Anda di halaman 1dari 34

PERATURAN KEPALA

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI


NOMOR : 216/PER/BPPI/12/2016

TENTANG
PANDUAN UMUM PELAKSANAAN PENELITIAN,
PENGEMBANGAN DAN PEREKAYASAAN
INDUSTRI DI LINGKUNGAN BADAN PENELITIAN
DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INDUSTRI DAN


KEKAYAAN INTELEKTUAL
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
Gedung Kementerian Perindustrian Lt. 20
Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53
Telp./Fax. 021-525.6112

LAMPIRAN
PERATURAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI,
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
NOMOR : 216 /BPPI/PER/12/2016
TANGGAL : 06 DESEMBER 2016
PANDUAN UMUM PELAKSANAAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN
PEREKAYASAAN INDUSTRI DI LINGKUNGAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Panduan
Perekayasaan
Pengembangan

Umum

Pelaksanaan

(Litbangyasa)
Industri,

di

Penelitian,

Lingkungan

Kementerian

Pengembangan,
Badan

Perindustrian

Penelitian
ini

dan
dan

merupakan

pedoman dalam pengusulan proposal, pelaksanaan, serta monitoring dan


evaluasi

litbangyasa

bagi

para

paneliti/perekayasa

yang

berada

di

lingkungan BPPI, baik yang berada di tingkat pusat maupun di Balai Besar
dan Baristand Industri. Mekanisme pengusulan dan pembahasan rencana
kegiatan litbangyasa industri dilakukan secara berjenjang. Pembahasan
dimulai dari masing-masing Unit Kerja secara internal, kemudian diusulkan
kepada BPPI untuk dievaluasi lebih lanjut dan bila memenuhi syarat akan
ditetapkan sebagai program kegiatan litbangyasa industri.
Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan litbangyasa industri
di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian
Perindustrian agar tepat sasaran dan efektif serta efisien, maka di dalam
panduan umum ini juga dilengkapi dengan pengawasan atau monitoring
dan evaluasi beserta sistem pelaporannya.
2. Tujuan
Sebagai pedoman dalam melakukan penilaian proposal dan monitoring
serta evaluasi terhadap kegiatan litbangyasa industri di lingkungan Badan
Penelitian dan Pengembangan Industri.

3. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Panduan Umum Pelaksanaan Litbangyasa di Lingkungan
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri - Kementerian Perindustrian
meliputi:
a. Kriteria pengusul dan penilai matrik/proposal,
b. Mekanisme penilaian program litbangyasa industri,
Mekanisme Penilaian Matrik Litbangyasa Industri di tingkat Unit
Kerja
Mekanisme Penilaian Proposal Litbangyasa Industri di tingkat BPPI
c. Monitoring dan evaluasi
4. Output dan Sasaran
Output yang diharapkan dari kegiatan ini adalah diperolehnya hasil
litbangyasa yang terukur, rasional, aplikatif, efisien dan mampu menjawab
tantangan dan masalah yang dihadapi oleh industri nasional.
Sasaran utama panduan umum ini adalah untuk meningkatkan mutu
dan manfaat dari hasil kegiatan litbangyasa industri untuk mendukung
pengembangan industri nasional yang aplikatif, efektif dan efisien, serta
mampu

meningkatan

nilai

tambah,

daya

saing

dan

mengurangi

ketergantungan akan produk impor.


5. Pengertian/Definisi
1)

Kegiatan litbangyasa adalah seluruh kegiatan mencakup pengkajian,


penelitian, pengembangan, dan perekayasaan di lingkungan Badan
Penelitian dan Pengembangan IndustriKementerian Perindustrian yang
dilaksanakan

berdasarkan

metode/kaidah

ilmiah

yang

dapat

dipertanggung jawabkan.
2)

Evaluasi adalah penelaahan, pembahasan dan penilaian rencana


kegiatan litbangyasa yang terdiri atas topik (judul), matrik, dan proposal
litbangyasa

dalam

rangka

menyempurnakan,

melengkapi,

dan

menyeleksi rencana kegiatan untuk dapat diproses lebih lanjut.


3)

Evaluasi matrik adalah evaluasi terhadap usulan topik kegiatan


litbangyasa yang didasarkan atas kebutuhan pemangku kepentingan
dalam rangka pengembangan industri nasional.

4)

Evaluasi proposal adalah kegiatan untuk melihat kelayakan terhadap


proposal kegiatan litbangyasa sesuai dengan kaidah ilmiah, efisien dan
bermanfaat bagi pengembangan industri nasional.

5)

Matrik kegiatan litbangyasa merupakan penggambaran ide/rencana


kegiatan litbangyasa secara ringkas dan jelas sesuai kebutuhan
pemangku kepentingan.

6)

Persetujuan matrik adalah proses penetapan topik kegiatan litbangyasa


yang

akan

dilanjutkan

ke

penyusunan

proposal

dengan

mempertimbangkan hasil evaluasi.


7)

Proposal litbangyasa merupakan rencana kegiatan yang ditetapkan dan


diusulkan oleh pimpinan Unit Kerja kepada BPPI yang bersifat holistik,
terintegrasi dengan sasaran yang jelas dan terukur, serta sesuai dengan
kebutuhan dunia industri.

8)

Persetujuan proposal adalah penetapan proposal oleh Kepala BPPI yang


akan dibiayai berdasarkan hasil evaluasi.

9)

Monitoring adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan secara berkala


untuk menyediakan informasi tentang status perkembangan suatu
kegiatan,

serta

mengidentifikasi

permasalahan

yang

timbul

dan

merumuskan tindak lanjut yang diperlukan.


10) Peneliti adalah pegawai negeri sipil yang berada di lingkungan Badan
Penelitian dan Pengembangan Industri, baik yang memiliki jabatan
fungsional, struktural maupun staf, yang melaksanakan kegiatan
penelitian (meneliti) dengan menggunakan metode ilmiah.
11) Perekayasa adalah pegawai negeri sipil yang diberikan jabatan dengan
ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan
kegiatan kerekayasaan dalam suatu kelompok kerja fungsional pada
bidang

penelitian

terapan,

pengembangan,

perekayasaan,

dan

pengoperasian.
II. KRITERIA PENGUSUL, JANGKA WAKTU PELAKSANAAN, DAN KRITERIA
PENILAI
1. Kriteria Pengusul
Kriteria pengusul untuk memperoleh anggaran kegiatan litbangyasa di
lingkungan BPPI antara lain adalah:

a. Pengusul adalah peneliti dan perekayasa yang berada di lingkungan


Kementerian Perindustrian;
b. Tim pelaksana litbangyasa minimal berjumlah 3 orang, dan ketua Tim
berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman di bidang litbangyasa
minimal

tahun.

Apabila

diperlukan

dapat

melibatkan

tenaga

ahli/praktisi dari dunia usaha/akademisi/lembaga litbang nasional


sebagai narasumber.
Apabila kegiatan
pembentukan Tim

dilaksanakan dengan pola kerekayasaan, maka


disesuaikan dengan struktur rincian kerja (Work

Breakdown Structure-WBS) dan paket-paket kerja (Working PackageWP)


yang diperlukan.
c. Tim pelaksana litbangyasa;
d. Setiap

peneliti/perekayasa

hanya

boleh

mengusulkan

satu

judul

kegiatan litbangyasa industri sebagai ketua Tim;


e. Anggota Tim dapat berasal dari luar Unit Kerja pengusul.
2. Jangka Waktu Pelaksanaan
a. Kegiatan litbangyasa dilaksanakan dalam satu periode tahun anggaran;
b. Kegiatan litbangyasa dapat bersifat tahun jamak (multi-year) dengan
jangka waktu maksimum 3 tahun;
c. Bagi kegiatan bersifat multi years, maka anggota Tim dapat berganti
sesuai kebutuhan setiap tahunnya.
3. Kriteria Penilai
Kriteria penilai dikelompokan atas dua kelompok, yaitu :
a. Penilai matrik (di lingkungan Unit Kerja)
1) Penilai matrik adalah pejabat fungsional atau struktural dari masingmasing Unit Kerja yang memahami permasalahan dan tantangan
pembangunan industri pada umumnya dan Renstra Unit Kerja, dan
didukung oleh satu atau dua orang dari dunia industri atau asosiasi
terkait, dengan kriteria :

Penilai dari lingkungan internal harus memiliki jabatan fungsional


minimal Peneliti Muda atau Perekayasa Madya atau jabatan
struktural Eselon III.

Menguasai metode penelitian ilmiah,

Memiliki pemahaman yang komprehensif di bidang industri


tertentu,

Jumlah Tim Penilai minimal 3 orang atau maksimal 5 orang.

2) Penilai matrik ditetapkan oleh Kepala Unit Kerja.


b. Penilai proposal (terpusat di BPPI).
1) Penilai proposal terdiri dari :
a) Pejabat struktural atau fungsional yang berada di lingkungan
Kementerian Perindustrian, dengan kriteria sebagai berikut :
Mempunyai

komitmen

yang

tinggi

atau

tanggung

berintegritas, jujur, sanggup melaksanakan tugas

jawab,

sebagai Tim

Penilai.
Mempunyai

jabatan

fungsional

serendah-rendahnya

peneliti

muda atau perekayasa madya atau memiliki jabatan struktural


rendah-rendahnya Eselon III di bidang litbang.
Berpengalaman

melaksanakan

kegiatan

litbangyasa

atau

menangani program litbang.


Menguasai metode penelitian ilmiah
Berpengalaman dalam melakukan evaluasi di bidang teknologi
b) Perwakilan yang berasal dari dunia industri atau asosiasi atau
pakar dari dunia akademisi, dengan kriteria sebagai berikut:
Mempunyai

komitmen

yang

tinggi

atau

tanggung

berintegritas, jujur, sanggup melaksanakan tugas

jawab,

sebagai Tim

Penilai.
Pakar di bidangnya, atau
Memiliki pemahaman yang komprehensif di bidang industri.
2) Jumlah Tim Penilai minimum 3 (tiga) orang yang terdiri atas wakil
dari pemerintah, akademisi, dan atau dunia industri.
3) Penilai proposal ditetapkan berdasarkan Keputusan Kepala Badan
Penelitian dan Pengembangan Industri, Kementerian Perindustrian
yang diusulkan oleh Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan
Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual.

III. TAHAPAN PENETAPAN KEGIATAN LITBANGYASA INDUSTRI


1. Penetapan Topik Kegiatan Litbangyasa di Tingkat Unit Kerja
Dalam penetapan topik kegiatan litbangyasa di tingkat Unit Kerja
dilaksanakan proses seleksi dan evaluasi topik/judul matrik kegiatan
litbangyasa yang dimaksudkan untuk penajaman rumusan masalah yang
mengacu pada :
a) Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk
Pengembangan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035;
b) Program prioritas litbangyasa industri yang ditetapkan oleh BPPI,
c) Renstra Unit Kerja,
d) Masukan yang diperoleh dari pemangku kepentingan (industri,
akademisi, Ditjen) atau umpan-balik dari hasil litbangyasa
sebelumnya.
a. Tahapan penetapan topik kegiatan litbangyasa meliputi:
1) Usulan topik/ide dalam bentuk matrik yang telah disusun oleh
pengusul disampaikan kepada pimpinan Unit Kerja untuk dievaluasi
oleh Tim Penilai.
2) Rekomendasi hasil evaluasi Tim Penilai disampaikan kepada pimpinan
Unit Kerja sebagai pertimbangan dalam penetapan topik kegiatan
litbangyasa Unit Kerja.
3) Topik kegiatan litbangyasa yang telah ditetapkan oleh pimpinan Unit
Kerja disampaikan kepada pengusul untuk selanjutnya disusun dalam
bentuk proposal.
4) Proposal dan matrik kegiatan Litbangyasa yang telah disetujui oleh
pimpinan Unit Kerja secara kolektif disampaikan kepada Kepala Pusat
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan
Intelektual dengan tembusan kepada Sekretaris BPPI dalam bentuk
softcopy (CD) dan hardcopy paling lambat pada akhir bulan Maret
atau April (sebelum pagu indikatif).

Alur tahapan penetapan matrik kegiatan litbangyasa industri mulai dari


penyampaian matrik oleh pengusul kepada pimpinan Unit Kerja sampai
ditetapkannya menjadi proposal dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini.

RIPIN
PROG PRIORITAS LITBANGYASA
INDUSTRI

RENSTRA
UNIT KERJA

MASUKAN DARI STAKEHOLDER/


TINDAK LANJUT HASIL LITBANG
SEBELUMNYA

PENGUSUL

MATRIK

PIMPINAN UNIT KERJA

EVALUASI
TOPIK LITBANGYASA

TIM PENILAI
MATRIK

DITOLAK
TIDAK
LAYAK

HASIL
EVALUASI
LAYAK
PIMPINAN UNIT KERJA

DITETAPKAN
MARET-APRIL
PROPOSAL

PENELITI/PEREKAYASA

Gambar 1 Alur Tahapan Penetapan Matrik Kegiatan Litbangyasa Industri

b. Format Matrik Litbangyasa Industri


1) Program Utama

--- mengacu pada salah satu Program Prioritas

Litbang yang ditetapkan BPPI


2) Judul --- judul kegiatan dirumuskan secara singkat dan jelas serta
memberikan gambaran masalah utama yang akan diteliti/dikaji dan
tujuan dari kegiatan litbangyasa
3) Justifikasi --- diuraikan secara ringkas dan jelas urgensi substansif
dari kegiatan Litbangyasa yang akan dilaksanakan dan relevansinya
dikaitkan dengan program Unit Kerja, termasuk uraian kuantitatif
maupun kualitatif, temuan fakta untuk mengidentifikasi masalah
Litbangyasanya.

JANUARI-FEBRUARI

PENYUSUNAN MATRIK LITBANGYASA


INDUSTRI

4) Sasaran
akhir

---

diisi

yang

dengan

akan

dicapai

ringkas, jelas dan terukur sasaran


dari

kegiatan

litbangyasa

yang

dilaksanakan
5) Hasil yang dicapai --- diisi secara ringkas dan jelas, output yang telah
dicapai dari kegiatan litbangyasa tahun lalu (khusus untuk kegiatan
lanjutan)
6) Indikator Keluaran --- merupakan parameter untuk mengukur tingkat
tercapainya sasaran akhir, manfaat, dan keluaran litbangyasa.
7) Tingkat Kesiapterapan Teknologi --- ukuran yang menunjukkan
tingkat kematangan atau kesiapan teknologi pada skala 1 9
8) Keluaran --- diisi secara ringkas, jelas, dan terukur perkiraan keluaran
tahunan (antara)

yang

akan dicapai dari dimulainya kegiatan

litbangyasa akan dilaksanakan sampai dengan kegiatan tersebut


berakhir
9) Biaya --- diisi dengan besarnya anggaran dalam rupiah sesuai dengan
jumlah yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan litbangyasa.
Biaya Litbangyasa adalah jumlah biaya per judul/kegiatan yang
terinci atas tahap-tahap kegiatan, mulai dari tahap persiapan, tahap
pelaksanaan, dan tahap laporan hasil litbangyasa dan monev.
10) Keterkaitan --- diisi dengan instansi atau dunia industri atau asosiasi
terkait yang berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan litbangyasa
yang dirancang.

c. Kriteria Penilaian Matrik Kegiatan Litbangyasa Industri


Kriteria penilaian matrik kegiatan litbangyasa industri sesuai dengan
menggunakan Formulir sebagaimana tertera di bawah ini.
JUDUL KEGIATAN: .......
.
KETUA TIM

: .......
BOBOT

NO.

KRITERIA

Kesesuaian topik dengan Program*

20

10

Justifikasi dan Keterkaitan dengan


Program
Keterukuran Keluaran

Perkiraan Manfaat dan Dampak

20

Kelayakan pembiayaan

10

Teknometer (Tingkat kesiapterapan


teknologi)

10

Kolaborasi dengan Instansi/ dunia


industri/ asosiasi terkait atau
komitmen dunia usaha/asosiasi
untuk mendukung kegiatan yang
akan diusulkan

15

TOTAL

100

SKOR
1

NILAI
3

BXS

15

Keterangan:
* Skor 4 - 5 program prioritas BPPI
Skor 3 - 4 renstra Unit Kerja
Skor 2 3 masukan stakeholder
Skor: 1= Sangat kurang, 2= Kurang, 3= Cukup, 4= Baik, 5= Sangat baik
Hasil Penilaian > 375 diterima
Untuk kegiatan yang jangka waktunya bersifat multi-years, penilaian
memperhatikan output tahun sebelumnya

juga

2. Penetapan Proposal Kegiatan Litbangyasa di Tingkat Pusat


Proposal

litbangyasa industri merupakan rencana kegiatan yang

diusulkan oleh pimpinan Unit Kerja kepada BPPI c.q Puslitbang TIKI dengan
tembusan Sekretariat BPPI yang bersifat holistik, terintegrasi dengan
sasaran yang jelas dan terukur, serta sesuai dengan kebutuhan dunia
industri.
a. Tahapan penetapan proposal kegiatan litbangyasa meliputi:
1) Proposal litbangyasa industri yang telah diterima oleh Puslitbang TIKI
diidentifikasi dan diverifikasi.

2) Evaluasi oleh Tim Penilai Proposal dilaksanakan paling lambat bulan


Juni setiap tahunnya.
3) Proposal dipaparkan oleh pengusul di depan Tim Penilai Proposal.
4) Proposal yang layak, namun perlu penyempurnaan, dikembalikan
kepada

Unit

Kerja

untuk

disempurnakan

oleh

pengusul

dan

kemudian disampaikan kembali ke Puslitbang TIKI.


5) Rekomendasi tim penilai proposal disampaikan kepada Kepala BPPI
sebagai pertimbangan dalam penetapan proposal kegiatan litbangyasa
BPPI.
Alur proses penetapan proposal kegiatan litbangyasa industri dapat dilihat
pada Gambar 2 di bawah ini.
PROPOSAL LITBANGYASA
INDUSTRI

PUSAT/BALAI
MARET - APRIL

IDENTIFIKASI DAN VERIFIKASI


PROPOSAL LITBANGYASA

PUSLITBANG TIKI

MEI -JUNI
EVALUASI PROPOSAL
LITBANGYASA

TIM PENILAI
PROPOSAL

HASIL

DITOLAK
TIDAK
LAYAK

PERBAIKAN

JULI

LAYAK
VERIFIKASI

PUSLITBANG TIKI
OKTOBER - NOVEMBER

PENETAPAN

BPPI

Gambar 2 Alur Proses Penetapan Proposal Kegiatan Litbangyasa Industri

b. Format Proposal Kegiatan Litbangyasa Industri


1)

Halaman persetujuan --- ditandatangani oleh pimpinan Unit Kerja


pengusul.

2)

Abstrak --- umumnya terdiri dari tujuan atau pertanyaan yang ingin
dijawab oleh penelitian, metode penelitian, dan kesimpulan yang
akan diperoleh dari penelitian.

3)

Pendahuluan --- menguraikan latar belakang, justifikasi (state of the


art), dan dasar pertimbangannya. State of the art

yang diambil

merupakan hal paling yang terkini ditinjau dari segi teknologi. Hal-hal
terkini

dapat

berupa

metoda

pendekatan

dalam

pelaksanaan

program; model matematik yang dipilih dan cara pemecahannya;


metoda pengujian/explorasi yang dipilih dan cara pengolahan
datanya; metoda teknik produksi/proses/prototyping; metoda teknik
sertifikasi/standardisasi/komersialisasi.

Untuk

menjaga

agar

program yang dilaksanakan tidak merupakan program yang telah


dilaksanakan oleh instansi lain (duplikasi), maka harus diambil
setidaknya satu dari beberapa list state of the art di atas, yang paling
baru.
Disamping itu, untuk kegiatan yang bersifat multi-years, keragaan
hasil pengkajian tahun sebelumnya perlu dikemukakan.
4)

Tujuan dan Keluaran --- meliputi tujuan akhir dan tujuan antara
(tahun berjalan), keluaran akhir dan keluaran tahun berjalan.

5)

Tinjauan Pustaka --- meliputi tinjauan terhadap hasil pengkajian


terdahulu dan kerangka teoritis yang digunakan

6)

Metodologi

--- mencakup tempat dan waktu, alat dan bahan, dan

metode

pelaksanaan

pengkajian/penelitian

pengkajian/penelitian.
perlu

disusun

khususnya

Tahapan
untuk

pengkajian/penelitian multi-years.
7)

Perkiraan Manfaat dan Dampak --- menguraikan perkiraan manfaat


dan dampak hasil pengkajian/penelitian terhadap pengguna secara
jelas dan terukur.

8)

Jadwal Kerja --- menguraikan jadwal pelaksanaan kegiatan sesuai


dengan tujuan, keluaran dan manfaat yang diharapkan.

