Anda di halaman 1dari 17

STRATEGI TATA LETAK (DESAIN) PRODUK

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Operasional


Dosen Pengampu: Faizatu Almas, S.E.I., M.Si.

Disusun Oleh:
Nama : Yuliyani
NIM : 63040190028
Kelas : MBS 4A
Mata Kuliah : Manajemen Operasional

MANAJEMEN BISNIS SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warrahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik serta hidayah-Nya dan tak lupa sholawat serta salam saya panjatkan kepada
Nabi Agung Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju
zaman yang terang benderang seperti saat ini.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Manajemen Operasional Ibu Faizatu Almas, S.E.I., M.Si. serta seluruh pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini, sehingga dapat diselesaikan makalah ini yang
berjudul “Strategi Tata Letak (Desain) Produk”. Saya menyadari bahwa masih terdapat
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, sehingga saya senantiasa terbuka untuk
menerima saran dan kritik pembaca demi penyempurnaan makalah berikutnya. Dan juga
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Salatiga, 30 Mei 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
A. Definisi Tata Letak (Layout)...........................................................................................3
B. Tujuan dan Manfaat Tata Letak......................................................................................4
C. Jenis - Jenis Tata Letak..................................................................................................5
D. Prinsip-prinsip Dasar dalam Perencanaan Tata Letak....................................................8
E. Manfaat dari Perancangan Tata Letak.............................................................................9
F. Metode Analisis Tata Letak (layout).............................................................................11
BAB III.....................................................................................................................................12
PENUTUP................................................................................................................................12
A. Kesimpulan...................................................................................................................12
B. Saran..............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bagi tiap perusahaan apa pun, kelangsungan hidup perusahaan lebih penting
daripada sekedar laba yang besar. Namun untuk bertahan, perusahaan tetap
membutuhkan laba yang cukup. Tentunya laba yang ingin di dapat memerlukan usaha
dari perusahaan. Usaha tersebut tentu harus berhubungan dengan konsumen, di mana
produk yang dihasilkan harus bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen,
dan ketika produk yang dihasilkan sudah memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen, maka konsumen akan merasa puas dengan produk yang dihasilkan.
Dalam hal ini biasanya permasalahan yang muncul dan perlu dipertimbangkan
adalah di mana lokasi yang sesuai untuk perusahaan yang akan di dirikan dan letak-
letak bagi departemen-departemen dari perusahaan tersebut.
Lokasi berdirinya perusahaan sangat penting dan berpengaruh tidak hanya
pada komponen internal tetapi juga pada komponen eksternal serta variabel yang
berkaitan. Begitu pun dengan desain tata letak. Perencanaan tata letak yang tepat akan
bermanfaat bagi efisiensi dan kelancaran aktivitas pada perusahaan, sehingga hal-hal
yang tidak diperlukan bisa diminimalkan atau mungkin bisa dihilangkan.
Dengan adanya masalah tersebut, maka dari itu pada makalah ini, akan
dibahas tentang strategi lokasi dan tata letak departemen, sehingga dihasilkan tata
letak yang mempunyai biaya aliran material yang rendah.

B. Rumusan Masalah.
a. Apa yang dimaksud dengan tata letak ?
b. Apa saja tujuan dan manfaat dari tata letak?
c. Apa saja Jenis-Jenis tata letak?
d. Apa yang menjadi prinsip dasar dalam perencanaan tata letak?
e. Apa saja manfaat dari Perancangan tata letak?
f. Bagaimana metode analisis tata letak (layout)?

1
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan tata letak.
b. Untuk mengetahui apa saja tujuan dari tata letak.
c. Untuk mengetahui jenis-jenis tata letak.
d. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi prinsip dasar perencanaan tata letak.
e. Untuk mengetahui apa saja manfaat dari Perancangan tata letak.
f. Untuk mengetahui bagaimana metode analisis tata letak.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Tata Letak (Layout)

