Anda di halaman 1dari 13

Pembahasan Revolusi Industry 4.

0 beserta dampak dan kesiapan


UMKM dalam menghadapi hal tersebut Dan
Jepang Society 5.0 beserta dampak nya bagi perekonomian

Disusun Oleh:

Anggie PN Angelita (Nrp: 1953012)


Stella Octaviana (Nrp: 1953005)
Rafika Fathni (Nrp: 1953009)

Mata Kuliah:
Economics for Business

Dosen:
Dr.Lina Anatan,S.E., M.SI.

MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
2019
REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DALAM SEKTOR JASA DI INDONESIA

Roadmap Strategi Revolusi Industri 4.0 di Indonesia


Saat ini seluruh dunia sedang berada dalam masa transisi, dimana metode dalam
manufaktur produk akan bertransformasi seiring dengan perkembangan digitisasi proses
produksi. Masa transisi ini disebut dengan Industri 4.0, untuk merepresentasikan revolusi
industri keempat yang pernah terjadi dalam sejarah produksi. Dimulai dari revolusi industri
pertama (mekanisasi dengan menggunakan tenaga uap), menuju revolusi industri kedua yang
mewujudkan mass production dan pengaturan line menggunakan tenaga listrik, revolusi
industri 4.0 akan meneruskan apa yang telah direncanakan pada revolusi industri ketiga
dengan bantuan komputer dan otomatisasi, kemudian memberikan perbaikan pada sistem
yang lebih pintar dan otonom melalui data dan machine learning.
Komputer yang diperkenalkan pada revolusi industri 3.0 memberikan dampak
disruptif karena memperkenalkan teknologi baru pada sistem yang telah berjalan. Saat ini
dengan berkembangnya revolusi industri 4.0, komputer sudah dapat terhubung satu sama lain
dan dapat memberikan keputusan sendiri tanpa dibantu oleh operator manusia, melalui
adanya algoritma yang terbentuk sebagai hasil dari berbagai kombinasi informasi. Internet of
Things dan Internet of Systems, serta sistem cyber yang sudah mulai dijalankan, akan
membentuk sistem mesin-mesin pintar yang dapat menjadikan industri pintar bukan sekedar
mimpi. Industri pintar dengan data yang membantu mesin-mesin pintar untuk terus belajar
melalui machine learning akan menghasilkan proses produksi yang jauh lebih efisien,
produktif, dan mengurangi resource waste. Jaringan antar mesin inilah yang terhubung secara
digital dan menjadi kekuatan baru yang membawa dunia menuju revolusi industri 4.0.
Revolusi Industri 4.0 tidak hanya berpotensi dalam mengubah sektor perindustrian,
namun juga mengubah berbagai aspek kehidupan manusia. Revolusi industri ini akan dan
telah dicanangkan sebagai agenda nasional di berbagai negara maju maupun berkembang,
sehingga Indonesia pun harus melakukan hal serupa untuk meningkatkan daya saing di pasar
global. Hingga tahun 2016, industri manufaktur berkontribusi sekitar 20 persen dari PDB
Indonesia dan membuka lebih dari 14 juta lapangan pekerjaan. Dengan adanya perubahan
menuju ekonomi berbasis jasa, kontribusi industri manufaktur Indonesia menurun menjadi 22
persen pada tahun 2016 dengan titik tertinggi sebesar 26 persen pada tahun 2001, dan
diperkirakan akan terus menurun jika tidak dilakukan intervensi. Dengan populasi usia
produktif Indonesia yang terus bertambah, keberadaan industri akan menjadi lahan pekerjaan
bagi mereka. Bagi Indonesia, fenomena revolusi industri ini memberikan peluang untuk
merevitalisasi sektor manufaktur Indonesia, meningkatkan produktifitas pekerja, mendorong
ekspor netto, dan membuka sekitar 10 juta lapangan pekerjaan.
Making Indonesia 4.0 merupakan peta jalan dan strategi yang disusun oleh
Kementerian Perindustrian untuk mengimplementasikan hal-hal esensial untuk
mempersiapkan Indonesia menuju revolusi industri 4.0. Aspirasi nasional yang tergambar
pada peta jalan ini antara lain:
1. Menjadi 10 besar kekuatan ekonomi dunia berdasarkan PDB
Berkat konsumsi dan investasi domestik yang kuat, Indonesia saat ini masih
merasakan kondisi pertumbuhan ekonomi yang sehat, meskipun melambat. Saat ini posisi
PDB Indonesia berada di ranking 16, di bawah Mexico, Australia, Spanyol, dan Rusia. Ke
