Anda di halaman 1dari 12

JURNAL ILMIAH M-PROGRESS VOL. 10, NO.

1, JANUARI 2020

PROSPEK DAN STRATEGI BERSAING PADA INDUSTRI FESYEN

Wasis Gunadi
Dosen Manajemen Unsurya
wasisgunadi@yahoo.com

Abstrak
Tulisan ini merupakan kajian pustaka yang menggunakan metoda Analisis Deskriptif dan Analisis
Struktur Industri. Telaah deskriptif dan struktur industri ini digunakan untuk mengetahui prospek dan
menyusun strategi bersaing pada industri fesyen di Indonesia.
Industri fesyen merupakan salah satu dai 16 kelompok industri kreatif, yang memberikan kontribusi
terhadap PDB nasional Indonesia sebesar 3,76 % pada 2017. Industri fesyen juga masih menjadi salah satu
penghasil devisa terbesar, dengan nilai ekspor sampai Juli 2018 sebesar US$ 8.2 miliiar (Rp. 122 triliun),
yang bertumbuh 8,7%. Produk fesyen Indonesia mampu menguasai 1,9% pasar dunia. Pelaku usaha pada
Industri Fesyen ini sebagian besar adalah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Indonesia yang
seluruhnya berjumlah hampir 60 juta orang.
Industri fesyen memiliki peluang yang sangat besar untuk tumbuh dan berkembang. Melimpahnya
sumber daya manusia (sumber ide kreatif), sumberdaya alam (sebagai sumber bahan baku), suku dengan
keaneragaman budayanya, semakin terbukanya pasar (khususnya pasar ekspor), serta dukungan penuh dari
lembaga pemerintah maupun non pemerintah, menjadi unsur-unsur utama bagi tumbuh dan berkembangnya
industri fesyen.
Hasil analisis struktur industri fesyen menunjukkan bahwa ancaman yang berasal dari pendatang
baru adalah tinggi, ancaman dari produk substitusi adalah rendah, bargaining power of buyer relative
rendah, bargaining power of supplierrelatif rendah, seeangkan intensitas persaingan antar pelaku usaha
fesyen adalah tinggi dalam negeri dan rendah untuk pasar luar negeri.
Berdasarkan kondisi SWOT dan hasil analisis struktur industi fesyen, maka penerapan strategi Cost
Leaderships lebih tepat bagi pelaku usaha fesyen penghasil produk standard yang mengandalkan bahan
baku lokal. Strategi Product Differentiation menjadi pilihan utama bagi pelaku usaha fesyen eksklusif
khususnya yang berorientasi ekspor. Sedangkan strategi Focus pada umumnya diterapkan oleh pelaku usaha
fesyen yang melayani kebutuhan produk fesyen yang berkaitan dengan dan beridentitaskan adat dan budaya.
Kemitraaan antara eksportir (inti) dan pelaku usaha fesyen mitranya (plasmanya) juga dapat ditempuh
untuk mengembangkan pertumbuhan ekonomi berbasis kebersamaan. Azka Fashion merupakan salah satu
pelaku usaha eksportir fesyen yang sukses mengembangkan usaha fesyen berbasis kemitraan. Produk
andalan Azka Fashion adalah busana muslim yang serba guna, kreatif, dan selalu di up date sesuai dengan
tuntutan perkembangan pasar.

Key words: cost leaderships, product differentiation, focus.

PENDAHULUAN Pada siaran pers Dirjen Industri Kecil


Mengacu pada definisi industri dan Menengah Kemenperin pada Indonesia
menurut Porter (1980; 5), industri fesyen Fashion Week 29 Maret 2018 mengatakan
merupakan kumpulan pelaku usaha yang bahwa iIndustri fesyen memberikan
menghasilkan dan memasarkan produk kontribusi terhadap PDB nasional Indonesia
fesyen. Pelaku usaha pada Industri Fesyen ini sebesar 3,76 % pada 2017. Lebih lanjut,
sebagian besar adalah Usaha Mikro, Kecil diungkapkan bahwa saat ini Indonesia
dan Menengah (UMKM) Indonesia yang menempai urutan kelima sebagai pengekspor
seluruhnya berjumlah hampir 60 juta orang produk fesyen moslim terbesar di dunia
(Kementerian UMKM, 2018). setelah Bangladesh, Turki, Maroko dan

45 Manajeen FE – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL ILMIAH M-PROGRESS VOL. 10, NO. 1, JANUARI 2020

Pakistan. Menperin Airlangga saat membuka umpan baliknya agar produk fesyenn ter up
Moslem Fashion Expo di Plasa Industri date sesuai tuntutan/kebutuhan pasar.
Kemenperin, Senin 1 Oktober 2018 Lembaga-lembaga pemerintah yang
menyampaikan bahwa industri fesyen juga terkait dalam pengembangan industi kreatif
masih menjadi salah satu penghasil devisa antara lain Kementerian Perindustrian,
terbesar, dengan nilai ekspor sampai Juli Kementerian Koperasi dan UKM,
2018 sebesar US$ 8.2 miliiar (Rp. 122 Kementerian Perdagangan, Bank Indonesia,
triliun) atau bertumbuh 8,7%. Produk fesyen PT Astra Tbk, dan lain-lain. Kementerian
Indonesia mampu menguasai 1,9% pasar Perindustrian membina IKM dengan
dunia, dan masih akan terus bertumbuh. konsentrasi pada aspek produksi untuk
Dirjen Indistri Kecil Menengah menghasilkan produk fesyen yang kreatif dan
(IKM) pada acara Inagurasi Modest Fashion up to date, dilengkapi dengan fasilitasi pada
Project (MOFP) 12-16 Nopember 2019 aspek pemasaran antara lain mengikut-
mengatakan bahwa Kementerian sertakan IKM pada berbagai pameran di
Perindustrian siap mengawal untuk dalam dan luar negeri. Kementerian UMKM
mewujudkan Indonesia sebagai salah satu memfasilitasi UMKM dalam berbagai aspek
pusat fesyen dunia melalui berbagai program antara lain penyediaan dana murah
antara lain MOFP yang telah berlangsung (khususnya melalui Lembaga Pengelola Dana
sejak 2018. Program ini bertujuan untuk Bergulir), layanan pemasaran terutama
melahirkan wirausaha baru Indistri Kecil melalui Lembaga Layanan Pemasaran
Menengah (IKM) yang mandiri dan berdaya UMKM (SMEsCo UMKM), fasilitasi
saing. kemasan dan patent, pendampingan desainer
Tumbuh dan berkembangnya industi untuk menghasilkan produk-produk kreatif,
fesyen yang berdaya saing tidak terlepas dari serta pameran dalam dan luar negeri.
upaya sinergis yang melibatkan unsur-unsur Fasilitasi Kementerian Perdagangan terutama
pemerintah, lembaga akademik, pelaku usaha berkaitan dengan aspek perijinan usaha,
dan masyarakat. Pemerintah utamanya fasilitasi ekspor khususnya melalui Badan
berperan sebagai regulator, motivator dan Pengembangan Ekspor Nasional,
fasilitator. Lembaga akademik khususnya penyelenggaraan pameran, serta
berperan dalam melahirkan dan pendayagunaan KBRI-KBRI di luar negeri
mengembangkan ide-ide kreatif. Pelaku khususnya penyediaan space bagi display
usaha selain sebagai produsen dan pemasar produk-produk kreatif UMKM yang akan
produk fesyen, juga berperan sebagai market dipromosikan pada pasar luar negeri. Peran
observer. Sedangkan masyarakat sebagai BI terutama memastikan bank-bank
pengguna produk fesyen juga diperlukan komersial mendukung fasilitasi pendanaan

46 Manajeen FE – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL ILMIAH M-PROGRESS VOL. 10, NO. 1, JANUARI 2020

murah bagi UMKM, khusus melalui program Selanjutnya informasi dan data dianalisis
Kredit Usaha Rakyat (KUR). Adapun PT dengan menggunakan metode analisis
Astra Tbk merupakan salah satu pelaku usaha deskriptif dan analisis struktur industri.
swasta yang peduli pada pengembangan Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam
UMKM antara lain melalui program bengkel penelitian ini adalah sebagai berikut:
terpadu. Pada insdustri fashion, Azka Fashion 1. Mengetahui struktur industri fesyen.
merupakan salah satu pelaku usaha yang 2. Melakukan analisis terhadap struktur
mengembangkan kemitaraan (bertindak industri fesyen.
sebagai inti) dengan perajin fashion di 3. Mengetahui prospek industri fesyen di
sekitarnya yang bertindak sebagai plasma. Indonesia.
Azka Fashion utamanya berperan sebagai 4. Menyusun strategi bersaing pada industri
market observer dan menyediakan pasar bagi fesyen.
plasmanya yang harus menghasilkan produk
fesyen yang sesuai dengan standard dan KARAKTERISTIK INDUSTRI
tuntutan pasar yang ditetapkan oleh intintya. Fesyen merupakan produk yang
Kemelimpahan SDM, SDA, memiliki trend yang cepat berubah,
kekhasan budaya sebagai keunggulan umumnya dipengaruhi oleh perubahan gaya
komparatif, serta terbuaka luasnya pasar baik hidup dan musim. Di Negara-negara beriklim
di dalam maupun di luar negeri, sub tropis, perubahan trend produk fesyen
memperbesar peluang pelaku usaha fesyen terjadi sepanjang empat musim: spring
untuk menghasilkan produk yang berdaya (semi), summer (panas), fall (gugur) dan
saing (keunggulan kompetitif) khususnya winter (dingin). Trend produk fesyenpun
pada pasar luar negeri. Potensi keunggulan berubah setiap tiga bulan. Desain, motif dan
kompetitif yang utamanya bertumpu pada warna produk fesyenpun disesuaikan dengan
keunggulan komparataif tersebut, musimnya. Dengan demikian terdapat
memungkinkan diterapkannya strategi produkduk fesyen yang hanya cocok
bersaing cost leaderships, product digunakan untuk musim spring, summer, fall
differentiation ataupun focus. atau winter. Memasarkan produk fesyen yang
tidak sesuai dengan waktu dan trend pasarnya
TUJUAN dipastikan akan mengalami kegagalan.
Penelitian ini merupakan studi pustaka Perubahan trend produk fesyen di
dengan pengumpulan data dari berbagai Negara-negara tropis tidak secepat di Negara-
sumber antara lain internet, laporan dari negara sub tropis, karena perubahan iklimnya
lembaga Negara maupun swasta/pelaku hanya terjadi dua kali per tahun, sehingga
usaha, serta dari sumber-sumber lainnya. perubahan trend produk fsesyen di Negara-

47 Manajeen FE – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL ILMIAH M-PROGRESS VOL. 10, NO. 1, JANUARI 2020

negara tropis praktis terjadi setiap enam berkala. Tidak kalah penting adalah
bulan. Di Indonesia terdapat dua musim yaitu memasukkan unsur kekhasan produk agar
musim kemarau dan musim hujan. memperoleh product differentiation sebagai
Perubahan trend produk fesyen salah satu keunggulan komparatif. Dengan
antara lain meliputi desain, motif dan warna demikian pengembangan produk fesyen yang
produk. Perubahan trend ini yang harus kreatif menjadi keharusan.
diikuti perkembangannya oleh pelaku usaha
pada industi fesyen, antara lain melalui STRUKTUR DAN ANALISIS
observasi trend di internet, pameran produk STRUKTUR INDUSTRI
fesyen dan fashion show, atau melalui buku Sama seperti industi lainnya, industri
tentang fashion trend prediction. Salah satu fesyen menurut Porter (1980; 4), memiliki
lembaga prestisius yang khusus mengikuti aturan main dan peran persaingan yang
perkembangan dan menyediakan prediksi dibentuk oleh lima kekuatan persaingan,
trend produk fesyen adalah Carlin yaitu industi competitors, buyers, suppliers,
International, sebuah lembaga trend new entrants dan substitutes seperti
prediction yang berpusat di Paris. Buku-buku disajikan pada diagram di bawah ini. New
trend produk Carlin Internation sering entrants dan substitutes merupakan ancaman
menjadi acuan bagi para desainer produk industi competitors, sedangkan buyers dan
fesyen internasional. suppliers memiliki posisi tawar (bargaining
Oleh karena cepatnya perubahan trend power). Struktur industi fesyen adalah
produk fesyen, maka diperlukan inovasi, sebagai berikut:
kreatifitas, dan up dating produk secara

48 Manajeen FE – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL ILMIAH M-PROGRESS VOL. 10, NO. 1, JANUARI 2020

1. Threat of New Entrants produk fesyen yang standar baik


New entrants adalah para calon desain maupun trendnya, sedangkan
pendatang baru yang akan ikut terhadap produk-produk fesyen yang
berpartisipasi dalam industri fesyen. Para eksklusif umumnya konsumen loyal
calon partisipants ini merupakan ancaman pada merk-merk dan atau desainer-
bagi industi competitors dalam industri. desainer tertentu. Pasar luar negeri
Besar kecilnya ancaman ini tergantung bagi produk fesyen lebih
pada halangan untuk masuk ke dalam membutuhkan product differentiation
industri (barriers to entry). Semakin tinggi khususnya kekhasan dan trend yang
barriers to entry, maka ancaman lebih tajam dibandingkan dengan
masuknya partisipants baru semakin kecil, pasar fesyen dalam negeri. Namun
dan sebaliknya. Adapun factor-faktor demikian perbedaan produk ini
(determinan) yang mempengaruhi belum cukup kuat untuk menahan
tinggi/rendahnya barriers to entry ini masuknya pelaku usaha baru,
adalah sebagai berikut: terutama karena sumberdaya untuk
a. Economies of scale menghasilkan produk fesyen yang
Economies of scale adalah “tampil beda” tersebut relatif mudah
penurunan biaya per unit akibat didapatkan.
meningkatnya volume produksi. c. Capital requirement
Artinya, semakin besar volume Industri fesyen pada umumnya tidak
produksi (usaha)nya, maka makin membutuhkan modal besar, sehingga
rendah biaya produksi per unitnya. industi tersebut relatif mudah untuk
Industri fesyen umumnya beroperasi dimasuki oleh pelaku usaha baru.
pada economies of scale yang Meskipun riset dan pengembangan
rendah, artinya, industri ini relatif produk fesyen yang harus “tampil
tidak membutuhkan kapital yang beda” sangat diperlukan dan dalam
besar, sehingga relatif mudah kurun waktu yang sangat singkat,
dimasuki oleh pendatang baru. namun umumnya dapat dilakukan
b. Product differentiation dengan investasi yang relative rendah
Product differentiation (perbedaan dan kecil risikonya.
produk) antar produsen pada industri d. Switching cost
fesyen membentuk barrier to entry Secara sederhana switching cost ini
melalui loyalitas konsumen. dapat diartikan sebagai biaya
Loyalitas konsumen pada industri konsumen untuk pindah membeli ke
fesyen relatif rendah pada produk- produsen lain. Untuk produk-produk

