Email: bahartaufan63@gmail.com¹,aldioazanisiregar@gmail.com²,dionwirayuda287@gmail.com³
ABSTRAK
ABSTRACT
The creative industry is one of the factors that drives the national economy.
Indonesia’s creative industry is increasingly developing and is in demand by the
global market. According to the Ministry of Tourism and Creative Economy, the
culinary, fashion and craft industries have a large contribution to Indonesia’s
national gross domestic product (GDP). This creative industry can also be called
an economic activity related to creating or using information knowledge.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis Apabila ditinjau dari tingkat
ekplanasinya Tergolong ke dalam penelitian deskriptif.Berbagai macam definisi
tentang penelitian Deskriptif, di antaranya adalah penelitian yang Dilakukan
untuk mengetahui nilai variabel Mandiri, baik satu variabel atau lebih
(independen) tanpa membuat perbandingan, Atau menghubungkan antara
variabel satu Dengan variabel yang lain (Sugiyono: 2012).
5. Menurut UNCTAD (2008:33) ada beberapa batasan dan defenisi industry kreatif,yaitu
sbb:
a. Industry kreatif merupakan siklus kreasi, produksi, dan distribusi barang dan jasa
yang menggunakan kreatifitas dan modal intelektual sebagai input utama. (are the
cycle of creation,production,and distribution nof goods and services that use
creativity and intellectual capital as primary inputs ).
b. Industry kreatif tersusun dari seperangkat ilmu pengetahuan yang berbasis aktivitas,
yang memfokuskan tidak terbatas hanya pada seni,yang secara potensial
menghasilkan penerimaan yang berasal dari perdagangan dan hak kekayaan
intelektual.
c. Industri kreatif terdiri atas barang- barang riil dan intelektual yang bersifat nonriil,
atau jasa-jasa artistik yang memiliki kandungan kreatif, nilai ekonomi, dan pasar.
d. Industri kreatif terletak pada lintasan/persalingan antara pekerja yang ahli (artisan),
jasa-jasa, dan sektor-sektor industri.
e. Industri kreatif merupakan sektor dinamis baru dalam perdagangan dunia.
6. Menurut UNESCO “industri kreatif adalah industri yang mengombinasikan kreativitas,
keterampilan, dan kecakapan untuk menghasilkan kekayaan dan lapangan kerja. Industri
kreatifDibentuk oleh budaya kreatif, yaitu budaya yang mengombinasikan kreasi
(creation), produk (product), dan komersial (commercialization).
Produk dari industri kreatif disebut produk komerssialisasi (commercial product), yaitu
berupa barang edan jasa kreatif (creative goods and services). Menurut Hermawan K, yang
dikutip oleh kelompok kerja indonsia design power deperteen perdagangan RI (2008: 73),
“Komersialisasi adalah segala aktivitas yang berfungsi memberi pengetahuan kepada pembeli
tentang produk barang dan jasa yang disediakan dan juga memengaruhi konsumen untuk
membelinya.”
a. Pemasaran
b. Penjualan
c. Promosi
Kegiatan komersialisasi yang dapat dilakukan melalui promosi, seperti ekspo (expo),
pameran, pertunjukkan, pengginaan saluran media baru.
Sementara itu, layanan adalah segala aktiitas yang diperlukan untuk menjaga suatu
produk-barang atau jas- tetap berfungsi dengan baik sesuai dengan harapan konsumen setelah
produk tersebut dibeli oleh konsumen.
1. Fluktuasi pertumbuhan nilai tambah terjadi hampir pada seluruh subsektor industri
kreatif
2. Fluktuasi pertumbuhan nilai tambah tersebut diikuti oleh fluktuasi pertumbuhan jumlah
perusahaan
3. Fluktuasi pertumbuhan penyerapan tenaga kerja tinggi, tetapi tidak setinggi fluktuasi
pertumbuhan perusahaan
4. Memiliki tingkat teknologi dan produkstivitas modal yang relatif konstan. Artinya
teknologi yang digunakan bukan teknologi tinggi dan bukan industri pada modal
(capital intensive).
Ada beberapa klasifikasi industri kreatif. Menurut UNDP dan UNCTAD (2008: 18),
dapat dilihat dari model sector-sektor kreatif sebagai berikut.
Tabel 1 Sistem Klasifikasi untuk Industri Kreatif dilihat dari macam-macam model
1. Berdasarkan UK DCMS model terdiri dari atas: Periklanan, arsitektur, seni dan pasar
barang antik, kerajinan, desain, pakaian, film dan video, musik, pertunjukkan, kesenian,
penerbitan, perangkat lunak (software), televisi dan radio, serta video dan permainan
komputer (computer games).
2. Berdasarkan symbolic texts model ada beberapa kategori, yaitu:
a. Kategori industri budaya inti (core cultural industrues), meliputi periklanan, film,
internet, musik, penerbitan, televisi dan radio, serta video dan permainan komputer.
b. Kategori industri budaya di sekelilingnya (peripheral cultural industries), meliputi
kesenian kreatif.
c. Kategori industri budaya perbatasan meliputi: elektronik untuk konsumen, mode,
perangkat lunak olahraga.