depan diharapkan Indonesia dapat menggali potensi ekspor sebagai pendorong ekonomi
dengan meningkatkan produktivitas dan penerapan berbagai inovasi.
2. Menggandakan rasio produktifitas-terhadap-biaya
Untuk meningkatkan daya saing di pasar global, Indonesia harus fokus pada
penggandaan output dari biaya dasar buruh, sehingga dihasilkan produktifitas dan
profitabilitas yang berdaya saing. Situasi ini akan mendorong pelaku industri untuk
menginvestasikan kembali keuntungan yang diperoleh dalam bentuk aset produktif, sehingga
menciptakan situasi ekonomi yang kondusif dan siklus yang bermanfaat.
3. Mendorong ekspor netto menjadi 10 persen PDB
Pada tahun 2000, Indonesia pernah menjadi negara dengan ekspor netto tertinggi di
ASEAN, namun terus menurun dari 10 persen menjadi 1 persen dari PDB. Diharapkan
revolusi industri ini dapat mengangkat pangsa pasar global Indonesia dan membawa ekspor
netto kembali ke tingkat 10 persen dari PDB pada tahun 2030.
4. Menganggarkan 2 persen dari PDB untuk penelitian dan pengembangan
Melalui Making Indonesia 4.0, Indonesia berkomitmen agar porsi penelitian,
pengembangan, desain dan inovasi dapat mencapai 2 persen dari PDB untuk mendorong
inisiatif penguasaan dan pengembangan teknologi di masa datang.
Indonesia menuju 4.0 ini akan membangun 5 sektor manufaktur dengan daya saing
regional, yang mencakup artificial intelligence (AI), Internet of Things (IoT), wearables,
robotika dan 3D printing. 5 sektor utama yang menjadi fokus Indonesia antara lain makanan
dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, dan elektronik.
1. Sektor makanan dan minuman
Strategi untuk sektor ini diantaranya adalah mendorong produktifitas di sektor hulu
(pertanian, peternakan, dan perikanan) melalui penerapan dan investasi teknologi, membantu
UMKM di sepanjang rantai nilai untuk mengadopsi teknologi, dan eningkatkan ekspor
dengan memanfaatkan akses terhadap sumber daya pertanian dan skala ekonomi domestik.
2. Sektor tekstil dan pakaian
Strategi untuk sektor ini diantaranya adalah meningkatkan kemampuan di sektor hulu,
fokus pada produksi serat kimiawi dan bahan pakaian, dan meningkatkan produktifitas
manufaktur dan buruh melalui penerapan teknologi, optimalisasi lokasi pabrik serta
peningkatan keterampilan, terutama dalam produksi functional clothing.
3. Sektor otomotif
Strategi untuk sektor ini diantaranya adalah menaikkan produksi lokal, dalam hal
volume dan efisiensi produksi bahan baku dan komponen penting, serta bekerjasama dengan
perusahaan OEM dunia untuk meningkatkan ekspor, dengan fokus pada multi-purpose
vehicles (MPV), kendaraan murah ramah lingkungan, dan sport utility vehicles (SUV).
4. Sektor kimia
Strategi untuk sektor ini diantaranya adalah mendorong pembangunan kapasitas
pasokan petrokimia dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan impor, mempercepat
kegiatan penelitian dan pengembangan untuk mendorong produktifitas, dan mengembangkan
kemampuan produksi kimia generasi berikut dalam produksi biofuel dan bioplastik.
5. Sektor elektronik
Strategi untuk sektor ini diantaranya adalah menarik pemain global terkemuka dengan
paket insentif yang menarik, mengembangkan kemampuan dalam memproduksi komponen
elektronik bernilai tambah, mengembangkan kemampuan tenaga kerja dalam negeri melalui
pelatihan intensif dan menarik tenaga kerja asing di bidang tertentu yang dibutuhkan
Untuk membantu kesiapan sektor manufaktur Indonesia untuk menghadapi revolusi
industri 4.0, Kementerian Perindustrian menetapkan 10 prioritas nasional dalam inisiatif
“Making Indonesia 4.0”, yaitu:
1. Perbaikan alur aliran barang dan material, termasuk perbaikan sistem logistik strategi
sumber material.
2. Desain ulang zona industri, untuk mengoptimalkan penggunaan lahan secara
geografis.
3. Mengakomodasi standar-standar keberlanjutan (sustainability), dengan aplikasi
teknologi bersih dan ramah lingkungan.
4. Memberdayakan UMKM dengan membangun platform e-commerce dan bank sentra
teknologi.
5. Membangun infrastruktur digital nasional, seperti data center, cloud, dan infrastruktur
broadband.
6. Menarik minat investasi asing.
7. Peningkatan kualitas SDM.
8. Pembangunan ekosistem inovasi, termasuk perlindungan hak atas kekayaan
intelektual dan insentif fiskal
9. Insentif untuk investasi teknologi bagi perusahaan yang berkomitmen menerapkan
teknologi 4.0.
10. Harmonisasi aturan dan kebijakan.
11.
Dampak Revolusi Industri 4.0 bagi Sektor Industri Jasa
Saat ini, berbagai inovasi berbasis ekonomi digital telah lahir dan terus berkembang,
di antaranya pada jasa transportasi terdapat Go-jek dan Grab, serta pada jasa perdagangan
terdapat Bukalapak dan Tokopedia, juga berbagai start-up yang terus tumbuh dan
berkembang mengatasi permasalahan kebutuhan masyarakat secara digital. Teknologi digital
akan menciptakan lebih dari 10 juta lapangan pekerjaan baru dalam 10 tahun mendatang, dan
mayoritas bergerak pada sektor jasa penunjang industri.
Dengan adanya otomatisasi dan collaborative manufacturing dalam teknologi pabrik,
orientasi SDM dalam industri akan bergeser dari manufaktur menjadi sektor jasa.Selain itu,
seperti halnya pada revolusi industri ketiga, adanya IoT dan AI yang merupakan komponen
teknologi baru dapat memberikan dampak disruptif. Kehadiran disruptive technology ini akan
membuat perubahan besar di sektor industri manufaktur, dan kemungkinan akan
meningkatkan deindustrialisasi yang sudah terjadi secara global. Masa transisi menuju 4IR ini
tetap akan menunjukkan keterlibatan sektor jasa, meskipun bukan merupakan sektor utama
yang diatur dalam roadmap Menuju Indonesia 4.0 yang dikeluarkan Kementerian
Perindustrian.
Dampak Revolusi Industri 4.0 terhadap Sektor Jasa Pariwisata
Dalam roadmap liberalisasi jasa ASEAN yang diluncurkan pada tahun 2010, empat
sektor prioritas antara lain sektor transportasi udara, e-ASEAN, kesehatan, dan pariwisata.
Untuk mengimbangi Revolusi Industri 4.0, Menteri Pariwisata memiliki visi untuk Tourism
4.0. Go Digital merupakan Top 1 program di Kementerian Pariwisata; selain itu Kemenpar
juga mendukung Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) sebagai momentum belanja paket
wisata, mulai dari tiket perjalanan, hotel, akomodasi, dan lain-lain melalui e-commerce yang
tersedia. Dengan program tersebut, diharapkan generasi milenial yang merupakan target
wisatawan nusantara dapat lebih tertarik untuk mengeksplor tempat-tempat wisata dalam
negeri. Menurut data dari Kemenpar, 50% wisatawan asing yang datang ke Indonesia juga
merupakan generasi milenial yang terkait erat dengan dunia digital dan teknologi.
Dengan pesatnya perkembangan go digital, menerapkan strategi big data dan IoT
merupakan suatu keharusan. Digitalisasi menjadi kebutuhan yang tak terelakkan karena
faktanya melalui aplikasi digital, semua bisa dilakukan dengan cepat. Program pemasaran
dan promosi pariwisata sebesar 50 sampai 70% telah menggunakan mekanisme digital.
Sekarang transaksi belanja paket wisata online sudah bisa dengan mudah dilakukan, atau
istilahnya LBP (Look, Book and Pay).
Menpar menegaskan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara secara
signifikan, digital tourism menjadi strategi yang harus dilakukan untuk merebut pasar global.
Program digital tourism beberapa tahun lalu dimulai dengan meluncurkan ITX (Indonesia
Tourism Exchange) yang merupakan digital market place platform dalam ekosistem
pariwisata atau pasar digital yang mempertemukan semua travel agent, akomodasi, atraksi
dikumpulkan untuk dapat bertransaksi dengan calon wisatawan. Program tersebut juga
dilengkapi dengan media online GenPI (Generasi Pesona Indonesia) yang menyajikan berita
inspiratif dan kreatif seputar pariwisata Indonesia.
Selain itu juga telah diluncurkan War Room M-17 di Gedung Sapta Pesona, kantor
Kemenpar, sebagai pusat pemantauan berbasis teknologi digital. Dalam ruang War Room M-
17terdapat 16 layar LED touch screen untuk memantau 4 aktivitas utama yakni: pergerakan
angka-angka pemasaran mancanegara dan pemasaran nusantara, tampilan big data berisi