49 Manajeen FE – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL ILMIAH M-PROGRESS VOL. 10, NO. 1, JANUARI 2020

fesyen yang standard umumnya satu produsen, dan informasi tentang


memiliki switching cost yang rendah, produk yang dimiliki oleh pembeli.
sedangkan untuk produk-produk Pada industri fesyen pembeli tidak
fesyen yang harus “tampil beda” dan berkelompok atau masing-masing
ter-up date secara berkala, umumnya membeli produk dalam volume yang
memiliki switching cost yang relative relatif sangat kecil terhadap produksi
tinggi. industri, perbedaan kualitas produk
Dari beberapa determinan entry umumnya rendah (kecuali untuk produk
barrier tersebut di atas, dapat dikatakan fesyen eksklusif) atau dapat dikatakan
bahwa entry barrier untuk memasuki bahwa produknya standar, switching cost
industri fesyen ini adalah rendah, dengan rendah (kecuali konsumen produk fesyen
demikian threat of new entrants adalah eksklusif), manfaat produk bagi pembeli
tinggi. adalah besar namun tidak dimaksudkan
2. Threat of Substitute Products untuk mencari profit, pembeli umumnya
Fesyen merupakan salah satu dari tidak memiliki backward integration
sangat sedikit produk yang tidak (berintegrasi dengan produsen tertentu),
mempunyai produk pengganti (substitute serta pembeli telah memiliki informasi
prodicts). Artinya ancaman yang datang yang cukup tentang produk. Dengan
dari produk pengganti pada industri demikian, dapat dikatakan bahwa posisi
fesyen ini adalah rendah, bahkan tidak tawar pembeli adalah rendah.
ada. 4. Bargaining Power of Suppliers
3. Bargaining Power of Buyers Grup pemasok (suppliers) memiliki
Pembeli berkompetisi dengan kekuatan yang besar jika: berkelompok,
industri termasuk industi fesyen, dengan industri bukan konsumen yang penting,
memaksakan harga yang rendah, kualitas produk supplier sangat penting bagi
produk yang tinggi, dan berpindah-pindah industri, produk supplier berbeda-beda
dari satu produsen ke produsen lainnya. kualitasnyaa atau mampu menciptakan
Tinggi/rendahnya kekuatan pembeli switching cost, supplier memiliki integrasi
(bargaining power of buyers) ditentukan dengan pembeli tertentu (forward
oleh volume pembelian masing-masing integration). Supplier pada industri fesyen
pembeli relatif terhadap produksi industri adalah produsen bahan baku tekstil dan
fesyen atau berkelompok/tidaknya bahan baku pakaian, penjahit, serta
pembeli, standar/tidaknya produk, desainer (khususnya untuk produk fesyen
switching cost, manfaat produk bagi eksklusif). Supplier industi fesyen pada
pembeli, integrasi pembeli dengan salah umumnya tidak berkelompok, serta

50 Manajeen FE – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL ILMIAH M-PROGRESS VOL. 10, NO. 1, JANUARI 2020

produk supplier sangat penting bagi eksklusif keseimbangan kekuatan


industri namun memiliki switching cost tersebut relatif tidak menyebabkan
yang rendah. Memperhatikan determinan persaingan yang ketat diantara
tersebut, maka bisa dikatakan bahwa mereka, terutama karena loyalitas
posisi tawar supplier adalah rendah. konsumen dan product
5. Intensity of Rivalry differentaiation yang mereka miliki.
Persaingan antar kompetitor pada Sedangkan pada produsen fesyen
indstri terjadi karena salah satu atau lebih standard, banyaknya produsen fesyen
kompetitor merasa tertekan atau melihat memperketat persaingan diantara
adanya kesempatan untuk memperbaiki mereka.
posisinya. Pada kebanyakan industri, b. Pertumbuhan Industri.
pelaku usaha-pelaku usaha di dalamnya Intensitas persaingan meningkat jika
saling mempengaruhi, sehingga pertumbuhan industri menurun, dan
perubahan apapun yang dilakukan salah sebaliknya. Industri fesyen tumbuh
satu pelaku usaha akan direspon oleh para pesat sejalan dengan meningkatnya
kompetitornya. Fenomena tersebut juga jumlah penduduk, perubahan gaya
terlihat pada indstri fesyen. Jika “aksi- hidup dan pertumbuhan ekspor yang
reaksi” tersebut meningkat, maka seluruh pesat. Untuk pasar ekspor,
pelaku usaha dalam industri akan pertumbuhan industi fashion
merasakan kondisi yang lebih buruk didominasi oleh produk busana
daripada sebelumnya. Intensitas muslim.
persaingan antar kompetitor (pelaku c. Switching Cost.
usaha) dipengaruhi oleh: Secara umum switching cost pada
a. Jumlah dan keseimbangan industri fesyen adalah rendah, karena
kompetitor pada umumnya konsumen memiliki
Jika kompetitor makin banyak dan loyalitas yang rendah terhadap
makin seimbang, maka persaingan produk atau merk, sehingga
antar kompetitor semakin intensif konsumen mudah berpindah dari
dan ketat. Pelaku usaha fesyen sangat produsen satu ke produsen lainnya.
besar jumlahnya, khususnya yang Hanya sedikit konsumen yang
menghasilkan produk standard. memiliki loyalitas terhadap produk,
Pelaku usaha fesyen memiliki merk atau desainer tertentu.
keseimbangan kekuatan relatif dalam d. Fixed or Storage Cost.
berbagai aspek terutama kapital dan Karena industri fesyen pada
SDM. Bagi produsen fesyen umumnya merupakan industri

