Secara umum, pengertian ekonomi kreatif adalah suatu konsep perekonomian di era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengedepankan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi yang paling utama. Menurut United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), ekonomi kreatif adalah konsep ekonomi yang berkembang berdasarkan pada aset kreatif yang berpotensi menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi. Dengan kata lain, konsep creative economy lebih mengedepankan kreativitas, ide, dan pengetahuan manusia sebagai aset utama dalam menggerakkan ekonomi. 1.2 Ekonomi Kreatif di Berbagai Negara a. Ekonomi Kreatif di Jepang Ministri of Economy, Trade and Industry (METI) yang menggandeng para pelaku di industri film, musik, game elektronik, komik, dan animasi yang telah berkembang sejak lama di Jepang. Dalam kajian awal pengembangan ekonomi kreatif di Jepang, Organisasi Non Profit (NPO) dan usaha kecil menengah (UKM) dilihat sebagai mitra inkubasi serta pengembangan potensi. Di beberapa negara pemerintah Jepang juga mendorong penyebaran sektor industri konten, fesyen, makanan, pariwisata, serta menyokong perkembangan trend Jepang (“a Japan boom”) di berbagai kota dunia. Upaya pengembangan potensi ekonomi kreatif di Jepang bertumpu pada koordinasi dan mobilisasi sumber daya yang melibatkan pemerintah, korporasi, universitas dan lembaga penelitian, serta komunitas masyarakat secara langsung. b. Ekonomi Kreatif di Korea K-Pop dan K-Drama, kedua karya kreatif tersebut mampu “menyihir” masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Tidak hanya musik tapi juga film, fashion, hingga kuliner. Korea Selatan salah satu negara di dunia yang menjadikan seni dan budaya sebagai komoditas ekspor. Sejak saat itu, mereka serius menggarap bidang ini untuk menjadi mesin pertumbuhan ekonomi baru. Saat ini, komoditas ini dikenal dengan istilah K-Pop. c. Ekonomi Kreatif di Singapura ERC membentuk beberapa Komite dan Sub Komite, dan adalah Creative Industries Working Group (CIWG). Dalam hal ini, Singapura mendefinisikan ekonomi kreatif sebagai industri yang menekankan pada originalitas kreatifitas individu, keahlian dan bakat yang berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan serta menciptakan lapangan kerja. CIWG kemudian mengkategorikan industri kreatif kedalam tiga kelompok, yaitu Arts and Culture, Design dan Media. Bidang-bidang yang tercakup dalam arts and culture adalah performing arts, visual arts, photography, crafts, perpustakaan, museum, galeri, archives, auctions, impresarios, heritage sites, performing arts sites, festival, arts supporting enterpriseslain-lainnya. d. Ekonomi Kreatif di Malaysia Fokus pengembangan industri kreatif Malaysia cenderung pada industri yang berbasis teknologi informasi. Hal tersebut ditandai dengan munculnya Multimedia Super Coridor (MSC). Setelah MSC disusul dengan Multimedia Development Corporation (MDeC), yaitu sebuah lembaga yang mengatur pengembangan bisnis di level korporasi. Selanjutnya MAC3 (Multimedia Creative Content Center) didirikan pemerintah Malaysia untuk menyediakan teknologi dan sumberdaya, pengembangan bakat, dan menyediakan pendanaan untuk orang atau perusahaan pengembang konten, animasi, game. 1.3 Sumber Kreativitas dan Potensi Pengembangan Ekonomi Kreatif di Indonesia Bila dilihat luasan cakupan ekonomi kreatif, sebagian besar merupakan sektor ekonomi yang tidak membutuhkan skala produksi dalam jumlah besar. Tidak seperti industri manufaktur yang berorientasi pada kuantitas produk, industri kreatif lebih bertumpu pada kualitas sumber daya manusia. Industri kreatif justru lebih banyak muncul dari kelompok industri kecil menengah. Dalam konteks pengembangan ekonomi kreatif pada kota-kota di Indonesia, industri kreatif lebih berpotensi untuk berkembang pada kota-kota besar atau kota-kota yang telah “dikenal”. Hal ini terkait dengan ketersediaan sumber daya manusia yang handal dan juga tersedianya jaringan pemasaran yang lebih baik dibanding kota-kota kecil. Namun demikian, hal itu tidak menutup kemungkinan kota-kota kecil di Indonesia untuk mengembangkan ekonomi kreatif. Bagi kota-kota kecil, strategi pengembangan ekonomi kreatif dapat dilakukan dengan memanfaatkan landmark kota atau kegiatan sosial seperti festival sebagai venue untuk mengenalkan produk khas daerah (Susan, 2004). 1.4 Sektor Ekonomi Kreatif di Indonesia a. Aplikasi dan Pengembangan Permainan Seiring dengan semakin meningkatnya penetrasi smartphone di Indonesia, industri pengembangan aplikasi dan permainan di tanah air pun semakin meningkat. b. Arsitektur Arsitektur sebagai salah satu subsektor ekonomi kreatif memiliki peranan yang penting dari sisi kebudayaan dan pembangunan. c. Desain Produk Hasil dari subsektor yang satu ini, sering kita jumpai sehari-hari. Ada tangan-tangan terampil dari desainer produk yang mengkreasikan sebuah produk dengan menggabungkan unsur fungsi dan estetika sehingga memiliki nilai tambah bagi masyarakat. d. Fesyen Fesyen merupakan subsektor industri kreatif yang berjalan sangat dinamis. Berbagai tren fesyen bermunculan setiap tahunnya karena inovasi dan produktivitas desainer. e. Desain Interior Menurut Bekraf, selama dua dekade terakhir ini, sektor desain interior menunjukkan perkembangan yang sangat pesar. Penggunaan jasa desainer untuk merancang interior hunian, hotel hingga perkantoran pun semakin meningkat. f. Desain Komunikasi Visual Desain Komunikasi Visual atau yang sering dikenal dengan sebutan DKV merupakan ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dengan memanfaatkan elemen visual sebagai cara untuk mencapai tujuan tertentu. g. Seni Pertunjukan Indonesia merupakan negara yang kaya akan seni pertunjukan. Kesenian ini hadir sejak lama dalam bentuk wayang, teater, ludruk, tari dan masih banyak lagi. h. Film, Animasi dan Video Industri perfilman saat ini sedang mengalami perkembangan yang positif. Berbagai judul film silih berganti menghiasi layar bioskop Indonesia. i. Fotografi Perkembangan industri fotografi didukung oleh minat anak muda sekarang yang semakin tinggi terhadap dunia fotografi. Tingginya minat tersebut disebabkan karena semakin berkembangnya sosial media dan harga kamera yang semakin terjangkau. j. Kriya Kriya merupakan segala kerajinan yang berbahan kayu, logam, kulit, kaca, keramik, dan tekstil. Indonesia sendiri merupakan negara yang kaya akan kerajinan seni kriya. k. Kuliner Kuliner memiliki potensi yang kuat untuk berkembang. Data dari Bekraf menyebutkan bahwa sektor ini menyumbang kontribusi 30% dari total sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. l. Musik Musik merupakan industri yang sangat dinamis. Perkembangan terbaru saat ini di dunia musik adalah semakin banyaknya platform pembelian musik digital yang mudah dan murah sehingga mengurangi aksi pembajakan. m. Penerbitan Industri penerbitan berperan dalam membangun kekuatan intelektualitas bangsa. Meskipun pangsa pasar industri ini tidak sebesar sektor yang lain, namun industri ini punya potensi yang tidak kalah kuat. n. Periklanan Periklanan merupakan suatu penyajian materi yang berisi pesan persuasif kepada masyarakat untuk mempromosikan produk atau jasa o. Seni rupa Di Indonesia seni rupa sudah berkembang dengan cukup baik. Tercatat ada beberapa acara pameran seni rupa rutin diselenggarakan. p. Televisi dan Radio Di tengah arus informasi digital yang kian masif, televisi dan radio masih menunjukkan eksistensinya. Peranan kedua industri ini pun cukup besar dengan nilai mencapai 3,17% dari Produk Domestik Bruto (PDB) . 1.5 Stakeholders Pengembangan Ekonomi Kreatif di Indonesia a. Akademisi Akademisi berperan sebagai konseptor. Seperti melakukan standarisasi proses bisnis serta sertifikasi produk dan ketrampilan sumber daya manusia. b. Bisnis Bisnis berperan sebagai enabler. Bisnis merupakan entitas yang melakukan proses bisnis dalam menciptakan nilai tambah dan mempertahankan pertumbuhan yang berkelanjutan. Dengan adanya perubahan ke era digital maka dapat membantu UMKM. c. Komunitas Komunitas berperan sebagai akselerator. Dalam hal ini komunitas merupakan orang- orang yang memiliki minat yang sama dan relevan dengan bisnis yang berkembang. d. Pemerintah Pemerintah berperan sebagai regulator. Pemerintah berperan sebagai regulator sekaligus berperan sebagai kontroler yang memiliki peraturan dan tanggung jawab dalam mengembangkan usaha. e. Media Media berperan sebagai expender. Media berperan dalam mendukung publikasi dalam promosi dan membuat brand image. 1.6 Hambatan dan Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif di Indonesia a. Hambatan-hambatan dalam pengembangan ekonomi kreatif, sebagai berikut: a. Pengembangan industri kreatif belum optimal, terutama disebabkan kurangnya daya tarik industri, adanya posisi dominan usaha kreatif, model bisnis industri kreatif yang belum matang, serta risiko usaha yang harus dihadapi. b. Pengembangan konten, kreasi, dan teknologi kreatif belum optimal, terutama disebabkan infrastruktur internet belum memadai, infrastruktur gedung pertunjukan belum memenuhi standar, mahalnya mesin produksi, mahalnya piranti lunak penghasil produk dan jasa kreatif, kurangnya riset konten, dan kurangnya aktivitas pengarsipan konten. c. Minimnya akses pembiayaan pelaku sektor ekonomi kreatif, terutama disebabkan belum sesuainya skema epmbiayaan dengan karakteristik industri kreatif yang umumnya belum high risk high return dan cash flow yang fluktuatif. b. Strategi pengembangan ekonomi kreatif Berikut upaya yang dapat dilakukan untuk pengembangan ekonomi kreatif, sebagai berikut: a. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang kreatif dan inovatif. b. Peningkatan inovasi dan kreativitas yang berciri keunggulan lokal yang berdaya saing global. c. Penetapan regulari/kebijakan yang disertai upaya penegakan hukum. 1.7 Peran Ekonomi Kreatif Dalam Pembangunan Pada dasarnya ekonomi kreatif adalah bentuk aktivitas ekonomi yang mengutamakan kreatifitas berpikir sebagai modal utama dalam menciftakan sesuatu yang baru dan berbeda yang mempunyai nilai serta sifat kormesial. Peran ekonomi kreatif sebagai penggerak pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, yaitu sebagai berikut: a. Ekonomi kreatif dapat mendorong terciftanya pendapatan, lapangan kerja, dapat mempromosikan aspek-aspek sosial, kebudayaan, dan mengembangkan sumber daya manusia. b. Ekonomi kreatif dapat memperkuat ekonomi, budaya, dan aspek-aspek sosial yang saling berhubungan dengan teknologi, kekayaan intelektual, dan tujuan wisata. c. Ekonomi kreatif merupakan basis ekonomi mikro dan makro, dimana perkembangannya akan berdampak pada ekonomi secara keseluruhan.
PRODUK KREATIF DAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
1.1 Karakteristik produk industri kreatif berbasis budaya
Karakteristik produk industri kreatif berbasis budaya tersebut adalah isi dari produk industri tersebut yang menunjukkan suatu budaya yang berbeda di daerah pembuatnya contoh, jika suatu orang yang tinggal di bali dan ingin memperkenalkan makanan yang tidak di semua tempat ada di kota atau negara lain maka dia menjual makanan dari daerahnya contoh (ayam betutu) ke kota kota lain atau negara lain. Contoh – contoh produk industri kreatif berbasis budaya di Indonesia : a. Makanan rendang yang berasal dari Sumatera Barat b. Tari kecak yang berasal dari bali c. Baju batik yang sudah dikenal hingga keluar negri 1.2 Hambatan pengembangan produk kreatif berbasis budaya 1. Hambatan yang pertama dalam pengembangan produk kreatif berbasis budaya adalah tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu dan siap menghadapi perubahan teknologi yang cepat, dan memiliki pengetahuan yang baik tentang budaya yang ada. 2. Hambatan yang kedua dalam perkembangan produk kreatif berbasis budaya adalah masalah infrastruktur industri yang lebih mengembangkan modal dibandingkan kreativitas. Kreativitas terkadang baru mendapatkan apresiasi atau penghargaan ketika di sukai oleh pasar atau di sukai oleh masyarakat. 3. Permasalahan hak cipta dalam era industri 4.0 menjadi sebuah tantangan yang kadang menghambat pengembangan produk kreatif. Mudahnya orang melakukan duplikasi produk-produk ekonomi kreatif berbasis budaya, berpotensi besar merusak struktur ekonomi kreatif karena akan ada banyak pelaku yang dirugikan. 1.3 Pentingnya kepemilikan HKI untuk produk kreatif HKI adalah istilah yang dipergunakan untuk merujuk kepada hak eksklusif yang masing-masing diberikan kepada seseorang yang telah menghasilkan karya dari olah pikirnya, yang memiliki wujud, sifat atau memenuhi kriteria tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pada tataran praktis, ada berbagai jenis HKI, di antaranya yang utama adalah: 1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang- undangan yang berlaku (Pasal 2 ayat [1] UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. 2. Hak Paten. adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventori atas hasil invensinyadi bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksana kan sendiri invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya (Pasal 1 Angka 1 UU No. 14 Tahun 2001 tentang Paten). 3. Hak atas Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka- angka,susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa (Pasal 1 angka 1 UU No. 15 Tahun 2001 tentang Merek) 4. Hak atas Indikasi Geografis. Indikasi Geografis (IG) dilindungi sebagai suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang, yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor manusia,atau kombinasi dari kedua faktor tersebut, memberikan ciri dan kualitas tertentu pada barang yang dihasilkan (Pasal 56 ayat [1] UU No. 15 Tahun 2001). Tujuan dari HKI antara lain: a. Hal yang terpenting dari setiap bagian hak milik intelektual ini adalah adanya suatu hasil ciptaan tertentu b. HKI memberikan pelindungan hak cipta dengan jangka waktu yang lebih panjang, yaitu perlindungan hak cipta di bidang tertentu akan diberlakukan selama seumur hidup, ditambah 70 tahun setelah pencipta meninggal dunia c. Untuk menjamin kepastian hukum tentang hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan selaku pelaku ekraf berkaitan dengan hasil karya yang sudah diciptakan. 1.4 Cara memperoleh HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HKI) untuk produk kreatif Hak Kekayaan Intelektual (HKI) adalah padanan kata yang biasa digunakan untuk Intellectual Property Rights (IPR), yakni hak yang timbul bagi hasil olah pikir yang menghasilkan suatu produk atau proses yang berguna untuk manusia. Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dibagi menjadi dua bagian yaitu : 1. Hak Cipta (Copyrights) adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberi izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan menurut Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. 2. Hak Kekayaan Industri (Industrial Property Rights) yang mencakup: a. Paten (Patent) , hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventori atas hasil invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksana kan sendiri invensinya tersebut kepada pihak lain untuk melaksanakannya b. Desain Industri (Industrial Design) , suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atau warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan. c. Merek (Trademark) , suatu tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan atau jasa. d. Indikasi Geografis (Geographical Indication) yaitu suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang, yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor manusia, atau kombinasi dari kedua faktor tersebut, memberikan ciri dan kualitas tertentu pada barang yang dihasilkan. e. Desain tata letak sirkuit terpadu (layout design of integrated circuit) adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara Republik Indonesia kepada Pendesain atau hasil kreasinya, untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri, atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakan hak tersebut. f. Rahasia dagang (Trade secret) adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang. Bagaimana cara memperoleh HKI? Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atas Paten, Merek, Desain Industri, Hak Cipta, dan sebagainya, Alternatif Pengajuan Permohonan Hak adalah sama, pemohon dapat melakukan pengajuan permohonan ke tiga tempat yaitu : a. Langsung ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual b. Melalui Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI di seluruh Indonesia. c. Melalui Kuasa Hukum Konsultan HKI terdaftar. Persyaratan – persyaratannya : 1. Persyaratan pendaftaran merek a. Mengisi formulir rangkap 4 b. Melampirkan 30 etiket max 8 X 8 cm atau min 4 X 4 cm c. Akte pendirian badan hukum (jika pemohon adalah suatu badan hukum ) d. Copy KTP/PASPOR pemohon e. Surat pernyataan kepemilikan merek bermaterai Rp.6000 2. Persyaratan pendaftaran Hak Cipta a. Mengisi formulir rangkap tiga (lembar pertama bermaterai Rp 6000) b. Melampiri contoh ciptaan atau penggantinya c. Melampiri bukti pengalihan Hak Cipta d. Melampiri foto copy KTP atau Akta badan Hukum e. Membayar biaya permohonan pendaftaran sebesar Rp200.000 f. Permohonan diajukan langsung ke kantor Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual atau melalui kantor wilayah hukum dan Hak Asasi Manusia 3. Persyaratan Hak Paten a. Mengisi formulir permohonan paten dalam Bahasa Indonesia diketik dan dirangkap 4 b. Pemohon wajib melampirkan : Surat kuasa khusus apabila permohonan diajukan melalui kuasa Surat pengagihan hak apabila permohonan diajukan oleh pihak yang bukan menemu Deskripsi, klaim abstrak masing masing rangkap 3 4. Persyaratan pendaftaran desain industry a. Mengisi formulir permohonan industry 4 rangkap b. Melampirkan contoh fisik atau gambar atau foto dan uraian dari desain industri yang dimohonkan pendaftarannya c. Surat pernyataan bahwa desain yang dimohonkan pendaftarannya adalah milik pemohon atau pemilik pendesain d. Surat pernyataan yang dilengkapi dengan bukti yang cukup bahwa pemohon berhak atas desain industri yang bersangkutan (bila pemohon bukan pendesain) e. Surat kuasa (bila melalui kuasa /Konsultan HKI)