Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ratu Zeitira Iqlima Az Zahra

NPM : 205020007

Kelas :A

Mata Kuliah : Ekonomi Kreatif

Tugas Ruang Lingkup Ekonomi Kreatif

Soal

1. Apa kebijakan, infrastruktur, dan dukungan terhadap para pelaku industry kreatif pada
ruang lingkup yang lain di Indonesia?
2. Hambatan kebijakan, infrastuktur, dan dukungan terhadap para pelaku industry kreatif pada
ruang lingkup yang lain di Indonesia?

Jawab

1. Pelaku usaha dibidang industri kreatif diharapkan mampu mengubah budaya hidup yang
berorientasi pada keuntungan semata menjadi berorientasi pelanggan agar terbentuk kerja
sama yang menguntungkan dalam jangka panjang. Pelaku usaha industri kreatif yang baik
adalah individu yang memiliki kemampuan mengambil tantangan, berkompetiti, menyusun
strategi bisnis dan memiliki keinginan yang kuat dalam pencapaian tujuan bisnis (Halim,
2011).

➢ Kebijakan
Sebelum menjalankan rencana dalam roadmap menurut kebijakan industri
kreatif indonesia maka terlebih dahulu masing-masing aktor haruslah tahu dulu
mengenai perannya masing-masing (SIKI, 2008) yaitu Peran cendikiawan,
cendikiawan disini berperan sebagai agen yang menyebarkan dan
mengimplementasikan ilmu pengetahuan, seni dan teknologi serta sebagai agen yang
membentuk nilai-nilai yang konstruktif bagi pengembangan industry kreatif dalam
masyarakat.
Akademisi yang merupakan bagian dari cendikiawan dijabarkan dalam 3 bentuk
peranan yaitu:
1) Peran pendidikan ditujukan untuk mendorong lahirnya generasi kreatif Indonesia
dalam pola piker yang mendukung tumbuhnya karsa dan karya dalam industry
kreatif.
2) Peran penelitian dilakukan untuk memberikan masukan tentang model kebijakan
pengembangan industry kreatif dan instrument yang dibutuhkan, serta
menghasilkan teknologi yang mendukung cara kerja dan penggunaan sumber daya
yang efisien dan menjadikan industry kreatif nasional yang kompetitif.
3) Peran pengabdian masyarakat dilakukan utnuk membentuk masyarakat dnegan
institusi/tatanan social yang mendukung tumbuh suburnya industry kreatif nasional.

Pada perkembangan regional Asia Tenggara saat ini, membutuhkan paradigma baru
dalam penyusunan dan pembuatan kebijakan industri kreatif yang dapat mengadopsi
perkembangan tersebut karena apabila pengembangan industri kreatif dilakukan
dengan optimal, maka akan menjadi pemasukan daerah yang menjanjikan.

Ekonomi kreatif memerlukan keikutsertaan berbagai pihak dalam pelaksanaannya.


Seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, kebijakan yang saling berpadu antara
pemerintah pusat dan daerah, masyarakat, dan kerjasama yang dijalankan dengan
berbagai negara menjadi hal penting bagi berjalannya industri kreatif ini.

Pada masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bahkan


dikeluarkan kebijakan mengenai pengembangan ekonomi kreatif dalam Instruksi
Presiden (Inpres) No.6 Tahun 2009. Dalam Inpres tersebut dijelaskan mengenai definisi
dan berbagai kebijakan yang dibuat untuk pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia.
Meskipun begitu, sebenarnya industri kreatif telah berkembang jauh sebelum tahun
2000, tepatnya tahun 1998, di mana krisis global menjadi dasar alasan industri kreatif
ini dikembangkan dan menjadi fokus di Indonesia. Jika dilihat dari hitungan tahun
memang Indonesia terlambat menyadari bahwa industri kreatif merupakan industri
yang akan menguntungkan bagi Indonesia yang memiliki banyak budaya didalamnya.
Negara-negara lain telah mengaplikasikan industri kreatif ini jauh lebih awal dari
Indonesia, dan tentunya sudah menerima hasil dari perkembangan industri di bidang
kreatif ini.

➢ Infrastruktur
Infrastruktur pendukung adalah salah satu sarana dan prasarana yang di
sediakan oleh pemerintah maupun swasta untuk mendukung mobilisasinya suatu
kegiatan usaha. Dari infrastruktur yang tersedia para pelaku usaha cenderung lebih
banyak menggunakan fasilitas berupa infrastruktur logistik, infrastruktur komunikasi
dan infrastruktur lainya seperti jalan dan pasar.
Selain penciptaan suatu tatanan tempat, perlu juga dukungan dari infrastruktur
baik dalam bidang transportasi, komunikasi maupun informasi. Hal ini akan secara
langsung mengundang hasrat para pelaku kreatif untuk berkumpul dalam tempat
tersebut. Para pelaku dalam berbagai sektor seperti kesenian, teknologi, kuliner, dan
lainnya secara alami akan membentuk suatu komunitas dan bisa saling berhubungan,
dengan demikian akan muncul ide-ide menarik

➢ Dukungan
Tumbuhanya industri kreatif masih perlu dukungan dari berbagai pihak,
sehingga memiliki kontribusi besar dalam pembangunan ekonomi dan permasalahan
yang dihadapi saat ini adalah kemampuan sumber daya manusia, sehingga berdampak
pada keunggulan bersaing.
Pengembangan industri kreatif dibutuhkan dukungan kerja sama antara
cendekiawan (intellectuals), bisnis (business) dan pemerintah (government), yang
disebut sebagai sistem Triple Helix, yang merupakan aktor utama penggerak lahirnya
kreativitas, ide, ilmu pengetahuan.

Peran Pemerintah dalam pengembangan industry kreatif adalah sebagai berikut :

a. Katalisator dan fasilitator dan advokasi yang memberikan rangsangan, tantangan


dan dorongan, agar ide-ide bisnis bergerak ketingkat kompetensi yang lebih tinggi.
Dukungan itu dapat berupa komitmenpemerintah untuk menggunakan kekuatan
politiknya dengan proporsional dan dnegan memberikan pelayanan adminsitrasi
public dengan baik disamping dukungan bantuan financial, insentif ataupun
proteksi,
b. Regulator, yang menghasilkan kebijakankebijakan yang berkaitan dengan
people,industry, institusi, intermediasi dan sumber daya dan teknologi. Pemerintah
dapat mempercepat perkembangan industry kreatif jika pemerintah mampu
membuat kebijakakebijaka yang menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi
industry kreatif.
c. Konsumen,investor bahkan entrepreneur. Pemerintah sebagai investor harus dapat
memberdayakan asset Negara untuk jadi produktif dalam lingkup industry kreatif
dan bertanggung jawab terhadap investasi infrastruktur industry.
d. Urban planner. Kreativitas akan tumbuh dengan subur dengan kota-kota yang
memiliki iklim kreatif. Agar pengembangan ekonomi kreatif berjalan dengan baik
maka perlu diciptakan kota-kota kreatif yang mampu menjadikan magnet yang
menarik bagi individu untuk membuka usaha di Indonesia.

2. Masalah utama yang dihadapi sektor industri kreatif meliputi rendahnya apresiasi terhadap
hasil karya dalam negeri dan kecenderungan masyarakat yang "bule minded", sehingga
produk dan jasa yang mengandung unsur luar negeri menjadi hal mewah dan
membanggakan.
➢ Hambatan Kebijakan Terhadap Pelaku Industri Kreatif
Pendidikan dapat juga menjadi salah satu hambatan utnuk pengembangan
ekonomi kreatif , karena kurangnya kemampuan manajerial dan kompetensi dalam
ilmu ekonomi. Sehingga pengembangan manajemen bisnis dapat terhambat.sehingga
berpengaruh terhadap aspek ekonomi seperti kegiatan manajemen pemasaran
disamping kegiatan lainnya.
Hambatan ini karena kurang apresiasi terhadap karya dan insan kreatif. Akses
pasar yang belum menggembirakan dan belum ada sinkronisasi antara kebijakan
pusat dan daerah. Walaupun industri kreatif memiliki potensi yang sangat besar
terutama yang berbasis kearifan lokal, namun kenyataannya industi kreatif di Indonesia
masih memiliki beberapa hambatan dan belum berkembang dengan pesat,
Berdasarkan dari outlook terbaru DEPRINDAG tertera bahwa masalah utama
dalam usaha pengembangan industri kreatif di Indonesia, sebagai berikut :
1) Kualitas dan kuantitas SDM pelaku Industri Kreatif;
2) Iklim kondusif mengembangkan usaha industri kreatif;
3) Apresiasi terhadap karya industri kreatif;
4) Percepatan tumbuhnya teknologi komunikasi.
5) Lembaga pembiayaan yang mendukung

➢ Hambatan Infrastruktur Terhadap Pelaku Industri Kreatif


Industri kreatif yang membutuhkan capital expenditure cukup tinggi adalah
industri televisi dan film. Sedangkan industri periklanan membutuhkan operational
expenditure yang tinggi. Hambatan memasuki industri yang membutuhkan capital dan
operational expenditure yang tinggi, membuat jumlah perusahaan cenderung lebih
sedikit dibandingkan pada sub-sektor industri kreatif lain.

Menurut Boediono hambatan-hambatan tersebut karena kurangnya kuantitas


dan kualitas SDM kreatif. Kurangnya perlindungan hak cipta. Infrastruktur
teknologi informasi yang belum kompetitif.

➢ Hambatan Terhadap Pelaku Industri Kreatif


Hambatannya yaitu Akses bahan baku, pemanfaatan teknologi itu sendiri,
persoalan permodalan bagi pelaku usaha, perlindungan terhadap hasil cipta itu
sendiri, dan ruang public yang masih kurang, serta Peran Pemerintah.

Daftar Pustaka

Hidayati, E., 2011, Kreativitas dan Inovasi Berpengaruh Pada Kewirausahaan Kecil, Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.13.

Basuki Antariksa. 2016. Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan. Malang: Intrans


Publishing.

Gaunt, F. M. (n.d.). Analisis Terhadap Para Pekerja Industri Kreatif di Kota Bandung.

Esti, R dan Suryani, D, 2008, Potret Industri Kreatif Indonesia, Economic Review, Jakarta

Basu Swastha, Irawan, 2008, Manajemen Pemasaran Modern, Penerbit Liberty,


Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai