Anda di halaman 1dari 12

TUGAS RINGKASAN MATERI

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN


TENTANG
PROSEDUR AKUNTANSI PENDIRIAN FIRMA

DI
SUSUN OLEH:

KELOMPOK 2

1. CLARA OLIDIANA
DATE DONI (2020110125)

2. ROSALIA BANI (2020110093)

3. AURELIA TRIWIDIA WENI (2020110032)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG

2022/2023

1.1 PROSEDUR AKUNTANSI PENDIRIAN FIRMA 

Dalam pendirian suatu persekutuan atau firma, sebelum operasi biasanya para
anggota membuat suatu kesepakatan atau perjanjian yang tertuang dalam akta pendirian
yang biasanya berisi tentang hal-hal berikut ini:

1. Nama dan alamat firma.


2. Jenis usaha firma, misalnya usahanya dalam bidang jasa, perdagangan, atau
menufaktur
3. Hak dan kewajiban masing-masing anggota, misalnya siapa yang menjadi
manajer serta tugas dan wewenang anggota yang lainnya.
4. Jumlah modal yang ditanamkan pertama kali oleh masing-masing anggota,
termasuk uraian lengkap tentang aktiva non-kas yang diserahkan (bila ada) yang
digunakan dalam operasi firma.
5. Pembagian laba-rugi yang biasanya ditunjukkan dalam bentuk rasio antara
anggota yang satu dengan yang lainnya.
6. Syarat-syarat pengambilan modal (prive) dan penambahan modal.
7. Prosedur penerimaan anggota baru firma.
8. Prosedur keluarnya anggota firma.
9. Prosedur pembubaran firma apabila firma dilikuidasi.
10. Dan uraian penting lainnya.

Akuntansi pendirian firma akan mencakup pembahasan masalah prosedur akuntansi


pada saat pendirian firma oleh para anggota dan pembagian laba-rugi firma. Apabila
dibuat skema pembahasan mengenai akuntansi pendirian firma akan tampak sebagai
berikut  :

1. Firma didirikan oleh anggota-anggota yang semuanya belum mempunyai usaha


(semua anggota baru)
2. Firma didirikan oleh anggota yang sudah memiliki usaha sebelumnya dan
anggota yang belum punya usaha.
3. Firma didirikan oleh anggota-anggota yang semuanya sudah memiliki usaha
sebelumnya.
Akibat adanya beberapa kemungkinan anggota-anggota pendiri, maka ada 2
(dua) metode akuntansi yang dapat digunaka untuk mencatat pendjrjan firma
yaitu:

1. Pembukuan firma menggunakan buku baru.


2. Pembukuan firma melanjutkan milik salah seorang anggota firma yang
sudah memiliki usaha

1.2.1. Firma Didirikan Oleh Anggota-anggota Yang Semuanya Belum Memiliki


Usaha

Apabila firma didirikan oleh anggota-anggota yang semuanya belum memiliki usaha,
maka setoran pertama di masing-masing anggo tersebut akan langsung dicatat dalam
rekening modal masing-masing anggota. Apabila ada anggota yang menyetorkan modal
pertama berupa aktiva non-kas maka aktiva non-kas tersebut terlebih dahulu harus
dinilai sebesar nilai wajar atau harga pasarnya Jika tidak dapat ditentukan nilai wajar
atau harga pasar aktiya non-kas tersebut maka aktiva non-kas tersebut dinilai
berdasarkan perjanjian dan para anggota. Jumlah setoran pertama dan masing masing
anggota ini harus dicantumkan dajam akte pendirian firma.

Untuk memperoleh gambar yang jelas mengenaj prosedur akuntansi pendirian firma
dapat diikuti dalam contoh berikut ini.

Contoh 1 : Pada tanggal I Januari 19A, Tuan Ali, Ahmad dan Ardi sepakat untuk
mendirikan sebuah firma. Berikut ini adalah setoran modal masing-masing anggota.

  Tuan Ali Tuan Tuan Ardi


Ahmad
–        Kas………….–       Rp    – 5.000.000,00
Persediaan……………….. 20.000.000,00
16.000.000,0 8.000.000,00
–        Kendaraan……….. – 0
7.000.000,00
–        Tanah…………… 3.000.000,00 –
10.000.000,0
–        Bangunan Kantor……….. – 4.000.000,00 0

      Jumlah 2.000.000,00 – –

Rp    20.000.000,030.000.000,0
25.000.000,00 0 0

Jurnal yang harus dibuat untuk mencatat transaksi penyetoran modal masing-masing
anggota adalah sebagai berikut:

1)        Kas ………………….   Rp 20.000.000,00

Kendaraan …………..           3.000.000,00

Bangunan Kantor ……          2.000.000,00

Modal Tuan Ali…………………… Rp 25.000.000,00

       (Untuk mencatat penyetoran modal Tuan Ali)                       

2)        Persediaan …………..   Rp 16.000.000,00

Tanah ……………….           4.000.000,00

Modal Tuan Ahmad………………. Rp 20.000.000,00


       (Untuk mencatat penyetoran modal Tuan Ahmad)

3)        Kas ………………….   Rp   5.000.000,00

Persediaan…………..              8.000.000,00

Tanah ……………….         10.000.000,00

Kendaraan …………..           7.000.000,00

Modal Tuan Ardi                               ………………….    Rp 30.000.000,00

       (Untuk mencatat penyetoran modal Tuan Ardi)                     

Setelah jurnal penyetoran modal masing-masing anggota dibuat, maka selanjutnya


transaksi penyetoran tersebut diposting ke dalam masing-masing rekening buku besar
sehingga pada saat pendirian, firma tersebut memiliki delapan buah buku besar, yaitu:

1. Buku besar Kas.


2. Buku besar Persediaan
3. Buku besar tanah
4. Buku besar kendaraan
5. Buku besar Bangunan Kantor
6. Buku besar Modal tuan Ali
7. Buku besar Modal tuan Ahmad
8. Buku besar Modal tuan Ardi

Perlu diketahui pula bahwa buku-buku yang digunakan oleh firma tersebut semuanya
adalah buku baru, hal ini disebabkan karena semua pendiri firma merupakan anggota-
anggota yang sebelumnya tidak memiliki usaha-usaha perseorangan sehingga
pembukuan firma menggunakan buku baru.

Apabila masing-masing rekening sudah dicatat dalam buku besarnya, maka neraca awal
pada saat pendirian firma akan tampak sebagai berikut:

Firma “AAA”

NERACA AWAL
1 Januari 19A

Aktiva Lancar :Kas   Hutang :Modal :  

Persediaan Barang   Modal Tn. Ali  

Total Akt. Lancar 25.000.000,00 Modal Tn. Ahmad  

Aktiva Tetap : 24.000.000,00 Modal Tn. Ardi  

Tanah   Total Modal  

Bangunan kantor 49.000.000,00 Juml. Hut & Modal  

Kendaraan    

Total Akt. Tetap    

Jumlah Aktiva    

14.000.000,00 25.000.000,00

2.000.000,00 20.000.000,00

10.000.000,00 30.000.000,00

   

26.000.000,00 75.000.000,00

   

75.000.000,00 75.000.000,00

Setelah neraca awal firma dibuat, selanjutnya ditentukan pula rasio atau perbandingan
pembagian laba-rugi firma untuk masing-masing anggota dan perjanjian mengenai
perbandingan pembagian laba-rugi ini harus dicantumkan dalam akte pendirian.

1.2.2. Firma Didirikan Oleh Anggota yang Sudah Memiliki Usaha dan Anggoga
yang Belum Memiliki Usaha

     Apabila firma didirikan oleh salah seorang anggota yang sudah memiliki usaha
perusahaan perseorangan dan beberapa anggota yang belum memiliki usaha, maka
prosedur akuntansinya adalah sebagai berikut:
1. Mengadakan penilaian kembali aktiva atau kekayaan milik anggota yang sudah
memiliki usaha.
2. Mencatat penyetoran kekayaan anggota yang belum memiliki usaha
3. Menyusun neraca awal firma.

Akibat adanya anggota pendiri firma yang sudah memiliki usaha dan yang belum
memiliki usaha, maka ada dua metode akuntansi yang dapat digunakan untuk mencatat
pendirian firma, yaitu :

1. Pembukuan firma menggunakan buku-buku baru, dan


2. Pembukuan firma melanjutkan buku milik anggota yang sudah memiliki usaha

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas, dapat diikuti kasus dalam contoh berikut ini :

Contoh 2

Pada tanggal 3 Maret 19B, Tuan Arpra, Nyonya Fina, Tuan Riski, dan Nona Rahma
bersepakat untuk mendirikan sebuah firma yang bergerak dalam bidang perdagangan
konveksi. Nyonya Fina, Tuan Riski dan Nona Rahma adalah merupakan anggota-
anggota yang sebelumnya belum memiliki usaha, sedangkan Tuan Arpra sudah
memiliki perusahaan perseorangan yang berupa Toko Konveksi pakaian jadi yang pada
saat firma akan didirikan mempunyai posisi keuangan sebagai berikut:

NERACA TUAN ARPRA

3 Maret 19B

Kas Piutang dagang 6.000.000,00 Hutang dagang Hutang 3.500.000,00


bank
Persediaan Barang 1.500.000,00 4.500.000,00
Modal
Alat-alat toko 8.750.000,00  
Total
Total 2.250.000,00 10.500.000,00

   

18.500.000,00 18.500.000,00

Sedangkan anggota-anggota yang lainnya menyetorkan kekayaan sebagai berikut :

