Makalah
“Sumber Daya Ekonomi Kreatif”
Mata Kuliah : Ekonomi Kreatif B
Dosen pengampu : LUH DINA EKASARI, S.E., AK., M.M
Disusun oleh :
Clara Olidiana Date Doni
2020110125
Ketika orbit kehidupan ekonomi terus berputar dan bergerak maju, maka
teori-teori pun terus berkembang mengikutinya. Dinamika pergerakan orbit
tersebut mendorong Alvin Toffler (seorang dan kawan-kawan untuk
mengamatinya. Hasil pengamatan mereka sampailah pada sebuah
kesimpulan bahwa peradaban kehidupan ekonomi umat manusia telah
berada pada orbit kehidupan ekonomi informasi dimana yang sebelumnya
yaitu pada kehidupan ekonomi pertanian dan industri.
Namun perkembangan setelah itu, dimana kehidupan ekonomi umat
manusia telah berubah seiring dengan berlangsungnya proses globalisasi
ekonomi dan banyaknya temuan baru dibidang teknologi komunikasi dan
informasi, telah mengiring peradaban manusia ke dalam suatu arena
interaksi sosial yang baru yang belum pernah terbayangkan sebelumnya, dan
hal itu sama sekali belum terdeteksi dalam kajian Toffler dan kawan-kawan.
Kondisi kehidupan ekonomi umat manusia setelah itu diwarnai oleh
berbagai fenomena yang muncul setelah melewati orbit ekonomi informasi,
oleh John Howkins diamati dengan amat serius. Ia berkesimpulan bahwa
kehidupan ekonomi umat manusia saat ini telah memasuki suatu orbit baru
yang disebutnya sebagai orbit ekonomi kreatif (creativity based economy).
Pada orbit ini tuntunan akan keunggulan kreasi dan inovasi lebih dominan.
BAB II
PEMBAHASAN
5. Dampak Sosial
a. Kualitas Hidup
Pembangunan dengan modal kreativitas yang terarah dan tepat
sasaran, pada jangka panjang akan meningkatkan pertumbuhan dan
keadilan (growth and Equity), sehingga dapat meningkatkan
kualitas hidup.
1) Kreativitas dapat meningkatkan daya saing produk Indonesia,
karena kreativitas merupakan input utama dalam proses desain dan
R&D yang akan menghasilkan inovasi. Daya saing yang tinggi
dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dan pendapatan
pekerja, yang pada gilirannya dapat meningkatkan daya beli dan
kualitas hidup masyarakat.
2) Pengembangan Kewirausahaan berbasis kreativitas dapat pula
berorientasi inovasi sosial. Motivasi dan inovasi sosial adalah
mencapai tingkat kualitas hidup yang lebih baik dari sisi
kebahagiaan yang dibangun berdasarkan prinsip kebersamaan dan
saling berbagi.
3) Secara statistik penghasilan pekerja disektor industri kreatif
diatas rata-rata penghasilan pekerja di sektor industri lain
b. Peningkatan Toleransi Sosial
Kota-kota yang memiliki konsentrasi pekerja kreatif yang tinggi adalah kota-
kota yang berdinamika dengan tingkat toleransi yang tinggi. Toleransi sosial
merupakan faktor utama untuk menciptakan iklim kreatif yang dapat menarik
pekerja kreatif tinggal dan berkreasi. Kota yang beriklim kreatif pertumbuhan
ekonominya akan lebih cepat karena banyaknya minat perusahaan-perusahaan
untuk mendirikan usaha-usaha disana, yang pada akhirnya membuka lapangan
pekerjaan untuk masyarakat sekitar.
Pada hari minggu, tanggal 4 mei 2008, di harian Pikiran Rakyat dimuat
berita mengenai terpilihnya Bandung sebagai percontohan kota industri
Kreatif se-Asia Timur. Terungkap bahwa pemerintah kita mendukung
penganugerahan ini dan berusaha untuk bekerja sama dengan pihak
manapun untuk mewujudkan kota Bandung sebagai Kota Kreatif. Saat
ini juga memang sudah banyak seminar, workshop membicarakan
mengenai industri kreatif yang banyak dikaitkan dengan masalah ini.
Berkaitan dengan kota kreatif tersebut direncanakan mulai Agustus 2008
akan dimulai proyek yang bernama “Bandung Creative City” yang
berlangsung selama tiga tahun.
Sumber pembiayaan secara umum bisa berasal dari modal sendiri atau
modal penjualan. Kekuatan sumber pembiayaan yang berasal dari modal
sendiri biasanya terbatas. Maka, diperlukan sumber pembiayaan dari
modal pinjaman. Karakteristik ekonomi kreatif sekalian pada skala
UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah). Karena industri ini lebih
mengedepankan kreativitas pada desain produk dan jasa yang dihasilkan
sehingga sangat jarang berada pada skala yang besar dan menengah.
Biasanya sumber permodalan yang berasal dari pinjaman lebih
mengutamakan kepada mereka yang berskala besar dan menengah.
1. Industri (Industry)
Merupakan bagian dari kegiatan masyarakat yang terkait dengan
produksi, distribusi, pertukaran serat konsumsi produk atau jasa dari
sebuah negara atau area tertentu.
2. Teknologi (Technology)
Suatu entitas baik material maupun non material, yang merupakan
aplikasi dari penciptaan proses mental dan fisik untuk mencapai nilai
tertentu. Teknologi ini akan menjadi enabler untuk mewujudkan
kreativitas individu dalam karya nyata.
Richard Florida mengatakan ada tiga model utama membangun
ekonomi berbasis kreativitas:
a. Talenta sumber daya insani
b. Teknologi
c. Toleransi sosial
Teknologi dimasukkan ke dalam pilar karena fungsinya sebagai
kendaraan atau perangkat bagi landasan ilmu pengetahuan. Teknologi
bisa dipakai dalam berkreasi, memproduksi, berkolaborasi, mencari
informasi, distribusi, dan saran bersosialisasi.
3. Resources (Sumber daya)
Sumber daya yang dimaksudkan disini adalah input yang dibutuhkan
dalam proses penciptaan nilai tambah. Sumber daya meliputi SDA
ataupun ketersediaan lahan yang menjadi input penunjang dalam
industri kreatif.
4. Institution (Institusi)
Sebagai tatanan sosial di mana termasuk didalam-Nya adalah
kebiasaan, norma, adat, dan aturan dan hukum yang berlaku.
5. Lembaga Intermediasi Keuangan (Financial Intermediary)
Lembaga intermediasi keuangan yang dimaksudkan disini adalah
lembaga yang berperan menyalurkan pendanaan kepada pelaku
industri yang membutuhkan, baik dalam bentuk modal maupun
pinjaman. Lembaga intermediasi keuangan ini sangat penting untuk
kebutuhan keuangan pelaku industri kreatif.
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran