Anda di halaman 1dari 10

EKONOMI KREATIF

1.1 Pengertian Ekonomi Kreatif


Secara umum, pengertian ekonomi kreatif adalah suatu konsep perekonomian di era
ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengedepankan
ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi yang paling
utama.
Menurut United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD),
ekonomi kreatif adalah konsep ekonomi yang berkembang berdasarkan pada aset kreatif
yang berpotensi menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi. Dengan kata
lain, konsep creative economy lebih mengedepankan kreativitas, ide, dan pengetahuan
manusia sebagai aset utama dalam menggerakkan ekonomi.
1.2 Ekonomi Kreatif di Berbagai Negara
a. Ekonomi Kreatif di Jepang
Ministri of Economy, Trade and Industry (METI) yang menggandeng para
pelaku di industri film, musik, game elektronik, komik, dan animasi yang telah
berkembang sejak lama di Jepang. Dalam kajian awal pengembangan ekonomi
kreatif di Jepang, Organisasi Non Profit (NPO) dan usaha kecil menengah (UKM)
dilihat sebagai mitra inkubasi serta pengembangan potensi. Di beberapa negara
pemerintah Jepang juga mendorong penyebaran sektor industri konten, fesyen,
makanan, pariwisata, serta menyokong perkembangan trend Jepang (“a Japan
boom”) di berbagai kota dunia. Upaya pengembangan potensi ekonomi kreatif di
Jepang bertumpu pada koordinasi dan mobilisasi sumber daya yang melibatkan
pemerintah, korporasi, universitas dan lembaga penelitian, serta komunitas
masyarakat secara langsung.
b. Ekonomi Kreatif di Korea
K-Pop dan K-Drama, kedua karya kreatif tersebut mampu “menyihir”
masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Tidak hanya musik tapi juga film, fashion,
hingga kuliner. Korea Selatan salah satu negara di dunia yang menjadikan seni
dan budaya sebagai komoditas ekspor. Sejak saat itu, mereka serius menggarap
bidang ini untuk menjadi mesin pertumbuhan ekonomi baru. Saat ini, komoditas
ini dikenal dengan istilah K-Pop.
c. Ekonomi Kreatif di Singapura
ERC membentuk beberapa Komite dan Sub Komite, dan adalah Creative
Industries Working Group (CIWG). Dalam hal ini, Singapura mendefinisikan
ekonomi kreatif sebagai industri yang menekankan pada originalitas kreatifitas
individu, keahlian dan bakat yang berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan
serta menciptakan lapangan kerja. CIWG kemudian mengkategorikan industri
kreatif kedalam tiga kelompok, yaitu Arts and Culture, Design dan Media.
Bidang-bidang yang tercakup dalam arts and culture adalah performing arts,
visual arts, photography, crafts, perpustakaan, museum, galeri, archives, auctions,
impresarios, heritage sites, performing arts sites, festival, arts supporting
enterpriseslain-lainnya.
d. Ekonomi Kreatif di Malaysia
Fokus pengembangan industri kreatif Malaysia cenderung pada industri yang
berbasis teknologi informasi. Hal tersebut ditandai dengan munculnya Multimedia
Super Coridor (MSC). Setelah MSC disusul dengan Multimedia Development
Corporation (MDeC), yaitu sebuah lembaga yang mengatur pengembangan bisnis
di level korporasi. Selanjutnya MAC3 (Multimedia Creative Content Center)
didirikan pemerintah Malaysia untuk menyediakan teknologi dan sumberdaya,
pengembangan bakat, dan menyediakan pendanaan untuk orang atau perusahaan
pengembang konten, animasi, game.
1.3 Sumber Kreativitas dan Potensi Pengembangan Ekonomi Kreatif di Indonesia
Bila dilihat luasan cakupan ekonomi kreatif, sebagian besar merupakan sektor
ekonomi yang tidak membutuhkan skala produksi dalam jumlah besar. Tidak seperti
industri manufaktur yang berorientasi pada kuantitas produk, industri kreatif lebih
bertumpu pada kualitas sumber daya manusia. Industri kreatif justru lebih banyak muncul
dari kelompok industri kecil menengah.
Dalam konteks pengembangan ekonomi kreatif pada kota-kota di Indonesia, industri
kreatif lebih berpotensi untuk berkembang pada kota-kota besar atau kota-kota yang telah
“dikenal”. Hal ini terkait dengan ketersediaan sumber daya manusia yang handal dan juga
tersedianya jaringan pemasaran yang lebih baik dibanding kota-kota kecil. Namun
demikian, hal itu tidak menutup kemungkinan kota-kota kecil di Indonesia untuk
mengembangkan ekonomi kreatif. Bagi kota-kota kecil, strategi pengembangan ekonomi
kreatif dapat dilakukan dengan memanfaatkan landmark kota atau kegiatan sosial seperti
festival sebagai venue untuk mengenalkan produk khas daerah (Susan, 2004).
1.4 Sektor Ekonomi Kreatif di Indonesia
a. Aplikasi dan Pengembangan Permainan
Seiring dengan semakin meningkatnya penetrasi smartphone di Indonesia, industri
pengembangan aplikasi dan permainan di tanah air pun semakin meningkat.
b. Arsitektur
Arsitektur sebagai salah satu subsektor ekonomi kreatif memiliki peranan yang
penting dari sisi kebudayaan dan pembangunan.
c. Desain Produk
Hasil dari subsektor yang satu ini, sering kita jumpai sehari-hari. Ada tangan-tangan
terampil dari desainer produk yang mengkreasikan sebuah produk dengan
menggabungkan unsur fungsi dan estetika sehingga memiliki nilai tambah bagi
masyarakat.
d. Fesyen
Fesyen merupakan subsektor industri kreatif yang berjalan sangat dinamis. Berbagai
tren fesyen bermunculan setiap tahunnya karena inovasi dan produktivitas desainer.
e. Desain Interior
Menurut Bekraf, selama dua dekade terakhir ini, sektor desain interior menunjukkan
perkembangan yang sangat pesar. Penggunaan jasa desainer untuk merancang interior
hunian, hotel hingga perkantoran pun semakin meningkat.
f. Desain Komunikasi Visual
Desain Komunikasi Visual atau yang sering dikenal dengan sebutan DKV merupakan
ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dengan memanfaatkan elemen visual
sebagai cara untuk mencapai tujuan tertentu.
g. Seni Pertunjukan
Indonesia merupakan negara yang kaya akan seni pertunjukan. Kesenian ini hadir
sejak lama dalam bentuk wayang, teater, ludruk, tari dan masih banyak lagi.
h. Film, Animasi dan Video
Industri perfilman saat ini sedang mengalami perkembangan yang positif. Berbagai
judul film silih berganti menghiasi layar bioskop Indonesia.
i. Fotografi
Perkembangan industri fotografi didukung oleh minat anak muda sekarang yang
semakin tinggi terhadap dunia fotografi. Tingginya minat tersebut disebabkan karena
semakin berkembangnya sosial media dan harga kamera yang semakin terjangkau.
j. Kriya
Kriya merupakan segala kerajinan yang berbahan kayu, logam, kulit, kaca, keramik,
dan tekstil. Indonesia sendiri merupakan negara yang kaya akan kerajinan seni kriya.
k. Kuliner
Kuliner memiliki potensi yang kuat untuk berkembang. Data dari Bekraf
menyebutkan bahwa sektor ini menyumbang kontribusi 30% dari total sektor
pariwisata dan ekonomi kreatif.
l. Musik
Musik merupakan industri yang sangat dinamis. Perkembangan terbaru saat ini di
dunia musik adalah semakin banyaknya platform pembelian musik digital yang
mudah dan murah sehingga mengurangi aksi pembajakan.
m. Penerbitan
Industri penerbitan berperan dalam membangun kekuatan intelektualitas bangsa.
Meskipun pangsa pasar industri ini tidak sebesar sektor yang lain, namun industri ini
punya potensi yang tidak kalah kuat.
n. Periklanan
Periklanan merupakan suatu penyajian materi yang berisi pesan persuasif kepada
masyarakat untuk mempromosikan produk atau jasa
o. Seni rupa
Di Indonesia seni rupa sudah berkembang dengan cukup baik. Tercatat ada beberapa
acara pameran seni rupa rutin diselenggarakan.
p. Televisi dan Radio
Di tengah arus informasi digital yang kian masif, televisi dan radio masih
menunjukkan eksistensinya. Peranan kedua industri ini pun cukup besar dengan nilai
mencapai 3,17% dari Produk Domestik Bruto (PDB) .
1.5 Stakeholders Pengembangan Ekonomi Kreatif di Indonesia
a. Akademisi
Akademisi berperan sebagai konseptor. Seperti melakukan standarisasi proses bisnis
serta sertifikasi produk dan ketrampilan sumber daya manusia.
b. Bisnis
Bisnis berperan sebagai enabler. Bisnis merupakan entitas yang melakukan proses
bisnis dalam menciptakan nilai tambah dan mempertahankan pertumbuhan yang
berkelanjutan. Dengan adanya perubahan ke era digital maka dapat membantu
UMKM.
c. Komunitas
Komunitas berperan sebagai akselerator. Dalam hal ini komunitas merupakan orang-
orang yang memiliki minat yang sama dan relevan dengan bisnis yang berkembang.
d. Pemerintah
Pemerintah berperan sebagai regulator. Pemerintah berperan sebagai regulator
sekaligus berperan sebagai kontroler yang memiliki peraturan dan tanggung jawab
dalam mengembangkan usaha.
e. Media
Media berperan sebagai expender. Media berperan dalam mendukung publikasi dalam
promosi dan membuat brand image.
1.6 Hambatan dan Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif di Indonesia
a. Hambatan-hambatan dalam pengembangan ekonomi kreatif, sebagai berikut:
a. Pengembangan industri kreatif belum optimal, terutama disebabkan kurangnya
daya tarik industri, adanya posisi dominan usaha kreatif, model bisnis industri
kreatif yang belum matang, serta risiko usaha yang harus dihadapi.
b. Pengembangan konten, kreasi, dan teknologi kreatif belum optimal, terutama
disebabkan infrastruktur internet belum memadai, infrastruktur gedung
pertunjukan belum memenuhi standar, mahalnya mesin produksi, mahalnya
piranti lunak penghasil produk dan jasa kreatif, kurangnya riset konten, dan
kurangnya aktivitas pengarsipan konten.
c. Minimnya akses pembiayaan pelaku sektor ekonomi kreatif, terutama
disebabkan belum sesuainya skema epmbiayaan dengan karakteristik industri
kreatif yang umumnya belum high risk high return dan cash flow yang
fluktuatif.
b. Strategi pengembangan ekonomi kreatif
Berikut upaya yang dapat dilakukan untuk pengembangan ekonomi kreatif,
sebagai berikut:
a. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang kreatif dan inovatif.
b. Peningkatan inovasi dan kreativitas yang berciri keunggulan lokal yang
berdaya saing global.
c. Penetapan regulari/kebijakan yang disertai upaya penegakan hukum.
1.7 Peran Ekonomi Kreatif Dalam Pembangunan
Pada dasarnya ekonomi kreatif adalah bentuk aktivitas ekonomi yang mengutamakan
kreatifitas berpikir sebagai modal utama dalam menciftakan sesuatu yang baru dan
berbeda yang mempunyai nilai serta sifat kormesial.
Peran ekonomi kreatif sebagai penggerak pertumbuhan dan pembangunan ekonomi,
yaitu sebagai berikut:
a. Ekonomi kreatif dapat mendorong terciftanya pendapatan, lapangan kerja, dapat
mempromosikan aspek-aspek sosial, kebudayaan, dan mengembangkan sumber daya
manusia.
b. Ekonomi kreatif dapat memperkuat ekonomi, budaya, dan aspek-aspek sosial yang
saling berhubungan dengan teknologi, kekayaan intelektual, dan tujuan wisata.
c. Ekonomi kreatif merupakan basis ekonomi mikro dan makro, dimana
perkembangannya akan berdampak pada ekonomi secara keseluruhan.

PRODUK KREATIF DAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

1.1 Karakteristik produk industri kreatif berbasis budaya


Karakteristik produk industri kreatif berbasis budaya tersebut adalah isi dari produk
industri tersebut yang menunjukkan suatu budaya yang berbeda di daerah pembuatnya
contoh, jika suatu orang yang tinggal di bali dan ingin memperkenalkan makanan yang
tidak di semua tempat ada di kota atau negara lain maka dia menjual makanan dari
daerahnya contoh (ayam betutu) ke kota kota lain atau negara lain. Contoh – contoh
produk industri kreatif berbasis budaya di Indonesia :
a. Makanan rendang yang berasal dari Sumatera Barat
b. Tari kecak yang berasal dari bali
c. Baju batik yang sudah dikenal hingga keluar negri
1.2 Hambatan pengembangan produk kreatif berbasis budaya
1. Hambatan yang pertama dalam pengembangan produk kreatif berbasis budaya adalah
tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu dan siap menghadapi
perubahan teknologi yang cepat, dan memiliki pengetahuan yang baik tentang budaya
yang ada.
2. Hambatan yang kedua dalam perkembangan produk kreatif berbasis budaya adalah
masalah infrastruktur industri yang lebih mengembangkan modal dibandingkan
kreativitas. Kreativitas terkadang baru mendapatkan apresiasi atau penghargaan ketika
di sukai oleh pasar atau di sukai oleh masyarakat.
3. Permasalahan hak cipta dalam era industri 4.0 menjadi sebuah tantangan yang kadang
menghambat pengembangan produk kreatif. Mudahnya orang melakukan duplikasi
produk-produk ekonomi kreatif berbasis budaya, berpotensi besar merusak struktur
ekonomi kreatif karena akan ada banyak pelaku yang dirugikan.
1.3 Pentingnya kepemilikan HKI untuk produk kreatif
HKI adalah istilah yang dipergunakan untuk merujuk kepada hak eksklusif yang
masing-masing diberikan kepada seseorang yang telah menghasilkan karya dari olah
pikirnya, yang memiliki wujud, sifat atau memenuhi kriteria tertentu berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pada tataran praktis, ada berbagai jenis
HKI, di antaranya yang utama adalah:
1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk
mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah
suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku (Pasal 2 ayat [1] UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta.
2. Hak Paten. adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventori atas
hasil invensinyadi bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksana kan
sendiri invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk
melaksanakannya (Pasal 1 Angka 1 UU No. 14 Tahun 2001 tentang Paten).
3. Hak atas Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-
angka,susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya
pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa (Pasal 1 angka
1 UU No. 15 Tahun 2001 tentang Merek)
4. Hak atas Indikasi Geografis. Indikasi Geografis (IG) dilindungi sebagai suatu tanda
yang menunjukkan daerah asal suatu barang, yang karena faktor lingkungan geografis
termasuk faktor alam, faktor manusia,atau kombinasi dari kedua faktor tersebut,
memberikan ciri dan kualitas tertentu pada barang yang dihasilkan (Pasal 56 ayat [1]
UU No. 15 Tahun 2001).
Tujuan dari HKI antara lain:
a. Hal yang terpenting dari setiap bagian hak milik intelektual ini adalah adanya suatu
hasil ciptaan tertentu
b. HKI memberikan pelindungan hak cipta dengan jangka waktu yang lebih panjang,
yaitu perlindungan hak cipta di bidang tertentu akan diberlakukan selama seumur
hidup, ditambah 70 tahun setelah pencipta meninggal dunia
c. Untuk menjamin kepastian hukum tentang hak dan kewajiban yang harus
dilaksanakan selaku pelaku ekraf berkaitan dengan hasil karya yang sudah diciptakan.
1.4 Cara memperoleh HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HKI) untuk produk
kreatif
Hak Kekayaan Intelektual (HKI) adalah padanan kata yang biasa digunakan untuk
Intellectual Property Rights (IPR), yakni hak yang timbul bagi hasil olah pikir yang
menghasilkan suatu produk atau proses yang berguna untuk manusia. Hak Kekayaan
Intelektual (HKI) dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1. Hak Cipta (Copyrights) adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberi izin untuk itu dengan
tidak mengurangi pembatasan menurut Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
2. Hak Kekayaan Industri (Industrial Property Rights) yang mencakup:
a. Paten (Patent) , hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventori atas
hasil invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksana
kan sendiri invensinya tersebut kepada pihak lain untuk melaksanakannya
b. Desain Industri (Industrial Design) , suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau
komposisi garis atau warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga
dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan
dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan
suatu produk, barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan.
c. Merek (Trademark) , suatu tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf,
angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang
memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan atau jasa.
d. Indikasi Geografis (Geographical Indication) yaitu suatu tanda yang menunjukkan
daerah asal suatu barang, yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor
alam, faktor manusia, atau kombinasi dari kedua faktor tersebut, memberikan ciri
dan kualitas tertentu pada barang yang dihasilkan.
e. Desain tata letak sirkuit terpadu (layout design of integrated circuit) adalah hak
eksklusif yang diberikan oleh negara Republik Indonesia kepada Pendesain atau
hasil kreasinya, untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri, atau
memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakan hak tersebut.
f. Rahasia dagang (Trade secret) adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum
di bidang teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna
dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang.
Bagaimana cara memperoleh HKI?
Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atas Paten, Merek, Desain Industri, Hak Cipta,
dan sebagainya, Alternatif Pengajuan Permohonan Hak adalah sama, pemohon dapat
melakukan pengajuan permohonan ke tiga tempat yaitu :
a. Langsung ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual
b. Melalui Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI di
seluruh Indonesia.
c. Melalui Kuasa Hukum Konsultan HKI terdaftar.
Persyaratan – persyaratannya :
1. Persyaratan pendaftaran merek
a. Mengisi formulir rangkap 4
b. Melampirkan 30 etiket max 8 X 8 cm atau min 4 X 4 cm
c. Akte pendirian badan hukum (jika pemohon adalah suatu badan hukum )
d. Copy KTP/PASPOR pemohon
e. Surat pernyataan kepemilikan merek bermaterai Rp.6000
2. Persyaratan pendaftaran Hak Cipta
a. Mengisi formulir rangkap tiga (lembar pertama bermaterai Rp 6000)
b. Melampiri contoh ciptaan atau penggantinya
c. Melampiri bukti pengalihan Hak Cipta
d. Melampiri foto copy KTP atau Akta badan Hukum
e. Membayar biaya permohonan pendaftaran sebesar Rp200.000
f. Permohonan diajukan langsung ke kantor Direktorat Jenderal Hak Kekayaan
Intelektual atau melalui kantor wilayah hukum dan Hak Asasi Manusia
3. Persyaratan Hak Paten
a. Mengisi formulir permohonan paten dalam Bahasa Indonesia diketik dan
dirangkap 4
b. Pemohon wajib melampirkan :
 Surat kuasa khusus apabila permohonan diajukan melalui kuasa
 Surat pengagihan hak apabila permohonan diajukan oleh pihak yang bukan
menemu
 Deskripsi, klaim abstrak masing masing rangkap 3
4. Persyaratan pendaftaran desain industry
a. Mengisi formulir permohonan industry 4 rangkap
b. Melampirkan contoh fisik atau gambar atau foto dan uraian dari desain
industri yang dimohonkan pendaftarannya
c. Surat pernyataan bahwa desain yang dimohonkan pendaftarannya adalah
milik pemohon atau pemilik pendesain
d. Surat pernyataan yang dilengkapi dengan bukti yang cukup bahwa pemohon
berhak atas desain industri yang bersangkutan (bila pemohon bukan
pendesain)
e. Surat kuasa (bila melalui kuasa /Konsultan HKI)

Anda mungkin juga menyukai