Howard Gardner dengan bukunya Five Minds of The Future menyatakan bahwa
terdapat beberapa pola piker utama yang diperlukan di masa yang akan datang.
yaitu: Pola pikir disipliner (The Disciplinary Mind), yaitu pola pikir yang
dipelajari di bangku sekolah. Dahulu yang dianggap sebagai disiplin ilmu adalah
ilmu-ilmu seperti sains, matematika, dan sejarah. Saat ini, sekolah-sekolah harus
menambahkan untuk mengajarkan paling tidak satu bidang seni secara serius
seperti halnya disiplin ilmu lainnya, Pola pikir mensin-tesa (The Synthetizing
Mind), yaitu kemampuan menggabungkan ide-ide dari berbagai disiplin ilmu atau
menyatukannya Ke dalam satu kesatuan dan kemampuan menyampaikan hasil
miegrasi itu kepada orang banyak. Pola pikir sintesa melatih kesabaran untuk
berpikir luas dan fleksibel, bersedia menerima sudut pandang dari multi disiplin.
Dalam konteks luas. dengan semakin banyaknya orang seperti ini di dalam suatu
komunitas, maka komunitas itu akan menjadi semakin produktif dan kreatif.
Dalam konteks bisnis. ide-ide baru tersebut akan lebih mudah diterima oleh
konsumen. Dalam hal memperkenalkan produk atau jasa baru. sirategi
komunikasi dan pencitraan (branding) yang diperkuat dengan kemampuan sintesa
akan meningkatkan kesuksesan di pasar, Pola pikir kreasi (The Creating Mind),
yau kemampuan untuk mengungkapkan dan menemukan jawaban dari suatu
permasalahan dari fenomena yang ditemuinya. Dalam konteks desain, proses
kreasi selalu diawali dengan pengumpulan permasalahan-permasalahan yang ada
yang harus dipecahkan. Di akhir proses. akan dihasilkan desain-desain baru yang
tidak lain adalah hasil pemecahan suatu masalah. Dalam konteks bisnis.
kemampuan ini bisa menggerakkan perusahaan-perusahaan untuk. lebih proaktif,
tidak hanya mengikuti wrend, tetapi juga menciptakan trend, Pola pikir
penghargaan (The Respectful Mind). yaitu kesadaran untuk mengapresiasi
perbedaan diantara kelompok-kelompok manusia. Pola pikir seperti ini sangat
dibutuhkan dalam menciptakan keharmonisan di dalam lingkungan.
Sementara itu. Wiko (2010:22) menjelaskan bahwa landasan dasar dari konsep
ekonomi kreatif ini adalah dimana ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan
input utama dalam mendorong pembangunan ekonomi dan menciptakan
pertumbuhan ekonomi yang baik. Ekonomi kreatif menjadi agenda dan dasar dari
suatu negara dalam membangun ekonominya. /nvesimeni of human capilal
menjadi pragram dan kebijakan dalam menetapkan pertumbuhan ekonomi. Ini
telah merubah paradigma pembangunan ekonomi global yang menganut prinsip
bahwa kekayaan alam merupakan kunci bagi pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi suatu bangsa untuk bersaing dalam pembangunan global. Terbukti saat
ini, negara-negara dengan sumber kekayaan alam yang sangat minim seperti
Singapura, Swiss, Finlandia dan beberapa negara lainnya mampu bersaing dengan
ketahanan ekonomi yang kuat dalam perekonomian global. Kunci dari
keberhasilan tersebut adalah pada pemanfaatan sumber daya manusia yang
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sumber daya ini yang terus dipacu dan didorong untuk menghasilkan inovasi dan
produktivitas agar ekonomi dapat tumbuh dan kesejahteraan masyarakat dapat
ditingkatkan. Ekonomi kreatif pada prinsipnya adalah pengembangan sumber
daya manusia yang bermutu tinggi dan didayagunakan sepenuhnya dalam
pembangunan. Dalam ekonomi kreatif, tenaga kerja dan teknologi merupakan dua
faktor utama yang harus dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam menciptakan
produktivitas tinggi dan secara agregatif nantinya akan mendorong pembangunan
dan pertumbuhan ekonomi, dari aspek tenaga kerja, konsep ckonomi kreatif
adalah menciptakan tenaga kerja yang memiliki skill dan ilmu pengetahuan yang
baik sehingga dalam proses pekerjaan dapat memberikan output yang baik
dibandingkan tenaga kerja dengan skill dan ilmu pengetahuan yang rendah.
Sumber daya manusia yang lebih terdidik dengan skill yang dapat dihandalkan
lebih bisa melakukan inovasi-inovasi dalam bekerja. Dari aspek teknologi,
perkembangan teknologi yang semakin pesat merupakan efek dari peningkatan
kualitas pendidikan secara global, telah mampu menciptakan nila tambah (yelug
added) yang sangat besar dalam output produksi, Teknologi mempercepat proses
produksi, dengan teknologi terjadi efisiensi biaya produksi dan menuju kepada
daya saing produk. Penelitian tentang peran industri kreatif dalam mempengaruhi
performa inovasi ekonomi pernah dilakukan oleh Kathrin Muller, Christian
Rammer, dan Johannes Truby (2008) di Eropa. Penelitian tersebut berupaya
menganalisis Liga peran utama industri kreatif terhadap inovasi ekonomi. Yang
pertama adalah, industri kreatif adalah sumber utama dari ide-ide inovatif
potensial yang berkontribusi terhadap pembaruan/inovasi produk barang dan jasa.
Yang kedua, industri kreatif menawarkan jasa yang dapat digunakan sebagai input
dari aktivitas inovatif perusahaan dan organisasi baik yang berada di dalam
lingkungan industri kreatif maupun yang berada di luar industry kreatif. Yang
terakhir adalah, industri kreatif menggunakan teknologi secara intensif. sehingga
dapat mendorong inovasi dalam bidang teknologi tersebut.
Indusiri kreatif dalam jurnal ini digambarkan sebagai kegiatan ekonomi yang
berkeyakinan penuh pada kreativitas individu. Dalam mengklasi
fikasikanperusahaan-perusahaan dalam bidang industri kreatif. Muller dan rekan-
rekannya menggunakan analisis derajat kreativitas. Analisis derajat kreativitas ini
dibagi menjadi liga, yaitu: kreativitas pegawai, kreativitas produk, dan kreativitas
dalam proses produksinya. Penelitian lain yang digunakan sebagai bahan rujukan
adalah adalah jurnal penelitian yang ditulis oleh Lynnette Claire (2009). Claire
menulis tentang bagaimana menumbuhkan ekonomi kreatif—dalam penelitian ini
adalah di Tacoma, USA. Dalam peneli- tiannya. Claire meneliti dengan
menggunakan sebuah eksperimen yang diberi nama “Tacoma Experimenit".
Dalam eksperimen ini. direkrut 30 orang dengan latar belakang profesi dari
berbagai bidang. Diantaranya adalah, dari bidang bisnis, pemerintahan,
pendidikan, pekerja seni, dan bidang non-profil untuk bekerja selama setahun
dalam eksperimen ini.
Proses proyek eksperimen ini lebih kepada bagaimana 30
orang tersebut saling menjaga komunikasi antara satu dengan lainnya sehingga
tercipta hubungan yang baik antara masing-masing orang. Dengan Komunikasi
tersebut. diyakini nilai kreatif seseorang akan meningkat. Hal ini sesuai dengan
tujuan penelitian tersebut yang ingin menunjukkan, bagaimana sebuah kota dapat
menyatukan orang-orang dari berbagai bidang profesi, pebisnis. dan pe-merintah,
serta sektor-sektor non profit, dalam menciptakan ekonomi kreatif yang lebih
kuat. Inti dari penelitian tersebut adalah saring atau saling bertukar ide dan
informasi antar individu dapat meningkatkan nilai kreativitas seseorang.
Penelitian Claire cukup memberikan wawasan mengenai pengembangan ekonomi
kreatif. Bahwa, meskipun kreativitas seseorang cenderung merupakan nilai
individual orang tersebut, namun perkembangan- nya memerlukan pengaruh dari
lingkungan luar atau dalam hal ini orang lain. Masing-masing pihak dalam
penelitian Claire, yaitu pebisnis, pemerintah, dan lembaga non-profit.
berkedudukan sepadan dan saling mempengaruhi satu sama lain dalam hal
perubahan nilai kreativitasnya,