9)

Rincian Anggaran --- pengajuan anggaran harus realistis sesuai


dengan kebutuhan dengan mempertimbangkan secara cermat alokasi
anggaran.

10) Personil --- susunan personil bersifat muliti disiplin dengan kualifikasi
sesuai kebutuhan dengan susunan keanggotan terdiri dari Ketua Tim,
sekretaris,

anggota,

narasumber

dan

tenaga

pembantu

yang

dibutuhkan yang didukung dengan rincian tugas masing-masing


anggota.
11) Perjalanan --- jelaskan daerah yang akan dikunjungi beserta
tujuannya
12) Sarana

dan

Prasarana

Pendukung

---

menguraikan

fasilitas

pendukung yang tersedia di Unit Kerja dan atau kerjasama dengan


lembaga litbang lainnya.
13) Daftar Pustaka --- daftar pustaka disusun dengan memperhatikan
publikasi mutakhir yang terkait dengan topik kegiatan litbangyasa.
14) Lampiran-Lampiran
a) Curriculum vitae --- uraian pengalaman di bidang litbangyasa atau
kegiatan ilmiah lainnya secara ringkas dan jelas (termasuk
narasumber).
b) Surat penugasan, dan
c) Surat Keputusan
c. Kriteria Penilaian Proposal Litbangyasa Industri
Kriteria penilaian proposal litbangyasa industri prioritas sesuai dengan
format proposal tersebut di atas adalah dengan menggunakan Formulir
sebagaimana tertera di bawah ini.

JUDUL KEGIATAN:
)

Ketersediaan SDM dan Fasilitas Riset: Ada/Tidak*


Biaya yang diusulkan: Rp. ................................
Tahun I Rp.................
Tahun II Rp................
Tahun III Rp................
Kategori Litbangyasa: 1. Peningkatan Daya Saing, 2. Nilai Tambah, 3. Subtitusi Impor*)
BOBOT
SKOR
NILAI
NO
KRITERIA PENILAIAN
%
1 2 3 4 5 BXS
Kontribusi terhadap pemecahan masalah
15
1
industri nasional
2
Perumusan masalah
15
3
Kesesuaian metodologi dengan kaidah
10
ilmiah
4
Kelayakan sumberdaya (Jadual, Personil,
15
Biaya, Sarana dan Prasarana) untuk
mendukung pencapaian hasil
5
Keterkaitan antara tujuan, metodologi dan
10
keluaran
6
Perkiraan manfaat & dampak
10
7
Keterukuran keluaran
15
8
Unsur pembaruan danpemajuan teknologi
10
TOTAL
100
Keterangan Skor: 1: Sangat kurang, 2: Kurang, 3: Cukup, 4: Baik, 5: Sangat baik
Hasil Penilaian :
> 450
= Prioritas tinggi;
375< x < 450
= Prioritas sedang;
300 < x < 375
= Prioritas rendah;
< 300
= Ditolak.
Untuk kegiatan yang bersifat multi-years, penilaian mencakup output tahun sebelumnya.
*) coret yang tidak perlu

IV. MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN LITBANGYASA INDUSTRI


1. Monitoring dan Evaluasi di Tingkat Unit Kerja (Internal)
a. Kegiatan litbangyasa yang dibiayai oleh DIPA Unit Kerja dimonitor dan
dievaluasi oleh masing-masing Unit Kerja
b. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan minimal 2 kali setahun yaitu
pertengahan dan akhir perlaksanaan.
c. Laporan monitoring dan evaluasi disampaikan kepada Kepala BPPI c.q.
Sekretariat BPPI dan Puslitbang TIKI (terkait bidang litbang teknologi)
secara berkala.
d. Hasil monitoring dan evaluasi digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan untuk dilakukan perubahan (revisi) /
dilanjutkan / dihentikan pelaksanaan kegiatan litbangyasa industri.

2. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Litbangyasa yang Dibiayai oleh DIPA


Pusat
a. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi semua kegiatan litbangyasa yang
dibiayai secara terpusat dilaksanakan oleh Puslitbang TIKI.
b. Setiap

Tim

pelaksana

diwajibkan

mengisi

aplikasi

monitoring

pelaksanaan kegiatan secara berkala 2 bulan sekali terhitung mulai


penandatanganan

kontrak

kegiatan

litbangyasa.

Mekanisme

monitoring akan ditetapkan kemudian oleh Puslitbang TIKI.


c. Unit Kerja wajib melakukan monitoring dan evaluasi secara terus
menerus dan disampaikan kepada Kepala BPPI c.q. Puslitbang TIKI
secara berkala minimal 2 kali setahun yaitu pertengahan dan akhir
perlaksanaan.
d. Laporan sebagaimana dimaksud pada butir c meliputi metode yang
digunakan dan hasil pengendalian dengan format pada lampiran.
e. Evaluasi kemajuan pelaksanaan litbangyasa dilaksanakan oleh Tim
evaluator yang ditunjuk. Evaluasi pelaksanaan kegiatan merujuk pada
kriteria penilaian monitoring dan evaluasi kegiatan litbangyasa industri
pada Format di bawah ini.
Kriteria Penilaian Monev Kegiatan Litbangyasa Industri
NO
1

KRITERIA
Tim
Pelaksana

Pengelola/
Penanggung
jawab anggaran

ACUAN
Input Proses Output

BOBOT
%

Realisasi Pelaksanaan sesuai proposal


(<25%; 25-50%; 51-75%; >75%)

20

Komitmen kerjasama Tim

15

Tingkat pencapaian tujuan dan sasaran


kegiatan*

35

Komitmen pendanaan

10

Koordinasi & monitoring pelaksanaan


kegiatan

10

Manajemen program dan keuangan

10

SKOR

NILAI
BXS

JUMLAH

Keterangan
Skor: 1 = sangat kurang, 2 = kurang, 3 = cukup, 4 = baik, 5 = sangat baik
Realisasi pelaksanaan: Skor 5= > 75%, 4= 51-75%, 3= 25-50%, 2= < 25%, 1= belum/tidak
melaksanakan
Mohon disertakan barang bukti dari capaian luaran dimaksud.
* Konsistensi penggunaan dana/waktu, perubahan sasaran yang mempengaruhi keluaran,
perubahan metodologi dalam pencapaian target, dan realisasi kemitraan.

Hasil monitoring menjadi acuan untuk pertimbangan pendanaan


tahun berikutnya bagi kegiatan litbang yang masih berjalan. Pada akhir
pelaksanaan penelitian, Tim pelaksana menyerahkan laporan akhir kepada
Puslitbang TIKI, tepat pada waktu yang ditentukan dalam kontrak
kegiatan litbangyasa (contoh Format Laporan Akhir dapat dilihat pada
lampiran 5). Laporan kegiatan litbangyasa harus memenuhi persyaratan
mutu, kelengkapan format yang ditentukan.
Kepala Puslitbang TIKI bertanggung jawab atas penyelesaian laporan
kegiatan litbangyasa dan mempunyai wewenang untuk menolak dan
memberikan

saran

perbaikan

Laporan

Akhir

agar

sesuai

dengan

persyaratan yang ditentukan atas dasar masukan atau penilaian dari Tim
evaluator yang ditunjuk.
V.

PENUTUP
Panduan umum ini wajib digunakan sebagai pedoman oleh semua Unit
Kerja di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dalam
merencanakan program kegiatan litbangyasa industri yang akan dibiayai.

Lampiran 1
Contoh Format Sampul (warna
warna akan ditetapkan kemudian
kemudian)

Prioritas Litbangyasa Pusat/Balai** : ................... (optional)

PROPOSAL LITBANGYASA
INDUSTRI

JUDUL PENELITIAN

TIM PENGUSUL

(Nama ketua dan anggota tim)

(PUSAT/BALAI)
Bulan dan Tahun

* Untuk keperluan identifikasi calon penilai (lihat Program Prioritas Litbang Industri)

Lampiran 2
Contoh Format Halaman Persetujuan Proposal

Judul Litbangyasa

:.........................................................................

Tema

........................................................................

Topik

:.........................................................................

Ketua Tim Pelaksana

: ........................................................................

a. Nama Lengkap

: ........................................................................

b. NIP

: .......................................................................

c. Jabatan Fungsional/Struktural

: .......................................................................

f. Unit Kerja

:........................................................................

g. Telpon/Faks/E-mail

: .......................................................................

Waktu Penelitian

: Tahun ke ..... dari rencana ......tahun

Lama Kegiatan Litbangyasa Keseluruhan

: ......... tahun

Biaya Litbangyasa Tahun Berjalan


a. Diusulkan ke BPPI (Prioritas)

: Rp. .....................

b. Dana internal Pusat/Balai

: Rp. .....................

c. Dana dari institusi/Perusahaan lain

: Rp. ..................... / in kind : .

.........................................., 20..
Menyetujui,
Pimpinan Unit Kerja,
Cap dan ttd
(Nama Lengkap)
NIP:

Ketua Tim
ttd
(Nama Lengkap)
NIP:

Lampiran 3
Contoh Format Matrik Litbangyasa Industri
Program (lingkari yang sesuai, dapat lebih dari satu) :
1.

Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035

2.

Program Prioritas BPPI

3.

Renstra Unit Kerja

4.

Masukan Stakeholder

Output
Kegiatan
Justifikasi Sasaran/
Hasil
Tingkat Indikator
Biaya
Keterkaitan
(Judul)
dan
Target
yang
Kesiap
Keluaran (Kuantitas (RP.000)
dengan
Th.Awal
Keterkaitan
Akhir
Telah
terapan
(th n+1) Keluaran)
Instansi/
Th.Akhir
dengan
Kegiatan
Dicapai Teknologi
(Th n+1)
dunia
Penanggung
Program
s/d
*)
industri/
jawab
(Berisi :
Tahun
asosiasi
Dasar
SebelumLain
Pertimnya
bangan
Keterkaitan
Program
Tujuan)
1

*) untuk litbangyasa dalam bidang teknologi


KETERANGAN:
Judul Penelitian

Diisi dengan judul kegiatan yang diusulkan.

Jangka Waktu

Diisi dengan tahun dimulai dan berakhirnya kegiatan litbangyasa

Penanggungjawab

Diisi dengan lengkap nama ketua Tim Pelaksana

Justifikasi dan Keterkaitan Diisi secara ringkas dan jelas urgensi dari kegiatan litbangyasa yang akan
dengan Program
dilaksanakan dan relevansinya dikaitkan dengan program
Sasaran/Target Akhir

Diisi dengan ringkas, jelas dan terukur sasaran akhir yang akan dicapai dari
kegiatan yang akan dilaksanakan.

Hasil s/d tahun lalu

Diisi secara ringkas dan jelas hasil (output) yang telah dicapai dari kegiatan
litbangyasa tahun lau (untuk kegiatan lanjutan).

Tingkat Kesiapterapan
Teknologi

Menunjukan tingkat kematangan atau kesiapterapan teknologi pada skala 1


-9

Keluaran Tahunan

Diisi secara ringkas, jelas, dan terukur perkiraan keluaran tahunan (antara)
yang akan dicapai dari mulainya kegiatan litbangyasa akan dilaksanakan
sampai dengan kegiatan tersebut berakhir.

Biaya

Diisi dengan besarnya anggaran dalam rupiah sesuai dengan jumlah yang
dibutuhkan dalam melaksanakankegiatan litbangyasa.

Keterkaitan dengan
Instansi lain

Diisi dengan instansi yang berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan


litbangyasa yang dirancang.

Lampiran 4
FORMULIR HASIL PENILAIAN PROPOSAL LITBANGYASA

Judul Kegiatan Litbangyasa

: ...........................................................................

Ketua Tim Peneliti/Perekayasa

:............................................................................

a. Nama Lengkap

:............................................................................

b. NIP

: ..........................................................................

Waktu Penelitian

: Tahun ke ......... dari rencana ................. tahun

Pembiayaan Tahun Berjalan

: Rp. .....................................

a. Disetujui Pimpinan Unit Kerja

: Rp. .....................................

b. Anggaran dari Mitra

: in kind ................................

Pembiayaan Tahun Berikutnya


a. Keputusan

: Disetujui/tidak disetujui*

b. Diusulkan ke BPPI

: Rp. ......................................

c. Direkomendasikan

: Rp. .....................................

Pembiayaan dari Mitra

; in kind : .....................................................
.........................................., 20..
Ketua Penilai,
ttd
(......................................)

*) coret yang tidak diperlukan


Catatan penilaian:
.
.
.
.
.

Lampiran 5
Contoh Cover
over Laporan Kemajuan

LAPORAN KEMAJUAN
(Times
Times New Roman size 16 pt, all caps, bold, centered)
centered
(hardcopy; warna cover akan disesuaikan dengan ke
ketentu
tentuan PPTHKI)

Judul Kegiatan Litbangyasa


(Times New Roman size 16 pt, bold, centered)

Nama Ketua Tim (tanpa gelar)

Lampiran 6

FORMAT LAPORAN KEMAJUAN


TA 20..
1. Judul Kegiatan

:.......................

2. Ketua Pelaksana Kegiatan

:.....................................................................

3. Pusat/Balai

4. Nilai Kegiatan

Rp. ..........

5. Jangka Waktu Pelaksanaan

.............. bulan, mulai tanggal......s/d......

6. Personalia Pelaksanaan Kegiatan

No.

Nama

Bidang Keahlian

Tugas dalam Tim

1
2
3
7. Lokasi Pelaksanaan kegiatan

a. Desa/Kelurahan

b. Kecamatan

c. Kabupaten/Kota

8. Uraian tahapan kerja dan hasil sementara yang telah diperoleh sampai saat laporan
kemajuan dibuat, meliputi :
- Pengantar (menggambarkan target yang harus dicapai pada tahapan ini)
- Deskripsi Kegiatan yang telah dilakukan
- Hasil yang telah dicapai dan pembahasan
9. Uraian rencana dan jadwal kerja selanjutnya.
10. Kesimpulan Sementara dan kendala yang dihadapi/perubahan pelaksanaan (jika ada).
11. Lampiran (keluaran yang sudah dihasilkan, dapat berupa draft, berikut buktinya )

, ....................... 20..
Mengetahui;

Ketua Tim Pelaksana,

Pimpinan Unit Kerja


Kepala,

tanda tangan

Lampiran 7

FORMAT LAPORAN PENGGUNAAN DANA


TA 20... TAHAP ...
Nilai Kegiatan

Rp.

Penggunaan (saat ini)

Rp..

Rp..

Sisa
Dengan rincian sbb.:
I. Gaji Upah
No
1.

Jenis Penggunaan

Volume/Harga
satuan

Jumlah

Biaya

Tim Pelaksana
1. Nama Ketua
2. Nama Anggota
3.

2.

Tenaga Laboratorium
1. Laboran

3.

Tenaga Lapangan
1. Nama..
2..
TOTAL

II. Bahan / Habis Pakai


No

Jenis Bahan

1.
2.
3.
TOTAL

Volume/Harga satuan

Harga

III. Belanja Modal dan Permesinan


No

Jenis

Nilai Satuan

Volume

Jumlah Biaya

1.
2.
3.
TOTAL

IV. Perjalanan
No

Nama yang melakukan


Perjalanan

Golongan

Tujuan

Jumlah Biaya

1.
2.
3.
TOTAL

V. Lain-lain
No

Jenis Pengeluaran

Volume

Satuan

Jumlah Biaya

1.
2.
3.
TOTAL
......, .20
Mengetahui,
Unit Kerja
Kepala,

Ketua Tim Pelaksana,

(Nama Lengkap)

(Nama Lengkap)

NIP.

NIP

tanda tangan

Lampiran 8
Contoh Outline Laporan Akhir
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
RINGKASAN (EXECUTIVE SUMMARY)
I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang (termasuk dasar pertimbangan/alasan kegiatan diperlukan/state of the art)
1.2.Tujuan
1.3.Keluaran yang Diharapkan
1.4.Perkiraan Manfaat dan Dampak dari Kegiatan yang Dirancang
II. TINJAUAN PUSTAKA
III. METODOLOGI
3.1. Pendekatan dan Kerangka Teoritis
3.2. Ruang Lingkup dan Lokasi Kegiatan
3.3. Bahan dan Alat
3.4. Analisis Risiko Pelaksanaan Kegiatan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.2. Pembahasan
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
VI.PRAKIRAAN DAMPAK HASIL KEGIATAN
VII. DAFTAR PUSTAKA

Lampiran 9

PROGRAM PRIORITAS PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI


BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI - KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

No. Komoditi
1

Kelapa
Sawit

Tema

Sub Tema

Pengembangan a Pemanfaatan daging buah


Industri Hilir dan
kelapa sawit untuk
Produk
pembuatan surfaktan
Samping
b Pemanfaatan inti sawit
Kelapa Sawit
(kernel)

c Pemanfaatan cangkang
kelapa sawit
d Pemanfaatan tandan
kosong kelapa sawit

Karet

Pengembangan
Produk Karet
dan Barang
Karet

e Pengolahan limbah kelapa


sawit dengan teknologi
membran
f Ekstraksi superkritik
dengan CO2
a Pengembangan teknologi
proses pengolahan lateks
b Pengembangan teknologi
proses vulkanisasi
c Pengembangan teknologi

Topik
i

Sintesis surfaktan, anionik, nonionik, amfoterik dan kationik dari asam


lemak turunan minyak sawit
ii Pembuatan N-Alkyl-Diethanolamine Biosurfactan
i Pengembangan metode pembuatan gliserida berbasis minyak kelapa
sawit
ii Pengembangan metode pembuatan ester berbasis minyak sawit
iii Pembuatan Lipida Healthful (DAG, MLCT, MCFA)
iv Pembuatan Lipida Fungsional berbasis minyak sawit skala nano
(Dispersi nano dari Tocoferol, Tocotrienol, dan karotenoid), Recovery
Carote dengan metode solvolytic, kristalisasi tokotrienol.
i Pengembangan metode aktifasi arang aktif sebagai material adsorben
ii Sintesis material nano carbon
Pemanfaatan biomassa dari tandan kosong kelapa sawit sebagai alternatif
sumber energi bahan bakar dengan metode pirolisis
Pengembangan teknologi membran untuk pengolahan limbah cair industri
kelapa sawit
Ekstraksi minyak dari serat buah sawit

Kriteria
Utama

Tingkat
Prioritas

Subtitusi
Impor

Tinggi
Tinggi
Sedang

Nilai
Tambah

Tinggi
Tinggi
Tinggi

Lingkungan

Rendah
Sedang

Energi

Tinggi

Lingkungan

Tinggi

Nilai
Tambah

Rendah

Pengembangan teknologi proses pengolahan lateks bentuk powder


Pengembangan teknologi proses vulkanisasi ban pesawat terbang

Subtitusi
Impor

Pembuatan bahan kimia karet berbasis Sumber Daya Alam lokal

Subtitusi

Tinggi
Tinggi
Tinggi

No. Komoditi

Tekstil

Kakao

Tema

Pengembangan
Industri Tekstil
Berbasis
Kemampuan
Dalam Negeri

Pengembangan
Industri
Nasional
Berbasis Kakao

Sub Tema
proses bahan kimia karet
d Pengembangan teknologi
karet komposit
a Pengembangan Bahan
Baku Tekstil Alternatif
Berbasis Pertanian dan
Perkebunan
b Pengembangan Bahan
Baku Tekstil Alternatif
Berbasis Recycle
Polyester
c Pengembangan Bahan
Kimia Tekstil Berbasis
Bahan Alam (Terbarukan)
d Pengembangan Industri
Tekstil Kreatif (IKM)

Topik
Pengembangan produk barang karet berbasis karet komposit yang bernilai
tambah tinggi
Pengembangan dan pemanfaatan serat rayon (viscose) dari serat bambu
dan serat pohon abaka sebagai benang tekstil

Tingkat
Prioritas
Rendah

Subtitusi
Impor

Tinggi

Lingkungan

Sedang

Subtitusi
Impor

Sedang

Daya Saing

Rendah

Nilai
Tambah

Rendah

Subtitusi
Impor &
Nilai
Tambah

Tinggi

Pengembangan teknologi daur ulang serat poliester untuk tekstil sandang

Peningkatan kualitas Zat Warna Alam (ZWA)


i
ii

Pengembangan dan rancang bangun peralatan IKM


Pengembangan motif dan desain berbasis motif etnis dan kotemporer
untuk industri pariwisata

a Peningkatan mutu biji


kakao

Pengembangan teknologi fermentasi dan starter kakao untuk


mempercepat waktu fermentasi dan peningkatan citarasa dan aroma biji
kakao serta kandungan polifenolnya

b Pengembangan produk
pangan kakao

c Pengembangan produk
kakao non pangan
d Diversifikasi produk kakao
olahan

Kriteria
Utama
Impor
Nilai
Tambah

Pengembangan produk minuman fungsional berbasis kakao dan


cokelat sebagai produk kesehatan
ii Pengembangan produk makanan olahan kakao bernilai tambah tinggi
(produk nano-kakao)
Pengembangan formulasi dan metode ekstrasi berbasis kakao untuk
produk kosmetik, spa, bahan emollient, sabun mandi, dan aroma terapi
Diversifikasi produk kakao olahan/industri antara (cake & fat) dan industri
makanan berbasis cokelat

Nilai
Tambah
Nilai
Tambah

Tinggi
Sedang
Tinggi
Rendah

No. Komoditi

Tema

Sub Tema
e Pengembangan teknologi
pengolahan kakao

Topik
i
ii

Coating Pengembangan
Coating
Technology

Pengembangan kemasan
kakao dan cokelat

Pengembangan desain dan rancang bangun pengolahan kakao skala


kecil
Modifikasi proses dan teknologi pembuatan produk kakao warna gelap
(dark cacao/dark chocolate) dengan kandungan polifenol tinggi

Pengembangan dan penggunaan kemasan biji kakao terfermentasi


untuk menjaga mutu dan keamanan selama penyimpanan
ii Pengembangan kemasan produk olahan kakao khususnya untuk
produk cokelat dan meises (cokelat butiran) untuk meningkatkan daya
simpan (shelf life) dan keamanan produk
iii Pengembangan kemasan cerdas (smart packaging) dan kemasan
biodegradable yang ramah lingkungan untuk produk pangan olahan
kakao dan cokelat
a. Pengembangan bahan baku i. Pengembangan bahan epoksi (bersumber dari renewable) dan zat aditif
(material)
coating (wax, siloksan, zirkon, anti-fouling dan lainnya)

Kriteria
Utama

Tingkat
Prioritas

Daya Saing

Tinggi

Substitusi
Impor

Sedang

Daya Saing

Rendah
Sedang

Daya Saing
Sedang
Substitusi
Impor dan
Nilai Tambah

Tinggi

ii. Pengembangan polimer sebagai biner/resin cat, misalnya resin-resin


hibrida, chlorinated rubber, polyurethane dari isoxianate, akrilik (polikupro Nilai Tambah Sedang
akrilat dan akrilik polyol dari alkid urethane gom rosin), nano partikel
iii. Pengembangan pigmen misal penggantian zat Pb, dan sebagainya
b. Pengujian

c. Formulasi

6.1

Besi

Pengembangan
Industri Besi

Substitusi
Impor

Pengembangan metode uji coating based on polymer yang lebih efektif dan
efisien terutama untuk standar uji pengecatan dalam kondisi ekstrim
Daya Saing

i. Coating bawah laut


ii. Coating pada suhu 400C
iii. Coating untuk marka jalan
a. Pengolahan iron ore lokal
i. Pengembangan teknologi pengolahan Iron Ore sebagai bahan baku
menjadi bahan baku industri
industri baja

Tinggi
Sedang

Substitusi
Impor

Sedang

Nilai Tambah

Tinggi

No. Komoditi

Tema
Baja Nasional

Sub Tema
besi baja
b. Optimalisasi proses
c. Pengelolaan limbah

6.2 Aluminium Pengembangan


Industri
Aluminium
Nasional

a. Optimalisasi proses
pengolah an dalam rantai
industri aluminium
b Pengolahan limbah dan
hasil samping proses
produksi aluminium

Topik
ii. Pemanfaatan bahan baku pendukung dalam negeri dalam pengolahan
bijih besi (seperti Batubara)
Penerapan konservasi energi pada proses pengolahan Besi/Baja, seperti
Optimalisasi Furnace dan pemanfaatan Gas Buang

Kriteria
Utama

Rendah
Daya Saing

i. Pemisahan limbah Besi/Baja dalam unsur/ senyawa

6.4

Nikel

Timah

Pengembangan a. Optimalisasi proses pengoIndustri Logam


lahan dan pemurnian bijih
Nasi onal Bernikel
basis Nikel
b. Pengolahan unsur-unsur
bernilai ekonomis dalam
limbah pengolahan biji nikel
Pengembangan a. Optimalisasi Proses PengIndustri Logam
olahan Timah
Nasional

Tinggi
Tinggi

ii. Pemanfaatan limbah Besi/Baja untuk supporting industri lainnya

Nilai Tambah

Peningkatan efisiensi pemakaian energi dalam industri peleburan


aluminium

Daya Saing

Sedang
Sedang

i. Teknologi pengolahan limbah red mud untuk bahan baku industri cat
Sedang
(Titanium, Zirkon, Besi Oksida)
ii. Teknologi pengolahan limbah refraktori agar dapat dimanfaatkan untuk
Sedang
kebutuhan industri lainnya
iii. Teknologi pengolahan limbah elektroda karbon agar dapat dimanfaatkan Nilai Tambah
Tinggi
untuk kebutuhan industri lainnya
iv. Pengolahan dan Pemanfaatan Produk Samping Hasil Peleburan dan
pemurnian (contohnya ekstraksi Galium, Vanadium)

6.3

Tingkat
Prioritas

i. Optimalisasi pemanfaatan nikel sebagai supporting industri lainnya


(nikel laterit, feronikel, dll)
ii. Pengembangan produk industri hilir berbasis bahan nikel

Sedang

Nilai Tambah

Sedang

i. Pengembangan bahan-bahan ikutan sebagai supporting industri lainnya


ii. Teknologi ekstraksi Cobalt
i. Optimalisasi penggunaan energi dalam proses pengolahan timah, cth:
improvement rotary dryer
ii. Pengembangan produk hilirisasi timah

Sedang

Nilai Tambah
Daya Saing

Sedang
Sedang
Tinggi

Nilai Tambah Sedang

No. Komoditi

Tema
Berbasis Timah

6.5

Sub Tema

Topik

Kriteria
Utama

Tingkat
Prioritas

b. Pengolahan unsur-unsur
i. Pengembangan dan pemanfaatan zirkon, ilmenite untuk produk lainnya
Sedang
bernilai ekonomis di Industri
(seperti zirkon utk coating)
Timah
Nilai Tambah
ii. Pengolahan dan Pemanfaatan Produk Samping Hasil Peleburan dan
Sedang
pemurnian (contohnya ekstraksi Niobium, Tantalum)

Tembaga Pengembangan
a. Pengembangan Teknologi i. Optimalisasi Proses Pengolahan dan Pemurnian Tembaga
Industri Logam
Ekstraktif
Pemurnian
Nasional Berbasis
Tembaga dan Material ii. Pengolahan dan Pemanfaatan Produk Samping Hasil Peleburan dan Nilai Tambah
pemurnian (contohnya ekstraksi Rhenium, Molybdenum, Telurium,
Tembaga
Bernilai Ekonomis Tinggi
selenium, Cobalt)
Subtitusi
b. Pengembangan Produk Hili- i. Recovery Copper Oxide dari Limbah (utk coating)
Impor
risasi Tembaga
ii. Pengembangan Produk Hilir Berbasis Tem-baga
Nilai Tambah

a. Pemanfaatan Limbah
Industri Berbasis Logam
dan Limbah Elektronika
Rare Earth Potensi Pe(WEEE: Waste Electronic
Material manfaatan Rare
and Electric Equipment)
6.6
dan Hitch Earth Material
b. Pemanfaatan Pengolahan
dan Hitch Hiker
Hiker
Logam dari Pertambangan
c. Teknologi Ekstraksi Hitch
Hiker dan REE
7 Panel
Pengembangan a. Pengembangan Teknologi
Surya
Panel Surya
Panel Surya berbasis Semi
Konduktor