51 Manajeen FE – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL ILMIAH M-PROGRESS VOL. 10, NO. 1, JANUARI 2020

kerajinan rumahan, tidak pengembangan produk, pasar dan


memerlukan teknologi tinggi, tidak pemasaran.
memerlukan space yang luas baik c. Rendahnya kesadaran terhadap
untuk proses produksi maupun pentingnya pengembangan produk
penyimpanan produknya, dan yang inovatif dan kreatif.
sebagian besar SDM menerima d. Rendahnya akses terhadap lembaga
kompensasi dalam bentuk upah, keuangan.
maka fix atau storage cost nya 3. Opportunity
relative rendah. a. Terbuka luasnya pasar.
e. Exit Barriers. b. Besarnya dukungan lembaga
Industri fesyen mempunyai exit pemerintah dan swasta.
barrier yang rendah. Hal ini 4. Threat
disebabkan antara lain karena industi a. Banyaknya kompetitor khususnya dari
ini tumbuh pesat, tidak membutuhkan luar negeri (China).
modal yang besar, loyalitas b. Besarnya ancaman dari potential new
konsumen pada umumnya rendah, entrants.
sehingga pelaku usaha pada industri
ini dapat dengan mudah keluar dari PROSPEK INDUSTRI FESYEN
industri tanpa menanggung kerugian Dirjen IKM Kemenperin (dalam
finansial yang besar. siaran pers yang diterima republika.co.id, 14
Desember 2018) menyatakan bahwa
Memperhatikan penjelasan-
konsumsi produk fesyen muslim tumbuh
penjelasan tersebut di atas, maka
rata-rata sebesar 18,2% per tahun. Peluang
intensitas persaingan antar
pasar produk fesyen terbesar adalah produk
kompetitor adalah relative rendah.
fesyen muslim yang tahun 2018 mencapai
US$ 20 miliar untuk pasar dalam negeri, dan
SWOT
US$ 270 miliar yang diprediksi naik menjadi
1. Strength
US$ 361 pada tahun 2023 untuk pasar luar
a. Melimpahnya SDM kreatif.
negeri. Pasar fesyen muslim terbesar adalah
b. Melimpahnya dan variatifnya SDA.
Negara-negara Organisasi Kerjasama Islam
c. Keanekaragaman etnis dan budaya.
(OKI), yaitu mencapai US$ 191 miliar,
2. Weakness
sedangkan Indonesia baru bias mengisi US$
a. Rendahnya produktivitas SDM,
366 juta. Fenomena ini terus bertumbuh. Jika
permodalan dan penguasaan teknologi.
tahun 2017 Indonesia belum masuk ke dalam
b. Rendahnya akses terhadap
10 besar negara eksportir fesyen muslim
pendayagunaan fasilitasi

52 Manajeen FE – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL ILMIAH M-PROGRESS VOL. 10, NO. 1, JANUARI 2020

dunia, maka tahun 2018 Indonesia menjadi sehingga dapat menjadi keunggulan
runner up Negara eksportir fesyen muslim kompetitif.
setelah Uni Emirat Arab (UEA). Strategi bersaing product
Percepatan pertumbuhan industi differentiation sangat dibutuhkan pada
fesyen ini tidak terlepas dari banyaknya dan industri fesyen yang menghasilkan produk
beraneka ragamnya SDM, SDA dan budaya, yang harus “tampil beda” khususnya yang
serta besarnya dukungan dan fasilitasi berorientasi ekspor, utamanya bertumpu pada
pemerintah, yang memungkinkan inovasi, kreatifitas dan keunikan (kekhasan),
dihasilkannya produk-produk fesyen yang namun selalu di up date menyesuaikan
inovatif, kreatif dan memiliki kekhasan yang dengan perkembangan tuntutan pasar yang
beragam. Dengan demikian, industi fesyen selalu berubah.
memiliki prospek yang sangat baik untuk Untuk dapat menghasilkan produk
ditumbuh-kembangkan. fesyen yang tampil beda diperlukan upaya
sinergis yang melibatkan unsur pemerintah,
STRATEGI BERSAING PADA akademisi, pelaku usaha dan masyarakat.
INDUSTRI FESYEN Pemerintah menyediakan antara lain fasilitasi
Berdasarkan kondisi SWOT dan pendanaan, pendampingan, promosi,
hasil analisis industri yang menunjukkan legalitas, dan fasilitasi lain seperti
tingginya ancaman masuknya pendatang penyediaan buku trend desain fesyen.
baru, sangat rendahnya ancaman dari produk Kementerian UMKM menyediakaan
substitusi, rendahnya bargaining power of fasilitasi antara lain penyediaan dana murah
buyer, rendahnya bargaining power of melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir
supplier, serta rendahnya intensitas (LPDB), Lembaga Layanan Pemasaran
persaingan, memungkinkan penerapan (LLP) dengan gedung SMEsCO Center
strategi bersaing Cost Leaderships, Product sebagai pusat display produk-produk UMKM
Differentiation, dan atau Focus. selindo, pendampingan desainer, penyediaan
Penerapan strategi bersaing cost buku trend desain fesyen terbitan Carlin
leaderships sangat dimungkinkan terutama Internasional, serta fasilitasi promosi
karena melimpahnya sumberdaya alam, khususnya melalui pameran di dalam dan
manusia dan budaya yang mudah didapatkan luar negeri bagi UMKM yang produknya
dengan harga yang terjangkau. Melimpahnya telah memenuhi tuntutan pasar. Beberapa
sumberdaya ini merupakan keunggulan pameran yang telah diikuti oleh UMKM
komparatif untuk menghasilkan produk terpilih antara lain Hongkong Fashion Week,
fesyen dengan harga yang relatif murah, Dubai Global Village dan berbagai pameran
di dalam negeri antara lain di Jakarta

53 Manajeen FE – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL ILMIAH M-PROGRESS VOL. 10, NO. 1, JANUARI 2020

Convention Center dan Jakarta International local yang prestisius antara lain Jember
Expo. UMKM di daerah juga diberi Fashion Carnaval.
kesempatan untuk mengikuti event pameran

Indonesia Moslem Fashion Expo 2018 di


Plasa Industri Kemenperin Jember Fashion Carnaval 2018 dengan
thema “Cahaya Asia”

Hong Kong Fashion Week 2018 Fashion Adat Sunda

Kementerian Perindustrian juga memfasilitasi Nopember 2019 mengatakan bahwa


IKM bukan hanya dalam aspek produksi agar Kementerian Perindustrian siap mengawal
IKM mampu menghasilkan produk fesyen untuk mewujudkan Indonesia sebagai salah
yang kreatif, khas dan up to date, tetapi juga satu pusat fesyen dunia melalui berbagai
memfasilitasi IKM dan atau desainer untuk program antara lain MOFP yang telah
mengikuti berbagai pameran di luar negeri. berlangsung sejak 2018. Program ini
Kemenperin telah memfasilitasi Indonesian bertujuan untuk melahirkan wirausaha baru
Fashion Chamber (IFC) kususnya Asosiasi IKM yang mandiri dan berdaya saing.
Pengusaha Perancang Mode Indonesia Badan Pengembangan Ekspor
(APPMI) pada Fashion Show La Mode Sur Nasional Kementerian Perdagangan setiap
La Seine a Paris, di Paris pada 1 Desember tahun memfasilitasi para pelaku usaha dalam
2018. mempromosikan produk-produknya melalui
Dirjen IKM Kemenperin pada pameran di luar negeri dan atau menyediakan
Modest Fashion Project (MOFP) 12-16 space bagi display produk-produk UMKM di
KBRI di seluruh dunia. Dan masih banyak

