dan pemeriksaan atas penerimaan bahan atau barang.
d. Pengawasan mutlak atas pengeluaran bahan atau barang
e. Pencatatan yang cukup teliti yang menunjukkan jumlah yang dipesan yang dibagikan
atau dikeluarkan dan yang tersedia dalam gudang
f. Pemeriksaan fisik bahan atau barang yang ada dalam persediaan secara langsung
g. Perencanaan untuk menggantikan barang-barang yang telah dikeluarkan. Barang-barang
yang telah lama dalam gudang dan barang-barang yang sudah usang dan ketinggalan
zaman.
h. Pengecekan untuk menjamin dapat efektifnya kegiatan rutin.
13
2. Indikator Persediaan Bahan Baku
Persediaan bahan baku menurut Assauri (2013:248), Suatu kegiatan yang menentukan
tingkat komposisi dari pada persediaan parts, bahan baku, dan barang hasil/produk, sehingga
perusahaan dapat melindungi kelancaran produksi dan penjualan serta kebutuhan-kebutuhan
pembelanjaan perusahaan dengan efektif dan efisien. Ada empat indikator persediaan bahan
baku:
1. Kuantitas pemesanan ekonomis
2. Biaya pembelian
3. Biaya pemesanan
4. Biaya penyimpanan
Definisi pengawasan Kualitas adalah semua usaha untuk menjamin (assurance) agar hasil
dari pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan memuaskan konsumen
(pelanggan). Berikut beberapa definisi pengawasan dan pengendalian kualitas menurut para ahli:
14
4. Pengawasan Kualitas Menurut Dr. W. Edward Demings
Pengawasan kualitas adalah metode untuk menyesuaikan produk dengan kebutuhan pasar
atau konsumen. Perusahaan harus benar – benar memahami apa yang dibutuhkan konsumen
atas Suatu Produk yang dihasilkan.
5. Pengendalian Kualitas Menurut Assauri
Menurut Assauri ( 1993 : 210 ) pengawasan kualitas adalah kegiatan untuk memastikan
apakah kebijaksanaan dalam hal kualitas dapat tercermin dalam hasil akhir
6. Pengendalian Kualitas Menurut Ahyari
Menurut Ahyari ( 1992 : 239 ) pengawasan kualitas merupakan suatu aktivitas ( manajemen
mutu ) untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk atau jasa perusahaan dapat
dipertahankan sebagaimana yang telah direncanakan.
Jadi pengawasan kualitas adalah pengecekan atas barang yang akan diproduksi apakah telah
memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh produsen dan agar hasil yang diharapkan sesuai
dengan apa yang telah direncanakan oleh produsen.
Tujuan pengawasan kualitas adalah agar tidak terjadi barang yang tidak sesuai dengan
standar mutu yang diinginkan (second quality) terus-menerus dan bisa mengendalikan,
menyeleksi, menilai kualitas, sehingga konsumen merasa puas dan perusahaan tidak rugi.
Bagian pemasaran dan bagian produksi tidak perlu melaksanakan, tetapi perlu kelancaran
dengan memanfaatkan data, penelitian dan testing dengan analisa statistik dari bagian
Pengawasan kualitas yang disampaikan kepada pihak produksi untuk mengetahui bagaimana
hasil kerjanya sebagai langkah untuk perbaikan.
Saat pelaksanaan pengujian pengawasan kualitas dan testing bila ditemukan beberapa
masalah khusus, perlu dibuat suatu study agar dapat digunakan untuk mengatasi masalah di
15
bagian produksi tersebut. Di samping tersebut di atas tugas bagian pengawasan kualitas yaitu jika
terjadi komplain, mengadakan cek ulang dan menyatakan kebenaran untuk bisa diterima secara
terpisah lalu dilaporkan kepada departemen terkait untuk perbaikan proses selanjutnya.
Kontrol kualitas (Quality Control) bertujuan menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk
perusahaan dapat dipertahankan sesuai dengan rencana. Kontrol kualitas sangat diperlukan
dalam memproduksi suatu barang untuk menjaga kestabilan mutu. Tidak hanya dalam
industri,kontrol kualitas dibutuhkan juga pada manajemen. Kontrol kualitas secara statistik
berbeda dengan kontrol kualitas secara kimia atau fisika. Pada kontrol kualitas secara statistik
tidak menghendaki “terbaik“ absolut, tetapi kualitas yang diinginkan adalah yang memenuhi
permintaan konsumen.
Spesifikasi ukuran.
Ciri–ciri operasi.
Ongkos produksi
Biasanya syarat–syarat ini tidak dapat dipenuhi secara tepat, baiksecara ekonomi maupun
prakteknya sehingga disetujui suatu “ toleransi “. Kontrol kualitas adalah kombinasi semua alat
dan teknik yang digunakan untuk mengontrol kualitas suatu produk dengan biaya seekonomis
mungkin untuk memenuhi syarat pesanan. Beberapa langkah yang dilakukan dalam proses
kontrol kualitas :
1. Penentuan standar
Menentukan standar kualitas produksi sesuai dengan pesanan/permintaan.
2. Konfirmasi
Membandingkan hasil produksi dengan ukuran standar yang telahditentukan.
3. Tindakan.
Mengambil tindakan ( koreksi ) bila standar dilampui.
4. Rencana perbaikan.
Menggambarkan usaha terus–menerus untuk memperbaiki standar harga dan standar
mutu.
Untuk melaksanakan pengendalian kualitas dapat dilakukan dua pendekatan antara lain :
17
berbeda.Proses pembuatan produk pada suatu industri tentunya harus sesuai dengan
spesifikasi yang ditetapkan oleh konsumen. Sangat penting untuk membuat produk yang
dapat memenuhi syarat–syarat dari orang yang menggunakannya.
Ada dua segi umum tentang kualitas, yaitu kualitas rancangan dan kualitas kecocokan.
Kualitas rancangan adalah variasi dalam tingkat kualitas pada barang atau jasa yang
disengaja.
Kualitas kecocokan adalah seberapa baik produk tersebut sesuai dengan spesifikasi dan
kelonggaran yang disyaratkan oleh rancangan itu.Tiap produk mempunyai sejumlah
unsur yang bersama–sama menggambarkan kecocokan penggunanya.
Mutu produk secara langsung dipengaruhi oleh Sembilan faktor dasar (9 M ) yang terdiri atas :
1. Pasar ( Market )
Jumlah produk baru dan lebih baik yang ditawarkan dipasar terus bertumbuh pada laju yang
eksplosif, akibatnya bisnis harus lebih fleksibel dan mampu berubah arah dengan cepat.
2. Manajemen ( Management )
Tanggung Jawab Mutu telah didistribusikan kepada semua bagian dan tingkatan manajemen.
Selain itu perlu ada pembagian kelompok ( function group ) dalam hal ini pimpinan harus
berkoordinasi dengan baik. Dengan adanya koordinasi yang baik tersebut maka dapat
tercapai suasana kerja yang baik dan harmonis, serta menghindarkan adanya kekacauan
dalam pekerjaan. Keadaan ini memungkinkan perusahaan usntuk mempertahankan mutu
serta meningkatkan mutu dari produk yang dihasilkan.
3. Manusia ( Men )
Pekerja yang dibuthkan kini adalah yang memiliki pengetahuan khusus. Peranan manusia
atau karyawan yang bertugas dalam perusahaan akan sangat mempengaruhi secara langsung
terhadap baik buruknya mutu dari produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Maka
aspek manusia perlu mendapat perhatian yang cukup. Perhatian tersebut dengan
memberikan latihan – latihan, pemberian motivasi,pemberian jamsostek,kesejahteraan,dll.
4. Motivasi ( Motivation )
Pengakuan yang positif secara pribadi bahwa pekerja member sumbangan demi tercapainya
tujuan perusahaan, dapat meningkatkan motivasi pekerja.
18
5. Bahan ( Material )
Material harus diperiksa sedemikian rupa sehingga layak untuk diproses. Pemeriksaan atas
spesifikasi yang semakin ketat dapat menurunkan biaya secara efektif.
6. Mesin dan mekanisasi ( Machines and mechanization )
Keinginan perusahaan untuk mencapai penurunan biaya dan peningkatan volume produksi
mendorong penggunaan perlengkapan pabrik yang sempurna.
7. Metode Informasi Mutakhir
Evolusi teknologi yang cepat seperti Komputer membuka kemungkinan untuk
mengumpulkan, menyimpan, dan mengambil kembali serta memanipulasi informasi.
8. Persyaratan Proses Produksi
9. Kemajuan dalam rekayasa rancangan memerlukan kendali yang lebih ketat pada seluruh
proses pembuatan.
a. Penentuan Lokasi
Lokasi yang dipilih adalah Jl. Hayam Wuruk no. 206 karena daerah ini sangatstrategis
dan belum terdapat usaha bisnis serupa. Penentuan letak usaha inimempertimbangkan
faktor dekatnya lokasi dengan pasar atau konsumen karena disepanjang jalan Hayam
Wuruk terdapat berbagai tempat les, sekolah dan kampus.Sehingga banyaknya kegiatan
anak-anak dan mahasiswa (pelajar) berlangsung di daerahtersebut dan merupakan area
yang ramai dikunjungi. Hal ini merupakan potensi peluang pasar yang sangat besar untuk
dimanfaatkan.
b. Sarana dan Prasarana
Sarana yang kami gunakan untuk menunjang usaha kami adalah dengan memanfaatkan :
chest freezer dengan ukuran tipe AB-108-T-X ( Ukuran 57 cm x 49 cm x 88 cm )dengan
kapasitas 105 liter , scoop dengan berbagai ukuran , dan sendok ice cream.
19
Sedangkan untuk prasarananya kami menggunakan etalase (hooth) beroda yang didesain
khusus untuk stand penjualan Rambow Ice Cream, Sehingga dengan booth ini etalase ice
cream dapat secara fleksibel berpindah tempat menyesuaikan dengan situasi dan kondisi.
Pemesanan pembuatan booth akan kami pesan pada perusahaan designbooth.blog.com.
Berikut gambaran design booth yang akan kami gunakan:
Setelah semua perlengkapan dan peralatan siap maka etalase dapat segera dibuka.
Kemudian pembeli akan datang ke etalase dan memesan ice cream sesuai dengan selera,
penjaga stand men-scoop ice cream sesuai dengan pesanan dan ditempatkan pada sebuah
waffle bowl beserta dengan sendoknya. Penjaga stand berkewajiban melayani pembeli
hingga pembeli selesai melakukan pembayaran.
e. Proses penjualan
Karyawan yang bekerja sebanyak 2 orang. Karyawan pada shift pertama. mulai
bekerja dari pukul 12 siang sampai pukul 4 sore. Dimana karyawan ketika baru sampai di
tempat kerja mulai membersihkan lingkungan sekitar stand dan menyiapkan segala
keperluan yang dibutuhkan untuk penjualan. Ketika customer tiba, karyawan melayani
customer dengan mengucapkan salam terlebih dahulu yaitu menyebut siang/sore/malam
lalu mulai menanyakan mereka, mau memilih ice cream dengan pilihan rasa yang mana.
21
Setelah itu karyawan menyediakan dan memberikan kepada customer lalu menerima
uang pembayarannya dan mengucapkan "terima kasih, selamat datang kembali.
Karyawan shift kedua masuk pukul 4 sore sampai pukul 8 malam. Mendekati pukul 8
malam kira-kira 15 menit sebelum jam 8 malam. karyawan mulai merapikan peralatan
dan membersihkan peralatan perlengkapan serta daerah sekitar stand.
22
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Aspek teknis dan teknologi adalah suatu aspek yang berkenaan menggunakan proses
pembangunan proyek secara teknis teknologi dan pengoperasiannya. Setelah proyek tadi
terselesaikan dibangun aspek teknik berkaitan menggunakan proses produksi dimulai menurut
bagaimana taktik dan perencanaan produksi hingga pada kapasitas dan volume produksi. Selain
itu, menurut aspek teknologi berkaitan menggunakan alat-alat yg digunakan, misalnya mesin
ataupun teknologi yang mendukung proses produksi dan operasional suatu perusahaan. Tidak
hanya itu, perencanaan letak bisnis dan layout pula sebagai bagian menurut studi kelayakan
aspek teknik dan teknologi lantaran hal tadi akan memilih berukuran menurut bangunan yang
akan dibangun.
23
DAFTAR PUSTAKA
Husnan, Suad dan Suwarsono. (1994). Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta:UPP AMPYKPN
Restu, Raja Marwan Indra Saputra, dan Aris Triyono. 2022. Dasar-Dasar Studi Kelayakan
Bisnis: Teori, Praktis, dan Analisis. Sleman: Penerbit Deepublish.
Sucipto, Agus. 2017. Studi Kelayakan Bisnis: Analisis Integratif dan Studi Kasus. Malang: UIN-
Maliki Press.
24