Disusun
Oleh :
Kelompok 7
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.
Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................6
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................34
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Di satu sisi setelah proses produksi dan kehidupan perusahaan berjalan yang
dengan baik, perusahaan perlu menjaganya dengan baik, mengingat menjaga lebih
sulit dari pada saat mendirikannya. Dengan demikian proses dan kegiatan produksi
sebagai dapurnya perusahaan perlu dipelajari dengan seksama dan sungguh-sungguh
sehingga sebuah perusahaan memiliki devisi produksi yang solid dan dapat dipercaya
sebagai tulang punggung kelangsungan hidup perusahaan.
4
1.2 Rumusan Masalah
Tujuan dari penulisan makalah ini utamanya adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Manajemen Operasional Universitas Islam Kebangsaan Indonesia
(UNIKI), dan secara keseluruhan adalah untuk mengetahui dan memahami tentang
Tata Letak dalam Manajemen Operasional, dan diharapkan melalui makalah ini dapat
menambah wawasan bagi penulis juga pembaca.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Tata letak adalah suatu keputusan penting yang menentukan efisiensi operasi
secara jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak strategis karena tata letak
menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibelitas, biaya,
kualitas lingkungan kerja, kontak dengan pelanggan dan citra perusahaan. Tata letak
yang efektif akan dapat menunjang pelaksanaan strategi bisnis yang telah ditetapkan
perusahaan apakah diferensiasi, low cost atau respon yang cepat. Hal yang harus
dipertimbangkan dalam menentukan desain tata letak adalah :
6
Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya pembangunan kawasan industri
untuk ditawarkan pada perusahaan yang akan membangun pabriknya maupun
pembangunan pusat-pusat perdagangan, kawasan perkantoran yang ditawarkan
kepada para pengusaha jasa. Kegiatan perekonomian di suatu tempat, wilayah,
maupun Negara ditandai dengan tumbuh berkembangnya pusat-pusat niaga maupun
industri yang berdiri di lokasi-lokasi yang sangat strategis. Kemajuan suatu bangsa
juga sangat tergantung dengan berdenyutnya perekonomian di wilayah Negara yang
bersangkutan yang berarti dientukan oleh banyak tidaknya lokasi –lokasi kegiatan
operasional bisnis.
1. Kapasitas dan persyaratan luas ruang - Desain tata letak dan penyediaan ruang
hanya dapat dilakukan saat persyaratan jumlah pekerja, mesin, dan perakitan
diketahui. Seperti persyaratan ruangan persegi empat minimal berukuran 6 x 6
kaki, ditambah toilet, kantin, tangga, lift, juga pencegahan masalah keamanan,
kebisingan, debu, temperature, dan ruangan peraltan dan mesin.
2. Lingkungan hidup dan estetika – Penentuan tata letak juga membutuhkan
keputusan mengenai jendela, penghijauan, dan tinggu atap untuk
menyediakan aliran udara, mengurangi kebisingan, dan menyediakan
keleluasaan pribadi.
7
3. Aliran informasi – Penentuan tata letak harus memperhatikan kelancaran
komunikasi antar divisi, misalnya jarak antar ruang, pembatas setengah badan,
atau ruang kantor terpisah.
4. Biaya pergerakan antarwilayah kerja – pertimbangkan hal hal yang berkaitan
dengan pemindahan bahan dan kepentingan beberapa wilayah tertentun untuk
didekatkan satu sama lain.
8
Pada layout ini ada dua kecenderungan yang perlu diperhatikan. Pertama,
teknologi seperti telepon seluler, pager, fax, internet, laptop PDA menyebabkan
layout perkantoran menjadi makin fleksibel dengan memindahkan informasi secara
elektronik. Kedua, perusahaan modern menciptakan kebutuhan dinamis akan ruang
dan jasa. Kedua macam kecenderungan ini mengakibatkan kebutuhan karyawan lebih
sedikit berada di kantor.
9
1. Tempatkan barang-barang yang sering dibeli di sekitar batas luar toko.
2. Gunakan lokasi yang strategis untuk produk yang menarik dan mempunyai
nilai keuntungan besar seperti kosmetika, asesories.
3. Distribusikan “produk kuat” yaitu yang menjadi alasan utama para
pengunjung berbelanja, pada kedua sisi lorong dan letakkan secara tersebar
untuk bisa dilihat lebih banyak konsumen.
4. Gunakan lokasi ujung lorong karena memiliki tingkat pertontonan yang tinggi
5. Sampaikan misi toko dengan memilih posisi yang menjadi penghentian
pertama bagi konsumen.
Servicescape
Tujuan utama dari layout ini adalah “memaksimalkan keuntungan luas lantai
per kaki persegi”. Disamping itu ada juga konsep yang masih diperdebatkan yaitu
Biaya Penempatan (Slotting Fees) yaitu biaya yang dibayar produsen untuk
menempatkan produk mereka pada rak di rantai ritel atau supermarket. Disamping itu
ada juga pertimbangan-pertimbangan lain yang disebut dengan “servicescapes” yang
terdiri dari tiga elemen yaitu:
10
1. Kondisi yang berkenaan dengan lingkungan, yaitu karakteristik latar belakang
seperti tingkat kebisingan, musik, pencahayaan, suhu, dan aroma.
2. Tata letak yang luas dan mempunyai fungsi, meliputi rencana bagian
penerimaan tamu, sirkulasi jalan karyawan dan pelanggan, dan titik fokus.
3. Tanda-tanda, simbul dan patung yang merupakan karakteristik desain
bangunan yang memiliki arti sosial.
11
penanganan bahan dari produk atau kontainer yang digunakan. Fungsi inventory
adalah :
Tujuan tata letak gudang (warehouse layout) adalah untuk menemukan titik
optimal antara biaya penanganan bahan dan biaya-biaya yang berkaitan dengan luas
ruang dalam gedung. Sebagai konsekuansinya adalah memaksimalkan penggunaan
sumber daya (ruang) dalam gudang, yaitu memanfaatkan kapasitas secara penuh
dengan biaya perawatan material rendah. Biaya penanganan bahan adalah biaya-biaya
yang berkaitan dengan tranfortasi material masuk, penyimpanan, dan transformasi
bahan keluar untuk dimasukkan dalam gudang.
12
1. Memaksimalkan penggunaan ruangan
2. Memaksimalkan penggunaan peralatan
3. Memaksimalkan penggunaan tenaga kerja
4. Memaksimalkan kemudahan dalam penerimaan seluruh material dan
pengiriman material
5. Memaksimalkan perlindungan terhadap material Jenis Inventory
Raw material (Bahan baku)
Work-in-progress (Setengah Jadi)
Maintenance/repair/operating supply
Finished goods (Barang Jadi)
1. Penyimpanan Sementara
Suatu proses produksi yang dilakukan dengan melewati beberapa proses akan
menghasilkan material setengah jadi, yaitu material yang harus menunggu dilakukan
proses berikutnya. Barang setengah jadi ini yang telah diproses pada suatu proses
harus disimpan dahulu untuk melaksanakan proses berikutnya. Untuk material
setengah jadi proses penyimpanan dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama,
material tersebut disimpan dalam tempat tertentu yang agak lama untuk proses
berikutnya sampai material tersebut diperlukan kembali. Kedua, menaruh barang
setengah jadi tersebut dengan berada dekat mesin atau tempat kerja.
13
2. Penyimpanan Semi Permanent
Area penerimaan dapat diperkirakan dengan ukuran seperti contoh (Gambar 8.3)
berikut ini, dengan asumsi terdiri dari 2 dock.
14
Fungsi Pengiriman
Cross- Docking
15
penyimpanan di gudang. Dalam sebuah fasilitas manufaktur, produk diterima
langsung pada lini perakitan. Pada sebuah pusat distribusi, muatan yang telah diberi
label dan disusun sebelumya tiba pada dok pengiriman untuk dirute ulang sehingga
menghindari aktivitas penerimaan secara formal, perhitungan stok/penyimpanan, dan
pemilihan pesanan.
Karena aktivitas ini tidak menambah nilai pada produk, jika dihapuskan,
penghematan biayanya akan sebesar 100%. Walaupun Cross-Docking mengurangi
biaya penanganan bahan, persediaan, dan fasilitas, namun hal ini memerlukan
penjadwalan yang ketat dan juga identifikasi produk yang datang secara akurat
dengan sistem barcode.
Random Stocking
16
5. Menugaskan barang atau sekumpulan barang tertentu, seperti barang-barang
yang sering digunakan pada wilayah gudang tertentu sehingga jarak tempuh
total dalam gudang dapat diminimalkan.
Customizing
17
yang dimiliki oleh terminal Federal Express di Memphis. Menambahkan nilai gudang
yang bersebelahan dengan bandara besar memungkinkan dilakukannya pengiriman
dalam satu malam.
Pada tata letak ini, proyek tetap berada di satu tempat, sementara para pekerja
dan peralatan datang ke tempat tersebut. Contoh jenis proyek seperti ini adalah
proyek pembuatan kapal, jalan laying, jembatan, rumah dan meja operasi di ruang
operasi rumah sakit. Jika tidak dikembangkan dengan baik, tata letak ini akan
bertambah kerumitannya dikarenakan tiga factor. Pertama, terbatasnya tempat pada
semua lokasi produksi. Kedua, setiap tahapan yang berbeda pada proses konstruksi
membutuhkan bahan yang berbeda, oleh karena itu banyak hal menjadi penting
sejalan dengan perkembangan proyek. Ketiga, volume bahan yang dibutuhkan
bersifat dinamis sesuai perkembangan proyek.
Karena permasalahan tata letak dengan posisi tetap sulit dipecahkan di lokasi,
strategi alternative yang ada adalah melengkapi proyeknya sedapat mungkin di luar
lokasi atau berubah menjadi strategi yang lebih berorientasi pada produk. Contoh
penerapan tata letak dengan posisi tetap :
18
1. Pelayanan jasa dengan tata letak posisi tetap adalah ruang operasi, pasien
tetap diam di mejas, serta personel medis dan peralatan dibawa ke lokasi.
2. Dalam pembuatan kapal, terdapat ruang terbatas di sebelah tata letak dengan
posisi tetap yang disebut loading area platen. Ruang ini digunakan selama
berbagai periode waktu bagi setiap kontraktor.
3. Sebuah rumah yang dibangun dengan tata letak posisi tetap akan dikerjakan di
tempat dengan peralatan, bahan dan pekerja yang dibawa ke lokasi untuk
“rapat para pedagang” untuk menentukan ruang untuk berbagai periode
waktu. Namun, foto rumah ini dibangun dalam dua modul yang bergerak
dalam sebuah pabrik. Rangka tempat berpijak (scaffolding) dan alat
pengangkat barang berat (hoist) membuat pekerjaan menjadi lebih mudah,
cepat, mudah, dan lingkungan kerja yang berada dalam ruangan juga
menambah produktivitas.
Pada tugas akhir ini hanya dibahas mengenai layout dari lokasi departemen.
Dengan penataan lokasi departemen yang baik, diharapkan perusahaan mendapat
keuntungan, antara lain :
19
4. Penggunaan tenaga kerja yang efisien.
5. Mengurangi waktu yang diperlukan dalam proses pabrikasi atau untuk
melayani konsumen.
Dengan:
n= jumlah total pusat kerja atau departemen
Z = biaya total aliran material
Cij = biaya memindah satu material dari departemen i ke departemen j , dengan i ≠ j .
Fij = aliran material dari departemen i ke departemen j , dengan I ≠ j .
Dij = jarak departemen i ke departemen j ,dengan i ≠ j .
i, j = departemen-departemen individual atau nomor departemen.
Perhitungan biaya aliran material dengan menggunakan rumus di atas dapat
dilakukan dengan perhitungan manual, tetapi jika jumlah departemen yang harus
ditangani banyak maka perhitungan tersebut akan terasa menjemukan dan
membuangbuang waktu dan tenaga. Pada masa sekarang banyak aplikasi komputer
yang dibuat khusus untuk menangani masalah tata-letak departemen seperti CRAFT
(Computerized Relative Alocation of Facilities Technique), PREP (Plant Relayout
And Evaluation Package), ALDEP (Automated layout Design Program), CORELAP
(Computerized Relationship Layout Planning), dan masih banyak lagi. Aplikasi
komputer yang akan digunakan sebagai referensi dalam pembuatan tugas akhir ini
adalah aplikasi CRAFT.
20
Kelebihan dan Kelemahan Tata Letak Berorientasi Pada Proses Kelebihan
utama dari tata letak ini adalah adanya fleksibilitas peralatan dan penugasan tenaga
kerja. Sebagai contoh, jika terjadi kerusakan pada satu mesin, proses produksi secara
keseluruhan tidak perlu berhenti; pekerjaan dapat dialihkan pada mesin lain dalam
departemen yang sama. Tata letak ini juga sangat baik untuk menangani produksi
komponen dalam batch yang kecil, atau disebut job lot, dan untuk memproduksi
beragam komponen dalam ukuran dan bentuk yang berbeda.
Kelemahan tata letak ini terletak pada peralatan yang biasanya memiliki
kegunaan umum. Pesanan akan menghabiskan waktu lebih lama untuk berpindah
dalam sistem karena penjadwalan yang sulit, penyetelan mesin yang berubah, dan
penanganan bahan yang unik. Sebagai tambahan, peralatan yang memiliki kegunaan
umum, membutuhkan tenaga kerja yang terampil, dan persediaan barang setengah
jadi menjadi lebih tinggi karena adanya pelatihan dan pengalaman yang dibutuhkan,
dan jumlah barang setengah jadi yang tinggi membutuhkan modal yang lebih banyak.
Tata Letak Ruang Gawat Darurat yang menunjukkan Rute dari 2 Pasien
21
dilihat sebagai sebuah kasus khusus dan tata letak yang berorientasi pada proses.
Walaupun ide sel kerja pertama kali diperkenalkan oleh R. E. Flanders pada tahun
1925, hanya dengan meningkatnya penggunaan teknologi kelompok maka teknik
tersebut semakin teruji.
Ide sel kerja (work cell) adalah untuk mengatur ulang orang dan mesin yang
biasanya tersebar pada departemen proses yang beragam dan sewaktu-waktu
mengatur mereka dalam sebuah kelompok kecil, sehingga mereka dapat memusatkan
perhatian dalam membuat satu produk atau sekumpulan produk yang saling berkaitan.
Oleh karena itu, sel kerja dibangun di sekitar produk. Sel kerja ini dikonfigurasi ulang
sewaktu desain atau volume produk berubah. Keunggulan Sel kerja adalah:
1. Mengurangi persediaan bahan setengah jadi karena Sel kerja di-set untuk
menghasilkan keseimbangan aliran dari mesin ke mesin.
2. Ruang yang dibutuhkan lebih sedikit karena berkurangnya persediaan bahan
setengah jadi yang diperlukan di antara mesin.
3. Mengurangi persediaan bahan baku dan barang jadi karena adanya bahan
setengah jadi yang lebih sedikit, menyebabkan adanya pergerakan bahan yang
lebih cepat melalui sel kerja.
4. Mengurangi biaya tenaga kerja langsung karena adanya peningkatan
komunikasi antar karyawan, aliran bahan yang lebih baik, dan penjadwalan
yang lebih baik.
5. Meningkatkan partisipasi karyawan dalam organisasi dan produk karena
karyawan dapat menerima tanggung jawab yang lebih dan kualitas produk
yang dikaitkan secara Iangsung kepada mereka dan sel kerja mereka.
6. Meningkatkan penggunaan peralatan dan mesin karena adanya penjadwalan
yang lebih baik dan aliran bahan yang lebih cepat.
7. Mengurangi modal pada mesin dan peralatan karena tingkat pemanfaatan
fasilitas yang baik mengurangi jumlah mesin dan jumlah peralatan dan
perangkat.
22
Pada contoh rumah sakit rawat jalan dengan enam departemen ini, CRAFT
telah menyusun ulang tata letak awalnya (a) dengan biaya sebesar $20.100 menjadi
tata letak baru dengan biaya sebesar $14.390 (b). CRAFT melakukan ini dengan
pengujian departemen secara berpasangan dan sistematis untuk melihat apakah
memindahkan mereka menjadi saling berdekatan satu sama lain akan menurunkan
biaya total.
23
wilayah kerja dapat diseimbangkan secara Iebih efisien. Kelima, komunikasi
ditingkatkan. Sekitar 40% dari pabrik di Amerika Serikat yang memiliki karyawan
kurang dari 100 orang menggunakan jenis sistem selular, di mana 74% dan pabrik-
pabrik besar yang disurvei telah mengadopsi metode produksi selular.
1. Menentukan waktu takt yaitu laju produksi barang yang dibutuhkan untuk
memenuhi permintaan pelanggan.
2. Menentukan jumlah operator yang dibutuhkan. Artinya kita bagi waktu
operasi total dalam sel kerja dengan waktu takt.
Contoh memperlihatkan dua langkah untuk pengisian sel kerja
24
Contoh Mengisi Sel Kerja
Operasi
Diagram Keseimbangan Kerja untuk Produksi Cermin
25
Pemahaman : Memproduksi satu barang setiap 48 detik akan membutuhkan
2,91 orang. Dengan tiga orang operator sel kerja ini akan memproduksi satu barang
setiap 46,67 detik (140 detik/3 karyawan = 46,67) dan 617 barang per hari (480 menit
yang dibutuhkan x 60 detik)/46,67 detik untuk setiap barang = 617).
Tabel sel kerja, pusat kerja dan pabrik yang terfokus.
Sel Kerja Pusat Kerja yang Terfokus Pabrik yang Terfokus
Sel kerja adalah Pusat kerja yang terfokus Pabrik yang terfokus
pengaturan mesin dan adalah pengaturan mesin adalah sebuah fasilitas
pekerja pada fasilitas dan pekerja pada fasilitas permanen yang
yang pada awalnya yang pada awalnya memproduksi produk
berorientasi pada proses berorientasi pada proses atau komponen pada
secara sementara. secara permanen. fasilitas yang
berorientasi pada produk.
Contoh : Sebuah job shop . Contoh : Manufaktur Contoh : Pabrik yang
dengan mesin dan pekerja penyokong pipa di memproduksi
yang diatur untuk galangan kapal. mekanisme jendela
memproduksi panel mobil.
kendali yang unik
sejumlah 300 unit.
26
3. Produk distandarisasi atau mendekati sebuah fase dalam siklus hidupnya,
yang memberikan penilaian adanya penanaman modal pada peralatan khusus.
4. Pasokan bahan baku dan komponen mencukupi dan mempunyai kualitas yang
seragam (cukup terstandarisasi) untuk memastikan bahwa mereka dapat
dikerjakan dengan peralatan khusus tersebut.
Terdapat dua jenis tata letak yang berorientasi pada produk, yaitu lini
pabrikasi dan perakitan. Lini pabrikasi (fabrication line) membuat komponen seperti
ban mobil dan komponen logam sebuah kulkas pada beberapa mesin. Lini perakitan
(assembly line) meletakan komponen yang dipabrikasi secara bersamaan pada
sekumpulan stasiun kerja. Kedua lini ini merupakan proses yang berulang, dan dalam
kedua kasus, lini ini harus “seimbang”, yaitu waktu yang dihabiskan untuk
mengerjakan suatu pekerjaan harus sama atau seimbang dengan waktu yang
dihabiskan untuk mengerjakan pekerjaan pada mesin berikutnya pada lini pabrikasi,
sebagaimana waktu yang dihabiskan pada satu stasiun kerja oleh seoarang pekerja di
lini perakitan harus “seimbang” dengan waktu yang dihabiskan pada stasiun kerja
berikutnya yang dikerjakan oleh pekerja berikutnya.
Keuntungan utama dari tata letak yang berorientasi pada produk adalah:
1. Rendahnya biaya variabel per unit yang biasanya dikaitkan dengan produk
yang terstandarisasi dan bervolume tinggi.
2. Biaya penanganan bahan yang rendah.
3. Mengurangi persediaan barang setengah jadi.
4. Proses pelatihan dan pengawasan yang lebih mudah.
5. Hasil keluaran produksi yang lebih cepat.
Kelemahan tata letak yang berorientasi pada produk adalah:
1. Dibutuhkan volume yang tinggi, karena modal yang diperlukan untuk
menjalankan proses cukup besar.
2. Adanya pekerjaan yang harus berhenti pada setiap titik mengakibatkan
seluruh operasi pada lini yang sama juga terganggu.
27
3. Fleksibilitas yang ada kurang saat menangani beragam produk atau tingkat
produksi yang berbeda.
Karena permasalahan lini pabrikasi dan lini perakitan serupa, pembahasan kali
ini ditujukan pada lini perakitan. Pada sebuah lini perakitan, biasanya sebuah produk
berjalan melalui wahana yang otomatis, seperti sebuah ban berjalan, melalui
serangkaian stasiun kerja hingga selesai. Ini merupakan cara mobil dirakit, televisi
dan pemanggang kue dibuat, dan roti lapis pada restoran cepat saji dibuat. Tata letak
yang berorientasi pada produk menggunakan peralatan yang lebih otomatis dan
didesain secara khusus dari pada tata letak yang berorientasi pada proses.
Penyeimbangan Lini Perakitan
Lini perakitan biasanya dilaksanakan untuk meminimalkan
ketidakseimbangan antara mesin atau karyawan dan memenuhi output yang
dibutuhkan dari lini perakitan. Untuk dapat memproduksi pada tingkat tertentu, pihak
manajemen harus mengetahui perkakas, peralalatan, dan metode kerja yang
digunakan. Kemudian persyaratan waktu untuk setiap tugas perakitan (seperti
membuat lubang, mengencangkan baut, atau mengecat komponen dengan cara
menyemprot) harus ditentukan. Manajemen juga harus mengetahui hubungan
prioritas antar - aktivitas – yaitu, urutan beragam tugas yang harus dikerjakan.
28
Data preseden untuk Komponen Sayap
29
Lini perakitan Hamburger McDonald’s
Setelah membuat diagram preseden yang merangkum urutan dan waktu tugas,
tugas – tugas ini dikelompokkan dalam stasiun – stasiun kerja sehingga tingkat
produksinya dapat dipenuhi. Proses ini meliputi tiga langkah berikut.
1. Hitung unit yang perlu dihasilkan per hari (tingkat permintaan atau tingkat
produksi) dan bagi dengan waktu produksi yang tersedia per hari (dalam
menit atau detik). Kita peroleh waktu siklus – waktu maksimal dimana produk
dapat tersedia pada setiap stasiun kerja jika tingkat produksi tercapai.
2. Hitung jumlah stasiun kerja minimal secara teoretis. Jumlah ini merupakan
waktu pengerjaan tugas total (waktu yang dibutuhkan untuk membuat produk)
dibagi dengan waktu siklus. Pecahannya dibulatkan ke atas ke bilangan bulat
terdekat.
30
e. Menggunakan salah satu “Heuristik” penyeimbang lini yang dijelaskan
pada tabel B. Terdapat lima pilihan :
Waktu pengerjaan terpanjang
Tugas yang paling sering diikuti
Bobot posisi berperingkat
Waktu tugas terpendek
Jumlah tugas lanjutan yang paling sedikit
Beberapa cara ini dapat dicoba untuk melihat heuristik yang menghasilkan
solusi terbaik yaitu jumlah stasiun kerja yang paling sedikit dengan efisiensi yang
tertinggi. Akan tetapi, walaupun heuristik dapat memberikan solusi, tidak dijamin
bahwa solusi yang dihasilkan ini paling optimal.
31
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tata letak merupakan satu keputusan penting yang menentukan efisiensi
sebuah operasi dalam jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak strategis
karena tata letak merupakan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses,
fleksibilitas, dan biaya, serta kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan dan citra
perusahaan. Tata letak yang efektif dapat membantu organisasi mencapai sebuah
strategi yang menunjang diferensiasi, biaya rendah, atau respon yang cepat.
Terdapat enam tata letak klasik yaitu posisi tetap, berorientasi proses, kantor,
eceran, gudang, orientasi produk. Perusahaan industri fokus pada pengurangan
pergerakan bahan baku dan penyeimbangan lini perakitan. Perusahaan eceran fokus
pada usaha display produk. Gudang fokus pada paduan antara biaya penyimpanan
dengan biaya penanganan bahan baku.
3.2 Saran
Dalam menentukan tata letak, sebaiknya memperhatikan langkah – langkah berikut :
1. Definisikan tujuan tata letak, dalam hal ini bisa berupa produk apa yang akan
dibuat dan berapa banyak.
2. Spesifikasikan aktifitas premier yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
diatas, seperti aktifitas produksi ; yang meliputi identifikasi proses produksi,
mesin – mesin yang terlibat, jumlah mesin dan tenaga kerja pelaksana,
kapasitas produksi, kebutuhan gudang bahan baku dan barang jadi, dan aspek
perawatan mesin serta penanganan material.
3. Spesifikasikan aktifitas sekunder yang mendukung aktifitas premier, seperti
parkir, kantor, ibadah/masjid, kantin, klinik , pengolah limbah/sampah, sarana
olahraga, satuan pengamanan, dan jalan – jalan kendaraan dilingkungan
pabrik serta taman – taman.
32
4. Analisis kesalingterkaitan antar seluruh aktifitas untuk menentukan kedekatan
satu sama lain. Derajat kedekatan ini biasanya ditentukan oleh hubungan
pertukaran material, orang/koordinasi kerja, atau informasi, atau faktor
lainnya.
5. Memunculkan alternatif tata letak antar ruang dari setiap aktifitas.
6. Memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan – tujuan tata letak.
7. Membangun pabrik dengan alternatif tata letak terpilih bekerja sama dengan
insinyur sipil dan arsitektur, serta insinyur listrik, lingkungan, mesin, dan lain
– lain yang terkait dengan berbagai kebutuhan pabrik.
8. Memonitor jalannya pabrik dan mengevaluasi tata letak yang dioperasikan.
9. Merancang ulang tata letak bila diperlukan, yang berarti kembali ke langkah
1.
33
DAFTAR PUSTAKA
Heizer, Jay & Render, Barry. 2009. “Manajemen Operasi Edisi 9, Buku 1”.
Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 06 Tahun
2009. Tentang Pedoman Pergudangan.