Anda di halaman 1dari 4

Peluang Besar Indonesia Menjadi

Pusat Fesyen Muslim Dunia


Kamis, 06 Mei 2021 1886 kali

Indonesia dengan penduduk Muslim terbesar di dunia memiliki


peluang besar untuk menjadi kiblat busana Muslim global, untuk itu
pelaku usaha busana Muslim Indonesia perlu memahami standar
fesyen Muslim global. Adapun, standar fesyen Muslim dapat disusun
sendiri, adopsi, maupun modifikasi dari standar yang ada. “Penyusunan
standar di bidang tekstil yang dilaksanakan oleh Komite Teknis
(Komtek) berada di Kementerian Perindustrian, yang kemudian Standar
Nasional Indonesia (SNI) sendiri ditetapkan oleh Badan Standardisasi
Nasional (BSN),” Ungkap Deputi Penerapan Standar dan Penilaian
Kesesuaian BSN, Zakiyah saat membuka paparannya di Kuliah Online
Peluang Indonesia sebagai Produsen Fesyen Modes Global pada Rabu
(5/5/2021).
Penerapan SNI untuk keperluan ekspor fesyen Muslim Indonesia dapat
membuka peluang lebih besar bagi para pelaku usaha fesyen Muslim
Indonesia untuk menguasai pasar lokal maupun ekspor.
“Peluang untuk mengembangkan standar khusus fesyen Muslim
sangat memungkinkan. Dalam penyusunan SNI memperhatikan
berbagai keperluan termasuk bisnis yang berkelanjutan juga kaidah-
kaidah Syariah. Di dalam proses perumusan SNI perlu memperhatikan
kebutuhan pasar melalui riset, jajak pendapat, dan lain sebagainya,”
jelas Zakiyah.
Regulasi negara lain perlu dipahami oleh Stakeholder dalam rangka
menguasai pasar ekspor fesyen Muslim Indonesia, BSN membantu
untuk mencari dan memastikan persyaratan-persyaratan yang ada.
Penting untuk akses portal Management Information System World
Trade Organization (WTO) untuk update berbagai peraturan
perdagangan internasional. “BSN siap bersama Stakeholder untuk
menyusun SNI fesyen Muslim, termasuk memperkuat koordinasi
dengan The Standards and Metrology Institute for Islamic Countries
(SMIIC),” tutup Zakiyah.
Di industri fesyen, bahan baku, sumber daya manusia merupakan
komponen penting di hilir bisnis busana Muslim Indonesia, Direktur
Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Kementerian Perindustrian, Elis
Masitoh menyampaikan, “Busana Muslim bagian dari industri tekstil
dan produk tekstil nasional yang merupakan industri andalan karena
menyerap tenaga kerja sebanyak 3,96 juta orang dengan terdiri dari
5.863 industri besar dan sedang, serta 909.822 industri mikro kecil.”
Industri tekstil dan produk tekstil nasional adalah industri yang lengkap
di Indonesia. “Indonesia adalah negara tekstil dan produk tekstil
terbesar ketiga di dunia setelah India dan Tiongkok, yang memiliki visi
menjadi pusat industri busana Muslim terbesar di dunia pada 2030,”
ungkap Elis Masitoh
Lebih lanjut, sektor di industri halal yang menduduki peringkat yang
terbesar adalah sektor keuangan Syariah, makanan, kemudian fesyen
diikuti kosmetika, pariwisata serta farmasi halal. “Industri fesyen Muslim
patut diperhitungkan, karena pertumbuhan penduduk Muslim dunia
yang pesat, saat ini sebanyak 1,84 miliar jiwa atau 24% populasi
penduduk dunia. Di Indonesia sendiri terdiri dari 229 juta penduduk
Muslim dari total 270 juta penduduk Indonesia. Kemudian, proyeksi
konsumsi produk fesyen Muslim Indonesia di masa pandemi
mengalami penurunan sebesar 3,2% dibanding sebelum masa
pandemi, namun tetap optimis dapat bertumbuh khususnya pada saat
menyambut Hari Raya Idul Fitri mendatang,” tambahnya.
Deputi Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank
Indonesia, Diana Yumanita mengatakan, “Di dalam ekosistem rantai
nilai halal sektor fesyen berdasarkan hasil penelitian bahwa sektor
fesyen beririsan dengan sektor makanan dan minuman, bukan dengan
sektor kosmetik, karena di penyelenggaraan event fesyen Muslim
seringkali melibatkan para pelaku usaha makanan dan minuman dalam
acara, sehingga hal unik ini perlu menjadi perhatian untuk keperluan
pengembangan standarnya.”
Kedepannya industri fesyen untuk keperluan ekspor akan fokus pada
bisnis yang berkelanjutan, seperti proses produksi yang hemat energi,
bio degradable, hingga kecelakaan kerja yang minim bahkan tidak ada.
Hal tersebut perlu menjadi perhatian tersendiri bagi eksportir fesyen
Muslim Indonesia. “Ditilik dari sisi standar kualitas, Kementerian
Perindustrian setiap tahun menyusun SNI cara uji, ukuran, istilah dan
definisi, yang terpenting adalah standar mutu, dalam perjalannya
industri tekstil juga melakukan sertifikasi halal. SNI yang berkaitan
dengan fesyen Muslim diantaranya adalah SNI 8767:2019 Tekstil – Kain
Ihram untuk pria; SNI 8098 2017 Tekstil – Kerudung; SNI 8856:2020
Tekstil Mukena; untuk standar mutu pakaian jadi ada SNI 8101:2017
yang mengatur terhadap berbagai jenis pakaian dari berbagai serat;
serta SNI 7131:2017 Pakaian jadi – Kaus kaki,” tutup Elis Masitoh.
Fesyen Muslim tidak hanya soal hijab, tapi juga termasuk aksesoris
seperti tas, sepatu hingga pakaian dalam sehingga untuk keperluan
ekspor harus memenuhi setiap komponen dari persyaratan impor di
negara tujuan. Direktur Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian
Perdagangan, Olvy Andrianita menjelaskan, “Untuk ekspor harus ada
standardisasi, dalam konteks basis tekstil harus memenuhi persyaratan
tekstil impor di negara tujuan. Mulai dari kandungan kimia, warna
hingga bahan yang digunakan, sehingga basis pengujiannya
memenuhi kaidah-kaidah internasional.”
Chairman Indonesia Halal Lifestyle Center, Sapta Nirwandar menutup
webinar dengan pesan bahwa berbagai peraturan ekspor harus
dipahami secara komprehensif untuk menggempur pasar global.
Kreativitas juga penting untuk terus dikembangkan agar produk fesyen
Muslim Indonesia semakin disukai oleh masyarakat dunia. (PjA –
Humas)

Anda mungkin juga menyukai