Disusun Oleh :
Kelas : C
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayahnya,
sehinngga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Konsep Aspek
Operasional Dalam Bisnis” dengan selesai dan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Bisnis. Dan makalah ini bertujuan untuk menambah
wawasan kita mengenai manajemen sumber daya manusia.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Uly Mabruroh, M.E selaku dosen yang
telah memberikan tugas ini dan telah membimbing kami sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran dan materinya. Penulis sangat
berharap semoga makalah ini bisa pembaca praktekkan di dalam kehidupan sehari – hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 17
B. Saran ............................................................................................................................. 18
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evaluasi aspek ini penting sebelum sebuah bisnis dapat dijalankan, karena
sangat teknis / operasional, dan dapat berakibat fatal di masa depan jika tidak
dianalisis. Dalam perusahaan jasa berbeda arti aspek ini terhadap perusahaan
manufaktur. Di zaman perdagangan e-commerce saat ini bagaimana pemahaman
dalam aspek ini. Apakah perlu layout tempat? Produksi peralatan pabrik kecil maupun
ringan. Jawabnnya adalah penyesuaian aspek teknis tersebut. Jika dalam bidang jasa
seperti perhotelan, sekolah sampai bisnis UKM (Salon, toerba mini, cafe, dan
sejenisnya). Penyesuaian aspek ini perlu dilakukan. Teori-teori yang akhirnya menjadi
jawabn aspek ini patut dipertimbangkan Ada beberapa hal yang perlu dilakukan di
bidang ini, termasuk penentuan lokasi, ruang lingkup produksi, lay-out, tata letak
peralatan pabrik dan proses produksi termasuk pemilihan teknologi, metode
persediaan, dan sistem informasi manajemen.
Aspek teknis / operasional dari studi ini sangat tergantung pada jenis
pekerjaan yang dilakukan. Dengan demikian analisis ini dilakukan untuk menilai
kesiapan perusahaan untuk melakukan bisnisnya dengan menilai akurasi lokasi, area
produksi dan lay-out serta kesiapan mesin dan teknologi, metode inventaris dan
sistem informasi manajemen yang akan digunakan. Istilah operasional umumnya
mengacu pada kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa dan merupakan fungsi
inti dari setiap perusahaan. Dalam praktiknya, fungsi operasi sangat dibutuhkan
seperti halnya fungsi lainnya, seperti fungsi finansial dan pemasaran. Dalam sistem
operasi ada input yang energi, material, tenaga kerja, modal, dan informasi. Semua
input ini ditransformasikan menjadi barang dan / atau jasa melalui teknologi proses,
yang merupakan metode spesifik yang digunakan untuk mentransformasikannya.
Perubahan teknologi akan mengubah cara satu input (input) digunakan di atas yang
lain, dan tentu saja produk (output) dapat diubah. Jenis input yang digunakan dalam
perusahaan / industri dengan perusahaan / industri lain tentu berbeda. Operasi dalam
industri sepeda motor memerlukan input dalam bentuk modal dan energi untuk mesin,
fasilitas dan peralatannya, tenaga kerja untuk mengoperasikan dan memelihara
1
peralatan dan bahan untuk dikonversi dari bahan baku menjadi bahan baku.
Sementara beroperasi di industri jasa seperti e-commerce membutuhkan input dalam
bentuk modal untuk penyediaan sistem informasiyang handal, tenaga kerja yang
sangat terlatih (dibidang digital temasuk marketing dan keunagnnyal), tenaga kerja
reguler, dan sejumlah strategi digital marketing dan permodalan lainnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Aspek Operasional ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian Aspek Operasional
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Aspek Operasional
Aspek operasi atau teknis juga disebut sebagai aspek produksi. Hal yang perlu
diperhatiakan dalam aspek ini meliputi masalah penentuan lokasi, luas produksi, tata
letak (layout), penyusunan peralatan pabrik dan proses produksinya termasuk
pemilihan teknologi.1
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam aspek ini adalah masalah penentuan
lokasi, luas produksi, tata letak (layout), penyusunan peralatan pabrik dan proses
produksinya termasuk pemilihan teknologi. Kelengkapan kajian aspek operasi sangat
tergantung dari jenis usaha yang akan dijalankan, karena setiap jenis usaha memiliki
prioritas tersendiri.
