BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Modul dasar menghias kain merupakan salah satu modul dasar penunjang
dalam mempelajari mata diklat membuat hiasan pada busana sub kompetensi
4 yaitu membuat hiasan pada kain atau busana, tujuan diajarkannya modul ini,
agar peserta diklat memiliki wawasan dan keterampilan dalam membuat
macam-macam tusuk hias dasar. Agar tujuan pembelajaran tercapai, ada
beberapa materi yang harus dikuasai oleh peserta diklat melalui modul ini
antara lain macam-macam tusuk hias dan cara pembuatannya.
A. Prasyarat
Untuk mempelajari modul ini prasyarat yang harus dimiliki oleh peserta diklat
adalah telah selesai mempelajari modul Desain Hiasan Busana.
C. Kompetensi
Kode : 39. BUS. C-m. SEW. 16. A. 002
Kompetensi : Membuat hiasan pada busana
Sub komppetensi :
7. Menyiapkan tempat kerja dan alat
8. Membuat hiasan pada kain atau busana
C. Cek kemampuan
No Aspek yang dinilai Belum Sudah
1. Pengetahuan
a. Fungsi alat untuk membuat tusuk hias
b. Pembuatan macam-macam tusuk hias yang benar
2. Sikap
a. Sikap tubuh pada saat membuat macam-macam tusuk
hias dasar :
Duduk dikursi masing-masing
Duduk dengan tegak dan bersandar
Ruang lingkup gerak cukup nyaman
Jarak mata dengan pekerjaan tidak terlalu dekat +
30 cm
Memakai jas lab dan perhiasan tidak berlebihan
b. Ketelitian dalam menyelesaikan tusuk hias sesuai
dengan teknik menyulam
c. Kerapihan hasil pembuatan macam-macam tusuk hias
Catatan pembimbing :
1. …………………………………………………………………………………..
2. …………………………………………………………………………………..
3. …………………………………………………………………………………..
Kesimpulan
…………………………………………………………………………………........
…………………………………………………………………………………........
…………………………………………………………………………………........
…………………………………………………………………………………........
BAB II
PEMELAJARAN
B. Kegiatan Belajar
Pada kegiatan belajar Modul Dasar Menghias Kain peserta diklat harus
menguasai kompetensi : terampil menyiapkan alat dan bahan untuk
menyulam, cara memulai dan mengakhiri sulaman, membuat macam-macam
tusuk hias dan variasinya serta pengenalan macam-macam sulaman.
1. Kegiatan belajar ini meliputi pengenalan alat dan bahan yang diperlukan
untuk menyulam.
a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran
Pada akhir kegiatan pemelajaran tentang alat dan bahan untuk
menyulam, peserta diklat mampu :
1). Menyebutkan minimal lima alat yang digunakan untukmenyulam
2). Menyebutkan kain yang sesuai untuk menyulam
3). Menyiapkan alat, benang dan kain untuk praktek membuat tusuk
hias sulaman
b. Uraian Materi
1). Alat yang digunakan untuk menghias kain adalah :
2
1 3
6
7 4
5
8
9
Gambar alat-alat menghias kain 2.1
Keterangan gambar :
1. Jarum tangan dengan berbagai ukuran
2. Jarum pentul
3. Gunting besar dan gunting kecil
4. Tudung jari/bidal
5. Pendedel
6. Pemidangan
7. Rader
8. Karbon jahit/racing paper
9. Benang
Untuk bahan halus dan tipis dapat digunakan benang mouline, sedangkan
untuk bahan ang lebih tebal dengan pori-pori besar, digunakan benang
mutiara. Untuk benang yang jarang tenunannya seperti kasah, dapat digunakan
benang woll atau cashmilon. Pada sampul pembungkus kertas benang
dicantumkan merk, panjang benang, nomor dan ukuran serta warnanya. Maka
untuk mempermudah pembelian benang baru nantinya, label kertas itu perlu
kita simpan baik-baik.
1
2
4 3
d. Tugas
1). Menyiapkan alat-alat untuk membuat tusuk hias
2). Menyiapkan benang sulam yang sesuai
3). Menyiapkan kain bagi polos untuk membuat tusuk hias ukuran
35 cm x 60 cm
4). Menyiapkan area bekerja yang rapih dan bersih
e. Tes Formatif
1). Sebutkan lima alat yang digunakan untuk menyulam !
2). Sebutkan kain yang sesuai untuk membuat macam-macam tusuk
hias !
3). Sebutkan alat dan bahan yang diperlukan untuk membuat
macam-macam tusuk hias !
g. Lembar Kerja
Alat :
1). Jarum sulam tumpul, 2 jarum pentul
2). Pendedel
3). Pita ukuran
4). Gunting benang
Bahan :
1). Benang sulam : Mouline, DMC
2). Kain bagi : 35 cm x 60 cm
Langkah kerja
1). Menyiapkan alat yang diperlukan
2). Menggunting benang sulam sesuai yang dibutuhkan
3). Menggunting kain ukuran 35 cm x 60 cm
4). Siap memulai sulaman tusuk hias
2. Kegiatan belajar ini meliputi cara memulai dan mengakhiri jahitan tusuk
hias.
a. Tujuan kegiatan pemelajaran
Pada akhir kegiatan pemelajaran cara memulai dan mengakhiri
jahitan, peserta diklat mampu :
1). Cara memulai jahitan tusuk hias
b. Uraian materi
Dalam teknik menjahit dengan tangan, biasanya diperoleh hasil karya
yang rapi dan halus. Dari depan nampak indah dari belakang nampak
rapi. Selain untuk kerapian juga untuk kekuatan jahitan perlu
diperhatikan cara memulai dan mengakhiri jahitan yaitu :
a. Sebelum tusukan pertama, jarum dijelujurkan halus dari bagian
buruk hanya mengambil sedikit saja dari tenunan tiga sampai
empat langkah kemudian jarum ditusukan kebagian yang baik
untuk memulai sulaman.
b. Cara lain adalah dengan menusukan jarum dari bagian buruk
kebagian baik, tinggalkan 1½ -2 cm ujung benang. Pada waktu
membuat tusuk- tusuk sulaman, ujung benang tersebut ikut
dijepit sehingga ujung benang itu tidak ikut tercabut.
c. Mengakhiri jahitan caranya adalah dengan menusukan jarum
kebagian buruk, jahitkan beberapa tusuk balut pada bagian
belakang tusuk sulam sebelum benang digunting.
c. Rangkuman
Pembuatan macam-macam tusuk hias ataupun sulaman harus
mempunyai penampilan yang rapih. Kerapihan tusuk hias harus
tampak pada bagian baik juga bagian buruk kain. Oleh karena itu
penampilan benang hias harus diperhatikan kerpaihannya baik pada
awal jahitan maupun di akhir jahitan.
d. Tugas
1). Menyiapkan alat dan bahan untuk membuat tusuk hias
2). Mempraktekan cara mengawali membuat tusuk hias
3). Mempraktekan cara mengakhiri membuat tusuk hias
4). Merapihkan jahitan tusuk hias
5). Menyiapkan area bekerja yang rapih dan bersih
e. Tes formatif
1). Terangkan cara mengawali jahitan tusuk hias !
2). Terangkan cara mengakhiri jahitan tusuk hias !
g. Lembar kerja
Alat :
6). Jarum sulam
7). Jarum pentul
8). Gunting benang
Bahan :
1). Benang sulam : Mouline, DMC
2). Kain bagi : 35 cm x 60 cm
Langkah kerja
5). Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
6). Memberi tanda dimulai tusuk hias dengan jarum pentul.
7). Menyiapkan benang sulam dengan jarum sulam yang tumpul.
8). Mengawali jahitan tusuk hias.
9). Mengakhiri jahitan tusuk hias.
10). Merapihkan jahitan tusuk hias.
E. Kegiatan belajar ini meliputi pembuatan macam-macam tusuk hias sulaman
h. Tujuan kegiatan pemelajaran
Pada akhir kegiatan pemelajaran pembuatan macam-macam tusuk
hias, peserta diklat mampu :
1). Membuat macam-macam tusuk hias
2). Merencanakan penerapan tusuk hias pada sulaman
i. Uraian materi
Untuk menghiasi busana dapat dilakukan dengan bermacam-macam
teknik hiasan. Teknik hiasan yang dimaksud adalah teknik menghias
kain yang erat hubungannya dengan sulam menyulam. Sebelum
memahami macam-macam teknik teknik menghias kain sebaiknya
terlebih dahulu mempelajari macam-macam tusuk hias, karena tusuk
hias merupakan dasar dari menghias kain. Tiap-tiap tusuk hias
mempunyai keindahan masing-masing. Penyusunan bermacam tusuk
hias yang harmonis akan melahirkan suatu dekotarif yang menarik.
Berikut ini dikemukakan beberapa tusuk hias yang sering digunakan
dalam menghias kain, diantaranya :
1. Tusuk Jelujur
Tusuk hias ini paling sederhana, akan tetapi sangat bernilai juga
berguna untuk jahitan sementara. Arahnya dari kanan ke kiri.
Dalam hal ini kita dapat membuat variasi dengan cara menggunakan
dua macam benang yang berlainan tebal ataupun warnannya.
Tusuk hias ini bila dilihat satu persatu seolah-olah menyerupai seekor
lalat terbang atau seperti ujung panah yang runcing, pengerjaannya
harus selalu dengan arah membentuk sudut ke bawah. Walaupun
penyusunannya berbaris horizontal ataupun vertikal, keseluruhannya
merupakan tusuk tikam jejak biku-biku. Akan tetapi pengerjaannya
menurut teknik Holbein, yakni dikerjakan dalam dua tahap tusuk
jelujur yang secara bolak balik saling mengait. Tusuk hias lalat ini
dapat dikombinasikan dengan tusuk hias lainnya, juga dapat
dikerjakan sebagai pola berserak atau pengisi bidang.
7. Tusuk Hias Rantai
Tusuk rantai ini merupakan garis yang teratur dan arat sedangkan
pengerjaannya harus agak longgar, lebih-lebih jika dikerjakan sebagai
garis lengkung.
Dalam hal ini kita menggunakan dua warna benang yang kedua-
duanya dimasukan kedalam satu lubang jarum, tidak dipergunakan
saling berganti membuat tusuk rantai. Bila kita tidak hati-hati dalam
mengerjakannya, benang yang sedang tidak dikerjakan dapat lepas
kebagian belakang kain dasar. Kita juga dapat mempergunakan lebih
dari satu macam warna benang sebelum kita ganti benang.
Tusuk hias ini bila tidak dihas tampaknya kurang bagus dan kurang
halus, kecuali jika dihiasi lagi dengan tusuk hias lainnya.
Tusuk rantai ini dapat disisipi benang warna lain satu kali atau dua
kali.
Dalam hal ini kita harus membuat tusuk rantai yang kecil-kecil
dengan mempergunakan benang yang tebal, sehingga merupakan
suatu garis yang lebih berat dari pada tusuk rantai biasa.
Apabila tusuk hias ini dibuat rapat akan merupakan garis yang lebar.
Dapat juga memberikan objek serupa dengan renda halus bilamana
garis itu dibuat melengkung.
Tusuk hias ini nampaknya sukar, akan tetapi sebenarnya lebih mudah
pembuatannya dibandingkan dengan tusuk kabel biasa. Untuk tusuk
rantai kabel yang di buhul memerlukan benang yang sangat kuat
pilinannya.
Tusuk hias ini cara membuatnya sama dengan tusuk rantai kabel,
hanya dibuat sedemikian rupa hingga menjadi berbiku-biku, tidak
merupakan garis lurus. Sambungan antara dua tusuk hias ini harus
bersudut.
Jika kita menggunakan benang yang kuat, tusuk rantai ini satu sama
lain dihubungkan dengan buhulan yang terletak diatas bahan.
Jika kita membuat tusuk hias beberapa kali yang letaknya sangat
berdekatan, maka terjadilah ban atau pita yang nampaknya
dijalin/dianyam. Dan apabila tusuk hias ini dibuat satu sama lain
dengan jarak yang jarang-jarang, maka jadilah bentuk daun dan
bunga. Tusuk hias ini baik sekali dikerjakan untuk garis lengkung.
Tentukan dahulu lebar tusuk rantai yang akan kita kerjakan ini
dengan melekatkan pada batas lebarnya itu, benang berwarna yang
berlainan. Kemudian kerjakanlah tusuk rantai diatas dua tepi benang
berwarna sedemikian rupa hingga batas tusuk rantai merupakan
benang pilin.
serong, dikerjakan pada waktu mulai lagi membuat dari kiri ke arah
kanan.
Mula-mula kita membuat sebaris tusuk pipih dengan jarak antara satu
sama lain sama begitu pula tingginya. Kemudian setiap dua tusuk
pipih diikat dengan cara menyisipkan benang lain kebawah tusuk
pipih yang pertama, benang kerja mempersatukan tusuk pipih kesatu
dan kedua dengan cara menyisipkan benang kebawah tusuk pipih
yang kedua. Benang kerja ini seterusnya disisipkan kebawah tusuk
pipih berikutnya dan ulangi cara mengikat dua tusuk pipih itu seperti
yang pertama kali tanpa menyangkut kain dasar.
Tusuk pipih yang rapat ini digunakan untuk mengisi garis yang
sebelumnya ditandai dengan tusuk tikam jejak. Gambar A
menunjukan cara menutup garis tikam jejak dngan cara menyangkut
bagian yang baik merupakan suatu relief (lihatlah contoh tusuk hias
bayangan).
Dalam hal ini kedua jarum tersebut ditusukan dan dikeluarkan tepat
pada ujung tusuk hias yang sebelumnya. Pada bagian buruk kita harus
memperoleh suatu baris tusuk tikam jejak yang rapi.
k. Tugas
1). Menyiapkan alat dan bahan untuk membuat tusuk hias
2). Setelah mempraktekan cara mengawali membuat tusuk hias
dilanjutkan dengan pembuatan tusuk hias
3). Mengakhiri pembuatan tusuk hias
4). Merapihkan jahitan tusuk hias
5). Menyiapkan area bekerja yang rapih dan bersih
l. Tes formatif
1). Sebutkan 6 buah tusuk hias !
2). Gambarkan 2 buah variasi tusuk jelujur !
3). Gambarkan 2 buah variasi tusuk flanel !
4). Gambarkan 2 buah variasi tusuk feston !
5). Terangkan penggunaan benang hias untuk tusuk hias !
3). a) b)
4). a) b)
5). Benang dapat dipilih yang teksturnya tebal, halus, kasar, kusam
atau mengkilat, juga dapat dipilih benang tunggal atau yang
dengan sedikit pilinan akan lebih kuat, dengan atau tanpa
penebalan, sengkelit, keriting dan sebaginya. Sebaiknya kita
coba dahulu membuat tusuk hias yang akan kita kerjakan satu
helai atau lebih agar tusuk hias benar- benar muncul
keindahannya.
n. Lembar kerja
Alat :
9). Jarum sulam
10). Jarum pentul
11). Pendedel
12). Gunting benang
13). Gunting kain
14). Pita ukuran
15). Kapur jahit
Bahan :
1). Benang sulam : Mouline, DMC
Langkah kerja
11). Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
12). Memberi tanda dimulai tusuk hias dengan jarum pentul.
13). Menyiapkan benang sulam dengan jarum sulam yang tumpul.
14). Mengawali jahitan tusuk hias dengan teliti.
15). Mulai membuat tusuk hias dengan teliti, perhatikan gambar
tusuk hias.
6. Mengakhiri jahitan tusuk hias dengan hati-hati.
7. Merapihkan jahitan tusuk hias.
b. Uraian materi
Macam-macam sulaman
Menghias kain adalah seni untuk membuat suatu kain atau busana
menjadi lebih indah. Cara menghias kain dengan jahitan biasa disebut
menyulam atau membordir, yang berasal dari bahasa Belanda
“Borduur”.
Menghias dengan menyulam sudah digemari dan dilakukan orang
sejak ribuan tahun yang lalu dan hingga saat ini berkembang menjadi
barang komoditi yang trend di masyarakat. Menyulam digunakan
baik untuk menghias pakaian, lenan rumah tangga maupun benda lain
yang dibuat dari bahan tekstil seperti tas, selop (sejenis alas kaki ber-
hak) dan lain-lain.
Sebutan untuk beberapa jenis sulaman masih menggunakan nama
asing atau sebutan negara dimana sulaman tersebut lebih dahulu
dipraktekan, seperti : sulaman Perancis, Inggris, Richelieu, Holbei
dan Quilt. Pada mulanya, sulaman Perancis, Inggris dan Richelieu
hanya dikerjakan pada kain lenan atau katun putih dengan
menggunakan benang berwarna putih. Oleh karena itu disebut
sulaman putih, akan tetapi pada masa kini hal tersebut tidak berlaku
lagi, sulaman tersebut dapat dibuat pada kain berwarna warni dengan
benang yang berwarna warni pula sehingga banyak disukai orang dan
pekerjaan menyulam pun berkembang menjadi industri.Teknik
menghias kain yang didasarkan atas penggunaan warna kain dan
benang hiasnya dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu :
a. Teknik Menghias Sulaman Putih
Sulaman putih dikerjakan pada kain polos dengan benang hias
sewarna, lebih tua atau lebih muda. Pada zaman dahulu sulaman putih
dikerjakan pada tenunan yang putih dengan benang hias putih.
Keindahan dari sulaman ini terletak pada serat timbul dan berlubang
dari ragam hias. Yang termasuk dalam kelompok sulaman putih
adalah sulaman Perancis, Richelieu dan sulaman bayangan.
7). Smock
pada kain yang dapat dihitung benagnya. Pada bagian baik dan
buruk garis motif sama.
c. Rangkuman
Untuk menghias busana dapat dilakukan dengan bermacam teknik
hiasan, diantaranya teknik menghias kain yang erat hubungannya
dengan sulam menyulam. Pada pembahasan ini akan diperkenalkan
macam-macam sulaman yaitu sulaman fantasi, sulaman Inggris,
sulaman Perancis, sulaman Richeulieu, sulaman Bayangan, sulaman
Mengubah Corak, sulaman Smock, sulaman Terawang, sulaman
Tusuk silang, sulaman Holbein, sulaman Asisi, sulaman Inkrustasi
dan sulaman Melekatkan Benang.
d. Tugas
4). Baca uraian materi modul dengan seksama
5). Tentukan salah satu jenis sulaman (misal : sulaman fantasi)
perencanaan
6). Buat motif untuk sulaman fantasi
7). Rencanakan tusuk hias untuk sulaman fantasi sesuai dengan
motif
8). Konsultasikan dengan gurumu, perencanaan yang sudah dibuat
e. Tes formatif
9). Sebutkan 2 jenis sulaman putih !
10). Sebutkan 2 jenis sulaman berwarna !
11). Rencanakan pemilihan tusuk hias untuk salah satu sulaman
(sulaman fantasi) !
c. Lembar kerja
Alat :
16). Alat Tulis
17). Kertas HVS
18). Pensil warna
Langkah kerja
16). Menyiapkan alat yang diperlukan.
17). Membaca dengan seksama pengenalan macam-macam sulaman.
18). Merncanakan tusuk hias sesuai dengan motif sulaman fantasi
19). Memberi warna dengan pensil warna sesuai dengan tusuk hias
pada motif.
20). Merapihkan hasil pekerjaan
21). Mengkonsultasikan dengan guru pembimbing.
BAB III
EVALUASI
Instrumen Penilaian
Latihan I (Pilihan Berganda)
1. Berikut ini adalah alat-alat yang dipergunakan untuk menyulam, kecuali :
a. Jarum pentul c. Jarum tangan
b. Jarum mesin d. Pita ukuran
e. Gunting benang
2. Jarum yang digunakan sebagai penolong untuk meletakan pola adalah …..
a. Jarumtangan c. Jarum mesin
b. Jarum tumpul d. Jarum pentul
e. Jarum juki
3. Alat yang digunakan untuk membentangkan kain yang dihias atau disulam
adalah …..
a. Pemidangan c. Pita ukuran
b. Penggaris d. Pendedel
e. Bidal
4. Bahan strimin biasanya dihias dengan menggunakan benang …..
a. Kasur c. Cashmilon
b. Wol d. Mutiara
e. Jahit
5. Bahan yang digunakan untuk membuat lenan rumah tangga dengan hiasan
tusuk silang adalah …..
a. Belacu c. Strimin
b. Tetoron d. Berkolin
e. Oxford
6. Teknik melekatkan benang merupakan teknik menghias kain dengan
menggunakan :
a. Benang panjang & tidak terputus c. Pita
b. Benang pendek-pendek d. Bisban
e. Renda
7. Gambar berikut dibuat dengan menggunakan tusuk …..
a. Rantai, tikam jejak c. Feston, tikam jejak
b. Rantai, flanel d. Tangkai, jelujur
e. Silang, jelujur
8. Sulaman bayangan menggunakan tusuk …..
a. Tikam jejak c. Flanel
b. Rantai d. Feston
e. Silang
9. Yang termasuk sulaman putih …..
a. Aplikasi c. Sulaman Fantasi
b. Melekatkan Benang d. Sulaman Asisi
e. Sulaman Inggris
10. Yang termasuk sulaman berwarna …..
a. Sulaman Richeulieu c. Sulaman Fantasi
b. Sulaman Bayangan d. Sulaman Perancis
e. Sulaman English
Kunci Jawaban
Lembar kunci jawaban latihan I
1. b
2. d
3. a
4. d
5. c
6. a
7. a
8. c
9. e
10. c
5.
6.
7.
10. Flanel dengan sisipan tunggal, flanel dengan sisipan berganda, flanel
tertutup
Pada penilaian akhir ini skor tertinggi yang dapat dicapai adalah 100, dengan
rincian sbb :
1. Untuk evaluasi latihan I, terdiri dari 10 butir pertanyaan, setiap butir
pertanyaan yang dijawab benar mendapatkan skor satu, sehingga skor
tertinggi untuk evaluasi latihan 1 adalah 10.
Keterangan :
Item nomor 1, 2 Tentang persiapan afektif peserta diklat dalam
persiapan produksi.
Item nomor 3, 4, 5, Tentang kriteria benda yang dihasilkan dari produksi.
6, 9, 10
Item nomor 7, 8 Tentang keterampilan sikap yang ditampilkan peserta
diklat sehubungan dengan K3
BAB IV
PENUTUP
Modul dasar menghias kain berisi tentang macam-macam tusuk hias dan cara
pembuatannya. Modul ini merupakan modul dasar yang harus dipelajari sebelum
tusuk hias dan pembuatannya yang disajikan pada modul ini. Untuk menambah
diklat disarankan mempelajari buku sumber lainnya yang berkaitan dengan teknik