Anda di halaman 1dari 62

Dasar Menghias Kain

BAB I
PENDAHULUAN

A. Deskripsi
Modul dasar menghias kain merupakan salah satu modul dasar penunjang
dalam mempelajari mata diklat membuat hiasan pada busana sub kompetensi
4 yaitu membuat hiasan pada kain atau busana, tujuan diajarkannya modul ini,
agar peserta diklat memiliki wawasan dan keterampilan dalam membuat
macam-macam tusuk hias dasar. Agar tujuan pembelajaran tercapai, ada
beberapa materi yang harus dikuasai oleh peserta diklat melalui modul ini
antara lain macam-macam tusuk hias dan cara pembuatannya.

A. Prasyarat
Untuk mempelajari modul ini prasyarat yang harus dimiliki oleh peserta diklat
adalah telah selesai mempelajari modul Desain Hiasan Busana.

B. Petunjuk penggunaan Modul


1. Petunjuk peserta diklat
a. Langkah-langkah belajar yang harus ditempuh dalam mempelajari
modul ini adalah sebagai berikut :
1). Baca secara seksama hingga benar-benar paham dan mengerti isi
modul, kemudian tandai/catat bagian kata atau kalimat yang
belum dimengerti atau dipahami.
2). Jika ada yang kurang jelas atau mengalami kesulitan dalam
mempelajari isi modul, silahkan menghubungi guru pengajar
anda.
3). Lakukan kegiatan praktik secara sistemastis menurut langkah-
langkah belajar yang ditulis modul ini.
4). Agar benar-benar terampil dalam melakukan pekerjaan membuat
macam-macam tusuk hias dasar, anda perlu melakukan latihan
secara berulang-ulang dengan mencoba membuat macam-macam
tusuk hias pada kain.

Bidang Keahlian Tata Busana 1


Dasar Menghias Kain

b. Perlengkapan yang perlu disiapkan


1). Bahan-bahan
a). Kain bagi
b). Benang sulam
2). Peralatan praktek
a). Jarum sulam
b). Pemidangan
c). Gunting kain
d). Gunting bordir
e). Kapur jahit
f). Pendedel
g). Meteran
h). Bidal
2. Peran guru / instruktur
a. Mengkonfirmasikan langkah-langkah belajar yang harus dilakukan
peserta diklat untuk terampil membuat macam-macam tusuk hias.
b. Memberikan penjelasan kepada peserta diklat bagian-bagian dari
modul yang belum dapat dipahami oleh peserta diklat.
c. Mendemonstrasikan langkah-langkah dipersyaratkan dalam kegiatan
belajar.
d. Membimbing peserta diklat untuk melaksanakan praktikum membuat
macam-macam tusuk hias.
e. Melakukan evaluasi secara komperhensif melalui proses dan produk
belajar yang dicapai peserta diklat meliputi ranah kognitif, afektif dan
psikomotor.
B. Tujuan akhir
Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta diklat mampu :
3. Menjelaskan berbagai macam tusuk hias.
4. Terampil membuat tusuk hias sesuai dengan teknik yang dipelajari.
5. Terampil menentukan tusuk hias sesuai dengan jenis sulaman.
6. Terampil menerapkan tusuk hias pada berbagai motif.

Bidang Keahlian Tata Busana 2


Dasar Menghias Kain

C. Kompetensi
Kode : 39. BUS. C-m. SEW. 16. A. 002
Kompetensi : Membuat hiasan pada busana
Sub komppetensi :
7. Menyiapkan tempat kerja dan alat
8. Membuat hiasan pada kain atau busana

Kriteria unjuk kerja


1. Alat yang digunakan sesuai dengan fungsinya
2. Sikap tubuh pada saat membuat macam-macam tusuk hias dengan
memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja
3. Tusuk hias dikerjakan dengan menggunakan teknik yang sesuai dengan
prosedur
4. Tusuk hias diselesaikan sesuai dengan prosedur

C. Cek kemampuan
No Aspek yang dinilai Belum Sudah
1. Pengetahuan
a. Fungsi alat untuk membuat tusuk hias
b. Pembuatan macam-macam tusuk hias yang benar
2. Sikap
a. Sikap tubuh pada saat membuat macam-macam tusuk
hias dasar :
 Duduk dikursi masing-masing
 Duduk dengan tegak dan bersandar
 Ruang lingkup gerak cukup nyaman
 Jarak mata dengan pekerjaan tidak terlalu dekat +
30 cm
 Memakai jas lab dan perhiasan tidak berlebihan
b. Ketelitian dalam menyelesaikan tusuk hias sesuai
dengan teknik menyulam
c. Kerapihan hasil pembuatan macam-macam tusuk hias

Bidang Keahlian Tata Busana 3


Dasar Menghias Kain

d. Kebersihan hasil pembuatan macam-macam tusuk hias


e. Kebersihan atau area lingkungan kerja
3. Psikomotor
a. Terampil menyiapkan alat dan bahan
b. Terampil dalam penggunaan alat dan bahan
c. Terampil membuat macam-macam tusuk hias :
 Tusuk jelujur dan variasinya
 Tusuk rantai dan variasinya
 Tusuk pipih dan variasinya
 Tusuk feston dan variasinya
 Tusuk flanel dan variasinya
 Tusuk tangkai dan variasinya
 Tusuk tikam jejak dan variasinya
 Tusuk ranting dan variasinya
 Tusuk silang dan variasinya
 Tusuk melekatkan benang dan variasinya
d. Pengenalan macam-macam sulaman

Catatan pembimbing :
1. …………………………………………………………………………………..
2. …………………………………………………………………………………..
3. …………………………………………………………………………………..

Kesimpulan
…………………………………………………………………………………........
…………………………………………………………………………………........
…………………………………………………………………………………........
…………………………………………………………………………………........
BAB II
PEMELAJARAN

Bidang Keahlian Tata Busana 4


Dasar Menghias Kain

A. Rencana Belajar Peserta Diklat


Kompetensi : Membuat hiasan pada busana
Sub Kompetensi : Membuat hiasan pada kain/busana

Jenis Kegiatan Tanggal Waktu Tempat Alasan Paraf


Belajar Perubahan Guru
Pengenalan alat dan Lab.Bordir
bahan untuk menyulam / Lab.Jahit
Teknik memulai dan Lab.Bordir
mengakhiri jahitan / Lab.Jahit
Praktek macam-macam Lab.Bordir
tusuk hias dan variasinya / Lab.Jahit
Pengenalan macam- Lab.Bordir
macam sulaman / Lab.Jahit

B. Kegiatan Belajar
Pada kegiatan belajar Modul Dasar Menghias Kain peserta diklat harus
menguasai kompetensi : terampil menyiapkan alat dan bahan untuk
menyulam, cara memulai dan mengakhiri sulaman, membuat macam-macam
tusuk hias dan variasinya serta pengenalan macam-macam sulaman.

1. Kegiatan belajar ini meliputi pengenalan alat dan bahan yang diperlukan
untuk menyulam.
a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran
Pada akhir kegiatan pemelajaran tentang alat dan bahan untuk
menyulam, peserta diklat mampu :
1). Menyebutkan minimal lima alat yang digunakan untukmenyulam
2). Menyebutkan kain yang sesuai untuk menyulam
3). Menyiapkan alat, benang dan kain untuk praktek membuat tusuk
hias sulaman
b. Uraian Materi
1). Alat yang digunakan untuk menghias kain adalah :

Bidang Keahlian Tata Busana 5


Dasar Menghias Kain

2
1 3
6

7 4
5
8
9
Gambar alat-alat menghias kain 2.1

Keterangan gambar :
1. Jarum tangan dengan berbagai ukuran
2. Jarum pentul
3. Gunting besar dan gunting kecil
4. Tudung jari/bidal
5. Pendedel
6. Pemidangan
7. Rader
8. Karbon jahit/racing paper
9. Benang

Macam-macam jarum tangan untuk menyulam


 Jarum runcing
Jarum runcing biasa diguankan untuk menyulam secara bebas pada
tenunan polos seperti batis, oxpord, tetoron dan lain-lain. Ciri-cirinya

Bidang Keahlian Tata Busana 6


Dasar Menghias Kain

yaitu sangat tajam, memiliki ujung yang runcing dan mempunyai


ukuran dengan nomor 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22 dan 24.

Gambar macam-macam jarum 2.2


 Jarum tumpul
Jarum tumpul dikelompokan menjadi dua yaitu jarum tumpul dengan
nomor 12, 14, 16, 18, 20, yang biasa digunakan untuk menyulam
dengan hitungan tertentu terutama untuk membuat tusuk hias pada
kain strimin.

Gambar macam-macam jarum 2.3


Yang kedua jarum tumpul yang berukuran besar dan tidak bernomor,
digunakan hanya untuk pekerjaan menusuk.