Jadi, analisis dari aspek operasi adalah untuk menilai kesiapan perusahaan
dalam menjalankan usahanya dengan menilai ketepatan lokasi, luas produksi dan
layout serta kesiagaan mesin – mesin yang akan digunakan.Penentuan lokasi misalnya
perlu dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
Pemilihan lokasi terdiri untuk kantor pusat, cabang, gudang dan pabrik. Dalam
kaitannya dengan studi kelayakan bisnis hal yang paling kompleks dan rumit adalah
penentuan lokasi pabrik, mengingat banyaknya pertimbangan yang harus
diperhitungkan sebelum suatu lokasi pabrik diputuskan. Pertimbangannya adalah
apakah dekat bahan baku atau dekat pasar atau dekat konsumen. Kemudian, dalam
melakukan pertimbangan adalah faktor biaya yang harus dikeluarkan untuk suatu
lokasi. Penilaian lokasi pabrik nantinya dapat dilakukan dengan hasil penilaian value,
perbandingan biaya, atau analisis ekonomi (economic analysis). Tergantung dari
keingian pihak yang melakukannya.
1
Sunarji Harahap, M.M, Studi Kelayakan Bisnis Pendekatan Integratif ( Sumatera Utara : FEBI UIN-SU Press,
September 2018) hal.141
3
B. Tujuan Aspek Operasional
Secara umum tujuan yang hendak di capai dalam penilaian aspek teknis adalah
sebagai berikut:
1. Agar perusahaan dapat menentukan lokasi yang tepat, baik untuk lokasi
pabrik, gudang, cabang, maupun kantor pusat.
2. Agar peruasahaan dapat menetukan layout yang sesuai dengan proses produksi
5. Agar dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan sekarang dan
dimasa yang akan datang.
4
3. Peristiwa dengan Risiko (Under Risk)
Pola pengambilan keputusan umumnya seperti diuraikan pada gambar di atas ini.
Data yang diolah menjadi informasi merupakan unsur terpenting sebagai masukan di
dalam sistem pengambilan keputusan, selanjutnya disalurkan melalui prosedur untuk
dilakukan peramalan. Hasil dari peramalan yang diperoleh akan merupakan kumpulan
alternatif kemungkinan yang bisa saja terjadi.
Analisis dalam aspek produksi adalah untuk menilai kesiapan perusahaan dalam
menjalankan usahanya dengan menilai ketetapan lokasi dan layout serta kesiagaan
mesin yang digunakan. Menurut Kasmir (2003) Tujuan yang hendak dicapai dalam
penilaian aspek produksi adalah:
2. Agar perusahaan dapat menentukan layout yang sesuai dengan proses produksi
yang dipilih, sehingga memberikan efisiensi.
5
4. Agar perusahaan dapat menentukan metode perusahaan yang paling baik.
5. Agar dapat menentukan kualitas tenaga karja yang dibutuhkan sekarang dan di
masa yang akan datang.
Sedangkan menurut Purba (2002) studi aspek produksi dalam studi kelayakan
bisnis dilakukan untuk menjawab pertanyaan: “Apakah proyek mampu untuk
menghasilkan produk setiap tahun sesuai dengan permintaan pasar selama umur
proyek ditinjau dari segi kuantitas, kualitas, kontinuitas, maupun harga “.2
C. Merencanakan Produk
Merencanakan produk tidaklah mudah, selain dimulai dari awal berpikir
kreatif dan invovatif, sekaligus melihat keinginan pasar bukanlah perkerjaan yang
mudah. Era industri 4.0 ditandai dengan munculnya produk-produk terbarukan seperti
kecerdasan buatan yang sering dimanfaatkan bisnis digital, sampai era robotic yang
sudah mendekati bisnis UKM. Wirausahawan harus memikirkan kualitas produk
tergantung pada berbagai aspek termasuk desainnya. Sebelum merencanakan desain
atau kualitas produk, untuk ukuran rencana produk yang paling sederhana pun kita
perlu tahu atribut produk yang mana: bentuk produk, warna, kemasan, merek, label,
prestise perusahaan, layanan perusahaan, dan sebagainya. Atribut produk selalu
memiliki 2 aspek yaitu aspek berwujud yaitu aspek teknis tercermin dalam bentuk
fisik produk dan aspek tidak berwujud dari aspek sosial dan budaya, tercermin dalam
respons masyarakat terhadap penggunaan produk.3 Dalam merencanakan produk yang
akan diproduksi, penting untuk mencatat beberapa hal:
a. Atribut Produk
2
Sunarji Harahap, M.M, Studi Kelayakan Bisnis Pendekatan Integratif ( Sumatera Utara : FEBI UIN-SU Press,
September 2018) hal.141-143
3
T. Syahril Daoed dan Muhammad Amri Nasution, Studi Kelayakan Bisnis (Teori dan Aplikasi Keuangan
Dalam Bisnis) (Medan : Undhar Press, Maret 2021) hal.86
6
b. Posisi Produk
Setiap produk akan jatuh ke dalam harapan hidup yang berbeda. Beberapa
produk jangka panjang, beberapa sangat pendek. Produkmodis memiliki siklus
hidup yang singkat. Jadi siklus hidup produk adalah siklus hidup produk dari waktu
itu dirilis oleh perusahaan untuk membenci konsumen. siklus produk dibagi
menjadi 4 fase, termasuk:
Tingkat Pendahuluan
Pada tahap penjualan ini perusahaan masih sangat lambat, keuntungan masih
rendah dan kadang-kadang rugi, karena sangat sulit untuk memperkenalkan
produk baru kepada konsumen.
Tingkat Pertumbuhan
Tahap ini merupakan kelanjutan dari fase pengantar yang sukses. Level ini
ditandai oleh fitur-fitur berikut:
7
- menghadapi pesaing.
Tingkat Kematangan
Tingkat Penurunan
Pada tahap ini publik tidak lagi tertarik pada produk dan penjualan
akan menurun tajam. Ada beberapa alasan mengapa penjualan pada fase ini
turun:
d. Portofolio Produk
a. Produk yang dihasilkan dapat dilihat secara visual atau dalam bentuk.
8
c. Konsumen dapat mengevaluasi suatu produk sebelum menggunakannya atau
setelah menggunakannya.
d. Untuk proses pengiriman ke konsumen, ini dapat dilakukan tanpa perlu kontak
fisik.
Layanan berbeda dari barang. Ketika suatu objek adalah objek, perangkat, atau
objek; maka layanan adalah tindakan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja, atau
upaya. Oleh karena itu, layanan tidak dapat dilihat, dirasakan, dibaui, didengar,
atau dirasakan sebelum dibeli dan dikonsumsi. Untuk pelanggan, ketidakpastian
dalam membeli layanan tinggi karena kualitas pencarian yang terbatas, yang
merupakan karakteristik fisik yang pembeli dapat evaluasi sebelum pembelian
dilakukan. Adapun layanan apa, kualitas apa dan bagaimana konsumen akan
merespons, umumnya tidak diketahui sebelum layanan dikonsumsi.
Layanan adalah variabel dalam hal itu adalah keluaran yang tidak standar,
yang berarti banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis tergantung pada siapa, kapan
dan di mana layanan diproduksi. Ini karena layanan melibatkan elemen manusia
dalam proses produksi dan konsumennya cenderung tidak dapat diprediksi dan
cenderung tidak konsisten dalam hal sikap dan perilaku mereka.
b. Periodic order cycle policy, di mana persediaan diawasi dan pada setiap periode
tertentu sejumlah barang ditambahkan agar jumlah persediaan tetap berada pada
tingkat persediaan yang telah ditentukan.5
4
T. Syahril Daoed dan Muhammad Amri Nasution, Studi Kelayakan Bisnis (Teori dan Aplikasi Keuangan
Dalam Bisnis) (Medan : Undhar Press, Maret 2021) hal.86-90
5
Sunarji Harahap, M.M, Studi Kelayakan Bisnis Pendekatan Integratif ( Sumatera Utara : FEBI UIN-SU Press,
September 2018) hal.146
10
a. Tujuan MRP
b. Komponen MRP
Komponen MRP terdiri atas jadwal induk produksi, daftar material, dan
catatan persediaan.
11
backlog, rencana suplai/penawaran, persediaan akhir, dan kuantitas yang
dijanjikan tersedia (available to promise, ATP).
2) Daftar Material
Definisi yang lengkap tentang suatu produk akhir meliputi daftar barang atau
material yang diperlukan bagi perakitan, pencampuran atau pembuatan produk
akhir tersebut. Setiap produk mungkin memiliki sejumlah komponen, tetapi
mungkin juga memiliki ribuan komponen. Setiap komponen sendiri dapat terdiri
atas sebuah barang (item) atau berbagai jenis barang.
3) Catatan Persediaan
Sistem MRP harus memiliki dan menjaga suatu data persediaan yang up to
date untuk setiap komponen barang. Data ini harus menyediakan informasi yang
akurat tentang ketersediaan komponen dan seluruh transaksi persediaan, baik
yang sudah terjadi maupun yang sedang direncanakan. Data itu mencakup nomor
identifikasi, jumlah barang yang terdapat di gudang, jumlah yang akan
dialokasikan, tingkat persediaan minimum (safety stock level), komponen yang
sedang dipesan dan waktu kedatangan,serta waktu tenggang (procurement lead
time) bagi setiap komponen.
c. Proses MRP
12
2) Konversi dari kebutuhan bersih menjadi kuantitas-kuantitas pesanan.
3) Menempatkan suatu pelepasan pemesanan pada waktu yang tepat dengan cara
menghitung waktu mundur (backward scheduling) dari waktu yang dikehendaki
dengan memperhitungkan waktu tenggang, agar memenuhi pesanan komponen
yang bersangkutan.
E. Lokasi Distribusi
Tujuan umum menentukan letak lokasi adalah meminimumkan biaya, baik
jangka pendek maupun jangka panjang yang diakibatkan oleh lokasi tertentu. Selain
itu juga tidak kalah pentingnya adalah memperhatikan faktor-faktor lainnya, baik
faktor primer maupun sekunder. Biaya-biaya yang dikeluarkan pada dasarnya dapat
dikelompokkan biaya yang bersifat obyektif dan subeyektif. Biaya yang bersifat
objektif :
- Biaya bahan
- Biaya pemasaran
- Biaya bangunan
- Biaya saran
- Fasilitas rekreasi
- Perumahan
- Fasilitas pendidikan
6
Sunarji Harahap, M.M, Studi Kelayakan Bisnis Pendekatan Integratif ( Sumatera Utara : FEBI UIN-SU Press,
September 2018) hal.147-149
13
Adapun faktor primer yang dipertimbangan dalam pemilihan lokasi yakni :
- Fasilitas transportasi
§ Fasilitas transportasi
- Kemungkinan Pengembangan7
7
Reza Nurul Ichsan, S.E.M.M, Lukman Nasution, SE.I.,MM. dan Dr. Sarman Sinaga, SE., MM., Studi
Kelayakan Bisnis (Business Feasibility Study) (Medan : CV. Manhaji, Desember 2019) hal.44 - 45
14
b. Metode transportasi, metode ini digunakan terutama bila perusahaan memilih
beberapa lokasi dan gedung. Metode ini pada dasarnya merupakan teknik riset
operasi yang penyelesaiannya dapat melalui beberapa cara : VAM dan MODI.
Metode ini terutama digunakan bila perusahaan telah memiliki beberapa pabrik
dan beberapa gudang bermaksud menambah kapasitas serta pabriknya.
c. Metode Analisa Biaya, konsepnya berdasarkan pada pemanfaatan biaya tetap dan
biaya variabel untuk membantu pemilihan alternatif lokasi.8
G. Pengendalian Produksi
a. Konsep PDCA
Siklus PDCA juga dikenal dikenal dengan dua nama lain yang ada kaitannya
dengan para penggagasnya yaitu Siklus Shewhart dan Siklus Demings. Adalah
Walter A. Shewhart yangpertama kali berbicara tentang konsep PDCA dalam
bukunya yang berjudul “Statistical Method from the Viewpoint of Qualitiy
Control” pada tahun 1939 Shewhart menyatakan bahwa siklus itu
menggambarkan bahwa strukturnya berasal dari pengertian tentang evaluasi yang
konstan mengenai praktik manajemen, seperti halnya juga kesediaan manajemen
untuk menerima dan tidak memperhatikan gagasan yang tidak ditopang atau tidak
diterima yang semuanya itu merupakan kunci bagi pengembangan yang berasal
dari perubahan yang berhasil (Tague, 1945).
Siklus PDCA atau PLTC terdiri dari empat langkah dalam upaya
peningkatan atau upaya melakukan perubahan.
8
Reza Nurul Ichsan, S.E.M.M, Lukman Nasution, SE.I.,MM. dan Dr. Sarman Sinaga, SE., MM., Studi
Kelayakan Bisnis (Business Feasibility Study) (Medan : CV. Manhaji, Desember 2019) hal.45 - 46
15
b. Melakukan (Do): Melakukan tes atau pengujian terhadapperubahan yang
diinginkan.
9
Sunarji Harahap, M.M, Studi Kelayakan Bisnis Pendekatan Integratif ( Sumatera Utara : FEBI UIN-SU Press,
September 2018) hal.159-160
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Aspek operasi atau teknis juga disebut sebagai aspek produksi. Hal yang perlu
diperhatiakan dalam aspek ini meliputi masalah penentuan lokasi, luas produksi,
tata letak (layout), penyusunan peralatan pabrik dan proses produksinya
termasuk pemilihan teknologi.
2. Secara umum tujuan yang hendak di capai dalam penilaian aspek teknis adalah
sebagai berikut:
- Agar perusahaan dapat menentukan lokasi yang tepat, baik untuk lokasi
pabrik, gudang, cabang, maupun kantor pusat.
- Agar dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan sekarang dan
dimasa yang akan datang.
17
mengkoordinasikan kegiatan dari berbagai fungsi dalam perusahaan
manufaktur, seperti teknik, produksi, dan pengadaan.
6. Model penilaian ada 3 (tiga) macam yakni : metode kualitatif, transportasi, dan
analisa biaya.
7. Siklus PDCA juga dikenal dikenal dengan dua nama lain yang ada kaitannya
dengan para penggagasnya yaitu Siklus Shewhart dan Siklus Demings. Adalah
Walter A. Shewhart yangpertama kali berbicara tentang konsep PDCA dalam
bukunya yang berjudul “Statistical Method from the Viewpoint of Qualitiy
Control” pada tahun 1939 Shewhart menyatakan bahwa siklus itu
menggambarkan bahwa strukturnya berasal dari pengertian tentang evaluasi
yang konstan mengenai praktik manajemen, seperti halnya juga kesediaan
manajemen untuk menerima dan tidak memperhatikan gagasan yang tidak
ditopang atau tidak diterima yang semuanya itu merupakan kunci bagi
pengembangan yang berasal dari perubahan yang berhasil (Tague, 1945).
B. Saran
Dengan adanya makalah ini kami sebagai penulis berharap para pembaca
dapat memahami dan mengetahui materi ini. Kami berharap agar para pembaca dapat
menbaca lebih banyak referensi tentang “Konsep Aspek Operasional Dalam Bisnis”.
Demikianlah makalah yang kami dapat sampaikan.kami sebagai pemakalah
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna.untuk akhir
kata pemakalah meminta maaf apabila terdapat kesalahan baik berupa penulisan isi
dari makalah ini.
18
19
DAFTAR PUSTAKA
Harahap Sunarji, M.M, Studi Kelayakan Bisnis Pendekatan Integratif ( Sumatera Utara :
FEBI UIN-SU Press, September 2018) hal.141-143
Muhammad Amri Nasution dan T. Syahril Daoed, Studi Kelayakan Bisnis (Teori dan
Aplikasi Keuangan Dalam Bisnis) (Medan : Undhar Press, Maret 2021) hal.86
Lukman Nasution, SE.I.,MM, Reza Nurul Ichsan, S.E.M.M,. dan Dr. Sarman Sinaga, SE.,
MM., Studi Kelayakan Bisnis (Business Feasibility Study) (Medan : CV. Manhaji,
Desember 2019) hal.44 - 45
20