Anda di halaman 1dari 15

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Manajemen Operasional Meri Sandora, S.E., M.M.

LAYOUT FASILITAS PRODUKSI

UIN SUSKA RIAU

Kelompok 4
Indah NurCahyani (01970223226)
Joe Herdhian (01970213235)
Yogi Pratama (01970213290)

KELAS A
D3 MANAJEMEN PERUSAHAAN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2020

i
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum w. w.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta tidak lupa
pula kita hadiahkan buat baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa manusia dari
alam kebodohan menuju alam yang penuh ilmu pengetahuan.

Penulis sangat merasa bersyukur karena telah dapat menyelesaikan makalah yang menjadi
tugas dalam mata kuliah Pengantar Bisnis yang di bimbing langsung oleh ibuk dosen Meri
Sandora, SE, MM . berjudul “Layout Fasilitas Produksi”. Disamping itu, kami mengucapkan
terima kasih kepada pihak yang telah bersedia membantu kami selama pembuatan makalah ini
berlangsung sehingga dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan, oleh karena ini kami mengharapkan dan menghargai kritik dan saran yann
membangun dari pembaca. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wassalammualaikum w. w.

i
Pekanbaru, Maret 2020

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................2
A. Pengertian dan Tujuan Perencanaan Layout Fasilitas......................................................................2
B. Faktor-faktor Penentu Layout..........................................................................................................3
C. Macam-macam Layout....................................................................................................................3
1. Tata letak dengan posisi tetap......................................................................................................3
2. Tata letak yang berorientasi pada proses......................................................................................4
3. Tata letak kantor..........................................................................................................................5
4. Tata letak retail............................................................................................................................5
5. Tata letak gudang dan penyimpanan............................................................................................6
6. Tata letak proses produksi berulang dan berorientasi pada produk..............................................7
BAB III PENUTUP...................................................................................................................................10
A. Kesimpulan....................................................................................................................................10
B. Saran..............................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................11

iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen produksi dan operasi mencakup penyediaan dan pemeliharaan bangunan-
bangunan dan berbagai pelayanan yang dibutuhkan untuk menempatkan, menyimpan,
melindungi, dan melayani orang-orang dan mesin-mesin yang digunakan untuk membuat
berbagai produk dan menyediakan berbagai jasa. Selama pembuatan desain dan kontruksi
diperlukan perhatian manajerial dan setelah berjalan usaha manajerial berfungsi untuk
menjaga agar bangunan dan fasilitas lainnya beroperasi secara efektif.
Dalam pemeliharaan bangunan-bangunan dan berbagai pelayanan yang dibutuhkan
oleh suatu perusahaan seperti tata letak, penyimpanan, pelayanan, dan perawatan, maka
dibutuhkan adanya manajemen operasi. Setiap perusahaan baik perusahaan besar maupun
perusahaan kecil akan menghadapi persoalan layout/tata letak fasilitas. Semua fasilitas
untuk produksi harus di sediakan pada tempatnya masing-masing karena tujuannya
adalah untuk meminimumkan biaya atau meningkatkan efisiensi dan kelancaran proses
produksi suatu perusahaan.
Terdapat macam-macam layout dimana masing-masing layout memiliki sifat,
kelebihan,dan kelemahan masing-masing yang berbeda satu sama lain. Maka, perusahaan
harus teliti dalam memilih jenis layout yang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan
perusahaan tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan tujuan perencanaan layout fasilitas?
2. Faktor-faktor apa saja penentu perencanaan layout fasilitas?
3. Apa saja macam-macam layout?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dan tujuan layout fasilitas
2. Mengetahui faktor-faktor penentu perencanaan layout fasilitas
3. Mengetahui macam-macam layout

1
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Tujuan Perencanaan Layout Fasilitas


Layout fasilitas harus dirancang untuk memungkinkan perpindahan yang ekonomis
dari orang-orang dan bahan-bahan dalam berbagai proses dan operasi perusahaan. Jarak
angkut hendaknya sependek mungkin dan pengambilan serta peletakan produk-produk
dan peralatan-peralatan di minimumkan. Hal ini seharusnya menghasilkan minimisasi
biaya penanganan dan transportasi seperti penurunan waktu, proses kerja dan mesin
menganggur
Layout fasilitas produksi merupakan keseluruhan bentuk dan penempatan fasilitas-
fasilitas yang diperlukan di dalam proses produksi. Perencanaan layout pabrik merupakan
pemilihan secara optimum penempatan mesin-mesin peralatan pabrik, tempat kerja,
tempat penyimpanan dan fasilitas servis, bersama-sama dengan penentuan bentuk gedung
pabriknya.
Tujuan pengaturan layout fasilitas yang baik dapat dilakukan dengan cara :
1. Memaksimumkan pemanfaatan peralatan pabrik
2. Meminimumkan kebutuhan tenaga kerja
3. Mengusahakan agar aliran bahan dan produk itu lancar
4. Memaksimumkan hasil produksi
5. Memaksimumkan keluwesan menghindari hambatan operasi dan tempat yang
terlalu padat.
6. Meminimumkan kebutuhan akan pengawasan dan pengendalian dengan
menempatkan mesin, lorong, dan fasilitas penunjang agar diperoleh
komunikasi yang mudah dan siap.
Untuk memperoleh layout pabrik yang efisien, ada kriteria pengukurannya. Kriteria ini
merupakan tujuan yang harus dicapai di dalam menyusun layout pabrik, yaitu :
1. Jarak angkut yang minimum
2. Aliran material yang baik
3. Penggunaan ruang yang efektif
4. Keselamatan barang-barang yang diangkut

2
5. Biaya efektivitas yang maksimum faktor-faktor di atas perlu diusahakan
dengan biaya yang rendah

B. Faktor-faktor Penentu Layout


Jenis layout yang dipilih biasanya tergantung pada :
1. Jenis produk.
Apakah produk tersebut berupa barang atau jasa, desain dan kualitasnya
bagaimana, dan apakah produk tersebut dibuat untuk persediaan atau pesanan.
2. Jenis proses produksi.
Ini berhubungan dengan jenis tekhnologi yang dipakai, jenis bahan yang di
angkut, dan alat penyedia layanan
3. Jenis proses produksi.
Ini berhubungan dengan jenis teknologi yang dipakai, jenis bahan yang di
angkut, dan alat penyedia layanan

Tata letak yang baik perlu menetapkan hal berikut :

1. Peralatan penanganan bahan


2. Kapasitas dan persyaratan luas ruang
3. Lingkungan hidup dan estetika
4. Aliran informasi
5. Biaya perpindahan antar wilayah kerja yang berbeda

C. Macam-macam Layout
1. Tata letak dengan posisi tetap
Dalam tata letak dengan posisi tetap, proyek tetap berada dalam satu tempat,
sementara para pekerja dan peralatan datang pada tempat tersebut. Contohnya
adalah proyek pembuatan kapal, jalan layang, jembatan, rumah, dan sumur
minyak bumi.
Teknik untuk mengatasi tata letak dengan posisi tetap tidak dikembangkan
dengan baik dan kerumitannya bertambah karena adanya tiga faktor yaitu :
a) Terdapat tempat yang terbatas pada semua lokasi produksi
b) Setiap tahapan yang berbeda pada proses konstruksi membutuhkan bahan
yang berbeda. Oleh karena itu, banyak hal menjadi penting sejalan dengan
perkembangan proyek
c) Volume bahan yang dibutuhkan dinamis

3
Karena permasalahan pada tata letak dengan posisi tetap ini sulit dipecahkan
pada lokasi, strategi alternatif yang ada adalah untuk melengkapi proyek sedapat
mungkin di luar lokasi.