Sedang
Sedang
Sedang
Sedang

Pemisahan Limbah Industri berbasis logam & WEEE untuk mendapatkan


REE
Nilai Tambah

Tinggi

Potensi Pengembangan Pemisahan Limbah Industri berbasis logam & WEEE


Nilai Tambah Tinggi
untuk mendapatkan REE
Teknologi recovery Hitch Hiker dan REE industri penambangan dan Logam
Nilai Tambah Tinggi

a. Pemurnian pasir silika dengan teknologi tepat guna


b. Pengembangan monokristalin sebagai bahan pembuatan wafer
c. Pengembangan Sel Surya dengan efisiensi yang lebih tinggi dalam
konversi tenaga surya menjadi tenaga listrik
b. Pengembangan teknologi sel Pengembangan sel surya dari material alam lainnya (Sel surya Jenis Thin
surya berbasis material lainnya Film)
c. Pengembangan baterai
a) Peningkatan Life Time Baterai
dengan performance tinggi
b) Peningkatan Daya Simpan Baterai

Nilai Tambah

Tinggi

Nilai Tambah Rendah


Nilai Tambah

Tinggi

Lampiran 10

KRITERIA TINGKAT KESIAPTERAPAN TEKNOLOGI

Level
Prinsip dasar dari suatu
teknologi telah diteliti

Konsep teknologi dan


aplikasinya telah
diformulasikan

Konsep dan karakteristik


penting dari suatu
teknologi telah
dibuktikan secara
analitis dan
eksperimental

Komponen teknologi
telah divalidasi dalam
lingkungan laboratorium

Komponen teknologi
telah divalidasi dalam
lingkungan yang relevan

Model atau Prototipe


telah diuji dalam
lingkungan yang relevan

Prototipe telah diuji


dalam lingkungan
sebenarnya

Penjelasan
Tingkat terendah dari kesiapan teknologi. Riset ilmiah
dimulai untuk diterjemahkan kedalam riset terapan dan
pengembangan. Contoh-contohnya misalnya berupa
studi makalah menyangkut sifat-sifat dasar suatu
teknologi (technology's basic properties).
Invensi dimulai. Saat prinsip-prinsip dasar diamati,
maka aplikasi praktisnya dapat digali/dikembangkan.
Aplikasinya masih bersifat spekulatif dan tidak ada
bukti ataupun analisis yang rinci yang mendukung
asumsi yang digunakan. Contoh-contohnya masih
terbatas pada studi makalah.
Riset/penelitian dan pengembangan secara aktif
dimulai. Hal ini dapat menyangkut studi analitis dan
studi laboratorium untuk memvalidasi secara fisik atas
prediksi analitis tentang elemen-elemen terpisah dari
teknologi. Contoh-contohnya misalnya komponenkomponen yang belum terintegrasi ataupun mewakili.

Parameter Kritis
Ide awal penelitian telah
dilakukan/dilaporkan

Komponen-kompoenen teknologi yang mendasar


diintegrasikan untuk memastikan agar bagian-bagian
tersebut secara bersama dapat
bekerja/berfungsi.Keadaan ini masih memiliki
keandalan yang relatif rendah dibanding dengan sistem
akhirnya. Contoh-contohnya misalnya integrasi
piranti/perangkat keras tertentu (sifatnya ad hoc) di
laboratorium.
Keandalan teknologi yang telah terintegrasi
(breadboard technology) meningkat secara signifikan.
Komponen-komponen teknologi yang mendasar
diintegrasikan dengan elemen-elemen pendukung yang
cukup realistis sehingga teknologi yang bersangkutan
dapat diuji dalam suatu lingkungan tiruan/simulasi.
Contoh-contohnya misalnya integrasi komponen di
laboratorium yang telah memiliki keandalan tinggi
('high fidelity').

Validasi terhadap
komponen-komponen
teknologi yang telah diteliti
di laboratorium

Riset/penelitian dan pengembangan secara aktif


dimulai. Hal ini dapat menyangkut studi analitis dan
studi laboratorium untuk memvalidasi secara fisik atas
prediksi analitis tentang elemen-elemen terpisah dari
teknologi. Contoh-contohnya misalnya komponenkomponen yang belum terintegrasi ataupun mewakili.
Prototipe mendekati atau sejalan dengan rencana
sistem operasionalnya. Keadaan ini mencerminkan
langkah perkembangan dari TKT/TKT 6, membutuhkan
demonstrasi dari prototipe sistem nyata dalam suatu
lingkungan operasional, misalnya dalam suatu pesawat
terbang, kendaraan atau ruang angkasa. Contohnya
pengujian prototipe dalam pesawat uji coba (test bed
aircraft).

Prototipe teknologi yang


dikembangkan telah diuji
pada lingkungan yang
relevan

Studi literatur, komponenkomponen teknologi, dan


rancangan penelitian secara
teoritis telah dikaji

penelitian mulai dilakukan


di laboratorium terhadap
komponen-komponen
teknologi yang akan
dikembangkan

Integrasi komponenkomponen teknologi dalam


lingkungan yang relevan

prototipe telah diuji pada


lingkungan yang
sebenarnya

Sistem Teknologi telah


lengkap dan memenuhi
syarat (qualified) melalui
pengujian dan
demonstrasi dalam
lingkungan / aplikasi
sebenarnya

Teknologi benar-benar
teruji/terbukti melalui
keberhasilan
pengoperasian

Teknologi telah terbukti bekerja/berfungsi dalam


bentuk akhirnya dan dalam kondisi sebagaimana yang
diharapkan. Pada umumnya, TKT ini mencerminkan
akhir dari pengembangan sistem yang sebenarnya.
Contohnya termasuk misalnya uji pengembangan dan
evaluasi dari sistem dalam sistem persenjataan
sebagaimana dirancang dalam rangka memastikan
pemenuhan persyaratan spesifikasi desainnya.
Aplikasi (penerapan) teknologi secara nyata dalam
bentuk akhirnya dan di bawah kondisi yang
dimaksudkan (direncanakan) sebagaimana dalam
pengujian dan evaluasi operasional. Pada umumnya, ini
merupakan bagian/aspek terakhir dari upaya
perbaikan/penyesuaian (bug fixing) dalam
pengembangan sistem yang sebenarnya. Contohcontohnya termasuk misalnya pemanfaatan sistem
dalam kondisi misi operasional.

teknologi dibuat dengan


skala pilot dan diujicobakan
di lingkungan sebenarnya

teknologi dibuat dengan


skala pilot dan beroperasi
dengan baik

Anda mungkin juga menyukai