Gambar macam-macam jarum 2.4


Menyulam adalah istilah menjahit yang berarti menjahitkan benang seara
dekoratif, untuk itu diperlukan benang hias yang sesuai dengan jenis kain yang
akan dihias serta jenis sulaman yang dibuat, begitu juga ukuran dan warnanya.
Untuk sulaman tangan digunakan benang sulam mouline atau benang mutiara.

Bidang Keahlian Tata Busana 7


Dasar Menghias Kain

Untuk bahan halus dan tipis dapat digunakan benang mouline, sedangkan
untuk bahan ang lebih tebal dengan pori-pori besar, digunakan benang
mutiara. Untuk benang yang jarang tenunannya seperti kasah, dapat digunakan
benang woll atau cashmilon. Pada sampul pembungkus kertas benang
dicantumkan merk, panjang benang, nomor dan ukuran serta warnanya. Maka
untuk mempermudah pembelian benang baru nantinya, label kertas itu perlu
kita simpan baik-baik.

Gambar macam-macam benang sulam 2.5

Cara membuka benang dari untaian benang sulam :

1
2

Bidang Keahlian Tata Busana 8


Dasar Menghias Kain

4 3

Gambar cara membuka benang sulam 2.6

D. Bahan yang digunakan untuk menghias kain


Pembagian berdasarkan penggunaan jenis kain yang digunakan :
1. Teknik menghias kain dengan menggunakan kain rapat (tenunan
rapat) atau tenunan yang tidak dapat dibagi. Misalnya : sulaman
fantasi, sulaman inkrustasi, sulaman Inggris, sulaman Richelieu
dan sulaman bayangan.
2. Teknik menghias kain dengan menggunakan kain bagi :
a. Kain bagi polos
Kain bagi adalah kain yang tenunan benangnya mudah
dihitung. Kain bagi polos alur benangnya tampak jelas dan
mudah dibagi. Umumnya jenis desain dekorasi untuk
sulaman pada kain bagi berupa desain geometris. Misalnya
kain strimin, matting.
b. Kain bagi bercorak
Kain bagi bercorak adalah kain yang tenunanya rapat tetapi
berkotak-kotak atau berbintik-bintik. Ukuran sisi kotak
antara tiga millimeter sampai tiga perempat sentimeter. Jika
ukuran yang lebih besar dari yang telah disebutkan akan
mempersulit membuat disain dan hasilnya kurang indah.
Pada kain bagi bercorak bintik-bintik disain dekorasi tidak
terbatas pada disain geometris saja, tetapi juga dapat
ditambahkan desain lengkung.
Dapat dikatakan bahwa semua jenis kain (bahan tekstil) dapat dihias. Jenis
sulaman yang digunakan, tergantung dari jenis tenunan dan corak kain,
misalnya :

Bidang Keahlian Tata Busana 9


Dasar Menghias Kain

a. Belacu, popelin, berkolin dan jenis tenuann yang rapat tenunnya,


sulaman fantasi (sulaman bebas), aplikasi.
b. Bahan serupa dengan corak kotak atau bintik dapat diubah corak
dengan aplikasi, smock dll.
c. Bahan yang dapat dihitung benangnya seperti strimin dan matting,
yaitu terawang, tusuk silang dan holbein.
d. Bahan yang tipis dan bening yaitu sulaman bayangan, inkrustasi,
lekapan renda, mute dan lain-lain.
e. Bahan lemas berkilau seperti satin yaitu dengan sulaman bebas,
lekapan quilt dan lain-lain.

Gambar aneka macam bahan 2.7


c. Rangkuman
Alat-alat menyulam, benang sulam dan kain banyak ragamnya dan
harus disesuaikan dengan jenis sulaman yang dipilih. Penggunaan alat
dan bahan yang tepat akan mempermudah dalam mengerjakannya,
sehingga memungkinkan akan menghasilkan tusuk hias yang indah
dan menarik.

Bidang Keahlian Tata Busana 10


Dasar Menghias Kain

d. Tugas
1). Menyiapkan alat-alat untuk membuat tusuk hias
2). Menyiapkan benang sulam yang sesuai
3). Menyiapkan kain bagi polos untuk membuat tusuk hias ukuran
35 cm x 60 cm
4). Menyiapkan area bekerja yang rapih dan bersih

e. Tes Formatif
1). Sebutkan lima alat yang digunakan untuk menyulam !
2). Sebutkan kain yang sesuai untuk membuat macam-macam tusuk
hias !
3). Sebutkan alat dan bahan yang diperlukan untuk membuat
macam-macam tusuk hias !

f. Kunci Jawaban Formatif


1). Jarum sulam yang ujungnya tumpul, pendedel, pita ukuran,
gunting benang dan gunting kain.
2). Kain bagi polos seperti strimin, matting.
3). Alat : Jarum sulam tumpul, pendedel, pita ukuran,
gunting benang dan gunting kain.
Bahan : Benang sulam, kain bagi polos.

g. Lembar Kerja
Alat :
1). Jarum sulam tumpul, 2 jarum pentul
2). Pendedel
3). Pita ukuran
4). Gunting benang

Bidang Keahlian Tata Busana 11


Dasar Menghias Kain

5). Gunting kain

Bahan :
1). Benang sulam : Mouline, DMC
2). Kain bagi : 35 cm x 60 cm

Kesehatan dan keselamatan kerja


1). Meja kerja rapih dan bersih.
2). Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
3). Jarum pentul ditempatkan pada kotak kecil dan bantalannya.
4). Perhitungkan bahan secara teliti.

Langkah kerja
1). Menyiapkan alat yang diperlukan
2). Menggunting benang sulam sesuai yang dibutuhkan
3). Menggunting kain ukuran 35 cm x 60 cm
4). Siap memulai sulaman tusuk hias

2. Kegiatan belajar ini meliputi cara memulai dan mengakhiri jahitan tusuk
hias.
a. Tujuan kegiatan pemelajaran
Pada akhir kegiatan pemelajaran cara memulai dan mengakhiri
jahitan, peserta diklat mampu :
1). Cara memulai jahitan tusuk hias

Bidang Keahlian Tata Busana 12


Dasar Menghias Kain

2). Cara mengakhiri jahitan tusuk hias


3). Merapihkan jahitan tusuk hias

b. Uraian materi
Dalam teknik menjahit dengan tangan, biasanya diperoleh hasil karya
yang rapi dan halus. Dari depan nampak indah dari belakang nampak
rapi. Selain untuk kerapian juga untuk kekuatan jahitan perlu
diperhatikan cara memulai dan mengakhiri jahitan yaitu :
a. Sebelum tusukan pertama, jarum dijelujurkan halus dari bagian
buruk hanya mengambil sedikit saja dari tenunan tiga sampai
empat langkah kemudian jarum ditusukan kebagian yang baik
untuk memulai sulaman.
b. Cara lain adalah dengan menusukan jarum dari bagian buruk
kebagian baik, tinggalkan 1½ -2 cm ujung benang. Pada waktu
membuat tusuk- tusuk sulaman, ujung benang tersebut ikut
dijepit sehingga ujung benang itu tidak ikut tercabut.
c. Mengakhiri jahitan caranya adalah dengan menusukan jarum
kebagian buruk, jahitkan beberapa tusuk balut pada bagian
belakang tusuk sulam sebelum benang digunting.

Bidang Keahlian Tata Busana 13


Dasar Menghias Kain

Gambar mengawali dan mengakhiri jahitan 2.8

c. Rangkuman
Pembuatan macam-macam tusuk hias ataupun sulaman harus
mempunyai penampilan yang rapih. Kerapihan tusuk hias harus
tampak pada bagian baik juga bagian buruk kain. Oleh karena itu
penampilan benang hias harus diperhatikan kerpaihannya baik pada
awal jahitan maupun di akhir jahitan.

d. Tugas
1). Menyiapkan alat dan bahan untuk membuat tusuk hias
2). Mempraktekan cara mengawali membuat tusuk hias
3). Mempraktekan cara mengakhiri membuat tusuk hias
4). Merapihkan jahitan tusuk hias
5). Menyiapkan area bekerja yang rapih dan bersih

e. Tes formatif
1). Terangkan cara mengawali jahitan tusuk hias !
2). Terangkan cara mengakhiri jahitan tusuk hias !

f. Kunci jawaban formatif


1). Mula-mula buat jelujur halus dimulai dari bagian buruk tiga taau
empat langkah jelujur. Jarum ditusukan ke bagian baik kain
untuk memulai membuat tusuk hias.
2). Menusukan jarum ke bagian buruk kain kemudian benang
tersebut dililitkan ke bagian belakang hasil tusuk hias yang telah
dibuat.

Bidang Keahlian Tata Busana 14


Dasar Menghias Kain

g. Lembar kerja
Alat :
6). Jarum sulam
7). Jarum pentul
8). Gunting benang
Bahan :
1). Benang sulam : Mouline, DMC
2). Kain bagi : 35 cm x 60 cm

Kesehatan dan keselamatan kerja


5). Meja kerja rapih dan bersih.
6). Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
7). Jarum pentul ditempatkan pada kotak kecil dan bantalannya.
8). Jarak mata dan benda yang akan dihias + 30 cm.
9). Posisi bekerja, pekerjaan diatas meja, tidak diatas pangkuan.
10). Bekerja dengan hati-hati dan teliti.
11). Penerangan yang cukup.