2. Tata letak yang berorientasi pada proses


Tata letak yang berorientasi pada proses dapat menangani beragam barang atau
jasa secara bersamaan. Tata letak ini paling efisien di saat pembuatan produk
yang memiliki persyaratan berbeda, atau di saat penanganan pelanggan, pasien
atau klien dengan kebutuhan yang berbeda. Tata letak yang berorientasi proses
biasanya memiliki strategi volume rendah dengan variasi tinggi, contohnya adalah
rumah sakit atau klinik.
Satu kelebihan utama dari tata letak ini adalah adanya fleksibilitas peralatan
dan penugasan tenaga kerja. Contohnya, jika terjadi kerusakan pada satu mesin,
proses produksi secara keseluruhan tidak perlu berhenti, pekerjaan dapat dialihkan
pada mesin lain dalam departemen yang sama.
Kelemahan tata letak yang berorientasi pada proses terletak pada peralatan
yang biasanya memiliki kegunaan umum. Pesanan akan menghabiskan waktu
lebih lama untuk berpindah dalam sistem karena penjadwalan yang sulit,
penyetelan mesin yang berubah, dan penanganan bahan yang unik. Sebagai
tambahan, peralatan yang memiliki kegunaan umum, membutuhkan tenaga kerja
yang terampil, dan persediaan barang setengah jadi menjadi lebih tinggi karena
adanya ketidakseimbangan proses produksi. Tenaga kerja terampil yang
dibutuhkan juga meningkatkan pelatihan dan pengalaman yang dibutuhkan, dan
jumlah barang setengah jadi yang tinggi membutuhkan modal yang lebih banyak.
Dalam mendesain sebuah tata letak yang berorientasi pada proses, taktik yang
paling lazim digunakan untuk menyusun departemen atau stasiun kerja adalah
untuk meminimalkan biaya penanganan bahan. Dengan kata lain, departemen
yang memiliki aliran komponen atau orang yang banyak di antara mereka harus
didekatkan satu sama lain. Dalam pendekatan ini, biaya penanganan bahan
bergantung kepada :

4
1) Jumlah muatan (atau orang) yang harus dipindahkan di antara dua
departemen selama beberapa waktu
2) Biaya memindahkan muatan (atau orang) yang terkaitan dengan jarak antar
departemen. Biaya diasumsikan sebagai sebuh fungsi jarak antar-
departemen.

3. Tata letak kantor


Perbedaan utama antara tata letak kantor dan pabrik adalah kepentingan
informasi. Walaupun pergerakan informasi sekarang meningkat menjadi
elektronik, analisis tata letak kantor masih memerlukan pendekatan yang berdasar
tugas. Oleh Karena itu, para manajer menguji pola komunikasi baik secara
elektronik maupun tradisional, kebutuhan pemisahan, dan kondisi-kondisi lain
yang mempengaruhi efektifitas karyawan.
Pada tata letak kantor terdapat dua kecenderungan utama:
1) Teknologi, seperti telepon genggam, fax, internet, laptop, dll menyebabkan
tata letak semakin fleksibel dengan memindahkan informasi secara
elektronik.
2) Perusahaan virtual menciptakan kebutuhan dinamis akan ruang dan jasa.
Kedua perubahan ini cenderung membutuhkan lebih sedikit karyawan untuk
berada di kantor.

4. Tata letak retail


Tata letak ritel didasarkan pada ide bahwa penjualan dan keuntungan bervariasi
bergantung kepada produk yang dapat menarik perhatian pelanggan. Penelitian
menunjukkan bahwa semakin besar produk dapat terlihat oleh pelanggan, maka
penjualan akan semakin tinggi, dan tingkat pengembalian investasi juga semakin
tinggi.
Lima ide yang sangat berguna dalam menentukan pengaturan toko secara
keseluruhan :
1) Tempatkan barang-barang yang sering di beli oleh pelanggan di sekitar
batas luar toko

5
2) Gunakan lokasi yang strategis untuk barang-barang yang menarik dan
memiliki nilai keuntungan besar
3) Distribusikan produk yang kuat
4) Sampaikan misi toko dengan memilih posisi bagian yang akan menjadi
perhentian pertama bagi pelanggan

Tujuan utama tata letak ritel adalah untuk memaksimalkan keuntungan luas
lantai per kaki persegi (atau pada beberapa toko, pada panjang rak). Walaupun
tujuan utama ritel adalah memaksimalkan keuntungan, terdapat beberapa aspek
jasa yang harus di pertimbangkan oleh para manajer.
Untuk mendapatkan tata letak jasa yang baik, sebuah perusahaan harus
memperhatikan tiga elemen :
1) Kondisi yang berkenaan dengan lingkungan, yaitu karakteristik latar
belakang seperti pencahayaan, suara, bau dan suhu. Semua faktor ini
mempengaruhi karyawan dan para pelanggan, dan memberikan dampak
seberapa banyak pelanggan mau mengeluarkan uang dan seberapa lama
pelanggan ingin berada dalam gedung.
2) Tata letak yang luas dan mempunyai fungsi, meliputi rencana pola sirkulasi
pelanggan, karakteristik lorong (seperti lebar, arah,sudut, dan jarak antar-
rak) dan pengelompokan produk.
3) Tanda-tanda, simbol, dan patung, yang merupakan karakteristik desain
bangunan yang memiliki arti sosial (seperti daerah yang berkarpet di
departement store yang mendorong pengunjung untuk melangkah secara
pelan-pelan dan mencari barang yang mereka perlukan)

