Anda di halaman 1dari 13

HAK KEKAYAAN

INTELEKTUAL

“Pengaruh HKI dalam Pengembangan Potensi-Potensi


Ekonomi Kreatif bagi PDB Indonesia”

OLEH :
Ani Maharani Amirullah
1786141028

Desain Komunikasi Visual

Fakultas Seni dan Desain

Universitas Negeri Makassar

2017
ABSTRAK

Pengembangan ekonomi kreatif dibutuhkan melalui penciptaan iklim yang


kondusif untuk pengembangan kreatifitas dan inovasi. Sejalan dengan itu, perlindungan
HKI menjadi isu strategis dalam pengembangan ekonomi kreatif dikarenakan
perlindungan HKI dapat menciptakan iklim berkreatifitas dan berinovasi yang baik.
Penelitian ini mengangkat masalah, pertama, bagaimanakah kelembagaan HKI yang
berperan dalam perlindungan HKI atas produk-produk ekonomi kreatif berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kedua, bagaimanakah peran kelembagaan
HKI dalam praktek perlindungan HKI terhadap produk-produk ekonomi kreatif selama
ini bagi creative city? Hasil penelitian menyimpulkan, Pertama, kelembagaan dan Tata
Kelola HKI dalam rangka pengembangan ekonomi kreatif berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku tidak hanya mengacu kepada ketentuan UU dalam
bidang HKI, namun juga dapat mendasarkan diri pada UU No. 18 Tahun 2002 tentang
Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi. Di dalam undang-undang ini secara tegas didorongnya lembaga perguruan
tinggi atau lembaga penelitian termasuk yang ada di daerah memiliki lembaga HKI yang
disebut dengan sentra HKI. Ketentuan ini tentunya berlaku juga bagi Creative City yang
memiliki potensi ekonomi kreatif yang sangat tinggi. Namun demikian, landasan hukum
ini dalam kenyataannya tidak memberikan suatu gambaran yang lengkap mengenai model
kelembagaan HKI berikut tata kelolanya. Oleh karenanya, kelembagaan HKI yang diatur
di dalam UU No. 18 Tahun 2002 masih sangat sederhana. Selanjutnya, manakala Creative
City menghendaki melakukan pembentukan kelembagaan HKI, maka selain ketentuan
UU No. 18 Tahun 2002 sebagai landasaannya dapat juga mendasarkan diri pada UU No.
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Kelembagaan khusus ini telah mampu
menjalankan tata kelola cukup baik dalam bidang HKI. Di mana tata kelola tersebut
meliputi, sistem edukasi HKI, dokumentasi HKI, fasiltiasi HKI dan Promosi serta
advokasi HKI.

Kata Kunci:

Ekonomi Kreatif – Produk Domestik Bruto - Kelembagaan – Hak Kekayaan Intelektual


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Perkembangan kehidupan dunia ekonomi dan bisnis saat ini telah mengalami
pergeseran paradigma, yaitu dari ekonomi berbasis sumber daya ke paradigma ekonomi
berbasis pengetahuan atau kreativitas. Pergeseran tersebut terjadi karena paradigma
ekonomi berbasis sumber daya yang selama ini di pandang cukup efektif dalam
mengakselerasi pembangunan ekonomi dan pengembangan bisnis di anggap telah gagal
mengadaptasi dan mengakomodasi berbagai perubahan lingkungan bisnis. Hal ini
terbukti, hanya pada kelompok perusahaan yang peduli terhadap peningkatan kapasitas
aset yang memiliki peluang untuk berinovasi dan mampu bertahan menghadapi gejolak
perubahan lingkungan bisnisnya, dan disanalah peran ekonomi kreatif akan diuji.

Ekonomi kreatif merupakan pengembangan konsep berdasarkan modal kreatifitas


yang dapat berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Menurut Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono (2007) “ekonomi gelombang ke-4 adalah kelanjutan dari ekonomi
gelombang ketiga dengan orientasi pada kreativitas, budaya, serta warisan budaya dan
lingkungan”. Sebelumnya Alvin Tofler dalam bukunya Future Shock (1970)
mengungkapkan bahwa “peradaban manusia terdiri dari 3 gelombang; gelombang
pertama adalah abad pertanian, gelombang kedua adalah abad industri dan gelombang
ketiga adalah abad informasi” (dalam Nenny, 2008). Pergeseran dari Era Pertanian ke Era
Industrialisasi, disusul dengan era informasi yang disertai dengan banyaknya penemuan
baru di bidang teknologi informasi maupun globalisasi ekonomi, telah membawa
peradaban baru bagi manusia

Ekonomi kreatif adalah pemanfaatan cadangan sumber daya yang bukan hanya
terbarukan, bahkan tak terbatas, yaitu ide, gagasan, bakat atau talenta dan kreativitas.
Nilai ekonomi dari suatu produk atau jasa di era kreatif tidak lagi ditentukan oleh bahan
baku atau sistem produksi seperti pada era industri, tetapi lebih kepada pemanfaatan
kreativitas dan penciptaan inovasi melalui perkembangan teknologi yang semakin maju.
Industri tidak dapat lagi bersaing di pasar global dengan hanya mengandalkan harga atau
kualitas produk saja, tetapi harus bersaing berbasiskan inovasi, kreativitas dan imajinasi.
Menurut Departemen Perdagangan, (2007) ada beberapa arah dari pengembangan industri
kreatif ini, seperti pengembangan yang lebih menitikberatkan pada industri berbasis: (1)
lapangan usaha kreatif dan budaya (creative cultural industry); (2) lapangan usaha kreatif
(creative industry), atau (3) Hak Kekayaan Intelektual seperti hak cipta (copyright
industry)

Indonesia juga menyadari bahwa industri kreatif merupakan sumber ekonomi baru
yang wajib dikembangkan lebih lanjut di dalam perekonomian nasional. Departemen
Perdagangan mendaftarkan 14 sektor yang masuk kategori industri kreatif yaitu jasa
periklanan, arsitektur, pasar barang seni, kerajinan, desain, fesyen, film, video &
fotografi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan, penerbitan & percetakan,
layanan komputer & piranti lunak, televisi & radio serta riset & pengembangan. Industri
kreatif di Indonesia telah menjadi salah satu industri yang cukup berhasil dan
menjanjikan sejak tahun 2002. Melihat kontribusi yang positif dalam perekonomian,
maka pada tahun 2006 Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu membentuk program
Indonesia Design Power yaitu suatu program pemerintah yang yang tujuannya
menempatkan produk Indonesia berstandar internasional dan memiliki karakteristik
nasional yang dapat bersaing dan diterima pasar dunia. Industri kreatif di Indonesia
bahkan mampu bertahan di tengah ancaman krisis global.

Melihat begitu besarnya dampak industri kreatif terhadap perekonomian, maka sudah
tepat langkah pemerintah untuk memberikan perhatian khusus dan memajukan industri
kreatif Indonesia. Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk 237.556.363 jiwa
(Agustus 2010) memiliki potensi industri kreatif yang sangat besar. Potensi industri
kreatif Indonesia memiliki peluang besar untuk dikembangkan, keanekaragaman budaya,
keunikan sumber daya alam, insan-insan kreatif dan pasar domestik yang luas merupakan
modal bagi eksistensi industri ini.

Berdasarkan uraian di atas , penulis tertarik melakukan penulisan makalah penelitian


dengan judul “Pengaruh HKI dalam Upaya Pengembangan Potensi-Potensi Ekonomi
Kreatif (ekraf) bagi PDB Indonesia”.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan dua permasalahan,
yakni: Pertama, bagaimanakah kelembagaan HKI yang berperan dalam perlindungan HKI
atas produk-produk ekonomi kreatif berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku bagi creative city? Kedua, bagaimanakah peran kelembagaan HKI dalam praktek
perlindungan HKI terhadap produk-produk ekonomi kreatif selama ini bagi creative city?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini disusun dan diusulkan guna mencapai dua tujuan khusus yang hendak
dicapai, yakni: Pertama, untuk mengkaji kelembagaan HKI yang berperan dalam
perlindungan HKI atas produk-produk ekonomi kreatif berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku bagi creative city. Kedua, untuk mengkaji peran kelembagaan
HKI dalam praktek perlindungan HKI terhadap produk-produk ekonomi kreatif selama
ini bagi creative city.
BAB II
STUDI PUSTAKA

Produk Domestik Bruto Sektor Ekonomi Kreatif

Kontribusi PDB Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor


Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kretif Menurut Akses Permodalan*

Pemasaran Industri Ekonomi Kreatif

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL INDUSTRI EKONOMI KREATIF


BAB III
METEDOLOGI
Salah satu aspek penting dalam pengembangan Ekonomi Kreatif adalah
ketersediaan data dan informasi statistik yang menjadi dasar dalam pengambilan
kebijakan serta keputusan, baik bagi pemerintah maupun pelaku Ekonomi Kreatif. Dalam
rangka pemenuhan kebutuhan data tersebut, Badan Ekonomi Kreatif telah bekerjasama
dengan Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2016 lalu dalam melakukan penyusunan
database statistik Ekonomi Kreatif yang memuat informasi seputar data indikator Makro
Ekonomi Kreatif 20102015 dan hasil Survei Khusus Ekonomi Kreatif (SKEK) 2016.

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ;

 Analisis Variabel yang Mempengaruhi Ekonomi Kreatif


 Survei Khusus Ekonomi Kreatif, yang ditinjau dari beberapa aspek
diantaranya :
o Kontribusi PDB Ekonomi Kreatif
o Persentase Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif Menurut Aspek
Permodalan
o Pemasaran Industri Ekonomi Kreatif
o Hak Kekayaan Intelektual Industri Ekonomi Kreatif
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia dimulai pada era Pemerintahan


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.Hal ini dimulai dari pernyataan Presiden SBY
dalam pidato pembukaan INACRAFT 2005, bahwa beliau menekankan pentingnya
pengembangan industri kerajinan dan kreativitas bangsa dalam rangka pengembangan
ekonomi yang berdaya saing. Tak berselang lama, Kementerian Perdagangan membentuk
Indonesia Design Power. Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kekuatan
desain dan penciptaan merek. Kementerian Perdagangan juga mengadakan Indonesia
Design Power Expo. Acara tersebut merupakan salah satu usaha Kementerian
Perdagangan untuk memberikan zona khusus pameran bagi wirausaha kreatif.

Dua tahun kemudian pemerintah menyelenggarakan pameran khusus produk


budaya Indonesia, yaitu Pekan Produk Budaya Indonesia (PPBI) dengan tema Bunga
Rampai Produk Budaya Indonesia untuk Dunia. Dalam kesempatan tersebut, presiden
SBY kembali menguatkan bahwa Indonesia harus mengembangkan ekonomi kreatif yang
memadukan ide, seni, dan teknologi.

Pada tahun 2009, Presiden SBY mengeluarkan InpresNo. 6 Tahun 2009 tentang
Pengembangan Ekonomi Kreatif yang dikeluarkan di Jakarta pada tanggal 5 Agustus
2009. Dalam inpres tersebut dicantumkan bahwasanya presiden menginstrusikan kepada
seluruh menteri untuk ikut mensukseskan pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia.
Selain itu, dibentuk Tim Koordinasi Pengembangan Ekonomi Kreatif yang bertugas
melakukan koordinasi penyusunan dan pelaksanaan Rencana Aksi Pengembangan
Ekonomi Kreatif tahun 2009-2015 dan pelaksanaan program Tahunan Indonesia Kreatif
2009. Tim tersebut tersusun dari beberapa Menteri, dan beranggotakan pejabat
Kementerian, Lembaga Pemerintah Non Departemen , instansi terkait lainnya, dan para
ahli.

Pada tahun 2009 pemerintah juga membentuk Kementerian Khusus Industri


Kreatif di dalam Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif. Dengan dibentuknya
Kementeran Khusus Industri Kreatif, ini maka sektor industri mendapatkan perhatian
lebih dari pemerintah. Pemerintah melihat sektor ini mengalami peningkatan yang cukup
signifikan setiap tahunnya.
Hak Kekayaan Intelektual

Gagasan di sini adalah hasil pemikiran manusia. Oleh karena itu, pencipta produk
dan jasa dalam ekonomi keatif ini sangat penting untuk dihargai dan dilindungi hak
miliknya. Perlindungan terhadap hak atas kekayaan milik intelektual ini diatur dalam UU
Nomor 14 Tahun 2001 yang menyebutkan bahwa Paten berarti Hak Eksklusif yang
diberikan negara kepada inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi, yang untuk
selama waktu tertentu melaksanakan sendiri invensinya tersebut atau memberikan
persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya. Dalam masalah paten, ada
ketentuan bahwa pemegang paten wajib melaksanakan patennya di wilayah Indonesia. Itu
artinya, ia mesti memproduksi patennya di Indonesia, mulai dari investasi, penyerapan
tenaga kerja, hingga masalah transfer teknologi.

1. Data pendaftar/pemohon hak merek:


2012  :25,441 Pemohon/orang
2013  :17,574
2014  :36,619
2015  :40,122
2016  :276
2. Data pendaftar/pemohon hak paten:
2012  :2,822  Pemohon/orang
2013  :2,642
2014  :2,253
2015  :1,471
2016  :35
3. Data pendaftar/pemohon hak cipta:
Tahun         Program computer       Program non komputer
2012              500                                          5,525  pemohon/orang
2013              491                                          5,656
2014              451                                          5,220
2015              609                                          4,858
2016              56                                            745
Adapun Manfaat mendaftar Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
adalah:

1. Memberikan perlindungan hukum sebagai insentif bagi pencipta inventor


dan desainer dengan memberikan hak khusus  untuk mengkomersialkan
hasil dari.
2. Menciptakan iklim yang kondusif bagi investor.
3. Mendorong kegiatan penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan
penemuan baru di berbagai bidang teknologi. Sistem Paten akan
memperkaya pengetahuan masyarakat dan melahirkan penemu-penemu
baru.
4. Peningkatan dan perlindungan HKI akan mempercepat pertumbuhan
industri, menciptakan lapangan kerja baru,  mendorong pertumbuhan
ekonomi, dan meningkatkan kualitas hidup manusia.
5. Indonesia sebagai negara yang memiliki keanekaragaman suku/ etnik dan
budaya serta kekayaan di bidang seni, sastra dan budaya serta ilmu
pengetahuan dengan pengembangannya memerlukan perlindungan Hak
Kekayaan Intelektual (HKI).
6. Memberikan perlindungan hukum dan sekaligus sebagai pendorong
kreatifitas bagi masyarakat.
7. Mengangkat harkat dan martabat manusia dan masyarakat Indonesia.
8. Meningkatkan produktivitas, mutu, dan daya saing produk ekonomi
Indonesia.
BAB V
KESIMPULAN

Industrialisasi telah menciptakan pola kerja, pola produksi dan pola distribusi
yang lebih murah dan lebih efisien, era globalisasi dan konektivitas mengubah cara
bertukar informasi, berdagang, dan konsumsi dari produk-produk budaya dan teknologi
dari berbagai tempat di dunia. Dunia menjadi tempat yang sangat dinamis dan kompleks
sehingga kreativitas dan pengetahuan menjadi suatu aset yang tak ternilai dalam
kompetisi dan pengembangan ekonomi. Kebutuhan masyarakat yang bervariasi memicu
pelaku industri di Indonesia harus melakukan inovasi agar tetap dapat berproduksi. Peran
pemerintah sangat penting dalam kemunculan ekonomi kreatif di Indonesia. Karena
dengan dukungan pemerintah eksistensi ekonomi kreatif meningkat. Dari beberapa uraian
dalam pembahasan dapat disimpulkan ekonomi kreatif merupakan suatu konsep ekonomi
yang muncul setelah era ekonomi informasi yang mengedepankan kreativitas,
keterampilan dan bakat individu dalam mencipta karya orisinil berdasarkan daya kreasi
dan daya cipta individu yang bernilai ekonomis dan dilindungi oleh HKI.
REFERENSI

FMEI INDONESIA | Pengembangan Potensi Sektor Ekonomi Kreatif Indonesia dalam

Menghadapi Tantangan Persaingan Ekonomi Global

www.fmeindonesia.org

(Sunday, 6:36 pm)

http://eprints.umpo.ac.id/2859/2/Ekonomi%20Kreatif.pdf eprints.umpo.ac.id

(Sunday, 6:34 pm)

PERKEMBANGAN EKONOMI KREATIF DALAM ARUS PEMBANGUNAN EKONOMI MODERN

Makalah Disusun Oleh: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN

BISNIS | Dwi Rizqi Wijayanti - Academia.edu www.academia.edu

(Sunday, 6:48 pm)

PaperKeunggulanKompetitifEkonomiKreatif_NurulIstifadah_UniversitasAirlangga

(Sunday, 6:37 pm)

170475-data-statistik-dan-hasil-survei-ekonomi-kreatif.pdf

(Sunday, 6:38 pm)

SISTEM EKONOMI KREATIF 19 08 2016 [LO].pdf

(Sunday, 6:39 pm)

Problematika Ekonomi Kreatif dari Perspektif Kelembagaan Hak Kekayaan

Intelektual.pdf

(Sunday, 6:39 pm)

Anda mungkin juga menyukai