Tata letak adalah susunan seluruh fasilitas operasi dan produksi, baik bagian
dalam bangunan maupun luar bangunan. Pentingnya aliran atau arus barang yang
masuk dalam proses produksi sampai menjadi produk akhir dan dapat terlaksana
dengan baik tidak lepas dari penyusunan tata letak. 1
Menurut Wignjoesoebroto(2009), menyatakan bahwa tata letak adalah suatu
landasan utama dalam dunia industri. Tata letak pabrik dapat didefinisikan sebagai
tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses
produksi. Pengaturan tersebut akan mencoba memanfaatkan luas area untuk
penempatan mesin atau fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran gerakan
perpindahan material, penyimpanan material baik bersifat temporer maupun
permanen.
Sedangkan menurut Heizer dan Render (2016), Tata letak yang efektif dapat
membantu sebuah organisasi mencapai sebuah strategi yang menunjang diferensiasi,
biaya rendah atau respon yang cepat. Tujuan tata letak adalah untuk membangun tata
letak yang ekonomis yang memenuhi persaingan perusahaan.2
Kemunculan tata letak adalah saat mendesain perusahaan baru atau mendesain
ulang yang sudah ada, seperti ketika operasi tidak efisien, saat ada perubahan dalam
volume output, bauran produk, perubahan dalam metode dan perlengkapan,
perubahan dalam lingkungan atau kebutuhan legal lainnya atau adanya masalah
moral. (Heizer dan Tender,2011, PP.395-397).3
Beberapa ahli juga mendefinisikan tata letak. Berikut definisi tata letak
menurut para ahli :
1. Murdifin dan Mahfud (2011:433) mendefinisikan Tata letak merupakan salah satu
keputusan strategis operasional yang turut menentukan efisiensi operasi

1
Andy Wijaya, Sisca, dkk, Manajemen Operasi Produksi,(Medan : Yayasan Kita Menulis, 2020), hal.65.
2
Rita ambarwati, Supardi, Manajemen Operasional dan Implementasi dalam Industri,(Mungkid:Pustaka Rumah CI nta, 2021), hal. 626-627.
3
Herlin Hidayat, Manajemen Operasi Dasar,(Jakarta: Universitas Atma Jaya,2019), hal. 102.

3
perusahaan dalam jangka panjang. Tata letak yang baik akan memberikan
kontribusi terhadap peningkatan produktivitas perusahaan.
2. Lalu Sumayang (2003:133) mendefinisikan Tata letak adalah tatanan secara fisik
dari suatu terminal kerja beserta peralatan dan perlengkapan yang mengacu
kepada proses produksi. Dan merupakan pengaturan letak dari sumber – sumber
yang digunakan dalam proses produksi, yang akan mengatur arus material,
produktivitas dan hubung
3. Meyers dalam Setiawan (2012) mendefinisikan Tata letak adalah susunan fisik
dari peralatan dan mesin produksi, stasiun kerja, manusia, lokasi material, dan
peralatan penanganan material.
Dengan kata lain, tata letak merupakan desain dari bagian – bagian, pusat kerja
dan peralatan yang menentukan efisiensi sebuah operasi secara jangka panjang.
Dalam hal ini tata letak mempunyai sejumlah implikasi strategis karena hal
tersebut dapat digunakan untuk menyusun prioritas persaingan perusahaan yang
berkaitan dengan kapasitas, proses, fleksibilitas, dan biaya. (Heizer dan Render,
2009:532).4

B. Tujuan dan Manfaat Tata Letak

Dalam penyusunan tata letak, para manajer harus mempertimbangkan banyak


hal seperti ruang gerak untuk bahan dan juga karyawan, ruang untuk perbaikan dan
pemeliharaan, tempat yang digunakan untuk mesin dan peralatan pendukung mesin
tersebut, atau perubahan kebijakan akan tata letak pada waktu yang akan datang
sesuai dengan kebutuhan produksi.
Maka dari itu, penting untuk mengetahui tujuan dari penyusunan tata letak,
yaitu (Assauri, 2016):
1. Mengurangi jarak perpindahan material dan barang untuk meminimalisir biaya
material handling.
2. Memberikan ruang gerak yang memadai dalam perbaikan dan pemeliharaan mesin
atau peralatan lain.

