INDUSTRI STRATEGIS
Industri Strategis terdiri atas Industri yang: (PASAL 44)
1. Memenuhi kebutuhan yang penting bagi kesejahteraan rakyat atau menguasai hajat hidup
orang banyak;
2. Meningkatkan atau menghasilkan nilai tambah sumber daya alam strategis; dan/atau
3. Mempunyai kaitan dengan kepentingan pertahanan serta keamanan negara.
Industri Strategis dikuasai oleh Negara melalui:
1. Pengaturan kepemilikan;
Kepemilikan Industri Strategis oleh Pemerintah Pusat melalui: (PASAL 45)
a. Penyertaan modal seluruhnya oleh Pemerintah Pusat;
b. Pembentukan usaha patungan antara Pemerintah Pusat dan swasta (Pemerintah minimal
51% kepemilikan);
c. Pembatasan kepemilikan oleh penanam modal asing.
2. Penetapan kebijakan;
3. Pengaturan perizinan;
4. Pengaturan produksi, distribusi, dan harga;
Perusahaan Industri Strategis wajib melaporkan rencana dan realisasi produksi, kebutuhan
dan stok bahan baku, distribusi, dan harga produk kepada Menteri setiap 6 bulan dan/ atau
sewaktu-waktu apabila diperlukan. (PASAL 52)
5. Pengawasan. (PASAL 53)
Pengawasan dilakukan terhadap status kepemilikan, pelaksanaan kebijakan, legalitas
perizinan, kegiatan produksi, distribusi, dan penerapan harga produk dari Industri Strategis.
PENINGKATAN PRODUK DALAM NEGERI
Peningkatan penggunaan Produk Dalam Negeri bertujuan untuk: (PASAL 55)
1. Memberdayakan Industri dalam negeri; dan
2. Memperkuat struktur Industri.
Lingkup pengaturan peningkatan penggunaan Produk Dalam Negeri meliputi: (PASAL 56)
1. Kewaajiban penggunaan Produk Dalam Negeri;
2. Upaya peningkatan penggunaan Produk Dalam Negeri oleh Badan usaha swasta dan
masyarakat;
3. TKDN;
Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) adalah besaran kandungan dalam negeri pada
Barang, Jasa, serta gabungan Barang dan Jasa.
4. Tim peningkatan penggunaan Produk Dalam Negeri;
5. Pembinaan dan pengawasan; dan
6. Penghargaan atas penggunaan Produk Dalam Negeri.