3. Berdasarkan concentric circles model terdiri atas empat kategori :
a. Kategori seni kreatif inti, meliputi literatur, musik, seni pertunjukan, dan seni visual.
b. Kategori inti industri budaya lainnya meliputi film, museum, dan perustakaan
c. Kategori industri buadaya yang lebih luas meliputi : jasa jasa heritage, penerbitan,
rekaman suara, televisi dan radi, televisi
d. Kategori industri yang berkaitan meliputi : periklanan, arsitektur, desain, dan mode.
4. Berdasarkan WIPO copryright model ada beberapa kategori yaitu :
a. Kategori industri penerbitan inti meliputi : periklanan, film dan vidio serta musik
b. Kategori seni pertunjukan meliputi penerbitan, perangkat lunak televisi dan radio serta
visual dan seni grafis.
c. Kategori industri penerbitan yang saling terkait meliputi materi rekaman yang masih
kosong, elektronika, untuk konsumen
d. Kategori industri secara parsial meliputi arsitektur pakaian, alas kaki desain, mode alat
alat rumah tangga
1) Periklanan
2) Arsitektur
3) Pasar barang seni
4) Kerajinan
5) Desain
6) Pakaian
7) Video, film, dan fotografi
8) Permainan interaktif
9) Musik
10) Seni pertunjukkan
11) Musik
12) Seni pertunjukkan
13) Penerbitan dan percetakan
14) Layanan komputer dan perangkat lunak
15) Televisi dan radio
16) Riset dan pengembangan
Industri kreatif memiliki peranan penting dalam perekonomian nasional maupun global
karena memberikan kontribusi terhadap berbagai aspek kehdupan baik secara ekonomi,
maupun secara non ekonomi. Secara ekonomi industri kreatif berperan dalam menciptakan
iklim bisnis, penciptaan lapangan kerja, menumbuhkan inovasi dan kreativitas, pencipta
sumber daya yang terbarukan dan berkontribusikan positif terhadap pendapatan nasional bruto.
Berdasarkan data dari departemen perdangangan RI (2008: 26) Kontribusi Industri kreatif
terhadap PDB di Indonesia tahun 2002-2007 sebesar 6,3% Inggris 8,2%, Amerika serikat
11,12% ( WIPO) singapura tahun 2002 sebesar 3 % dari GDP.
Kontribusi industry kreatif terhadap ekspor Indonesia tahun 2006 sebesar 9,13%
pertumbuhan ekspor industry kreatif Inggris 11% dan kontribusi ekspornya 4,3%.
Perkembangan industri kreatif sangat berkontribusi terhadap sektor jasa dan produksi.
Berbagai sektor tercipta akibat tumbuhnya industry kreatif baik yang berskala kecil maupun
yang berskala besar.
Industri kreatif telah menciptakan struktur industry baru sehingga membuka lapangan
usaha baru bagi industri pendukungnya.
Peran penting nonekonomi dari industri kreatif adalah berperan dalam membangun buday,
warisan budaya, dan nilai-nilai lokal yang kuat.
Kesimpulan
Bisnis industri kreatif tidaklah susah hanya dengan berpikir kreatif, industri kreatif bisa
dibangun tidak dengan modal yang tinggi cukup dengan modal IT dan modal berpikir kreatif.
Untuk mengembangkan industi kreatif diperlukan sebuah kolaborasi yang padu, saling
memperkuat, saling menyangga, dan bersimbiosis mutualisme antara aktor-aktor yang terlibat,
yaitu kelompok cendikiawan (intellectuals), bisnis (business) dan kelompok pemerintah
(government) yang kemudian disebut sebagai sistem Triple Helix.
DAFTAR PUSTAKA
Andari, R., H. Bakhshi, W. Hutton, A.O'Keeffe, P. Schneider, (2007), Staying Ahead: The
economic performance of the UK's Creative Industries, The Work Foundation, London
Bakhshi, H., E. MeVittie, J. Simmie (2008), Creating Innovation. Do the creative industries support
innovation in the wider economy? NESTA Research Report March2008, London.
Creswell, John W. (2009). Research Design. Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan
Mixed. Beta. Yogjakarta
Departemen Perdagangan RI (2007): Studi Industri Kreatif Indonesia. Kelompok Kerja Indonesia
Design Power. Departemen Perdagangan Republik Indonesia. Jakarta.
Dina Melita, Deni Erlansyah. Andari, R., (2015), Pemetaan Industri Kreatif Dalam Meningkatkan
Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Urban Di Kota Palembang. Proceding Economic
Globalization Trend and Risk For Developing Country
Moelyono, Mauled. 2010. Menggerakan EKONOMI KREATIF Antara Tntunan dan
Kebutuhan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Sugiono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Penerbit Alfabeta. Bandung.
Suryana. 2013. Ekonomi Kreatif EKONOMI BARU: Mengubah Ide dan Menciptakan
Peluang. Jakarta: Salemba Empat.
Soeharsono Sagir.2009. Kapita Selekta Ekonomi Indonesia. Jakarta: Kencana.
UNDP-UNCTAD. 2008. Creative Economy Report. AS: United Nations. Dalam
buku Ekonomi Kreatif EKONOMI BARU: Mengubah Ide dan Menciptakan Peluang. 2013.