Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS INDUSTRI KREATIF KRIYA KAIN BENTENAN

STUDI PADA DESA TOMBULU MINAHASA

Isak Dualembang1
Email: isakdualembang@gmail,com
Beatrix Zein Karaeng 2
Email: Zeingarritsen2002@gmail.com

ABSTRAK

Pertumbuhan ekonomi dunia membuat adanya kekhawatiran akan kehidupan. Sehingga dalam
hal ini seluruh kehidpan masyarakat harus didorong untuk lebih mengedepankan ekonomi yang
kreatif . Ekonomi kreatif memiliki potensi besar dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
menciptakan lapangan kerja, karena mendorong kreativitas serta inovasi, selain itu ekonomi
kreatif juga dapat memperkuat indentitas budaya dan citra suatu negara, serta menjadi faktor
penarik bagi pariwisata dan investasi. Salah satu identitas budaya tersebut adalah Kain Bentenan
dari Desa Tombulu, Minahasa Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kain Bentenan Desa
Tombulu Minahasa diKain masih dilakukan secara tradisional dan merupakan sumber
pendapatan ekonomi negara melalui kegiatan ekspor, namun produksinya saat ini mengalami
penurunan karena semakin sedikitnya sumber daya manusia yang tertarik untuk memproduksi
Kain tradisional serta sarana dan prasaran yang kurang. Oleh karena itu disarankan kepada
pemerintah untuk terus mendukung dengan menyediakan sarana prasarana dalam upaya
pelestarian Kain Bentenan

Kata Kunci : Ekonomi Kreatif, Kain Bentenan, Desa Tombulu Minahasa

ABSTRACT
The world's economic growth makes people worry about their lives. So that in this case the
entire life of society must be encouraged to further precipitate a creative economy. The
creative economy has great potential in increasing economic growth and creating jobs,
because it encourages creativity and innovation, besides that the creative economy can also
strengthen the cultural identity and image of a country, as well as being a pull factor for
tourism and investment. One of these cultural identities is the Bentenancloth from Tombulu
Village, Minahasa. The results of the study show that the Bentenancloth from Tombulu
Minahasa Village inKain is still done traditionally and is a source of state economic income
through export activities, however, its production is currently experiencing a decline due to
fewer human resources. interested in producing traditional fabrics and lacking facilities and
infrastructure. Therefore it is suggested to the government to continue to support by providing
facilities in efforts to preserve the Bentenancloth.

