Anda di halaman 1dari 34

TATA LETAK

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Operasional

Dosen Pengampu : Emalia Ariska, M.S.M

Disusun

Oleh :

Kelompok 7

Zahras Safira (210261200159)


Ulfa Mahira (210261201200)
Vera Chifayana (210261201201)
Mawazaton Abadiah (210261201204)
Silviana (210261201163)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM KEBANGSAAN INDONESIA

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Manajemen Operasional,
dengan judul: “Tata Letak”. Shalawat beriring salam kami hanturkan kepangkuan
Baginda Rasulullah Muhammad SAW yang telah mengantarkan umatnya dari alam
kebathilan ke alam berilmu pengetahuan.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.
Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Bireuen, 18 Februari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................4

1.1 Latar Belakang...........................................................................4

1.2 Rumusan Masalah......................................................................5

1.3 Tujuan .......................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................6

2.1 Strategi Tata Letak....................................................................6

2.2 Jenis-Jenis Tata Letak...............................................................7

BAB III PENUTUP ......................................................................................32

3.1 Kesimpulan ...............................................................................32

3.2 Saran ..........................................................................................33

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................34

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bagi perusahaan jenis apapun, baik yang bergerak dalam manufaktur


maupun jasa tentulah menyadari bahwa kelangsungan hidup perusahaan lebih penting
daripada sekedar laba yang besar. Sekalipun untuk dapat terus bertahan (Going
Concern), perusahaan memerlukan keuntungan yang cukup. Selanjutnya untuk
mendapatkan keuntungan tersebut, produk yang dihasilkan dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan serta kepuasan konsumen (harga, kualitas, pelayanan, dsb.).

Biasanya, masalah yang akan muncul dan harus dipertimbangkan adalah


letak dari departemen-departemen dari perusahaan tersebut. Begitu juga dengan
perencanaan tata-letak yang tepat akan bermanfaat bagi efisiensi dan kelancaran
aktivitas dari perusahaan tersebut, sehingga beban atau biaya aliran material yang
tidak diperlukan bisa dihilangkan atau diminimalkan. Oleh karena itu, pada tugas
makalah kelompok ini akan membahas tentang tata letak departemen sehingga
dihasilkan tata-letak yang mempunyai biaya aliran material yang kecil. Salah satu
ujung dari masalah ini adalah proses produksi yang harus baik dalam arti yang luas,
agar output yang dihasilkan baik berupa barang atau jasa, dapat mendukung
kelangsungan hidup perusahaan.

Di satu sisi setelah proses produksi dan kehidupan perusahaan berjalan yang
dengan baik, perusahaan perlu menjaganya dengan baik, mengingat menjaga lebih
sulit dari pada saat mendirikannya. Dengan demikian proses dan kegiatan produksi
sebagai dapurnya perusahaan perlu dipelajari dengan seksama dan sungguh-sungguh
sehingga sebuah perusahaan memiliki devisi produksi yang solid dan dapat dipercaya
sebagai tulang punggung kelangsungan hidup perusahaan.

4
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu strategi tata letak ?


2. Bagaimana jenis-jenis tata letak ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini utamanya adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Manajemen Operasional Universitas Islam Kebangsaan Indonesia
(UNIKI), dan secara keseluruhan adalah untuk mengetahui dan memahami tentang
Tata Letak dalam Manajemen Operasional, dan diharapkan melalui makalah ini dapat
menambah wawasan bagi penulis juga pembaca.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Strategi Tata Letak

Tata letak adalah suatu keputusan penting yang menentukan efisiensi operasi
secara jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak strategis karena tata letak
menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibelitas, biaya,
kualitas lingkungan kerja, kontak dengan pelanggan dan citra perusahaan. Tata letak
yang efektif akan dapat menunjang pelaksanaan strategi bisnis yang telah ditetapkan
perusahaan apakah diferensiasi, low cost atau respon yang cepat. Hal yang harus
dipertimbangkan dalam menentukan desain tata letak adalah :

1. Utilisasi ruang, peralatan, dan orang yang lebih tinggi


2. Aliran informasi, barang atau orang yang lebih baik
3. Modal karyawan yang lebih baik, juga kondisi lingkungan kerja yang lebih
aman
4. Interaksi dengan pelanggan/klien yang lebih baik
5. Fleksibilitas

Untuk mendapatkan fleksibilitas dalam tata letak, para manager melatih


silang karyawan, merawat peralatan, menjaga investasi tetap rendah, menempatkan
sel kerja berdekatan, dan menggunakan peralatan kecil yg mudah dipindahkan.

Lokasi menentukan prestasi , merupakan ungkapan yang cukup tepat untuk


segala jenis kegiatan, demikian pula untuk kegiatan bisnis di sektor barang maupun
jasa. Dengan demikian strategi lokasi adalah hal yang tidak dapat diabaikan oleh
perusahaan. Banyak alasan yang mendasarinya diantaranya sektor barang
memerlukan lokasi untuk melakukan kegiatan pembuatan produk barang tersebut atau
tempat memproduksi (pabrik) sedangkan untuk sektor jasa memerlukan tempat untuk
dapat memberikan pelayanan bagi konsumen.

6
Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya pembangunan kawasan industri
untuk ditawarkan pada perusahaan yang akan membangun pabriknya maupun
pembangunan pusat-pusat perdagangan, kawasan perkantoran yang ditawarkan
kepada para pengusaha jasa. Kegiatan perekonomian di suatu tempat, wilayah,
maupun Negara ditandai dengan tumbuh berkembangnya pusat-pusat niaga maupun
industri yang berdiri di lokasi-lokasi yang sangat strategis. Kemajuan suatu bangsa
juga sangat tergantung dengan berdenyutnya perekonomian di wilayah Negara yang
bersangkutan yang berarti dientukan oleh banyak tidaknya lokasi –lokasi kegiatan
operasional bisnis.

2.2 Jenis-Jenis Tata Letak

Sebuah tata letak yang efektif memfasilitasi terjadinya : aliran bahan,


manusia dan informasi di dalam-atau-antar wilayah. Sebuah tata letak yang baik perlu
menetapkan hal-hal berikut :

Peralatan penangan bahan - Manager harus memutuskan peralatan yang akan


digunakan, seperti ban berjalan, cranes, automated storage and retrieval system, juga
kereta otomatis untuk mengirim dan menyimpan bahan.

1. Kapasitas dan persyaratan luas ruang - Desain tata letak dan penyediaan ruang
hanya dapat dilakukan saat persyaratan jumlah pekerja, mesin, dan perakitan
diketahui. Seperti persyaratan ruangan persegi empat minimal berukuran 6 x 6
kaki, ditambah toilet, kantin, tangga, lift, juga pencegahan masalah keamanan,
kebisingan, debu, temperature, dan ruangan peraltan dan mesin.
2. Lingkungan hidup dan estetika – Penentuan tata letak juga membutuhkan
keputusan mengenai jendela, penghijauan, dan tinggu atap untuk
menyediakan aliran udara, mengurangi kebisingan, dan menyediakan
keleluasaan pribadi.

7
3. Aliran informasi – Penentuan tata letak harus memperhatikan kelancaran
komunikasi antar divisi, misalnya jarak antar ruang, pembatas setengah badan,
atau ruang kantor terpisah.
4. Biaya pergerakan antarwilayah kerja – pertimbangkan hal hal yang berkaitan
dengan pemindahan bahan dan kepentingan beberapa wilayah tertentun untuk
didekatkan satu sama lain.

Terdapat enam pendekatan biasa digunakan oleh para manajer dalam


menyelesaikan permasalahan tata letak, yaitu :

1) Tata Letak Kantor

Tata Letak Kantor adalah cara mengelompokkan pekerja, perlengkapan


pekerja, dan ruang dengan mempertimbangkan kenyamanan, keamanan, dan
pergerakan informasi. Hal yang membedakan antar layout kantor dan pabrik adalah
pada kepentingan informasi. Tata letak dan fungsi kantor terus berubah akibat
perubahan teknologi. Walaupun begitu, analisis tata letak kantor masih memerlukan
pendekatan berbasis tugas, korespondensi lewat kertas, kontrak, dokumen hukum,
dokumen klien, naskah cetak, gambar, dan desain masih memegang peraan besar di
banyak kantor.

Cara penyelesaian layout kantor adalah menggunakan analisa diagram


hubungan (relationship chart). Diagram yang disiapkan untuk sebuah kantor desainer
produk menyatakan kepala bidang pemasaran haruslah (1) dekat dengan wilayah
desainer, (2) kurang dekat dengan sekretaris pusat, (3) tidak dekat sama sekali dengan
ruang fotokopi atau departemen keuangan.

8
Pada layout ini ada dua kecenderungan yang perlu diperhatikan. Pertama,
teknologi seperti telepon seluler, pager, fax, internet, laptop PDA menyebabkan
layout perkantoran menjadi makin fleksibel dengan memindahkan informasi secara
elektronik. Kedua, perusahaan modern menciptakan kebutuhan dinamis akan ruang
dan jasa. Kedua macam kecenderungan ini mengakibatkan kebutuhan karyawan lebih
sedikit berada di kantor.

2) Tata Letak Toko Eceran

Tata Letak Toko Eceran merupakan sebuah pendekatan yang berkaitan


dengan aliran pengalokasian ruang dan merespon pada perilaku konsumen. Layout ini
didasarkan pada ide bahwa penjualan dan keuntungan bervariasi kepada produk yang
menarik perhatian konsumen. Sehingga banyak manajer ritel mencoba untuk
mempertontonkan produk kepada konsumen sebanyak mungkin. Penelitian
membuktikan bahwa semakin besar produk terlihat oleh konsumen maka penjualan
akan semakin tinggi dan tingkat pengembalian investasi semakin tinggi.

Untuk itu manajer operasional perusahaan ritel dapat melakukan pengubahan


pengaturan toko secara keseluruhan atau alokasi tempat bagi beragam produk dalam
toko. Ada lima ide yang dapat dimanfaatkan dalam pengaturan toko yaitu:

9
1. Tempatkan barang-barang yang sering dibeli di sekitar batas luar toko.
2. Gunakan lokasi yang strategis untuk produk yang menarik dan mempunyai
nilai keuntungan besar seperti kosmetika, asesories.
3. Distribusikan “produk kuat” yaitu yang menjadi alasan utama para
pengunjung berbelanja, pada kedua sisi lorong dan letakkan secara tersebar
untuk bisa dilihat lebih banyak konsumen.
4. Gunakan lokasi ujung lorong karena memiliki tingkat pertontonan yang tinggi
5. Sampaikan misi toko dengan memilih posisi yang menjadi penghentian
pertama bagi konsumen.

Servicescape

Tujuan utama dari layout ini adalah “memaksimalkan keuntungan luas lantai
per kaki persegi”. Disamping itu ada juga konsep yang masih diperdebatkan yaitu
Biaya Penempatan (Slotting Fees) yaitu biaya yang dibayar produsen untuk
menempatkan produk mereka pada rak di rantai ritel atau supermarket. Disamping itu
ada juga pertimbangan-pertimbangan lain yang disebut dengan “servicescapes” yang
terdiri dari tiga elemen yaitu:

10
1. Kondisi yang berkenaan dengan lingkungan, yaitu karakteristik latar belakang
seperti tingkat kebisingan, musik, pencahayaan, suhu, dan aroma.
2. Tata letak yang luas dan mempunyai fungsi, meliputi rencana bagian
penerimaan tamu, sirkulasi jalan karyawan dan pelanggan, dan titik fokus.
3. Tanda-tanda, simbul dan patung yang merupakan karakteristik desain
bangunan yang memiliki arti sosial.

Servicescape adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh booming dan


Bitner untuk menekankan dampak lingkungan fisik di mana suatu proses pelayanan
berlangsung. Jika Anda mencoba untuk menggambarkan perbedaan pelanggan
ditemui ketika memasuki cabang mengatakan seperti McDonald’s dibandingkan
dengan restoran keluarga kecil, konsep servicescapes mungkin terbukti bermanfaat.
Booming dan Bitner menetapkan servicescape sebagai “lingkungan di mana layanan
ini berkumpul dan di mana penjual dan pelanggan berinteraksi, dikombinasikan
dengan komoditas nyata bahwa kinerja atau memfasilitasi komunikasi layanan”.
Servicescape mungkin bisa disamakan dengan ‘pemandangan’. Hal ini
termasuk fasilitas eksterior (lanskap, desain eksterior, signage, parkir, sekitar
lingkungan) dan fasilitas interior (interior desain & dekorasi, peralatan, signage, tata
letak, kualitas udara, suhu dan suasana). Servicescape bersama dengan bukti fisik
lainnya seperti kartu nama, alat tulis, laporan penagihan, laporan, karyawan gaun,
seragam, brosur, halaman web dan bentuk servicescape virtual yang ‘Bukti fisik’
dalam pemasaran jasa.

3) Tata Letak Gudang

Storage atau warehouse atau inventory adalah gudang penyimpanan untuk


tempat menyimpan material baik bahan baku, barang setengah jadi maupun barang
jadi yang siap dikirim ke pelanggan. Sebagian besar material disimpan di gudang di
lokasi tertentu sampai material tadi diperlukan dalam proses produksi. Bentuk gudang
tergantung ukuran dan kuantitas komponen dalam persediaan dan karakter sistem

11
penanganan bahan dari produk atau kontainer yang digunakan. Fungsi inventory
adalah :

1. Memisahkan berbagai material untuk proses produksi


2. Menyediakan material untuk pilihan pelanggan
3. Mengambil keuntungan diskon
4. Menjaga pengaruh inflasi

Receiving Dan Shipping

Penempatan departemen penerimaan (Receiving) dan pengiriman (Shipping)


berpengaruh besar terhadap aliran material. Departemen penerimaan tempat
dimulainya aliran material, sedang departemen pengiriman merupakan akhir dari
aliran material. Sentralisasi departemen penerimaan dan pengiriman mempunyai
beberapa keuntungan, yaitu memaksimalkan penggunaan peralatan, memaksimalkan
penggunaan personal, efisiensi ruangan, dan pengurangan biaya fasilitas.

Tujuan tata letak gudang (warehouse layout) adalah untuk menemukan titik
optimal antara biaya penanganan bahan dan biaya-biaya yang berkaitan dengan luas
ruang dalam gedung. Sebagai konsekuansinya adalah memaksimalkan penggunaan
sumber daya (ruang) dalam gudang, yaitu memanfaatkan kapasitas secara penuh
dengan biaya perawatan material rendah. Biaya penanganan bahan adalah biaya-biaya
yang berkaitan dengan tranfortasi material masuk, penyimpanan, dan transformasi
bahan keluar untuk dimasukkan dalam gudang.

Biaya-biaya ini meliputi peralatan, orang, bahan, biaya pengawasan, asuransi,


dan penyusutan. Tata letak gudang yang efektif juga meminimalkan kerusakan
material dalam gudang. Intinya gudang diharapkan berfungsi untuk memaksimalkan
penggunaan sumber daya dan memaksimalkan pelayanaan terhadap pelanggan
dengan sumber yang terbatas. Maka dalam perencanaan gudang dan sistem
pergudangan diperlukan hal-hal berikut ini :

12
1. Memaksimalkan penggunaan ruangan
2. Memaksimalkan penggunaan peralatan
3. Memaksimalkan penggunaan tenaga kerja
4. Memaksimalkan kemudahan dalam penerimaan seluruh material dan
pengiriman material
5. Memaksimalkan perlindungan terhadap material Jenis Inventory
 Raw material (Bahan baku)
 Work-in-progress (Setengah Jadi)
 Maintenance/repair/operating supply
 Finished goods (Barang Jadi)

Dari beberapa jenis gudang di atas, penyimpanannya dilakukan dengan


beberapa cara. Antara lain dengan masa waktu penyimpanan, yang dibedakan
menjadi dua yaitu gudang temporare yang berarti material yang disimpan hanya
untuk sementara, dan gudang semi permanent yaitu tempat untuk penyimpanan
material yang kemudian siap untuk dilakukan pengiriman material.

1. Penyimpanan Sementara

Suatu proses produksi yang dilakukan dengan melewati beberapa proses akan
menghasilkan material setengah jadi, yaitu material yang harus menunggu dilakukan
proses berikutnya. Barang setengah jadi ini yang telah diproses pada suatu proses
harus disimpan dahulu untuk melaksanakan proses berikutnya. Untuk material
setengah jadi proses penyimpanan dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama,
material tersebut disimpan dalam tempat tertentu yang agak lama untuk proses
berikutnya sampai material tersebut diperlukan kembali. Kedua, menaruh barang
setengah jadi tersebut dengan berada dekat mesin atau tempat kerja.

13
2. Penyimpanan Semi Permanent

Penyimpanan semi permanent merupakan penyimpanan untuk


materialmaterial menunggu perintah untuk dikeluarkan. Yang termasuk dalam
penyimpanan ini adalah material produk jadi, material sisa, skrap, dan barang
buangan yang masih sering dibutuhkan. Fungsi penerimaan Untuk kelancaran proses
penerimaan maka beberapa fasilitas diperlukan departemen penerimaan yaitu :

1. Area yang cukup untuk penempatan angkutan.


2. Dock door atau pintu dermaga sesuai dengan alat angkut yang keluar masuk
pabrik.
3. Dockboard : suatu alat sebagai jembatan penghubung antara lantai dock dan
lantai trailer, untuk memudahkan perpindahan material dari trailer ke dock.
4. Area untuk pallet atau peti kemas material produk.
5. Area untuk penempatan produk sebelum dilakukan pengiriman.
6. Suatu kantor untuk kegiatan administrasi.
7. Fasilitas lain : area untuk gang, jalan masuk, dan sebagainya.

Layout: Departemen Penerimaan

Area penerimaan dapat diperkirakan dengan ukuran seperti contoh (Gambar 8.3)
berikut ini, dengan asumsi terdiri dari 2 dock.

Gambar Area Penerimaan

14
Fungsi Pengiriman

Terdapat beberapa faktor yang harus diperhitungkan dalam proses


pengiriman. Pertama, kondisi material yang akan didistribusikan. Kedua, sifat fisik
dari material tersebut. Ketiga, metode penanganan / pemindahan material termasuk
alat pengangkutannya. Keempat, beban kerja: jumlah pengiriman per satuan waktu,
volume yang dibawa tiap kali pengiriman, jumlah dan jadwal kedatangan alat angkut.
Terakhir adalah lokasi daerah pengiriman, dll.

Layout: Departemen Pengiriman

Area pengiriman meliputi area untuk pengepakan, penimbangan, pelabelan,


gang tempat parkir trailer, jalan masuk dan kantor serta area istirahat untuk
pengemudi trailer. Bila area pengiriman dan penerimaan satu lokasi, maka luas area
yang digunakan sama ditambah area pengepakan dan aktivitas pengiriman lainnya.

Gambar Area Pengiriman

Cross- Docking

Cross-docking adalah menghindari penempatan material atau barang-barang


dalam gudang dengan langsung memprosesnya saat diterima. Artinya bahan
dipindahkan langsung dari penerima untuk pengiriman dan tidak ditempatkan dalam

15
penyimpanan di gudang. Dalam sebuah fasilitas manufaktur, produk diterima
langsung pada lini perakitan. Pada sebuah pusat distribusi, muatan yang telah diberi
label dan disusun sebelumya tiba pada dok pengiriman untuk dirute ulang sehingga
menghindari aktivitas penerimaan secara formal, perhitungan stok/penyimpanan, dan
pemilihan pesanan.

Karena aktivitas ini tidak menambah nilai pada produk, jika dihapuskan,
penghematan biayanya akan sebesar 100%. Walaupun Cross-Docking mengurangi
biaya penanganan bahan, persediaan, dan fasilitas, namun hal ini memerlukan
penjadwalan yang ketat dan juga identifikasi produk yang datang secara akurat
dengan sistem barcode.

Random Stocking

Automatic Identification System (AIS) biasanya berbentuk barcode,


mengerjakan identifikasi barang secara akurat dan cepat. Jika AIS dipadukan dengan
sistem informasi manajemen yang efektif, maka manajer operasi dapat mengetahui
jumlah dan lokasi setiap unit yang ada. Informasi ini dapat digunakan dengan
operator manusia atau dengan ASRS untuk memuat unit di mana pun di dalam
gudang-secara acak. Jumlah dan lokasi persediaan yang akurat berarti pemanfaatan
fasilitas keseluruhan secara potensial karena ruang tidak perlu dipersiapkan untuk
unit penjaga persediaan (stock-keeping unit-SKU) atau keluarga komponen.

Sistem random stocking yang terkomputasi meliputi tugas-tugas berikut:

1. Membuat daftar lokasi “terbuka” atau yang tersedia.


2. Membuat catatan persediaan sekarang secara akurat dan juga lokasinya.
3. Mengurutkan barang-barang dalam urutan tertentu untuk meminimalkan
waktu perjalanan yang dibutuhkan untuk “mengambil” pesanan.
4. Menggabungkan pesanan untuk mengurangi waktu penjemputan.

16
5. Menugaskan barang atau sekumpulan barang tertentu, seperti barang-barang
yang sering digunakan pada wilayah gudang tertentu sehingga jarak tempuh
total dalam gudang dapat diminimalkan.

Secara acak, sistem perhitungan persediann dapat meningkatkan pemanfaatan


fasilitas dan menurunkan biaya, tenaga kerja, tetapi membutuhkan catatan yang
akurat.

Customizing

Walaupun gudang diharapkan dapat menyimpan produk sekecil mungkin dan


menyimpannya dalam waktu sesingkat mungkin, sekarang, permintaan yang ada
adalah bagaimana gudang dapat mengustomisasikan produk. Gudang dapat menjadi
tempat di mana nilai produk ditambahkan melalui kustomisasi. Kustomisasi gudang
biasanya merupakan cara yang baik dalam menghasilkan keunggulan bersaing pada
pasar di mana terdapat perubahan produknya terjadi sangat cepat.

Sebagai contoh, gudang dapat menjadi tempat di mana komponen computer


dipasang, peranti lunaknya dimuat, dan perbaikannya dilakukan. Gudang juga
menyediakan label dan pengemasan yang terkostumisasi untuk pedagang eceran
sehingga barang yang datang dapat langsung dipajang. Saat ini, semakin banyak
gudang yang ditempatkan bersebelahan dengan bandara besar, seperti dalam fasilitas

17
yang dimiliki oleh terminal Federal Express di Memphis. Menambahkan nilai gudang
yang bersebelahan dengan bandara besar memungkinkan dilakukannya pengiriman
dalam satu malam.

Sebagai contoh, jika terminal computer Anda rusak, penggantinya dapat


dikirimkan kepada anda dari sebuah gudang untuk diantarkan keesokan paginya. Saat
terminal lama Anda tiba kembali ke gudang, terminal itu akan diperbaiki dan dikirim
kepada orang lain lagi. aktivitas penambahan nilai seperti ini pada “gudang semu”
mengontribusikan strategi-strategi kustomisasi, biaya rendah, dan respons cepat.

4) Tata Letak dengan Posisi Tetap

Pada tata letak ini, proyek tetap berada di satu tempat, sementara para pekerja
dan peralatan datang ke tempat tersebut. Contoh jenis proyek seperti ini adalah
proyek pembuatan kapal, jalan laying, jembatan, rumah dan meja operasi di ruang
operasi rumah sakit. Jika tidak dikembangkan dengan baik, tata letak ini akan
bertambah kerumitannya dikarenakan tiga factor. Pertama, terbatasnya tempat pada
semua lokasi produksi. Kedua, setiap tahapan yang berbeda pada proses konstruksi
membutuhkan bahan yang berbeda, oleh karena itu banyak hal menjadi penting
sejalan dengan perkembangan proyek. Ketiga, volume bahan yang dibutuhkan
bersifat dinamis sesuai perkembangan proyek.

Karena permasalahan tata letak dengan posisi tetap sulit dipecahkan di lokasi,
strategi alternative yang ada adalah melengkapi proyeknya sedapat mungkin di luar
lokasi atau berubah menjadi strategi yang lebih berorientasi pada produk. Contoh
penerapan tata letak dengan posisi tetap :

18
1. Pelayanan jasa dengan tata letak posisi tetap adalah ruang operasi, pasien
tetap diam di mejas, serta personel medis dan peralatan dibawa ke lokasi.
2. Dalam pembuatan kapal, terdapat ruang terbatas di sebelah tata letak dengan
posisi tetap yang disebut loading area platen. Ruang ini digunakan selama
berbagai periode waktu bagi setiap kontraktor.
3. Sebuah rumah yang dibangun dengan tata letak posisi tetap akan dikerjakan di
tempat dengan peralatan, bahan dan pekerja yang dibawa ke lokasi untuk
“rapat para pedagang” untuk menentukan ruang untuk berbagai periode
waktu. Namun, foto rumah ini dibangun dalam dua modul yang bergerak
dalam sebuah pabrik. Rangka tempat berpijak (scaffolding) dan alat
pengangkat barang berat (hoist) membuat pekerjaan menjadi lebih mudah,
cepat, mudah, dan lingkungan kerja yang berada dalam ruangan juga
menambah produktivitas.

5) Tata Letak Berorientasi Proses

Tata letak yang berorientasi pada proses (process-oriented layout) dapat


menangani beragam barang atau jasa secara bersamaan. Ini merupakan cara
tradisional untuk mendukung sebuah strategi diferensiasi produk. Tata letak ini paling
efisien di saat produk yang memiliki persyaratan berbeda, atau di saat penanganan
pelanggan, pasien atau klien dengan kebutuhan yang berbeda. Tata letak yang
berorientasi pada proses biasanya memiliki strategi volume rendah dengan variasi
tinggi.

Pada tugas akhir ini hanya dibahas mengenai layout dari lokasi departemen.
Dengan penataan lokasi departemen yang baik, diharapkan perusahaan mendapat
keuntungan, antara lain :

1. Biaya penanganan bahan baku menjadi minimal.


2. Penggunaan ruangan yang efisien.
3. Mencegah terjadinya kemacetan aliran bahan.

19
4. Penggunaan tenaga kerja yang efisien.
5. Mengurangi waktu yang diperlukan dalam proses pabrikasi atau untuk
melayani konsumen.

Dalam perancangan tata-letak berorientasi proses, taktik yang paling umum


adalah mendekatkan departemen-departemen yang mempunyai interaksi tinggi
sehingga meminimumkan biaya penanganan material. Untuk menghitung biaya aliran
material dari satu departemen ke departemen lainnya, dapat digunakan rumus
matematika berikut ini :

Dengan:
n= jumlah total pusat kerja atau departemen
Z = biaya total aliran material
Cij = biaya memindah satu material dari departemen i ke departemen j , dengan i ≠ j .
Fij = aliran material dari departemen i ke departemen j , dengan I ≠ j .
Dij = jarak departemen i ke departemen j ,dengan i ≠ j .
i, j = departemen-departemen individual atau nomor departemen.
Perhitungan biaya aliran material dengan menggunakan rumus di atas dapat
dilakukan dengan perhitungan manual, tetapi jika jumlah departemen yang harus
ditangani banyak maka perhitungan tersebut akan terasa menjemukan dan
membuangbuang waktu dan tenaga. Pada masa sekarang banyak aplikasi komputer
yang dibuat khusus untuk menangani masalah tata-letak departemen seperti CRAFT
(Computerized Relative Alocation of Facilities Technique), PREP (Plant Relayout
And Evaluation Package), ALDEP (Automated layout Design Program), CORELAP
(Computerized Relationship Layout Planning), dan masih banyak lagi. Aplikasi
komputer yang akan digunakan sebagai referensi dalam pembuatan tugas akhir ini
adalah aplikasi CRAFT.

20
Kelebihan dan Kelemahan Tata Letak Berorientasi Pada Proses Kelebihan
utama dari tata letak ini adalah adanya fleksibilitas peralatan dan penugasan tenaga
kerja. Sebagai contoh, jika terjadi kerusakan pada satu mesin, proses produksi secara
keseluruhan tidak perlu berhenti; pekerjaan dapat dialihkan pada mesin lain dalam
departemen yang sama. Tata letak ini juga sangat baik untuk menangani produksi
komponen dalam batch yang kecil, atau disebut job lot, dan untuk memproduksi
beragam komponen dalam ukuran dan bentuk yang berbeda.

Kelemahan tata letak ini terletak pada peralatan yang biasanya memiliki
kegunaan umum. Pesanan akan menghabiskan waktu lebih lama untuk berpindah
dalam sistem karena penjadwalan yang sulit, penyetelan mesin yang berubah, dan
penanganan bahan yang unik. Sebagai tambahan, peralatan yang memiliki kegunaan
umum, membutuhkan tenaga kerja yang terampil, dan persediaan barang setengah
jadi menjadi lebih tinggi karena adanya pelatihan dan pengalaman yang dibutuhkan,
dan jumlah barang setengah jadi yang tinggi membutuhkan modal yang lebih banyak.

Tata Letak Ruang Gawat Darurat yang menunjukkan Rute dari 2 Pasien

6) Tata letak Sel Kerja

Pengaturan sel kerja digunakan di saat volume memerlukan pengaturan


khusus mesin dan peralatan. Dalam lingkungan manufaktur, teknologi kelompok
mengidentifikasi produk yang memiliki karakteristik sama dan kemungkinkan tidak
hanya batch tertentu (sebagai contoh, beberapa unit dari produk yang sama) tetapi
juga sekumpulan batch, untuk diproses dalam sel kerja tertentu. SeI kerja dapat

21
dilihat sebagai sebuah kasus khusus dan tata letak yang berorientasi pada proses.
Walaupun ide sel kerja pertama kali diperkenalkan oleh R. E. Flanders pada tahun
1925, hanya dengan meningkatnya penggunaan teknologi kelompok maka teknik
tersebut semakin teruji.

Ide sel kerja (work cell) adalah untuk mengatur ulang orang dan mesin yang
biasanya tersebar pada departemen proses yang beragam dan sewaktu-waktu
mengatur mereka dalam sebuah kelompok kecil, sehingga mereka dapat memusatkan
perhatian dalam membuat satu produk atau sekumpulan produk yang saling berkaitan.
Oleh karena itu, sel kerja dibangun di sekitar produk. Sel kerja ini dikonfigurasi ulang
sewaktu desain atau volume produk berubah. Keunggulan Sel kerja adalah:

1. Mengurangi persediaan bahan setengah jadi karena Sel kerja di-set untuk
menghasilkan keseimbangan aliran dari mesin ke mesin.
2. Ruang yang dibutuhkan lebih sedikit karena berkurangnya persediaan bahan
setengah jadi yang diperlukan di antara mesin.
3. Mengurangi persediaan bahan baku dan barang jadi karena adanya bahan
setengah jadi yang lebih sedikit, menyebabkan adanya pergerakan bahan yang
lebih cepat melalui sel kerja.
4. Mengurangi biaya tenaga kerja langsung karena adanya peningkatan
komunikasi antar karyawan, aliran bahan yang lebih baik, dan penjadwalan
yang lebih baik.
5. Meningkatkan partisipasi karyawan dalam organisasi dan produk karena
karyawan dapat menerima tanggung jawab yang lebih dan kualitas produk
yang dikaitkan secara Iangsung kepada mereka dan sel kerja mereka.
6. Meningkatkan penggunaan peralatan dan mesin karena adanya penjadwalan
yang lebih baik dan aliran bahan yang lebih cepat.
7. Mengurangi modal pada mesin dan peralatan karena tingkat pemanfaatan
fasilitas yang baik mengurangi jumlah mesin dan jumlah peralatan dan
perangkat.

22
Pada contoh rumah sakit rawat jalan dengan enam departemen ini, CRAFT
telah menyusun ulang tata letak awalnya (a) dengan biaya sebesar $20.100 menjadi
tata letak baru dengan biaya sebesar $14.390 (b). CRAFT melakukan ini dengan
pengujian departemen secara berpasangan dan sistematis untuk melihat apakah
memindahkan mereka menjadi saling berdekatan satu sama lain akan menurunkan
biaya total.

Syarat Sel Kerja

Persyaratan produksi selular meliputi:

1. Identifikasi produk, sering kali dengan menggunakan kode teknologi


kelompok atau yang sejenisnya.
2. Tingkat pelatihan dan fleksibilitas karyawan yang tinggi.
3. Sel kerja dibangun pertama kali oleh dukungan staf, atau karyawan yang
fleksibel dan imajinatif.
4. Pengujian (poka-yoke) terdapat pada setiap stasiun dalam sel.

Sel kerja setidaknya memiliki lima keuntungan dibandingkan dengan fasilitas


lini perakitan dan proses : Pertama, karena tugas- tugas dapat dikelompokan maka
pengujian dapat dilakukan segera. Kedua, pekerja yang diperlukan lebih sedikit.
Ketiga, para pekerja dapat menjangkau wilayah kerja secara lebih luas. Keempat,

23
wilayah kerja dapat diseimbangkan secara Iebih efisien. Kelima, komunikasi
ditingkatkan. Sekitar 40% dari pabrik di Amerika Serikat yang memiliki karyawan
kurang dari 100 orang menggunakan jenis sistem selular, di mana 74% dan pabrik-
pabrik besar yang disurvei telah mengadopsi metode produksi selular.

Sebagai contoh, Bayside Controls di Queens, New York. Selama sepuluh


tahun terakhir telah meningkatkan penjualannya dari $300.000 menjadi $11 juta per
tahun. Sebagian besar keuntungan ini dikaitkan dengan peralihan perusahaan ini
menjadi manufaktur selular. Sebagaimana yang terlihat dalam kotak Penerapan MO,
Rowe Furnitur tadi memperoleh kesuksesan yang serupa dengan sel kerja. Mengisi
dan Menyeimbangkan Sel Kerja Jika sel kerja telah memiliki peralatan yang
diperlukan dalam urutan yang benar, tugas kita selanjutnya adalah mengisinya dengan
staf dan menyeimbangkannya. Produksi yang efisien dalam sel kerja membutuhkan
pengisian staf yang tepat. Hal ini melibatkan dua langkah:

1. Menentukan waktu takt yaitu laju produksi barang yang dibutuhkan untuk
memenuhi permintaan pelanggan.
2. Menentukan jumlah operator yang dibutuhkan. Artinya kita bagi waktu
operasi total dalam sel kerja dengan waktu takt.
Contoh memperlihatkan dua langkah untuk pengisian sel kerja

24
Contoh Mengisi Sel Kerja

Perusahaan Stephen Hall di Dayton membuat cermin mobil. Pelanggan


besarnya termasuk pabrik Honda yanga ada di dekatnya. Honda memesan 600 cermin
untuk diantar setiap harinya, dan sel kerja yang memproduksi cermin dijadwalkan
untuk bekerja 8 jam. Hall ingin menentukan waktu takt dan jumlah karyawan yang
dibutuhkan.

Pendekatan : Hall menggunakan Persamaan (9-2) dan (9-3), serta mengembangkan


diagram keseimbangan kerja untuk membantu menentuka waktu untuk setiap operasi
dalam sel kerjanya dan waktu totalnya.

