PENDAHULUAN
Fashion secara etimologi menurut (Malcolm Barnard: 2007) berasal dari bahasa
Latin, factio artinya "membuat" Karena itu, arti asli fashion adalah sesuatu kegiatan yang
dilakukan seseorang. Sekarang terjadi penyempitan makna dari fashion. Fashion sebagai
sesuatu yang dikenakan seseorang, khususnya pakaian beserta aksesorinya. Fashion
didefinisikan sebagai sesuatu bentuk dan jenis tata cara atau cara bertindak. Polhemus dan
Procter menunjukkan bahwa dalam masyarakat kontemporer barat, istilah fashion kerap
digunakan sebagai sinonim dari istilah dandanan, gaya, dan busana.
Merujuk kepada teori fashion system dari Roland Barthes (1990), fashion adalah
sebuah sistem tanda (signs). Cara kita berpakaian merupakan sebuah tanda untuk
menunjukan siapa diri kita dan nilai budaya apa yang kita anut. Maka cara berpakaian
tidak lagi dipandang sebagai sesuatu yang netral dan sesuatu yang lumrah, Akan tetapi
beberapa indikator yang termasuk sebuah fashion tidak hanya dari pakaian saja melainkan
ada beberapa item yang menunjang penampilan seseorang dan sudah menjadi fashion
secara umum yakni: model rambut, pakaian, celana, tas, sepatu, make up, bahkan hal kecil
lainnya seperti topi maupun kacamata.
Indonesia dicanangkan menjadi kiblat fashion muslim dunia di tahun 2020. Hal ini
diwacanakan oleh Indonesia Islamic Fashion Consortium (IIFC). Ini sangat dimungkinkan
mengingat industri busana muslim di Indonesia telah mengalami pertumbuhan sejak 1990-
an. Secara umum, nilai ekspor produk fashion Indonesia pada 2013 mencapai US$ 11,78
miliar, bahkan pada periode Januari-Juli 2014 senilai US$ 8,47 miliar. Berdasarkan data
Organisasi Konferensi Islam (OKI), saat ini ekspor fashion muslim Indonesia berada di
peringkat ketiga dengan nilai US$ 7,18 miliar, setelah Bangladesh senilai US$ 22 miliar
dan Turki senilai US$ 14 miliar (sumber : warta ekspor edisi april 2015).
Aceh merupakah salah satu provinsi yang terletak di indonesia yang mayoritas
penduduknya menganut agam islam. Menurut data dari dirjen kependudkan dan pencatatan
sipil tahun 2015 jumlah penduduk yang beragama islam di Aceh adalah 5,013,152 dari
jumlah seluruh penduduk Aceh yaitu 5.090.412, merupakan konsumen utama yang banyak
memakai fashion muslim.
karena syariat Islamnya, segala aspek kehidupan diatur dengan melibatkan nilai-
nilai Islam, Aceh diberi otonomi khusus yaitu perda, di mana sebelumnya tidak semua
perempuan menggunakan hijab namun pada tahun 2002 keluarlah Qanun no 11 yang
mengatur segi ibadah, aqidah dan syiar Islam di mana salah satunya adalah kewajiban
berbusana Islami bagi seluruh penduduk muslimah di Aceh.
Tidak hanya karena perintah yang dikeluarkan qanun, namun masyarakat aceh
khususnya Banda Aceh sangat tertarik dengan fashion. Dari sebuah riset mengatakan
bahwa masyarakat kota banda aceh lebih menyukai barang yang bermerek dan terkenal
yang dihargai dengan harga yang cukup mahal namun mereka rela menghabiskan sebagian
besar uang mereka untuk memuaskan harat mereka akan fashion.
Yang kedua berdasarkan tingkat usia didominasi oleh responden dengan tingkat
usia 20 -30 tahun.yang ketiga dari jumlah status pernikahan Dalam penelitian ini
responden yang berstatus belum menikah lebih dominan dibandingkan dengan responden
yang berstatus sudah menikah. Yang keempat berdasarkan pendidikan dijelaskan bahwa
responden dengan tingkat pendidikan sarjana lebih dominan melakukan pembelian melalui
media sosial terhadap fashion merek terkenal di Kota Banda Aceh.dan yang terakhir
berdasarkan jumlah pendapatan Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa
responden dengan tingkat pendapatan Rp.5.000.000 - 5.999.999,- merupakan tingkat
pendapatan yang dominan yang dimiliki oleh responden untuk melakukan pembelian
produk fashion merek terkenal diKota banda Aceh, Dari riset ini juga menunjukkan bahwa
tingginya minat masyarakat banda Aceh terhadap fashion sehingga mereka rela
menghabiskan banyak uang untuk itu.
Karena minat dan antusias masyarakat yang sangat tinggi terhadap fashion tidak
heran jika kita akan menemukan banyak retail yang menyediakan berbagai macam jenis
barang untuk memenuhi hasrat masyarakat akan fashion juga terdapat pula sekolah
khusus/akademi fashion bagi mereka yang sangat mencintai fashion dan ingin
mengembangkan kreatifitas mereka dalam menciptakan suatu produk yang sesuai dengan
gaya mereka dan juga masyarakat.
Dengan perkembangan fashion yang sangat pesat juga minat masyarakat yang
sangat tinggi terhadap fashion di butuhkan lembaga pendidikan atau akademi khusus
seperti akademi fashion muslim untuk menampung dan menyalurkan minat dan bakat
masyarakat juga sebagai potensi dari segi ekonomi. Banyak dari masyarakat aceh yang
ingin menekuni dunia fashion harus belajar di luar daerah bahkan luar negeri karena
fasilitas yang di sediakan di aceh kurang memadai.
Aceh memiliki potensi yang sangat besar terhadap fashion terlebih lagi di bidang
fashion muslim karena hampir seluruh masyarakat beragama islam dan peraturan daerah
yang mewajibkan masyarakat muslim aceh untuk berbusana muslim terlebih di kota Banda
Aceh yang sebagaian besar asyarkatnya sangat tertarik pada fashion.
Akademi fashion muslim akan menjadi sarana dan prasarana yang akan mewadahi
masyarakat Aceh yang sangat tertarik dalam dunia fashion bukan hanya itu lembaga ini
dapat melahirkan dan membuka peluang baru bagi masyarkat juga daat meningkatkan
ekonomi daerah.
1.3.1 Maksud
Maksud yang ingin di capai pada perancangan ini yaitu untuk menciptakan
tempat pembelajaran atau lembaga yang bisa di pakai oleh masyarkat Banda Aceh
yang mendukung untuk mengembangkan bakat dan minat mereka terhadap fashion
khususnya fashion muslim juga menyedikan sarana dan prasarana yang memadai untuk
memnuhi kebutuhan dalam mengikuti pembelajaran.
1.3.2 Tujuan
Tujuan objek perancangan Akademi Fashion Muslim Banda Aceh ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengembangkan bakat dan minat masyarakat terhadap fashion muslim yang
banyak di gemari.
2. Untuk meningkatkan fungsi ruang juga menarik minat masyarakat dalam menekuni
bakat dan minatnya terhadap fashion
3. Untuk meningkatkan kenyamanan pelajar dalam belajar di suatu ruang
4. Untuk menciptakan identitas pada suatu bangunan yang dapat dengan mudah di
kenali oleh banyak orang.