54 Manajeen FE – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL ILMIAH M-PROGRESS VOL. 10, NO. 1, JANUARI 2020

lagi fasilitasi yang dapat dimanfaatkan oleh memperoleh produk fesyen adat yang “tampil
pelaku usaha fesyen untuk dapat beda”, sehingga meningkatkan daya
menghasilkan dan memasarkan produk yang saingnya.
berdaya saing khususnya produk-produk Kemitraaan antara eksportir (inti) dan
kreatif, khas dan up to date. pelaku usaha fesyen mitranya (plasmanya)
Guna memanfaatkan fasilitasi-fasilitasi juga dapat ditempuh untuk mengembangkan
pemerintah tersebut di atas, langkah-langkah pertumbuhan ekonomi berbasis kebersamaan.
dan tahapan yang dapat ditempuh agar pelaku Azka Fashion merupakan salah satu pelaku
usaha fesyen mampu menghasilkan dan usaha eksportir fesyen yang sukses
memasarkan produk fesyen yang “tampil mengembangkan usaha fesyen berbasis
beda”, adalah sebagai berikut: kemitraan. Produk andalan Azka Fashion
a. Membuka akses untuk dapat adalah busana muslim yang serba guna,
memanfaatkan fasilitasi yang tersedia bagi kreatif, dan selalu di up date sesuai dengan
pengembangan industi kreatif khususnya tuntutan perkembangan pasar.
di berbagai lembaga pemerintah.
b. Mengikuti program pengembangan KESIMPULAN
industi kreatif antara lain pendampingan Industri fesyen khususnya industi
oleh desainer. fesyen muslim yang memiliki prospek pasar
c. Menghasilkan produk-produk fesyen yang yang sangat besar, memerlukan upaya
kreatif, khas dan up to date. pengembangan yang sinergis melibatkan
d. Mengikuti berbagai program-program peran serta pemerintah, akademisi (desainer),
promosi khususnya melalui berbagai pelaku usaha dan masyarakat secara
pameran di dalam dan di luar negeri. berkesinambungan. Hal ini bertujuan agar
e. Melakukan evaluasi dan pengembangan produk fesyen Indonesia memiliki daya saing
pasar dan pemasaran secara mandiri. melalui penciptaan produk yang inovetif,
Adapun strategi bersaing focus kreatif, khas dan up to date.
khususnya ditujukan bagi pelaku industi Strategi bersaing yang dapat
fesyen yang menghasilkan produk-produk dikembangkan adalah strategi cost
fesyen terkait dengan adat dan budaya, leaderships khususnya untuk produk fesyen
seperti produk fesyen baju adat, baju standard/biasa, strategi product
pengantin, dan lain-lain. Meskipun produk- differentiation untuk produk-produk fesyen
produk ini terkait dengan adat yang pada yang eksklusif dan strategi focus bagi produ-
umumnya tidak berubah dari waktu ke waktu, produk fesyen yang berkaitan dengan adat
pengembangan produk yang inovatif dan dan budaya.
kreatif masih sangat diperlukan untuk

55 Manajeen FE – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


JURNAL ILMIAH M-PROGRESS VOL. 10, NO. 1, JANUARI 2020

DAFTAR PUSTAKA

Carlin International. 2012. Design Prediction.


Unpublished.

Dirjen IKM Kemenperin. 2018. Keynote


Speech pada Indonesia Fashion Week
2018, Jakarta Convention Center, 28
Maret 2018

Laporan Tahunan Kementerian UMKM RI


tahun 2017. 2018. Kementerian
UMKM RI.

MenKUKM. 2016. Keynote Speech pada


Indonesia Fashion Week 2016 di JCC
(di upload 10 Maret 2010)

Porter, Michael E. 1980. Competitive


Strategy. The Free Press, a Division of
Macmillan, Inc. 866 Third Avenue,
New York, NY 10022

Porter, Michael E. 1985. Competitive


Advantage. The Free Press, a Division
of Macmillan, Inc. 866 Third Avenue,
New York, NY 10022

Porter, Michael E. 1990. Competitive


Advantage of Nations. The Free Press,
a Division of Simon & Schuster Inc.
1230 Avenue of the Americas, New
York, NY 10020.

Pryanka, Adinda. Repbublika. 2018. FGD


Penyusunan Roadmap Pengembangan
IKM Fashion Muslim di Jakarta (di
upload 14 Desember 2018)

Yulistara, Arina. NCBC Indonesia. 2018.


Indonesia Moslim Fashion Expo 2018
(di upload 1 Oktober 2018)

56 Manajeen FE – Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

Anda mungkin juga menyukai