Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG PEMILIHAN JUDUL

Fashion Design and Modelling School atau sekolah modelling dan desain busana.
Busana (fashion) merupakan sebuah kebutuhan pokok manusia dan berhubungan
dengan pakaian (sandang). Seiring dengan perkembangan manusia dan jaman,
menjadikan pakaian sebagai symbol, status, jabatan, dan kedudukan manusia. Dalam
buku fashion dan komunikasi menurut Thomas Carlyle “ pakaian adalah perlambang
jiwa” , dimana pakaian digunakan sebagai pelindung tubuh dan pengindentifikasi diri.
Hal ini menyebabkan semakin besar pengaruh busana ( fashion ) saat ini. Terutama di
era globalisasi dan kemajuan teknologi menjadikan dunia fashion memiliki pengaruh
yang lebih luas, karena hanya dengan menggerakan gadget nya masyarakat dapat
mengetahui mode busana(fashion) terkini.

Dengan banyaknya permintaan dalam dunia busana(fashion) di Indonesia dibutuhkan


tenaga-tenaga ahli dalam bidang busana(fashion) yang dapat melahirkan desainer –
desainer berbakat di Indonesia. Perkembangan busana( fashion) sudah merambah
banyak dikota kota besar, tidak terkecuali kota Banda Aceh. Animo masyarakat
dalam dunia fashion ini sudah besar, dapat dilihat dari butik.retail – retail toko yang
mudah dijumpai disegala sudut kota banda Aceh.

Berkembangnya fashion di Indonesia dan di Banda Aceh mengakibatkan eksistensi


sekolah fashion yang terkena dampaknya, kini sekolah fashion yang ada masih sedikit
di banda aceh. Dan tidak semua sekolah fashion dapat memberikan pendidikan yang
maksimal karena terdapat berbagai macam kendala. Dan di Aceh sendiri sekolah
untuk fashion masih sedikit, memiliki beberapa pendidikan tidak formal, dan
beberapa jurusan di bidang tata busana di tingkat sekolah menengah atas. Sedangkan
para bibit muda unggul dalam bidang fashion sudah banyak, dan banyak mengenyam
pendidikan diluar daerah Aceh karena masih kurangnya perhantian terhadap
pendidikan fashion di Aceh ini.

Dibutuhkannya sebuah pendidikan dan keterampilan kerja yang berfungsi untuk


mengembangkan potensi dengan penguasaan keterampilan fungsional serta
pengembangan sikap yang professional di bidang fashion. Terutama di Aceh yang
cenderung mengikuti pola yang berkembang sesuai dengan masyarakat,
perkembangan pengetahuan fashion terutama fashion muslim sangat dibutuhkan di
Banda Aceh ditambah Kota Banda Aceh merupakan kota berbasis syariat islam
sehingga menjadikan peluang Banda Aceh mengembangkan karya – karya baru yang
sesuai dengan karakter Aceh.

dapat disimpulkan bahwa diperlukan suatu wadah yang dapat memberikan


pendidikan tentang fashion terutama di Aceh dengan fasilitas sarana dan prasarana
yang memadai sehingga fahion Aceh dapat berkembang di dunia fashion Indonesia
dan dunia terutama dalam busana muslim.

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH


 Potensi kawula muda yang ingin memperdalam dunia fashion, tidak
semua tersalurkan karena belum adanya pendidikan sesuai dengan
minat tersebut.
 Beberapa pendidikan di dunia fashion seperti kursus menjahit dan
sekolah tata busana memiliki keterbatasan materi untuk menjadi
seorang fashion desainer
 Sedikit fasilitas di bidang fashion yang dapat mewadahi masyarakat
yang ingin belajar tentang dunia fashion.

1.3 TUJUAN
 Menghasilkan peserta didik yang memiliki keahlian dan keterampilan
dan kreatifitas di bidang fashion.
 Mengembangkan dunia fashion khususnya di Aceh
 Meningkatkan citra daerah melalui perkembangan ilmu.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 pengertian fashion

Fashion berasal dari kata bahasa inggris yang berarti mode, cara, gaya, model dan
kebiasaan. Pengertian fashion adalah suatu istilah untuk menggambarkan gaya yang
dianggap lazim pada satu periode waktu tertentu (Wikipedia,2010). Biasanya gaya
yang dimaksud, cenderung fokus ke gaya berpakaian masyarakat pada periode waktu
itu. Dalam perkembangannya, fashion juga merambah pada bidang lain selain
pakaian, aksesoris, gaya hidup, tatanan rias wajah dan rambut.

Fashion sendiri juga mengandung beberapa pengertian dari beberapa sumber yakni
antara lain: Ragam atau gaya terbaru pada satu kurun waktu (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 1999). Menurut Taruna K. Kusmayadi, 2011, seorang designer, fashion
adalah meracik ide atau gagasan dalam berbusana yang mana diharapkan dapat
menjadi gaya hidup seharihari. Menurut Musa Widyatmojo B.Sc seorang anggota
asosiasi perancang dan pengusaha mode Indonesia, fashion adalah gaya hidup dan
gaya berbusana pada suatu waktu tertentu yang mengikuti perubahan dan
perkembangan zaman. Menurut Harry Darsono, seorang perancang busana
Indonesia, fashion adalah sebuah image/citra yang ditampilkan melalui cabang karya
seni tepatnya seni rupa yang berfungsi atau terpakai, dimana perancang mode
(fashion designer) merupakan dunia yang sadar akan naluri manusia. Menurut
Malcom barnard pada buku fashion sebagai komunikasi, 1996 mengatakan, “fashion
berasal dari bahasa Inggris, yang artinya cara, kebiasaan, atau mode. Fashion adalah
busana yang menentukan penampilan seseorang dalam suatu acara tertentu, sehingga
terlihat berbeda dari sebelumnya. Perkembangan fashion tidak lepas dari pengaruh
informasi. Karena informasi merupakan sarana seseorang untuk bisa mengetahui
lebih jelas tentang fashion.” Menurut Christian Dior seorang designer, fashion adalah
pakaian yang dirancang sebagai alat pelindung untuk memperindah penampilan diri,
untuk menyatakan kekuasaan atau kekuatan dan untuk menunjukkan (status)
seseorang dalam masyarakat.
2.2 pengertian Desain

Menurut J. B. Reswick, pengertian desain adalah aktivitas kreatif yang didalamnya


terkandung penciptaan sesuatu yang baru dan bermanfaat yang sebelumnya tidak ada

MenurutOxford Dictionaries, desain adalah sebuah rencana atau gambar yang dibuat
untuk menunjukkan tampilan dan fungsi atau cara kerja suatu bangunan, pakaian,
atau benda lain sebelum dibuat.

2.2.1 Fungsi Desain

Desain adalah seni terapan, arsitektur, dan berbagai pencapaian kreatif lainnya yang
melibatkan susunan garis, bentuk, ukuran, warna, dan value sebuah benda
berdasarkan prinsip-prinsip tertentu. Adapun beberapa fungsi desain adalah sebagai
berikut:

 Sebagai alat bantu dalam proses menciptakan suatu objek baru.


 Sebagai sarana desainer untuk menyampaikan ide atau karya ciptanya
kepada khalayak.
 Sebagai wadah untuk memaparkan tampilan objek-objek tertentu kepada
masyarakat dengan suatu gambaran atau keadaan sebenarnya
 Sebagai sarana untuk meningkatkan ilmu pengetahuan manusia sehingga
lebih memahami bentuk gambar bidang, ruang, susunan, konfigurasi,
komposisi, value, dan sebagainya.
2.3 Pengertian Modeling
Modeling adalah suatu segmen yang meliputi peragaan busana, catwalk dan
menampilkan keserasian antara busana, proporsi fisik (body), performance (aksi
catwalk) dan inner beauty.
Pengertian Model Model (peragawan/peragawati) adalah seseorang yang
dipekerjakan untuk tujuan menampilkan dan mempromosikan pakaian mode atau
produk lainnya dan untuk tujuan iklan atau promosi atau yang berpose untuk karya
seni.
2.4 Pengertian Pendidikan
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Undang-
undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV pasal 13
dengan tegas menyatakan bahwa jalur pendidikan ada 3 macam, yaitu :
a. Pengertian Pendidikan Formal Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang
terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah
dan pendidikan tinggi.
b. Pengertian Pendidikan Non Formal Pendidikan Nonformal adalah jalur pendidikan
di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang
yang berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada
penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta mengembangkan sikap
dan kepribadian professional. Pendidikan
Nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini (PAUD),
pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan
keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan serta
pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan,
kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan
pendidikan yang sejenis. Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan
hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh
lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah atau pemerintah daerah dengan mengacu
kepada standar nasional pendidikan. c. Pendidikan Informal
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan dari keluarga dan lingkungan.
2.4.1 Pengertian Pendidikan Non Formal
Akreditasi Pendidikan Non Formal Menurut UU RI No. 20/2003 Pasal 60 ayat 1
akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan
pada jalur pendidikan formal dan non formal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan
berdasarkan kriteria yang bersifat terbuka. Setiap program dan satuan PNF harus
memenuhi standar minimal yang telah ditetapkan pada Surat Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional No. 055/U/2001 tanggal 19 April 2001. Dalam UU RI No.
20/2003 Pasal 35 ayat 1, aspek yang perlu di standarisasi terdiri atas 8, yaitu : Standar
Isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi pendidikan dalam program
PNF. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah
kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan
dalam jabatan. Standar Sarana dan Prasarana adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat
beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat
berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang
proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang
dibutuhkan.
2.4.2 Sarana dan Prasarana Pendidikan Non Formal Menurut Peraturan Pemerintah
No. 19 Tahun 2005, satuan pendidkan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot,
peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan
habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Serta, setiap satuan pendidikan wajib
memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan, satuan
pendidikan, ruang pendidikan, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang
laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya
dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi,
dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang
teratur dan berkelanjutan
BAB III

DAFTAR PUSTAKA

 https://sumatra.bisnis.com/desainer-fesyen-muda-ramaikan-islamic-fashion-
festival-2019
 Barnard, Malcolm. 2009. Fashion Sebagai Komunikasi: Cara
Mengkomunikasikan Identitas Sosial, Seksual, Kelas, dan Gender.
Yogyakarta: Jalasutra
 Brannon, Evelyn L. 2010. Fashion Forecasting. New York:
Fairchild Books
 Grube, Ernst. 1995. Architecture of the Islamic World: Its History
and Social Meaning. London: Thames & Hudson
 https://acehekspres.com/berita/41-desainer-aceh-rancang-21-busana-dari-
berbagai-negara-apa-saja/

Anda mungkin juga menyukai