PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketika orbit kehidupan ekonomi terus berputar dan bergerak maju, maka teori-teori
pun terus berkembang mengikutinya. Dinamika pergerakan orbit tersebut mendorong
Alvin Toffler (seorang dan kawan-kawan untuk mengamatinya. Hasil pengamatan mereka
sampailah pada sebuah kesimpulan bahwa peradaban kehidupan ekonomi umat manusia
telah berada pada orbit kehidupan ekonomi informasi dimana yang sebelumnya yaitu pada
kehidupan ekonomi pertanian dan industri.
Namun perkembangan setelah itu, dimana kehidupan ekonomi umat manusia telah
berubah seiring dengan berlangsungnya proses globalisasi ekonomi dan banyaknya temuan
baru dibidang teknologi komunikasi dan informasi, telah mengiring peradaban manusia
kedalam suatu arena interaksi sosial yang baru yang belum pernah terbayangkan
sebelumnya, dan hal itu sama sekali belum terdeteksi dalam kajian Toffler dan kawan-
kawan.
Kondisi kehidupan ekonomi umat manusia setelah itu diwarnai oleh berbagai
fenomena yang muncul setelah melewati orbit ekonomi informasi, oleh John Howkins
diamati dengan amat serius. Ia berkesimpulan bahwa kehidupan ekonomi umat manusia
saat ini telah memasuki suatu orbit baru yang disebutnya sebagai orbit ekonomi kreatif
(creativity based economy). Pada orbit ini tuntunan akan keunggulan kreasi dan inovasi
lebih dominan.
B. Rumusan Masalah
Masalah-masalah yang akan di pecahkan dalam makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Ekonomi Kreatif dan Industri Kreatif?
2. Bagaimana Aksi Pengembangan industri Kreatif di Indonesia?
3. Apa saja Peluang dan Tantagan yang Dihadapi Industri Kreatif?
4. Bagaimana Pembaruan Sumber Daya Dalam Ekonomi Kreatif?
5. Apa Sumber pembiayaan industri kreatif untuk kesejahteraan Bangsa?
6. Bagaimana Model Pengembangan Industri Kreatif?
7. Bagaimana Fondasi Model Pengembangan Industri Kreatif?
8. Bagaimana Pilar utama Model Pengembangan Industri Kreatif?
9. Apa saja Agenda pengembangan Ekonomi Kreatif di Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah:
1. Dapat memahami apa yang dimaksud dengan ekonomi Kreatif dan industri kreatif.
2. Dapat memahami Aksi pengembangan industri Kreatif di Indonesia.
3. Dapat memahami Peluang dan Tantagan yang Dihadapi Industri Kreatif.
4. Dapat memahami Pembaruan Sumber Daya Dalam Ekonomi Kreatif.
5. Dapat memahami Sumber pembiayaan industri kreatif untuk kesejahteraan Bangsa.
6. Dapat memahami Model Pengembangan Industri Kreatif.
7. Dapat memahami Fondasai Model Pengembangan Industri Kreatif.
BAB II
PEMBAHASAN
Ekonomi kreatif merupakan gelombang ekonomi baru yang lahir ada awal abad ke-21.
Gelombang ekonomi baru ini mengutamakan intelektual sebagai kekayaan yang dapat
menciptakan uang, kesempatan kerja, pendapatan, dan kesejahteraan. Inti dari ekonomi
kreatif teretak pada indusri kreatif, yaitu Industi yang digerakkan oleh para kreator dan
inovator. Rahasia eonomi kreatif terletak pada kreativitas dan keinovasian.
Industri kreatif merupakan industri yang menggunakan sumber daya yang terbarukan,
dapat memberikan kontribusi dibeberapa aspek kehidupan, tidak hanya dari sudut pandang
ekonomi semata, tetapi juga ditinjau dari dampak positif yang ditimbulkan terutama bagi
peningkatan citra dan identitas bangsa, menumbuhkan motivasi dan kreativitas anak
bangsa, serta dampak sosial lainnya.
Produk dari Industri Kreatif disebut produk komersialisasi (commercial product) yaitu
berupa barang dan jasa kreatif (creative goods and services). Menurut Hermawan K, yang
dikutip oleh kelompok kerja Indonesia design power Departemen Perdagangan RI
(2008;73), “Komersialisasi adalah segala aktivitas yang berfungsi memberi pengetahuan
kepada pembeli tentang produk barang dan jasa yang disediakan dan juga memengaruhi
konsumen untuk membelinya.”
1. Pemasaran
2. Penjualan
Kegitan komersialisasi yang dapat dilakukan melalui promosi, seperti expo, pameran,
pertunjukan, penggunaan saluran media baru.
Sementara itu, layanan adalah segala aktivitas yang diperlukan untuk menjaga suatu
produk-barang atau jasa-tetap berfungsi dengan baik sesuai dengan harapan konsumen
setelah produk tersebut dibeli oleh konsumen.
1. Kurangnya jumlah dan kualitas SDM kreatif, sehingga harus dikembangkan lembaga
pendidikan dan pelatihan yang bisa melahirkan pelaku industri.
2. Lemahnya pengembangan iklim kondusif untuk memulai dan menjalankan usaha industri
kreatif baru yang meliputi sistem administrasi, kebijakan peraturan serta infrastruktur yang
diharapkan dibuat kondusif bagi perkembangan industri kreatif.
3. Rendahnya penghargaan terhadap para pelaku industri kreatif baik secara finansial
maupun non-finansial.
4. Lambatnya upaya mengakselerasi tumbuhnya teknologi informasi dan komunikasi terkait
dengan pengembangan akses pasar dan inovasi industri kreatif.
Menyikapi permasalahan itu, menurut Kamil (2006) sudah saatnya sekarang untuk
melangkah maju mengembangkan pilar-pilar industri kreatif. Perlu memujudkan kota-kota
di negeri ini menjadi kota yang menjadi lebih nyaman, melek desain dan berwawasan
teknologi. Gaya hidup para talenta industri kreatif yang umumnya kosmopolitan harus
difasilitasi, sehingga talenta internasional pun mau datang, hidup dan berbisnis di
Indonesia. Intinya yang dapat menyediakan gaya hidup kosmopoitan, toleran, kondusif
terhadap ide-ide baru, menghargai kebebasan individu dan hadirnya pemerintahan yang
transparan.
Tidak hanya itu, yang namanya desain dan arsitektur harus pula dipandang sebagai
bagian dari nilai tambah yang membuat ekonomi kota menjadi semakin kuat. Peluang-
peluang yang berbasis gaya hidup adalah peluang besar. Di Bandung Factory Outlet hadir
dengan omset milyaran rupiah perbulan. Industri Distro anak muda Bandung maju pesat
dengan desain clothing unik dengan pertumbuhan yang cepat.
Model Pengembangan Industri Kreatif adalah layaknya sebuah bangunan yang dapat
memperkuat ekonomi Indonesia, dengan landasan, pilar, dan atap sebagai elemen-elemen
pembangunannya. Adanya kenyataan bahwa banyak subsektor industri kreatif di Indonesia
yang memiliki pertumbuhan yang lebih tinggi dibanding dengan sektor industri lainnya,
dan itu dicapai dengan intevensi pemerintah yang minimal.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada beberapa arah dalam pengembangan industri kreatif yaitu dengan
menitikberatkann pada industri berbasis: (1) lapangan usaha kreatif dan budaya (creative
cultural industry) (2) lapangan usaha kreatif (industry creative) atau (3) hak kekayaan
intelektual seperti hak cipta (copyright industry).
Untuk mengembangkan industi kreatif diperlukan sebuah kolaborasi yang padu,
saling memperkuat, saling menyangga, dan bersimbiosis mutualisme antara aktor-aktor
yang terlibat, yaitu kelompok cendikiawan (intellectuals), bisnis (business) dan kelompok
pemerintah (government) yang kemudian disebut sebagai sistem Triple Helix.
Di Indonesia ekonomi kreatif mulai diakui memiliki peran yang sangat strategis
dalam pembangunan ekonomi dan pengembangan bisnis. Oleh karena itu, sangatlah
penting pengembangan ekonomi kreatif bagi masa depan bangsa Indonesia. Indonesia
Design Power merupakan suatu program pemerintah yang diharapkan dapat memacu
peningkatan daya saing produk-produk Indonesia di pasar domestik dan pasar
Internasional.
Inisiatif pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia telah berhasil mengidentifikasi
subsektor yang merupakan bagian dari industri berbasis kreativitas, yaitu: 1) Periklanan; 2)
Arsitektur; 3) Desain; 4) Pasar Barang Seni; 5) Kerajinan, 6) Musik: 7) Fesyen; 8)
Permainan Interaktif; 9) Video, Film; dan Fotografi; 10) Seni Pertunjukan; 11) Layanan
Komputer dan Piranti Lunak; 12) Riset dan Pengembangan; 13) Penerbitan dan
Percetakan; dan 14) Televisi dan Radio.
Fondasi industri kreatif adalah sumber daya insani Indonesia. Keunikan industri
kreatif yang menjadi hasil hampir seluruh sektor industri yang terdapat dalam industri
kreatif adalah peran sentral sumber daya insani dibandingkan faktor-faktor produksi
lainnya. Untuk itu, pengembangan industri kreatif Indonesia yang kompetitif harusnya
dilandasi oleh pengembangan potensi kreatifnya, sehingga mereka terlatih dan
terberdayakan untuk menumbuhkembangkan pengetahuan dan kreativitas. Pengetahuan
dan kreativitas inilah yang menjadi faktor produksi utama di dalam industri kreatif.
B. Saran
Apabila ingin Indonesia membangun ekonomi kreatif di era persaingan global dan
menciptakan peluang yang banyak dalam dunia industri kreatif haruslah berpikir kreatif
yaitu imajinasi, abstrak dan observasi, dan pemerintah maupun masyarakat Indonesia
harus berperan aktif dengan bertindak inovatif, yaitu melakukan sesuatu yang berbeda dan
sesuatu yang baru.
Industri Indonesia menyusun agenda pengembangan ekonomi kreatif, dalam bentuk
kerangka strategis pengembangan ekonomi kreatif Indonesia 2025 perlu disambut baik dan
perlu didorong. Karena bagaimanapun, upaya ini merupakan bagian dari solusi cerdas
dalam mempertahankan keberlanjutan pembangunan ekonomi dan pengembangan bisnis di
era persaingan global.
DAFTAR PUSTAKA
MAKALAH EKONOMI
EKONOMI KREATIF
DISUSUN OLEH:
MA MASHALIHUL MURSALAT