5. Tata letak gudang dan penyimpanan


Tujuan tata letak gudang adalah untuk menemukan titik optimal di antara biaya
penanganan bahan dan biaya-biaya yang berkaitan dengan luas ruang dalam
gudang. Sebagai konsekuensinya, tugas manajemen adalah memaksimalkan
penggunaan setiap kotak dalam gudang yaitu memanfaatkan volume penuhnya
sambil mempertahankan biaya penanganan bahan yang rendah.

6
Biaya penanganan bahan adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan
transportasi barang masuk, penyimpanan, dan transportasi barang keluar untuk di
masukkan dalam gudang. Biaya- biaya ini meliputi peralatan, orang, bahan, biaya
pengawasan, asuransi, dan penyusutan. Tata letak gudang yang efektif juga
meminimalkan kerusakan bahan dalam gedung.

Strategi dalam tata letak gudang dan penyimpanan :


1) Cross-Docking, yaitu cara menghindari penempatan bahan atau pasokan
dalam gudang dengan cara memproses mereka langsung disaat mereka
diterima
2) Perhitungan Persediaan Secara Acak, yaitu cara untuk menempatkan
persediaan dimana terdapat lokasi yang terbuka. Teknik ini berarti bahwa
ruangan tidak perlu dikhususkan untuk barang-barang tertentu dan fasilitas
dapat dimanfaatkan dengan lebih baik
3) Customizing, yaitu cara menggunakan gudang untuk menambahkan nilai
produk melalui modifikasi, perbaikan, pemberian label, dan pengepakan
komponen

6. Tata letak proses produksi berulang dan berorientasi pada produk


Tata letak yang berorientasi pada produk disusun di sekeliling produk atau
keluarga produk yang sama yang memiliki volume tinggi, dan bervariasi rendah.
Tujuan tata letak yang berorientasi pada produk adalah untuk meminimalkan
ketidakseimbangan dalam lini pabrikasi atau perakitan. Terdapat dua jenis tata
letak yang berorientasi pada produk, yaitu :
1) Lini Pabrikasi, membuat komponen seperti ban mobil atau komponen logam
sebuah kulkas pada beberapa mesin
2) Lini Perakitan, meletakkan komponen yang di pabrikasi secara bersamaan
pada sekumpulan stasiun kerja

Keuntungan utama tata letak yang berorientasi pada produk adalah :

7
1) Rendahnya biaya variabel per unit yang biasanya dikaitkan dengan produk
yang terstandarisasi dan bervolume tinggi
2) Biaya penanganan bahan yang rendah
3) Mengurangi persediaan bahan yang setengah jadi
4) Proses pelatihan dan pengawasan yang lebih mudah
5) Hasil keluaran produksi yang lebih cepat

Kelemahan tata letak yang berorientasi pada produk adalah :


1) Dibutuhkan volume yang tinggi, karena modal yang diperlukan untuk
menjalankan proses cukup besar
2) Adanya pekerjaan yang harus berhenti pada setiap titik mengakibatkan
seluruh operasi pada lini yang sama juga terganggu
3) Fleksibilitas yang ada kurang saat menangani beragam produk atau tingkat
produksi yang berbeda.
Lini perakitan biasanya dilaksanakan untuk meminimalkan ketidakseimbangan
antara mesin atau karyawan dan memenuhi output yang dibutuhkan dari lini
perakitan.
Untuk dapat memproduksi pada tingkat tertentu, pihak manajemen harus
mengetahui perkakas, peralatan dan metode kerja yang digunakan. Kemudian
persyaratan waktu untuk setiap tugas perakitan harus ditentukan. Manajemen juga
harus mengetahui hubungan prioritas antar aktivitas yaitu urutan beragam tugas
yang harus dikerjakan.
Data tugas juga harus diubah dalam diagram prioritas. Setelah diagram
prioritas yang merangkum urutan dan waktu telah dibuat, maka tugas-tugas ini
dikelompokkan dalam stasiun kerja sehingga tingkat produksi dapat dipenuhi.
Proses ini meliputi tiga langkah :
1) Hitung unit yang dibutuhkan per hari (tingkat permintaan atau tingkat
produksi) dan dibagi menjadi waktu produksi yang tersedia per hari (dalam
menit atau detik).

8
2) Hitunglah jumlah stasiun kerja minimal secara teoretis. Jumlah ini
merupakan waktu pengerjaan tugas total (waktu yang dibutuhkan untuk
membuat produk) dibagi dengan waktu siklus.
3) Seimbangkan lini perakitan dengan memberikan tugas perakitan tertentu
pada setiap stasiun kerja. Keseimbangan yang efisien adalah yang dapat
melengkapi perakitan yang dibutuhkan, mengikuti urutan yang telah
ditentukan, dan menjaga waktu kosong pada setiap stasiun kerja menjadi
minimal.

Prosedur formal untuk mengerjakan hal ini adalah dengan :


a) Mengidentifikasi daftar utama tugas
b) Menghilangkan tugas-tugas yang telah diberikan pada stasiun kerja tertentu
c) Menghilangkan tugas-tugas yang memiliki hubungan prioritas yang tidak
dapat dipenuhi
d) Menghilangkan tugas-tugas yang tidak cukup waktunya untuk dilaksanakan
pada stasiun kerja
e) Menggunakan salah satu heuristik penyeimbang lini. Terdapat lima pilihan
yaitu : n
1) Waktu pengerjaaan terpanjang
2) Tugas yang paling sering diikuti
3) Bobot posisi peringkat
4) Waktu tugas terpendek
5) Jumlah tugas yang mengikuti paling sedikit
Beberapa heuristik ini dapat dicoba untuk melihat heuristik yang menghasilkan
solusi terbaik yaitu jumlah stasiun kerja yang paling sedikit dengan efisiensi
tertinggi. Walaupun heuristik dapat memberikan solusi, tidak dijamin bahwa
solusi yang dihasilkan ini yang paling optimal.

9
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Perencanaan layout pabrik merupakan pemilihan secara optimum penempatan mesin-
mesin peralatan pabrik, tempat kerja, tempat penyimpanan dan fasilitas servis, bersama-
sama dengan penentuan bentuk gedung pabriknya.
Tujuan pengaturan layout fasilitas yang baik dapat dilakukan dengan cara:
Memaksimumkan pemanfaatan peralatan pabrik, Meminimumkan kebutuhan tenaga
kerja, Mengusahakan agar aliran bahan dan produk itu lancar, Memaksimumkan
pemanfaatan ruang yang tersedia. Menghindari hambatan operasi dan tempat yang terlalu
padat. Memaksimumkan hasil produksi. Dan Meminimumkan kebutuhan akan
pengawasan dan pengendalian dengan menempatkan mesin, lorong, dan fasilitas
penunjang agar diperoleh komunikasi yang mudah dan siap.
Faktor Penentu Layout, yaitu Jenis produk, jenis proses produksi, dan volume
produksi.
Faktor Penentu Layout, yaitu Jenis produk, jenis proses produksi, dan volume
produkMacam-macam jenis Layout, yaitu tata leetak dengan posisi tetap, tata letak yang
berorientasi pada proses, tat letak kantor, tata letak ritel, tata letak gudang dan
penyimpanan, dan tata letak proses produksi berulang dan berorientasi pada produksi.

B. Saran
Semoga allah memberikan keberhakan terhadap makalah yang telah kami susun ini.
Kami berharap partisipasi dari para pembaca untuk memberikan kritikan dan saran demi
perbaikan makalah yang selanjutnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Heri Prasetya dan Fitri Lukiastuti. 2009. Manajemen Operasi. Yogyakarta: Media Pressindo.
Jay Heizer dan Barry Render. 2005. Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba Empat.
T. Hani Handoko. 2000. Dasar-dasar Manajemen dan Operasi. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai