KELAS X
ALOKASI WAKTU : 3 JP
KATA KUNCI
Industry dibidang busana
PERTANYAAN INTI
Bagaimana saya dapat mengetahui proses bisnis berbagai industry dibidang busasana (Fesyen)
yang ada?
Bagaimana saya menjelaskan materi mengenai industry dibidang busana?
A. Perangkat ajar ini dapat digunakan guru mengajar :
1. Siswa Reguler/tipikal
2. Siswa dengan hambatan belajar
3. Siswa cerdas istimewa berbakat istimewa (CIBI)
B. Kelengkapan Perangkat ajar :
Lembar kegiatan, rubric penilaian, foto, video
DESKRIPSI UMUM
Peserta didik mampu menjelaskan informasi dan wawasan secara menyeluruh tentang K3 di bidang
busana (fesyen), proses produksi di Industri, pengetahuan tentang kepribadian yang dibutuhkan agar
dapat mengembangkan pola pikir kreatif, proses kreasi untuk menghasilkan solusi desain yang tepat
sasaran, aspek perawatan peralatan, potensi lokal dan kearifan lokal, dan pengelolaan SDM di Industri.
AKTIVITAS
Pertemuan 1 : Studi pustaka terkait informasi dan wawasan menyeluruh tentang K3
dibidang busana (Fesyen)
Pertemuan 2 : Diskusi mengenai proses produksi di Industri dibidang busana
(Fesyen)
pertemuan 3 : Presentasi, pengetahuan tentang kepribadian yang dibutuhkan agar
dapat mengembangkan pola pikir kreatif, proses kreasi untuk
menghasilkan solusi desain yang tepat sasaran, aspek perawatan
peralatan, potensi lokal dan kearifan lokal, dan pengelolaan SDM di
Industri
PERTEMUAN 1 DARING/LURING (180 MENIT)
I. KEGIATAN AWAL (30 MENIT)
A. KOMPETENSI AWAL
1. Menunjukkan keimanan sebagai rasa syukur dan keyakinan terhadap kebesaran sang
pencipta / Tuhan Yang Maha Esa karena menyadari keteraturan dan kompleksitas alam
dan jagat raya diatur oleh sang pencipta.
2. Menyadari kebesaran Tuhan yang mencitakan alam semesta dari semua unsure di
dalamnya.
3. Menunjukkan prilaku ilmiah (rasa ingin tahu, objektif, jujur, teliti, cermat, tekun, hati-
hati, bertanggung jawab, terbuka, kritis, kreatif, inovatif, dan peduli lingkungan) dalam
aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan
dan diskusi.
4. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi melaksanakan praktikum dan melaporkan hasil praktek.
5. Mencari informasi dan wawasan menyeluruh tentang K3 dibidang busana (Fesyen)
6. Menguraikan proses produksi di industry bidang busana .
7. Mempresentasikan proses produksi dibidang busana .
8. Mengembangkan proses kreasi untuk menghasilkan solusi desain yang tepat sasaran .
9. Meningkatkan pengetahuan mengenai aspek perawatan peralatan.
10. Meningkatkan potensi lokal dan kearifan lokal, dan pengelolaan SDM di Industri .
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah proses pembelajaran peserta didik dapat :
1. Mencari informasi dan wawasan menyeluruh tentang K3 dibidang busana (Fesyen)
2. Menguraikan proses produksi di industry bidang busana .
3. Mempresentasikan proses produksi dibidang busana .
4. Mengembangkan proses kreasi untuk menghasilkan solusi desain yang tepat sasaran .
5. Meningkatkan pengetahuan mengenai aspek perawatan peralatan.
6. Meningkatkan potensi lokal dan kearifan lokal, dan pengelolaan SDM di Industri .
E. PERTANYAAN PEMANTIK
1. Saat ini kalian telah bersekolah di SMK pada Program Keahlian Busana (Fesyen). Bagaimana
perasaan kalian?
2. Saat memilih program keahlian ini, apakah kalian sudah tahu tentang industri fesyen?
3. Apakah mengikuti gaya berpakaian adalah sesuatu yang wajib untuk kalian?
4. Memiliki selera atau gaya sendiri memang menyenangkan, karena kalian dapat bebas
mengekspresikan siapa diri kalian sesungguhnya. Tapi apakah kalian sudah tahu kalau ternyata
industri fesyen ikut ambil andil perihal lingkungan?
5. Memang hal apa yang dilakukan industri fesyen sehingga berdampak pada lingkungan ?
A. PENDAHULUAN
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, peserta didik dapat :
1. Memahami ekosistem mode dan overview fashion industri dengan benar.
2. Menjelaskan gaya dan selera sesuai dengan perkembangan fashion dan trend
dengan tepat.
3. Memahami karya desainer dan produk fashion dengan benar.
4. Mendeskripsikan konsep sustainable fashion dengan jelas.
5. Memahami potensi lokal dan kearifan lokal dalam industri busana (fesyen) dengan
benar.
6. Menjelaskan pengelolaan SDM di industri busana (fesyen) dengan tepat.
Fast Fashion adalah istilah yang digunakan oleh industri tekstil yang memiliki
berbagai model fashion yang silih berganti dalam waktu yang sangat singkat, serta
menggunakan bahan baku yang berkualitas buruk, sehingga tidak tahan lama.
Misalnya ketika musim panas, industri fast fashion akan memproduksi pakaian musim
panas. Dan dalam waktu yang singkat, mereka akan memproduksi pakaian untuk
musim dingin ketika musim dingin datang. Bahkan saat ini, kebanyakan industri fast
fashion memproduksi hingga 42 model fashion dalam waktu 1 tahun. Konsep bisnis
ini memproduksi pakaian dengan jumlah banyak dan cepat demi memenuhi
permintaan pasar. Kemunculan fast fashion mendukung gaya hidup konsumtif karena
harganya yang relatif lebih murah dibandingkan pakaian dari designer.
Industri fast fashion seringkali tidak memperhatikan dampak buruk terhadap
lingkungan dan mengorbankan keselamatan para pekerjanya.
Ciri‐ Ciri Fast Fashion
Berikut 4 ciri‐ciri yang dapat mempermudah kalian mengenali sebuah produk fast
fashion :
a) Produk fast fashion memiliki banyak model dan selalu mengikuti trend terbaru.
b) Model fashion selalu berganti dalam waktu yang sangat singkat.
c) Diproduksi secara massal di negara Asia dan negara berkembang, dimana
pekerja digaji dengan sangat murah tanpa ada jaminan keselamatan kerja dan
upah yang layak, salah satunya di Indonesia.
d) Menggunakan bahan baku yang tidak berkualitas (murah) dan tidak tahan lama.
Ayo Berpendapat!
Dari beberapa penjelasan kalian lebih mengenal fast fashion hingga dampak yang
ditimbulkan. Bahkan hingga kini retail fast fashion masih menjadi konsumerisme
yang biasa ditemukan di pusat perbelanjaan. Apakah kalian masih mau
menggunakan dan membeli produk fast fashion? Berikan penjelasan berdasarkan
pendapat kalian masing‐masing!
Sumber : Kemlu.go.id
Dua desainer Indonesia di Australia, Emmythee dan Savira Lavinia berhasil
melahirkan karya‐karya fenomenal yang ditampilkan di lantai 'Catwalk Gold
Coast Fashion Project 2021' (GCPF). Keikutsertaan desainer Indonesia pada
ajang GCPF merupakan hasil kerja sama kerja sama KJRI Sydney dan Indonesian
Fashion Chamber (IFC). Karya dua desainer Indonesia yang berada di balik brand
Emmy Thee dan Sav Lavin ini mendapatkan sambutan hangat dari para desainer
dan pecinta mode di Australia. Keduanya mengedepankan konsep sustainable
fashion dengan prinsip zero waste pattern, daur ulang sisa kain untuk pembuatan
aksesoris dan memajukan pengrajin lokal dari berbagai daerah di Indonesia.
Koleksi yang ditampilkan pada GCFP di antaranya 'changes outer look 7 denim'
menggunakan celana denim daur ulang, tas domalu dan anting‐anting yang
menggunakan sisa‐sisa kain atau perca.
Secara umum, karya Emmythee menampilkan kekayaan kain tradisional Indonesia
yang mengedepankan pengrajin lokal. Sementara itu, Savira Lavinia menampilkan
koleksi bernuansa kontemporer berjudul 'Gardenia' yang bertujuan untuk
menciptakan identitas visual baru terinspirasi oleh seni, musik, film dan literatur
yang bertemu dalam harmoni yang sempurna.
Partisipasi KJRI Sydney pada GCFP juga didukung oleh ekosistem mode
Indonesia dan Australia, di antaranya Selvie Khoesnadi (fashion stylist berbasis di
Gold Coast), Monstera International (trading company berbasis di Adelaide),
Karina Trijono (founder brand Soloputri), Anindita Rahardjo (founder brand
Kakamiku) dan desainer perhiasan Amerika berbasis di Adelaide Che Garcia
dengan brand Woodsman Jewellery. Karya‐karya desainer Indonesia tersebut
langsung dipertemukan dengan konsumen local dan mendapat animo luar biasa
dari aspek penjualan.
PRODUK MODE (PRODUK FASHION)
Produk mode ada 2 yaitu :
1. Made to order
Yang termasuk dalam made to order :
a) Tailor Mode
b) High Fashion
c) Uniform
d) Costume
2. Ready to wear
Yang termasuk dalam ready to wear :
a) Deluxe
b) Mass Product
3. Berdasarkan kesesuaian tren :
Sumber : IFC/Dina Midiani (2021)
a) Avant garde/garda depan
b) Kontemporer/trend
c) New basic
d) Basic
Sumber : Kompas.com
3. Sejauh Mata Memandang
Produk fashion lokal ini menerapkan konsep sustainable dengan pemilihan materialnya.
Tekstil berbahan katun, linen dan tencel dijadikan pilihan selain juga material lainnya
yang berasal dari proses daur ulang. Tujuannya untuk menjaga lingkungan dan
mengurangi kerusakan yang terjadi di bumi. Berbagai busana yang dijualnya
merupakan hasil karya pengrajin wanita
lokal yang dibayar dengan upah yang sesuai sebagai bagian dari fair trade. Untuk setiap
satu potong penjualan maka akan ada satu pohon yang ditanam.
Sumber : Kompas.com
Sepuluh tahun belakangan, semakin banyak perusahaan garmen yang
berusaha menerapkan konsep “sustainable” dan etika bisnis yang baik dalam
menjalankan seluruh proses mulai dari produksi hingga pemasaran dan distribusi
barang yang mereka jual.
Para desainer pun berlomba‐lomba untuk melakukan eksperimen dengan
bahan ramah lingkungan, seperti kulit apel, bahan pakaian dari jamur hingga
alternatif pengganti kulit hewan yang diciptakan dari serat daun dan batang nanas.
Pasar barang preloved alias second hand/bekas tapi dalam kondisi baik,
juga semakin marak, demikian pula dengan barang‐barang vintage/kuno yang
semakin banyak diburu pembeli.
Tidak hanya dilakukan oleh produsen pakaian, para konsumen juga dapat
ikut serta menerapkan penggunaan fashion berkelanjutan dalam kehidupan sehari‐
hari.
Implementasi konsep sustainable fashion dalam berpakaian :
1. Merawat pakaian yang sudah dimiliki. Ini merupakan hal paling mendasar dan
sederhana. Menjaga pakaian agar berumur panjang adalah pilihan hidup
berkelanjutan yang utama. The most sustainable item is the one you already
own.
2. Memilih bahan baku dengan menggunakan kain serat alami. Pakaian
menggunakan bahan berserat alami seperti tencel, viscose‐rayon, katun dan
linen yang ditanam tanpa pestisida kimia dinilai lebih aman.
Viscose rayon adalah kain yang terbuat dari serat hasil regenerasi selulosa. Biasanya
serat ini dikenal sebagai salah satu bahan baku tekstil yang mampu mendukung tren
sustainable fashion karena memiliki sifat yang renewable, terurai dengan mudah, hingga
mudah terlacak.
Sumber : Pinterest.com
3. Tipe merek. Jika harus membeli pakaian baru, alangkah baiknya jika membeli
dari merek fesyen lambat (slow fashion) yang didasarkan atas produksi dan
pemakaian pakaian dengan rentang waktu yang lama, daya tahan dan kualitas
yang tinggi, proses produksi yang beretika serta ramah
lingkungan. Tidak berfokus pada kecepatan produksi massal layaknya fesyen cepat.
Dalam fesyen lambat, prioritas adalah kualitas, bukan kuantitas.
4. Mulai menerapkan zero waste pattern dalam berpakaian. Artinya kalian bisa
memakai sisa pola pakaian untuk dibuat pakaian baru sehingga tidak
menyisakan limbah bahan pakaian.
5.
Sumber : Pinterest.com
6. Penerapan sustainable fashion dalam pembuatan busana muslim
Salah satu brand busana muslim tanah air, Inen Signature, menghadirkan koleksi
terbarunya di mana koleksi tersebut menggunakan perwarna alami dari kayu secang
dan 10 macam daun untuk menghasilan koleksi yang apik dan manis. Dalam
menjadikannya koleksi baju, teknik yang digunakan ramah lingkungan, yaitu teknik
ecoprint. Tehnik ecoprint adalah tehnik memberi motif pada bahan atau kain
menggunakan pewarna alami dari suatu tumbuhan berupa daun, batang, bunga,
ataupun buah. Teknik ini merupakan teknik sederhana yang mudah dilakukan
dirumah dengan biaya yang murah dan tidak membutuhkan mesin. Menyatu sekali
antara ecoprint dengan perwarna alami. Permotifannya dengan daun‐daun, bunga,
batang dan sejenisnya dari tumbuhan dan kain yang digunakan harus kain dengan
serat alami, viscose rayon. Dari sini, semua dalam
pengerjaannya alami dan ramah lingkungan. Bahkan, sisa dari penggunaan teknik
ecoprint ini, baik dari daun‐daunan dan lainnya, serta kayu‐kayuan sebagai pewarna, ini
pun setelah tidak terpakai lagi, bisa menjadi pupuk. Ini artinya, semua tidak terbuang
percuma dan lingkungan tetap terjaga karena yang terbuang adalah bahan‐bahan alami.
7. Mengurangi limbah air, hindari mencuci baju dalam jumlah kecil. Cara
alternatifnya, kalian bisa mencuci baju kotor selama seminggu secara
bersamaan di akhir pekan.
8. Saat belanja pakaian baru sebaiknya pilih pakaian dengan kualitas bagus
sehingga memiliki masa pakai yang lama. Belanja pakaian dengan bijak juga
ikut menjaga lingkungan lho. Ingat, baju kalian juga bisa diturunkan ke anak‐
cucu nantinya.
9. Mulai terapkan reuse recycle repair dan upcycle dalam kehidupan sehari‐ hari.
Pakaian yang rusak, kamu bisa perbaiki atau jahit ulang. Sudah merasa bosan,
menjual baju preloved dinilai lebih baik daripada dibuang.
Ayo bereksplorasi!
Pengertian SDM ini adalah manusia yang mempunyai kemampuan terpadu yang
dicirikan dengan pola pikir dan daya fisik yang baik. SDM ini adalah merupakan satu
individu dan sumber utama yang bekerja sebagai inti penggerak dari sebuah
perusahaan atau organisasi. Mereka menjadi dasar penggerak, pemikir dan perencana
sebuah perusahaan sehingga harus dilatih dan dikembangkan kemampuannya demi
mencapai tujuan guna mengembangkan suatu perusahaan.
Peran fungsi SDM disini bisa dibilang cukup banyak, seperti turut menyumbang
kontribusi dalam aktivitas perencanaan, pengarahan, dan pengorganisasian jalannya
sebuah perusahaan.
Peran fungsi SDM dan manajemen sumber daya manusia terbilang penting, yakni
menentukan faktor produksi, membangun, serta mengembangkan perusahaan. Jika
tidak ada SDM yang mumpuni dan memadai, pastinya secara otomatis perusahaan akan
gagal meraih tujuan yang ingin dicapai.
Pendirian distro tidak bergantung pada faktor‐faktor yang berada di luar mereka,
seperti modal misalnya, sebagian besar pelopor distro merintis usahanya dari
modal kecil dan modal idealisme yang besar dan semangat juang yang tinggi.
Dari kacamata bisnis, distro dapat membesar dan dikategorikan kedalam industri
tersendiri, karena distro sesunggunguhnya tidak akan melenceng dari konsep
dan idealisme awal yang telah mereka tetapkan sewaktu pendirian distro
tersebut. Mereka hanya akan merilis produk dan ide yang orisinil, desain hasil
produksi sendiri serta cara‐cara produksi dan pemasaran yang tetap eksklusif.
Sebagian besar dari distro berusaha agar tidak terseret arus menuju arah
industrialisasi, tetapi seandainya mereka melenceng dari jalur dan memproduk
suatu desain secara masal atau menjual produknya pada jalur‐jalur yang
mainstream, merekapun masih dapat menyebut diri sebagai distro. Tetapi
konsumen yang smart pasti akan memilah mana distro yang memiliki idealisme
serta konsep yang jelas dan mana yang murni bisnis belaka tanpa konsep dan
isealisme yang jelas.
Distro tidak sama dengan Factory Outlet (FO), karena dari sisi idealisme,
konsep serta produk yang dijualpun berbeda. FO menjual mass produk,
sedangkan distro bersifat eksklusif. FO menjual produk ekspor lisensi dari brand
luar negeri dan merancang produk berdasarkan desain luar yang diproduksi
ulang secara masal dengan sedikit modifikasi pada warna misalnya. Movement
serta cara‐cara pemasaran antara distro dan FOpun jauh berbeda, perbedaan ini
kemungkinan disebabkan oleh adanya perbedaan misi serta target, oleh
karenanya dari sisi harga FO bisa lebih murah dibandingkan distro (Outlet
Jongkok.net)
DAFTAR PUSTAKA
a. Buku Siswa : 2021. Buku siswa Dasar – Dasar Busana Kelas X semester
1.Jakarta : Direktorat Pembina Sekolah Menengah Kejuruan
b. Buku pegangan guru : Soekarno.2012. Buku Penuntun Membuat Busana Tingkat
Dasar.Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
c. Internet