keluhan, kritik, saran, dan semua testimoni baik negatif maupun positif. Pusat intelijen ini
menampilkan pergerakan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara secara real time
update termasuk data strategi untuk menghadapi competitor, yakni Malaysia sebagai common
enemy dan Thailand sebagai professional enemy bagi pariwisata Indonesia.Selain itu,
ditampilkan pula indikator positif-negatif mengacu pada Travel and Tourism Competitiveness
Index (TTCI) World Economic Forum (WEF) sebagai standar global. Berbagai kegiatan
seperti mobile apps, digital campaign, interactive campaign, viral marketing (facebook,
twitter, youtube, blog) semakin terasa denyutnya. Promosi digital mempunyai pengaruh yang
kuat serta memiliki jangkauannya luas serta cepat dapat direalisasikan dengan anggaran yang
relatif murah.
Salah satu kelemahan daya saing pariwisata Indonesia di tingkat global adalah
buruknya infrastruktur ICT (information and communication technology). Karena itu,
platform digital tourism hub perlu dibangun untuk mengintegrasikan seluruh ekosistem
stakeholder kepariwisataan Indonesia. Ekosistem itu mencakup objek wisata, hotel, travel
agent, airlines dan lainnya. Kemenpar terus-menerus memperbaiki infrastruktur ICT, di
antaranya membangun platform digital tourism hub oleh PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Dalam rangka pengembangan destinasi pariwisata dan memenuhi kebutuhan wisatawan di era
digital, Kemenpar juga bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika
(Kemkominfo) menyediakan sarana dan prasarana Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) di sejumlah destinasi pariwisata Indonesia.
Kesiapan UMKM Sektor Jasa Pariwisata dalam Menghadapi Revolusi Industri
4.0
Mengiringi revolusi industri 4.0, era digital saat ini sudah merambah ke segala sisi
kehidupan, termasuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Karenanya, pelaku
UMUM kini didorong untuk go digital, dengan pertama-tama memperkenalkan ekosistem
digital kepada para pelaku usaha. Hal ini sudah direalisasikan dengan program Gerakan
Pelaku Usaha Rakyat Berbasis Digital (Gapura Digital) yang digagas oleh Google. Para
pelaku yang sudah go digital akan mudah dan cepat dikenal publik lewat platform digital,
misalnya via marketplace ITX yang dirilis Kementerian Pariwisata.
UMKM pariwisata di daerah tujuan wisata mancanegara, misalnya Bali, Flores, dan
Raja Ampat, saat ini harus mulai memaksimalkan pemanfaatan teknologi digital untuk
memasarkan produk-produknya, dan hal ini difasilitasi oleh Badan Otoritas Pariwisata (BOP)
daerah setempat, dimana lembaga tersebut akan melaksanakan workshop digitalisasi UKM
pariwisata. BOP juga telah memberikan digital platform bagi lebih dari 60 UKM di daerah
Labuan Bajo Flores untuk mempromosikan produknya sebagai aset budaya daerah agar dapat
go international. Saat ini terdapat 8 hingga 9 juta pelaku UKM di Indonesia dalam sektor
pariwisata sebagai sektor unggulan penghasil devisa negara.
Peran UMKM pada era pariwisata digital ini akan tetap bertahan asal diiringi
oleh perbaikan di faktor-faktor penghambat pertumbuhannya, antara lain masalah
permodalan, SDM, manajemen keuangan, dan marketing. Di tengah kemudahan promosi
yang bisa dilakukan di media berbasis online seperti media sosial (medsos), pelaku UMKM
masih belum banyak yang memanfaatkan. Hal ini karena minimnya pendampingan dari
pemerintah pusat maupun daerah akan pemahaman tentang digitalisasi, dan potensi media
sosial sebagai sarana promosi. Promosi melalui digital akan menjadi cara ampuh untuk
mengangkat potensi pariwisata suatu daerah dengan cepat dan murah.
Kontribusi UKM bagi perekonomian nasional sangat besar. Bahkan
keberadaan UKM menjadi lokomotif perekonomian kita, di mana saat kegiatan ekonomi
dengan skala besar mengalami perlambatan, UKM masih tetap kokoh dan terus tumbuh.
Minat dan semangat masyarakat ini harus diarahkan dan dibimbing oleh pemerintah,
sehingga dapat maju dan berkembang menuju visi Indonesia dalam Tourism 4.0.

Dampak Revolusi Industri 4.0 terhadap Sektor Jasa Kontruksi


Presiden Joko Widodo ingin masyarakat paham internet of thing atau IoT yang
muncul pada industri 4.0 atau jilid 4. Sistem itu tak hanya mampu menghubungkan
smartphone dengan internet, tapi juga benda-benda di sekelilingnya. Teknologi tersebut
melalui mobile internet, mesin cerdas, dan intelegensi artifisial (kecerdasan yang
ditambahkan kepada suatu sistem) yang digabungkan menjadi generasi baru robotik.
Misalnya, drone dan kendaraan otonom yang bisa beroperasi tanpa keterlibatan
manusia.Revolusi industri 4.0 sangat berpengaruh terhadap dunia konstruksi terutama Sistem
pengelolaan proyek kontraktor. Beberapa Perusahaan kontraktor mulai menghadapi industri
4.0 dengan beberapa inovasi teknologi konstruksi.
Ada beberapa dampak atau efek revolusi industri 4.0 terhadap perkembangan dunia
konstruksi antara lain
1. Kemampuan SDM
Menteri PUPR, Basuki Hadimulya mengatakan bahwa Indonesia saat ini
membutuhkan insinyur- insinyur muda yang tangguh menghadapi era revolusi industri 4.0.
Selain itu kesiapan sumber daya manusia pada industri konstruksi di Indonesia juga penting.
Oleh karena itu mulai tahun 2019, pemerintah akan berfokus pada pembangunan SDM. Hal
ini disebabkan oleh teknologi konstruksi terbaru yang tidak bisa lepas dari peran SDM. Untuk
menghadapi era baru memang diperlukan SDM yang bisa menguasai teknologi digital.
Sedangkan untuk saat ini masih banyak orang yang belum paham mengenai apa itu revolusi
industri 4.0.
2. Teknologi BIM
Penerapan Building Information Modelling (BIM) memang salah satu cara untuk
menghadapi revolusi industri 4.0. BIM ini merupakan teknologi konstruksi berbasis digital
dan internet. Tidak jauh berbeda dengan industri lain, penerapan BIM juga diharapkan
mampu menghemat biaya proyek dan meminimalisir resiko pekerjaan serta mempermudah
koordinasi antar pihak. Kontraktor- Kontraktor Nasional saat ini sudah mewajibkan tiap
proyek untuk menggunakan BIM dalam proses Perencanaan, Pelaksanaan, dan Operasional.
fungsi BlM diproyek sangat membantu dalam proses koordinasi antar pihak dan
memudahkan owner proyek untuk monitoring pekerjaan.
3. 3D Printing
Era Revolusi Industri 4.0 Mendorong untuk selalu mengembangkan teknologi-
teknologi terbaru dibidang konstruksi. Salah Satu teknologi baru adalah 3D printing. 3D
printing memungkinkan untuk mencetak bangunan 3D secara otomatis yang didesain terlebih
dahulu secara digital. Prinsip kerja dari Printer 3D ini adalah model 3D didesain terlebih
dahulu melalui komputer. Komputer tersebut tersambung dengan mesin 3D printer. kemudian
secara otomatis Mesin printer akan mencetak sebuah objek sama persis dengan desain yang
disiapkan. Pada Dunia konstruksi teknologi 3D printingsering digunakan untuk membuat
maket/ miniatur bangunan. Jika dengan BIM kita bisa menampilkan desain 3D secara digital,
maka dengan 3D printing kira bisa menampilkan Objek 3D secara nyata.
4. Teknologi survey
Revolusi industri 4.0 juga mempengaruhi perkembangan teknologi di bidang survey
atau pengukuran. Saat ini sudah muncul alat -alat survey Canggih yang membantu
mempercepat proses pengukuran dengan akurasi tinggi. Beberapa teknologi pengukuran
tanah antara lain: Photogrammetry dan Lidar.
Photogrammetry adalah pengukuran tanah menggunakan drone. Drone yang
digunakan adalah drone fix wings atau VTOL yang mempunyai GPS berupa RTK atau PPK.
kamera yang digunakan pun harus berkualitas baik. Drone melakukan pengambilan foto dari
ketinggian Mulai 60- 130 m. Hasil foto diolah Pada software dan menghasilkan Data kontur
tanah. kelebihan dari penggunaan Photogrammetry adalah mampu mengukur lahan 100
hektar dalam waktu kurang dari 1 jam.
Teknologi Lidar terdapat pada alat Laser Scanner. Di era revolusi industri 4. 0, Laser
scanner sudah banyak digunakan untuk Pengukuran Skala kecil namun membutuhkan akurasi
yang Sangat tinggi. Sistem penggunaannya adalah Laser scanner diletakkan pada suatu titik
dan akan menembak ribuan titik dalam waktu beberapa menit saja. Titik- titik tersebut akan
memodelkan objek secara mendetail.
5. SAP S/4 Hana
SAP S/4 HANA merupakan software enterprise asal jerman. Menurut Wikipedia,
pengertian dari SAP adalah sistem Manajemen basis data relational dalam memori
berorientasi kolom, dikembang kan dan dipasarkan oleh SAP SE. fungsi utamanya sebagai
database adalah Untuk menyimpan dan mengambil data seperti yang diminta oleh aplikasi.
Software ini sudah mulai digunakan di beberapa perusahaan kontraktorterutama BUMN.
kelebihan dari software ini adalah mampu mengintegrasikan seluruh data secara real time.
Dengan produktivitas di sektor konstruksi yang tertinggal dari sektor lain, ada harapan
bahwa inovasi dari revolusi industri keempat akan memacu inovasi dan membawa peluang ke
depan untuk meningkatkan efisiensi. Misalnya inovasi baru ini adalah robot Pemasangan
Batu Bata yang dikembangkan oleh perusahaan robot Konstruksi AS. Dilindungi oleh paten
di AS, teknologi ini mampu menyusun 300 batu bata per jam, dan baru-baru ini tersedia di
Inggris, sebagai bagian dari perjanjian distributor. Robot Ini dirancang untuk bekerja bersama
tukang batu manusia; membantu dengan elemen tugas yang berulang dan berat untuk
meningkatkan efisiensi proses.
Contoh lain dari inovasi dalam sektor konstruksi, yang sedang menunggu paten di
Eropa, adalah proses untuk memproduksi struktur penahan beban titanium. Proses ini
menggunakan gas dingin untuk menyemprotkan partikel titanium ke bagian konstruksi untuk
membentuk struktur penahan beban. Proses teknologi baru ini menghilangkan langkah-
langkah pemrosesan seperti peleburan, penggulungan dan pengelasan, yang mungkin
diperlukan untuk menghasilkan struktur seperti itu.
Teknologi ini dapat membawa keuntungan produktivitas yang signifikan bagi banyak
bisnis. Namun, jika pemimpin sektor konstruksi tidak bersedia melakukan investasi strategis
yang diperlukan untuk memperkenalkan inovasi tersebut maka alih teknologi sulit terwujud.
Kemajuan teknologi mendapatkan momentum, membawa peluang penting untuk
meningkatkan produktivitas dan meningkatkan margin dalam industri yang sangat kompetitif.
Revolusi industri 4.0 memang penuh tantangan dan resiko, namun jika tidak beradaptasi
dengan cepat kita akan segera tergulung oleh kompetitor.Dunia saat ini memang tengah
mencermati revolusi industri 4.0 ini secara saksama. Berjuta peluang ada di situ, tapi di sisi
lain terdapat berjuta tantangan yang harus dihadapi.