  Ny. Fina Tuan Risky Nn. Rahma


Kas………………………..Persediaan…………… Rp    – 4.600.000,00
…… 12.000.000,00
16.000.000,0 –
Kendaraan……………….. – 0

Tanah…………………….. 18.000.000,00 –
6.000.000,00
Peralatan kantor…………. – –

Bangunan Kantor…….….. – 8.000.000,00
6.000.000,00
 Jumlah – –
16.600.000,0
Rp    24.000.000,0 0
20.000.000,00 0

            Setelah ke-empat anggota pendiri firma tersebut bersepakat untuk mendirikan
firma, maka mereka mengadakan perjanjian mengenai hal-hal sebagai berikut :

1. Kas milik tuan Arpra diambil seluruhnya oleh Tuan Arpra.


2. Persediaan barang dagangan tuan Arpra dinilai kembali dan diturunkan nilainya
Sebesar Rp 2.500.000,00
3. Hutang Bank tuan Arpra akan dilunasi sendiri oleh Tuan Arpra.
4. Tanah milik Nona Rahma dinilai kembali sebesar nilai wajarnya, yaitu sebesar
Rp 8.400.000,00
5. Kendaraan milik Nyonya Fina juga dinilai kembali menjadi Rp l4.000.000,00
6. Firma tersebut diberi nama Firma ‘KURNIA’.

Berdasarkan transaksi pada contoh 2 di atas, maka prosedur akuntansi pendirian firma
dengan menggunakan dua metode pembukuan adalah sebagai berikut:

1. PROSEDUR AKUNTANSIPENDIRIAN FIRMA DENGAN METODE


PEMBUKUAN MENGGUNAKAN BUKU BARU

Jika firma Kurnia menggunakan buku baru, maka prosedur akuntansi yang dilakukan
adalah sebagai berikut:

1)        Mengadakan penyesuaian kekayaan anggota yang sudah memiliki usaha (dalam
hal ini Tuan Arpra), yaitu dengan membuat jurnal penyesuaian sesual dengan perjanjian
sebagai berikut:

Hutang Bank ……………… Rp 4.500.000,00

Modal Tn. Arpra …………..       4.000.000,00


Kas …………………………………………Rp 6.000.000,00

Persediaan …………………………………       2.500.000,00

Akibat adanya jurnal di atas, maka kekayaan dan modal tuan arpra akan menjadi
sebagai berikut :

– Piutang dagang ………………………….               Rp 1.500.000,00

– Persediaan Barang Dagangan

            Rp. 8.750.00,00 – Rp. 2.500.000,00                     6.250.000,00

–   Alat-alat toko ……………………………                     2.250.000,00

–   Hutang dagang ………………………….                     3.500.000,00

–   Modal Tuan Arpra :

Rp 10.500.000,00 – Rp 4.000.000,00                   6.500.000,00

2)        Melakukan penutupan buku rekening-rekening milik tuan arpra yaitu dengan
membuat jurnal penutup sebagai berikut :

Hutang dagang         Rp 3.500.000,00

Modal tuan Arpra           6.500.000,00

Piutang dagang                                             Rp 1.500.000,00

Persediaan                                                           6.250.000,00

Alat-alat toko                                                      2.250.000,00

3)        Mencatat penyetoran kekayaan anggota-anggota yang belum memiliki usaha,


termasuk penyetoran kekayaan tuan Arpra.           

a)      Jurnal penyetoran kekayaan Nyonya Fina:

Kas ……………………….. Rp 12.000.000,00

Kendaraan …………………       14.000.000,00

Modal Nyonya Fina …………………..         Rp 26.000.000,00


b)      Jurnal penyetoran kekayaan Tuan Risky
Persediaan ……………… Rp 16.000.000,00
Peralatan Kantor ………..        8.000.000,00

Modal Tuan Risky ………………….                        Rp 24.000.000,00

c)      Jurnal penyetoran kekayaan Nona Rahma:    

Kas ……………………… Rp   4.600.000,00

Peralatan Kantor ………..         8.400.000,00

Bangunan ……………….         6.000.000,00

            Modal Nona Rahma ………………..             Rp 19.000.000,00

d)     Jurnal penyetoran kekayaan Tuan Arpra

Piutang dagang …………. Rp  1 .500.000,00

Persediaan ……………….        6.250.000,00 

Alat-alat Toko ……………….        2.250.000,00

Hutang dagang ……………………..                        Rp   3.500.000,00

Modal tuan Arpra …………………..                        Rp   6.500.000,00

4)        Membuat neraca awal firma Kurnia, yaitu sebesar masing-masing rekening dari
penyetoran kekayaan masing-masing anggota yang sudah dicatatdalam buku besar.
Adapun neraca awal firma akan tarnpak sebagai berikut :

Aktiva Lancar :Kas Rp 16.000.000,00 Hutang :Hutang Rp.


……………………. dagang … 3.500.000,00Rp
      1.500.000,00 26.000.000,00
Piutang dagang ……….. Modal  :
    22.500.000,00       24.000.000,00
Persediaan barang …….. Modal Ny. Fina …..
      2.250.000,00       19.000.000,00
Alat-alat toko …………. Modal Tn. Risky …
         6.500.000,00
Total Akt. Lancar …….. Modal Nn. Rahma..
     
   Modal Tn. Arpra…
Aktiva Tetap : Rp 42.000.000,00 Total Modal …….. Rp 75.500.000,00

Tanah ………………….   Juml. Hut & Modal    


  
Bangunan ………………   Rp.79.000.000.00

Kenderaan ……………..  

Peralatan kantor ……….  Rp   8.400.000,00

Total Akt. Tetap ………         6.000.000,00

Jumlah Aktiva …………       14.000.000,00

        8.000.000,00

Rp 36.000.000,00

 Rp 79.000.000,00

Sctelah neraca awal firma dibuat, langkah seianjutnya adalah menentukan rasio
pembagian laba-rugi firma, kemudian barulah firma tersebut mulai beroperasi.

2. PROSEDUR AKUNTANSI PENDIRIAN FIRMA DENGAN METODE


PEMBUKUAN MELANJUTKAN BUKU SALAH SEORANG ANGGOTA
YANG SEBELUMNYA SUDAH MEMPUNYAI USAHA.

Apabila firma Kurnia menggunakan buku melanjutkan buku milik salah seorang
anggota yang sudah memiliki usaha, maka prosedur akuntansi yang dilakukan

Adalah sebagai berikut:

1)      Mengadakan penyesuaian kekayaan anggota yang sudah memiliki usaha (dalam
hal mi Tuan Arpra). Jurnal penyesuaian yang dibuat identik dengan jurnal penyesuaian
pada metode pembukuan firma dengan menggunakan buku baru yang telah diuraikan di
muka.

2)      Mencatat penyetoran kekayaan anggota-anggota yang belum memiliki usaha,


yaitu Nyonya Fina, Tuan Risky, dan Nona Rahma. Sedangkan tuan Arpra tidak perlu
membuat jurnal penyetoran kekayaannya, sebab firma menggunakan bukunya untuk
mencatat transaksi-transaksi firma. Dengan demikian, maka jurnal penyetoran kekayaan
Nyonya Fina, Tuan Risky, dan Nona Rahma adalah identik dengan jurnal nomor 3a, 3b,
dan 3c pada metode pembukuan firma dengan menggunakan buku baru yang telah
diuraikan di muka.

3)      Membuat neraca awal firma yang caranya sama persis dengan metode pembukuan
firma dengan menggunakan buku baru (lihat di muka).

Dengan adanya dua metode pembukuan yang telah dibahas di atas, ternyata pada
dasarnya keduanya akan menggunakan cara pencatatan dan penjurnalan yang sama.
Perbedaan yang ada antara menggunakan buku baru dengan melanjutkan buku salah
satu anggota yang sudah memiliki usaha hanyalah terletak pada ‘Penutupan buku
anggota yang sudah punya usaha’.

Untuk metode yang pertama, buku anggota yang sudah punya usaha perlu
ditutup sebab firma akan menggunakan buku baru dan anggota tersebut dianggap tidak
punya usaha dan sebagai akibatnya dibuat pula jurnal penyetoran kekayaan anggota
yang sudah punya usaha (Lihat jurnal nomor 3d pada metode yang pertama).

Sedangkan pada metode yang ke dua, tidak diadakan penutupan buku dan jurnal
penyetoran kekayaan anggota yang sudah punya usaha, sebab pembukuan firma
menggunakan buku rniliknya atau rnelanjutkan buku-buku miliknya.

Neraca awal pendirian firma dengan menggunakan metode pertama dan metode
ke dua akan menghasilkan informnasi yang sama.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, 2002.Pokok-pokok Akuntansi Lanjutan,Edisi Revisi, liberty,Yogyakarta.

Beams, Floyd A., Jusuf, Abadi, Amir, 2000. Akuntansi Keuangan Lanjutan di
Indonesia,Salemba Empat, Jakarta.

Evi Maria, 2011, Akuntansi Lanjutan, Penerbit Gava Media,Yogyakarta

F.Zebua, 2009, Akuntasi Keuangan Lanjutan, Penerbit Mitra Wacana Media


Jakarta

Golrida Karyawati. 2012. Akuntansi Keuangan Lanjutan. Erlangga, Jakarta.

Harnanto, Hadori Yunus. 2009. Akuntansi Keuangan Lanjutan. Yogyakarta

Hery. 2014. Prakris Menyusun Laporan Keuangan. PT Grasindo. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai