TEACHING PROJECT
PROGRAM UPSKILLING DAN RESKILLING
KOMPETENSI KEAHLIAN
TATA BUSANA
Telah disetujui dan diketahui untuk laporan Teaching Project Magang Industri Program
Upskilling dan Reskilling Tahun 2023.
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, peserta Up-skilling dan Re-skilling untuk klaster Pembuatan Gaun
dengan Pusat Belajar di SMKN 3 Banda Aceh, dapat mengembangkan Teaching Project
dari kegiatan magang di butik Reborn 29.
Teaching Project dikembangkan agar para peserta dapat menganalisis keterampilan yang
dibutuhkan oleh industri dengan keterampilan yang sudah disusun dalam kurikulum yang
dibuat oleh kementrian dan keterampilan yang tertulis pada SKKNI. Setelah menganalisis,
peserta dapat membuat penyelerasan kurikulum, agar nantinya hal ini dapat
diimplementasikan di sekolah masing-masing.
Terima kasih kepada BBPPMPV, SMKN 3 Banda Aceh selaku Pusat Belajar, dan Ibu
Syukriah Rusydi selaku pimpinan di butik Reborn 29 yang telah memberikan kesempatan,
tempat, pengarahan, dan bimbingan kepada saya dalam melaksanakan magang industri.
Laporan Teaching Project ini jauh dari kata sempurna, untuk itu mohon kritik dan saran
untuk perbaikan kesepannya. Terima kasih
LEMBAR PENGESAHAN 2
LAPORAN TEACHING PROJECT 2
MAGANG INDUSTRI 2
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI 1
BAB I PENDAHULUAN 2
A. Latar Belakang 2
B. Dasar Pelaksanaan 3
C. Tujuan Magang Industri 4
BAB II PERUSAHAAN / INDUSTRI 5
A. Profil Industri dan Struktur Organisasi 5
B. Materi yang diperolah saat Magang Industri 5
C. Kegiatan yang dilakukan selama Magang Industri 5
BAB III TEACHING PROJECT 6
A. Refleksi Kegiatan Magang Industri 6
B. Penyelarasan Kompetensi Keahlian di Industri dengan Kurikulum 6
C. Implementasi Keahlian di Industri dengan Aspek Kewirausahaan 6
D. Rencana Tindak Lanjut dan Desiminasi 6
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 6
A. Kesimpulan 6
B. Saran 7
LAMPIRAN 8
1. Data Pendukung 8
2. Foto Kegiatan pada saat melaksanakan pekerjaan di tempat DU/DI 8
3. Sumber Dokumen, seperti contoh pekerjaan yang diselesaikan 8
4. Jurnal Harian Magang Industri 8
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru merupakan salah satu komponen terpenting dalam pendidikan, dimana guru memegang peranan
yang penting dalam penyelengaraan pendidikan. Demi terselenggaranya pendidikan yang baik, guru
dituntut untuk memiliki kualifikasi dan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
pemerintah yaitu memiliki kompetensi pedagogik, profesionalisme, kepribadian, dan sosial seperti yang
diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru.
Guru SMK, terutama guru kejuruan, memiliki peran penting dalam membentuk siswa agar kompeten di
bidang kejuruannya. Hal tersebut dikarenakan, setelah menuntaskan pendidikan di SMK, siap untuk
bekerja. Perubahan teknologi dan penerapan kemajuan teknologi di dunia usaha dan industri menjadi
sesuatu yg urgen untuk dilakukan dan dikuasai oleh guru SMK, sehingga model serta materi
pembelajaran yang digunakan guru akan sesuai dengan kebutuhan, tren, dan prediksi masa depan.
Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan
Dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Sumber Daya Manusia Indonesia, dan arahan Presiden,
Percepatan Pembangunan SDM unggul 2020-2024 adalah “memperbaiki piramida kualifikasi dan
kompetensi tenaga kerja agar menjadi tenaga kerja yang terlatih, terampil sehingga terserap semuanya
ke dalam industri-industri. Pendidikan Tinggi, Pendidikan Kejuruan SMK di daerah-daerah, dihubungkan
dengan industri-industri agar lulusannya sesuai dengan kebutuhan, dan siap untuk hal-hal yang baru.
Melalui program pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni, Presiden berharap
Indonesia mampu memanfaatkan bonus demografi yang diperkirakan terjadi pada 2030. Salah satu hal
yang bisa dilakukan adalah mulai melakukan reformasi di sistem pendidikan dan pelatihan vokasi yang
dilakukan secara terpadu dan terintegrasi. "Tetapi sekali lagi kita ingin sebuah hal yang konkret,
pelatihan harus betul-betul menghasilkan SDM yang kelihatan ter-up grade betul skill-nya sehingga
anggaran yang kita keluarkan betul-betul bisa bermanfaat yang konkret," tambahnya.
Pembentukan SDM unggul tidak cukup berdasarkan perkembangan ilmu yang dibentuk berdasarkan
tren masa lalu. “Tetapi tren masa depan. Untuk itu presiden meminta untuk melakukan benchmarking
pada negara-negara yang telah berhasil mengadaptasi sistem pendidikan untuk memenuhi kebutuhan
perubahan di masa depan. Seperti Australia untuk pendidikan anak usia dini. Finlandia untuk pendidikan
dasar dan menengah, Jerman untuk pendidikan vokasi dan Korea untuk perguruan tinggi.
Presiden meminta agar SDM Indonesia dibangun menjadi SDM yang berkarakter dan berakhlak mulia.
Hal ini dilakukan dengan menumbuhkan nilai-nilai budaya Indonesia dan Pancasila. “Pendidikan
karakter tidak boleh dilupakan karena ini merupakan hal yang sangat penting dalam pembangunan
mental dan karakter bangsa,” ungkapnya.
Menghadapi perubahan teknologi yang masif dan peningkatan otomatisasi dalam dunia industri, para
guru SMK perlu mendorong pengembangan ilmu pengetahuan dan metode ajar untuk merespon
kebutuhan pasar kerja di masa depan.
Untuk itu, upaya pembaruan pengetahuan dan keterampilan tenaga pendidik dan kependidikan perlu
disiapkan, maka Pemerintah Indonesia secara khusus mengalokasikan investasi pada pelatihan baik
bersifat up skilling maupun re skiling untuk tenaga pendidik dan kependidikan pada Kementerian
Pendidikan dan kebudayaan.
5
Guru SMK, terutama guru kejuruan, memiliki peran penting dan tanggung jawab dalam membentuk
siswa agar kompeten di bidang kejuruannya. Hal tersebut dikarenakan, setelah menuntaskan pendidikan
di SMK, siswa diharapkan siap untuk bekerja. Perubahan teknologi dan penerapan kemajuan teknologi
di dunia usaha dan industri menjadi sesuatu yg urgen untuk dilakukan dan dikuasai oleh guru SMK,
sehingga model serta materi pembelajaran yang digunakan guru akan sesuai dengan kebutuhan
industri, tren, dan prediksi masa depan.
Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bisnis dan Pariwisata telah
melakukan kegiatan pelatihan kompetensi guru SMK pada bidang keahlian Bisnis dan Pariwisata melalui
kegiatan Upskilling dan Reskilling. Salah satu rangkaian kegiatan Upskilling dan Reskilling adalah
Magang Industri. Magang industry pada guru SMK yang merupakan implementasi dari pengetahuan dan
keterampilan yang ditetapkan di industry secara nyata dan diperlukan oleh guru SMK dalam menyiapkan
siswanya terserap di industry dan dapat berwirausaha sesuai bidang keahliannya
Pada tahun 2023, BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata menyelenggarakan kegiatan Upskilling dan
Reskilling bagi Guru SMK Bisnis dan Pariwisata sesuai dengan kompetensi keahlian masing-masing.
B. Dasar Pelaksanaan
Landasan Hukum Pelaksanaan Magang Industri bagi guru SMK adalah sebagai berikut:
1. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 78, tambahan lembaran Negara RI Nomor 4301).
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas PP nomor 74 Tahun 2008
Tentang Pengembangan Profesionalitas Guru yang diarahkan untuk mengembangkan
kompetensinya.
3 Undang-undang nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara RI Tahun 2005
Nomor 157, tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4586)
4. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 Tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK);
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 Tahun 2018 tentang Standar Nasional
Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan
6. Permenpan RB Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan angka Kreditnya.
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 Tahun 2018 tentang Standar Nasional
Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan
8. Permenpan RB Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan angka Kreditnya.
9. Permenperin No 3 Tahun 2017 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Sekolah
Menengah Kejuruan Berbasis Kompetensi yang Link and Match dengan industry.
10. Perdirjen Diksi No 16 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Peningkatan Kualitas
dan Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Vokasi.
11. DIPA BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata Tahun 2023.
6
C. Tujuan Magang Industri
Magang Industri bagi Guru SMK bertujuan sebagai berikut:
1. Memberikan pengalaman nyata pola bekerja di Industri untuk dapat membekali siswanya terserap di
Industri atau dapat berwirausaha di bidangnya.
2. Mempersiapkan rancangan program pembelajaran bagi peserta didik sesuai kebutuhan industri.
7
BAB II
PERUSAHAAN / INDUSTRI
1. Profil Industri
REBORN 29
Reborn 29 adalah usaha desainer dan produk fashion milik Syukriah Rusdy dan Ata Amarullah.
Pasangan suami istri itu, membuka gerai tokonya di Lamlagang, Banda Aceh. tepatnya di Jalan Sultan
Malikul Saleh No.7e Lam Lagang Kecamatan Banda Raya, Kota Banda Aceh, Aceh. 23239. Didalam toko
itu, ragam busana bermacam model terpajang rapi. Aneka jenis pakaian tersusun, dan sebagian ditampilkan
menggunakan maniken. Pencahayaan yang selaras, membuat kesan mewah galeri tersebut. Pandemi
sangat berimbas besar pada produk Reborn 29. Seluruh produksi yang sudah di pasarkan di sejumlah mall
dan pusat perbelanjaan di Kota Jakarta dan Surabaya, terpaksa di tarik. Karena itu, kurun dua tahun
terakhir, semasa pandemi Covid-19, pihaknya fokus pada penjualan online, dan menghentikan sementara
pemasaran offline.
Hampir 10 tahun Syukriah dan suaminya merintis usaha desain busana dan memproduksi pakaian.
Perempuan yang mengaku jebolan sekolah desainer di Jakarta itu, memulai usahanya sejak 2011 silam.
Dirinya memulai Reborn 29 dengan konsep menciptakan pakaian ready to wear atau siap pakai. Dan model
seperti itu belum ada di Aceh. Karenanya dapat dikatakan, pihaknya adalah pionir dalam hal tersebut. Kala
8
memulai usaha Reborn 29, dirinya masih menyiapkan konsep, mendesain model, dan memproduksinya di
daerah lain, dan kemudian memasarkannya di Aceh.
Namun, sejak 2013, proses produksi sudah semua dilakukan dari Aceh. Hal tersebut menimbang
tanggungjawab memajukan perempuan di Aceh dalam hal pembuatan busana, dan juga sekaligus menyerap
tenaga kerja. Diawal-awal usaha, seluruh produk Reborn 29, menggunakan model penitipan di butik-butik
lain untuk penjualan dan pemasaran dengan kerjasama. Namun sejak 2013, dirinya bersama suami
memutuskan untuk membuka toko sendiri. Berbagai produk fashion Reborn 29 mendapatkan animo yang
luas dari masyarakat Aceh dan Indonesia, serta luar negeri. Hal tersebut membuat pihaknya langsung
tancap gas, dengan melakukan inovasi-inovasi terbaru.
9
digital marketing, pelatihan kemasan produk IKM, fasilitasi merek, dan sertifikasi halal. Program pojok kreatif
merupakan penyediaan space (ruang) di setiap café maupun lokasi wisata, untuk memajang hasil kerajinan
serta ide-ide kreatif lokal yang bisa dipasarkan kepada para pengunjung. Program pojok kreatif tersebut,
merupakan hasil kerjasama Dekranasda Aceh dengan Disperindag Aceh. Di saat pagelaran launching
perdana pojok kreatif di ARB Café, dipajang sejumlah hasil kerajinan asal Dataran Tinggi Gayo (DTG). Salah
satu cara adalah dengan meningkatkan penjualan pada sistem online.
2. Identitas Industri
4. Logo Industri
10
5. Hasil karya Reborn 29
Quarzazate Collection
11
Champa Collection
age 3
12
Insomnia Collection
13
The Bravery Collection
14
Gakusei Collection
15
Culture by Nature Collection
16
ge 7
17
Lillusion du rectangle I Collection
18
We Are First Collection
19
Lillusion du rectangle II Collection
20
6. Tenaga Karyawan
NO KETERANGAN L P JUMLAH
1 Karyawan 1 9 10
21
22
23
8. Alat untuk produksi
1) Mesin High speed
2) Mesin Manual
3) Mesin Obras High Speed
4) Mesin untuk kaos / Walsoom
5) Mesin Bordir
6) Mesin Zoje (Sepatu corong lipit kain Serong)
7) Mesin Portable
8) Alat untuk membuat mata ayam
9) Meja seterika
10) Seterika Uap
11) Seterika biasa Philips
12) Dummy
13) Boneka wanita
9. Struktur Organisasi
24
B. Materi yang diperolah saat Magang Industri
Ada beberapa materi yang disampaikan oleh Ibu Syukriah Rusydi selaku pimpinan industri butik
Reborn 29 antara lain:
Kegiatan ini adalah kegiatan yang pertama sekali dilakukan sebelum membuat/ mendesain
busana. Moodboard adalah sebuah benda atau sarana pada bidang datar, berisi kumpulan
gambar, warna, dan jenis benda yang dapat menggambarkan ide seorang desainer. Di butik
Reborn 29 kami diajarkan untuk membuat moodboard menggunakan aplikasi Canva. Pada
kegiatan ini juga kami diajarkan dan berdiskusi untuk memilih bahan apa yang sesuai untuk desain
gaun yang akan kami buat.
25
2. Menerapkan style dalam mendesain busana.
Langkah kedua yaitu memilih dan menerapkan style dalam mendesain busana. Di butik Reborn 29
kami diajarkan tentang DNA Brand, dan kami juga diajarkan untuk memilih style dasar dalam
pembuatan desain busana atau gaun yang akan dibuat. Style dasar fashion yaitu Sporty Casual,
Classic Elegant, Feminine Romantic, Sexy Alluring, Exotic Dramatic, dan Art Of Beat.
26
6. Memotong bahan.
Setelah membuat pola, kemudian meletakkan pola pada kain dan menggunting bahan.
7. Menjahit busana.
Pada kegiatan ini, kami diajarkan untuk menjahit busana dengan sistem butik, dimana sistem butik
ini sama sekali tidak menggunakan obras. Jadi semua dikerjakan dengan mesin jahit, seperti
kampuh balik, kampuh terbuka dengan rompok/kumai serong, dan kelim kecil untuk bagian pinggir
busana.
27
BAB III
TEACHING PROJECT
Refleksi dari kegiatan magang ini adalah bahwa bisnis dan pemasaran ini sangat luas
dan semua jenis usaha pasti membutuhkan pemasaran untuk produk yang akan dijualnya.
Seperti pada rumah mode Reborn 29, tidak hanya memasarkan saja, tetapi mereka juga harus
menciptakan produk yang kreatif dan inovatif. Ketika menjual produk kepada pelanggan, bukan
hanya produk utama saja yang ditawarkan tetapi juga produk tambahan lain. Seorang
desainer harus menguasai produk yang akan dijualnya, tidak hanya produk utama. Tapi juga
produk lainnya yang menjadi benefit jika menggunakan produk tersebut. Kelebihan utama yang
dimiliki oleh rumah mode Reborn 29 salah satunya adalah busana dengan konsep ready to
wear.
28
Sebelum produk-produk busana tersebut dijual, sudah diperhitungkan biaya-biayanya dan sudah
ditentukan harga jualnya. Pemasaran secara online melalui media social dan website milik Reborn 29
dilakukan untuk umum. Reborn 29 juga bekerjasama dengan e commerce online dan reseller untuk
pemasaran produk. Saat membuat konten untuk promosi secara online di media social, biasanya
Reborn 29 akan selalu update setiap ada muncul produk baru.
Sedangkan pemasaran yang dilakukan secara offline dilakukan melalui gerai-gerai/ mall-mall
yang bekerjasama dengan Reborn 29. Atau bisa juga dengan cara para pelanggan yang datang
langsung ke rumah mode Reborn 29 untuk bertanya, melihat, dan jika sesuai langsung membeli produk
yang diinginkan oleh pelanggan.
Program Pelatihan Upskilling dan Reskilling Guru Kejuruan Bisnis dan Pariwisata
bertujuan meningkatkan profesionalisme guru SMK melalui Kerjasama yang selaras dan sesuai
dengan perkembangan dan pertumbuhan kompetensi teknis/kejuruan/kerja pada Dunia Usaha,
Dunia Industri, Dunia Kerja dalam mendukung implementasi pelaksanaan tugas profesi
berdasarkan kebutuhan Dunia Usaha, Dunia Industri, Dunia Kerja serta perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Setelah melaksanakan program magang pelatihan Upskilling dan Reskilling bagi guru
kejuruan Tata Busana, beberapa hal yang saya peroleh diantaranya adalah :
No Kegiatan Uraian
29
1. Etos kerja dan budaya kerja - Etos kerja dan budaya kerja yang bisa kita
pelajari dari industri adalah disiplin, kreatif,
kerja keras, semangat, jujur, tanggung
jawab,kerjasama tim dan toleransi
- Kediplinan, mulai dan selesai kerja para
pegawai sesuai dengan kesepakatan
dengan pemilik usaha. Jam kerja karyawan
dari jam
09.00 wib – 17.00 wib dengan waktu
istirahat 1 jam.
30
namun sifat jujur sudah ada dalam diri
mereka. Hal ini dapat dibuktikan dengan
tidak ada barang-barang milik industri yang
hilang
2. Supervisor
Memeriksa kehadiran Karyawan,
Menyempaikan tugas yang diberikan
31
manajer kepada karyawan, Memberi
penjelasan kepada karyawan, memberi
solusi kepada karyawan , menerima keluhan
pelanggan
3. Fashion designer
Membuatkan desain busana berdasarkan
permintaan costumer dan memberikan
advice kepada costumer apabila costumer
sudah memiliki desain sendiri
4. Pattern maker
Mengukur dan membuat pola costumer
5. Cutting/tukang potong
Memotong bahan dan kelengkapan menjahit
berdasarkan desain dan pola yang ada
6. Operator jahit
Menjahit busana sesuai dengan desain
dengan teknik menjahit sesuai dengan
tekstilnya sampai sesuai dengan keinginan
kostumer
7. Finishing
Membersihkan sisa sisa benang dan
menempelkan aplikasi hiasan/bordir yang
sesuai pada busana dan membantu owner
ketika ada costumer fitting dan memberi
tanda apabila ada perbaikan serta
menjelaskan kembali kepada operator
jahitan ketika ada revisi jahitan
8. Tukang payet
Memperindah aplikasi yang telah
ditempelkan pada busana dengan manik-
manik dan burchi
32
5. Kompetensi selama proses 1. Desain sesuai tema
2. Pembuatan pola
kerja industri
3. Cutting
4. Menjahit
5. Penyelesaian akhir
6. Menghias busana
7. Quality control
6. Hal-hal yang baru terkait 1. Lebih teliti ketika mencari titik tubuh
2. Penerapan pembuatan pola berdasarkan
kompetensi profesional
pengalaman owner yang berbeda dengan
yang biasa dilakukan di sekolah
3. Teknik mejahit sedikit berbeda dengan yang
biasa dikerjakan
4. Membuat hiasan busana yang membutuhkan
kekreatifan
5. Kreatifitas mendesain dengan memberikan
sedikit aksen sehingga membuat desain
berbedadari yang biasanya.
6. Penyesuaian pola dasar dengan bentuk tubuh
7. Pecah pola dengan desain yang memainkan
banyak cutting.
8. Membuat desain hiasan dengan aplikasi dan
payet
33
7. Keunggulan-keunggulan 1. Disiplin dalam waktu kerja, industri Reborn 29
terkait budaya kerja, memiliki jam kerja mulai hari senin s/d sabtu
strategi pemasaran dimulai pukul 09.00 s/d 17.00 WIB, dengan
waktu istirahat jam 12.00 – 13.00WIB.
2. Kerja keras
3. Bertanggung jawab
4. Strategi pemasaran: aktif mengikuti pameran
dan fashion show. Melayani pembuatan
busana ready to wear dan pemasarannya
juga melalui offline dan on line (FB, IG,
tokopedia dan sofee)
5. Kreatifitas : Reborn 29 selalu mengikuti
kegiatan pameran dan fashion show agar
selalu exist dalam industri fashion yaitu
dengan mengeluarkan koleksi yang
desainnya berkarakter dan up to date
6. Quality Control : selalu menjaga kualitas
busana baik dari segi bahan, teknik jahit,
hiasan busana dan ketepatan ukuran pada
customer
34
lampu di ruangan yang memadai serta lampu
di setiap mesin sehingga sangat membantu
proses penjahitan
35
siswa ketika melamar pekerjaan
36
14. Kewirausahaan 1. Di industri tempat magang, saya
mendapatkan ilmu mengenai strategi
pemasaran, baik secara on line maupun off
line
2. Dalam strategi pemasaran di butuhkan
anggaran yang tidak sediki kalau usaha kita
ingin dikenal luas
3. Selain melakukan promosi melalui fashion
show dan pameran, untuk mengenalkan
produk, dalam menjalankan usaha kita harus
tetap mempertahankan kualitas dan
kepercaan customer
4. Menentukan besarnya laba yang harus
diambil untuk satu produk
5. Industri membuat busana ready to wear
dengan ukuran standart
a) Project 1
Implementasi Keahlian di
No. Materi dalam Proses Analisis Kesesuaian dengan Industri Dalam
Industri Elemen Kurikulum Pembelajaran
Paradigma Baru
Hambatan/ Solusi
Kendala
1.Menganalisis desain
Deskripsi desain dibuat Elemen 6 : Membuat desain Menyediakan contoh
1.1 berdasarkan analisis Menggambar Mode masih belum sesuai proporsi yang sesuai
desain dan garis desain dengan proporsi dengan perbandingan
tubuh
sesuai SOP bahan dan tubuh, sehingga
alat
desain posisi titik tubuh
3.Mengukur
2.1 Pola dasar diubah Elemen 7 : 1. Kurang jeli memahami 1. Merubah pola
sesuai desain dan Dasar Pola analisa desain harus dengan
ukuran pemesanan sehingga merubah melihat desain.
dengan diberikan pola tidak sesuai Dan menganalisa
sentuhan estetik dengan desain kembali desain
sesuai SOP tersebut.
pembuatan pola di
2. Membuat garis-garis
industri setempat pola belum luwes 2. Ketika membuat
2.2 Pola dilengkapi ( terutama pada garis pola harus
tanda- tanda pola bagian pinggang ke dilatih untuk
sesuai SOP yang panggul) lebih luwes agar
digunakan oleh bentyuk pola
industry setempat lebih estetik
3. Lebih teliti dalam
3. Masih belum lengkap menuliskan
dalam memberikan identitas pola dan
tanda pola guru juga
mengoreksinya
3. Memeriksa pola
3.1 Ukuran bagian- Elemen 7 : Kurang teliti dalam Perlu dibiasakan
bagian pola diperiksa Dasar Pola mengecek ulang ukuran untuk selau
sesuai pemesan dan pemesan mengecek ulang
diperbaiki bila perlu hasil pola dengan
ukuran pemesan
untuk
memastikan kevalidan
pola
3.2 Garis dan bentuk Bentuk pola yang tidak Desain selalu
pola diperiksa sesuai sesuai dengan desain menjadi patokan
dengan desain dalam mengubah
bentuk pola
3.3 Tanda-tanda Tanda pola yang sering Lebih jeli dalam
keterangan pola diabaikan dalam pembuatan pola
diperiksa sesuai membuat agar
dengan kebutuhan pola mengingat tanda pola
4. Menggunting pola
4.1 Pola digunting tepat Elemen 7 : Menggunting pola tidak Pastikan ketika
pada garis pola Dasar Pola tepat pada garis pola membuat pola
sesuai prosedur harus
kesehatan dan menggunakan
keselamatan kerja pensil yang lancip
agar garis polanya
4.2 Alat dipilih dengan jelas
tepat
sesuai kebutuhan
5. Melakukan uji coba pola
5.1 Pola diujicoba dengan Elemen 7 : Tidak pernah menguji Dibiasakan menguji
menggunakan bahan Dasar Pola coba pola terlebih coba pola terlebih
blacu atau bahan dahulu dahulu sebelum pola
sesungguhnya pada dipotong pada
dress form atau bahan yang
langsung pada tubuh sesungguhnya
pemesan sesuai SOP
yang berlaku
5.2 Pola diperbaiki sesuai
dengan perubahan
ketepatan letak
bagian- bagian dan
desain busana
dilengkapi dengan
tanda-tanda pola
6. Menyimpan pola
3. Memotong Bahan
1.1 Meja potong disiapkan sesuai Elemen 7 : 1. Meja potong sudah 1. Menggunting
Dasar Pola sesuai dengan dilantai secara
dengan persyaratan persyaratan bergantian.
ergonomic
ergonomic hanya
1.2 Alat potong disiapkan dalam saja jumlahnya
terbatas
kondisi siap pakai yaitu 2. Alat potong terbatas
bersih dan tajam
1.3 Alat pendudukan (jarum 2. Membawa
pentul dan pemberat) alat
disiapakan sesuai kebutuhan
potong pribadi
2. Menyiapkan bahan
2.1 Kualitas dan kuantitas bahan Elemen 7 : Kurang jeli dalam Membuat SOP
diperiksa,disesuaikan dengan Dasar Pola melakukan dalam menyiapkan
pesanan,desain dan jumlah pemeriksaan bahan bahan sebelum
kebutuhan bahan dipotong
memperhatikan efesiensi
3.4 Rancangan pola diatas
kain disemat dengan jarum
pentul/ ditindis dengan
pemberat agar posisi/letak
bahan tidak
berubah/bergeser
3.5 Rancangan pola diatas
bahan ditambahkan kampuh
dan diberi tanda pola
4. Memotong
4.1 Bahan dipotong tepat pada Elemen 7 : Menggunting pola Pastikan ketika
garis kampuh sesuai standar Dasar Pola tidak tepat pada garis membuat pola
yang berlaku pola harus
menggunakan
pensil yang lancip
Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan
Reskilling
agar garis polanya
jelas
4.2 Hasil potongan bahan Hasil potongan Ketika memotong
rata, bagian atas dan bahan tidak rata kain usahakan kain
bawah sama sesuai jangan diangkat
dengan bentuk pola
4.3 K3 diterapkan pada Dalam bekerja Menerapkan
setiap kegiatan kurang kembali dan
memperhatikan K3 meningkatkan K3
serta 5R pada saat
bekerja
6.1 Pola dilepaskan dari bahan Elemen 7 : Pola dilepas tanpa Melepaskan pola
sesuai urutan pola Dasar Pola urutan pola sesuai urutan pola
6.2 Potongan bahan dikemas Potongan bahan Potongan bahan
dalam kemasan atau diikat dikemas dalam harus dikemas
dengan satu sesuai dengan
identitas yang diperlukan ikatan tanpa identitas identitas yang
perlukan
Implementasi Keahlian di
No. Materi dalam Analisis Kesesuaian dengan Industri Dalam
Proses Elemen Kurikulum Pembelajaran
Industri Paradigma Baru
Hambatan/ Solus
Kendala i
2.3 Pemasangan
pelengkap
busana diperhatikan
kerapihan dan
kebersihan
1.1 Tempat kerja disiapkan Elemen 8 : Tempat kerja yang disiapkan Menyiapkan dan
dengan memperhatikan Teknik Dasar kurang memenuhi standar K3 mempersiapkan tempat kerja
kesehatan dan keselamatan Menjahit dan standar ergonomic yang memenuhi standar K3
kerja dan standar dan standar ergonomic
ergonomic
1.2 Alat jahit dan alat bantu jahit Alat jahit dan alat bantu yang Menyiapkan alat jahit dan alat
serta alat pendukung disiapkan disiapkan kurang memenuhi bantu yang memenuhi standar
dan diatur sesuai persyaratan standar K3 dan standar K3 dan standar ergonomic
ergonomic ergonomic
1.3 Alat dan bahan pemeliharaan Prinsip 5R belum Menggiatkan kembali 5R
disiapkan ditempat yang aman sepenuhnya dilaksanakan dalam pembelajran prakek
dan
rapi
2. Memelihara dan memperbaiki alat jahit dan alat bantu jahit
2.1 Alat jahit di identifikasikan Elemen 8 : 1. Tidak ada inventaris alat jahit 1. Alat jahit dicatat
sesuai fungsinya dan Teknik Dasar sesuai inventaris
dilakukan inventaris. Menjahit secara berkala
2. Tidak ada 2. Melakukan
2.2 Alat jahit dan alat bantu jahit pencatatan/dokument pencatatan/dokument
diperiksa dan dilakukan asi tentang kondisi asi tentang kondisi
pencatatan/dokumentasi tentang alat alat
Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan
Reskilling
kondisi alat.
2.3 Alat jahit/alat bantu jahit dirawat
secara rutin sesuai prosedur
2.4 Alat dan bahan pemeliharaan
digunakan berdasarkan
fungsinya
1. Mencuci busana
1.1 Bahan tekstil diindentifikasi Elemen 8 : Tidak ada Mengidentifikasikan bahan
berdasarkan asal bahan dan Teknik Dasar pengidentifikasian bahan dan pengaruhnya terhadap
Menjahit
bagaimana pengaruhnya dan pengaruhnya proses pencucian
dalam terhadap
proses pencucian proses pencucian
2. Menyeterika busana
Implementasi Keahlian di
No. Materi dalam Proses Analisis Kesesuaian dengan Industri Dalam
Industri Elemen Kurikulum Pembelajaran
Paradigma Baru
Hambatan/ Solusi
Kendala
1.Menganalisis desain
Deskripsi desain dibuat Elemen 6 : Membuat desain Menyediakan contoh
1.1 berdasarkan analisis Menggambar Mode masih belum sesuai proporsi yang sesuai
desain dan garis desain dengan proporsi dengan perbandingan
tubuh
sesuai SOP bahan dan tubuh, sehingga
alat
desain posisi titik tubuh
berdasarkan tepat
perbandingan
desain sesuai SOP
perbandingan tubuh
3.Mengukur
2.1 Pola dasar diubah Elemen 7 : 1. Kurang jeli memahami 1. Merubah pola
sesuai desain dan Dasar Pola analisa desain harus dengan
ukuran pemesanan sehingga merubah melihat desain.
dengan diberikan pola tidak sesuai Dan menganalisa
sentuhan estetik dengan desain kembali desain
sesuai SOP tersebut.
pembuatan pola di
2. Membuat garis-garis
industri setempat pola belum luwes 2. Ketika membuat
memastikan kevalidan
pola
3.2 Garis dan bentuk Bentuk pola yang tidak Desain selalu
pola diperiksa sesuai sesuai dengan desain menjadi patokan
dengan desain dalam mengubah
bentuk pola
3.3 Tanda-tanda Tanda pola yang sering Lebih jeli dalam
keterangan pola diabaikan dalam pembuatan pola
diperiksa sesuai membuat agar
dengan kebutuhan pola mengingat tanda pola
4.1 Pola digunting tepat Elemen 7 : Menggunting pola tidak Pastikan ketika
pada garis pola Dasar Pola tepat pada garis pola membuat pola
sesuai prosedur harus
kesehatan dan menggunakan
keselamatan kerja pensil yang lancip
agar garis polanya
4.2 Alat dipilih dengan jelas
tepat
sesuai kebutuhan
5. Melakukan uji coba pola
5.1 Pola diujicoba dengan Elemen 7 : Tidak pernah menguji Dibiasakan menguji
menggunakan bahan Dasar Pola coba pola terlebih coba pola terlebih
blacu atau bahan dahulu dahulu sebelum pola
sesungguhnya pada dipotong pada
dress form atau bahan yang
langsung pada tubuh sesungguhnya
pemesan sesuai SOP
yang berlaku
5.2 Pola diperbaiki sesuai
dengan perubahan
ketepatan letak
bagian- bagian dan
desain busana
dilengkapi dengan
tanda-tanda pola
1.1 Meja potong disiapkan sesuai Elemen 7 : 1. Meja potong sudah 1. Menggunting
Dasar Pola sesuai dengan dilantai secara
dengan persyaratan persyaratan bergantian.
ergonomic
ergonomic hanya
1.2 Alat potong disiapkan dalam saja jumlahnya
terbatas
kondisi siap pakai yaitu 2. Alat potong terbatas
bersih dan tajam
1.3 Alat pendudukan (jarum 2. Membawa
pentul dan pemberat) alat
disiapakan sesuai kebutuhan
potong pribadi
2. Menyiapkan bahan
2.1 Kualitas dan kuantitas bahan Elemen 7 : Kurang jeli dalam Membuat SOP
diperiksa,disesuaikan dengan Dasar Pola melakukan dalam menyiapkan
pesanan,desain dan jumlah pemeriksaan bahan bahan sebelum
kebutuhan bahan dipotong
memperhatikan efesiensi
3.4 Rancangan pola diatas
kain disemat dengan jarum
pentul/ ditindis dengan
pemberat agar posisi/letak
bahan tidak
berubah/bergeser
3.5 Rancangan pola diatas
bahan ditambahkan kampuh
dan diberi tanda pola
4. Memotong
Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan
Reskilling
4.1 Bahan dipotong tepat pada Elemen 7 : Menggunting pola Pastikan ketika
garis kampuh sesuai standar Dasar Pola tidak tepat pada garis membuat pola
yang berlaku pola harus
menggunakan
pensil yang lancip
agar garis polanya
jelas
4.2 Hasil potongan bahan Hasil potongan Ketika memotong
rata, bagian atas dan bahan tidak rata kain usahakan kain
bawah sama sesuai jangan diangkat
dengan bentuk pola
4.3 K3 diterapkan pada Dalam bekerja Menerapkan
setiap kegiatan kurang kembali dan
memperhatikan K3 meningkatkan K3
serta 5R pada saat
bekerja
5. Memindahkan tanda-tanda pola pada bahan
6.1 Pola dilepaskan dari bahan Elemen 7 : Pola dilepas tanpa Melepaskan pola
sesuai urutan pola Dasar Pola urutan pola sesuai urutan pola
6.2 Potongan bahan dikemas Potongan bahan Potongan bahan
dalam kemasan atau diikat dikemas dalam harus dikemas
dengan satu sesuai dengan
identitas yang diperlukan ikatan tanpa identitas identitas yang
perlukan
Implementasi Keahlian di
No. Materi dalam Analisis Kesesuaian dengan Industri Dalam
Proses Elemen Kurikulum Pembelajaran
Industri Paradigma Baru
Hambatan/ Solus
Kendala i
2.3 Pemasangan
pelengkap
busana diperhatikan
kerapihan dan
kebersihan
1.1 Tempat kerja disiapkan Elemen 8 : Tempat kerja yang disiapkan Menyiapkan dan
dengan memperhatikan Teknik Dasar kurang memenuhi standar K3 mempersiapkan tempat kerja
kesehatan dan keselamatan Menjahit dan standar ergonomic yang memenuhi standar K3
kerja dan standar dan standar ergonomic
2.1 Alat jahit di identifikasikan Elemen 8 : 1. Tidak ada inventaris alat jahit 1. Alat jahit dicatat
sesuai fungsinya dan Teknik Dasar sesuai inventaris
dilakukan inventaris. Menjahit secara berkala
2. Tidak ada 2. Melakukan
2.2 Alat jahit dan alat bantu jahit pencatatan/dokument pencatatan/dokument
diperiksa dan dilakukan asi tentang kondisi asi tentang kondisi
pencatatan/dokumentasi tentang alat alat
kondisi alat.
2.3 Alat jahit/alat bantu jahit dirawat
secara rutin sesuai prosedur
2.4 Alat dan bahan pemeliharaan
digunakan berdasarkan
fungsinya
2. Menyeterika busana
Berbasis
Produksi di Kekuatan (S) Kelemahan (W) Peluang (O) Kendala (T)
2 Branding Aktif mengikuti Produk sudah Belum ada yang promosi pembiayaan, belum ada Harus
product pameran tersedia mengkoordinir sekolah nya momen yang pas, dianggarkan
kegiatan belum ada relasi dan biaya untuk
sponsor mengikuti
pameran
Pelaksanaan akan
Kegiatan dikembangkan
Pembelajaran
Berbasis
Produksi di
Sekolah
teknik marketing line lebih hemat bagi guru maupun dipetakan marketing yang
n kegiatan
kewirausahaan
5 Packaging Membuat Packaging Membuat Dapat Tidak adanya Mengadakan
yang mumpuni
3. Merancang Kompetensi
a. Mencari pesanan
b. Menggambar/mendesain sesuai pesanan
c. Memvalidasi hasil desain kepada pemesan
d. Menganalisis desain
e. Membuat desain produksi
f. Observasi pasar (mencari kesesuaian bahan dengan desain)
g. Pembuatan pola
1) Mengukur tubuh
2) Membuat pola dasar
3) Mengubah pola sesuai ukuran dan desain
4) Menggunting pola
5) Membuat uji coba pola
6) Merancang bahan dan harga
h. Menjahit gaun 1
1) Meletakkan pola di atas bahan
2) Menggunting bahan
3) Memindahkan tanda pola pada bahan
4) Budling
5) Menyusun langkah kerja sesuai desain
6) Menjahit gaun 1 sesuai langkah kerja
7) Menjahit gaun 2 sesuai Langkah kerja
i. Qualiti control/evaluasi produk
Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan
Reskilling
1) Kesesuaian hasil jadi dengan desain
2) Kesesuaian dengan ukuran
3) Kualitas teknik jahit
4) Tampilan keseluruhan
j. Perbaikan produk, sesuai hasil evaluasi
k. Menghitung harga jual
1) Menghitung harga pokok
2) Menghitung harga jual
l. Mengevaluasi proses dan hasil projek
1) Proses pembuatan gaun 1
2) Proses pembuatan gaun 2
3) Hasil akhir/keseluruhan
m. Mengemas hasil produk
1) Membuat kemasan
2) Menata produk
4. Menyusun Jadwal Pelaksanaan Project
a. Menghitung sebaran jam pembelajaran
Jumlah
No. Hari/Tangal Jenis Kegiatan Jam
a. Membuat kemasan
b. Menata produk
TOTAL 63 JP
o IDUKA
d. Membahas hasil Rumusan hasil Hard dan o Siswa
jawaban dari Diskusi dengan softcopy o Guru
industri dan Industri dan pembuatan
konsumen konsumen busana
custom
made
o IDUKA
e. Merumuskan Rumusan Hard dan o Siswa
standar industri standar industri softcopy o Guru
pembuatan gaun 1 tetang pembuatan
(sesuai hasil pembuatan busana
observasi) gaun 1 dengan custom
berbagai teknik made
sulam
b. Kesesuaian made
denganukuran o IDUKA
c. Kualitas teknik
jahit
d. Tampilan
keseluruhan
Perbaikan produk 1. Catatan hasil Hard dan o Siswa
Berdasarkan hasil perbaikan softcopy o Guru
evaluasi 2. Foto sebelum pembuatan
dan sesudah busana
perbaikan
custom
made
hargajual custom
o IDUKA
Mengevaluasi proses Komentar hasil Hard dan o Siswa
dan hasil projek evaluasi secara softcopy o Guru
umum dari guru pembuatan
a. Proses pembuatan
gaun 1 busana
b. Proses custom
c. Hasil
akhir/keseluruhan
custom
made
b. Treatment
1) Sebelum memulai project guru mengempokkan siswa menjadi
beberapa kelompok kerja, siswa diberikan penjelasan
umum/pengarahan, apersepsi, motivasi agar memiliki semangat dalam
mengerjakan tugas sampai selesai sehingga menghasilkan produk
yang berkualitas
2) Memvalidasi tempat atau lokasi observasi
3) Merekomendasikan IDUKA yang akan menjadi partner
4) Guru memantau progress project yang dikerjakan siswa sehingga
dapat menyeesaikan tugas dengan tepat waktu sesuai jadwal yang
telah direncanakan
5) Selama proses pengerjaan, guru mengamati teknik menjahit dan
penyelesaian, sehingga siswa tidak salah dalam proses pengerjaan
6) Memfasilitasi IDUKA untuk berperan dalam penilaian hasil project siswa
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
Adapun saran yang hendak penulis sampaikan dari kegiatan up skilling dan re
skilling gelombang 1 yaitu :
1. Pihak Kementrian pendidikan melalui Dirjen Vokasi agar melanjutkan pelatihan dengan
memperbanyak peserta upskilling dan reskilling di kota /wilayah masing masing.
2. Pihak BBPPMPV membuat regulasi berupa SOP yang jelas antara tugas Pusat belajar,
dan Industri terkait yang menjadi tempat pemagangan agar koordinasinya lebih terarah.
Uraian kegiatan:
1. Pembukaan acara magang industri yang dilaksanakan di aula hotel Rasamala Banda Aceh
2. Pertemuan dan diskusi antara kelompok peserta magang dengan Pimpinan Industri Reborn 29 di
aula hotel Rasamala Banda Aceh
Bukti fisik:
Uraian kegiatan:
1. Diskusi dengan Ibu Pimpinan Industri Reborn 29 tentang pembuatan mood board dan pembuatan
desain gaun pengantin
2. Mengukur model
Bukti fisik:
Uraian kegiatan:
1. Membuat pola gaun dan berdiskusi dengan Pimpinan Industri tentang pola dan bahan gaun
2. Belanja bahan kain gaun di pasar
Bukti fisik:
Uraian kegiatan:
1. Merubah pola/ pecah pola gaun
2. Pimpinan Industri memeriksa dan memperbaiki pola yang sudah dibuat
3. Meletakkan pola dibahan/ kain dan menggunting kain
Bukti fisik:
Uraian kegiatan:
1. Menggunting kain (lanjutan)
2. Memberi tanda pola dikain/ merader
3. Menjahit bagian-bagian busana/ gaun
Bukti fisik:
Uraian kegiatan:
1. Menjahit (lanjutan) menjahit bagian-bagian busana/gaun
Bukti fisik:
Uraian kegiatan:
1. Menjahit (lanjutan) menjahit bagian-bagian busana/ gaun
Bukti fisik:
Uraian kegiatan:
1. Menjahit (lanjutan) menjahit bagian-bagian busana/ gaun
Bukti fisik:
Uraian kegiatan:
1. Menjahit (lanjutan) menjahit bagian-bagian busana/ gaun
Bukti fisik:
Uraian kegiatan:
1. Mengepas/ fitting baju model
2. Menghias busana
3. Kunjungan oleh Ibu Aqsya Riani dari Bispar dan Ibu Indira Qadriah dari PB ke tempat magang
Industri Reborn 29
Bukti fisik:
Uraian kegiatan:
1. Mengikuti acara penutupan magang Upskilling dan Reskilling di ruang aula hotel Rasamala Banda
Aceh
2. Melaksanakan acara Fashion Show gaun yang sudah dibuat di ruang aula hotel Rasamala Banda
Aceh
Bukti fisik:
Uraian kegiatan:
1. Menyelesaikan laporan, jurnal harian dan bukti kerja harian
Bukti fisik:
Uraian kegiatan:
1. Peserta magang chekout dari hotel Rasamala Banda Aceh untuk kembali ke tempat asal masing-
masing
2. Jurnal Harian