Kesiapan UMKM Sektor Jasa Kontruksi dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Revolusi industri 4.0 membuat industri akan semakin efisien. Kurangnya investasi
dalam inovasi merupakan salah satu tantangan utama, digitalisasi dan modal yang telah
mencegah bisnis konstruksi mendekat kearah inovasi. Untuk mengatasi ini, perusahaan
konstruksi harus fokus kembali pada inovasi dan berinvestasi untuk menemukan cara
menerapkan teknologi canggih seperti pencetakan 3D, kecerdasan buatan dan augmented
reality (teknologi yang menggabungkan benda maya dua dimensi dan ataupun tiga dimensi
ke dalam sebuah lingkungan nyata tiga dimensi lalu memproyeksikan benda-benda maya
tersebut dalam waktu nyata). Bahkan, kegiatan inovasi sudah berlangsung secara global di
berbagai bidang seperti ilmu material, nanoteknologi dan robotika dengan potensi mengubah
metode konstruksi untuk proyek perumahan dan infrastruktur.
Sementara itu, tuntutan mutu akan produk konstruksi yang berkualitas semakin tinggi.
Kecelakaan konstruksi dan kegagalan bangunan masih marak terjadi. Tantangan lain yang
dihadapi antara lain tenaga konstruksi yang bersertifikat kurang dari 6 % dari total tenaga
kerja konstruksi nasional. Sebanyak 75 % tenaga kerja konstruksi pendidikannya SMA ke
bawah. Di bidang material, peralatan dan teknologi konstruksi masih belum berimbang di
semua daerah. Sementara itu, teknologi berkembang dan semuanya belum diterapkan di
Indonesia.
Revolusi industri generasi keempat atau Industri 4.0 sarat dengan penggunaan
teknologi sehingga harus direspon dengan kesiapan data dan sumber daya manusia (SDM)
yang memadai.Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama
Kemendikbud dan Kemenristekdiktimenyatakan, pemerintah sudah mengantisipasinya
dengan memberikan dukungan kepada UMKM, SMK, Sekolah Vokasi, Politeknik untuk
menyiapakan tenaga kerja yang berkompeten. Tujuannya untuk memenuhi tenaga kerja
konstruksi yang berkompeten dan bersertifikat melalui penyediaan kurikulum berstandar dan
menciptakan SMK, Politeknik dan perguruan tinggi yang siap menghadapi revolusi industri
4.0.

Jepang Society 5.0


Society 5.0, menurut Kantor Kabinet Jepang, didefinisikan sebagai sebuah masyarakat
yang berpusat pada manusia yang menyeimbangkan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian
masalah sosial melalui sistem yang sangat mengintegrasikan ruang maya dan ruang fisik.
Masyarakat 5.0 bertujuan untuk memberdayakan semua aktor dalam masyarakat,
menempatkan penekanan khusus pada partisipasi aktif untuk kehidupan yang aman,
nyaman, dan sejahtera.
Dalam masyarakat informasi (Society 4.0), berbagi pengetahuan dan informasi lintas
bagian tidak cukup, dan kerja sama itu sulit. Adapun Society 5.0 mencapai tingkat
konvergensi yang tinggi antara ruang maya (ruang virtual) dan ruang fisik (ruang nyata).
Perubahan yang diterapkan oleh Society 5.0 ini tidak keseluruhan, tetapi terdapat 4
(empat) perubahan yang dilakukan dan ini perubahan yang dilakukan di Society 5.0, yaitu.
1. Kesehatan (Healthcare)
2. Mobilisasi (Mobility)
3. Infrastruktur (Infrastructure)
4. Teknologi Finansial (FinTech)
Dari keempat perubahan yang dilakukan dalam sistem Society 5.0 ini, memang terkait
sekali dengan kehidupan sehari-hari masyarakatnya. Kehidupan masyarakat lebih
dipermudah dengan adanya 3 (Tiga) komponen utama dalam Society 5.0 untuk diterapkan
bagi para pengguna dan pembuat, yaitu the Internet of Things (IoT), Big Data, dan
Artificial Intellegence. Ketiga komponen tersebut bahan utama yang sangat penting dalam
sistem Society 5.0.
Berikut adalah dampak positif yang akan ditimbulkan dalam penerapan Masyarakat 5.0,
sebagaimana dikutip dari situs resmi pemerintah Jepang.
1. Mengefektifkan Layanan Kesehatan
Melalui penerapan konsep masyarakat 5.0, masyarakat Jepang akan mendapat berbagai
keuntungan sebagai berikut:
 Menghubungkan sekaligus membagikan informasi di antara data pasien medis dan
rekam jejak pemeriksaan, yang nantinya dapat mempercepat penanganan terhadap
kemungkinan gangguan kesehatan di masa depan. Selain itu, sistem ini juga
menjadikan perawatan medis yang efektif lebih cepat diberikan.
 Memungkinkan praktik layanan medis dari jarak jauh, sehingga penduduk lanjut usia
tidak perlu lagi sering datang ke rumah sakit.
 Memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan dan robot dalam mendukung efisiensi
praktik medis di ruang perawatan, termasuk dalam hal bedah. Selain itu, bisa juga
utuk mengukur dan mengelola data kesehatan seperti detak jantung saat di rumah,
sehingga memungkinkan untuk memperpanjang harapan hidup.
Masalah Solusi
Jepang menghadapi masalah tingginya  Menggunakan data medical records
generasi tua yang mana pengeluaran untuk membantu mempercepat
untuk biaya pengobatan serta pelayanan penanganan kesehatan
nya semakin meningkat  Menggunakan AI(Artificial
Intelligence) dan robot sebagai
perawat
Contoh Kesehatan
Society 5.0 menerapkan sistem berobat secara jarak jauh, dokter dapat memeriksa
pasien dengan mendeketeksi pasien agar tahu betul apa yang dikeluhkan. Dan aktivitas bagi
orang tua juga akan memudahkan mereka dalam mencapai umur yang sehat sentosa.

2. Mempermudah Mobilitas
Penurunan populasi menghasilkan daerah pedesaan yang tidak berpenduduk, serta
kurangnya akses ke moda transportasi publik. Selain itu, meningkatkan pertumbuhan sektor
niaga daring (e-commerce), menyebabkan tuntutan mobilitas tinggi yang tidak hanya
bergantung pada kehadiran pengemudi.
Masalah :
Hasil penurunan populasi penduduk di daerah pedesaan yang kekurangan akses ke
transportasi publik
Ada dua solusi yang ditawarkan Masyarakat 5.0, yakni:
 Mempromosikan penggunaan kendaraan otomatis, seperti bus dan kereta komuter,
untuk menjangkau kawasan pinggiran yang kian dipenuhi penduduk berusia lanjut.
 Meningkatkan arus distribusi sekaligus efisiensi logistik melalui inovasi truk
tunggal dalam konvoi kendaraan tanpa awak, dan bahkan juga memungkinkan
penggunaan drone.
Contoh Mobilitas
Sebagai contoh yang dibuat dalam strategi dalam menerapkan Society 5.0 ini ialah
sebuah penerapan Autonom Car. Fungsi dalam Autonom Car ialah pengemudi ata
penumpang bisa menentukan rutenya sendiri, mereka tidak perlu mengendarai kendaraan
tersebut, hanya mengarahkan saja rutenya akan kemana dan mobil ini akan automatis
berjalan kearah yang sudah dituju.

3. Peningkatakan Kualitas Infrastruktur


Masalah :
Kemerosotan infrastruktur public yang dikembangkan Jepang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi karena peningkatan beban keuangan untuk inspeksi dan pemeliharaan.
Kemajuan Jepang membuat minimnya ketersediaan tenaga buruh ahli dan tingginya biaya
perawatan infrastruktur
Solusi yang dibawa oleh Masyarakat 5.0 adalah pemanfaatkan sensor, kecerdasan buatan,
dan berbagai teknologi yang relevan untuk memeriksa dan memelihara, jalan, jembatan,
terowongan, bendungan, dan masih banyak lainnya.
Dengan menggunakan teknologi baru termasuk Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK), robot, dan sensor untuk inspeksi dan pemeliharaan sistem yang memerlukan keahlian
khusus, maka deteksi tepat dapat dilakukan lebih awal. Dengan begitu, kecelakaan tak
terduga bisa diminimalisir, dan waktu yang dihabiskan dalam pekerjaan konstruksi akan
berkurang, sementara pada saat yang sama keamanan dan produktivitas meningkat.
Contoh peningkatan Infrastuktur:
1. Jepang pun mencetus konsep smart agriculture, mengolah lahan pertanian tak harus
berpeluh keringat karena sudah terkoneksi dengan gadget. Sejumlah peralatan seperti
traktor akan membajak sawah sendiri sesuai alur yang ia inginkan. Pekerjaan ini bisa
dilakukan secara jarak jauh, termasuk memantau perubahan cuaca hingga hama
pengganggu di lahan milik kita. Hasilnya tetap optimal dan bisa dilakukan di mana saja,
dengan menerapkan konsep IoT di dalam sejumlah perangkat ya ada. Sehingga traktor
akan bergerak sesuai dengan alur yang telah ditentukan, tak perlu lagi dilakukan secara
manual karena sudah terintegrasi secara penuh dengan IoT. Siapa saja bisa melakukannya
tanpa harus tahu bagaimana traktor tersebut bekerja.
2. Konsep smart home akan sangat populer, segala benda teknologi yang ada di dalam
rumah akan terintegrasikan dengan IoT. Mulai dari lampu, pendingin ruangan hingga
peralatan dapur akan bekerja secara pintar. Salah satunya dengan menggunakan perintah
suara atau dari gadget pribadi. Konsep smart home akan banyak diadopsikan di Jepang
saat ini.
4. Optimalisasi Teknologi Keuangan (Fintech)
Sebagian masyarakat Jepang masih banyak yang menggunakan uang tunai dalam
bertransaksi, dan menganggap rumit prosedur keuangan digital. Penggunaan teknologi
informasi di sektor ini masih terbatas, sehingga cita-cita mewujudkan
komunitas cashless (tanpa tunai) cukup lambat dibandingkan negara tetangga, seperti China
dan Korea Selatan.
Masyarakat 5.0 menawarkan tiga solusi utama, yakni:
 Menggunakan teknologi blockchain untuk transfer keuangan di sektor niaga. Selama
ini, pengiriman uang di dalam dan luar negeri membutuhkan waktu dan biaya yang
tidak sedikit. Melalui konsep terbaru ini, yang berbasis efisiensi berbasis riwayat data
keuangan, membuat transaksi menjadi lebih mudah layaknya berkirim pesan, sekaligus
aman seperti memliki bank pribadi.
 Memperkenalkan program aplikasi terbuka antarmuka (API) ke
perusahaan fintech dan bank, yang mendukung efisiensi pembayaran dalam sektor
perdagangan global.
 Menggiatkan promosi pembayaran tanpa uang tunai, dengan menggandeng banyak
sektor hingga unit-unit layanan di pedesaan terpencil, yang didukung oleh penguatan
infrastruktur teknologi informasi, terutama internet.

Kehidupan sehari-hari juga akan berubah dengan hadirnya aplikasi pintar berbasis AI
yang dipasang di rumah seperti di pintu kulkas. Melalui teknologi tersebut, warga Jepang
dapat melihat saran makanan dan bumbu sesuai musim atau resep memasak. Mereka juga
dapat melihat data pasokan pangan yang masih tersedia.Society 5.0 bukan hanya tentang
teknologi, tapi juga kebijakan dan regulasi. Pemerintah Jepang mendorong pebisnis setempat
untuk berbagi big data dan meningkatkan kerja sama untuk menciptakan inovasi baru. Saat
ini, kemampuan perusahaan masih terbatas karena data yang diperlukan dimiliki entitas lain.
Pada masa depan, sektor swasta dan umum dapat bekerja sama untuk menciptakan
sistem baru yang lebih aman dan efektif. Hal itu dinilai akan mendorong lebih banyak
perusahaan untuk berbagi informasi dan mengizinkan perusahaan lain menggunakan data
mereka guna mengembangkan produk yang lebih baik dan bagus.
Penerapan di Indonesia
Sedangkan di Indonesia, saat ini Pemerintah sedang menggalakan penerapan revolusi
industri 4.0. Semua sektor terutama di industri gencar mengampanyekan revolusi industri
yang memanfaatkan teknologi internet sebagai back bone-nya. Di samping itu, pemerintah
juga juga bersama-sama dengan para pemangku kepentingan terus mengembangkan peran
dan kemampuan skill sumber daya manusia (SDM) untuk mengisi era industri 4.0.
Untuk mengejar ketertinggalan dari Jepang yang memasuki era 5.0, Indonesia dinilai
masih perlu waktu. Pasalnya, masih banyak kebutuhan dasar masyarakat yang perlu dibenahi.
Misalnya saja, transportasi, SDM, hingga infrastruktur.Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan
dan Agama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
(Kemenko PMK) R Agus Sartono mengakui, saat ini Indonesia masih kalah satu hingga dua
langkah dibelakang Jepang.Contohnya Indonesia masih berkutat mengintegrasikan moda
transportasi, sementara di era society 5.0 masalah transportasi itu sudah nirdriver atau
autodriver.

Sumber:
1. https://tekno.tempo.co/read/1170120/mengenal-visi-jepang-society-5-0-integrasi-
ruang-maya-dan-fisik/full&view=ok
2. https://www.kompasiana.com/teguhmi/5ceb81883ba7f73d7d3902f2/aktivitas-
masyarakat-society-5-0
3. https://www.liputan6.com/global/read/3884921/4-dampak-positif-dari-penerapan-
masyarakat-50-besutan-jepang?
related=dable&utm_expid=.9Z4i5ypGQeGiS7w9arwTvQ.1&utm_referrer=https%3A
%2F%2Fwww.google.com%2F
4. http://kemenperin.go.id/download/18384
5. http://www.kemenperin.go.id/artikel/18967/Making-Indonesia-4.0:-Strategi-RI-
Masuki-Revolusi-Industri-Ke-4
6. https://www.forbes.com/sites/bernardmarr/2018/09/02/what-is-industry-4-0-heres-a-
super-easy-explanation-for-anyone
7. http://www.balipost.com/news/2019/05/08/74838/Pariwisata-Indonesia-Go-
Digital.html
8. https://aptika.kominfo.go.id/2019/03/pariwisata-go-digital-transformasi-menuju-era-
tourism-4-0/
9. https://www.liputan6.com/bisnis/read/3893062/kurang-pendampingan-umkm-ri-yang-
go-digital-masih-minim
10. https://www.pelitabanten.com/23304/2018/04/05/apa-respon-cepat-industri-
konstruksi-pasca-revolusi-industri-4-0/
11. http://www.ilmuproyek.com/2019/03/pengaruh-revolusi-industri-40-terhadap-dunia-
konstruksi.html
12. https://properti.kompas.com/read/2019/03/30/183000021/industri-4.0-mendorong-
sektor-konstruksi-lebih-efisien
13. https://www.kompasiana.com/ade_pacarmerah/5c56cb22aeebe1117b422423/sektor-
konstruksi-dalam-disrupsi-industri-4-0?page=all
14. http://kagama.co/terobosan-pemerintah-hadapi-revolusi-industri-4-0-di-bidang-
konstruksihttps://ekonomi.bisnis.com/read/20180813/45/827378/hadapi-industri-4.0-
pupr-siapkan-inovasi-di-sektor-konstruksI
15. https://karinov.co.id/revolusi-industri-5-jepang/
16. https://ekbis.sindonews.com/read/1376985/34/ri-sibuk-kejar-industri-40-jepang-
masuki-era-society-50-1549586880
17. https://www.lupadaratan.com/2019/03/society-5.0.html

Anda mungkin juga menyukai