Anda di halaman 1dari 11

PENELITIAN

PENGARUH WARNA LAMPU DISPLAY TERHADAP PSIKOLOGIS PENGUNJUNG


MUSEUM

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah SEMINAR

Program Studi Desain Interior

Oleh:

Hendy Artanto (1403120044)

TELKOM UNIVERSITY

FAKULTAS INDUSTRI KREATIF

PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR

2015
PENGARUH WARNA LAMPU DISPLAY TERHADAP PSIKOLOGIS PENGUNJUNG
MUSEUM

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Penelitian

Lampu display dalam museum harus memberikan suatu kenyamanan pada pengunjung
museum, yang sesuai dengan kebutuhan pengunjung antara lain adalah warna lampu display.
Display yang memiliki warna lampu biasa saja dapat menimbulkan kesan negatif bagi
pengunjung museum, salah satu faktor penting yang bisa membuat nyaman pengunjung museum
adalah warna lampu display yang menyinari benda bersejarah , karena pada display tersebut
segala benda-benda peninggalan koleksi museum diletakkan. Pemilihan warna lampu dilakukan
dengan melihat dari karakter warna dan isi display, yang berarti mempunyai segi estetika yang
tinggi tetapi harus memperhatikan faktor kenyamanan dan fungsional lampu display tersebut.
Perencanaan desain interior tidak bisa lepas dari persepsi pemilihan warna lampu. Hal tersebut
disebabkan karena nyaman tidaknya penglihatan akan berdampak langsung pada pengunjung
museum. Oleh karena itu persepsi pengunjung museum sangat diperlukan untuk memilih warna
display yang tepat.
Sebelum penelitian, penulis melakukan pengumpulan data yang diperoleh dari jurnal-
jurnal dengan demikian penulis memiliki refrensi untuk melakukan penelitian tentang pengaruh
warna lampu display museum ini, hasilnya menyatakan bahwa pemilihan warna kuning ke
emasan untuk lampu display museum dapat memberi pengaruh psikologi yang positif bagi
pengunjung seperti menambah rasa penasaran pengunjung untuk melihat benda pada display.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan merupakan penelitian yang memiliki perbedaan
dalam subjek, metode, dan tempat, serta waktu penelitian. Berdasarkan hasil pengumpulan data
penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang desain interior dengan mengambil judul
“Pengaruh Warna Lampu Display Terhadap Psikologis Pengunjung Museum”.
2.1 Identifikasi Masalah
Untuk mendapatkan kualitas pencahayaan display yang baik, tentunya harus diiringi dengan
penentuan warna yang baik. Namun, untuk mendapatkan hasil yang baik harus melakukan
pengujian terlebih dahulu supaya tahu pengaruhnya terhadap pengunjung museum tersebut.
Supaya pengunjung merasa nyaman saat melihat koleksi pada display.

Penchayaan pada display haruslah bisa membuat pengunjung nyaman, sehingga bisa
membuat pengunjung betah saat melihat benda koleksi museum. Peran desain interior pada
pemilihan lampu display pun ikut mempunyai peran. Lampu display yang diberi sentuhan desain
bisa menigkatkan kembali minat pengunjung untuk datang kembali ke museum. Jika pengunjung
merasa bosan dengan suasana pencahayaan display yang biasa-biasa, dapat membuat minat
pengunjung untuk datang ke museum menjadi berkurang.

3.1 Rumusan Penelitian


Secara khusus masalah penelitian ini dirumuskan ke dalam sub-sub masalah sebagai berikut ini:

- Bagaimana pengaruh psikologi warna lampu display terhadap perilaku pengunjung saat berada
dimuseum ?

- Bagaimana pengaruh psikologi warna lampu display terhadap respon pengunjung saat berada di
museum?

4.1 Tujuan Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut:

- Mendeskripsikan pengaruh psikologis warna lampu display terhadap perilaku pengunjung saat
berada di museum .
-Mendeskripsikan pengaruh psikologis terhadap respon pegawai saat berada di ruang kerja
kantor.
5.1 Ruang Lingkup
Ruang Lingkup dari Museum Vulkanologi ini merupakan batasan pembahasan dan penerapan
pada masyarakat Jawa Barat :
- Merancang desain museum di Jawa Barat
- Museum dirancang untuk memberi informasi deskripsi tentang gunungapi di
Indonesia
- Perancangan museum ini untuk mendukung dan memberi wisata sekaligus
pendidikan bagi masyarakat Jawa Barat
- Pengaplikasian antara desain dan kenyamanan bagi pengunjung museum
Fasilitas pada museum yang mendukung msayarakat Jawa Barat supaya tertarik untuk
mengunjungi museum Vulkanologi ini

6.1 Metode Penelitian


Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Metode penelitian
ini dipilih dengan alasan bahwa penelitian kualitatif dapat mengungkap dan menjelaskan
permasalahan yang menjadi obyek penelitian secara naratif dan mendalam.

7.1 Kerangka Penulisan

BAB I. PENDAHULUAN
Menjelaskan mengenai latar belakang , ruang lingkup, tujuan, metode perancangan dan
susunan penulisan.
BAB II. KAJIAN LITERATUR
Menjelaskan tentang teori-teori penunjang perancangan museum Vulkanologi
BAB III. DATA DAN ANALISA
Menjelaskan tentang data dan hasil analisa penunjang desain museum
BAB IV. KESIMPULAN & SARAN
Bab terakhir dari perancangan dimana menghasilkan kesimpulan akhir dari hasil
desainyang telah dijelaskan pada bab – bab sebelumnya.
BAB II Kajian Literatur

Museum Menurut Asiarto (2008:15), museum berakar dari kata latin “mouseion”, yaitu
kuil untuk sembilan dewa muze, anak-anak Dewa Zeus yang tugas utamanya adalah menghibur.
Sedangkan pengertian museum menurut ICOM (International Council of Museums) adalah
sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat, dan
perkembangannya terbuka untuk umum, yang memperoleh, merawat, menghubungkan, dan
memamerkan tujuan-tujuan studi, pendidikan, dan kesenangan, barang pembuktian manusia dan
lingkungannya.
Beberapa klasifikasi museum yaitu:

1. Dari jenis koleksinya


a. Museum Umum, koleksinya mencakup semua disiplin ilmu
b. Museum Khusus, koleksinya mencakup satu disiplin ilmu

2. Dari asal koleksinya:


a. Museum Internasional, koleksinya berasal dari seluruh dunia
b. Museum Nasional, koleksinya berasal dari suatu Negara
c. Museum Regional, koleksinya berasal dari suatu daerah
d. Museum Lokal, koleksinya berasal dari suatu Kotamadya/Kabupaten tertentu.
3. Dari penyajian koleksi :
a. Museum Terbuka, penyajian koleksinya dilakukan secara terbuka
b. Museum Tertutup, penyajian koleksinya dilakukan secara tertutup
c. Kombinasi antara museum terbuka dan tertutup.
Unsur-unsur Museum
Menurut Asiarto (2008:18-20) museum memiliki unsur-unsur seperti bangunan/lokasi dan
koleksi. Bangunan museum setidaknya meliputi area publik dan non-publik yang berisi koleksi
dan non-koleksi.

1. Bangunan / Lokasi
Museum harus memiliki bangunan yang terdiri dari bangunan pokok dan bangunan penunjang.

2. Penataan Pameran
Menurut Akram (1997:16) pameran museum bentuknya dapat dibagi menjadi tiga. Pameran
tetap, pameran temporer, dan pameran keliling.

1. Pameran tetap
Pameran tetap adalah pameran yang relatif tidak akan diubah-ubah lagi terutama
mengenai sistematis penggolongan benda-benda koleksinya.
2. Pameran temporer/ pameran khusus
Pameran ini merupakan salah satu jenis pameran tentang suatu jenis koleksi,
dengan tema tertentu dan berlangsung dalam waktu yang relatif singkat.
3. Pameran Keliling
Pameran yang dilakukan dari satu tempat ke tempat lain, diselenggarakan diluar
gedung museum, pemilik koleksi tersebut.

Agar ruang pameran dapat terarah dengan baik maka menurut Aristo (2008:46) penataan
koleksi di ruang pameran harus memiliki:
1. Sistematika atau jalan cerita yang akan dipamerkan (storyline)
2. Koleksi yang mendukung alur cerita

3. Tata Cahaya

Sangat ideal apabila ruangan-ruangan di museum tidak mempunyai jendela karena cahayanya
dapat diatur. Diusahakan lampu terlindung, jangan sampai sumber cahaya langsung terlihat oleh
pengunjung. Lampu yang digunakan sebaiknya lampu TL karena tidak sepanas lampu pijar
biasa.
Akan tetapi lampu TL mengadung ultraviolet. Agar tidak menggangu, sebaiknya menggunakan
kaca buram sebagai filter. Lampu TL pada obyek-obyek yang peka terhadap cahaya sebaiknya
diletakkan paling dekat berjarak kurang lebih 40 cm. Standarisasi yang direkomendasikan untuk
tingkat pencahayaan di dalam museum adalah (dengan lampu 75 wats/lumen):
a. Koleksi pamer kesensitifan tinggi: 50 lux
b. Koleksi pamer kesensitifan sedang:150-200 lux
c. Koleksi pamer kesensitifan rendah: 300 lux
BAB III Data dan Analisa
Lokasi

Alamat :

Jl. Diponegoro No.57, Bandung, Jawa Barat 40122, Indonesia

Lantai 1 Museum Geologi terbagi menjadi beberapa ruang pamer yang menempati lantai I
dan II.Terbagi menjadi 3 ruang utama : Ruang orientasi di bagian tengah, Ruang Sayap
Barat dan Ruang Sayap Timur. Ruang Orientasi berisi peta geografi Indonesia dalam bentuk
relief layar lebar yang menayangkan kegiatan geologi dan museum dalam bentuk animasi,
bilik pelayanan informasi museum serta bilik pelayanan pendidikan dan penelitian.
Sementara, Ruang Sayap Barat, dikenal sebagai Ruang Geologi Indonesia.

Lantai 2 terbagi menjadi 3 ruangan utama: ruang barat, ruang tengah dan ruang timur

Ruang barat (dipakai oleh staf museum),Sementara ruang tengah dan ruang timur di lantai II
yang digunakan untuk peragaan dikenal sebagai ruang geologi untuk kehidupan manusia.
Konten museum vulkanologi :
1)Front Office Museum
2)Panel Pembentukan Gunungapi (Volcano Formation)
3)Panel Fenomena Gunungapi (Volcanic Phenomena)
4)Slide Show Gunungapi Indonesia
5)Peta Sebaran Gunungapi dan Jalur Gempa di Indonesia
6)Komputer Animasi Letusan Gunungapi
7)Panel Photo Grafis Gunungapi yang ada di Indonesia
8)Diorama Gunungapi
9)Panel Photo Grafis Panorama Gunungapi
10)Panel Photo Gunungapi Tempo Dulu
11)Panel Evolusi Kaldera Gunungapi
12)Panel Sejarah Letusan Gunungapi Indonesia
13)Peta Geologi Kaldera Gunungapi Indonesia, Peta Kawasan Rawan Bencana
14)Material Hasil Letusan Yang Telah Tertimbun Jutaan Tahun
15)Panel Sayatan Batuan hasil erupsi
16)Panel Volcano Monitoring
17)Panel Pemanfaatan Material Letusan Gunungapi
18)Ruang Audio Visual/Bioskop
19)Ruang Rapat/Converence Room
Aktivitas pemakai.
Pemakai Museum dapat digolongkan dalam dua kelompok yaitu:
- Kelompok pengunjung museum – pengelola
A. Aktivitas Penyewa
09.00 – 12.00 : Pengunjung mulai datang
12.00 – 13.00 : Museum tutup / Istirahat
13.00 - 17.00 : Dibuka kembali

B. Aktivitas Pengelola.
Penyelenggaraan operasional museum perlu ditunjang oleh pengelolaan yang efektif. Susunan
dan tugas pengelola biasanya sebagai berikut:
1. Pimpinan dan Pengurus Administrasi: Tugasnya mengkoordinasikan berlangsungnya kegiatan
kepegawaian, keuangan dan tata usaha dalam bangunan museum.
2. Penerangan / Resepsionis Bertugas menerima pesan, menerima pengaduan dan informasi dari
pengunjung museum. Menjadi perantara untuk menerima tamu pengunjung.
3. Tenaga penunjang kegiatan. Memberikan pelayanan kesehatan, rekreasi dan kebutuhan sehari-
hari.
4. Mekanikal dan Elektrikal Bertanggung-jawab atas pemeliharaan dan perbaikan dari seluruh
unsur ME bangunan.
5. House Keeping. Bertanggung-jawab atas pengaturan seperti cleaning dan laundry.
6. Pelayanan kesehatan Melayani kebutuhan pelayanan kesehatan bagi para pengunjung museum
bila dibutuhkan.
7. Security Bertanggung jawab atas keamanan pengunjung bangunan
Study Kasus Image

Cahaya lampu dapat menciptakan nuansa


dan karakter ruang yang diinginkan. Kejelasan
suatu obyek tergantung oleh Luminan dan
fungsi pencahayaan pada ruang pamer adalah
agar benda pamer dapat terlihat dan
menciptakan kontras dalam objek dan antara
objek dan latar belakangnya.

Pencahayaan pada display ini terlalu terang, sehingga kenyamanan pengunjung saat
melihat atau sedang membaca objek terganggu karena cahaya yg terllalu terang.
Pemilihan warna lampu juga mempengaruhi kenyamanan pengunjung museum yang
sedang menikmati objek museum.

Warna lampu pada display tidak


menunjukan karakter atau warna asli dari
benda koleksi museum , sehingga dapat
membuat bingung para pengunjuing yang
melihat.

Anda mungkin juga menyukai