Keywords: Creative Economy, Bentenancloth , Tombulu Minahasa Village

PENDAHULUAN dengan menciptakan nilai tambah pada


Ekonomi kreatif adalah sektor ekonomi produk dan jasa yang dihasilkan oleh
yang melibatkan penciptaan dan sektor kreatif dan budaya. Hal ini dapat
pemanfaatan pengetahuan dan informasi meningkatkan produktivitas, daya saing,
dalam memproduksi barang dan jasa yang dan diversifikasi ekonomi suatu negara.
memiliki nilai tambah dan inovatif. (Howkins J. 2001).
(Howkins J. 2001). Ekonomi kreatif memiliki potensi besar
Ekonomi kreatif digerakkan oleh dalam meningkatkan pertumbuhaan
kapitalisasi kreativitas dan motivasi ekonomi dan menciptakan lapangan kerja
dalam menghasilkan produk dan jasa karena mendorong kreativitas serta
dengan kandungan aktivitas ekonomi. inovasi, selain itu ekonomi kreatif juga
(Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata dapat memperkuat identitas budaya dan
2010). citra suatu negara, serta menjadi faktor
Ekonomi kreatif bertujuan untuk penarik bagi pariwisata dan investasi.
meningkatkan pertumbuhan ekonomi Ekonomi kreatif dapat ditemukan di Kota
Manado, sebagai ibu kota Provinsi pemanfaatn daya kreasi, budaya dan
Sulawesi Utara, memiliki potensi besar intelektualitas manusia untuk
dalam pengembangaan ekonomi kreatif menciptakan nilai tambah dalam produk
karena kekayaan seni budaya yang dan jasa yang dihasilkan, (Komite
dimilikinya. Salah satu bentuk ekonomi Ekonomi dan Industri Nasional, 2013)
kreatif yang berkembang di Kota Manado Industri kreatif mencakup sektor-sektor
adalah industri Kain Tenun Bentanan yang menghasilkan produk atau jasa yang
yang memproduksi kain tradiosional memiliki nilai tambah karena didasarkan
Minahasa dengan motif khas. Kain tenun pada kreativitas dan inovasi, termasuk
Bentenan yang dihasilkan di Manado seni, desain, media, dan lain-lain. (Julian
sudah terkenal ke berbagai daerah di McHardy, 2013)
Indonesia maupun luar negeri. BEKRAF tahun 2015 mengatakan bahwa
Adapun rumusan masalah yang diangkat terdapat 16 subsektor industri yang
dalam penelitian ini adalah pertama, merupakan bagian dari industri kreatif
bagaimana kondisi saat ini pada industri 1. Aplikasi dan pengembangan
kain tenun Bentenan, kedua masalah permainan
apakah yang sedang dihadapi dalam 2. Arsiterktur
industri ini, serta solusi apa yang dapat 3. Desain produk
diberikann dalam mengatasi permasalahan 4. Fesyen
tersebut. 5. Desain interior
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 6. Desain komunikasi visual
kondisi industri Kain bentenan, 7. Seni pertunjukan
mengetahui permasalahan yang dialami 8. Film, animasi, dan video
serta mencari solusi atas permasalahan 9. Fotografi
tersebut. 10. Kriya
11. Kuliner
12. Musik
13. Periklanan
TINJAUAN PUSTAKA 14. Penerbitan
Industri kreatif merupakan sektor 15. Seni rupa
ekonomi yang didasarkan pada 16. Televisi dan radio
Industri kreatif kriya atau sering juga Jenis penelitian yang dilakukan oleh
disebut sebagai craft industry adalah penulis termasuk dalam penelitian
salah satu subsector dalam industri deskriptif dan juga analisis SWOT
kreatif yang melibatkan keterampilan penelitian deskriptif adalah jenis
tangan atau manual dalam proses penelitian yang bertujuan untuk
produksinya. Kriya meliputi berbagai mendeskripsikan atau menggambarkan
jenis produksi seperti kerajinan fenomena yang diteliti secara sistematis
tangan, anyaman tenunan, pembuatan dan akurat. (Sugiyono 2020),
perhiasan dan lain sebagainya. Analisis SWOT adalah suatu teknik
Menurut data yang dirilis oleh Badan analisis situasi yang membantu organisasi
Ekonomi Kreatif Indonesia, industri atau perusahaan untuk memahami
kreatfi kriya memiliki kontribusi kekuatan dan kelemahan internal serta
cukup besar dalam perekonomian peluang dan ancaman eksternal dalam
Indonesia, yaitu mencapai 9,9% dari lingkungan bisnis atau pasar yang ada.
total kontribusi industri kreatif di (Annamaria 2021)
Indonesia.
Industri kreatif kriya dapat menjadi
sektor yang potensial untuk HASIL DISKUSI
pengembangan ekonomi di daerah, Subsektor Kriya merupakan salah satu
terutama bagi para pengrajin atau jenis industri yang baik dikarenakan
pembuat kerajinan local. Selain itu, 1. Potensi pasar yang besar : Industri
industru kreatif kriya juga dapat kreatif memiliki potensi pasar
mempromosikan budaya lokal, yang sangat luas, karena produk
kekayaan tradisional dan seni khas dan layanan yang dihasilkan bisa
suatu daerah. digunakan oleh berbagai lapisan
masyarakat dan sektor ekonomi
2. Kreativitas dan Inovasi :subsektor
kriya memungkinkan para pelaku
METODE PENELITIAN usaha untuk terus berinovasi dan
menciptakan produk yang unik
dan menarik bagi konsumen
3. Pemnfaatan teknologi : Industri Beberapa inovasi dan perkembangan
Kreatif juga memanfaatkan terbaru yang terjadi pada industri tenun
teknologi dengan baik, ,sehingga Bentenan antara lain,
proses produksi bisa menjadi lebih 1. Penggunaan bahan baku yang
efisien dan cepat. beragam seperti kapas, sutra,
4. Peningkatan pendapatan nasional : rayon serta warna dan juga motif
Industri kreatif juga bisa yang bervariasi
berkontribusi pada peningkatan 2. Penambahan teknologi modern
pendapatan nasional melalui pada proses pembuatan tenun,
peningkatan ekspor dan seperti mesin tenun yang membuat
pertumbuhan sektor usaha lainnya. produksi menjadi lebih cepat dan
Desa Tombulu, Minahasa merupakan efisien
salah satu sentra industri kreatif di Kota 3. Pengembangan produk-produk
Manado, Desa Tombulu merupakan desa turunan dari tenun bentenan,
Penghasil Pohon Lahendong yang seperti kain perca, aksesoris dan
merupakan bahan dasar dari pembuatan produk kerajinan tangan lainnya
Kain tenun Bentenan. kain tenun ini 4. Peningkatan kualitas produk baik
adalah kain tradisional Indonesia yang dari segi bahan, warna, motif
unik dan kaya akan nilai budaya. Kedua maupun kekuatan tenunan.
jenis kain ini dianggap sebagai salah satu
bentuk kerajinan tangan yang memiliki Penelitian ini menggunakan metode
nilai seni dan keindahan yang tinggi serta analisis SWOT, dimana melalui metode
menjadi bagian dari identitas budaya ini kita dapat melihat keunggulan serta
daerah masing-masing. kekurangan dari Kain Tenun Bentenan,
Tenun Bentenan saat ini mengalami Desa Tombulu, Minahasa
perkembangan yang cukup pesat terutama Strengths Weakness
adanya dukungan dari pemerintah dan  Kain  Proses
masyarakat lokal dalam mempromosikan Bentenan pembuata
kain tenun bentenan sebagai produk memiliki n kain
unggulan daerah yang tentu saja memiliki nilai seni Bentenan
nilai seni dan budaya yang tinggi dan budaya yang
yang dilakukan sehingga
tinggu, secara proses
sehingga manual pembuatan
menjadi membutuh nya
produk kan waktu memerluka
yang dan biaya n keahlian
menarik yan cukup khusus
bagi besar yang hanya
konsumen sehingga dimiliki
yang produk oleh
mecari mejadi sebagian
produk relatif orang
yang mahal tertentu.
berbeda  Kurang Opportunity Threats
dan unik dikenal di  Dapat  Persainga
 Kain luar menjadi n dengan
Bentenan Sulawesi produk produk
memiliki Utara, yang serupa
corak dan sehingga diminati dari
motif yang pemasaran oleh pasar daerah
beragam dan lokal dan lain atau
sehingga promosi Internasiion produk
dapat perlu al terutama impor
disesuaikan ditingkatk untuk pasar yang lebih
dengan an fashion dan murah dan
kebutuhan kerajinan mudah
dan selera tangan didapatka
konsumen  Peningkata n
 Dibuat n dukungan  Perubahan
secaa dari tren mode
manual, pemerintah yang dapat
dan menguran
masyarakat gi minta
lokal dalam konsumen
mempromo pada Kain
sikan kain Bentenan.
Bentenan
sebagai
produk
unggulan
daerah

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
Badan Ekonomi Kreatif Indonesia, (2021). Sulawesi Utara. Jurnal Tekonologi
Laporan Tahunan 2020: Badan Industri Pertanian, 30(1), 47-53
Ekonomi Kreatif Indonesia
Ratar, M, Sangkoy, M., & Kolinug,P.
Badan Ekonomi Kreatif, (2015). Peta (2021). Pengaruh Spesifikasi Sumber
Ekosistem Industri Kreatif Indonesia Daya Manusia Terhadap Kualitas
2015, Jakarta: Badan Ekonomi Produksi Kain Tenun Bentenan
Kreatif Center Kolongan Atas Dua Sonder
Minahasa Sulawesi Utara Jurnal
BeritaSatu.com. (2018). "Manado Makin AKRAB JUARA, 6(3), 193-203
Kreatif dengan Ekonomi Kreatif"
Sas, A. (2021). Stregths, Weaknesses,
Howkins, J. (2001). The Creative Economy: Opportunities, and Threats (SWOT)
How People Make Money from Analysis. European Journal of
Ideas. Penguin Books Business and Management, 13(1),
KEIN. (2013). Industri Kreatif Nasional. 10-16
Kementerian Koordinator Bidang Sugiyono, (2020). Metode Penelitian
Perekonomian. Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan Bandung: Alfabeta.
Indonesia. (2010) "Blue Print Talalu, A, (2020). DInamika Perekonomian
Ekonomi Kreatif Indonesia 2009- Tenun Minahasa di Sulawesi Utara.
2025". Jurnal Ekonomi Pembangunan,
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 21(1), 1-10.
(2017), Pedoman Penyusunan United Nations Conference on Trade and
Rencana Aksi Nasional Industri Development (UNCTAD). (2020).
Kreatif, Jakarta:Kementrian Creative Economy Report 2020:
Pendidikan dan Kebudayaan Widening Local development
Lahama, S. (2015). Makna Budaya Nama pathways

Motif Kain Bentenan Wijayanti, L, & Listyawati, S. (2020).


Minahasa. Kajian Linguistik, 3(1). Analisis Industri Kreatif Kriya dalam
Peningkatan Kesejahteraan
McHardy, J. (2013). The Creative
Masyarakat di Kota Yogyakarta,
Industries: From Creative to
Ecodemica : Jurnal Ekonomi, Bisnis,
Cultural Industries. The Journal of
dan Manajemen, 1(2), 110-119
Media, Culture and Society, 35(6),
837-855.

Mokoginta,H., & Oinam, D.S. (2020).


Inovasi Teknologi di Industri Tenun

Anda mungkin juga menyukai