4 BabII, Landasan Teori, diakses dari : https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://e-

journal.uajy.ac.id/6718/3/EM218541.pdf&ved=2ahUKEwiDx9umyvDwAhWWXSsKHcelCzoQFjABegQIBBAG&usg=AOvVaw2OnkgmqvrIV7Zko_Z2JBEp , pada tanggal 16 Juni, pukul

20:00.

4
3. Mendukung penerapan kesehatan dan keselamatan kerja, sehingga keamanan dan
keselamatan pekerja terjamin.
4. Menghaslkan produk yang bak dan sesuai standar.
5. Mempermudah pengawasan untuk mengurangi keterlambatan pekerjaan, juga
mengontrol kehilangan atau kerusakan material atau barang hilang dalam proses
produksi.
6. Mendukung fleksibiltas dalam menghadapi perubahan desain produk yang
dinamis karena perubahan kebutuhan dan perilaku konsumen.
7. Meminimalisir penggunaan gedung atau ruangan yang padat sementara ada
ruangan lain yang kosong.
8. Mengoptimalkan penggunaan peralatan dan fasilitas lain dalam aktiitas operasi.
9. Menekan biaya produksi melalui efisiensi penggunaan tenaga kerja.
10. Mengoptimalkan modal investasi dengan penggunaan ruangan yang efisien.
11. Memberikan pelayanan prima bagi konsumen, terlebih tuntutan pelanggan yang
menginginkan layanan cepat dan tepat dengan kualitas terbaik.
12. Membangun persepsi atau image dari pelanggan terhadap tata letak yang
berhubungan langsung dengan pelanggan.5

Tujuan Layout adalah mengatur areal kerja dan segala fasilitas produksi yang
paling ekonomis untuk operasi produksi, aman, dan nyaman sehingga dapat
meningkatkan moral kerja yang baik dari operator. 6 Baiq Nurul Suryawati, Lalu Adi
Permadi, Laila Wardani, Buku Ajar Manajemen Operasional, (Medan : Yayasan Kita
Menulis, 2021), hal. 83.

C. Jenis - Jenis Tata Letak

Pada dasarnya, tata letak terdiri dari 3 yakni tata letak berdasar produk, tata
letak berdasar proses, dan tata letak posisi tetap. Dan kemudian berkembang pula tata
letak lain misal tata letak kantor, tata letak ritel, tata letak pergudangan dan tata letak
seluler.
a. Tata letak berdasar produk.

5
Andy Wijaya, Sisca, dkk, Manajemen Operasi Produksi,(Medan : Yayasan Kita Menulis, 2020), hal.66-67.

6 Baiq Nurul Suryawati, Lalu Adi Permadi, Laila Wardani, Buku Ajar Manajemen Operasional, (Medan : Yayasan Kita Menulis, 2021), hal. 83.

5
Tata letak ini disebut pula tata letak flow-shop atau lini perakitan. Pada
tata letak ini, mesin dan fasilitas produksi diletakkan berurutan berdasarkan
aliran operasi. Jadi bahan akan melewati tahapan tersebut mulai dari proses
awal hingga ke proses akhir. Jalurnya akan seperti garis dengan tingkat
efisiensi sangat tinggi. Kelemahan dari tata letak ini adalah hampir tidak
punya fleksibilitas. Kelebihannya, standardisasi pada tipe tata letak ini tinggi,
sehingga sangat cocok digunakan pada produksi massal. Tata letak seperti ini
biasanya digunakan pada industri manufaktur yang menghasilkan produk
massal seperti tekstil atau kertas. Perangkat penanganan material yang umum
digunakan pada tipe ini adalah conveyor atau ban berjalan. Satu lini atau satu
garis pada tata letak ini biasanya hanya dapat digunakan untuk menghasilkan
satu jenis produk saja.
b. Tata letak berdasar proses
Tata letak ini disebut juga tata letak job-shop atau tata letak fungsional.
Pada tipe ini, proses yang serupa ditempatkan pada tempat yang saling
berdekatan. Fleksibilitas pada tipe tata letak ini relatif tinggi. Pergerakan
material tidak lagi berbentuk garis lurus melainkan sudah menjadi dinamis
karena beda produk bisa beda urutan operasinya. Tata letak berdasarkan
proses biasanya digunakan pada industri jasa seperti rumah sakit. Namun bisa
juga diterapkan pada industri yang memerlukan variasi produk tinggi seperti
pakaian atau sepatu. Keunggulan dari tipe tata letak ini adalah fleksibilitas,
dan yang menjadi kelemahannya adalah tingkat efisiensi.
c. Tata letak posisi tetap.
Pada tata letak posisi tetap, produk diam di tempatnya, sedangkan
untuk sumber daya, baik itu orang maupun material bergerak mendekati
produk yang sedang dibuat. Ciri dari tata letak ini, biasanya jumlah produk
yang dibuatnya sedikit. Contoh dari tata letak posisi tetap adalah pekerjaan
konstruksi seperti membuat gedung. Kompleksitas dalam pembuatan produk
dengan tipe tata letak ini tinggi, oleh karena itu diperlukan tata letak yang
stabil dan tetap.
d. Tata letak kantor
Penataan tata letak kantor bertujuan agar aliran informasi dalam kantor
berlangsung lancar, serta memastikan memberikan kenyamanan dan keamanan
bagi orang-orang yang bekerja di sana. Ada dua hal yang perlu mendapat

6
catatan dalam pengaturan tata letak kantor adalah luas ruang serta
penempatan. Luas ruangan lazimnya telah memiliki standar yang ditetapkan
perusahaan atau ditetapkan negara untuk posisi tertentu. Adapun penempatan
menggunakan prinsip bagian-bagian yang memiliki frekuensi tinggi dalam
berinteraksi diletakkan berdekatan antara satu dengan lainnya.
e. Tata letak ritel
Tata letak ritel bertujuan untuk memaksimumkan profit per m2 dari
lokasi yang ada. Dalam tata letak ritel terdapat istilah servicescape yang
artinya adalah suasana fisik di mana jasa diberikan yang mempengaruhi baik
pelanggan maupun pegawai. Ada 3 elemen penyusun servicescape yaitu :
kondisi lingkungan, tata letak ruang dan fungsionalitas, dan tanda-tanda.
Kondisi lingkungan merujuk pada tingkat kebisingan, musik latar belakang,
temperatur, pencahayaan dan wewangian yang akan mempengaruhi lama
pelanggan berada, jumlah uang yang dikeluarkan dan secara umum persepsi
mereka pada fasilitas ritel. Tata letak ruang meliputi dua aspek yaitu
pengaturan jalur lalu lintas dan pengelompokan produk – produk. Tanda-tanda
biasanya merupakan karakteristik desain bangunan yang memberikan ciri khas
tertentu.
f. Tata letak gudang
Tata letak gudang bertujuan untuk memaksimumkan penggunaan
ruang yang ada sekaligus meminimumkan biaya penanganan materialnya. Di
dalam gudang umumnya akan terdapat area penerimaan (unloading), dan area
pengiriman ( loading), di samping tentunya area penyimpanan.
Terdapat istilah Cross docking dan random stocking yang perlu
diketahui dalam istilah pergudangan yang menjadi perkembangan dalam
pergudangan. Cross docking adalah metode untuk menghindarkan terjadinya
penyimpanan dengan cara pemrosesan segera material yang baru datang. Bila
dipraktikkan di pusat distribusi, Cross docking berarti ketika produk
diturunkan dari truk pengangkut, lalu segera dipindahkan ke truk pengiriman
yang akan mengantarkan produk kepada rantai distribusi berikutnya atau
langsung kepada konsumen. Metode ini memiliki syarat ketat terutama pada
dua aspek yaitu penjadwalan yang super disiplin dan kontrol kualitas yang
terjaga. Sedangkan random stocking adalah penempatan persediaan secara

7
random di manapun selama ada ruang kosong tersedia tanpa perlu melakukan
pengaturan pengaturan standar.
g. Tata letak seluler
Tata letak seluler adalah pengaturan sumber daya manusia dan mesin
untuk fokus menghasilkan produk tertentu atau sekelompok produk tertentu
saja yang masih satu famili. Tata letak ini merupakan hibrida antara tata letak
berdasar produk dan tata letak berdasar proses. Di satu sisi sebuah sel
dirancang untuk melakukan proses operasi dari awal sampai akhir
sebagaimana tata letak berdasar produk. Disisi lain sel tersebut juga dirancang
melakukan proses-proses yang spesifik yang memiliki kemiripan.7

D. Prinsip-prinsip Dasar dalam Perencanaan Tata Letak

Berdasarkan aspek dasar, tujuan, dan keuntungan yang bisa didapatkan dalam
tata letak pabrik yang terencana dengan baik, maka bisa disimpulkan 6 prinsip dasar
tata letak pabrik, yaitu sebagai berikut Wignjosoebroto, (2009):
h. Prinsip integrasi secara total.
Prinsip ini menyatakan bahwa tata letak pabrik merupakan integrasi
secara total dari seluruh elemen produksi yang ada menjadi 1 unit operasi yang
besar.
i. Prinsip jarak perpindahan bahan yang paling minimal.
Hampir setiap proses yang terjadi dalam suatu industri mencapai
hukum material, yang mana kita tidak bisa menghindarinya secara
keseluruhan. Dalam proses pemindahan bahan dari 1 operasi koperasi lain,
waktu dapat dihemat dengan cara mengurangi jarak perpindahan tersebut. Hal
ini bisa dilaksanakan dengan cara mencoba menerapkan operasi yang
berikutnya sedekat mungkin dengan operasi yang sebelumnya.
j. Prinsip aliran dari suatu proses kerja
Prinsip ini merupakan kelengkapan dari jarak perpindahan bahan yang
seminimal mungkin. Dengan prinsip ini diusahakan untuk menghindari adanya
gerakan balik, gerakan memotong, kemacetan dan sedapat mungkin material
bergerak terus tanpa ada interupsi.
k. Prinsip pemanfaatan ruangan.

7
Budi Harsanto, Dasar Ilmu Manajemen Operasi, (Bandung: UNPAD PRESS, 2013), hal. 44-49.

8
Pada dasarnya tata letak adalah suatu pengaturan ruangan yaitu
pengaturan ruangan yang akan dipakai oleh manusia, bahan baku, mesin, dan
peralatan penunjang proses produksi lainnya. Mereka memiliki 3 dimensi
yaitu aspek volume dan tidak sekadar aspek luas lantai. Dengan demikian
dalam merencanakan tata letak kita juga harus mempertimbangkan faktor
dimensi ruangan ini.
l. Prinsip kepuasan dan keselamatan kerja.
Kepuasan kerja bagi seseorang sangat besar artinya. Hal ini bisa
dikatakan sebagai dasar utama untuk mencapai tujuan. Dengan membuat
suasana kerja yang menyenangkan dan memuaskan. Maka secara otomatis
akan banyak keuntungan yang akan diperoleh paling tidak hal ini akan
memberikan moral kerja yang lebih baik dan mengurangi ongkos produksi.
Soal keselamatan kerja juga menerapkan faktor utama yang harus diperhatikan
dalam perencanaan tata letak pabrik. Suatu layout tidak dapat dikatakan baik
apabila akhirnya justru membahayakan keselamatan pekerja.
m. Prinsip fleksibilitas.
Prinsip ini sangat berarti dalam abad di mana reset, ilmiah,
komunikasi, dan transportasi bergerak dengan cepat yang mana hal ini akan
mengakibatkan dunia industri harus ikut berpacu untuk mengimbanginya.
Kondisi tersebut menyebabkan beberapa perubahan terjadi pada desain
produk, peralatan produksi, waktu pengiriman barang dan sebagainya yang
akhirnya juga membawa akibat ke arah pengaturan kembali layout yang ada.
Untuk kondisi ini, ekonomi akan bisa dicapai bila tata letak yang ada
direncanakan cukup fleksibel untuk diadakan penyesuaian atau pengaturan
kembali (relayout) dan atau suatu layout yang baru dapat dibuang dengan
cepat dan murah.8

E. Manfaat dari Perancangan Tata Letak

Suatu dasar untuk membuat kerja menjadi lebih efektif dan efisien adalah dengan
menerapkan tata letak yang baik dari fasilitas produksi. Secara umum, manfaat
adanya perancangan tata letak fasilitas adalah :

8
Rita ambarwati, Supardi, Manajemen Operasional dan Implementasi dalam Industri,(Mungkid:Pustaka Rumah CI nta, 2021), hal. 630-632.

9
n. Mengurangi investasi peralatan.
Dengan perencanaan tata letak, akan memberi manfaat untuk menurunkan
investasi dalam peralatan. Penyusunan mesin dan fasilitas pabrik dan
departemen yang tepat dengan metode yang cermat, maka akan dapat
membantu menurunkan jumlah peralatan yang diperlukan. Contohnya adalah
apabila ada 2 atau lebih komponen berbeda, namun dalam proses pembuatan
memerlukan mesin yang sama, maka proses pembuatan dapat dilewatkan pada
mesin yang sama.
o. Penggunaan ruang lebih efektif.
Penggunaan ruang bisa efektif jika mesin-mesin dan fasilitas pabrik disusun
dan diatur sedemikian rupa sehingga jarak antara mesin mesin pabrik dapat
dilakukan seminimal mungkin tanpa mengurangi keleluasaan gerak pekerja.
p. Menjaga perputaran barang setengah jadi menjadi lebih baik.
Proses produksi dapat dikatakan lancar jika bahan melewati proses dengan
waktu yang sesingkat mungkin. Dan hal itu bisa terjadi jika proses produksi
dapat terhindar dari adanya penumpukan barang setengah jadi.
q. Menjaga fleksibilitas susunan mesin dan peralatan.
Dalam suatu pabrik ada kalanya melakukan suatu perbaikan atau penambahan
fasilitas atau bangunan baru. Maka dari itu perancangan tata letak harus bisa
menjamin dan menjaga fleksibilitas dari susunan mesin atau fasilitas pabrik
dari kemungkinan tersebut.
r. Memberi kemudahan, keamanan dan kenyamanan bagi karyawan.
Dengan tata letak yang baik, yaitu dengan mengatur lingkungan kerja seperti
pencahayaan, sirkulasi udara, temperatur dan pembuangan limbah, dsb. Maka
akan memberikan kemudahan keamanan dan kenyamanan bagi karyawan.
s. Meminimumkan material handling.
Perencanaan tata letak tidak dapat dipisahkan dari masalah penanganan bahan
karena setiap proses produksi si tidak bisa dihindari adanya gerakan
perpindahan bahan. Terlebih lagi jika perpindahan bahan tidak secara efektif.
Maka akan menimbulkan penambahan waktu sehingga total waktu pengerjaan
produk akan menjadi lebih lama dan juga biaya dalam perpindahan material
ini juga akan semakin besar.
t. Memperlancar proses produksi.

10
Dengan adanya letak yang sesuai maka proses produksi akan berjalan sesuai
dengan aliran proses yang telah digariskan.
u. Meningkatkan efektivitas penggunaan tenaga kerja.
Suatu departemen yang disusun berdasarkan aliran produksi yang tepat dengan
peralatan pemindah bahan yang lebih modern serta peralatan modern lainnya,
maka akan mengurangi waktu dan tenaga yang digunakan para pekerja.9

F. Metode Analisis Tata Letak (layout).

Untuk memulai suatu analisis layout, cara pertama adalah memulai dengan
diagram perakitan (Bagan proses) yang menunjukkan bagaimana proses produksi dan
bahan mentah sampai produk akhir dilaksanakan. Lalu membuat daftar kebutuhan
operasi untuk membuat komponen yang didapatkan dari departemen teknik. Daftar-
daftar inilah yang menunjukkan urutan kebutuhan mesin untuk memproduksi si suatu
produk. Bila layout berorientasi pada produk, daftar tersebut akan memberikan pola
untuk menetapkan tempat kerja operator sepanjang garis perakitan dan untuk
penempatan mesin.
Cara yang kedua adalah dengan memperhatikan produk dari sudut pandang
penanganan bahan. Apakah produk tersebut besar dan padat atau besar dan ringan?
Apakah mudah rusak atau berbahaya dan suka dibungkus atau tahan karat? Apakah
produknya kering ataukah berlemak? Lalu diperhatikan kualitas setiap produk, jika
kebutuhan kualitas produk cukup besar maka dapat dikembangkan produk dengan
menggunakan pengangkutan barang seperti ban berjalan. Dan jika volume produksi
kecil maka tetap digunakan layout fungsional. Dalam layout, Meminimasi biaya
transportasi dalam pabrik merupakan pertimbangan penting.10
Sumber : Akhmad Pide, Manajemen Operasi ( Teori dan Aplikasi dalam Dunia
Bisnis), (Makassar : Azkiya Publishing, 2018), hal. 144-145.

9
Muhammad Arif, Perancangan Tata Letak Pabrik, (Yogyakarta : Deepublish, 2017), hal. 25-28.

10
Akhmad Pide, Manajemen Operasi ( Teori dan Aplikasi dalam Dunia Bisnis), (Makassar : Azkiya Publishing, 2018), hal. 144-145.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tata letak memiliki banyak implikasi strategis karena menetapkan prioritas


kompetitif organisasi dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas, dan biaya, serta
kualitas kehidupan kerja, kontak pelanggan, dan gambar. Tata letak yang efektif dapat
membantu organisasi mencapai strategi yang mendukung diferensiasi, biaya rendah,
atau respons. Tujuan dari strategi tata letak adalah untuk mengembangkan tata letak
yang efektif dan efisien yang akan memenuhi persyaratan kompetitif perusahaan.
Jenis-jenis tata letak ada 3 yaitu tata letak berdasar produk, tata letak berdasar proses,
dan tata letak posisi tetap yang kemudian berkembang tata letak kantor, tata letak
ritel, tata letak pergudangan dan tata letak seluler. Dalam perencanaan tata letak, ada 6
prinsip perencanaan tata letak meliputi : prinsip integrasi secara total, prinsip jarak
perpindahan bahan yang paling minimal, prinsip aliran dari suatu proses kerja, prinsip
pemanfaatan ruangan, prinsip kepuasan dan keselamatan pekerja, serta prinsip
fleksibilitas. Untuk metode analisis tata letak, hal pertama yang dilakukan adalah
dengan diagram perakitan lalu membuat daftar kebutuhan operasi. Hal kedua yang
dilakukan adalah memperhatikan produk dari sudut penanganan bahan.

B. Saran

Dalam proses pembuatan makalah ini, saya menyadari bahwa dalam makalah
ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan
masukan dari pembaca sangat saya harapkan dalam penyempurnaan makalah ini.
Meskipun makalah ini masih jauh dari kata sempurna, saya harap makalah ini tetap
dapat membantu dan memberi manfaat untuk para pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA

Andy Wijaya, Sisca, dkk. (2020). Manajemen Operasi Produksi. Medan: Yayasan Kita
Menulis.

BabII, Landasan Teori. Dipetik Juni Rabu, 2021, dari https://www.google.com/url?


sa=t&source=web&rct=j&url=http://e-
journal.uajy.ac.id/6718/3/EM218541.pdf&ved=2ahUKEwiDx9umyvDwAhWWXSs
KHcelCzoQFjABegQIBBAG&usg=AOvVaw2OnkgmqvrIV7Zko_Z2JBEp

Hidayat, H. (2019). Manajemen Operasi Dasar. Jakarta: Universitas Atma Jaya.

Rita Ambarwati, Supardi. (2021). Manajemen Operasional dan Implementasi dalam Industri.
Mungkid: Pustaka Rumah Cinta.

Baiq Nurul Suryawati, Lalu Adi Permadi, Laila Wardani. (2021). Buku Ajar Manajemen
Operasiona. Medan: Yayasan Kita Menulis.

Harsanto, B. (2013). Dasar Ilmu Manajemen Operas. Bandung: UNPAD PRESS.

Arif, M. (2017). Perancangan Tata Letak Pabrik. Yogyakarta: Deepublish.

Pide, A. (2018). Manajemen Operasi ( Teori dan Aplikasi dalam Dunia Bisnis). Makassar:
Azkiya Publishing.

13

Anda mungkin juga menyukai