Anda di halaman 1dari 8

Kamis, 14 Juli 2022

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menjadikan


Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) sebagai salah satu prioritas pengembangan
dalam Peta Jalan Making Indonesia 4.0.

Pengembangan industri TPT melalui industri 4.0 bertujuan meningkatkan daya saing
industri tekstil dalam negeri dengan memanfaatkan teknologi yang mampu
memproduksi tekstil sandang maupun tekstil untuk kebutuhan yang lebih spesifik.

Kemenperin memaparkan, industri TPT memiliki peran strategis dalam pembangunan


nasional. Daya saing industri TPT di Tanah Air didukung dengan struktur industri yang
telah terintegrasi dari hulu hingga hilir, serta semakin kompetitif dengan tingginya
permintaan dari dalam negeri serta ekspor.

Industri TPT juga berkontribusi menyerap tenaga kerja sebesar 3,65 juta orang
berdasarkan data pada Agustus 2021.

Merunut sejarah, industri tekstil modern Indonesia diawali dengan berdirinya Textiel
Inrichting Bandoeng (TIB) pada tahun 1922. Artinya telah mencapai satu abad atau 100
tahun di tahun 2022 ini.

"TIB merupakan cikal bakal institusi pelayanan jasa industri di lingkungan Kemenperin,
yaitu Balai Besar Standarisasi dan Pelayanan Jasa Industri Tekstil yang juga berlokasi
di Bandung, yang juga membidani pendidikan vokasi tekstil tertua di Indonesia yang
sekarang bernama Politeknik Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (STTT) Bandung,” jelas
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Kamis (14/7).

Menperin melanjutkan, perjalanan 100 tahun industri TPT di Indonesia merupakan


momen untuk terus meningkatkan kinerja sektor ini. Dalam usia yang matang, industri
TPT diharapkan terus berkembang dengan inovasi melalui ruang-ruang aplikasi baru
dan cara-cara baru dalam proses manufaktur.

Industri TPT juga berhadapan dengan persoalan lingkungan yang mendorong


penerapan ekonomi sirkular melalui konsep sustainable textile and fashion.

Kemenperin terus berupaya meningkatkan daya saing industri TPT melalui berbagai
upaya. Pada tahun 2022, Kemenperin melanjutkan program pemberian insentif
potongan harga mesin. Hingga saat ini, terdapat 10 perusahaan industri TPT yang
memanfaatkan program ini melalui Perjanjian Pemberian Penggantian Potongan Harga
(P4H).
Untuk tahun 2022, Kemenperin fokus dalam pemberian insentif pembelian mesin bagi
industri penyempurnaan kain dan industri pencetakan kain, serta pada mesin/peralatan
dengan teknologi 4.0 seperti artificial intelligence, internet of things, augmented
reality/virtual reality, advanced robotics, 3D printing dan machine to machine
communication.

“Hal ini agar perusahaan industri TPT dapat menggunakan mesin dan peralatan lebih
modern, efisien, hemat energi, serta lebih ramah lingkungan,” sambung Menperin.

Untuk menunjang peningkatan daya saing sektor industri TPT, Kemenperin


berkontribusi dalam penciptaan sumber daya manusia (SDM) industri yang terlatih dan
kompeten, salah satunya melalui pendidikan vokasi.

Berawal dari kursus tenun yang diminati oleh pelopor-pelopor industri tenun dari seluruh
penjuru Nusantara, Politeknik Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (STTT) Bandung kini
menjadi sekolah pendidikan vokasi yang menyiapkan SDM industri yang unggul dan
kompeten di bidang tekstil.

“Selama perjalanannya, Politeknik STTT Bandung telah menjadi centre of


excellence dalam bidang sains dan teknologi tekstil. Sekolah ini juga menjadi satelit
digital Pusat Industri Digital Indonesia (PIDI) 4.0 yang akan menjadi showcase industri
4.0 di bidang tekstil sekaligus research center pengembangan Industri 4.0,” jelas
Menperin.

Selain itu, Kemenperin memiliki Balai Besar Standarisasi dan Pelayanan Jasa Industri
Tekstil atau disebut Balai Besar Tekstil (BBT) di Bandung yang sejak awal memiliki
peran strategis dalam penjaminan kualitas bahan baku tekstil, penyuluhan industri, dan
pengembangan teknologi tekstil.

BBT hadir sebagai mitra industri TPT yang saat ini tengah melakukan percepatan
transformasi layanan-layanan baru yang menjawab kebutuhan industri yang aktual
yakni lembaga sertifikasi industri hijau, laboratorium pengujian masker medis dan
masker respirator, lembaga pemeriksa halal, serta membangun Industrial Service &
Solution Center (ISSC) yang mendekatkan industri dengan informasi kebijakan
Kemenperin melalui akses terpadu seperti Self-Assessment TKDN dan Self-Assessment
INDI 4.0; serta menawarkan fasilitas tesbed teknologi proses TPT yang dapat
dimanfaatkan untuk pengembangan produk industri TPT.

“Dengan tagline one stop solution for textile industries, ISSC diharapkan dapat menjadi
pusat solusi bagi permasalahan stakeholder dan memperkuat koneksi antara seluruh
pemangku untuk bersama-sama memajukan pertekstilan Indonesia,” lanjut Menperin.
Memperingati 100 tahun industri TPT di Tanah Air, Kemenperin telah mempersiapkan
sejumlah agenda, di antaranya The 4thIndonesian Textile Conference 2022, Bussines
Gathering, Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan Industri Tekstil dan Produk
Tekstil, Indonesia Textile Summit 2022, Fashion Show yang bekerjasama dengan Islamic
Fashion Institute Bandung, dan ditutup dengan kegiatan Fun Run &Textile Festival.

Puncak peringatan 100 tahun industri TPT Indonesia akan berlangsung pada 28 Juli
2022 hingga 31 Juli 2022 akan dihadiri oleh Menteri Perindustrian beserta para pejabat
Kemenperin, Kepala Daerah Provinsi dan Kota/Kabupaten, Asosiasi, perwakilan
perguruan tinggi, dan lainnya.

The 4thIndonesian Textile Conference 2022 merupakan konferensi tingkat internasional


yang akan membahas tiga fokus isu utama, yaitu masa depan tekstil, tekstil dan
pakaian berkelanjutan, serta teknologi industri 4.0.

Konferensi tersebut menghadirkan narasumber yang merupakan praktisi dan akademi


dari mancanegara. Kegiatan ini diselenggarakan bersamaan dengan Business Gathering
2022 dalam rangka BBT 100 Tahun Melayani yang akan dihadiri stakeholder dan
pengguna layanan jasa industri BBT secara hibrid sebagai ajang pertukaran informasi
layanan dan kebijakan-kebijakan Pemerintah terbaru di sektor industri TPT.

Kemudian, Indonesia Textile Summit 2022 merupakan agenda yang terdiri


dari Talkshow, Peluncuran Ekosistem Tekstil Indonesia, Launching Video 100 tahun
pendidikan tekstil, Textile Awards yang merupakan pemberian penghargaan kepada
insan tekstil yang telah memberikan kontribusi besar bagi perkembangan tekstil
nasional, serta penyerahan sertifikat SPPT-SNI Wajib bagi industri TPT.

“Melalui peringatan 100 Tahun Industri Tekstil, Kemenperin berupaya menumbuhkan


semangat memajukan industri tekstil di nusantara untuk bisa dikenal dunia,” pungkas
Menperin.

Jumat, 29 Juli 2022


Pulih dari Pandemi, Utilisasi Industri TPT Naik Jadi 70 Persen
Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) terus memberikan kontribusi yang besar terhadap perekonomian
nasional sebagai jaring pengaman sosial dan penghasil devisa. Sebagai jaring pengaman sosial, industri
TPT mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 3,65 juta orang atau mencapai 18,79% dari total pekerja di
sektor industri manufaktur.
“Sementara itu, sebagai penghasil devisa, nilai ekspor industri TPT menembusUSD13,02 miliar pada
tahun 2021,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam sambutannya secara
virtual pada 3rd Indonesia Textile Conference di Bandung, Kamis (28/7).

Menperin juga mengemukakan, industri TPT memiliki peranan strategis dalam proses industrialisasi.
“Ini karena input dan output industri TPT mempunyai keterkaitan kuat dengan industri lain maupun
sektor ekonomi lain, mulai dari bahan baku berupa serat sampai dengan barang
konsumsi berupa pakaian jadi dan barang jadi,” ungkapnya.

Mengingat besarnya peran dan kontribusi tersebut, pemerintah memacu utilitas industri


tekstil agarkembali ke tingkat utilisasi sebelum pandemi, yaitu antara 60-80% sehingga dapat menopang
ekspor nasional. “Secara bertahap sektor ini sudah mulai pulih.Saat ini  utilisasinya di angka 70%,” sebut
Agus.

Sementara itu, nilai ekspor TPT naik secara signifikan sebesar 28% dibanding tahun lalu, yang
utamanya didorong oleh pakaian jadi dan benang. “Investasi industri juga mengalami kenaikan sebesar
6,4% sampaitriwulan I tahun 2022 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya,” imbuhnya.

Sebagai salah satu sektor pioritas, idustri TPT merupakan bagian tak terpisahkan dari program Making
Indonesia 4.0. Agenda Making Indonesia 4.0 pada industri tekstil di Indonesia diarahkan
untuk menjadikan industri tekstil nasional sebagai pemimpin dalam produksi pakaian “fungsional”.

Pada tahun 2025, industri TPT nasional ditargetkan dapat memenuhi sebagian besar


permintaan domestik, mencapai peningkatan ekspor sebesar 15% per tahun, dan menjadi Top 5
manufaktur tekstil di  dunia pada tahun 2030 dengan spesialisasi di functional  clothing.

“Implementasi agenda Making Indonesia 4.0 di industri TPT telah dimulai dengan beberapa aktivitas
mulai dari membangun konektivitas dan perbaikan alur aliran material TPT, kemudian training manajer
transformasi 4.0 pada industri TPT,” tutur Menperin.

Selain itu, dilaksanakan pilot project daur ulang dan circular economy dalam rangka sustainibility,


penyiapan lighthouse nasional TPT 4.0 untuk sektor benang dan kain, verifikasi INDI 4.0 atau
Indonesia Industry 4.0 Readiness Index dan asesmen dalam rangka INDIAwards (penghargaan kepada
industri yang telah menerapkan industri 4.0),serta insentif restrukturisasi mesin.

“Untuk mempercepat proses transformasi digitaldan pencapaian target tersebut, Kemenperin telah


membangun Pusat Industri Digital Indonesia 4.0 yang menawarkan lima layanan utama dalam
membantu industri TPT secara khusus,” tandasnya.

Di samping itu, Kemenperin melakukan upgrading Politeknik STTT Bandung untuk menjadi capability


center bagi pengembangan sumber daya manusia industri tekstil. “Kami mengundang para pelaku
industri tekstil untuk memanfaatkan layanan-layanan ini dalam rangka meningkatkan daya saing produk
TPT nasional di pasar global,” tegas Agus.

Gelar konferensi tekstil

Menperin memberikan apresiasi kepada Politeknik STTT Bandung yang telah turut beperan besar dalam
upaya kemajuan pendidikan dan industri tekstil nasional. “Sebagai salah satu pendidikan tinggi vokasi
di lingkungan Kemenperin, Politeknik STTT Bandung merupakan bagian dari ekosistem pembangunan
industri nasional yang memiliki peran strategis dalam mensuplai tenaga kerja terampil sesuai dengan
kebutuhan industri tekstil,” jelasnya.

Penyelenggaraan The 3rd Indonesia Textile Conference merupakan bagian darirangkaian


acara peringatan 100 tahun pendidikan tekstil di Indonesia.“Usia 100 tahun menunjukkan eksistensi
Politeknik STTT Bandung sebagai penyelenggara pendidikan yang telah menerapkan link and
match dengan industri dan customized mengikuti pergerakan arah industri sehingga menjadi solusi
penyediaan SDM industri yang kompeten,” papar Agus.

Selain itu, Politeknik STTT Bandung telah menjadi contoh baik (best practice)pengelolaan  pendidikan


vokasi sehingga dijadikan benchmark oleh pendidikan vokasi lain. “Keberhasilan ini patut
kita replikasi pada pendidikan vokasi lainnya,” imbuhnya.

Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri Kemenperin Restu Yuni Widayati
menambahkan, dalam persaingan global, industri tekstil Indonesia harus menggeser dirinya dari
keunggulan komparatif ke keunggulan kompetitif yang lebih berbasis pengetahuan dengan menguasai
teknologi dan mengejar inovasi melalui pendidikan dan penelitian dan pengembangan (R&D). Keduanya
tidak dapat dipisahkan dan menjadi tulang punggung industri tekstil nasional.

“Dari aspek pengembangan SDM dan ketersediaan bahan baku, penyelenggaraan pendidikan tinggi
bidang tekstil menjadi sangatlah penting. Untuk itu, upaya adaptasi penyelenggaraan pendidikan bidang
tekstil harus terus dilakukan,” terangnya.

Indonesian Textile Conference (ITC) merupakan event internasional yang digagas dan diselenggarakan
oleh Politeknik STTT Bandung sejak tahun 2017. Kegiatan ini mempertemukan ahli-ahli di bidang
teklonogi tekstil, garmen dan fesyen, dengan keterlibatan dan partisipasi aktif dari para peneliti, dosen,
praktisi, bahkan mahasiswa. Konferensi tahun ini juga menjalin kerja sama dengan Fashion and
Textile Department di Saxion University of Applied Sciences, Belanda. ITC ke-4 Mengangkat
tema The Future of Textile and Fashion: At the Intersection of Advanced, Sustainable, and 4.0
Technologies.

Direktur Politeknik STTT Bandung Tina Martina menyampaikan, konferensi ini tidak hanya tepat dan
penting, tetapi tahun ini sangat istimewa karena juga merupakan perayaan 100 tahun pendidikan tekstil
di Indonesia. Partisipasi dan kontribusi seluruh peserta dalam konferensi, dengan berbagi dan bertukar
ide, memperkuat semangat perayaan dan kolaborasi.

“Harapannya hasil konferensi ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi Indonesia. Kami juga mengharapkan semua peserta mendapatkan diskusi yang
berwawasan dan bermanfaat selama konferensi,” ucap Tina.

Demikian Siaran Pers ini untuk disebarluaskan. Kemenperin

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) membuahkan Industri Tekstil serta


Produk Tekstil (TPT) menjadi galat satu prioritas pengembangan dalam Peta Jalan
Making Indonesia 4.0.

Pengembangan industri TPT melalui industri 4.0 bertujuan menaikkan daya saing
industri tekstil dalam negeri menggunakan memanfaatkan teknologi yang bisa
menghasilkan tekstil pakaian juga tekstil untuk kebutuhan yang lebih khusus.
Kemenperin memaparkan, industri TPT memiliki peran strategis pada
pembangunan nasional. Daya saing industri TPT pada Tanah Air didukung
menggunakan struktur industri yg telah terintegrasi dari hulu sampai hilir, dan
semakin kompetitif menggunakan tingginya permintaan berasal pada negeri dan
ekspor.

Industri TPT jua berkontribusi menyerap tenaga kerja sebanyak tiga,65 juta orang
berdasarkan data di Agustus 2021.

Merunut sejarah, industri tekstil terbaru Indonesia diawali menggunakan berdirinya


Textiel Inrichting Bandoeng (TIB) di tahun 1922. ialah sudah mencapai satu abad
atau 100 tahun pada tahun 2022 ini.

“TIB adalah cikal bakal institusi pelayanan jasa industri di lingkungan Kemenperin,
yaitu Balai besar Standarisasi serta Pelayanan Jasa Industri Tekstil yg pula berlokasi
di Bandung, yg juga membidani pendidikan vokasi tekstil tertua di Indonesia yang
kini bernama Politeknik Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (STTT) Bandung,” kentara
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta”.

Menperin melanjutkan, bepergian 100 tahun industri TPT di Indonesia ialah momen
buat terus meningkatkan kinerja sektor ini. dalam usia yang matang, industri TPT
dibutuhkan terus berkembang dengan penemuan melalui ruang-ruang aplikasi
baru dan cara-cara baru pada proses manufaktur.

Industri TPT jua berhadapan dengan masalah lingkungan yang mendorong


penerapan ekonomi sirkular melalui konsep sustainable textile and fashion.

Kemenperin terus berupaya menaikkan daya saing industri TPT melalui aneka
macam upaya. di tahun 2022, Kemenperin melanjutkan program pemberian bonus
potongan harga mesin. sampai saat ini, ada 10 perusahaan industri TPT yang
memanfaatkan program ini melalui Perjanjian pemberian Penggantian rabat Harga
(P4H).

buat tahun 2022, Kemenperin penekanan dalam hadiah bonus pembelian mesin
bagi industri penyempurnaan kain dan industri pencetakan kain, serta di
mesin/peralatan dengan teknologi 4.0 seperti artificial intelligence, internet of
things, augmented reality/impian reality, advanced robotics, 3D printing serta
machine to machine communication.
“Hal ini supaya perusahaan industri TPT dapat menggunakan mesin serta alat-alat
lebih terbaru, efisien, hemat energi, dan lebih ramah lingkungan,” sambung
Menperin.

untuk menunjang peningkatan daya saing sektor industri TPT, Kemenperin


berkontribusi dalam penciptaan sumber daya manusia (sdm) industri yg terlatih
serta kompeten, keliru satunya melalui pendidikan vokasi.

Berawal dari kursus tenun yg diminati oleh pelopor-pelopor industri tenun dari
seluruh penjuru Nusantara, Politeknik Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (STTT)
Bandung kini menjadi sekolah pendidikan vokasi yg menyiapkan sdm industri yg
unggul serta kompeten di bidang tekstil.

“Selama perjalanannya, Politeknik STTT Bandung telah menjadi centre of excellence


dalam bidang sains dan teknologi tekstil. Sekolah ini jua menjadi satelit digital pusat
Industri Digital Indonesia (PIDI) 4.0 yg akan menjadi showcase industri 4.0 di bidang
tekstil sekaligus research center pengembangan Industri 4.0,” kentara Menperin.

Selain itu, Kemenperin mempunyai Balai akbar Standarisasi dan Pelayanan Jasa
Industri Tekstil atau disebut Balai besar Tekstil (BBT) di Bandung yang sejak awal
mempunyai peran strategis dalam penjaminan kualitas bahan baku tekstil,
penyuluhan industri, dan pengembangan teknologi tekstil.

BBT hadir sebagai kawan industri TPT yg saat ini tengah melakukan akselerasi
transformasi layanan-layanan baru yg menjawab kebutuhan industri yang aktual
yakni forum tunjangan profesi industri hijau, laboratorium pengujian masker medis
serta masker respirator, forum pemeriksa halal, serta membangun Industrial
Service & Solution Center (ISSC) yg mendekatkan industri dengan info kebijakan
Kemenperin melalui akses terpadu seperti Self-Assessment TKDN serta Self-
Assessment INDI 4.0; dan menawarkan fasilitas tesbed teknologi proses TPT yg
dapat dimanfaatkan buat pengembangan produk industri TPT.

Anda mungkin juga menyukai