Anda di halaman 1dari 22

ETIKA DAN JEJARING BISNIS IRTP

DISAMPAIKAN DALAM RANGKA


PENYULUHAN KEAMANAN PANGAN
IRTP

O
L
E
H

SEKSI OBAT DAN PELAYANAN KEFARMASIAN


DINAS KESEHATAN KABUPATEN ACEH TIMUR
2021
DASAR HUKUM

1. Undang-undang nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian.


2. Undang-undang nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan
konsumen.
3. Undang-undang nomor 20 tahun 2008 tentang UMKM.
4. Undang-undang nomor 18 tahun 2012 tentang pangan.
5. Undang-undang nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian.
6. Undang-undang nomor 7 tahun 2014 tentang Perdagangan.
7. PP nomor 44 tahun 1997 tentang Kemitraan.
8. PP nomor 17 tahun 2013 tentang Pelaksanaan Undang-undang
nomor 20 tahun 2008 tentang UMKM.
9. Permendag nomor 14/M-DAG/PER/3/2007 tentang Standarisasi
jasa bidang perdagangan dan pengawasan SNI wajib terhadap
barang dan jasa yang diberdayakan.
DEFINISI

1. Perindustrian
tatanan dan segala kegiatan yang bertalian dengan kegiatan
industrian.
2. Industri
seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku
dan/atau memanfaatkan sumber daya industri sehingga
menghasilkan barang yang mempunyai nilai tambah atau manfaat
lebih tinggi, termasuk jasa industri.
3. Perdagangan
tatanan kegiatan yang terkait dengan transaksi barang atau jasa
dalam negeri dan melampau batas wilayah negara dengan tujuan
pengalihan hak atas barang dan/atau jasa untuk memperoleh
imbalan atau kompetensi.
LANJUTAN

4. Koperasi
badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat berdasar atas asas kekeluargaan.
5. Perkoperasian
segala sesuatu yang menyangkut kehidupan koperasi.
6. SNI
standar yang ditetapkan oleh lembaga yang menyelenggarakan pengembangan
dan pembinaan di bidang standarisasi.
7. Standarisasi
proses merumuskan, menetapkan, menerapkan, memelihara, memberlakukan,
dan mengawasi standar bidang industri yang dilaksanakan secara tertib dan
bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan.
8. Perlindungan konsumen
Segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi
perlindungan kepada konsumen.
PASAL 101 UNDANG-UNDANG
NOMOR 3 TAHUN 2014
1) Setiap kegiatan usaha industri wajib memiliki izin usaha industri.
2) Kegiatan usaha industri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Industri kecil
b. Industri menengah
c. Industri besar
3) Izin usaha industri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh
Menteri.
4) Menteri dapat melimpahkan sebagian kewenangan pemberian izin usaha
industri kepada gubernur dan bupati/walikota.
5) Izin usaha industri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Izin Industri kecil
b. Izin Industri menengah
c. Izin Industri besar
6. Perusahaan industri yang telah memperoleh izin sebagaimana dimaksud pada
ayat (5) wajib:
a. Melaksanakan kegiatan usaha industri sesuai dengan izin yang dimiliki
b. Menjamin keamanan dan keselamatan alat, proses, hasil produksi,
penyimpanan serta pengangkutan
PASAL 102 UNDANG-UNDANG
NOMOR 3 TAHUN 2014

1) Industri kecil ditetapkan berdasarkan jumlah tenaga kerja dan nilai


investasi tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
2) Industri menengah ditetapkan berdasarkan jumlah tenaga kerja
dan/atau nilai investasi.
3) Industri besar 1 ayat (2) huruf c ditetapkan berdasarkan jumlah
tenaga kerja dan/atau nilai investasi.
4) Besaran jumlah tenaga kerja dan nilai investasi untuk industri kecil,
industri menengah dan industri besar ditetapkan oleh Menteri.
PASAL 41 PERDA 6 TAHUN 2012

Kawasan peruntukan industri sebagaimana dimaksud dalam pasal


37 huruf d meliputi :
a. Industri besar
b. Industri sedang
c. Industri kecil dan industri rumah tangga
penjelasan pasal 41 adalah klasifikasi industri digunakan berdasarkan :
 Industri Besar adalah industri yang jumlah karyawan/tenaga kerja berjumlah
100 orang lebih,

 Industri Sedang adalah industri yang jumlah karyawan/tenaga kerja berjumlah


antara 20 – 99 orang,

 Industri Kecil adalah industri yang jumlah karyawan/tenaga kerja antara 5-19
orang,

 Industri Rumah Tangga


adalah industri yang jumlah karyawan/tenaga kerja berjumlah antara 1- 4
orang.
KEWENANGAN PEMBERIAN
IUI, TDP dan IP
Bupati/walikota sesuai dengan lokasi pabrik berwenang menerbitkan TDI/IUI/IP
dengan skala investasi sampai dengan Rp 10.000.000.000,- tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha.
Gubernur berwenang menerbitkan IUI dan IP bagi jenis industri
1. skala investasinya di atas Rp 10.000.000.000,- tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha ,
2.dengan skala investasi sampai dengan Rp 10.000.000.000,- yang
berlokasi pada lintas Kabupaten/Kota dalam satu propinsi.

Menteri Perindustrian berwenang menerbitkan IUI dan IP bagi jenis industri :


1. Yang mengolah dan menghasilkan limbah B3
2. Minuman beralkohol,
3. Berteknologi tinggi yang strategis,
4. kertas berharga,
5. senjata dan amunisi, atau
6. yang lokasi lintas propinsi,
7. merupakan Penanaman Modal Asing ( PMA )
LEGALITAS INDUSTRI
 SKDU (Surat Keterangan Domisili Usaha)
 Izin tetangga
 SIUP/TDP
 TDI
 NPWP
 SPP
 PIRT
 Halal
 SNI

 Manfaat aspek Legalitas :


 Meningkatkan kepercayaan konsumen, pemasok, investor.
 Mempermudah akses pembiayaan perbankan atau lembaga
keuangan lainnya.
 Terlindunginya kegiatan usaha dengan payung hukum dan
pengakuan hukum.
TEKNIK PRODUKSI YANG BAIK

1. BANGUNAN DAN TATA LETAK INDUSTRI


2. MESIN DAN PERALATAN
3. SDM
4. PROSES PRODUKSI
5. PENGENDALIAN MUTU PRODUK
6. SANITASI DAN HIGIENE
7. PENYIMPANAN DAN TRANSPORT
8. PENANGANAN LIMBAH
KEMASAN SEBAGAI SARANA
PROMOSI DAN PEMASARAN

 Pengemasan :
 Fungsi Kemasan
 - Sebagai wadah
 - Sebagai Pelindung
 - Sebagai sarana pemindahan
 - Sebagai Unit Penjualan
 - Sebagai Nilai Tambah
 - Sebagai sarana promosi
 - Sebagai Identifikasi
Jenis Kemasan
• Kemasan Ritel (Kemasan Primer : yang menempel dengan produknya.
•Contoh :
•Plastik,, Kertas , Gelas, Daun Kaleng,Dll
•Kemasan Sekunder]
•Contoh : Karton /Kardus, Kertas, Dll.
• Kemasan Transport /Tersier :
KKG (Kotak Karton Gelombang) : Drum/Jerigen, Karung, mudah di hitung, di
angkut, di kelompokan
FAKTOR YANG HARUS
DIPERHATIKAN

 FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT SEORANG WIRAUSAHA :


 Pengalaman yang kurang
 Kesalahan dalam memilih jenis usaha
 Permodalan yang terbatas
 Tidak mempunyai keahlian yang memadai
 Semangat kewirausahaan yang turun-naik
 Kurangnya atau tidak adanya.
FAKTOR YANG HARUS
DIPERHATIKAN

 FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN SEORANG:


 Kemampuan menangkap peluang usaha
 Kemampuan mencari, menggali, dan menyediakan
sumberdaya-sumberdaya manusia yang dibutuhkan.
 Kemampuan mengorganisasi sumber daya yang dimiliki.
KEMITRAAN

Sikap menjalankan bisnis yang berorientasi pada hubungan


kerjasama yang solid (kokoh dan mendalam), berjangka
panjang, saling percaya dan dalam kedudukan yang setara.

Kerjasama usaha antara usaha kecil dengan usaha menengah dan


atau usaha besar disertai pembinaan dan pengembangan oleh
usaha menengah dan atau usaha besar dengan
memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling
memperkuat dan saling menguntungkan.(PPRI No.44 th
1997)

Kerjasama usaha dalam keterkaitan usaha, baik langsung maupun


tidak langsung atas dasar prinsip saling memerlukan,
mempercayai, memperkuat, dan menguntungkan yang
melibatkan pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dengan
Usaha besar. (PPRI RI No.17 th 2013)
MENGAPA SNI DIPERLUKAN

Globalisasi perdagangan melahirkan persaingan antar industri


(khususnya industri pangan) semakin tajam.
Industri pangan dituntut menghasilkan produk yang bermutu,
aman dikonsumsi dan memuaskan harapan konsumen.
Industri pangan harus mampu memberikan jaminan bahwa
produknya memenuhi seluruh persyaratan tsb, sebagai
pembuktiannya diperlukan suatu penilaian, yang secara
umum disebut dengan penilaian kesesuaian atau “comformity
assessment”
PENERAPAN SNI
1. Sukarela/Voluntery: kegiatan dan produk yang tidak
memenuhi ketentuan SNI tidak dilarang
2. Wajib/mandatory: kegiatan dan produk yang tidak memenuhi
ketentuan SNI menjadi terlarang.
- Untuk keperluan melindungi kepentingan umum, keamanan
negara perkembangan ekonomi nasional dan pelestarian
fungsi lingkungan hidup.

PEMBERLAKUAN SNI WAJIB


1. Produk yang beredar, baik produksi dalam negeri atau impor
harus memenuhi standar produk SNI Industri harus
disertifikasi.
2. Produk impor: Sertifikasi industri di negara asal atau
sertifikasi per shipment (sampling & uji)
TUJUAN DIBERLAKUKANNYA SNI
WAJIB ;

 Keamanan, kesehatan dan keselamatan manusia , hewan dan


tumbuhan,
 Pelestarian fungsi lingkungan hidup,
 Persaingan usaha yang sehat,
 Peningkatan daya saing ,dan atau
 Peningkatan efisiensi dan kenerja industri.
PROGRAM dan KEGIATAN
I. Program Peningkatan IPTEK Sistem Pruduksi.
* Pengembangan kapasitas pranata pengukuran, standarisasi, pengujian
dan kualitas melalui GKM
.
II. Program pengembangan IKM;
* Fasilitasi bagi IKM terhadap pemanfaatan sumber daya,
* Fasilitasi kerjasama kemitraan IKM dengan swasta
* Promosi IKM melalui Pameran,
* Kegiatan keterampiran bagi anggota P2WKSS
* Fasilitasi pembinaan IKM dalam mendapatkan PIRT dan Halal.

III. Program Peningkatan kemampuan Teknologi Indutri.


* Perluasan penerapan Standar Produk Industri dengan diversifikasi produk,
* Pembinaan Desain Kemasan Industri Mamin,
* Sosialisasi Undang – undang
* Perluasan penerapan SNI untuk mendorong daya saing industri,
* Perluasan penerapan ISO 9001-2008, OHSAS 18001, ISO 14001,ISO
22000
IV. Program Penataan Struktur Industri.
* Penyusunan Profil IKM yang Prosfektif,
* Pembinnan Industri Hijau dan produk ramah lingkungan.

V. Program Pengembangan Sentra-sentra Industri Potensial.


* Pembinaan peningakatan keterampilan pengrajin Industri Kreatif.
JADILAH KONSUMEN CERDAS

1. TELITI SEBELUM MEMBELI.


2. PERHATIKAN LABEL MANUAL, KARTU GARANSI, DAN MASA
KADALUARSA.
3. PASTIKAN PRODUK SESUAI STANDAR MUTU KESEHATAN,
KEAMANAN, KESEHATAN LINGKUNGAN.
4. BELI SESUAI KEBUTUHAN BUKAN KEINGINAN.
SEKIAN
s

Anda mungkin juga menyukai