CATATAN GURU
Modul ajar akan menjadi materi prasyarat dan berlanjut Pada materi berikutnya,
dengan menerapkan pembelajaran berbasis Proyek
PERSIAPAN
1. Guru memperlihatkan tayangan Video tentang ekosistem industri mode
dan overview fashion industry.
2. Guru memperlihatkan tayangan Video tentang Fast Fashion dan slow
fashion
3. Guru membuat Presentasi tentang perubahan gaya dan selera sesuai
dengan perkembangan mode dan trend
4. Guru memperlihatkan tayangan Video salah satu karya desainer Indonesia
dan produk fashionnya.
5. Guru memperlihatkan tayangan Video tentang konsep sustainable fashion
6. Guru membuat presentasi tentang potensi kearifan lokal dalam industri
Busana (Fesyen).
7. Guru membuat Presentasi tentang pengelolaan SDM di Industri busana
(fesyen)
AKTIVITAS
Pertemuan 1 : 1. Memahami ekosistem Mode dan Overview Fashion
Industri.
2. Menjelaskan gaya dan selera sesuai dengan
perkembangan fashion dan trend dengan tepat.
Pertemuan 2 : 1. Memahami karya desainer dan produk fashi0n.
2. Mendeskripsikan konsep suistanable fashi0n.
Pertemuan 3 : 1. Peserta Didik mampu memahami potensi lokal dan
kearifan lokal dalam industri busana (Fesyen).
2. Peserta didik mampu menjelaskan pengelolaan SDM di
Industri busana (Fesyen).
E. Verification (Pembuktian )
Peserta Didik mendiskusikan hasil
pengamatannya dan memverifikasi
hasil pengamatannya dengan data-
data atau teori pada buku sumber
melalui kegiatan, mencari solusi dari
berbagai sumber tentang Karya
desainer dan Produk fashion dan
Konsep Suistanable Fashion .
Pertemuan 3
(270 Menit)
Kegiatan Awal ( 30 menit) Kegiatan Inti ( 225 Menit )
E. Verification (Pembuktian )
1. Peserta Didik mendiskusikan hasil
pengamatannya dan memverifikasi
hasil pengamatannya dengan data-
data atau teori pada buku sumber
melalui kegiatan, mencari solusi
dari berbagai sumber Potensi lokal
dan kearifan lokal dalam industri
busana (Fesyen) dan Pengelolaan
SDM di Industri busana (Fesyen).
2. Generalization (Menarik
Kesimpulan)
1. Peserta Didik melakukan diskusi
kelas tentang Potensi lokal dan
kearifan lokal dalam industri
busana (Fesyen) serta
Pengelolaan SDM di Industri
busana (Fesyen).
2. Peserta Didik mengemukakan
pendapat atas materi Potensi
lokal dan kearifan lokal dalam
industri busana (Fesyen) dan
Pengelolaan SDM di Industri
busana (Fesyen) dan ditanggapi
oleh Peserta Didik yang lain.
3. Peserta Didik menyimpulkan
tentang poin-poin penting yang
muncul dalam kegiatan
pembelajaran .
Lampiran 1
RINGKASA
N
MATERI
1
Sumber : Buku Siswa Dasar – Dasar Busana Kelas X Semester
1. HeySTARTIC
Brand ini mengedepankan konsep sustainable dengan pemberdayaan
masyarakat dan produk daur ulang dari kertas. Dompet, tas, dan sandal
dihasilkan dari olahan limbah kertas bekas. Mulai dari kardus susu sampai kertas
semen bisa dijadikan produk fashion dengan desain yang cantik nan unik.
Terbukti hingga lebih dari 100 desain yang telah dihasilkan. Sejumlah pengrajin
local diajak bekerja sama agar bisa mendapatkan manfaat secara ekonomi.
Bukan hanya itu, brand ini berupaya menerapkan prinsip ethical dengan
menggelar berbagai pelatihan dan edukasi.
Sumber : Kompas.com
2. Osem
Produk lokal lain yang berkomitmen menjunjung prinsip berkelanjutan adalah
Osem. Hasilnya berupa pakaian dari kain yang diolah dengan prinsip jumputan
melalui teknik melipat, mengikat dan mewarnai. Berbagai produknya identik
dengan warna biru sebagai hasil proses pewarnaan alami dari berbagai
tumbuhan khas Indonesia.
Osem juga mengembangkan diri dan tetap konsisten dengan prinsipnya
dengan menggunakan kain dari serat alam seperti linen dan rami. Mengusung
zero‐waste, brand ini memaksimalkan sisa bahan yang ada dan menghindari
penggunaan resleting dan kancing yang berbahan dasar plastik.
Sumber : Kompas.com
Sumber : Kompas.com
3. Tipe merek. Jika harus membeli pakaian baru, alangkah baiknya jika
membeli dari merek fesyen lambat (slow fashion) yang didasarkan atas
produksi dan pemakaian pakaian dengan rentang waktu yang lama, daya
tahan dan kualitas yang tinggi, proses produksi yang beretika serta ramah
lingkungan. Tidak berfokus pada kecepatan produksi massal layaknya
fesyen cepat. Dalam fesyen lambat, prioritas adalah kualitas, bukan
kuantitas.
4. Mulai menerapkan zero waste pattern dalam berpakaian. Artinya kalian bisa
memakai sisa pola pakaian untuk dibuat pakaian baru sehingga tidak
menyisakan limbah bahan pakaian.
5. Penerapan sustainable fashion dalam pembuatan busana muslim
Salah satu brand busana muslim tanah air, Inen Signature, menghadirkan
koleksi terbarunya di mana koleksi tersebut menggunakan perwarna alami
dari kayu secang dan 10 macam daun untuk menghasilan koleksi yang apik
dan manis. Dalam menjadikannya koleksi baju, teknik yang digunakan
ramah lingkungan, yaitu teknik ecoprint. Tehnik ecoprint adalah tehnik
memberi motif pada bahan atau kain menggunakan pewarna alami dari
suatu tumbuhan berupa daun, batang, bunga, ataupun buah. Teknik ini
merupakan teknik sederhana yang mudah dilakukan dirumah dengan biaya
yang murah dan tidak membutuhkan mesin. Menyatu sekali antara ecoprint
dengan perwarna alami. Permotifannya dengan daun‐daun, bunga, batang
dan sejenisnya dari tumbuhan dan kain yang digunakan harus kain dengan
serat alami, viscose rayon. Dari sini, semua dalam pengerjaannya alami dan
ramah lingkungan. Bahkan, sisa dari penggunaan teknik ecoprint ini, baik
dari daun‐daunan dan lainnya, serta kayu‐kayuan sebagai pewarna, ini pun
setelah tidak terpakai lagi, bisa menjadi pupuk. Ini artinya, semua tidak
terbuang percuma dan lingkungan tetap terjaga karena yang terbuang
adalah bahan‐bahan alami.
6. Mengurangi limbah air, hindari mencuci baju dalam jumlah kecil. Cara
alternatifnya, kalian bisa mencuci baju kotor selama seminggu secara
bersamaan di akhir pekan.
7. Saat belanja pakaian baru sebaiknya pilih pakaian dengan kualitas bagus
sehingga memiliki masa pakai yang lama. Belanja pakaian dengan bijak juga
ikut menjaga lingkungan.
8. Mulai terapkan reuse recycle repair dan upcycle dalam kehidupan sehari-
hari. Pakaian yang rusak, kamu bisa perbaiki atau jahit ulang. Sudah merasa
bosan, menjual baju preloved dinilai lebih baik daripada dibuang.
Industri batik Indonesia perlu revolusi, bukan revolusi dalam arti yang tidak‐tidak,
tapi revolusi ide dan inovasi dalam menghasilkan produk batik yang mengikuti
dunia fesyen modern sekarang ini maupun mengantisipasi perkembangan di masa
mendatang.
Ide kreatif memadukan batik dengan gaya pakaian modern harus terus
dikembangkan, bukan saja dari desain dan corak, tapi juga dalam bahan kainnya
yang berkualitas, walaupun tetap harus berharga terjangkau sesuai kelasnya. Batik
berkualitas, lumayan mahal bagi kebanyakan orang saat ini, dan ini tantangan yang
harus dipecahkan oleh para pelaku industri batik kita.
Kekuatan ide dan daya kreasi adalah modal utama industri kreatif subsektor
fesyen. Maka perlu dirumuskan strategi pengembangan sumberdaya manusia
(pengrajin) dari aspek kreavtiitas, produksi dan pemasarannya dengan diberi
sentuhan teknologi dan ketrampilan SDM untuk memperoleh nilai tambah (added
value) produk fesyen‐nya. Untuk merumuskan strategi pengembangan industri
kreatif subsektor fesyen harus diketahui terlebih dahulu kondisi industri fesyen di
Yogyakarta melalui analisis Strength, Weaknesses, Opportunies, and Threaths
(SWOT), rantai nilai industri kreatif dalam kreasi, produksi, distribusi, dan
komersialisasinya.
Peran fungsi SDM disini bisa dibilang cukup banyak, seperti turut menyumbang
kontribusi dalam aktivitas perencanaan, pengarahan, dan pengorganisasian
jalannya sebuah perusahaan. Peran fungsi SDM dan manajemen sumber daya
manusia terbilang penting, yakni menentukan faktor produksi, membangun, serta
mengembangkan perusahaan
Industri fashion di Indonesia saat ini masih dibanjiri produk‐produk impor yang
murah (terutama dari Cina), yang mutunya juga tidak kalah dengan produk
domestik. Oleh karena itu banyak eksekutif puncak dunia masa kini yang
memberikan prioritas utama pada peningkatan dan pengendalian mutu produk,
sehingga setiap bidang industri, termasuk industri tekstil garment/fashion tidak
mempunyai pilihan lain, kecuali mengimplementasikan manajemen mutu total
secara optimal untuk meningkatkan daya saing danproduktivitasnya di pasar
domestik. (Pane. D, 2006:20)
Distro tidak sama dengan Factory Outlet (FO), karena dari sisi idealisme, konsep
serta produk yang dijualpun berbeda. FO menjual mass produk, sedangkan distro
bersifat eksklusif. FO menjual produk ekspor lisensi dari brand luar negeri dan
merancang produk berdasarkan desain luar yang diproduksi ulang secara masal
dengan sedikit modifikasi pada warna misalnya. Movement serta cara‐cara
pemasaran antara distro dan FO pun jauh berbeda, perbedaan ini kemungkinan
disebabkan oleh adanya perbedaan misi serta target, oleh karenanya dari sisi harga
FO bisa lebih murah dibandingkan distro (Outlet Jongkok.net)
Lampiran 2
RANCANGAN ASESMEN DIAGNOSTIK
Sangat
a. Bersemangat
b. Bersemangat
c. Kurang
Bersemangat
B. Asesmen Kognitif
Akhir
Waktu Asesmen Durasi Asesmen 30 Menit
Pembelajaran
SOAL LATIHAN PERTEMUAN 1
1. Merupakan sebuah system yang menggambarkan hubungan saling
ketergantungan, antara peran di dalam proses penciptaan nilai kreatif dengan
lingkungan sekitar sehingga tercipta nilai kreatif, disebut…
A. Industry fashion
B. Ekosistem fashion
C. Ekosistem industry
D. Ekosistem industry fashion
E. Industry dan ekosistem fashion
A. Slow fashion
B. Fast fashion
C. Favourite fashion
D. Fashionista
E. Over view fashion
A. Slow fashion
B. Fast fashion
C. Favourite fashion
D. Fashionista
E. Over view fashion
A. Easy going
B. Performer
C. Tradisional
D. Kuno
E. Modis
5. Bergerak dalam varian waktu, selalu berubah, namun tidak banyak perbedaan
dalam ruang karena konsep global merupakan pendekatan fashion yang berarti…
A. Easy going
B. Performer
C. Tradisional
D. Kuno
E. Modis
A. Deluxe
B. Mass product
C. Custome
D. Deluxe dan Mass product
E. Deluxe, Custome, dan Mass
product
3. Sebuah langkah untuk mengurangi limbah fashion yang kini jadi salah
satu penyumbang terbanyak dan dapat merusak bumi disebut…
A. Sustainable fashion
B. Sustainability
C. Avant garde
D. Ready to wear
E. Made to order
4. Menggunakan sisa pola pakaian untuk dibuat pakaian baru sehingga tidak
menyisakan limbah bahan pakaian sedikitpun dan atau sama sekali merupakan
penerapan dari…
A. Ecoprint
B. Renewable
C. Zero waste
D. Less waste
E. Preloved
5. Pakaian yang sudah rusak, bisa diperbaiki atau dijahit ulang, hingga menjual baju
preloved dinilai lebih baik daripada dibuang merupakan konsep penerapan dari…
A. Reuse, recycle
B. Recycle, repair
C. Repair, upcycle
D. Reuse, recycle, dan repair
E. Reuse, recycle, repair, dan upcycle
E. Reuse, recycle,
repair, dan upcycle
4. Pembuatan kain Lipaq Saqbe dibagi menjadi beberapa tahap. Proses menguntai
benang sutra dengan cara menarik benang dari kepompong disebut..
A. Ma’unnus
B. Ma’tiqqor
C. Macingga
D. Manggalenrong
E. Mappamaling
Identifikasi
Skor Rencana
Materi Yang Pertanyaan Jawaban
(Kategori) Tindak Lanjut
Akan Diujikan
Pengelolaan 1. Merupakan tempat penjualan B Paham Pembelajaran
SDM di Industri produk fashion yang memiliki Utuh dapat
busana kekhasan anak anak remaja dilanjutkan
(Fesyen). disebut… pada materi
Capaian
A. Factory Outlet Pembelajaran
B. Distribution Store berikutnya
C. Street Fashion A Tidak Memberikan
D. Bisnis Fashion C Paham Pembelajaran
E Department Store D Remedial
E materi
Pengelolaan
SDM di
Industri
busana
(Fesyen).
Pengelolaan 2. Aspek penting yang tidak C Paham Pembelajaran
SDM di Industri boleh dipandang sebelah mata Utuh dapat
busana dalam menjalankan sebuah dilanjutkan
(Fesyen). perusahaan atau bisnis pada materi
adalah… Capaian
Pembelajaran
A. Alat yang canggih berikutnya
B. Bahan baku yang A Tidak Memberikan
mahal B Paham Pembelajaran
C. Sumber daya D Remedial
manusia yang E materi
berkualitas Pengelolaan
D. Sumber daya alam SDM di
yang melimpah Industri
E. Dana yang besar
busana
(Fesyen).
Pengelolaan 3. Menjual produk fashion secara A Paham Pembelajaran
SDM di massal adalah ciri dari… Utuh dapat
Industri dilanjutkan
pada materi
busana A. Factory Outlet
Capaian
(Fesyen). B. Distribution Store
Pembelajaran
C. Street Fashion
berikutnya
D Bisnis Fashion
. B Tidak Memberikan
E. Department Store C Paham Pembelajaran
D Remedial
E materi
Ekosistem
Mode dan
Overview
Fashion
Industri
Potensi lokal 4. Pembuatan kain Lipaq Saqbe A Paham Pembelajaran
dan kearifan dibagi menjadi beberapa tahap. Utuh dapat
lokal dalam Proses menguntai benang sutra dilanjutkan
industri busana dengan cara menarik benang pada Capaian
(Fesyen) dari kepompong disebut.. Pembelajaran
berikutnya
A. Ma’unnus
B Tidak Memberikan
B. Ma’tiqqor
C Paham Pembelajaran
C. Macingga D Remedial
D. Manggalenrong E materi
E. Mappamaling Potensi lokal
dan kearifan
lokal dalam
industri
busana
(Fesyen)
Potensi lokal 5. Perhatikan data berikut : B Paham Pembelajaran
Utuh dapat
dan kearifan
(1) ) Lurus dilanjutkan
lokal dalam (2) Zigzag pada Capaian
(3) Persegi Pembelajaran
industri busana
(4) Kotak kotak berikutnya
(Fesyen) (5) Melengkung A Tidak Memberikan
C Paham Pembelajaran
Berikut yang termasuk D Remedial
motif corak geometris E materi
tenuna lipaq saqbe Potensi lokal
ditunjukkan oleh nomor… dan kearifan
A. (1), (2), dan (3) lokal dalam
B. (1), (2), dan (5) industri
busana
C. (2), (3), dan (4) (Fesyen)
D. (2), (3), dan (5)
PEMBELAJARAN REMEDIASI
DAFTAR PUSTAKA