Anda di halaman 1dari 3

Industri Kimia Sebagai Salah Satu Pionir Industri 4.

Industri 4.0 adalah nama tren otomasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik.
Adapun implementasi industri 4.0 yaitu meningkatkan produktivitas, penyerapan tenaga kerja dan
perluasan pasar bagi industry nasional. Dalam hal ini, Kementrian Perindustrian menetapkan
industri kimia sebagai salah satu penerapan industri 4.0 di Indonesia dimana targetnya menjadikan
Indonesia sebagai pemain unggul di industri biokimia. Menurut Menperin, industri kimia nasional
tengah difokuskan pengembangannya agar lebih berdaya saing global. Pasalnya, sektor ini
memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, serta berperan penting sebagai
penghasil bahan baku untuk kebutuhan produksi industri lainnya. “Pada tahun 2017,industri kimia
menjadi salah satu sektor penyumbang utama terhadap PDB nasional sebesar Rp 236 triliun,”
ungkapnya. PT Pupuk Kaltim sebagai salah satu industri kimia mempersiapkan langkah guna
mendukung proses bisnis PKT dengan konsep internet of thing (IoT). Internet of thing (IoT)
diantaranya melalui enterprise resources planning (ERP), distribution planning and control
system (DPCS), penjualan pupuk online (Go Pupuk), serta precession agriculture (sistem
pertanian digital). Industri plastik pun siap untuk masuk ke era industri 4.0. Dalam
mengembangkan era ini yaitu dengan menerapkan system big data. Dalam proses produksinya
sudah menggunakan sistem pengendalian dari teknologi karena itu bisa menciptakan efisiensi,
produktivitas yang tinggi dan mengembangkan riset and development.
Pemerintah juga telah mempersiapkan 10 strategi prioritas nasional untuk making
Indonesia 4.0 yang mana diantaranya mendukung dalam industri kimia. Berikut strategi prioritas
nasional yang berkaitan dengan industry kimia yaitu, pertama adalah perbaikan alur aliran barang
dan material upaya ini akan memperkuat produksi lokal pada sektor hulu dan menengah melalui
peningkatan kapasitas dan percepatan adopsi teknologi. Langkah kedua, mendesain ulang zona
industri, dari beberapa zona industri yang telah dibangun di penjuru negeri, Indonesia akan
mengoptimalkan kebijakan zona-zona industri tersebut dengan menyelaraskan peta jalan sektor-
sektor industri yang menjadi fokus dalam Making Indonesia 4.0. Ketiga, mengakomodasi standar-
standar keberlanjutan. Indonesia melihat tantangan keberlanjutan sebagai peluang untuk
membangun kemampuan industri nasional, seperti yang berbasis teknologi bersih, tenaga listrik,
biokimia, dan energi terbarukan. Upaya keempat, yaitu membangun infrastruktur digital
nasional. Indonesia akan melakukan percepatan pembangunan infrastruktur digital, termasuk
internet dengan kecepatan tinggi dan meningkatkan kemampuan digital. Kelima, menarik minat
investasi asing. Hal ini dapat mendorong transfer teknologi ke perusahaan lokal.
Keenam, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), Indonesia berencana untuk
merombak kurikulum pendidikan dengan lebih menekankan pada Science, Technology,
Engineering, the Arts, dan Mathematics (STEAM), serta meningkatkan kualitas sekolah kejuruan.
Ketujuh pembangunan ekosistem inovasi. Kedelapan insentif untuk investasi teknologi,
pemerintah akan mendesain ulang rencana insentif adopsi teknologi, seperti subsidi, potongan
pajak perusahaan, dan pengecualian bea pajak impor. Kesepuluh adalah harmonisasi aturan dan
kebijakan. Kesepuluh pemberdayaan UMKM.
Tidak semua sektor industri kimia belum siap menghadapi revolusi industri 4.0 yaitu sektor
hulu petrokimia. Menurut Sigit, penerapan teknologi 4.0 di industri hulu petrokimia dapat
dilakukan bukan di divisi produksi inti, melainkan pada bagian yang memiliki tingkat risiko kecil.
Penerapannya dapat dilakukan untuk divisi pengemasan maupun pemantauan. Namun percepatan
penerapan teknologi 4.0 terbuka untuk industry hilir dan investasi baru. Saat ini sendiri, sudah ada
investasi baru dari PT Chandra Asri Petrochemical Tbk, yang berencana meningkatkan kapasitas
produksi. CAP berencana membangun satu naptha cracker dengan kapasitas sebesar satu juta ton
per tahun. Selain itu, perusahaan Lotte Chemical Titan berencana berinvestasi dengan membangun
naphta cracker yang memiliki kapasitas satu juta ton per tahun. Ada pula investasi yang dilakukan
oleh Genting Oil Kasuri Pte Ltd di Papua untuk produksi metanol.

Ketujuh, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Menurut Menperin, SDM adalah hal
yang penting untuk mencapai kesuksesan pelaksanaan Making Indonesia 4.0. “Indonesia
berencana untuk merombak kurikulum pendidikan dengan lebih menekankan pada Science,
Technology, Engineering, the Arts, dan Mathematics (STEAM), serta meningkatkan kualitas
sekolah kejuruan,” ujarnya.

Kedelapan, pembangunan ekosistem inovasi. Pemerintah akan mengembangkan cetak biru pusat
inovasi nasional, mempersiapkan percontohan pusat inovasi dan mengoptimalkan regulasi terkait,
termasuk di antaranya yaitu perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan insentif fiskal untuk
mempercepat kolaborasi lintas sektor diantara pelaku usaha swasta atau BUMN dengan
universitas.

Kesembilan, insentif untuk investasi teknologi. Pemerintah akan mendesain ulang rencana insentif
adopsi teknologi, seperti subsidi, potongan pajak perusahaan, dan pengecualian bea pajak impor
bagi perusahaan yang berkomitmen untuk menerapkan teknologi industri 4.0. Selain itu, Indonesia
akan meluncurkan dana investasi negara untuk dukungan pendanaan tambahan bagi kegiatan
investasi dan inovasi di bidang teknologi canggih.

Dan, langkah kesepuluh adalah harmonisasi aturan dan kebijakan. Indonesia berkomitmen
melakukan harmonisasi aturan dan kebijakan untuk mendukung daya saing industri dan
memastikan koordinasi pembuat kebijakan yang erat antara kementerian dan lembaga terkait
dengan pemerintah daerah.

Anda mungkin juga menyukai