Jawaban : Waktu takt = (8jam x 60 menit)/600 barang


= 480/600
= 0,8 menit
= 48 detik
Maka kebutuhan pelanggan adalah satu cermin setiap 48 detik. Diagram
keseimbangan kerja menunjukkan dibutuhkan 5 operasi untuk waktu operasi total 140
detik.
Karyawan dibutuhkan = Waktu operasi total yang dibutuhkan/Waktu takt
= ( 50 + 45 + 10 + 20 + 15 )/48
= 140/48
= 2,91

Operasi
Diagram Keseimbangan Kerja untuk Produksi Cermin

25
Pemahaman : Memproduksi satu barang setiap 48 detik akan membutuhkan
2,91 orang. Dengan tiga orang operator sel kerja ini akan memproduksi satu barang
setiap 46,67 detik (140 detik/3 karyawan = 46,67) dan 617 barang per hari (480 menit
yang dibutuhkan x 60 detik)/46,67 detik untuk setiap barang = 617).
Tabel sel kerja, pusat kerja dan pabrik yang terfokus.
Sel Kerja Pusat Kerja yang Terfokus Pabrik yang Terfokus
Sel kerja adalah Pusat kerja yang terfokus Pabrik yang terfokus
pengaturan mesin dan adalah pengaturan mesin adalah sebuah fasilitas
pekerja pada fasilitas dan pekerja pada fasilitas permanen yang
yang pada awalnya yang pada awalnya memproduksi produk
berorientasi pada proses berorientasi pada proses atau komponen pada
secara sementara. secara permanen. fasilitas yang
berorientasi pada produk.
Contoh : Sebuah job shop . Contoh : Manufaktur Contoh : Pabrik yang
dengan mesin dan pekerja penyokong pipa di memproduksi
yang diatur untuk galangan kapal. mekanisme jendela
memproduksi panel mobil.
kendali yang unik
sejumlah 300 unit.

7) Tata Letak Berorientasi Produk


Tata letak yang berorientasi pada produk disusun di sekeliling produk atau
keluarga produk yang sama yang memiliki volume tinggi dan bervariasi rendah.
Produksi yang berulang dan kontinu, menggunakan tata letak produk. Asumsi yang
digunakan adalah:
1. Volume yang ada mencukupi untuk utilisasi peralatan yang tinggi.
2. Permintaan produk cukup stabil untuk memberikan kepastian akan
penanaman modal yang besar untuk peralatan khusus.

26
3. Produk distandarisasi atau mendekati sebuah fase dalam siklus hidupnya,
yang memberikan penilaian adanya penanaman modal pada peralatan khusus.
4. Pasokan bahan baku dan komponen mencukupi dan mempunyai kualitas yang
seragam (cukup terstandarisasi) untuk memastikan bahwa mereka dapat
dikerjakan dengan peralatan khusus tersebut.
Terdapat dua jenis tata letak yang berorientasi pada produk, yaitu lini
pabrikasi dan perakitan. Lini pabrikasi (fabrication line) membuat komponen seperti
ban mobil dan komponen logam sebuah kulkas pada beberapa mesin. Lini perakitan
(assembly line) meletakan komponen yang dipabrikasi secara bersamaan pada
sekumpulan stasiun kerja. Kedua lini ini merupakan proses yang berulang, dan dalam
kedua kasus, lini ini harus “seimbang”, yaitu waktu yang dihabiskan untuk
mengerjakan suatu pekerjaan harus sama atau seimbang dengan waktu yang
dihabiskan untuk mengerjakan pekerjaan pada mesin berikutnya pada lini pabrikasi,
sebagaimana waktu yang dihabiskan pada satu stasiun kerja oleh seoarang pekerja di
lini perakitan harus “seimbang” dengan waktu yang dihabiskan pada stasiun kerja
berikutnya yang dikerjakan oleh pekerja berikutnya.
Keuntungan utama dari tata letak yang berorientasi pada produk adalah:
1. Rendahnya biaya variabel per unit yang biasanya dikaitkan dengan produk
yang terstandarisasi dan bervolume tinggi.
2. Biaya penanganan bahan yang rendah.
3. Mengurangi persediaan barang setengah jadi.
4. Proses pelatihan dan pengawasan yang lebih mudah.
5. Hasil keluaran produksi yang lebih cepat.
Kelemahan tata letak yang berorientasi pada produk adalah:
1. Dibutuhkan volume yang tinggi, karena modal yang diperlukan untuk
menjalankan proses cukup besar.
2. Adanya pekerjaan yang harus berhenti pada setiap titik mengakibatkan
seluruh operasi pada lini yang sama juga terganggu.

27
3. Fleksibilitas yang ada kurang saat menangani beragam produk atau tingkat
produksi yang berbeda.
Karena permasalahan lini pabrikasi dan lini perakitan serupa, pembahasan kali
ini ditujukan pada lini perakitan. Pada sebuah lini perakitan, biasanya sebuah produk
berjalan melalui wahana yang otomatis, seperti sebuah ban berjalan, melalui
serangkaian stasiun kerja hingga selesai. Ini merupakan cara mobil dirakit, televisi
dan pemanggang kue dibuat, dan roti lapis pada restoran cepat saji dibuat. Tata letak
yang berorientasi pada produk menggunakan peralatan yang lebih otomatis dan
didesain secara khusus dari pada tata letak yang berorientasi pada proses.
Penyeimbangan Lini Perakitan
Lini perakitan biasanya dilaksanakan untuk meminimalkan
ketidakseimbangan antara mesin atau karyawan dan memenuhi output yang
dibutuhkan dari lini perakitan. Untuk dapat memproduksi pada tingkat tertentu, pihak
manajemen harus mengetahui perkakas, peralalatan, dan metode kerja yang
digunakan. Kemudian persyaratan waktu untuk setiap tugas perakitan (seperti
membuat lubang, mengencangkan baut, atau mengecat komponen dengan cara
menyemprot) harus ditentukan. Manajemen juga harus mengetahui hubungan
prioritas antar - aktivitas – yaitu, urutan beragam tugas yang harus dikerjakan.

Contoh mengembangkan diagram preseden untuk sebuah lini perakitan


Boeing ingin membuat diagram preseden untuk sebuah komponen pesawat
elektrostatis yang membutuhkan waktu perakitan total 66 menit.
Pendekatan : Stafnya mengumpulkan daftar tugas, waktu perakitan dan langkah yang
diperlukan komponen dalam tabel berikut :

28
Data preseden untuk Komponen Sayap

29
Lini perakitan Hamburger McDonald’s
Setelah membuat diagram preseden yang merangkum urutan dan waktu tugas,
tugas – tugas ini dikelompokkan dalam stasiun – stasiun kerja sehingga tingkat
produksinya dapat dipenuhi. Proses ini meliputi tiga langkah berikut.
1. Hitung unit yang perlu dihasilkan per hari (tingkat permintaan atau tingkat
produksi) dan bagi dengan waktu produksi yang tersedia per hari (dalam
menit atau detik). Kita peroleh waktu siklus – waktu maksimal dimana produk
dapat tersedia pada setiap stasiun kerja jika tingkat produksi tercapai.
2. Hitung jumlah stasiun kerja minimal secara teoretis. Jumlah ini merupakan
waktu pengerjaan tugas total (waktu yang dibutuhkan untuk membuat produk)
dibagi dengan waktu siklus. Pecahannya dibulatkan ke atas ke bilangan bulat
terdekat.

Di mana n merupakan jumlah tugas perakitan.


3. Seimbangkan lini perakitan dengan memberikan tugas perakitan tertentu pada
setiap stasiun kerja. Keseimbangan yang efisien dapat melengkapi perakitan
yang dibutuhkan, mengikuti urutan yang telah ditentukan, dan menjaga
supaya waktu kosong pada setiap stasiun kerja tetap minimal. Berikut
prosedur formal untuk mengerjakan hal ini.
a. Mengidentifikasi daftar tugas utama.
b. Menghilangkan tugas – tugas yang telah diberikan pada stasiun kerja
tertentu.
c. Menghilangkan tugas – tugas yang memiliki hubungan preseden yang
tidak dapat dipenuhi.
d. Menghilangkan tugas – tugas yang tidak cukup waktunya untuk
dilaksanakan pada stasiun kerja.

30
e. Menggunakan salah satu “Heuristik” penyeimbang lini yang dijelaskan
pada tabel B. Terdapat lima pilihan :
 Waktu pengerjaan terpanjang
 Tugas yang paling sering diikuti
 Bobot posisi berperingkat
 Waktu tugas terpendek
 Jumlah tugas lanjutan yang paling sedikit
Beberapa cara ini dapat dicoba untuk melihat heuristik yang menghasilkan
solusi terbaik yaitu jumlah stasiun kerja yang paling sedikit dengan efisiensi yang
tertinggi. Akan tetapi, walaupun heuristik dapat memberikan solusi, tidak dijamin
bahwa solusi yang dihasilkan ini paling optimal.

31
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tata letak merupakan satu keputusan penting yang menentukan efisiensi
sebuah operasi dalam jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak strategis
karena tata letak merupakan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses,
fleksibilitas, dan biaya, serta kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan dan citra
perusahaan. Tata letak yang efektif dapat membantu organisasi mencapai sebuah
strategi yang menunjang diferensiasi, biaya rendah, atau respon yang cepat.
Terdapat enam tata letak klasik yaitu posisi tetap, berorientasi proses, kantor,
eceran, gudang, orientasi produk. Perusahaan industri fokus pada pengurangan
pergerakan bahan baku dan penyeimbangan lini perakitan. Perusahaan eceran fokus
pada usaha display produk. Gudang fokus pada paduan antara biaya penyimpanan
dengan biaya penanganan bahan baku.

3.2 Saran
Dalam menentukan tata letak, sebaiknya memperhatikan langkah – langkah berikut :
1. Definisikan tujuan tata letak, dalam hal ini bisa berupa produk apa yang akan
dibuat dan berapa banyak.
2. Spesifikasikan aktifitas premier yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
diatas, seperti aktifitas produksi ; yang meliputi identifikasi proses produksi,
mesin – mesin yang terlibat, jumlah mesin dan tenaga kerja pelaksana,
kapasitas produksi, kebutuhan gudang bahan baku dan barang jadi, dan aspek
perawatan mesin serta penanganan material.
3. Spesifikasikan aktifitas sekunder yang mendukung aktifitas premier, seperti
parkir, kantor, ibadah/masjid, kantin, klinik , pengolah limbah/sampah, sarana
olahraga, satuan pengamanan, dan jalan – jalan kendaraan dilingkungan
pabrik serta taman – taman.

32
4. Analisis kesalingterkaitan antar seluruh aktifitas untuk menentukan kedekatan
satu sama lain. Derajat kedekatan ini biasanya ditentukan oleh hubungan
pertukaran material, orang/koordinasi kerja, atau informasi, atau faktor
lainnya.
5. Memunculkan alternatif tata letak antar ruang dari setiap aktifitas.
6. Memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan – tujuan tata letak.
7. Membangun pabrik dengan alternatif tata letak terpilih bekerja sama dengan
insinyur sipil dan arsitektur, serta insinyur listrik, lingkungan, mesin, dan lain
– lain yang terkait dengan berbagai kebutuhan pabrik.
8. Memonitor jalannya pabrik dan mengevaluasi tata letak yang dioperasikan.
9. Merancang ulang tata letak bila diperlukan, yang berarti kembali ke langkah
1.

33
DAFTAR PUSTAKA

Heizer, Jay & Render, Barry. 2009. “Manajemen Operasi Edisi 9, Buku 1”.
Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 06 Tahun
2009. Tentang Pedoman Pergudangan.

Anda mungkin juga menyukai