Anda di halaman 1dari 53

A.

Deskripsi

Memilih desain yang baik dan sesuai dengan kegunaannya

bukanlah suatu hal yang mudah. Seni berbusana sama sulitnya untuk

dipelajari seperti seni yang lainnya. Oleh karena itu, diperlukan

pengetahuan dasar kesenian serta rasa indah. Citra indah dalam bidang

seni atau khususnya dalam pembuatan desain busana adalah penerapan

prinsip-prinsip desain terhadap masalah-masalah yang dihadapi dalam

pembuatan desain. Melalui desain tersebut, busana akan tampak lebih

menarik, indah, dan nyaman untuk dikenakan. (Desain, bukan desain

tolong yang lain dibetulkan).

Untuk dapat menggambar desain busana, desainer terlebih dahulu

harus mengetahui cara menggambar proporsi tubuh manusia. Proporsi

tubuh tersebut meliputi tubuh anak-anak, proporsi tubuh wanita dan

proporsi tubuh pria dengan berbagai pose mulai tampak depan, 3/4

bagian, dan belakang.

Setelah memiliki kemampuan dalam menggambar desain busana,

maka seorang desainer dapat menggambar berbagai desain busana dalam

beberapa penyajian. Beberapa penyajian tersebut, antara lain design

sketching, production drawing, presentation drawing, dan fashion

illustration. Design sketching menampilkan rancangan busana sketsa.

Production sketching menampilkan rancangan busana tampak depan dan

belakang dengan detail digambar jelas. Presentation drawing menyajikan

1
gambar tampak depan dan belakang dengan detail digambar lengkap dan

jelas serta dilengkapi contoh bahan. Fashion illustration menyajikan

gambar dengan proporsi tubuh dibuat lebih panjang sekitar lebih dari 91/2

kali tinggi kepala serta bagian-bagian tubuh digambar tidak lengkap,

seperti mata digambar satu bagian dan rambut hanya siluetnya. ( Afif

Ghurub Bestari Menggambar Busana Dengan Teknik Kering Th 2011 )(

Ghurub, 2011).

Sebuah desain busana tidak mungkin tercipta tanpa unsur-unsur

pembentuknya. Sebuah desain busana juga tidak akan tampak indah atau

menarik secara visual tanpa mempertimbangkan prinsip desain serta

teknik penyelesaiannya. Hal ini karena desain busana bukanlah sekedar

gambar yang bagus, tetapi lebih sebagai visualisasi ide seorang desainer

yang dapat diwujudkan menjadi busana mulai dari mengambil ukuran,

membuat pola, menggunting, menjahit, hingga memberi hiasan pada

busana.

2
B. Prasyarat

Untuk mempelajari modul ini prasarat yang harus dimiliki oleh

peserta didik adalah sebagai berikut.

1. Tidak buta warna

2. Telah mempelajari unsur-unsur desain dan prinsip-prinsip desain

3. Memiliki alat dan bahan untuk membuat desain.

C. Petunjuk Penggunaan Modul

1. Petunjuk bagi peserta didik:

a. Langkah-langkah yang ditempuh dalam mempelajari modul ini

adalah sebagai berikut:

1. Baca secara seksama hingga benar-benar paham dan

mengerti isi modul, kemudian tandai dan catat bagian mana

yang belum mengerti.

2. Jika ada yang kurang jelas, silakan segera menghubungi

guru pengajar.

3. Lakukan kegiatan praktek secara sistematik.

4. Agar benar-benar terampil menggambar busana secara

kering, anda perlu latihan secara berulang-ulang.

b. Perlengkapan yang perlu dipersiapkan:

1. Bahan-bahan

 Kertas gambar

 Kertas HVS 80 gram

3
2. Peralatan praktek

 Pensil 2 B

 Penghapus

 penggaris

 Pensil warna

 Krayon

 Spidol

2. Peran Guru

a. Menginformasikan langkah-langkah belajar yang harus

dilakukan peserta didik untuk terampil menggambar busana.

b. Menjelaskan kepada peserta didik bagian modul yang belum

dipahami oleh peserta didik.

c. Mendemonstrasikan langkah-langkah yang dipersyaratkan

dalam kegiatan belajar.

d. Membimbing peserta didik untuk menggambar busana.

e. Melakukan evaluasi secara komprehensif melalui proses belajar

yang dicapai peserta didik.

D. Tujuan Akhir

Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta didik mampu:

1. Menjelaskan :

 K3 lingkungan belajar menggambar busana

 Menyiapkan tempat kerja menggambar busana

 Macam-macam alat menggambar dengan teknik kering

4
2. Mempraktekkan:

 Penerapan unsur-unsur dan prinsip-prinsip desain dalam

menggambar dengan teknik kering.

 Membuat proporsi dengan berbagai pose

 Membuat desain yang menarik.

Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan modul adalah 54 jam

E. Kompetensi

Kode : 39 BUS C-m.FDR.04 A

Kompetensi : Menggambar Busana

Sub Kompetensi : Menggambar Desain Busana dengan Teknik

Kering

1. Memahami lingkungan kerja menggambar busana

2. Menyiapkan lingkungan kerja menggambar busana

3. Menyiapkan alat dan bahan menggambar busana dengan teknik

kering

4. Memahami jenis-jenis desain

5. Menggambar proporsi dengan berbagai pose.

6. Menggambar desain busana busana dengan menerapkan unsur-

unsur dan prinsip-prinsip desain dengan teknik kering.

5
Kinerja :

1. Lingkungan belajar diciptakan senyaman mungkin.

2. Alat digunakan sesuai fungsinya.

3. Sikap tubuh dalam bekerja dengan memperhatikan kesehatan dan

keselamatan kerja.

4. Menggambar desain busana dikerjakan dengan menerapkan

unsur-unsur dan prinsip-prinsip desain.

5. Desain busana dikerjakan sesuai prosedur.

Ruang Lingkup Kompetensi :

1. Persiapan tempat dan lingkungan kerja

2. Persiapan alat kerja

3. Membuat proporsi

4. Membuat desain busana dikerjakan sesuai dengan unsur-unsur

dan prinsip-prinsip desain.

6
F. Cek Kemampuan

No Aspek yang Dinilai Belum Sudah

1. Pengetahuan

 Alat-alat menggambar busana

 Bahan menggambar busana

 Macam-macam jenis desain

 Macam-macam penyajian desain

2. Sikap

 Sikap tubuh pada saat menggambar

 Kerapian hasil gambar

 Kebersihan hasil gambar

3. Psikomotor

 Terampil menyiapkan alat dan bahan

 Terampil menggambar proporsi

 Terampil menggambar desain busana

dengan berbagai pose dengan

menerapkan unsur dan prinsip desain

7
Catatan Pembimbing :

1. ………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………

2. ………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

Kesimpulan

…………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………

8
A. Kegiatan Belajar 1

1. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

a. Menyebutkan alat dan bahan menggambar dengan teknik

kering.

b. Menggunakan alat dan bahan untuk menggambar dengan

teknik kering

c. Menjelaskan jenis-jenis desain

d. Menerapkan unsur-unsur desain busana

e. Menerapkan prinsip-prinsip desain busana

2. Uraian Materi : Menyiapkan alat-alat dan bahan gambar dengan

teknik kering

a. Macam-macam alat dan bahan untuk menggambar dengan

teknik kering :

 Pensil 2 B

 Penggaris

 Penghapus

 Spidol

 Aquarel

 Pensil warna

 Krayon

 Kertas HVS

 Kertas Gambar

9
b. Menggunakan alat dan bahan untuk menggambar dengan

teknik kering :

1. Pensil dan Pensil Warna:

 Untuk membuat kesan halus dan garis yang kecil,

pensil/ pensil warna haruslah runcing atau

pemakaiannya tidak ditekan.

 Jika seluruh gambar ingin diberi warna dengan pensil,

goreskanlah pensil/ pensil warna menurut arah benang.

 Agar gambar kelihatan hidup, maka diberikan tekanan

pada bagian-bagian tertentu, bagian yang tertimpa

cahaya dibuat terang dan bagian lainnya dibuat gelap.

 Siluet dari desain haruslah tebal, begitu juga bagian-

bagian pakaian seperti kerah, kantong, garis jahitan,

dan garis hias.

2. Aquarel :

 Karena aquarel bentuknya seperti pensil, maka

ketentuan menggambarnyapun sama dengan

ketentuan menggambar dengan pensil.

3. Spidol :

 Membuat sket dengan pensil

 Menyelesaikan dengan spidol

10
 Jika gambar akan diberi warna seluruhnya, maka

spidol digoreskan dengan arah benang kain sehingga

mengisi seluruh desain

 Arah pemakaian spidol selalu mengikuti arah benang

kain

 Siluet dan garis-garis hias diselesaikan dengan spidol,

pensil hitam dengan mata pena atau rapido

4. Crayon :

 Mematahkan krayon, ujung yang runcing

menghasilkan garis yang halus dan kecil, dan bagian

yang besar menghasikan garis yang lebar.

 Menekan crayon sehingga didapatkan garis/goresan

yang tebal, bila tidak ditekan akan mendapatkan

garis yang tipis

c. Jenis-jenis Desain

Disain adalah suatu rancangan atau gambaran suatu obyek

atau benda. Dibuat berdasarkan susunan dari garis, bentuk, warna

dan tekstur.

Desain dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu desain struktur

dan desain hiasan.

11
1) Desain struktur

Desain struktur adalah desain berdasarkan bentuk, ukuran, warna,

dan tekstur dari suatu benda. Desain struktur pada busana kerap kali

disebut sebagai pembentuk siluet.

a). Siluet A

Siluet A merupakan busana yang di desain pada bagian atas kecil

dan bagian bawah besar, baik panjang maupun pendek dengan lengan

maupun tanpa lengan.

Gambar 1. Siluet A

12
b) Siluet Y

Siluet Y merupakan busana yang di desain pada bagian atas besar

atau lebar dengan garis leher berbentuk V (V neckline) pada bagian

bawah (rok) mengecil atau menyempit.

b. Siluet I

Gambar 2. Siluet Y

13
c) Siluet I

Siluet I merupakan busana yang mempunyai model bagian atas,

bagaian tengah dan bagian bawah cenderung sama besar atau sama

lebar. Namun ada juga yang pada bagian pinggang sedikit ramping.

Gambar 3. Siluet I

14
d) Siluet X

Siluet X merupakan busaana yang mempunyai model besar pada

bagian atas, kecil pada bagian pinggang, dan besar pada bagian bawah

(rok). Beberapa orang juga menyebutnya siluet S.

Gambar 4. Siluet X

15
e) Siluet T

Siluet T merupakan busana yang mempunyai desain kecil pada

bagian garis leher, besar pada lengan, dan kecil pada bagian bawah

(rok).

Gambar 5. Siluet T

16
f) Siluet L

Siluet L merupakan bentuk busana variasi siluet I, yaitu

diberikan tambahan di bagian belakang dengan bentuk yang panjang

atau drapery. Bentuk ini biasanya terlihat pada busana pengantin

internasional atau gaun malam berekor.

Gambar 6. Siluet

17
2) Desain Hiasan

Desain hiasan (decorative design) pada busana mempunyai tujuan

untuk menambah keindahan desain struktur atau siluet. Desain hiasan

berupa kerah, renda, sulaman, kancing dan bisban. Adapun syarat

desain hiasan untuk busana, antara lain sebagai berikut.

a) Hiasan digunakan secara terbatas atau tidak berlebihan.

b) Letak hiasan disesuaikan dengan bentuk strukturnya.

c) Hiasan harus cocok dengan bahan desain strukturnya dan

sesuai dengan cara pemeliharaannya.

d.Unsur-unsur Desain Busana

Unsur desain merupakan unsur-unsur yang digunakan untuk

mewujudkan sebuah desain sehingga orang lain dapat membaca desain

tersebut. Yang dimaksud dengan unsur desain adalah unsur-unsur yang

dapat dilihat secara langsung atau biasa disebut unsur visual. Unsur-unsur

desain terdiri atas garis, arah, bentuk, ukuran, tekstur, value, dan warna.

1) Garis

Garis merupakan unsur tertua yang digunakan manusia untuk

mengungkapkan emosi atau perasaan. Yang dimaksud dengan unsur garis

adalah goresan dengan benda keras di atas permukaan benda datar,

seperti kertas, dinding dan papan.

18
Melalui goresan-goresan berupa garis tersebut, seorang desainer

busana dapat mengkomunikasikan gagasan dan mengemukakan pola

gambar desainnya kepada orang lain. Ada dua jenis garis sebagai dasar

dalam pembuatan bermacam-macam garis, yaitu sebagai berikut:

a) Garis lurus

Garis lurus mempunyai sifat kaku serta memberi kesan kokoh dan

keras. Namun dengan adanya arah, maka sifat garis dapat berubah

seperti berikut:

 Garis lurus tegak memberi kesan keluhuran

 Garis lurus mendatar memberi kesan tenang

 Garis lurus miring atau diagonal merupakan kombinasi sifat garis

vertikal dan horizontal yang mempunyai sifat lebih hidup atau dinamis.

b) Garis lengkung

Garis lengkung mempunyai sifat luwes atau kadang-kadang bersifat

riang dan gembira. Dalam menggambar desain busana, garis mempunyai

fungsi sebagai berikut:

 Membatasi bentuk struktur atau siluet

 Membagi bentuk struktur ke dalam bagian-bagian busana untuk

menentukan model busana

 Memberikan arah dan pergerakan model untuk menutupi kekurangan

bentuk tubuh, seperti garis princess dan garis empire

19
2) Arah

Pada benda apa pun, termasuk busana, dapat dilihat dan dirasakan

adanya arah tertentu, misalnya mendatar, tegak lurus, dan miring. Secara

nyata arah bisa dilihat dan dirasakan keberadaannya. Arah sering

dimanfaatkan dalam merancang benda dengan tujuan tertentu.

Contohnya dalam gambar desain busana, unsur arah pada motif kain

dapat digunakan untuk mengubah penampilan dan bentuk tubuh pemakai.

Pada bentuk tubuh gemuk, sebaiknya menghindari arah mendatar karena

menimbulkan kesan melebarkan tubuh. Begitu pula dalam memilih model

busana garis hias yang digunakan berupa garis princess atau garis tegak

lurus yang memberi kesan meninggikan atau merampingkan orang yang

bertubuh gemuk tersebut.

3) Bentuk

Setiap benda memiliki bentuk. Bentuk adalah hasil hubungan dari

beberapa garis yang menghasilkan area atau bidang dua demensi

(shape). Apabila bidang tersebut disusun dalam satu ruang, terjadilah

bentuk tiga dimensi atau form. Jadi bentuk dua dimensi adalah bentuk

perencanaan secara lengkap untuk benda atau barang datar. Bentuk tiga

dimensi adalah bentuk perencanaan secara lengkap untuk benda atau

barang datar yang memiliki panjang, lebar, dan tinggi.Teknik tiga dimensi

terkait dengan volume atau isi. Dalam hal ini, sebuah busana merupakan

20
bentuk tiga dimensi yang berarti memiliki ruang atau dapat diisi oleh

tubuh pemakai.

Berdasarkan jenisnya, bentuk dibedakan atas bentuk naturalis,

bentuk geometris, bentuk dekoratif, dan bentuk abstrak. Bentuk naturalis

adalah bentuk yang berasal dari bentuk-bentuk realis yang ada di alam,

seperti tumbuh-tumbuhan, hewan, dan bentuk-bentuk alam lainnya.

Bentuk geometris adalah bentuk yang diukur dengan alat pengukur dan

mempunyai pengulangan bentuk yang teratur, misalnya bentuk segi

empat, segitiga, bujur sangkar, kerucut, dan lingkaran. Bentuk dekoratif

merupakan bentuk asli melalui proses stilasi atau stilir, tetapi masih ada

ciri khas bentuk aslinya. Stilasi atau stilir adalah merubah dari bentuk

alamiah menjadi bentuk baru; jenis menggambar yang menyederhanakan

bentuk dengan tidak meninggalkan karakter bentuk aslinya.

Contoh gambar stilir atau stilasi

21
4) Ukuran

Ukuran merupakan salah satu unsur yang sangat mempengaruhi

desain busana atau benda lainnya. Unsur-unsur yang dipergunakan

dalam suatu desain hendaklah diatur ukurannya dengan baik agar

desain tersebut memunculkan keseimbangan dan keserasian. Apabila

ukurannya tidak seimbang, desain yang dihasilkan akan terlihat

kurang bagus atau kurang indah. Contohnya, busana untuk seseorang

yang bertubuh kecil mungil sebaiknya tidak dipadukan dengan tas

atau asesories yang terlalu besar karena terlihat tidak seimbang.

5) Tekstur

Setiap benda mempunyai permukaan yang berbeda-beda, ada

yang halus dan ada yang kasar. Tekstur merupakan keadaan

permukaan suatu benda atau kesan yang timbul dari apa yang terlihat

pada permukaan benda. Tekstur ini dapat diketahui dengan cara

melihat atau meraba.

Tekstur pada kain akan terlihat berkilau, bercahaya, kusam,

transparan, kaku, dan lemas. Sedangkan dengan meraba akan

diketahui apakah permukaan suatu benda kasar, halus, tipis,

tebal,atau licin. Tekstur yang bercahaya atau berkilau dapat membuat

seseorang terlihat lebih besar atau (gemuk). Oleh karena itu, bahan

22
tekstil yang bercahaya lebih cocok dikenakan oleh orang yang

bertubuh kurus sehingga badan terlihat lebih berisi.

6) Value (Nilai Gelap Terang)

Yang dimaksud dengan value adalah nilai gelap terang. Semua

benda yang dapat dilihat dapat terlihat karena adanya cahaya, baik

cahaya alam maupun cahaya buatan. Apabila suatu benda diamati,

akan terlihat bahwa bagian-bagian permukaan benda tidak seluruhnya

tertimpa cahaya, ada bagian yang terang ada bagian yang gelap.

Keadaan ini yang menimbulkan adanya nilai atau kadar gelap dan

terang pada permukaan benda. Nilai atau kadar gelap terang disebut

dengan istilah value.

7) Warna

Dalam kehidupan modern warna memegang peranan dan tempat

sangat penting. Dalam bidang mode, warna pada busana wanita sama

pentingnya dengan pemilihan garis-garis dan tekstur (bahan).

Pemilihan yang tepat pada desain busana dapat membuat sesuatu

kelihatan lebih indah. Dalam dunia busana ada beberapa istilah untuk

warna misalnya warna panas, warna dingin, warna lembut, warna

ringan, warna sedih, warna muram, dan warna riang. Inilah yang

disebut dengan karakter warna.

23
a) Pengelompokan warna

Ada bermacam-macam teori yang berkembang mengenai

warna, di antaranya Teori Oswolk, Munsel, Prang, dan Brewster. Dari

bermacam-masam teori ini yang lazim digunakan dalam

menggambar desain busana dan mudah dalam proses

pencampurannya adalah teori warna Prang. Prang memiliki teori

yang sederhana dan mengelompokkannya menjadi 5 bagian, yaitu

warna primer, warna skunder, intermediet, tertier dan kwarter.

Adapun penjelasannya sebagai berikut :

1. Warna primer, disebut juga warna dasar atau pokok karena warna

tidak dipeoleh dari percampuran warna (hue) lain. Warna primer

terdiri atas warna merah, kuning, biru.

2. Warna skunder yaitu warna hasil percampuran 2 warna primer

dalam jumlah yang sama. Warna skunder terdiri atas warna

orange/jingga, hijau, dan ungu.

3. Warna intermediet adalah warna yang diperoleh dengan dua cara,

yaitu percampuran warna primer dengan warna skunder yang

berdekatan dalam lingkaran warna dan percampuran dua warna

primer dengan perbandingan 1:2

4. Warna tersier adalah warna yang terbentuk oleh percampuran dua

warna skunder. Warna tersier ada tiga, yaitu warna tersier biru,

tersier merah dan tersier kuning.

24
Warna tersier biru adalah hasil percampuran warna ungu

dengan warna hijau,

Warna tersier merah dalah hasil percampuran warna orange

dengan warna ungu

Warna tersier kuning adalah percampuran warna hijau

dengan warna orange.

5. Warna kuarter adalah warna yang dihasilkan oleh percampuran

dua warna tertier. Warna kuarter ada tiga, yaitu warna kuarter

hijau, kuarter orange, dan kuarter ungu.

Warna kuarter hijau terjadi karena percampuran warna

tertier biru dengan tersier kuning.

Warna kuarter orange terjadi karena percampuran tertier

merah dengan tertier kuning

Warna kuarter ungu terjadi karena percampuran tertier

merah dengan tertier biru.

Gambar 7. Lingkaran Warna (Sumber:khokho Lingkaran


Warna dan Tips WPAP)

25
b) Pembagian warna

Warna menurut sifatnya dibagi menjadi tiga yaitu warna yang

bersifat panas dan dingin, warna yang bersifat terang dan gelap,

serta warna yang bersifat terang dan kusam.

1. Warna yang bersifat panas dan dingin

Warna panas adalah warna yang berada pada lingkaran warna. Warna

panas dominan mengandung unsur merah, kuning, dan jingga.

Sedangkan warna dingin adalah warna yang mengandung unsur biru

hijau dan ungu.

Gambar . Lingkaran Warna Panas dan Dingin

26
2. Warna yang bersifat terang dan gelap

Untuk mendapatkan warna gelap atau tua dari warna asli atau warna

utamanya yang disebut dengan shade, dapat dilakukan dengan

menambah warna hitam. Sedangkan warna yang lebih muda atau

disebut dengan tint, dapat dilakukan dengan menambah warna putih.

Untuk lebih jelas, warna tint dan shade dapat dilihat pada gambar di

bawah ini.

Gambar 8. Lingkaran Warna Tint dan Shade

27
3. Warna yang bersifat terang dan kusam

Sifat cemerlang dan lembut suatu warna dipengaruhi oleh kekuatan

warna atau intensitasnya. Warna-warna yang mempunyai intensitas

kuat akan kelihatan lebih cemerlang, sedangkan warna yang

mempunyai intensitas lemah terlihat lembut dan redup.

c) Kombinasi warna

Dari berbagai warna yang ada, terkadang kita belum menemukan

warna yang diinginkan. Oleh sebab itu, warna perlu dikombinasikan.

Mengkombinasikan warna berarti meletakkan dua warna atau lebih secara

berjajar, bersebelahan, atau berdampingan.

d. Prinsip-prinsip Desain Busana

Prinsip-prinsip desain busana adalah bagaimana cara menata

unsur-unsur desain busana sehingga dapat menghasilkan suatu gambar

busana yang benar, baik, indah, dan menarik.

1) Keserasian/ keselarasan/ harmoni

Keselarasan adalah prinsip desainyang memunculkan kesan adanya

kesatuan melalui pemilihan dan susunan obyek atau ide. Pengertian ini

dapat dikatakan juga adanya keselarasan serta kesan kesesuaian antara

bagian yang satu dengan benda lain yang dipadukan.

28
2) Perbandingan/proporsi

Perbandingan dalam busana digunakan untuk menampakkan lebih

besar atau lebih kecil, dan memberi kesan adanya hubungan satu dengan

yang lain yaitu pakaian dan si pemakai.

3) Keseimbangan/balance

Keseimbangan (balance) antar bagian dalam suatu desain sangat

diperlukan untuk menghasilkan susunan yang menarik. Prinsip

keseimbangan dalam desain terdiri atas dua hal, yaitu keseimbangan

simetris dan asimetris. Keseimbangan simetris adalah jika unsur bagian

kiri dan kanan suatu desain adalah sama jaraknya dari pusat.

Keseimbangan asimetris adalah jika unsur-unsur bagian kiri dan kanan

suatu desain jaraknya dari garis tengah atau pusat tidak sama.

Keseimbangan simetris (Sumber : http://www.busanakerjaku.com/)

29
Keseimbangan Asimetris Sumber : http://www.busanakerjaku.com/)

4) Irama/Ritme

Irama dalam desain dapat diartikan sebagai suatu bentuk

pergerakan yang dapat mengalihkan pandangan mata dari satu bagian ke

bagian lain. Irama dapat diciptakan melalui beberapa hal, antara lain

pengulangan bentuk secara teratur, perubahan atau peralihan ukuran,

dan pancaran atau radiasi.

5) Pusat perhatian/Aksen/Center of Interest

Pusat perhatian (center of interest) dapat berupa aksen yang

secara otomatis membawa mata pada suatu yang terpenting dalam suatu

desain busana.

30
3. Rangkuman

 Alat dan bahan untuk menggambar adalah Macam-macam alat dan

bahan untuk menggambar dengan teknik kering : Pensil 2 B,

Penggaris, Penghapus, Spidol, Aquarel, Pensil warna, Krayon, Kertas

HVS, Kertas Gambar.

 Jenis-jenis desain adalah suatu rancangan atau gambaran suatu

obyek atau benda. Dibuat berdasarkan susunan dari garis, bentuk,

warna dan tekstur.

 Desain struktur adalah desain berdasarkan bentuk, ukuran, warna,

dan tekstur dari suatu benda. Desain struktur pada busana kerap kali

disebut sebagai pembentuk siluet.

 Desain hiasan (decorative design) pada busana mempunyai tujuan

untuk menambah keindahan desain struktur atau siluet. Desain

hiasan berupa kerah, renda, sulaman, kancing dan bisban.

 Unsur-unsur desain terdiri atas garis, arah, bentuk, ukuran, tekstur,

value, dan warna.

 Prinsip-prinsip desain busana adalah bagaimana cara menata unsur-

unsur desain busana sehingga dapat menghasilkan suatu gambar

busana yang benar, baik, indah, dan menarik. Terdiri dari

keselarasan, perbandingan, keseimbangan, irama, pusat perhatian.

31
4. Tugas

Carilah contoh desain di internet tentang penerapan unsur-unsur desain

dan sebutkan unsur yang terdapat di dalam desain tersebut.

5. Tes Formatif

a. Apakah pengertian garis ?

b. Sebutkan fungsi garis ?

c. Sebutkan macam-macam arah ?

d. Berilah contoh macam-macam bentuk alam dan geometris!

e. Mengapa orang yang bertubuh tinggi gemuk tidak sesuai

menggunakan siluet X ? Jelaskan dengan singkat alasanmu !

6. Kunci Jawaban Formatif

a. Garis adalah kumpulan titik-titik yang dihubungkan.

b. Fungsi garis adalah sebagai berikut :

1. Membatasi bentuk strukturnya

2. Membagi bentuk struktur

3. Menentukan periode dari suatu busana

4. Memberikan arah dan pergerakan

c. Macam-macam arah yaitu : verikal, horizontal dan diagonal.

d. Contoh bentuk alam adalah : batu, tumbuhan, gunung, bunga.

32
Contoh bentuk geometris : segitiga, segi empat, segi lima dll.

e. Siluet X merupakan busaana yang mempunyai model besar pada

bagian atas, kecil pada bagian pinggang, dan besar pada bagian

bawah (rok). Beberapa orang juga menyebutnya siluet S. Alasannya

siluet X memberi efek menggemukkan.

7. Lembar Kerja

1. Buatlah garis lurus arah vertical, horizontal dan diagonal serta garis

lengkung pada buku gambar A3 tanpa garis sehingga menjadi

komposisi yang menarik!

2. Buatlah kombinasi warna monokromatis pada 4 lingkaran yang

berdiameter 8 cm pada buku gambar A 3!

3. Buatlah gradasi warna merah dan hitam dengan 9 tingkatan warna

pada buku gambar A3!

4. Carilah melalui internet 6 macam model busana dengan siluet yang

berbeda!

C. Kegiatan Belajar 2 : Menggambar Proporsi

1. Tujuan Kegiatan Pembelajaran 2

 Menjelaskan cara mudah untuk menggambar proporsi

 Menjelaskan pengertian proporsi tubuh dalam desain busana

 Menggambar desain busana dengan menggunakan pensil warna

33
2. Uraian Materi

a. Cara Mudah untuk Menggambar Proporsi

a. Menggunakan rangka balok

Rangka ini dibuat dengan pertolongan bentuk balok terdiri dari

badan bagian atas dan badan bagian bawah. Rangka ini dipakai

untuk menggambar sikap tubuh dilihat dari samping atau miring

31/4.

http://anaarisanti.blogspot.com/2010/12/gerakan-tubuh-pada-

desain-busana-7.html

34
b. Menggunakan rangka ellips

Rangka ini dipakai untuk menggambar sikap tubuh dari samping atau

sikap 1/2., adalah rangka dengan bentuk elips. Sikap berdiri yang

betul dapat dilihat apabila punggung dan pinggul terletak pada garis

yang sama, dagu digambar lebih mundur dari dada dan perut.

http://anaarisanti.blogspot.com/2010/12/gerakan-tubuh-

pada-desain-busana-7.html

35
c. Menggunakan rangka benang

Untuk membuat rangka benang kita membuat garis pertolongan OX

yang juga disebut dengan nama garis sumbu, kemudian dibuat garis

yang dapat menunjukkan gerak tubuh.

http://fitinline.com/article/read/gesture-pada-desain-fesyen

36
b. Pengertian Proporsi/Perbandingan Tubuh

Perbandingan tubuh adalah ketentuan yang dipakai untuk

menggambar ukuran tubuh manusia, berpedoman pada ukuran panjang

kepala atau tinggi kepala sehingga dapat digambar bentuk tubuh yang

sempurna. Perbandingan ini diperoleh dari gambar dua dimensi atau foto

orang sesungguhnya yang memiliki postur ideal sebagai model.

Perbandingan tubuh pria,sama dengan perbandingan tubuh wanita.

Perbedaannya pada pria garis-garis digambarkan lebih kaku dan pinggang

lebih besar dari panggul.

1) Pengertian Anatomi Tubuh

Secara ilmu Biologi, anatomi adalah ilmu yang mempelajari susunan

tubuh manusia secara keseluruhan mulai dari kepala sampai ujung kaki.

Dalam bidang desain busana, anatomi dipelajari terbatas pada bentuk,

perbandingan, dan gerakan tubuh atau pose-posenya.

Agar diperoleh gambar desain busana yang ideal, ada beberapa hal

yang perlu diperhatikan dalam menggambar anatomi tubuh antara lain

sebagai berikut.

 Perbandingan tinggi dan lebar tubuh.

 Letak dan perbandingan bagian tubuh.

 Sikap, gaya, atau pose.

 Jatuhnya busana pada tubuh.

37
2) Tujuan Mempelajari Gambar Anatomi Tubuh

Gambar anatomi tubuh sangat penting, terutama bagi seorang

desainer saat menuangkan ide serta gagasannya untuk menghasilkan

gambar desain busana bagi orang lain.

Berdasarkan penjelasan tersebut, gambar anatomi tubuh

mempunyai tujuan, antara lain sebagai berikut.

 Pembawa kesan dan citra baik bagi desainer maupun pemakainya.

 Sebagai media perwujudan bentuk dan model busana.

 Dapat menentukan perbandingan tubuh pemakai dengan busananya.

 Membantu penyajian gambar dengan beberapa pose.

 Sebagai alat komunikasi visual gambar desain kepada orang lain.

3) Jenis-jenis Perbandingan Tubuh

Dalam menggambar perbandingan tubuh untuk desain busana, kita

dapat memilih beberapa jenis perbandingan yang biasa dipakai, antara

lain sebagai berikut.

a. Perbandingan menurut anatomi sesungguhnya yaitu tinggi tubuh =

8 X tinggi kepala.

b. Perbandingan menurut gambar desain busana, yaitu tinggi tubuh =

8½ X tinggi kepala

c. Perbandingan tubuh berdasarkan gambar yang biasanya digunakan

untuk desain yang dipublikasikan atau pose tertentu dengan

38
perbandingan tinggi tubuh = 10 X tinggi kepala atau bahkan lebih

bisa mencapai 12 X tinggi kepala (biasa disebut desain illustrasi).

4) Menggambar Perbandingan Tubuh

Perbandingan tubuh menurut illustrasi desain busana dibuat

dengan ukuran tinggi tubuh 8 ½ X tinggi kepala atau 9 X tinggi kepala

yang biasanya disebut anatomi model. Namun, untuk keperluan

menggambar desain busana, proporsi tubuh boleh dibuat lebih tinggi,

misalnya 10 X tinggi kepala, bahkan ada yang membuat hingga 12 X

tinggi kepala.

39
Langkah Pertama

Menggambar Perbandingan Tubuh dalam desain busana

40
Langkah Kedua

41
42
LEMBAR KERJA

Sebelum memulai suatu pekerjaan, sebaiknya dipersiapkan segala

keperluannya. Persiapan tersebut meliputi alat dan bahan yang digunakan

untuk menggambar. Selain itu siapkan mental dan fisik serta jaga

keamanan agar langkah-langkah pekerjaan menjadi lancar.

1. Alat

Untuk menggambar desain busana pada proporsi tubuh, alat yang

digunakan sebagai berikut:

a. Pensil 2 B untuk membuat sketsa gambar.

b. Pensil warna untuk mewarnai gambar.

c. Peraut atau cutter untuk meruncingkan pencil.

d. Penghapus untuk menghapus apabila ada gambar yang salah.

2. Bahan

Bahan yang digunakan untuk menggambar desain busana pada

proporsi tubuh, antara lain kertas gambar yang digunakan untuk

membuat gambar proporsi dan gambar desain busana.

43
3. Keselamatan Kerja

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga kesehatan dan

keselamatan ketika menggambar desain busana pada proporsi tubuh

adalah sebagai berikut.

a. Sebelum membuat gambar desain busana, cucilah tangan terlebih

dahulu agar gambar tidak kotor.

b. Siapkan pensil dalam keadaan runcing dan penghapus dalam

keadaan bersih.

c. Pada saat menggambar, sikap badan harus tegak atau usahakan

jangan membungkuk.

d. Gambarlah dengan pencahayaan yang cukup.

e. Berusahalah berlatih menggambar setiap saat agar terampil dalam

membuat desain busana.

Menggambar Desain Busana One Piece

Langkah-langkah untuk menggambar desain busana one piece

adalah sebagai berikut

1. Tahap 1, yaitu tentukan pose yang diinginkan. Buatlah proporsi tubuh

dengan garis tipis pada kertas gambar. Pastikan bahwa proporsi yang

dibuat sudah benar perbandingan dan seimbang posenya.

2. Tahap 2, yaitu buatlah gambar desain busana pada proporsi tubuh

mulai dari bagian atas busana kemudian turun ke bawah sesuai

dengan pose. Selanjutnya isilah gambar desain busana dengan efek

44
volume dan lekukan pada bagian-bagian tertentu sesuai dengan

bentuk busana dan pose. Kemudian lengkapi detail-detailnya, seperti

wajah, rambut, aksesori, motif, dan setikan-setikannya.

3. Tahap 3, yaitu hapus bagian-bagian yang tidak diperlukan, kemudian

pertebal gambar desain dengan pensil.

4. Tahap 4, yaitu warnai gambar dengan menggunakan pensil warna

yang sudah diraut ujungnya.

Lembar Tugas

1. Buatlah kliping desain busana pesta dan busana kerja! Masing-

masing kesempatan 5 gambar.

2. Buatlah desain sketsa busana pesta dengan penyelesaian pensil

warna!

3. Buatlah desain presentasi busana kerja dengan penyelesaian krayon!

4. Rangkuman

 Rangka balok dibuat dengan pertolongan bentuk balok terdiri dari

badan bagian atas dan badan bagian bawah

 Rangka elips dipakai untuk menggambar sikap tubuh dari samping

atau sikap 1/2., adalah rangka dengan bentuk elips. Sikap berdiri

yang betul dapat dilihat apabila punggung dan pinggul terletak

pada garis yang sama, dagu digambar lebih mundur dari dada dan

perut

45
 Untuk membuat rangka benang kita membuat garis pertolongan

OX yang juga disebut dengan nama garis sumbu, kemudian

dibuat garis yang dapat menunjukkan gerak tubuh.

 Perbandingan tubuh adalah ketentuan yang dipakai untuk

menggambar ukuran tubuh manusia, berpedoman pada ukuran

panjang kepala atau tinggi kepala sehingga dapat digambar

bentuk tubuh yang sempurna.

 Secara ilmu Biologi, anatomi adalah ilmu yang mempelajari

susunan tubuh manusia secara keseluruhan mulai dari kepala

sampai ujung kaki. Dalam bidang desain busana, anatomi

dipelajari terbatas pada bentuk, perbandingan, dan gerakan

tubuh atau pose-posenya.

 Tujuan menggambar anatomi adalah

 Pembawa kesan dan citra baik bagi desainer maupun

pemakainya.

 Sebagai media perwujudan bentuk dan model busana.

 Dapat menentukan perbandingan tubuh pemakai dengan

busananya.

 Membantu penyajian gambar dengan beberapa pose

46
4. Tugas

Buatlah proporsi dengan posisi menghaadap ke depan dengan

menggunaka rangka benang, rangka elips dan rangka balok ! Dikerjakan

pada kerta F

Tes Formatif

a. apakah pengertian proporsi?

b. Apakah pengertian anatomi?

c. Hal-hal apa sajakah yang perlu diperhatikan delam

menggambar anatomi tubuh ?

d. Sebutkan perbedaan proporsi laki-laki dengan proporsi

perempuan!

e. Ceritakan dengan singkat cara membuat proporsi rangka

benang?

f. Apakah tujuan membuat gambar anatomi ?

Kunci Jawaban

a. Proporsi adalah ketentuan yang dipakai untuk menggambar ukuran

tubuh manusia, perpedoman pada ukuran panjang kepalasehingga

dapat digambar bentuk tubuh yang sempurna.

b. anatomi adalah ilmu yang mempelajari susunan tubuh manusia

secara keseluruhan mulai dari kepala sampai ujung kaki. Dalam

47
bidang desain busana, anatomi dipelajari terbatas pada bentuk,

perbandingan, dan gerakan tubuh atau pose-posenya

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggambar anatomi tubuh

antara lain sebagai berikut.:

1 Perbandingan tinggi dan lebar tubuh.

2 Letak dan perbandingan bagian tubuh.

3 Sikap, gaya, atau pose.

4 Jatuhnya busana pada tubuh.

d. Perbedaan proporsi pria dan wanita terletak pada pria garis-garis

digambarkan lebih kaku dan pinggang lebih besar dari panggul.

e. Untuk membuat rangka balok kita membuat garis pertolongan OX

yang juga disebut dengan nama garis sumbu, kemudian dibuat

garis yang dapat menunjukkan gerak tubuh.

f. Tujuan, antara lain sebagai berikut.

 Pembawa kesan dan citra baik bagi desainer maupun

pemakainya.

 Sebagai media perwujudan bentuk dan model busana.

 Dapat menentukan perbandingan tubuh pemakai dengan

busananya.

 Membantu penyajian gambar dengan beberapa pose.

48
Lembar Tugas

1. Buatlah proporsi dengan menggunakan kerangka benang dari depan

dan belakang!

2. Buatlah proporsi dengan kerangka Balok dengan posisi ¾!

3. Buatlah proporsi dengan kerangka elips dengan posisi miring!

49
BAB III

EVALUASI

A. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas !

1. Setiap desain dihasilkan karena susunan ketujuh unsur dan kelima

prinsip desain. Sebutkan ketujuh dan kelima prinsip desain

tersebut!

2. Jelaskan pengaruh warna panas dan warna dingin terhadap bentuk

badan!

3. Bagaimana menerapkan garis terhadap bentuk tubuh?

4. Seseorang yang mempunyai tubuh gemuk akan serasi apabila

menggunakan garis leher ………………. (sebutkan tiga jenis garis

leher) berilah alasannya!

5. Ada dua cara untuk menyeimbangkan suatu desain. Sebutkan dua

cara tersebut, dan berilah masing-masing contohnya dengan

gambar!

6. Mengapaorang yang bertubuh tinggi gemuk tidak sesuai

menggunakan siluet S? Jelaskan alasannya!

7. Seberapakah panjang blus yang sesuai untuk orang yang

berpanggul besar? Jelaskan alasannya!

8. Gambarkan model gaun untuk o0rang yang bertubuh kurus dengan

menggunakan prinsip irama!

9. Sebutkan 10 macam aksentuasi pada penerapan busana!

10. Apakah tujuan membuat desain presentasi?

50
Format Penilaian

Pada penilaian akhir skor tertinggi 100 dengan rincian sebagai berikut :

1. Skor penilaian teori (40)

 Untuk pertanyaan teori terdiri dari 10 butir soal, setiap butir

soal pertanyaan nilainya 4, sehingga skor tertinggi nilainya 40.

2. Skor penilaian praktek (60)

No Aspek yang Dinilai Skor

Alat dan bahan yang digunakan untuk menggambar


5
busana

Alat pensil 2B, pensil warna, drawing pen 5

Bahan kertas gambar A4 5

Pemilihan warna 10

Proporsi 10

Pemilihan tekstur 5

Pemilihan motif 5

Penyelesaian 10

Kerapian/kebersihan 5

51
BAB IV

PENUTUP

Modul Menggambar Busana dengan Teknik Kering berisi

tentang materi menggambar busana yang menggunakan teknik kering

sehingga setelah selesai mempelajari modul siswa dapat mempraktekkan

cara menggambar busana menggunakan teknik kering dengan baik. Untuk

menambah wawasan dan keterampilan siswa dalam menggambar busana

dengan teknik kering, disarankan mempelajari tentang menggambar

dengan teknik kering dari buku-buku yang lain dan relevan, serta

mengikuti perkembangan dunia mode saat ini.

Setelah siswa mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran

dan memiliki kemampuan menggambar dengan teknik kering, siswa

dimungkinkan dapat mengikuti uji kompetensi menggambar busana

melalui lembaga yang berwenang.

52
DAFTAR PUSTAKA

Chodijah dan Wisri A Mamdy. 1982. Desain Busana. Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta

Ghurub, A. B. 2011. Menggambar Busana dengan Teknik Kering. PT Intan

Sejati Klaten.

Poespo S. 2010. Pose Menggambar Ilustrasi Mode untuk Pemula. Kanisius.

Yogyakarta.

Sumber:khokho Lingkaran Warna dan Tips WPAP)

http://anaarisanti.blogspot.com/2010/12/gerakan-tubuh-pada-desain-

busana-7.html

http://fitinline.com/article/read/gesture-pada-desain-fesyen

53

Anda mungkin juga menyukai