Langkah kerja
5). Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
6). Memberi tanda dimulai tusuk hias dengan jarum pentul.
7). Menyiapkan benang sulam dengan jarum sulam yang tumpul.
8). Mengawali jahitan tusuk hias.
9). Mengakhiri jahitan tusuk hias.
10). Merapihkan jahitan tusuk hias.
E. Kegiatan belajar ini meliputi pembuatan macam-macam tusuk hias sulaman
h. Tujuan kegiatan pemelajaran
Pada akhir kegiatan pemelajaran pembuatan macam-macam tusuk
hias, peserta diklat mampu :
1). Membuat macam-macam tusuk hias
2). Merencanakan penerapan tusuk hias pada sulaman

Bidang Keahlian Tata Busana 15


Dasar Menghias Kain

i. Uraian materi
Untuk menghiasi busana dapat dilakukan dengan bermacam-macam
teknik hiasan. Teknik hiasan yang dimaksud adalah teknik menghias
kain yang erat hubungannya dengan sulam menyulam. Sebelum
memahami macam-macam teknik teknik menghias kain sebaiknya
terlebih dahulu mempelajari macam-macam tusuk hias, karena tusuk
hias merupakan dasar dari menghias kain. Tiap-tiap tusuk hias
mempunyai keindahan masing-masing. Penyusunan bermacam tusuk
hias yang harmonis akan melahirkan suatu dekotarif yang menarik.
Berikut ini dikemukakan beberapa tusuk hias yang sering digunakan
dalam menghias kain, diantaranya :
1. Tusuk Jelujur

Gambar tusuk jelujur 2.9

Tusuk hias ini paling sederhana, akan tetapi sangat bernilai juga
berguna untuk jahitan sementara. Arahnya dari kanan ke kiri.

2. Tusuk Jelujur Dengan Sisipan

Bidang Keahlian Tata Busana 16


Dasar Menghias Kain

Gambar tusuk jelujur dengan sisipan 2.10

Tusuk jelujur dibuat dengan jarak yang pendek di antaranya, lalu


sisipkan benang warna lain kebawah tusuk jelujur itu, sekali atau dua
kali.

3. Tusuk Jelujur yang Dililit

Gambar tusuk jelujur yang dililit 2.11

Dalam hal ini kita dapat membuat variasi dengan cara menggunakan
dua macam benang yang berlainan tebal ataupun warnannya.

4. Tusuk Jelujur Berganda atau Tusuk Holbein

Gambar tusuk jelujur berganda/holbein 2.12


Tusuk Holbein ini harus dikerjakan pada kain bagi yang mudah
dihitung benang pakannya maupun lungsinnya. Setiap baris tusuk
Holbein harus dikerjakan dua kali/bolak balik.

5. Tusuk Hias Holbein yang Dililit

Bidang Keahlian Tata Busana 17


Dasar Menghias Kain

Gambar tusuk holbein yang dililit 2.12

Mula-mula membuat satu baris tusuk hias Holbein yang berbiku-


biku, kemudian tusuk hias tersebut dililitkan dengan benang lain.

6. Tusuk Hias Lalat (Tusuk Kantil)

Gambar tusuk hias lalat/tusuk kantil 2.14

Tusuk hias ini bila dilihat satu persatu seolah-olah menyerupai seekor
lalat terbang atau seperti ujung panah yang runcing, pengerjaannya
harus selalu dengan arah membentuk sudut ke bawah. Walaupun
penyusunannya berbaris horizontal ataupun vertikal, keseluruhannya
merupakan tusuk tikam jejak biku-biku. Akan tetapi pengerjaannya
menurut teknik Holbein, yakni dikerjakan dalam dua tahap tusuk
jelujur yang secara bolak balik saling mengait. Tusuk hias lalat ini
dapat dikombinasikan dengan tusuk hias lainnya, juga dapat
dikerjakan sebagai pola berserak atau pengisi bidang.
7. Tusuk Hias Rantai

Bidang Keahlian Tata Busana 18


Dasar Menghias Kain

Gambar tusuk rantai 2.15

Tusuk rantai ini merupakan garis yang teratur dan arat sedangkan
pengerjaannya harus agak longgar, lebih-lebih jika dikerjakan sebagai
garis lengkung.

8. Tusuk Rantai Berwarna

Gambar tusuk rantai berwarna 2.16

Dalam hal ini kita menggunakan dua warna benang yang kedua-
duanya dimasukan kedalam satu lubang jarum, tidak dipergunakan
saling berganti membuat tusuk rantai. Bila kita tidak hati-hati dalam
mengerjakannya, benang yang sedang tidak dikerjakan dapat lepas
kebagian belakang kain dasar. Kita juga dapat mempergunakan lebih
dari satu macam warna benang sebelum kita ganti benang.

9. Tusuk Rantai Lebar atau Persegi

Gambar tusuk rantai lebar/persegi 2.17

Bidang Keahlian Tata Busana 19


Dasar Menghias Kain

Tusuk hias ini bila tidak dihas tampaknya kurang bagus dan kurang
halus, kecuali jika dihiasi lagi dengan tusuk hias lainnya.

10. Tusuk Rantai dengan Sisipan Benang

Gambar tusuk rantai dengan sisipan benang 2.18

Tusuk rantai ini dapat disisipi benang warna lain satu kali atau dua
kali.

11. Tusuk Rantai Berganda

Gambar tusuk rantai berganda 2.19


Tampaknya hampir seperti tusuk tangkai yang tertutup, akan tetapi
dalam hal ini jarum setiap kali ditusukan kedalam sengkelit sebanyak
dua kali. Sedangkan pada tusuk tangkai biasanya hanya satu kali.
12. Tusuk Rantai Terbalik

Bidang Keahlian Tata Busana 20


Dasar Menghias Kain

Gambar tusuk rantai terbalik 2.20

Dalam hal ini kita harus membuat tusuk rantai yang kecil-kecil
dengan mempergunakan benang yang tebal, sehingga merupakan
suatu garis yang lebih berat dari pada tusuk rantai biasa.

13. Tusuk Rantai Berkepala

Gambar tusuk rantai berkepala 2.21

Apabila tusuk hias ini dibuat rapat akan merupakan garis yang lebar.
Dapat juga memberikan objek serupa dengan renda halus bilamana
garis itu dibuat melengkung.

14. Tusuk Rantai Kabel

Gambar tusuk rantai kabel 2.22

Bidang Keahlian Tata Busana 21


Dasar Menghias Kain

Mengerjakannya dari atas kebawah atau dari kanan ke kiri sama


halnya jika kita membuat tusuk rantai biasa. Sesuai dengan contoh
gambarnya, kita mulai dengan menekan benang kerja pada bahan.
Sebelum kita menusuk bahan dari A ke B, untuk membuat sengkelit,
kita tusukan jarum itu dari sebelah kanan kebawah benang kerja serta
melingkarinya.

15. Tusuk Rantai Kabel yang di Buhul

Gambar tusuk rantai kabel yang dibuhul 2.23

Tusuk hias ini nampaknya sukar, akan tetapi sebenarnya lebih mudah
pembuatannya dibandingkan dengan tusuk kabel biasa. Untuk tusuk
rantai kabel yang di buhul memerlukan benang yang sangat kuat
pilinannya.

16. Tusuk Rantai Kabel yang Berbiku-biku

Gambar tusuk rantai kabel yang berbiku-biku 2.24

Tusuk hias ini cara membuatnya sama dengan tusuk rantai kabel,
hanya dibuat sedemikian rupa hingga menjadi berbiku-biku, tidak

Bidang Keahlian Tata Busana 22


Dasar Menghias Kain

merupakan garis lurus. Sambungan antara dua tusuk hias ini harus
bersudut.

17. Tusuk Rantai Lepas

Gambar tusuk rantai lepas 2.25

Tusuk hias ini dibuat sendiri-sendiri tidak sambung menyambung.


Dapat dipergunakan sebagai tusuk hias pengisi bidang ragam hias.

18. Tusuk Rantai Terbuka

Gambar tusuk rantai terbuka 2.26

Tusuk hias ini banyak diapakai dan dapat dipergunakan menurut


keperluaanya. Dapat dikombinsasikan dengan tusuk hias lainnya,
untuk membuat pinggiran dan sebagai pengisi bidang yang
merupakan pola ragam hias beranting.

19. Tusuk Rantai Relief

Gambar tusuk rantai relief 2.27

Bidang Keahlian Tata Busana 23


Dasar Menghias Kain

Jika kita menggunakan benang yang kuat, tusuk rantai ini satu sama
lain dihubungkan dengan buhulan yang terletak diatas bahan.

20. Tusuk Rantai Bentuk Rasel

Gambar tusuk rantai bentuk rasel 2.28

Jika kita membuat tusuk hias beberapa kali yang letaknya sangat
berdekatan, maka terjadilah ban atau pita yang nampaknya
dijalin/dianyam. Dan apabila tusuk hias ini dibuat satu sama lain
dengan jarak yang jarang-jarang, maka jadilah bentuk daun dan
bunga. Tusuk hias ini baik sekali dikerjakan untuk garis lengkung.

21. Tusuk Rantai Rusia

Gambar tusuk rantai Rusia 2.29


Dengan cara mengelompokan tiap-tiap tusuk rantai ini, kita dapat
membuat pinggiran yang indah.

22. Tusuk Rantai Cara Singal

Bidang Keahlian Tata Busana 24


Dasar Menghias Kain

Gambar tusuk rantai cara singal 2.30

Tentukan dahulu lebar tusuk rantai yang akan kita kerjakan ini
dengan melekatkan pada batas lebarnya itu, benang berwarna yang
berlainan. Kemudian kerjakanlah tusuk rantai diatas dua tepi benang
berwarna sedemikian rupa hingga batas tusuk rantai merupakan
benang pilin.

23. Tusuk Rantai dengan Tusuk Tikam Jejak

Gambar tusuk rantai dengan tusuk tikam jejak 2.31

Mula-mula kita mengerjakan tusuk rantai, kemudian tusuk tikam


jejak yang dikerjakan di tengah tusuk rantai tersebut. Disini kita dapat
mempergunakan dua warna benang.

24. Tusuk Pipih

Gambar tusuk pipih 2.32

Mula-mula kita membuat tuusk pipih berdiri, arahnya dari kanan ke


kiri, kemudian satu sama lain disambungkan dengan tusuk pipih

Bidang Keahlian Tata Busana 25


Dasar Menghias Kain

serong, dikerjakan pada waktu mulai lagi membuat dari kiri ke arah
kanan.

25. Tusuk Pipih yang di Ikat

Gambar tusuk pipih 2.33

Mula-mula kita membuat sebaris tusuk pipih dengan jarak antara satu
sama lain sama begitu pula tingginya. Kemudian setiap dua tusuk
pipih diikat dengan cara menyisipkan benang lain kebawah tusuk
pipih yang pertama, benang kerja mempersatukan tusuk pipih kesatu
dan kedua dengan cara menyisipkan benang kebawah tusuk pipih
yang kedua. Benang kerja ini seterusnya disisipkan kebawah tusuk
pipih berikutnya dan ulangi cara mengikat dua tusuk pipih itu seperti
yang pertama kali tanpa menyangkut kain dasar.

26. Tusuk Cordon

Gambar tusuk cordon 2.34

Tusuk pipih yang rapat ini digunakan untuk mengisi garis yang
sebelumnya ditandai dengan tusuk tikam jejak. Gambar A
menunjukan cara menutup garis tikam jejak dngan cara menyangkut

Bidang Keahlian Tata Busana 26


Dasar Menghias Kain

sedikit dari kain dasarnya. Gambar B menunjukan cara menutup garis


tusuk jelujur pada tepi bahan yang bertiras, umpamanya pada teknik
aplikasi atau teknik lekapan.

27. Tusuk Pipih Berderet

Gambar tusuk pipih berderet 2.35

Setiap deretan tusuk pipih berikutnya dikerjakan diantara deretan


tusuk pipih, sehingga nampak saling mengisi. Tusuk pipih semacam
ini sangat baik sebagai pengisi bidang bentuk kecil-kecil, dan kita
juga dapat mengatur warnanya secara bertingkat atau seperti pelangi
dari warna tua sampai muda.

28. Tusuk Biku-biku Berkepala

Gambar tusuk biku-biku berkepala 2.36

Sebagai dasar mula-mula kita membuat tusuk hias bentuk V dengan


jarak yang sama antara satu dengan lainnya, lalu sisipkan benang
yang lebih tebal dengan satu kali melingkar tusuk V, tanpa menusuk

Bidang Keahlian Tata Busana 27


Dasar Menghias Kain

bahannya (hanya permulaan dan pada ujungnya saja). Dengan cara


demikian terjadilah garis tusuk hias yang tebal diatas bahan.

29. Tusuk Feston


Tusuk hias ini memungkinkan banyak variasi yang sangat
dikenal antara lain :
 Tusuk Feston biasa atau tusuk selimut

Gambar tusuk feston biasa 2.37

 Tusuk Feston bersilang

Gambar tusuk feston bersilang 2.38

 Tusuk Feston tertutup atau bentuknya segitiga

Gambar tusuk feston tertutup dan bentuk segitiga 2.39


 Tusuk Feston berkelompok yang diikat

Gambar tusuk feston tertutup dan bentuk segitiga 2.40

 Tusuk Feston kaki dua dan tusuk feston berganda

Bidang Keahlian Tata Busana 28


Dasar Menghias Kain

Gambar tusuk feston berganda dan kaki dua 2.41

 Tusuk Feston berkelompok dengan antara

Gambar tusuk feston berkelompok dengan antara 2.42

 Tusuk Feston naik turun

Gambar tusuk feston naik turun 2.43


30. Tusuk Feston dengan Sisipan

Gambar tusuk feston dengan sisipan 2.44


Dengan berbagai macam cara kita dapat menyisipi tusuk feston
seperti dengan cara mengepang. Untuk ini kita dapat mempergunakan
benang yang bermacam-macam tebalnya.

31. Tusuk Feston dengan Buhulan

Gambar tusuk feston dengan buhulan 2.45

Bidang Keahlian Tata Busana 29


Dasar Menghias Kain

Dengan cara membuat sengkelit yang melingkari ibu jari, dengan


mudah kita dapat membuat buhulan pada ujung kaki tusuk feston.

32. Tusuk Feston yang dililit

Gambar tusuk feston yang dililit 2.46


Kalau kita melilit tusuk feston itu dari kiri ke arah kanan, akan
memberi kesan lain daripada kalau kita melilit dari kanan kekiri.

33. Tusuk Feston sebagai Pengisi

Gambar tusuk feston sebagai pengisi 2.47

Tusuk hias ini sebagian besar merupakan pengisi bidang yang


letaknya bebas, dikerjakan setiap baris dengan cara dibolak-balik.
Pada baris pertama setiap tusuk feston menyangkut sedikit kain dasar,
pada baris-baris berikutnya hanya pada permulaan dan pada ujungnya
atau akhir saja.

34. Tusuk Flanel

Gambar tusuk flanel 2.48


Tusuk hias yang terkenal ini merupakan dasar untuk berbagai macam
sisipan dan variasi menjalin.

Bidang Keahlian Tata Busana 30


Dasar Menghias Kain

35. Tusuk Flanel dengan Sisipan Berganda

Gambar tusuk flanel dengan sisipan berganda 2.49


Mula-mula kita membuat tusuk flanel berganda sebagai dasar yang
saling menumpang. Kemudian bagian atas disisipi benang lain
dahulu, baru sesudah itu menyisipi bagian bawahnya tanpa
menyangkut kain dasar, terkecuali pada permulaan bekerja atau pada
akhir pekerjaan.

36. Tusuk Flanel dengan Sisipan Tunggal

Gambar tusuk flanel dengan sisipan tunggal 2.50


Mula-mula kita membuat satu baris tusuk flanel. Kemudian kita sisipi
dengan benang berwarna lain tanpa menyangkut kain dasar. Kita
harus menghindari adanya sambungan pada benang sisipan itu, jadi
benang ini harus panjang sekali dan baris tusuk flanel ini jangan
terlalu besar.
37. Tusuk Flanel yang dililit

Gambar tusuk flanel yang dililit 2.51


Pada gambar kita lihat tusuk flanel ini tidak seperti biasanya yang kita
kerjakan, agak berbeda yakni tusuk silang yang kedua kali itu tidak

Bidang Keahlian Tata Busana 31


Dasar Menghias Kain

menumpang pada tusuk silang yang pertama, melainkan letaknya


dibawah yang pertama.

38. Tusuk Flanel Berganda

Gambar tusuk flanel berganda 2.52


Kita membuat dua baris tusuk flanel dengan mempergunakan warna
yang berlainan, hingga kedua baris tusuk flanel itu saling
menumpang., hal ini dapat dibuat dengan dua cara, yaitu :
 Sebagai dasar untuk tusuk hiasan jalin secara Timur, pada silang
bagian atas benangnya sisipkan sibawah silang pertama,
kebalikannya dengan tusuk silang biasa dan seperti halnya pada
gambar B, perlu diperhatikan bahwa benang-benang itu selalu
menurut cara yang sama yaitu saling menyilang (A).
 Kedua baris itu dibuat seperti tusuk flanel biasa (B).

39. Tusuk Flanel Tertutup

Gambar tusuk flanel tertutup 2.53


Tusuk hias ini cepat dibuatnya dan merupakan dua garis tertutup. Jika
dipakai untuk sulaman bayangan tusuk hias ini dikerjakan pada
bagian buruk dari kain dasar. Pada bagian yang baiknya terdapat dua
baris tikam jejak (karena itulah mendapat nama tusuk hias bayangan).
Pada teknik perzisch ayour dikerjakan pada bagian buruk juga,
sehingga dapat menutup bidang ragam hiasanya sedangkan pada

Bidang Keahlian Tata Busana 32


Dasar Menghias Kain

bagian yang baik merupakan suatu relief (lihatlah contoh tusuk hias
bayangan).

40. Tusuk Flanel dilekat dengan Tusuk Koral

Gambar tusuk flanel yang dilekat dengan tusuk koral 2.54


Setelah membuat satu baris tusuk flanel biasa, kita bekerja dengan
benang lain menekat pada setiap persilangan tusuk flanel dengan
tusuk rantai yang diputar (inilah yang disebut tusuk koral).

41. Tusuk Flanel dilekat dengan Tusuk Jelujur

Gambar tusuk flanel yang dilekat dengan tusuk jelujur 2.55


Dalam hal ini tusuk jelujur melintang dipergunakan untuk menekat.
Tusuk flanel dapat juga ditekat dengan tusuk jelujur tegak lurus atau
tusuk rantai pada setiap persilangan.

42. Tusuk Tangkai

Gambar tusuk tangkai 2.56


Pada tusuk tangkai biasanya benang kerja itu letaknya dibawah jarum
(lihat gambar). Dapat juga benang kerja itu selalu ada diatas jarum
dan tusuk hiasnya disebut juga tusuk pinggiran (sebagai batas).

Bidang Keahlian Tata Busana 33


Dasar Menghias Kain

Dalam hal ini kedua jarum tersebut ditusukan dan dikeluarkan tepat
pada ujung tusuk hias yang sebelumnya. Pada bagian buruk kita harus
memperoleh suatu baris tusuk tikam jejak yang rapi.

43. Tusuk Tangkai yang dililit

Gambar tusuk tangkai yang dililit 2.56


Dibandingkan dengan tusuk pipih yang dililit, lilitan pada tusuk
tangkai itu lebih serong jika memakai benang tebal, lilitannya dapat
menutupi tusuk tangkai seluruhnya.

44. Tusuk Tangkai Bertumpuk

Gambar tusuk tangkai bertumpuk 2.57


Dalam hal ini cara membuat tusuk tangkai itu lebih serong daripada tusuk
tangkai biasa, dengan sedemikian rupa sehingga menutupi tusuk tangkai
yang semula.

45. Tusuk Tangkai Melompat

Bidang Keahlian Tata Busana 34


Dasar Menghias Kain

Gambar tusuk tangkai melompat 2.58


Benang kerja secara bergilir letaknya diatas atau dibawah.

46. Tusuk Tikam Jejak

Gambar tusuk tikam jejak 2.59


Tusuk ini harus dikerjakan secara teratur dan jaraknya kecil-kecil.
Tusuk tikam jejak diperguakan untuk mengisi garis-garis tipis dan
merupakan dasar untuk berbagai macam tusuk hias lainnya seperti
tusuk hias manik-manik, tusuk pekinees atau tusuk tikam jejak yang
dikepang dan tusuk tikam jejak berganda yang disisipi tusuk flanel.

47. Tusuk Tikam Jejak Serong

Gambar tusuk tikam jejak serong 2.60


Tusuk tikam jejak yang terlihat pada bagian atas nampaknya serong
dan berpasangan. Letaknya tegak lurus dan pada bagian
belakang/buruk terjadi dua tusuk jahit mendatar (samakan dengan
tusuk kantil atau runcing panah.

48. Tusuk Tikam Jejak dengan Variasi Sisipan

Bidang Keahlian Tata Busana 35


Dasar Menghias Kain

Gambar tusuk tikam jejak dengan variasi sisipan 2.61


 Tusuk tikam jejak dengan satu kali sisipan benang (A)
 Tusuk tikam jejak dengan dua kali sisipan benang
menunjukan garis yang berat (B)
 Tusuk tikam jejak yang dililit memberikan suatu relief (lebih
nampak di atas kain) (C)

49. Tusuk Tikam Jejak dengan Sisipan Bersilang

Gambar tusuk tikam jejak dengan sisipan bersilang 2.62


Bilamana kita menghendaki hasil pekerjaan itu pada kedua belah kain
sama, kita dapat menganti tusuk tikam jejak dengan tusuk hias
holbein, tusuk hias ini pada kedua belah kain bagian atas dan bawah
disisipi benang. Saran yang baik janganlah membuat ban yang terlalu
lebar nanti benang sisipannya terlalu panjang karena tidak bisa
disambung.
50. Tusuk Ranting

Gambar tusuk ranting 2.63

Bidang Keahlian Tata Busana 36


Dasar Menghias Kain

Tusuk ranting mempunyai efek satu arah yang seolah-olah tumbuh.


Tusuk hias ini harus dikerjakan dengan teliti. Ada berbagai macam
variasi dari tusuk ranting ini. Di Belanda tusuk hias ini sangat
dikenal.

51. Tusuk Ranting Berganda Serong

Gambar tusuk ranting berganda serong 2.64

52. Tusuk Ranting Serong Sepihak

Gambar tusuk ranting serong sepihak 2.65

Tusuk hias ini dapat juga disebut tusuk feston serong.

53. Tusuk Ranting Tulang Daun

Gambar tusuk ranting tulang daun 2.66


Bagian dalam sengkelit berbentuk V dibuat pendek dan tegak lurus,
yang keluar panjang dan serong.

54. Tusuk Ranting Lurus

Bidang Keahlian Tata Busana 37


Dasar Menghias Kain

Gambar tusuk ranting lurus 2.67


Bagian dalam sengkelit berbentuk V serong, bagian yang luar
menajdi tegak lurus dan lebih panjang atau lebih pendek.

55. Tusuk Ranting Tertutup

Gambar tusuk ranting tertutup 2.68


Ini adalah tusuk ranting lurus yang bagian luar sengkelit bentuk V
lurus dan dibuat panjang, sehingga praktis menyentuh tusuk-tusuk
yang sebelumnya dan oleh sebab itu membentuk barisan yang
tertutup (samakan juga tusuk rantai berganda).

56. Tusuk Ranting Rantai

Gambar tusuk ranting rantai 2.69


Tusuk hias ini biasanya dibuat sedemikian rupa, agar tusuk rantai itu
pada bagian luar sama panjang seperti tusuk serong dibagian tengah.
Dapat juga dibuat biku-biku pada bagian tengah harus teratur dan
timbul dengan baik.

Bidang Keahlian Tata Busana 38


Dasar Menghias Kain

57. Tusuk Silang (kruisteek)

Gambar tusuk silang 2.70


Tusuk hias ini dikerjakan silang menyilang menurut dua arah yang
serong. Hendaknya dikerjakan pada kain bagi, yaitu kain yang benang
tenunannya mudah dihitung, benang lungsin maupun benang pakan
seperti bahan strimin, matting, lenan kasar dengan silang polos.
Karena tusuk silang ini bentuk dasarnya segi empat maka dalam
mengerjakannya melebar maupun memanjang harus sama-sama
simetris. Syarat utama pekerjaan tusuk silang ini adalah tusuk silang
pentup atau tusuk silang yang kedua kalinya diatas yang pertama,
harus sama arahnya, agar hasil seluruh pekerjaan itu rapi nampaknya.
Tusuk silang dapat dikombinasikan dengan teknik lainnya yang
khusus dikerjakan pada kain bagi seperti tusuk holbein, tusuk perzis
ayour dan tapisseri.
58. Tusuk Silang A-simetris atau Tusuk Silang Slavia

Gambar tusuk silang slavia 2.71


Seringkali dipergunakan dalam sulaman asisi sebagai pengisi bidang
yang merupakan latar belakang ragam hias.

59. Melekatkan Benang

Bidang Keahlian Tata Busana 39


Dasar Menghias Kain

Gambar melekatkan benang 2.72


Sehelai benang tebal ataupun seikat benang tipis dilekatkan pada kain
dasar dengan tusuk hias kecil-kecil. Untuk ini kita dapat memakai
benang yang lebih tipis. Sehelai atau dua helai dengan warnanya yang
sama atau kontras/bertentangan dengan benang tebal tersebut diatas.
Untuk melekatkan benang tebal tadi kita mempergunakan tusuk hias
yang tidak terlalu mencolok, umpamanya tusuk pipih kecil-kecil atau
tusuk hias lainnya yang merupakan bentuk V, tusuk rantai terbuka,
yang mempunyai fungsi menghiasi benang tebal. [melekatkan benang
tebal dengan tusuk pipih yang rapat (B)]. Dalam hal ini seikat benang
tipis-tipis dilekatkan pada kain dasar sedemikian rupa hingga tidak
kelihatan lagi. Untuk ini kita pakai benang tipis untuk membuat pipih
kecil rapat-rapat, setiap kali sedikit dari kain dasar tersangkut.
j. Rangkuman
Tusuk hias sulaman banyak jenis dan ragamnya, mulai dari tusuk
jelujur dan variasinya, tusuk rantai dan variasinya, tusuk pipih dan
variasinya, tusuk feston dan variasinya, tusuk flanel dan variasinya,
tusuk tangkai dan variasinya, tusuk tikam jejak dan variasinya, tusuk
ranting dan variasinya, tusuk silang dan variasinya dan tusuk
melekatkan benang. Tusuk-tusuk hias tersebut mempunyai kekhasan,
keunikan dan keindahan masing-masing. Keindahan tusuk hias
tersebut akan banyak dipengaruhi oleh pemilihan benang, warna
benang, tekstur benang atau pilinan benang disamping teknik tarikan
benang saat menyulam. Tusuk hias yang baik adalah tusuk hias yang

Bidang Keahlian Tata Busana 40


Dasar Menghias Kain

indah, rapih, permukaannya rata tidak terlalu kencang dan tidak


terlalu longgar.

k. Tugas
1). Menyiapkan alat dan bahan untuk membuat tusuk hias
2). Setelah mempraktekan cara mengawali membuat tusuk hias
dilanjutkan dengan pembuatan tusuk hias
3). Mengakhiri pembuatan tusuk hias
4). Merapihkan jahitan tusuk hias
5). Menyiapkan area bekerja yang rapih dan bersih

l. Tes formatif
1). Sebutkan 6 buah tusuk hias !
2). Gambarkan 2 buah variasi tusuk jelujur !
3). Gambarkan 2 buah variasi tusuk flanel !
4). Gambarkan 2 buah variasi tusuk feston !
5). Terangkan penggunaan benang hias untuk tusuk hias !

m. Kunci jawaban formatif


1). Tusuk jelujur, tusuk rantai, tusuk pipih, tusuk feston, tusuk
flannel dan tusuk silang
2). a) b)

3). a) b)

Bidang Keahlian Tata Busana 41


Dasar Menghias Kain

4). a) b)

5). Benang dapat dipilih yang teksturnya tebal, halus, kasar, kusam
atau mengkilat, juga dapat dipilih benang tunggal atau yang
dengan sedikit pilinan akan lebih kuat, dengan atau tanpa
penebalan, sengkelit, keriting dan sebaginya. Sebaiknya kita
coba dahulu membuat tusuk hias yang akan kita kerjakan satu
helai atau lebih agar tusuk hias benar- benar muncul
keindahannya.

n. Lembar kerja
Alat :
9). Jarum sulam
10). Jarum pentul
11). Pendedel
12). Gunting benang
13). Gunting kain
14). Pita ukuran
15). Kapur jahit
Bahan :
1). Benang sulam : Mouline, DMC

Bidang Keahlian Tata Busana 42


Dasar Menghias Kain

2). Kain bagi : 35 cm x 60 cm

Kesehatan dan keselamatan kerja


12). Meja kerja rapih dan bersih.
13). Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
14). Jarum pentul ditempatkan pada kotak kecil dan bantalannya.
15). Benang hias dibuka secara benar agar tidak kusut dan dapat
dirapihkan lagi.
16). Jarak mata dan benda yang akan dihias + 30 cm.
17). Duduk bersandar santai dan rileks.
18). Posisi bekerja, pekerjaan diatas meja, tidak diatas pangkuan.
19). Bekerja dengan hati-hati dan teliti.
20). Penerangan yang cukup.

Langkah kerja
11). Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
12). Memberi tanda dimulai tusuk hias dengan jarum pentul.
13). Menyiapkan benang sulam dengan jarum sulam yang tumpul.
14). Mengawali jahitan tusuk hias dengan teliti.
15). Mulai membuat tusuk hias dengan teliti, perhatikan gambar
tusuk hias.
6. Mengakhiri jahitan tusuk hias dengan hati-hati.
7. Merapihkan jahitan tusuk hias.

3. Kegiatan belajar ini meliputi pengenalan macam-macam sulaman.


a. Tujuan kegiatan pemelajaran
Pada akhir kegiatan pemelajaran pengenalan macam-macam sulaman,
peserta diklat mampu :
1). Menyebutkan 2 jenis sulaman putih
2). Menyebutkan 2 jenis sulaman berwarna
3). Merencanakan pemilihan tusuk hias untuk sulaman fantasi

Bidang Keahlian Tata Busana 43


Dasar Menghias Kain

b. Uraian materi
Macam-macam sulaman
Menghias kain adalah seni untuk membuat suatu kain atau busana
menjadi lebih indah. Cara menghias kain dengan jahitan biasa disebut
menyulam atau membordir, yang berasal dari bahasa Belanda
“Borduur”.
Menghias dengan menyulam sudah digemari dan dilakukan orang
sejak ribuan tahun yang lalu dan hingga saat ini berkembang menjadi
barang komoditi yang trend di masyarakat. Menyulam digunakan
baik untuk menghias pakaian, lenan rumah tangga maupun benda lain
yang dibuat dari bahan tekstil seperti tas, selop (sejenis alas kaki ber-
hak) dan lain-lain.
Sebutan untuk beberapa jenis sulaman masih menggunakan nama
asing atau sebutan negara dimana sulaman tersebut lebih dahulu
dipraktekan, seperti : sulaman Perancis, Inggris, Richelieu, Holbei
dan Quilt. Pada mulanya, sulaman Perancis, Inggris dan Richelieu
hanya dikerjakan pada kain lenan atau katun putih dengan
menggunakan benang berwarna putih. Oleh karena itu disebut
sulaman putih, akan tetapi pada masa kini hal tersebut tidak berlaku
lagi, sulaman tersebut dapat dibuat pada kain berwarna warni dengan
benang yang berwarna warni pula sehingga banyak disukai orang dan
pekerjaan menyulam pun berkembang menjadi industri.Teknik
menghias kain yang didasarkan atas penggunaan warna kain dan
benang hiasnya dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu :
a. Teknik Menghias Sulaman Putih
Sulaman putih dikerjakan pada kain polos dengan benang hias
sewarna, lebih tua atau lebih muda. Pada zaman dahulu sulaman putih
dikerjakan pada tenunan yang putih dengan benang hias putih.
Keindahan dari sulaman ini terletak pada serat timbul dan berlubang
dari ragam hias. Yang termasuk dalam kelompok sulaman putih
adalah sulaman Perancis, Richelieu dan sulaman bayangan.

Bidang Keahlian Tata Busana 44


Dasar Menghias Kain

b. Teknik Menghias Kain Sulaman Berwarna


Sulaman yang menggunakan bahan dasar (kain yang akan dihias)
maupun benang hiasnya bervariasi yang dikombinasikan secara
harmonis. Kain yang dapat dihiasnyapun bermacam-macam, seperti
kain polos, kain bagi, kain berkotak, berbintik dan sebagainya, dan
teknik hiasannya dapat menyesuaikan dengan kain tersebut. Adapun
sulaman berwarna meliputi :
1). Sulaman fantasi

Gambar sulaman fantasi 2.73


Sulaman fantasi adalah sulaman yang menerapkan bermacam-
macam tusuk hias dengan aneka warna bennag. Motif hias yang
akan dibuat dikerjakan dengan bermacam-macam tusuk hias
paling sedikit tiga macam tusuk hias. Pemakaian tusuk hias harus
sesuai dengan bentuk ragam hias. Motif hias dapat berbentuk
bunga, pemandangan atau geometris.
Biasanya sulaman fantasi ini dikerjakan pada kain polos misalnya
: kain tetoron, poplin, nerkolin, mori, harmonis dan kontras,
sehingga sulaman atau hiasan terlihat lebih menonjol, menarik
dan rapih.

2). Sulaman Inggris

Bidang Keahlian Tata Busana 45


Dasar Menghias Kain

Gambar sulaman inggris 2.74


Sulaman Inggris dikenal pada bentuk motif hias yang terdiri dari
lubang-lubang bundar, lonjong atau berbentuk tetes air yang
diselesaikan dengan tusuk feston atau tusuk cordon, dirangkai
dengan tusuk pipih dan tusuk tangkai. Tepi sulaman diberi
pinggiran yang berbentuk lengkungan yang disebut bentuk
ringgitan. Untuk membuat lubang, digunakan alat pelubang yang
disebut priem. Untuk membuat lubang yang besar dan bentuk
yang lonjong, keliling lubang dijelujur dua kali kemudian lubang
dibuat dengan menggunakan gunting kecil.
Teknik sulaman Inggris dikerjakan pada kain polos misalnya
tetoron, oxpord, berkolin, poplin, mori dan lain-lain. Benang
yang digunakan benang katun sewarna dengan kain, atau boleh
berbeda, hanya lingkaran warnanya saja misalnya hijau dengan
hijau muda. Benda yang dapat dihias yaitu blus, kerah, saku, alas
vas, serbet, saputangan dan sebagainya.

3). Sulaman Perancis

Bidang Keahlian Tata Busana 46


Dasar Menghias Kain

Gambar sulaman Perancis 2.75


Sulaman Perancis merupakan sulaman yang timbul (relief)
karena motif-motif diisi dengan tusuk rantai sebagai pengisi atau
penebal. Tepi motif dijelujur halus dua kali penyelesaian motif
dengan tusuk pipih. Untuk membuat garis yang merupakan
tangkai daun digunakan tusuk jelujur yang diselesaikan dengan
tusuk balut. Sulaman ini banyak dipergunakan untuk monogrem
ataupun simbol-simbol, selain itu juga dapat diterapkan pada
blus, kemeja maupun pakaian anak-anak.

4). Sulaman Richeulieu

Gambar sulaman Richeulieu 2.76

Bidang Keahlian Tata Busana 47


Dasar Menghias Kain

Sulaman ini disebut juga dengan sulaman terbuka karena


efeknya terbuka (seperti renda). Motif dari sulaman ini
berlubang-lubang. Lubang tersebut diberi beberapa rentangan
benang yang difeston (brides). Dengan demikian lubang- lubang
pada sulaman Richeulieu harus lebar (lebih besar dari pada
sulaman inggris). Diluar lubang masih ada garis motif yang
mengelilinginya yang harus diselesaikan dengan tusuk feston
yang kaki festonnya menghadap kedalam sedangkan bagian
lubang kakinya menghadap keluar. Sulaman Richeulieu ini dapat
digunakan untuk menghiasi berbagai macam pakaian atau lenan
rumah tangga. Kain yang dihias haruslah rapat tenunannya dan
polos.

5). Sulaman Bayangan

Gambar sulaman Bayangan 2.77

Sulaman ini dikenal pada hiasan yang membayang dari bagian


dalam. Untuk mengisi bentuk hias digunakan tusuk flanel.
Menyulamnya muai dari bagian dalam sehingga pada bagian
luar bentuk itu hanya membayang dengan tepi garis berupa
tusuk tikam jejak. Sulaman ini dikerjakan pada kain yang
tembus terang seperti voile, paris, ciffon dan sebagainya. Benda-
benda yang dapat dihiasi dengan teknik ini antara lain blus,
kebaya, alas kaki, kerudung, selendang, rok anak dan
sebagainya.

6). Mengubah corak

Bidang Keahlian Tata Busana 48


Dasar Menghias Kain

Gambar mengubah corak 2.78

Menyulam dengan merubah corak dikerjakan pada kain yang


bercorak seperti bergaris, berkotak, berbintik. Tusuk-tusuk yang
dapat digunakan adalah tusuk jelujur, tusuk silang, tusuk rantai
terbuka, tusuk biku dan lain-lain. Pada jarak tertentu sesuai
desain, kotak, garis atau bulatan diubah atau ditambah dengan
jahitan sehingga terdapat variasi dan hiasan pada kain tersebut.
Gunakan warna benang yang sama dengan warna corak kain.
Mengubah corak dapat diterapkan pada gaun, blus, rok, bantal
kursi, taplak dan lain-lain.

7). Smock

Gambar smock 2.79

Teknik menghias yang disebut dengan smock dikenal pada


sulaman diatas kain yang dikerut rata. Sulaman tersebut dapat
dikerjakan pada kain yang dapat dibagi, yaitu kain bersalur,

Bidang Keahlian Tata Busana 49


Dasar Menghias Kain

bergaris, berkotak atau berbintik. Bila smock itu dikerjakan


pada kain polos, maka pada kain tersebut harus diberi tanda-tnda
titik atau garis. Pekerjaan smock sifatnya elastis, kecuali pada
bagian tertentu yang dikehendaki tidak elastis. Benda yang dapat
di smock yaitu gaun, blus, rok, bebe anak, bantal hias dan lain-
lain.

8). Terawang (openhadiwerk)

Gambar pinggiran terawang 2.80


Dengan menarik satu helai benang atau lebih dari tenunan, maka
akan terdapat benang lepas. Bila yang dicabut benang lungsin
maka akan terdapat sejajaran benang pakan yang lepas. Bila
dicabut baik lungsin maupun pakan, maka akan terdapat lubang
pada titik persilangan benang yang dicabut. Benang lepas
tersebut diikat dengan tusuk terawang sehingga terdapat hiasan
terawang.

9). Tusuk silang (Kruissteek)

Bidang Keahlian Tata Busana 50


Dasar Menghias Kain

Gambar kruissteek 2.81

Teknik tusuk silang dikenal pada sulaman dengan cara mengisi


kotak tenunan dengan tusuk silang. Sulaman tusuk silang harus
dikerjakan pada kain yang jelas tenunannya, dimana tenunan itu
membentuk kotak-kotak kecil seperti pada kain strimin.

10). Sulaman Holbein

Gambar sulaman holbein 2.82

Holbein dikenal dikenal pada sulaman yang menggunakan tusuk


jelujur/lurus membentuk segi-segi dan biku-biku. Bentuk
tersebut diperoleh dengan dua kali jalan. Teknik ini dikerjakan

Bidang Keahlian Tata Busana 51


Dasar Menghias Kain

pada kain yang dapat dihitung benagnya. Pada bagian baik dan
buruk garis motif sama.

11). Sulaman Asisi

Gambar sulaman asisi 2.83

Sulaman Asisi merupakan anatara tusuk silang dengan tusuk


holbein. Ciri khas dari hiasan asisi ini adalah pada batas motif
dikerjakan dengan tusuk holbein. Dengan demikian pada hiasan
asisi menggunakan dua tusuk hias yaitu tusuk silang dengan
tusuk holbein. Warna benang yang digunakan hanya dua warna
yang merupakan kombinasi warna tua dan muda dari satu warna.
Warna muda untuk tusuk silangnya dan warna tua untuk tusuk
holbeinnya atau kebalikannya. Bahkan kadang-kadang
digunakan warna kontras antara tusuk silang dengan tusuk
holbeinnya. Pada asisi ini motif hiasnya dikosongkan dan
tepinya dikerjakan dengan tusuk holbein. Diluar holbein tersebut
(diluar motif) dikerjakan dengan tusuk silang sampai batas
tertentu. Motif hiasan asisi pada umumnya sama dengan motif
untuk hiasan kruistik.

12). Sulaman Inkrustasi

Bidang Keahlian Tata Busana 52


Dasar Menghias Kain

Gambar sulaman inkrustasi 2.84

Menghias kain dengan cara inkrustasi adalah melekatkan bahan


pada bahan yang lain, pada tempat lekapan itu bahan dasar
dihilangkan. Bila pada aplikasi bahan pelekap diletakan diatas,
maka pada inkrustasi bahan pelekap diletakan dibawah.

13). Melekatkan benang

Gambar melekatkan benang 2.85

Melekatkan benang adalah teknik menghias kain yang


menggunakan benang tebal untuk membuat hiasan berbentuk
garis yang bersambung. Untuk menjahitkan benang tebal
digunakan tusuk balut.

c. Rangkuman
Untuk menghias busana dapat dilakukan dengan bermacam teknik
hiasan, diantaranya teknik menghias kain yang erat hubungannya
dengan sulam menyulam. Pada pembahasan ini akan diperkenalkan
macam-macam sulaman yaitu sulaman fantasi, sulaman Inggris,
sulaman Perancis, sulaman Richeulieu, sulaman Bayangan, sulaman
Mengubah Corak, sulaman Smock, sulaman Terawang, sulaman
Tusuk silang, sulaman Holbein, sulaman Asisi, sulaman Inkrustasi
dan sulaman Melekatkan Benang.

Bidang Keahlian Tata Busana 53


Dasar Menghias Kain

d. Tugas
4). Baca uraian materi modul dengan seksama
5). Tentukan salah satu jenis sulaman (misal : sulaman fantasi)
perencanaan
6). Buat motif untuk sulaman fantasi
7). Rencanakan tusuk hias untuk sulaman fantasi sesuai dengan
motif
8). Konsultasikan dengan gurumu, perencanaan yang sudah dibuat

e. Tes formatif
9). Sebutkan 2 jenis sulaman putih !
10). Sebutkan 2 jenis sulaman berwarna !
11). Rencanakan pemilihan tusuk hias untuk salah satu sulaman
(sulaman fantasi) !

f. Kunci jawaban formatif


1). a. Sulaman Inggris
b. Sulaman Perancis
2). a. Sulaman Fantasi
b. Sulaman Holbein
3).

Bidang Keahlian Tata Busana 54


Dasar Menghias Kain

c. Lembar kerja
Alat :
16). Alat Tulis
17). Kertas HVS
18). Pensil warna

Kesehatan dan keselamatan kerja


21). Meja kerja rapih dan bersih.
22). Menyiapkan alat yang diperlukan.
23). Bekerja dengan tenang dan tertib
24). Penerangan yang cukup.

Langkah kerja
16). Menyiapkan alat yang diperlukan.
17). Membaca dengan seksama pengenalan macam-macam sulaman.
18). Merncanakan tusuk hias sesuai dengan motif sulaman fantasi
19). Memberi warna dengan pensil warna sesuai dengan tusuk hias
pada motif.
20). Merapihkan hasil pekerjaan
21). Mengkonsultasikan dengan guru pembimbing.

Bidang Keahlian Tata Busana 55


Dasar Menghias Kain

BAB III
EVALUASI
Instrumen Penilaian
Latihan I (Pilihan Berganda)
1. Berikut ini adalah alat-alat yang dipergunakan untuk menyulam, kecuali :
a. Jarum pentul c. Jarum tangan
b. Jarum mesin d. Pita ukuran
e. Gunting benang
2. Jarum yang digunakan sebagai penolong untuk meletakan pola adalah …..
a. Jarumtangan c. Jarum mesin
b. Jarum tumpul d. Jarum pentul
e. Jarum juki
3. Alat yang digunakan untuk membentangkan kain yang dihias atau disulam
adalah …..
a. Pemidangan c. Pita ukuran

Bidang Keahlian Tata Busana 56


Dasar Menghias Kain

b. Penggaris d. Pendedel
e. Bidal
4. Bahan strimin biasanya dihias dengan menggunakan benang …..
a. Kasur c. Cashmilon
b. Wol d. Mutiara
e. Jahit
5. Bahan yang digunakan untuk membuat lenan rumah tangga dengan hiasan
tusuk silang adalah …..
a. Belacu c. Strimin
b. Tetoron d. Berkolin
e. Oxford
6. Teknik melekatkan benang merupakan teknik menghias kain dengan
menggunakan :
a. Benang panjang & tidak terputus c. Pita
b. Benang pendek-pendek d. Bisban
e. Renda
7. Gambar berikut dibuat dengan menggunakan tusuk …..
a. Rantai, tikam jejak c. Feston, tikam jejak
b. Rantai, flanel d. Tangkai, jelujur
e. Silang, jelujur
8. Sulaman bayangan menggunakan tusuk …..
a. Tikam jejak c. Flanel
b. Rantai d. Feston
e. Silang
9. Yang termasuk sulaman putih …..
a. Aplikasi c. Sulaman Fantasi
b. Melekatkan Benang d. Sulaman Asisi
e. Sulaman Inggris
10. Yang termasuk sulaman berwarna …..
a. Sulaman Richeulieu c. Sulaman Fantasi
b. Sulaman Bayangan d. Sulaman Perancis

Bidang Keahlian Tata Busana 57


Dasar Menghias Kain

e. Sulaman English

Latihan II (Soal Isian)


1. Sebutkan salah satu cara untuk memulai suatu tusuk hias !
2. Uraikan bagaimana cara mengakhiri tusuk hias !
3. Sebutkan kain yang cocok untuk sulaman fantasi !
4. Apa perbedaan sulaman asisi dengan holbein ?
5. Gambarkan tusuk rantai lepas !
6. Gambarkan tusuk rantai terbuka !
7. Gambarkan tusuk flannel dan variasinya !
8. Untuk membuat sulaman Inggris, tusuk apa yang biasa digunakan ?
9. Sebutkan tiga variasi tusuk rantai !
10. Sebutkan tiga variasi tusuk flanel !

Evaluasi Praktik III


Buatlah macam-macam tusuk hias pada kain bagi dengan ukuran 35 cm x 60
cm. Kerjakan minimal 30 tusuk hias. Tusuk hias yang anda buat mewakili
variasinya. Guankanlah benang mouline atau DMC, warna bebas. Perhatikan
keserasian warna benang tusuk hias yang satu dengan yanglainnya, kerapihan
tusuk hias dan teknik jenis tusuk hias.

Kunci Jawaban
Lembar kunci jawaban latihan I
1. b
2. d
3. a
4. d
5. c
6. a

Bidang Keahlian Tata Busana 58


Dasar Menghias Kain

7. a
8. c
9. e
10. c

Lembar kunci jawaban latihan II


1. Buat jelujur yang halus dimulai dari bagian buruk kain dengan hanya
membuat sebanyak tiga atau empat langkah jelujur. Jarum ditusukan ke
bagian baik kain untuk memulai membuat tusuk hias.
2. Menusukan jarum ke bagian buruk kain kemudian benang tersebut
dililitkan ke bagian belakang hasil tusuk hias yang telah dibuat.
3. Kain tetoron, oxford, blacu dan berkolin
4. Kalau sulaman asisi diluar motif diberi tuku silang sampai batas tepi
motif.

5.

6.

7.

8. Tusuk feston, tusuk tangkai dan tusuk pipih


9. Rantai kabel, rantai berkepala dan rantai berganda

Bidang Keahlian Tata Busana 59


Dasar Menghias Kain

10. Flanel dengan sisipan tunggal, flanel dengan sisipan berganda, flanel
tertutup

Format Penilaian Praktik III


No Aspek yang dinilai Bobot Rentang Nilai
nilai Nilai
1. Persiapan alat 5 2-3-5
2. Persiapan bahan 5 2-3-5
3. Teknik memulai tusuk hias 5 2-3-5
4. Teknik mengakhiri tusuk hias 5 2-3-5
5. Teknik pembuatan tusuk hias 20 10 - 15 - 20
6. Keserasian benang dengan tusuk hias 10 5 - 7 - 10
7. Sikap bekerja 5 2-3-5
8. Kebersihan area kerja 5 2-3-5
9. Kebersihan produk/hasil 10 5 - 7 - 10
10. Kerapihan produk/hasil 10 5 - 7 - 10
Jumlah 80
Fokus penilaian terhadap kemampuan peserta diklat dalam menyelesaikan
kegiatan pemelajaran ada beberpa aspek yang dievaluasi, antara lain aspek
kognitif, afektif dan psikomotor. Untuk aspek keterampilan kognitif, alat
ukurpenialian dilakukan melalui tes tertulis terhadap seluruh materi yang telah
disajikan didalam modul dengan pola pilihan berganda dan jawaban isian,
sedangkan penilaian untuk aspek afektif dan psikomotorik, dapat dilihat
melalui produk kerja berdasarkan hasil praktik yang dilakukan oleh peserta
diklat.

Pada penilaian akhir ini skor tertinggi yang dapat dicapai adalah 100, dengan
rincian sbb :
1. Untuk evaluasi latihan I, terdiri dari 10 butir pertanyaan, setiap butir
pertanyaan yang dijawab benar mendapatkan skor satu, sehingga skor
tertinggi untuk evaluasi latihan 1 adalah 10.

Bidang Keahlian Tata Busana 60


Dasar Menghias Kain

2. Untuk evaluasi latihan II, terdiri dari 10 butir pertanyaan dengan 5


alternatif jawaban, setiap butir pertanyaan yang dijawab benar
mendapatkan skor satu, sehingga skor tertinggi untuk evaluasi latihan 2
adalah 10.
3. Untuk evaluasi penialian praktik mencakup lingkup afektif dan
psikomotorik dengan jumlah bobot nilai 80. adapun penentuan
penilaiannya seperti tercantum pada format penilaian praktik.

Keterangan :
Item nomor 1, 2 Tentang persiapan afektif peserta diklat dalam
persiapan produksi.
Item nomor 3, 4, 5, Tentang kriteria benda yang dihasilkan dari produksi.
6, 9, 10
Item nomor 7, 8 Tentang keterampilan sikap yang ditampilkan peserta
diklat sehubungan dengan K3
BAB IV
PENUTUP

Modul dasar menghias kain berisi tentang macam-macam tusuk hias dan cara

pembuatannya. Modul ini merupakan modul dasar yang harus dipelajari sebelum

mempelajari teknik-teknik hiasan lainnya. Penguasaan peserta diklat setelah

selesai mempelajari modul ini masih terbatas pada pengetahuan macam-macam

tusuk hias dan pembuatannya yang disajikan pada modul ini. Untuk menambah

wawasan dan keterampilan dalam membuat macam-macam tusuk hias, peserta

diklat disarankan mempelajari buku sumber lainnya yang berkaitan dengan teknik

pembuatan macam-macam tusuk hias serta senantiasa mengikuti perkembangan

jenis dan ragam tusuk hias.

Setelah peserta diklat mengikuti serangkaian kegiatan pemelajaran dan

memiliki kemampuan membuat macam-macam tusuk hias dan pengenalan

Bidang Keahlian Tata Busana 61


Dasar Menghias Kain

macam-macam sulaman, peserta diklat dimungkinkan dapat mengikuti uji

kompetensi macam-macam tusuk hias melalui lembaga yang berwenang.

Bidang Keahlian Tata Busana 62

Anda mungkin juga menyukai