Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN

INOVASI

DAFTAR ISI

A. BAB I Manajemen Inovasi


1. Kegiatan Pertemuan I Orientasi Perkuliahan
2. Kegiatan Pertemuan II Tantangan Inovasi revolusi industri 4.0
3. Kegiatan Pertemuan III Konsep dasar Manajemen Inovasi
4. Kegiatan Pertemuan IV Pendekatan Design Thinking
5. Kegiatan Pertemuan V Identifikasi Ide-ide Inovasi
B. BAB II Instrumen Pengumpulan Data
Kegiatan Pertemuan VI Emphatize (Pengumpulan Data)
C. BAB III Sistematika Laporan dan Matriks Analisis Data
Kegiatan Pertemuan VII Perencanaan Inovasi Produk
D. BAB IV Form Spesifikasi dan Deskripsi Temuan Inovasi
1. Kegiatan Pertemuan IX
2. Kegiatan Pertemuan X
E. BAB V Form Spesifikasi dan Deskripsi Temuan Inovasi
Kegiatan Pertemuan XI Analisis Produk Inovasi
F. BAB VI Deskripsi Sebuah Prototype
Kegiatan Pertemuan XII Pengembangan Ide Inovatif (Prototype)
G. BAB VII Pedoman Tugas Akhir
1. Kegiatan Pertemuan XIV
2. Kegiatan Pertemuan XV
3. Kegiatan Pertemuan XVI
4. Kegiatan Pertemuan XVII

KEGIATAN PERTEMUAN I

Orientasi Perkuliahan

A. PENGANTAR
Pertemuan pertama berorientasi membangun pemahaman mahasiswa mengenai arah dan
konten mata kuliah manajemen inovasi, sekaligus memotivasi mereka agar terlibat secara
aktif membangun budaya belajar yang baik, dan berkontribusi dalam mengembangkan
kepekaan dalam melakukan eksplorasi masalah, ide solusi terhadap masalah tersebut melalui
pengembangan rencana inovasi. Pembelajaran manajemen inovasi terdiri dari 3 sistem kredit
semester. Setiap pertemuan dilaksanakan dalam waktu seratus lima puluh menit (150) menit.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mempelajari rencana perkuliahan secara keseluruhan.
2. Mempelajari tujuan perkuliahan, peran dan tugas dosen dan mahasiswa
3. Mempelajari indikator penilaian dalam perkuliahan manajemen inovasi.
4. Mempelajari aturan dan tata tertib perkuliahan, dan kesepakatan belajar/kontrak belajar 80
% kehadiran, tata krama, pembentukan kelompok.
5. Menjelaskan urgensi inovasi dalam revolusi industri 4.0
6. Mengindentifikasi tantangan problematika perubahan sosial dan teknologi di berbagai
belahan dunia dalam konteks revolusi industri 4.0

C. LINGKUP MATERI
Materi pada pertemuan ini adalah sebagai berikut.
1. Rencana perkuliahan semester, evaluasi perkuliahan, produk perkuliahan dan kegiatan
akhir perkuliahan dan Sipejar.
2. Norma, aturan dan tata tertib perkuliahan
3. Tantangan Revolusi Industri 4.0 dan urgensi inovasi

D. KEGIATAN BELAJAR
Pada pertemuan ini terdapat beberapa aktivitas pembelajaran yaitu
1. Penjelasan tentang rencana perkuliahan semester, evaluasi, tugas dan luaran perkuliahan,
dan norma, aturan dan tata tertib perkuliahan dan SIPEJAR.
2. Pembentukan kelompok
3. Materi pengantar Tantangan Revolusi Industri 4.0
Waktu perkuliahan pertemuan pertama dapat dikelola sebagai berikut; 30% penjelasan
dosen, 70% diskusi kelompok dan presentasi hasil diskusi dan penguatan dari dosen. Pada
pertemuan pertama ini, dosen juga perlu memotivasi mahasiswa untuk ikut berkontribusi
dalam mengembangkan sikap dan budaya belajar yang positif yaitu saling mendukung, saling
menghormati, disiplin dan fokus dalam menyelesaikan tugas.
Dosen perlu memotivasi para inovator muda untuk inovasi dan terus berlatih untuk
berpikir kritis dan kreatif. Untuk itu dosen perlu mengarahkan proses diskusi dan
menginformasikan sumber belajar berupa video tentang tantangan dan problematika era
revolusi industri 4.0, contoh keberhasilan inovasi dan kegagalan inovasi di berbagai bidang
misalnya aplikasi dari startup nasional yang telah menjelma menjadi unicorn dan dedacorn
seperti Go Jek, Traveloka, Tokopedia, dan beberapa start up lainnya. Dosen juga dapat
menayangkan video yang relevan sebagai pengayaan wawasan mahasiswa sesuai dengan
disiplin ilmu yang ditekuni mahasiswa. Semua bahan tersebut merupakan sumber belajar
manajemen inovasi.
Pada sesi ini dosen dapat memfasilitasi proses belajar aktif (active learning). Kelompok
ideal maksimal beranggotakan empat orang mahasiswa. Supaya proses diskusi mengalir
dengan baik maka dosen mengarahkan mahasiswa untuk berdiskusi secara berpasangan, lalu
hasil diskusi berpasangan dibahas ulang dan diringkas melalui diskusi kelompok dua pasang
atau empat orang mahasiswa. Dengan kata lain mahasiswa melakukan diskusi berpasangan
terlebih dahulu lalu bergabung dengan pasangan lain. Mahasiswa difasilitasi untuk
menganalisis perubahan perilaku masyarakat atau dinamika sosial budaya yang terjadi dalam
konteks revolusi industri 4.0.
1. Apa saja perubahan sosial (perilaku sosial, gaya hidup, teknologi dll) yang terjadi di era
revolusi industri 4.0? Apa penyebabnya?
2. Apa saja masalah yang muncul di era revolusi industri 4.0?
3. Pilih satu masalah yang menarik minatmu, uraikan ciri-ciri masalahnya.
4. Identifikasi apa saja penyebab masalah tersebut?
5. Siapa saja yang terkait dengan masalah tersebut?
Pertanyaan stimulasi tersebut dapat dikembangkan dan dimodifikasi
Pertanyaan tersebut dibahas secara berkelompok. Mahasiswa menuliskan jawabannya dalam
format mind map dalam kertas plano atau pada file aplikasi penyusun mind map. Proses
diskusi dapat dilakukan dalam waktu 30 menit, kemudian dilanjutkan dengan pemaparan hasil
diskusi dengan berbagai teknik. Dosen dapat menerapkan teknik jigsaw, penerapan pola
belanja gagasan atau windows shopping atau bisa juga presentasi setiap kelompok kecil.
E.URAIAN MATERI
1. Arah dan Tujuan Mata Kuliah Manajemen Inovasi
Kajian tentang manajemen inovasi bukanlah hal baru bagi praktisi, akademisi dan
pebelajar yang menekuni bidang ilmu ekonomi dan teknik industri, namun bagi praktisi
di luar bidang ekonomi. Istilah ini banyak digunakan dalam bidang tersebut. manajemen
inovasi pada bidang ilmu ekonomi dimaknai sebagai upaya perusahaan dalam mengelola
inovasi agar laju jalannya perusahaan terus berkembang dan maju (Arman dan Kartajaya,
2018).
Sementara itu di bidang ilmu sosial lainnya, misalnya pendidikan, sejarah,
sosiologi dan bidang ilmu lainnya, topik manajemen inovasi merupakan hal yang relatif
baru. Pada buku ini, konsep manajemen inovasi yang dikaji bukanlah proses tata kelola
perusahaan dalam mengembangkan inovasi yang bertujuan meningkatkan produktifitas.
Manajemen inovasi dalam buku ini dimaksudkan kajian tentang apa dan bagaimana
membelajarkan kemampuan berinovasi dalam berbagai bidang. Istilah yang digunakan
dalam mata kuliah ini memang diadopsi dari istilah ilmu ekonomi, dengan harapan,
semangat inovasi yang harus terus dilakukan oleh sebuah perusahaan agar tetap survive
di tengah berbagai tantangan, akan dapat mengispirasi mahasiswa dalam
mengembangkan ide inovasi sebagai solusi beragam bermasalah yang ada di sekitarnya
sesuai dengan bidang keilmuan dan sesuai dengan konteks saat ini.
Perkembangan sosial budaya di era disrupsi memang menuntut adanya perubahan
dan inovasi. Karena itu maka pembelajaran manajemen inovasi bertujuan
mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam berinovasi, sebuah kemampuan yang
dipandang sangat penting dalam menghadapi tantangan era disrupsi. Penyajian mata
kuliah manajemen inovasi bertujuan memfasilitasi pengembangan kemampuan
berinovasi melalui penguatan kreativitas dan kemampuan berpikir kritis mahasiswa
dalam mengidentifikasi problem yang terjadi di masyarakat dan mengembangkan solusi
secara tepat berdasarkan pola pikir yang sistematis.
Sesuai dengan alur masa perkuliahan, mahasiswa akan mengikuti proses
pembelajaran selama satu semester yang terdiri dari enam belas (16) pertemuan, empat
belas diantaranya adalah proses belajar melalui kegiatan sinkronus dan asinkronus baik
dilakukan secara langsung di kelas maupun melalui penugasan secara daring.
Salah satu indikator ketercapaian tujuan perkuliahan adalah mahasiswa mampu
menghasilkan rancangan ide inovatif yang dikembangkan melalui tahapan design
thinking. Mahasiswa dapat mengembangkan ide inovatif berupa alat dan prosedur
kerjanya, aturan dan pola sistem sosial, atau platform tertentu yang dapat memberikan
solusi terhadap persoalan yang selama ini terjadi. Produk berupa ide inovatif inilah yang
menjadi tugas akhir mahasiswa yang nantinya akan diajukan untuk memperoleh
penghargaan atas hak kekayaan intelektual.
Mengingat pentingnya sikap dan etika dalam interaksi sosial dan pengembangan
atau implementasi ide-ide kreatif dalam kehidupan, maka dalam perkuliahan manajemen
inovasi, sikap dan etika menjadi salah satu aspek penilaian yang harus diperhatikan oleh
mahasiswa. Di awal perkuliahan dijelaskan tentang peran juga tugas dosen dan
mahasiswa, detail rencana kegiatan perkuliahan berikut output atau produk perkuliahan,
aspek dan metode evaluasi perkuliahan, jumlah kehadiran yang harus dipenuhi oleh
mahasiswa dan kontrak belajar khususnya terkait dengan tata tertib dan tata karma yang
harus diperhatikan dan diikuti oleh mahasiswa dalam proses perkuliahan. Penjelasan
mengenai tujuan pembelajaran sangatlah penting untuk memotivasi mahasiswa dalam
berpikir kritis dan kemudian mengembangkan kemampuan berinovasi dan berkreasi.

2. Output Manajemen Inovasi dan Potensi Hak Kekayaan Intelektual


Mahasiswa yang mengikuti matakuliah manajemen inovasi akan menghasilkan
beberapa luaran berupa Prototipe produk atau Poster dan Laporan Pengembangan Ide
Inovatif. Dua luaran tersebut merupakan tugas wajib untuk evaluasi hasil. Sedangkan
evaluasi keterlibatan belajar atau evaluasi proses menggunakan data dari jurnal belajar
dan catatan refleksi diri mahasiswa.
Mengingat luaran atau produk perkuliahan ini memiliki hak kekayaan intelektual
(HKI) maka mahasiswa diberi wawasan dan arahan untuk mendaftarkan prototipe
produknya untuk memperoleh HKI. Kekayaan intelektual atau hak kekayaan intelektual
(HKI) atau hak milik intelektual adalah padanan kata yang biasa digunakan
untuk intellectual property rights (IPR), yakni hak yang timbul dari hasil olah pikir yang
menghasilkan suatu produk atau proses yang berguna untuk manusia. Pada intinya
kekayaan intelektual adalah hak untuk menikmati secara ekonomis hasil dari suatu
kreativitas intelektual. Objek yang diatur dalam kekayaan intelektual berupa karya-karya
yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia.
Merujuk pada UU. No. 19 tahun 2002,berikut ini beberapa karya yang dapat
diajukan untuk memperoleh HKI. Terdapat dua bentuk hak kekayaan intelektual yang
dapat dihasilkan dari karya inovasi matakuliah manajemen inovasi yaitu hak
cipta (copyrights) dan hak kekayaan industri. Hak cipta adalah hak eksklusif bagi
pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau
memberi izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan menurut Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan hak kekayaan industri (industrial
property rights) meliputi (1) paten (patent) adalah hak eksklusif yang diberikan oleh
negara kepada inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama
waktu tertentu melaksanakan sendiri invensinya tersebut kepada pihak lain untuk
melaksanakannya (2) desain industri industrial design) adalah suatu kreasi tentang
bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atau warna, atau gabungan daripadanya yang
berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat
diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk
menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan (3)
merek (trademark) adalah suatu tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf,
angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki
daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan atau jasa (4) indikasi
geografis (geographical indication) yaitu suatu tanda yang menunjukkan daerah asal
suatu barang, yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor
manusia, atau kombinasi dari kedua faktor tersebut, memberikan ciri dan kualitas tertentu
pada barang yang dihasilkan (5) desain tata letak sirkuit terpadu (layout design of
integrated circuit) adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara Republik Indonesia
kepada pendesain atau hasil kreasinya, untuk selama waktu tertentu melaksanakan
sendiri, atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakan hak
tersebut (6) rahasia dagang  (trade secret) adalah informasi yang tidak diketahui oleh
umum di bidang teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna
dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik rahasia dagang (7)
perlindungan varietas tanaman (plant variety protection) adalah perlindungan khusus
yang diberikan negara, yang dalam hal ini diwakili oleh pemerintah dan pelaksanaannya
dilakukan oleh Kantor Perlindungan Varietas Tanaman, terhadap varietas tanaman yang
dihasilkan oleh pemulia tanaman melalui kegiatan pemuliaan tanaman.

3. Hakikat Inovasi dan Urgensinya dalam Konteks Revolusi Industri 4.0


Perubahan dunia mulai terasa ketika milenium baru tiba. Cepatnya perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi membawa perubahan besar yang mempengaruhi
kehidupan umat manusia di berbagai bidang. Era yang disebut dengan istilah revolusi
industri 4.0 dikenal pula dengan istilah era disrupsi. Pada tahun 1997 Clayton Christensen
pernah meramalkan kehadiran era ini melalui buku populer The Innovator’s Dilemma
yang ditulis berdasarkan hasil penelitiannya. Melalui buku itu pula, dia mempopulerkan
istilah baru disruption yang saat ini banyak disebut diberbagai kesempatan.
Kasali (2018) memaparkan adanya lima indikator perubahan era disrupsi yang
sangat mempengaruhi kecenderungan kerja di berbagai bidang kehidupan saat ini.
Pertama, disrupsi menyebabkan penghematan dan pemangkasan biaya melalui proses
bisnis yang lebih simpel. Kedua, kualitas produksi mengarah pada hasil yang lebih baik
dibanding era sebelumnya. Ketiga, disrupsi berpotensi menciptakan pasar baru dan
membuka pasar yang selama ini tertutup. Keempat, produk dan jasa menjadi lebih mudah
diakses oleh para penggunanya, seperti layanan ojek dan taksi online, layanan perbankan
dengan financial technology yang dapat diakses dengan mudah melalui smartphone.
Kelima, disrupsi membuat segala sesuatu menjadi lebih smart, pintar, hemat waktu dan
lebih akurat.
Semua perubahan di era disrupsi perlu direspon dengan cepat dan cerdas oleh
berbagai kalangan, khususnya perguruan tinggi. Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan (LPTK) wajib bergegas mengiringi derap era disrupsi dengan membenahi
sistem pelayanan pendidikannya, jika tidak, resiko tenggelam diantara gegap gempitanya
era yang menyatukan seluruh dunia membayangi langkah perguruan tinggi. Begitu
urgennya inovasi di era disrupsi karena di dalam lembaga pendidikan tinggi inilah
generasi terkini—generasi milenial atau generasi Z—memperoleh pendidikan untuk masa
depannya.
Generasi milenial atau sering disebut generasi Z dipandang sebagai digital
natives. Mereka lahir, tumbuh dan berkembang bersama dengan pesatnya perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi sepanjang rentang tahun 1995 sd 2015 (Singh, 2014;
Mohr dan Mohr, 2017). Mereka sangat akrab dengan perubahan yang terjadi, bahkan
memiliki andil dalam perkembangan disrupsi itu sendiri. Sebagai digital natives, generasi
ini menjadi pengguna aktif semua perangkat komunikasi dan sosial media bahkan mampu
mengubah dunia dengan menginisiasi munculnya berbagai trend pola komunikasi,
fashion, kuliner dan aneka bisnis baru. Kehadiran Gojek, Grab, Traveloka, Bukalapak dll,
yang telah menciptakan gaya hidup manusia saat ini menjadi bukti nyata bahwa generasi
milenial telah berhasil mewarnai era baru secara masif.
Generasi milenial perlu memperoleh pengalaman belajar yang menstimulasi
munculnya ide solusi yang inovatif dan dapat diterapkan untuk memecahkan masalah
yang ada dalam berbagai konteks. Era revolusi industri telah menghadirkan persaingan
manusia dan robot, dimana banyak inovasi robotika, kecerdasan buatan atau artificial
intellegent berpotensi mendisrupsi pasar kerja dimana tenaga manusia digantikan oleh
mesin robot. Karena itu kemampuan berinovasi sangat diperlukan. Seiring dengan
perkembangan tersebut diprediksi banyak pekerjaan yang akan hilang seiring dengan
perkembangan masa disrupsi. Kasali (2019) menjelaskan bahwa era ini memang akan
banyak mengubah cara manusia dalam bekerja sehingga yang akan hilang adalah job atau
tugas kerja bukan menghilangkan work atau pekerjaan itu sendiri.
Realitas lain yang menjadi tantangan Indonesia yaitu bonus demografi. Indonesia
menghadapi Bonus Demografi mulai dari tahun 2010 sampai dengan 2050. Bonus
demografi merupakan peluang bagi bangsa Indonesia menjadi negara maju, dengan
syarat memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki budaya kreatif dan
inovatif . Pendidikan menjadi kunci peningkatan kualitas SDM yang nanti akan mampu
melakukan berbagai upaya inovasi dan memiliki produktivitas tinggi. Jika peluang ini
tidak dimanfaatkan dengan baik maka bonus demografi akan menjadi ancaman bagi masa
depan Indonesia.
Sousa dan Rocha (2019) merumuskan temuan penelitian bahwa kemampuan
berinovasi merupakan kemampuan yang sangat penting untuk berkembang dan sukses di
era disrupsi. Kemampuan berinovasi yang dimaksud Sousa dan Rocha adalah
kemampuan mengembangkan hal baru (inovatif) dan kreatif, kemampuan untuk
mengembangkan usaha dan melihat peluang usaha, kemampuan mengelola berbagai
sumber daya untuk merespon adanya peluang, kemampuan mengembangkan relasi atau
jejaring kerja baik nasional maupun internasional. Kemampuan ini sangat diperlukan
dalam konteks revolusi industri 4.0. Kemampuan inilah yang akan dikembangkan melalui
pembelajaran mata kuliah Manajemen Inovasi. Pengembangan dan penyajian mata kuliah
Manajemen Inovasi perlu dilakukan berdasarkan konteks dan karakteristik belajar
mahasiswa Universitas Negeri Malang. Pengembangan kemampuan inovasi melalui mata
kuliah Manajemen Inovasi perlu dilaksanakan melalui model pembelajaran yang tepat.

F. RENCANA TINDAK LANJUT


Mahasiswa distimulasi untuk melakukan pengamatan untuk mengidentifikasi
permasalahan yang relevan dengan bidang keilmuannya dan berbagai permasalahan dalam
konteks revolusi industri 4.0. dari permasalahan tersebut mahasiswa dapat mengembangkan
ide solusi yang inovatif. Hasil pengamatan dilaporkan secara lisan pada pembelajaran
berikutnya dan akan menjadi bahan diskusi kelompok pada pertemuan berikutnya. Dosen
memberikan tugas pada mahasiswa untuk menyimak video "Membangun Budaya Inovatif"
bersama Ir. Drs. Djohan Yoga, M.Sc., Ph.D. pada link youtube
https://www.youtube.com/watch?v=Sd74KNozt4Q&t=295s. Dosen harap menyimak video ini
hingga tuntas dan menulis catatan hasil belajar berupa poin penting dari video tersebut.
Sebagai pembuka wawasan mengenai konsep dasar inovasi maka dosen dapat
mengarahkan mahasiswa untuk membaca website bahan belajar yang memuat tulisan yang
berjudul Memahami Perbedaan Antara Kreatif dan Inovatif pada url berikut ini
http://www.2012forum.com/science/memahami-perbedaan-antara-kreatif-dan-inovatif/.
Sebagai tugas belajar untuk persiapan pertemuan berikutnya. Dosen menugaskan
mahasiswa untuk (1) menulis catatan refleksi, dalam 200 kata, apa yang anda pahami, sadari,
rasakan tentang tentangan revolusi industri 4.0 (2) menulis optimisme dan komitmen anda
tentang MK ini (3) mempelajari video yang ada dalam tugas di Sipejar, buat ulasan 250 kata
tentang video tersebut.
G. REFERENSI
Kasali, Renald. 2018. Self-Disruption. Bandung: Penerbit Mizan.
Singh, Renee. 2014. Beyond evidence‐based practice? Journal of Family Therapy. Vol 36,
Issue 3. https://doi.org/10.1111/1467-6427.12045
Mohr, Kathleen A. J. and Mohr, Eric S. (2017) "Understanding Generation Z Students to
Promote a Contemporary Learning Environment," Journal on Empowering Teaching
Excellence: Vol. 1 : Iss. 1 , Article 9. doi: https://doi.org/10.15142/T3M05T
Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia. UU No. 19 tahun 2012 tentang Hak
Kekayaan Intelektual

Anda mungkin juga menyukai