Anda di halaman 1dari 48

MODUL AJAR

Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Lingsar


Nama Guru : Gemi Handayani
Bidang Keahlian : Seni dan Ekonomi Kreatif
Program Keahlian : Busana

Judul Elemen Dunia Industri dan Perkembangan Mode (DIPM)


Deskripsi Lingkup pembelajaran meliputi pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam
memahami ekosistem mode dan overview fashion
industry, model bisnis di lingkup industri fashion,
gaya dan selera sesuai dengan perkembangan fashion
dan trend, memahami karya desainer dan produk
fashion, memahami konsep sustainable fashion,
memahami potensi lokal dan kearifan lokal dalam
produk fashion.
Capaian Pembelajaran Pada akhir fase E peserta didik mampu
mendeskripsikan ekosistem industri mode dan
overview fashion industry, memahami model bisnis di
lingkup industri fashion, memahami perubahan gaya
dan selera sesuai dengan perkembangan mode dan
trend, mengenal dan memahami karya desainer dan
produk fashion, memahami konsep sustainable
fashion, memahami potensi lokal dan kearifan lokal
dalam produk fashion.
Kelas X
Alokasi Waktu 810 Menit
Jumlah Pertemuan 3x Pertemuan (@6 x 45 Menit)
Fase Capaian E
Profil Pelajar Pancasila Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
dan berakhlak mulia, mandiri. bernalar kritis dan
kreatif
Model Pembelajaran Discovery Learning
Moda Pembelajaran Luring
Metode Pembelajaran Diskusi, observasi, dan Presentasi
Bentuk Penilaian Asesmen Non Kognitif dan Kognitif
Sumber Pembelajaran Buku Paket, Modul, internet dan lainnya
Media Pembelajaran PC/Laptop,Android, LCD Projector, PPT, Video
Pembelajaran, Internet
Tujuan Pembelajaran 1. Peserta Didik Mampu Memahami ekosistem
Mode dan Overview Fashion Industri dengan
benar
2. Peserta Didik mampu menjelaskan gaya dan
selera sesuai dengan perkembangan fashion
dan trend dengan tepat.
3. Peserta Didik mampu memahami karya
desainer dan produk fashi0n dengan benar.
4. Peserta didik mampu mendeskripsikan konsep
suistanable fashi0n dengan jelas.
5. Peserta Didik mampu memahami potensi lokal
dan kearifan lokal dalam industri busana
(Fesyen) dengan benar.
6. Peserta didik mampu menjelaskan pengelolaan
SDM di Industri busana (Fesyen) dengan Tepat.
DUNIA INDUSTRI DAN PERKEMBANGAN MODE
(DIPM)
DESKRIPSI UMUM
Peserta Didik akan mendeskripsikan ekosistem industri mode dan overview fashion
industry, memahami model bisnis di lingkup industri fashion, memahami perubahan
gaya dan selera sesuai dengan perkembangan mode dan trend, mengenal dan
memahami karya desainer dan produk fashion, memahami konsep sustainable
fashion, memahami potensi lokal dan kearifan lokal dalam produk fashion sebanyak
3 (Tiga) kali Pertemuan .

CATATAN GURU
Modul ajar akan menjadi materi prasyarat dan berlanjut Pada materi berikutnya,
dengan menerapkan pembelajaran berbasis Proyek

PERSIAPAN
1. Guru memperlihatkan tayangan Video tentang ekosistem industri mode
dan overview fashion industry.
2. Guru memperlihatkan tayangan Video tentang Fast Fashion dan slow
fashion
3. Guru membuat Presentasi tentang perubahan gaya dan selera sesuai
dengan perkembangan mode dan trend
4. Guru memperlihatkan tayangan Video salah satu karya desainer Indonesia
dan produk fashionnya.
5. Guru memperlihatkan tayangan Video tentang konsep sustainable fashion
6. Guru membuat presentasi tentang potensi kearifan lokal dalam industri
Busana (Fesyen).
7. Guru membuat Presentasi tentang pengelolaan SDM di Industri busana
(fesyen)
AKTIVITAS
Pertemuan 1 : 1. Memahami ekosistem Mode dan Overview Fashion
Industri.
2. Menjelaskan gaya dan selera sesuai dengan
perkembangan fashion dan trend dengan tepat.
Pertemuan 2 : 1. Memahami karya desainer dan produk fashi0n.
2. Mendeskripsikan konsep suistanable fashi0n.
Pertemuan 3 : 1. Peserta Didik mampu memahami potensi lokal dan
kearifan lokal dalam industri busana (Fesyen).
2. Peserta didik mampu menjelaskan pengelolaan SDM di
Industri busana (Fesyen).

Pertemuan 1 (270 Menit)


Kegiatan Awal ( 30 menit ) Kegiatan Inti ( 225 Menit )

1. Peserta Didik dan Guru memulai A. Stimulation (Pemberian Rangsangan)


dengan berdoa bersama.
2. Peserta Didik disapa dan melakukan 1. Peserta Didik Mengamati tayangan
pemeriksaan kehadiran bersama Video perkembangan industri Fashion
dengan Guru. di Indonesia (link Youtube CNBC
3. Peserta Didik dan Guru melakukan Indonesia
Ice Breaking untuk melatih https://youtu.be/kbeU76_2JbI, gairah
Konsentrasi. Industri Fashion indonesia).
4. Peserta Didik bersama dengan Guru 2. Peserta Didik Mengamati tayangan
membahas tentang kesepakatan Video (link Youtube Dr. Indrawan
yang akan diterapkan dalam Nugroho
pembelajaran. https://youtu.be/Oum_4AxxgSI, Zara
5. Peserta Didik diberikan penjelasan Disrupsi industri dengan inovasi Fast
bahwa selama 3 kali pertemuan Fashion).
kedepan 3. Peserta Didik mengamati Video ( Link
6. Peserta Didik akan mengikuti Youtube refleksi DAAI TV
pembelajaran tatap Muka dan https://youtu.be/EaQVDS2UJws, Slow
kegiatan hari ini adalah kegiatan Fashion untuk lingkungan.
yang mendasari seluruh jenis 4. Peserta Didik memperhatikan
kegiatan pembelajaran. Dengan tayangan Video yang berkaitan dengan
demikian Wajib dikuasai oleh ekosistem Mode dan Overview Fashion
Peserta Didik dan diminta untuk Industri
fokus dan menyiapkan catatan Ayo Berpendapat :
apabila dibutuhkan. Dari beberapa tayangan Video dan
7. Guru mencari tahu kondisi Peserta penjelasan Guru kalian telah mengenal
Didik dengan melakukan Asesmen Fast fashion, Apakah kalian masih ingin
Diagnostik; menggunakan dan membeli produk
a. Kesejahteraan Psikologis dan Fast Fashion? Berikan penjelasan
sosial emosi Peserta Didik berdasarkan pendapat kalian masing-
1) Bagaimana Perasaan Kalian masing.
saat belajar di sekolah ? pilih B. Problem Statement ( Pertanyaan /
Emoji dibawah ini untuk Identifikasi Masalah )
mengungkapkan perasaan Peserta Didik Mengidentifikasi
kalian. sebanyak mungkin untuk
menanyakan :
1. Eksosistem Mode dan Overview
a) Fashion Industry;
2. Dampak Fast Fashion dan Slow Fashion
b) terhadap lingkungan;
3. Gaya dan selera sesuai dengan
c)
perkembangan fashion dan trend.

C. Data Collection (Pengumpulan Data)


b. Aktivitas Peserta Didik Peserta Didik Mengumpulkan
Menurut kalian hal apa yang informasi yang relevan untuk
paling menyenangkan dan tidak menjawab pertanyaan yang telah di
menyenangkan ketika belajar di identifikasi melalui kegiatan
Sekolah? Pengamatan Video dan penjelasan
c. Kondisi Keluarga dan pergaulan Guru tentang :
Peserta Didik 1. Eksosistem Mode dan Overview
Siapakah yang paling berperan Fashion Industry;
membantu kalian ketika 2. Dampak Fast Fashion dan Slow
mengalami kendala belajar Fashion terhadap lingkungan;
dirumah dan disekolah? 3. Gaya dan selera sesuai dengan
d. Gaya Belajar, Karakter, serta perkembangan fashion dan trend.
Minat Peserta didik D. Data Processing (Pengolahan Data)
1) Kegiatan belajar apa yang Peserta Didik berdiskusi mengolah
kalian sukai ketika belajar di data hasil pengamatan dengan cara,
sekolah? mengolah informasi dari Eksosistem
2) Bagaimana cara kalian Mode dan Overview Fashion
mempelajari materi ketika Industry, Dampak Fast Fashion dan
belajar dirumah? Slow Fashion terhadap lingkungan,
8. Peserta Didik dan Guru berdiskusi Gaya dan selera sesuai dengan
melalui pertanyaan Pemantik : perkembangan fashion dan trend.
a. Apa yang menjadi motivasi kalian yang sudah dikumpulkan dari hasil
memilih program keahlian ini? kegiatan mengamati dan kegiatan
b. Apakah kalian mengikuti trend mengumpulkan informasi.
Busana saat ini?
c. Apakah Kalian tahu, ternyata E. Verification (Pembuktian )
industri Fesyen memberi dampak Peserta Didik mendiskusikan hasil
pada lingkungan? pengamatannya dan memverifikasi
hasil pengamatannya dengan data-
data atau teori pada buku sumber
melalui kegiatan, mencari solusi dari
berbagai sumber tentang Eksosistem
Mode dan Overview Fashion Industry,
Dampak Fast Fashion dan Slow Fashion
terhadap lingkungan, Gaya dan selera
sesuai dengan perkembangan fashion
dan trend.

F. Generalization (Menarik Kesimpulan)


1. Peserta Didik melakukan diskusi
kelas tentang materi Eksosistem
Mode dan Overview Fashion
Industry, Dampak Fast Fashion dan
Slow Fashion terhadap lingkungan,
Gaya dan selera sesuai dengan
perkembangan fashion dan trend.
2. Peserta Didik mengemukakan
pendapat atas materi Eksosistem
Mode dan Overview Fashion
Industry, Dampak Fast Fashion dan
Slow Fashion terhadap lingkungan,
Gaya dan selera sesuai dengan
perkembangan fashion dan trend
dan ditanggapi oleh Peserta Didik
yang lain.
3. Peserta Didik menyimpulkan
tentang poin-poin penting yang
muncul dalam kegiatan
pembelajaran .

Kegiatan Penutup ( 15 Menit) Referensi

1. Peserta Didik dapat menanyakan hal- a. Kementerian Pendidikan


hal yang tidak dipahami pada Guru. Kebudayaan, Riset dan Teknologi,
2. Peserta Didik dapat Direktorat Jenderal Vokasi,
mengomunikasikan kendala yang Direktorat Sekolah Menengah
dihadapi selama pembelajaran. Kejuruan.2021. Buku Siswa Dasar-
3. Peserta Didik menerima apresiasi dan Dasar Busana Kelas X Semester 1.
motivasi dari Guru. b. https://youtu.be/kbU76_2JbI
c. https://youtu.be/Oum-4AxxgSI
d. https://youtu.be/EaQVDS2UJws

Refleksi Guru Lembar Kegiatan

1. Apakah ada kendala pada kegiatan 1. Soal-soal pertemuan 1


pembelajaran?
2. Apakah semua Peserta Didik aktif
dalam kegiatan pembelajaran?
3. Apa saja kesulitan Peserta Didik
yang dapat diidentifikasi pada
kegiatan pembelajaran?
4. Apakah Peserta Didik yang memiliki
kesulitan ketika berkegiatan dapat
teratasi dengan baik?
5. Apa level pencapaian rata-rata
Peserta Didik dalam kegiatan
pembelajaran?
6. Apakah Seluruh Peserta Didik dapat
dianggap tuntas dalam pelaksanaan
pembelajaran?
7. Apa strategi agar seluruh Peserta
Didik dapat menuntaskan
Kompetensi?

Refleksi Peserta Didik

1. Saya dapat memahami Ekosistem


mode dan overview fashion
industry;
2. Saya dapat menjelaskan Dampak
Fast Fashion dan Slow fashion;
3. Saya dapat menjelaskan Gaya dan
selera sesuai dengan
perkembangan fashion dan trend

Pertemuan 2 (270 Menit)


Kegiatan Awal ( 30 menit ) Kegiatan Inti ( 225 Menit )

1. Peserta Didik dan Guru memulai A. Stimulation (Pemberian Rangsangan)


dengan berdoa bersama. 1. Peserta Dibagi dalam beberapa
2. Peserta Didik disapa dan Kelompok
melakukan pemeriksaan kehadiran 2. Peserta Didik Mengamati
bersama dengan Guru. tayangan Video Karya Desainer
3. Peserta Didik dan Guru melakukan Dan Produknya Dengan Konsep
Ice Breaking untuk melatih Suistanable (link Youtube
Konsentrasi. Mercedes – Benz Fashion Russia
4. Peserta Didik dan diminta untuk https://youtu.be/xVuh8lwx1vc ,
fokus dan menyiapkan catatan Global talents Digital
apabila dibutuhkan. sustainability,Emmy Thee “
5. Guru menanyakan kesiapan Applying Zero Waste Pattern”).
Peserta Didik dalam menerima 3. Peserta Didik Mengamati tayangan
Pembelajaran. Video Konsep Suistanable Fashion
6. Guru mencari tahu kondisi Peserta (link Youtube NOVA
Didik dengan melakukan Asesmen https://youtu.be/_TMNeQlfxoE ,
Diagnostik; Mengenal Suistanable Fashion di
1) Bagaimana Perasaan Kalian era ini).
saat ini ? pilih Emoji dibawah ini Ayo Bereksplorasi :
untuk mengungkapkan Suistanable fashion adalah sebuah
perasaan kalian langkah untuk mengurangi limbah
fashion yang kini menjadi salah satu
penyumbang terbanyak dan dapat
merusak bumi. Sebagai Konsumen,
Apa usaha yang sudah kalian lakukan
dalam mengimplementasikan konsep
tersebut dalam kehidupan sehari-hari !
B. Problem Statement ( Pertanyaan/
a)
Identifikasi Masalah )
b) Peserta Didik Mengidentifikasi
sebanyak mungkin untuk
c) menanyakan :
a. Karya desainer dan produk
7. Peserta Didik dan Guru berdiskusi
fashi0n.
melalui pertanyaan Pemantik :
b. Konsep suistanable fashi0n.
a) Seorang Penjahit tentu
memiliki banyak sisa-sisa atau C. Data Collection (Pengumpulan Data)
perca kain , apa yang akan Peserta Didik Mengumpulkan

kalian lakukan dengan limbah informasi yang relevan untuk

tersebut? menjawab pertanyaan yang telah di


identifikasi melalui kegiatan
Pengamatan Video dan penjelasan
Guru tentang :
c. Karya Desainer dan Produk
Fashion;
d. Konsep Suistanable Fashion;

D. Data Processing (Pengolahan Data)


Peserta Didik berdiskusi mengolah
data hasil pengamatan dengan cara,
mengolah informasi dari Karya
desainer dan Produk fashion dan
Konsep Suistanable Fashion . yang
sudah dikumpulkan dari hasil
kegiatan mengamati dan kegiatan
mengumpulkan informasi.

E. Verification (Pembuktian )
Peserta Didik mendiskusikan hasil
pengamatannya dan memverifikasi
hasil pengamatannya dengan data-
data atau teori pada buku sumber
melalui kegiatan, mencari solusi dari
berbagai sumber tentang Karya
desainer dan Produk fashion dan
Konsep Suistanable Fashion .

F. Generalization (Menarik Kesimpulan)


1. Peserta Didik melakukan diskusi
kelompok tentang materi Karya
desainer dan Produk fashion dan
Konsep Suistanable Fashion
2. Peserta Didik mengemukakan
pendapat atas Karya desainer dan
Produk fashion dan Konsep
Suistanable Fashion dan
ditanggapi oleh Peserta Didik
yang lain.
3. Bersama dengaan Guru Peserta
Didik menyimpulkan tentang
poin-poin penting yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran .

Kegiatan Penutup ( 15 Menit) Referensi

1. Peserta Didik dapat menanyakan 1. Kementerian Pendidikan Kebudayaan,


hal-hal yang tidak dipahami pada Riset dan Teknologi, Direktorat
Guru. Jenderal Vokasi, Direktorat Sekolah
2. Peserta Didik dapat Menengah Kejuruan.2021. Buku Siswa
mengomunikasikan kendala yang Dasar-Dasar Busana Kelas X Semester 1.
dihadapi selama pembelajaran. 2. https://youtu.be/xVuh8lwx1vc
3. Peserta Didik menerima apresiasi 3. https://youtu.be/_TMNeQlfxoE
dan motivasi dari Guru.
Refleksi Guru Lembar Kegiatan

1. Apakah ada kendala pada kegiatan 2. Soal-soal pertemuan 2


pembelajaran?
2. Apakah semua Peserta Didik aktif
dalam kegiatan pembelajaran?
3. Apa saja kesulitan Peserta Didik
yang dapat diidentifikasi pada
kegiatan pembelajaran?
4. Apakah Peserta Didik yang memiliki
kesulitan ketika berkegiatan dapat
teratasi dengan baik?
5. Apa level pencapaian rata-rata
Peserta Didik dalam kegiatan
pembelajaran?
6. Apakah Seluruh Peserta Didik dapat
dianggap tuntas dalam pelaksanaan
pembelajaran?
7. Apa strategi agar seluruh Peserta
Didik dapat menuntaskan
Kompetensi?

Refleksi Peserta Didik

1. Saya dapat menjelaskan Karya


desainer dan produk ;
2. Saya dapat menjelaskan Konsep
sustainable fashion

Pertemuan 3
(270 Menit)
Kegiatan Awal ( 30 menit) Kegiatan Inti ( 225 Menit )

1. Peserta Didik dan Guru memulai A. Stimulation (Pemberian Rangsangan)


dengan berdoa bersama. 1. Peserta Didik Mengamati tayangan
2. Peserta Didik disapa dan Video potensi dan kearifan lokal
melakukan pemeriksaan kehadiran dalam industri Busana (link Youtube
bersama dengan Guru. Mandar Sutra Media
3. Peserta Didik dan Guru melakukan https://youtu.be/LZ_Od5nS2sl ,
Ice Breaking untuk melatih Mandar Sutra Malang Fashion
Konsentrasi. Runway 2019).
4. Peserta Didik diminta untuk fokus Ayo Berpendapat :
dan menyiapkan catatan apabila Berdasarkan Tayangan Video Apakah
dibutuhkan. kalian mengenal corak khas dari kain
5. Guru mencari tahu kondisi Peserta tenun mandar?
Didik dengan melakukan Asesmen B. Problem Statement ( Pertanyaan /
Diagnostik; Identifikasi Masalah )
1) Bagaimana Perasaan Kalian Peserta Didik Mengidentifikasi
saat ini ? pilih Emoji dibawah ini sebanyak mungkin untuk
untuk mengungkapkan menanyakan :
perasaan kalian. 1. Potensi lokal dan kearifan lokal
dalam industri busana (Fesyen).
2. Pengelolaan SDM di Industri
Sangat
a) Bersemangat busana (Fesyen) .

b) Bersemangat C. Data Collection (Pengumpulan Data)


Peserta Didik Mengumpulkan
c) informasi yang relevan untuk
Kurang
Bersemangat menjawab pertanyaan yang telah di
identifikasi melalui kegiatan
6. Peserta Didik dan Guru berdiskusi Pengamatan Video dan penjelasan
melalui pertanyaan Pemantik : Guru tentang :
1. Apakah kalian mengetahui 1. Potensi lokal dan kearifan lokal
Potensi dan kearifan lokal dalam industri busana (Fesyen).
didaerah anda ? 2. Pengelolaan SDM di Industri busana
(Fesyen)
D. Data Processing (Pengolahan Data)
3. Peserta Didik berdiskusi mengolah
data hasil pengamatan dengan
cara, mengolah informasi dari
Potensi lokal dan kearifan lokal
dalam industri busana (Fesyen) dan
Pengelolaan SDM di Industri
busana (Fesyen) yang sudah
dikumpulkan dari hasil kegiatan
mengamati dan kegiatan
mengumpulkan informasi.

E. Verification (Pembuktian )
1. Peserta Didik mendiskusikan hasil
pengamatannya dan memverifikasi
hasil pengamatannya dengan data-
data atau teori pada buku sumber
melalui kegiatan, mencari solusi
dari berbagai sumber Potensi lokal
dan kearifan lokal dalam industri
busana (Fesyen) dan Pengelolaan
SDM di Industri busana (Fesyen).

2. Generalization (Menarik
Kesimpulan)
1. Peserta Didik melakukan diskusi
kelas tentang Potensi lokal dan
kearifan lokal dalam industri
busana (Fesyen) serta
Pengelolaan SDM di Industri
busana (Fesyen).
2. Peserta Didik mengemukakan
pendapat atas materi Potensi
lokal dan kearifan lokal dalam
industri busana (Fesyen) dan
Pengelolaan SDM di Industri
busana (Fesyen) dan ditanggapi
oleh Peserta Didik yang lain.
3. Peserta Didik menyimpulkan
tentang poin-poin penting yang
muncul dalam kegiatan
pembelajaran .

Kegiatan Penutup ( 15 Menit) Referensi

1. Peserta Didik dapat menanyakan 1. Kementerian Pendidikan Kebudayaan,


hal-hal yang tidak dipahami pada Riset dan Teknologi, Direktorat Jenderal
Guru. Vokasi, Direktorat Sekolah Menengah
2. Peserta Didik dapat Kejuruan.2021. Buku Siswa Dasar-Dasar
mengomunikasikan kendala yang Busana Kelas X Semester 1.
dihadapi selama pembelajaran. 2. https://youtu.be/LZ_Od5nS2sl
3. Peserta Didik menerima apresiasi
dan motivasi dari Guru.

Refleksi Guru Lembar Kegiatan

1. Apakah ada kendala pada kegiatan 1. Soal-soal pertemuan 3


pembelajaran?
2. Apakah semua Peserta Didik aktif
dalam kegiatan pembelajaran?
3. Apa saja kesulitan Peserta Didik
yang dapat di identifikasi pada
kegiatan pembelajaran?
4. Apakah Peserta Didik yang
memiliki kesulitan ketika
berkegiatan dapat teratasi dengan
baik?
5. Apa level pencapaian rata-rata
Peserta Didik dalam kegiatan
pembelajaran?
6. Apakah Seluruh Peserta Didik
dapat dianggap tuntas dalam
pelaksanaan pembelajaran?
7. Apa strategi agar seluruh Peserta
Didik dapat menuntaskan
Kompetensi?

Refleksi Peserta Didik

1. Saya dapat memahami potensi


lokal dan kearifan lokal dalam
industri busana (fesyen) ;
2. Saya dapat memahami
pengelolaan SDM di industri
busana (fesyen).
LAMPIR
AN

Lampiran 1

RINGKASA
N
MATERI

A. Ekosistem Mode Dan Overview Fashion Industri


Ekosistem industri fashion, yaitu sebuah sistem yang menggambarkan
hubungan saling ketergantungan (interdependent relationship) setiap peran di
dalam proses penciptaan nilai kreatif dan dengan lingkungan sekitar yang
mendukung terciptanya nilai kreatif. Untuk menggambarkan hubungan saling
ketergantungan ini, akan dibuat sebuah peta ekosistem yang terdiri atas empat
komponen utama :
a. Rantai Nilai Kreatif (Creative Value Chain)
b. Pasar‐Konsumen, Audience, dan Customer (Market)
c. Lingkungan Pengembangan (Nurturance Environment)
d. Pengarsipan (Archiving)
Keempat komponen ini mempunyai peran yang berbeda, namun saling
berinteraksi dan membentuk suatu siklus dalam suatu ekosistem industri
subsektor fashion yang dapat menghasilkan rantai nilai kreatif secara
berkelanjutan. Peta ekosistem fashion
dibuat dengan menggunakan pendekatan kondisi ideal atau modelling untuk
menggambarkan bentuk sempurna industri fashion secara komprehensif dan
perkembangannya secara berkelanjutan. Peta ini menggambarkan aktivitas
yang terjadi pada setiap tahapan kreatif. Dalam hal ini, para pelaku yang terlibat
dan keterkaitan antarkomponen dijadikan sebagai suatu ekosistem secara
berkelanjutan.Dengan demikian, fashion dapat berkembang dalam konteks
industri.
Perkembangan industri fashion yang meningkat secara signifikan juga diwarnai
dengan kemunculan istilah fast fashion dan slow fashion. Kalau fast fashion
mementingkan kuantitas dan produksi yang cepat, slow fashion lebih
menekankan kualitas produk dan pemakaian yang lebih lama. Esensi dari slow
fashion adalah produksi pakaian yang etis dan ramah lingkungan.
1. Fast Fashion dan Dampak yang Ditimbulkan
Fast Fashion adalah istilah yang digunakan oleh industri tekstil yang
memiliki berbagai model fashion yang silih berganti dalam waktu yang sangat
singkat, serta menggunakan bahan baku yang berkualitas buruk, sehingga
tidak tahan lama. Misalnya ketika musim panas, industri fast fashion akan
memproduksi pakaian musim panas. Dan dalam waktu yang singkat, mereka
akan memproduksi pakaian untuk musim dingin ketika musim dingin datang.
Bahkan saat ini, kebanyakan industri fast fashion memproduksi hingga 42
model fashion dalam waktu 1 tahun. Konsep bisnis ini memproduksi pakaian
dengan jumlah banyak dan cepat demi memenuhi permintaan pasar.
Kemunculan fast fashion mendukung gaya hidup konsumtif karena harganya
yang relatif lebih murah dibandingkan pakaian daI designer. Industri fast
fashion seringkali tidak memperhatikan dampak buruk terhadap lingkungan
dan mengorbankan keselamatan para pekerjanya.
Ciri‐ Ciri Fast Fashion
Berikut 4 ciri‐ciri yang dapat mempermudah kalian mengenali sebuah
produk fast fashion :
a) Produk fast fashion memiliki banyak model dan selalu mengikuti trend
terbaru.
b) Model fashion selalu berganti dalam waktu yang sangat singkat.
c) Diproduksi secara massal di negara Asia dan negara berkembang, dimana
pekerja
d) Digaji dengan sangat murah tanpa ada jaminan keselamatan kerja dan
upah yang layak, salah satunya di Indonesia.
e) Menggunakan bahan baku yang tidak berkualitas (murah) dan tidak
tahan lama.
Dampak Fast Fashion
Industri fast fashion tentunya memberikan dampak yang buruk terhadap
lingkungan, bahkan manusia sendiri.
a) Industri fast fashion biasanya menggunakan pewarna tekstil yang murah
dan berbahaya, sehingga dapat menyebabkan pencemaran air dan
beresiko terhadap kesehatan manusia.
b) Poliester adalah salah satu bahan baku yang banyak digunakan industri
fast fashion yang berasal dari bahan baku fosil, sehingga saat dicuci akan
menimbulkan serat mikro yang meningkatkan jumlah sampah plastik.
c) Bahan katun yang digunakan biasanya dicampur dengan air dan pestisida
dalam jumlah yang sangat banyak, sehingga membahayakan para pekerja
dan meningkatkan resiko kekeringan, menciptakan tekanan besar pada
sumber air, menurunkan kualitas tanah, serta berbagai masalah
lingkungan lainnya.
d) Industri fast fashion biasanya juga menjadi penyebab menurunkan jumlah
populasi hewan, karena kebanyakan dari mereka juga memanfaatkan
kulit binatang sebagai bahan baku dan tentunya akan dicampur dengan
berbagai zat kimia. Seperti ular, macan, dan hewan lainnya.
e) Industri fast fashion mendorong banyak orang untuk sering berbelanja,
karena mereka selalu memproduksi model dengan tren terbaru. Hal ini
akan menimbulkan sifat boros dan ketidakpuasan.
2. Slow Fashion dan Dampaknya pada Lingkungan
Slow fashion atau sustainable fashion merupakan sebuah gerakan yang
berusaha memperbaiki masalah yang ditimbulkan fashion dengan
memperhatikan kualitas dan ketahanan produk yang ramah lingkungan,
serta meningkatkan kondisi lingkungan kerja.
Seperti yang kita ketahui, fashion memberikan berbagai masalah lingkungan
yang hampir tidak dapat diatasi lagi. Realita inilah yang mendorong berbagai
individu untuk melakukan aksi nyata perubahan demi keberlangsungan hidup
manusia dan alam, salah satunya melalui slow fashion. Gerakan ini mengajak
seluruh kalangan masyarakat, mulai dari produsen bahan mentah, pabrik,
hingga pembeli, untuk peduli akan dampak yang diberikan kepada alam.
Produsen bahan mentah diajak untuk menggunakan cara terbarukan dalam
memproduksi bahan mentah. Banyak produsen, seperti petani kapas, yang
memutuskan untuk mengubah cara penanaman mereka dengan mengurangi
penggunaan berbagai bahan kimia berbahaya yang dapat merusak
ekosistem. Selain itu, beberapa organisasi, seperti Better Cotton Initiative,
menyediakan informasi dan metode bagi para petani untuk melakukan
penanaman yang aman dan ramah lingkungan. Hal ini semakin diperkuat
dengan kesadaran mereka untuk memerhatikan kebutuhan pekerja dan
lingkungan di sekitar.
Kemudian, berbagai industri dan rumah fashion memutuskan untuk fokus
menyediakan produk yang mengedepankan kualitas dan ketahanan produk
dengan menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan. Dengan
memerhatikan kualitas dan ketahanan, industri dapat menekan jumlah
limbah yang ada di dunia. Pembeli akan beramai‐ramai membeli produk
berkualitas, sehingga industri fashion yang tidak memerhatikan kondisi
lingkungan dan sosial akan ditinggalkan. Pada saat yang sama, ketahanan
produk akan menekan jumlah pembelian dan pembuangan limbah yang
dapat merusak lingkungan. Selain itu, dengan memilih bahan yang ramah
lingkungan, industri dapat menekan jumlah pencemaran yang
diakibatkandari aktivitas produksi.
Dampak Slow Fashion
Fashion merupakan salah satu industri terbesar di dunia yang menghasilkan
berbagai masalah lingkungan di dunia, terutama akibat perubahannya yang
sangat pesat. Untuk mengatasi hal ini, banyak masyarakat yang memutuskan
beralih ke slow fashion, sebuah gerakan yang mengedepankan kualitas,
ketahanan, serta keramahan produk terhadap lingkungan. Akan tetapi,
semua ini tidak dapat berhasil tanpa adanya kesadaran dan partisipasi
masyarakat untuk membawa perubahan. Oleh karena itu, kita harus
mengambil langkah untuk mengubah kebiasaan buruk kita untuk melindungi
dan melestarikan alam sebelum terlambat.

B. Gaya dan selera sesuai dengan perkembangan Fashion dan Trend


Fashion merupakan kombinasi atau perpaduan dari gaya atau style dengan desain
yang cenderung dipilih, diterima, digemari dan digunakan oleh mayoritas
masyarakat yang akan memberi kenyamanan dan membuat lebih baik pada satu
waktu tertentu. Dengan kata lain fashion juga bisa diartikan sebagai budaya
berpakaian.
Fashion atau gaya berpakaian sudah ada sejak dahulu kala dan berkembang baik
mengikuti zaman. Fashion bisa berubah‐ubah sesuai dengan kreativitas
masyarakatnya oleh karena itu tren fashion dizaman dahulu berkemungkinan
tinggi bisa menjadi tren fashion lagi di zaman sekarang.
Mode/Fashion dapat menjadi salah satu sarana untuk memperoleh pengakuan.
Mode/Fashion bukan sekedar cara berpakaian namun sudah menjadi gaya hidup
dan menjadi bagian yang tidak dapat dilepaskan dari penampilan. Mode (fashion)
merupakan suatu gaya hidup dalam berpenampilan yang mencerminkan identitas
diri atau kelompok.
Di dalam masyarakat, di mana persoalan gaya adalah sesuatu yang penting (atau
malah gaya merupakan segalanya), semua manusia adalah performer. Setiap
orang diminta untuk bisa memainkan dan mengontrol peranan mereka sendiri.
Gaya pakaian, dandanan rambut, segala macam aksesoris yang menempel, selera
musik, atau pilihan‐pilihan kegiatan yang dilakukan, adalah bagian dari
pertunjukan identitas dan kepribadian diri. Seseorang kemudian bisa memilih tipe‐
tipe kepribadian yang diinginkan melalui contoh‐contoh kepribadian yang beredar
di sekitar, seperti bintang film, bintang iklan, penyanyi, model, bermacammacam
tipe kelompok yang ada atau seseorang bisa menciptakan sendiri gaya
kepribadian yang unik, yang berbeda, bahkan jika perlu yang belum pernah
digunakan orang lain. Kesemuanya itu adalah demi gaya karena gaya adalah
segala‐galanya, dan segala‐galanya adalah gaya. Dengan gaya seseorang bisa
menunjukkan siapa dirinya.
C. Karya Desainer dan Produk Fashion
Dua desainer Indonesia di Australia, Emmythee dan Savira Lavinia berhasil
melahirkan karya‐karya fenomenal yang ditampilkan di lantai 'Catwalk Gold Coast
Fashion Project 2021' (GCPF). Keikutsertaan desainer Indonesia pada 57 ajang GCPF
merupakan hasil kerja sama kerja sama KJRI Sydney dan Indonesian Fashion
Chamber (IFC).
Karya dua desainer Indonesia yang berada di balik brand Emmy Thee dan Sav Lavin
ini mendapatkan sambutan hangat dari para desainer dan pecinta mode di
Australia. Keduanya mengedepankan konsep sustainable fashion dengan prinsip
zero waste pattern, daur ulang sisa kain untuk pembuatan aksesoris dan
memajukan pengrajin lokal dari berbagai daerah di Indonesia. Koleksi yang
ditampilkan pada GCFP di antaranya 'changes outer look 7 denim' menggunakan
celana denim daur ulang, tas domalu dan anting‐anting yang menggunakan sisa‐
sisa kain atau perca.
Secara umum, karya Emmythee menampilkan kekayaan kain tradisional Indonesia
yang mengedepankan pengrajin lokal. Sementara itu, Savira Lavinia menampilkan
koleksi bernuansa kontemporer berjudul 'Gardenia' yang bertujuan untuk
menciptakan identitas visual baru terinspirasi oleh seni, musik, film dan literatur
yang bertemu dalam harmoni yang sempurna.
Partisipasi KJRI Sydney pada GCFP juga didukung oleh ekosistem mode Indonesia
dan Australia, di antaranya Selvie Khoesnadi (fashion stylist berbasis di Gold
Coast), Monstera International (trading company berbasis di Adelaide), Karina
Trijono (founder brand Soloputri), Anindita Rahardjo (founder brand Kakamiku)
dan desainer perhiasan Amerika berbasis di Adelaide Che Garcia dengan brand
Woodsman Jewellery. Karya‐karya desainer Indonesia tersebut langsung
dipertemukan dengan konsumen local dan mendapat animo luar biasa dari aspek
penjualan.

1
Sumber : Buku Siswa Dasar – Dasar Busana Kelas X Semester

PRODUK MODE (PRODUK FASHION)


Produk mode ada 2 yaitu :
1. Made to order
Yang termasuk dalam made to order :
a) Tailor Mode
b) High Fashion
c) Uniform
d) Costume
2. Ready to Wear
Yang termasuk Ready to Wear :
a) Deluxe
b) Mass Product

3. Berdasarkan kesesuaian trend :

Sumber : IFC/Dina Midiani (2021)


a) Avant garde/garda depan
b) Kontemporer/trend
c) New basic
d) Basic
D. Konsep Sustainable Fashion
Semakin berkembangnya zaman, permasalahan mengenai limbah belum juga
terselesaikan. Salah satu sumber limbah paling banyak di bumi berasal dari pakaian.
Tidak heran jika saat ini kampanye aksi cinta bumi dengan memilih sustaiable fashion
semakin gencar dimana‐mana. Sustainable fashion adalah sebuah langkah untuk
mengurangi limbah fashion yang kini jadi salah
satu penyumbang terbanyak dan dapat merusak bumi.
“Sustainability” dalam bahasa Inggris artinya “kelangsungan”. Produk yang dibuat
dengan konsep “sustainable” memberikan benefit secara sosial dan ekonomi dalam
keseluruhan proses produksinya, tanpa mengotori lingkungan.
Sumber : Freepik.com/Freepik (2021)
Sustainable fashion adalah konsep yang salah satunya memproduksi pakaian
dengan proses yang ramah lingkungan. Saat ini, sustainable fashion bukan hanya
trend fashion saja, pasalnya ini adalah bentuk nyata industri mode untuk
mengurangi jumlah sampah pakaian di bumi. Konsep sustainable fashion dijalankan
bukan hanya dalam proses desain busananya saja, tetapi juga dalam proses
produksi secara berkesinambungan.
Tujuan dari fesyen berkelanjutan adalah untuk menyatukan berbagai kalangan di
industri fesyen: perancang, produsen, distributor, hingga konsumen (pemakai)
untuk bekerja sama demi mengubah cara suatu item fesyen bersumber,
diproduksi, dan dikonsumsi ke arah yang lebih baik. Langkah kecil dari sustainable
fashion adalah dengan memilih beberapa produk fashion yang menggunakan
bahan dasar ramah lingkungan dan mudah terurai. Trend fast fashion yang
melibatkan banyak pekerja dalam proses
produksinya sempat menimbulkan sejumlah masalah mengenai kesejahteraan
pekerja mereka.

Lokal brand yang mengusung konsep fashion berkesinambungan :

1. HeySTARTIC
Brand ini mengedepankan konsep sustainable dengan pemberdayaan
masyarakat dan produk daur ulang dari kertas. Dompet, tas, dan sandal
dihasilkan dari olahan limbah kertas bekas. Mulai dari kardus susu sampai kertas
semen bisa dijadikan produk fashion dengan desain yang cantik nan unik.
Terbukti hingga lebih dari 100 desain yang telah dihasilkan. Sejumlah pengrajin
local diajak bekerja sama agar bisa mendapatkan manfaat secara ekonomi.
Bukan hanya itu, brand ini berupaya menerapkan prinsip ethical dengan
menggelar berbagai pelatihan dan edukasi.

Sumber : Kompas.com

2. Osem
Produk lokal lain yang berkomitmen menjunjung prinsip berkelanjutan adalah
Osem. Hasilnya berupa pakaian dari kain yang diolah dengan prinsip jumputan
melalui teknik melipat, mengikat dan mewarnai. Berbagai produknya identik
dengan warna biru sebagai hasil proses pewarnaan alami dari berbagai
tumbuhan khas Indonesia.
Osem juga mengembangkan diri dan tetap konsisten dengan prinsipnya
dengan menggunakan kain dari serat alam seperti linen dan rami. Mengusung
zero‐waste, brand ini memaksimalkan sisa bahan yang ada dan menghindari
penggunaan resleting dan kancing yang berbahan dasar plastik.

Sumber : Kompas.com

3. Sejauh Mata Memandang


Produk fashion lokal ini menerapkan konsep sustainable dengan pemilihan
materialnya. Tekstil berbahan katun, linen dan tencel dijadikan pilihan selain
juga material lainnya yang berasal dari proses daur ulang. Tujuannya untuk
menjaga lingkungan dan mengurangi kerusakan yang terjadi di bumi. Berbagai
busana yang dijualnya merupakan hasil karya pengrajin wanita lokal yang
dibayar dengan upah yang sesuai sebagai bagian dari fair trade. Untuk setiap
satu potong penjualan maka akan ada satu pohon yang ditanam.
Sumber : Kompas.com

Implementasi konsep sustainable fashion dalam berpakaian :


1. Merawat pakaian yang sudah dimiliki. Ini merupakan hal paling mendasar
dan sederhana. Menjaga pakaian agar berumur panjang adalah pilihan
hidup berkelanjutan yang utama. The most sustainable item is the one you
already own.
2. Memilih bahan baku dengan menggunakan kain serat alami. Pakaian
menggunakan bahan berserat alami seperti tencel, viscose‐rayon, katun
dan linen yang ditanam tanpa pestisida kimia dinilai lebih aman. Viscose
rayon adalah kain yang terbuat dari serat hasil regenerasi selulosa. Biasanya
serat ini dikenal sebagai salah satu bahan baku tekstil yang mampu
mendukung trend sustainable fashion karena memiliki sifat yang renewable,
terurai dengan mudah, hingga mudah terlacak.

Sumber : Kompas.com

3. Tipe merek. Jika harus membeli pakaian baru, alangkah baiknya jika
membeli dari merek fesyen lambat (slow fashion) yang didasarkan atas
produksi dan pemakaian pakaian dengan rentang waktu yang lama, daya
tahan dan kualitas yang tinggi, proses produksi yang beretika serta ramah
lingkungan. Tidak berfokus pada kecepatan produksi massal layaknya
fesyen cepat. Dalam fesyen lambat, prioritas adalah kualitas, bukan
kuantitas.
4. Mulai menerapkan zero waste pattern dalam berpakaian. Artinya kalian bisa
memakai sisa pola pakaian untuk dibuat pakaian baru sehingga tidak
menyisakan limbah bahan pakaian.
5. Penerapan sustainable fashion dalam pembuatan busana muslim
Salah satu brand busana muslim tanah air, Inen Signature, menghadirkan
koleksi terbarunya di mana koleksi tersebut menggunakan perwarna alami
dari kayu secang dan 10 macam daun untuk menghasilan koleksi yang apik
dan manis. Dalam menjadikannya koleksi baju, teknik yang digunakan
ramah lingkungan, yaitu teknik ecoprint. Tehnik ecoprint adalah tehnik
memberi motif pada bahan atau kain menggunakan pewarna alami dari
suatu tumbuhan berupa daun, batang, bunga, ataupun buah. Teknik ini
merupakan teknik sederhana yang mudah dilakukan dirumah dengan biaya
yang murah dan tidak membutuhkan mesin. Menyatu sekali antara ecoprint
dengan perwarna alami. Permotifannya dengan daun‐daun, bunga, batang
dan sejenisnya dari tumbuhan dan kain yang digunakan harus kain dengan
serat alami, viscose rayon. Dari sini, semua dalam pengerjaannya alami dan
ramah lingkungan. Bahkan, sisa dari penggunaan teknik ecoprint ini, baik
dari daun‐daunan dan lainnya, serta kayu‐kayuan sebagai pewarna, ini pun
setelah tidak terpakai lagi, bisa menjadi pupuk. Ini artinya, semua tidak
terbuang percuma dan lingkungan tetap terjaga karena yang terbuang
adalah bahan‐bahan alami.
6. Mengurangi limbah air, hindari mencuci baju dalam jumlah kecil. Cara
alternatifnya, kalian bisa mencuci baju kotor selama seminggu secara
bersamaan di akhir pekan.
7. Saat belanja pakaian baru sebaiknya pilih pakaian dengan kualitas bagus
sehingga memiliki masa pakai yang lama. Belanja pakaian dengan bijak juga
ikut menjaga lingkungan.
8. Mulai terapkan reuse recycle repair dan upcycle dalam kehidupan sehari-
hari. Pakaian yang rusak, kamu bisa perbaiki atau jahit ulang. Sudah merasa
bosan, menjual baju preloved dinilai lebih baik daripada dibuang.

E. Potensi Lokal Dan Kearifan Lokal Dalam Industri Busana (Fesyen)


Kekayaan budaya lokal yang beragam harus dimanfaatkan secara optimal untuk
menjadi unggulan dan daya tarik kerajinan dan fashion Indonesia. Pemanfaatan
kekayaan budaya lokal dalam dunia mode akan membuat Indonesia semakin
dikenal karena keunikan dan keunggulan di bidang craft fashion di mata dunia.

Industri batik Indonesia perlu revolusi, bukan revolusi dalam arti yang tidak‐tidak,
tapi revolusi ide dan inovasi dalam menghasilkan produk batik yang mengikuti
dunia fesyen modern sekarang ini maupun mengantisipasi perkembangan di masa
mendatang.

Ide kreatif memadukan batik dengan gaya pakaian modern harus terus
dikembangkan, bukan saja dari desain dan corak, tapi juga dalam bahan kainnya
yang berkualitas, walaupun tetap harus berharga terjangkau sesuai kelasnya. Batik
berkualitas, lumayan mahal bagi kebanyakan orang saat ini, dan ini tantangan yang
harus dipecahkan oleh para pelaku industri batik kita.

Indonesia melalui kerja sama empat kementerian, yaitu Kementerian Pariwisata


dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Kementerian Perindustrian, Kementerian
Koperasi dan UKM, dan Kementerian Perdagangan telah membuat target‐target
pencapaian secara berjenjang dan langkah strategis untuk mencapai visi dan misi
sebagai salah satu pusat mode dunia pada 2025. Untuk mewujudkan cita‐cita
tersebut perlu didukung dengan tersedianya sumber daya alam, sumber daya
manusia yang kreatif, serta pemanfaatan kekayaan budaya lokal yang beraneka
ragam dan tersebar dari Sabang sampai Merauke di antaranya dengan
mengembangkan kain nusantara.

Ekonomi kreatif sebagai kegiatan yang bertumpu pada kemampuan kreatif


merupakan sektor ekonomi yang tahan terhadap krisis dan berkelanjutan. Hal
tersebut dikarenakan ekonomi kreatif digerakkan olehnsumber daya manusia
menggunakan pola pikir kreatif yang tidak akan ada habisnya.

Kekuatan ide dan daya kreasi adalah modal utama industri kreatif subsektor
fesyen. Maka perlu dirumuskan strategi pengembangan sumberdaya manusia
(pengrajin) dari aspek kreavtiitas, produksi dan pemasarannya dengan diberi
sentuhan teknologi dan ketrampilan SDM untuk memperoleh nilai tambah (added
value) produk fesyen‐nya. Untuk merumuskan strategi pengembangan industri
kreatif subsektor fesyen harus diketahui terlebih dahulu kondisi industri fesyen di
Yogyakarta melalui analisis Strength, Weaknesses, Opportunies, and Threaths
(SWOT), rantai nilai industri kreatif dalam kreasi, produksi, distribusi, dan
komersialisasinya.

F. Pengelolaan SDM di Industri Busana (Fesyen)


Pengertian SDM ini adalah manusia yang mempunyai kemampuan terpadu yang
dicirikan dengan pola pikir dan daya fisik yang baik. SDM ini adalah merupakan satu
individu dan sumber utama yang bekerja sebagai inti penggerak dari sebuah
perusahaan atau organisasi. Mereka menjadi dasar penggerak, pemikir dan
perencana sebuah perusahaan sehingga harus dilatih dan dikembangkan
kemampuannya demi mencapaitujuan guna mengembangkan suatu perusahaan.

Peran fungsi SDM disini bisa dibilang cukup banyak, seperti turut menyumbang
kontribusi dalam aktivitas perencanaan, pengarahan, dan pengorganisasian
jalannya sebuah perusahaan. Peran fungsi SDM dan manajemen sumber daya
manusia terbilang penting, yakni menentukan faktor produksi, membangun, serta
mengembangkan perusahaan

Perencanaan sumber daya manusia adalah proses mengantisipasi dan membuat


ketentuan (persyaratan) untuk mengatur arus gerakan tenaga kerja kedalam dan
keluar organisasi yang bertujuan untuk mempergunakan SDM seefektif mungkin
dan agar memiliki pekerja yang memenuhi persyaratan/kualifikasi dan mengisi
posisi yang mengalami kekosongan.

Manfaat dari perencanaan sumber daya manusia adalah:


1. Memperbaiki pemanfaatan sumber daya manusia,
2. Menyesuaikan aktivitas sumber daya manusia dan kebutuhan dimasa
depan secara efisien,
3. Meningkatkan efisiensi dalam menarik pegawai baru,
4. Melengkapi informasi sumbar daya manusia yang dapat membantu
kegiatan sumber daya manusia dan unit organisasi lain.

Industri busana yang ada di pasaran menawarkan bermacam‐macam produk


dengan berbagai macam kualitas untuk berbagai macam klaster. Produk fashion
yang paling bervariasi adalah busana remaja, hal ini tentu saja sangat
berhubungan dengan usia mereka yang penuh dengan cita‐cita dan imajinasi, serta
ingin tampil beda dengan yang lain. Beberapa gaya dan perilaku remaja serta
ucapan‐ucapan mereka seringkali menjadi trend, demikian pula cara berpakaian
yang unik dan aneh‐aneh sering menjadi sumber inspirasi bagi perancang busana.

Industri fashion di Indonesia saat ini masih dibanjiri produk‐produk impor yang
murah (terutama dari Cina), yang mutunya juga tidak kalah dengan produk
domestik. Oleh karena itu banyak eksekutif puncak dunia masa kini yang
memberikan prioritas utama pada peningkatan dan pengendalian mutu produk,
sehingga setiap bidang industri, termasuk industri tekstil garment/fashion tidak
mempunyai pilihan lain, kecuali mengimplementasikan manajemen mutu total
secara optimal untuk meningkatkan daya saing danproduktivitasnya di pasar
domestik. (Pane. D, 2006:20)

Hal‐hal yang perlu diprioritaskan dalam pengembangan industri fashion


diantaranya adalah meningkatkan daya saing pada bidang‐bidang pengendalian
mutu (Quality Control/QC), pengiriman (Delivery) dan produktivitas (Produktivity)
yang harus lebih ditingkatkan secara gradual dan terus menerus (Sustainability).
Selain hal tersebut ekspansi pasar domestik juga harus lebih dipromosikan, karena
juga akan mendukung peningkatan ekspor garment, untuk ini dibutuhkan
keterampilan‐keterampilan manajemen dalam pengembangan produk (Product
development), produksi dan distribusi harus diperbaiki, pelatihan‐pelatihan
professional bidang perancangan busana (fashion design) dan penambahan jenis
produk. Kegiatan‐kegiatan perdagangan diaktifkan dan ditingkatkan lagi dengan
mengadakan ekspansi pasar domestik untuk pakaian jadi yang mengikuti standar‐
standar industri.

DISTRIBUTION STORE (DISTRO)


Distribution Store atau yang lebih dikenal dengan distro, merupakan perwujudan
dari konsep DIY (Do It Yourself) yaitu suatu konsep untuk melakukan segala
sesuatunya secara sendiri dan mandiri. Distro lahir dan tumbuh dari komunitas yang
independen, distro pada awalnya merupakan wadah bagi penjualan album,
merchandise serta pernak‐pernik bagi band‐band indie yang memasarkan produk
mereka secara independen. Distro menjadi semacam counter culture bagi pelaku
industri besar serta merupakan alternatif pilihan bagi selera mainstream masyarakat
luas.

Distro tidak sama dengan Factory Outlet (FO), karena dari sisi idealisme, konsep
serta produk yang dijualpun berbeda. FO menjual mass produk, sedangkan distro
bersifat eksklusif. FO menjual produk ekspor lisensi dari brand luar negeri dan
merancang produk berdasarkan desain luar yang diproduksi ulang secara masal
dengan sedikit modifikasi pada warna misalnya. Movement serta cara‐cara
pemasaran antara distro dan FO pun jauh berbeda, perbedaan ini kemungkinan
disebabkan oleh adanya perbedaan misi serta target, oleh karenanya dari sisi harga
FO bisa lebih murah dibandingkan distro (Outlet Jongkok.net)

Lampiran 2
RANCANGAN ASESMEN DIAGNOSTIK

A. Asesmen Non Kognitif


Informasi yang ingin digali Pertanyaan Kunci

Kesejahteraan Psikologis dan sosial 1. Bagaimana Perasaan Kalian saat


emosi Peserta Didik belajar di Sekolah ? pilih Emoji
dibawah ini untuk
mengungkapkan perasaan kalian.

Sangat
a. Bersemangat

b. Bersemangat

c. Kurang
Bersemangat

Aktivitas Peserta Didik 2. Menurut kalian hal apa yang


paling menyenangkan dan tidak
menyenangkan ketika belajar di
Sekolah?
Kondisi Keluarga dan pergaulan 3. Siapakah yang paling berperan
Peserta Didik membantu kalian ketika
mengalami kendala belajar
dirumah dan di Sekolah?
Gaya Belajar,Karakter serta minat 4. Kegiatan Belajar seperti apa yang
Peserta Didik kalian sukai ketika belajar di
Sekolah?
5. Bagaimana cara kalian untuk
mempelajari materi ketika belajar
dirumah?

B. Asesmen Kognitif

Akhir
Waktu Asesmen Durasi Asesmen 30 Menit
Pembelajaran
SOAL LATIHAN PERTEMUAN 1
1. Merupakan sebuah system yang menggambarkan hubungan saling
ketergantungan, antara peran di dalam proses penciptaan nilai kreatif dengan
lingkungan sekitar sehingga tercipta nilai kreatif, disebut…

A. Industry fashion
B. Ekosistem fashion
C. Ekosistem industry
D. Ekosistem industry fashion
E. Industry dan ekosistem fashion

2. Perkembangan industri fashion yang meningkat secara signifikan dengan


mementingkan kuantitas dan produksi yang cepat, adalah…

A. Slow fashion
B. Fast fashion
C. Favourite fashion
D. Fashionista
E. Over view fashion

3. Perkembangan industri fashion yang meningkat secara signifikan dengan


menekankan kualitas produk dan pemakaian yang lebih lama, adalah…

A. Slow fashion
B. Fast fashion
C. Favourite fashion
D. Fashionista
E. Over view fashion

4. Perhatikan gambar berikut :

Gambar Disamping ini menunjukkan pendekatan


Fashion…

A. Easy going
B. Performer
C. Tradisional
D. Kuno
E. Modis

5. Bergerak dalam varian waktu, selalu berubah, namun tidak banyak perbedaan
dalam ruang karena konsep global merupakan pendekatan fashion yang berarti…

A. Easy going
B. Performer
C. Tradisional
D. Kuno
E. Modis

RUBRIK PENILAIAN SOAL LATIHAN PERTEMUAN 1

Identifikasi Pertanyaan Jawaba Skor Rencana


Materi Yang n (Kategori) Tindak Lanjut
Akan Diujikan
Ekosistem 1. Merupakan sebuah system D Paham Pembelajaran
Mode dan yang menggambarkan Utuh dapat
Overview hubungan saling dilanjutkan
Fashion Industri ketergantungan, antara peran pada materi
di dalam proses penciptaan Capaian
nilai kreatif dengan lingkungan
Pembelajaran
sekitar sehingga tercipta nilai
kreatif, disebut…
berikutnya
A Tidak Memberikan
B Paham Pembelajaran
A. Industry fashion C Remedial
B. Ekosistem fashion E materi
C. Ekosistem industry Ekosistem
D. Ekosistem industry Mode dan
fashion Overview
E Industry dan ekosistem Fashion Industri
fashion

Ekosistem 2. Perkembangan industri fashion B Paham Pembelajaran


Mode dan yang meningkat secara Utuh dapat
signifikan dengan dilanjutkan
Overview
mementingkan kuantitas dan pada materi
Fashion produksi yang cepat, adalah… Capaian
Industri
Pembelajaran
A. Slow fashion berikutnya
B. Fast fashion A Tidak Memberikan
C. Favourite fashion C Paham Pembelajaran
D. Fashionista D Remedial
E. Over view fashion E materi
Ekosistem
Mode dan
Overview
Fashion Industri
Ekosistem 3. Perkembangan industri fashion A Paham Pembelajaran
Mode dan yang meningkat secara Utuh dapat
signifikan dengan menekankan dilanjutkan
Overview
kualitas produk dan pemakaian pada materi
Fashion yang lebih lama, adalah… Capaian
Industri Pembelajaran
A. Slow fashion berikutnya
B. Fast fashion B Tidak Memberikan
C. Favourite fashion C Paham Pembelajaran
D Fashionista D Remedial
. E materi
E. Over view fashion Ekosistem
Mode dan
Overview
Fashion
Industri
Gaya dan 4. Perhatikan gambar berikut : C Paham Pembelajaran
Selera sesuai Utuh dapat
dengan dilanjutkan
perkembangan pada Capaian
mode dan Pembelajaran
trend berikutnya
A Tidak Memberikan
B Paham Pembelajaran
Gambar diatas menunjukkan D Remedial
pendekatan Fashion… E materi Gaya
dan Selera
A. Easy going
sesuai dengan
B. Performer
perkembangan
C. Tradisional mode dan
D. Kuno trend
E. Modis
Gaya dan 5. Bergerak dalam varian waktu, E Paham Pembelajaran
Selera sesuai selalu berubah, namun tidak Utuh dapat
dengan banyak perbedaan dalam ruang dilanjutkan
perkembangan karena konsep global pada Capaian
mode dan merupakan pendekatan fashion Pembelajaran
trend yang berarti… berikutnya
A Tidak Memberikan
A. Easy going B Paham Pembelajaran
B. Performer C Remedial
D materi
C. Tradisional Gaya dan
D Kuno Selera sesuai
dengan
perkembangan
E. Modis mode dan
trend

SOAL LATIHAN PERTEMUAN KE 2


1. Berikut ini adalah Produk Mode :
(1) Deluxe
(2) Mass product
(3) Tailor Mode
(4) High Fashion
(5) Custome
yang termasuk dalam made to order adalah..

A. (1), (2), dan (3)


B. (1), (2), dan (5)
C. (2), (3), dan (4)
D. (2), (3), dan (5)
E. (3), (4), dan (5)

2. Produk Mode, yang termasuk dalam ready to wear berikut adalah..

A. Deluxe
B. Mass product
C. Custome
D. Deluxe dan Mass product
E. Deluxe, Custome, dan Mass
product

3. Sebuah langkah untuk mengurangi limbah fashion yang kini jadi salah
satu penyumbang terbanyak dan dapat merusak bumi disebut…

A. Sustainable fashion
B. Sustainability
C. Avant garde
D. Ready to wear
E. Made to order

4. Menggunakan sisa pola pakaian untuk dibuat pakaian baru sehingga tidak
menyisakan limbah bahan pakaian sedikitpun dan atau sama sekali merupakan
penerapan dari…

A. Ecoprint
B. Renewable
C. Zero waste
D. Less waste
E. Preloved

5. Pakaian yang sudah rusak, bisa diperbaiki atau dijahit ulang, hingga menjual baju
preloved dinilai lebih baik daripada dibuang merupakan konsep penerapan dari…

A. Reuse, recycle
B. Recycle, repair
C. Repair, upcycle
D. Reuse, recycle, dan repair
E. Reuse, recycle, repair, dan upcycle

RUBRIK PENILAIAN SOAL LATIHAN PERTEMUAN 2


Identifikasi
Skor Rencana
Materi Yang Pertanyaan Jawaban
(Kategori) Tindak Lanjut
Akan Diujikan
Karya desainer 1. Berikut ini adalah Produk Mode E Paham Pembelajaran
dan produk : Utuh dapat
fashi0n (1) Deluxe dilanjutkan
(2) Mass product pada materi
(3) Tailor Mode Capaian
(4) High Fashion Pembelajaran
(5) Custome berikutnya
yang termasuk dalam made to A Tidak Memberikan
order adalah.. B Paham Pembelajaran
C Remedial
A. (1), (2), dan (3) D materi Karya
B. (1), (2), dan (5) desainer dan
C. (2), (3), dan (4) produk
D. (2), (3), dan (5) fashi0n
E (3), (4), dan (5)

Karya desainer 2. Produk Mode, yang termasuk D Paham Pembelajaran


dan produk dalam ready to wear berikut Utuh dapat
adalah.. dilanjutkan
fashi0n
pada materi
Capaian
A. Deluxe
Pembelajaran
B. Mass product
berikutnya
C. Custome
D. Deluxe dan Mass A Tidak Memberikan
product B Paham Pembelajaran
E. Deluxe, Custome, C Remedial
dan Mass product E materi Karya
desainer dan
produk
fashi0n
Konsep 3. Sebuah langkah untuk A Paham Pembelajaran
suistanable mengurangi limbah fashion Utuh dapat
yang kini jadi salah satu dilanjutkan
fashi0n
penyumbang terbanyak dan pada materi
dapat merusak bumi disebut… Capaian
Pembelajaran
berikutnya
A. Sustainable fashion B Tidak Memberikan
B. Sustainability C Paham Pembelajaran
C. Avant garde D Remedial
D Ready to wear E materi
. Konsep
E. Made to order suistanable
fashi0n i
Konsep 4. Menggunakan sisa pola C Paham Pembelajaran
suistanable pakaian untuk dibuat pakaian Utuh dapat
fashi0n baru sehingga tidak dilanjutkan
menyisakan limbah bahan pada Capaian
pakaian sedikitpun dan atau Pembelajaran
sama sekali merupakan berikutnya
penerapan dari…
A Tidak Memberikan
B Paham Pembelajaran
A. Ecoprint D Remedial
B. Renewable E materi
C. Zero waste Konsep
D. Less waste suistanable
E. Preloved fashi0n
Konsep 5. Pakaian yang sudah rusak, E Paham Pembelajaran
suistanable Utuh dapat
bisa diperbaiki atau dijahit
fashi0n dilanjutkan
ulang, hingga menjual baju pada Capaian
preloved dinilai lebih baik Pembelajaran
berikutnya
daripada dibuang
A Tidak Memberikan
merupakan konsep B Paham Pembelajaran
penerapan dari… C Remedial
D materi
A. Reuse, recycle Konsep
B. Recycle, repair suistanable
fashi0n
C. Repair, upcycle

D Reuse, recycle, dan


repair

E. Reuse, recycle,
repair, dan upcycle

SOAL LATIHAN PERTEMUAN 3


1. Merupakan tempat penjualan produk fashion yang memiliki kekhasan anak anak
remaja disebut…
A. Factory Outlet
B. Distribution Store
C. Street Fashion
D. Bisnis Fashion
E. Department Store
2. Aspek penting yang tidak boleh dipandang sebelah mata dalam menjalankan
sebuah perusahaan atau bisnis adalah…

A. Alat yang canggih


B. Bahan baku yang mahal
C. Sumber daya manusia yang berkualitas
D. Sumber daya alam yang melimpah
E. Dana yang besar

3. Menjual produk fashion secara massal adalah ciri dari…


A. Factory Outlet
B. Distribution Store
C. Street Fashion
D. Bisnis Fashion
E. Department Store

4. Pembuatan kain Lipaq Saqbe dibagi menjadi beberapa tahap. Proses menguntai
benang sutra dengan cara menarik benang dari kepompong disebut..

A. Ma’unnus
B. Ma’tiqqor
C. Macingga
D. Manggalenrong
E. Mappamaling

5. Perhatikan data berikut :


(1) Lurus
(2) Zigzag
(3) Persegi
(4) Kotak kotak
(5) Melengkung
Berikut yang termasuk motif corak geometris tenuna lipaq saqbe ditunjukkan oleh
nomor…

A. (1), (2), dan (3)


B. (1), (2), dan (5)
C. (2), (3), dan (4)
D. (2), (3), dan (5)
E. (3), (4), dan (5)
RUBRIK PENILAIAN SOAL LATIHAN PERTEMUAN 3

Identifikasi
Skor Rencana
Materi Yang Pertanyaan Jawaban
(Kategori) Tindak Lanjut
Akan Diujikan
Pengelolaan 1. Merupakan tempat penjualan B Paham Pembelajaran
SDM di Industri produk fashion yang memiliki Utuh dapat
busana kekhasan anak anak remaja dilanjutkan
(Fesyen). disebut… pada materi
Capaian
A. Factory Outlet Pembelajaran
B. Distribution Store berikutnya
C. Street Fashion A Tidak Memberikan
D. Bisnis Fashion C Paham Pembelajaran
E Department Store D Remedial
E materi
Pengelolaan
SDM di
Industri
busana
(Fesyen).
Pengelolaan 2. Aspek penting yang tidak C Paham Pembelajaran
SDM di Industri boleh dipandang sebelah mata Utuh dapat
busana dalam menjalankan sebuah dilanjutkan
(Fesyen). perusahaan atau bisnis pada materi
adalah… Capaian
Pembelajaran
A. Alat yang canggih berikutnya
B. Bahan baku yang A Tidak Memberikan
mahal B Paham Pembelajaran
C. Sumber daya D Remedial
manusia yang E materi
berkualitas Pengelolaan
D. Sumber daya alam SDM di
yang melimpah Industri
E. Dana yang besar
busana
(Fesyen).
Pengelolaan 3. Menjual produk fashion secara A Paham Pembelajaran
SDM di massal adalah ciri dari… Utuh dapat
Industri dilanjutkan
pada materi
busana A. Factory Outlet
Capaian
(Fesyen). B. Distribution Store
Pembelajaran
C. Street Fashion
berikutnya
D Bisnis Fashion
. B Tidak Memberikan
E. Department Store C Paham Pembelajaran
D Remedial
E materi
Ekosistem
Mode dan
Overview
Fashion
Industri
Potensi lokal 4. Pembuatan kain Lipaq Saqbe A Paham Pembelajaran
dan kearifan dibagi menjadi beberapa tahap. Utuh dapat
lokal dalam Proses menguntai benang sutra dilanjutkan
industri busana dengan cara menarik benang pada Capaian
(Fesyen) dari kepompong disebut.. Pembelajaran
berikutnya
A. Ma’unnus
B Tidak Memberikan
B. Ma’tiqqor
C Paham Pembelajaran
C. Macingga D Remedial
D. Manggalenrong E materi
E. Mappamaling Potensi lokal
dan kearifan
lokal dalam
industri
busana
(Fesyen)
Potensi lokal 5. Perhatikan data berikut : B Paham Pembelajaran
Utuh dapat
dan kearifan
(1) ) Lurus dilanjutkan
lokal dalam (2) Zigzag pada Capaian
(3) Persegi Pembelajaran
industri busana
(4) Kotak kotak berikutnya
(Fesyen) (5) Melengkung A Tidak Memberikan
C Paham Pembelajaran
Berikut yang termasuk D Remedial
motif corak geometris E materi
tenuna lipaq saqbe Potensi lokal
ditunjukkan oleh nomor… dan kearifan
A. (1), (2), dan (3) lokal dalam
B. (1), (2), dan (5) industri
busana
C. (2), (3), dan (4) (Fesyen)
D. (2), (3), dan (5)

E. (3), (4), dan (5)

PEMBELAJARAN REMEDIASI

Peserta Didik melakukan pendalaman materi :


1. Ekosistem Mode dan Overview Fashion Industri .
2. Gaya dan selera sesuai dengan perkembangan fashion dan trend
3. Karya desainer dan produk fashi0n.
4. Konsep suistanable fashi0n.
5. Potensi lokal dan kearifan lokal dalam industri busana (Fesyen)
6. Pengelolaan SDM di Industri busana (Fesyen).

DAFTAR PUSTAKA

1. .2021.Buku Siswa: Dasar-Dasar Busana,Jakarta:


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , Riset, dan Teknologi Direktorat
Jenderal Vokasi, Direktorat Sekolah Menegah Kejuruan.
2. https://youtu.be/kbU76_2JbI
3. https://youtu.be/Oum-4AxxgSI
4. https://youtu.be/EaQVDS2UJws
5. https://youtu.be/xVuh8lwx1vc
6. https://youtu.be/_TMNeQlfxoE
7. https://youtu.be/LZ_Od5nS2sl

Anda mungkin juga menyukai