Anda di halaman 1dari 119

LAPORAN

TEACHING PROJECT
PROGRAM UPSKILLING DAN RESKILLING

KOMPETENSI KEAHLIAN

TATA BUSANA

NAMA PESERTA : Sri Karmira Sucipto

SEKOLAH : SMK NEGERI 3 KARANG BARU

BALAI BESAR PENGEMBANGAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN VOKASI


BIDANG BISNIS DAN PARIWISATA
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
2023
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN TEACHING PROJECT
MAGANG INDUSTRI

Nama Peserta : Sri Karmira Sucipto

Sekolah Asal : SMK Negeri 3 Karang Baru

Program Keahlian : Tata Busana

Klaster : Pembuatan Gaun

Nama Perusahaan : Reborn 29

Telah disetujui dan diketahui untuk laporan Teaching Project Magang Industri Program
Upskilling dan Reskilling Tahun 2023.
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan 
rahmat dan hidayah-Nya, peserta Up-skilling dan Re-skilling untuk klaster Pembuatan Gaun
dengan Pusat Belajar di SMKN 3 Banda Aceh, dapat mengembangkan Teaching  Project
dari kegiatan magang di butik Reborn 29.  

Teaching Project dikembangkan agar para peserta dapat menganalisis keterampilan  yang
dibutuhkan oleh industri dengan keterampilan yang sudah disusun dalam  kurikulum yang
dibuat oleh kementrian dan keterampilan yang tertulis pada SKKNI.  Setelah menganalisis,
peserta dapat membuat penyelerasan kurikulum, agar nantinya  hal ini dapat
diimplementasikan di sekolah masing-masing. 

Terima kasih kepada BBPPMPV, SMKN 3 Banda Aceh selaku Pusat Belajar, dan Ibu
Syukriah Rusydi selaku pimpinan di butik Reborn 29 yang telah memberikan kesempatan,
tempat, pengarahan, dan  bimbingan kepada saya dalam melaksanakan magang industri.  

Laporan Teaching Project ini jauh dari kata sempurna, untuk itu mohon kritik dan saran 
untuk perbaikan kesepannya. Terima kasih

Banda Aceh, 24 Juni 2023

Sri Karmira Sucipto


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN 2
LAPORAN TEACHING PROJECT 2
MAGANG INDUSTRI 2
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI 1
BAB I PENDAHULUAN 2
A. Latar Belakang 2
B. Dasar Pelaksanaan 3
C. Tujuan Magang Industri 4
BAB II PERUSAHAAN / INDUSTRI 5
A. Profil Industri dan Struktur Organisasi 5
B. Materi yang diperolah saat Magang Industri 5
C. Kegiatan yang dilakukan selama Magang Industri 5
BAB III TEACHING PROJECT 6
A. Refleksi Kegiatan Magang Industri 6
B. Penyelarasan Kompetensi Keahlian di Industri dengan Kurikulum 6
C. Implementasi Keahlian di Industri dengan Aspek Kewirausahaan 6
D. Rencana Tindak Lanjut dan Desiminasi 6
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 6
A. Kesimpulan 6
B. Saran 7
LAMPIRAN 8
1. Data Pendukung 8
2. Foto Kegiatan pada saat melaksanakan pekerjaan di tempat DU/DI 8
3. Sumber Dokumen, seperti contoh pekerjaan yang diselesaikan 8
4. Jurnal Harian Magang Industri 8

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Guru merupakan salah satu komponen terpenting dalam pendidikan, dimana guru memegang peranan
yang penting dalam penyelengaraan pendidikan. Demi terselenggaranya pendidikan yang baik, guru
dituntut untuk memiliki kualifikasi dan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
pemerintah yaitu memiliki kompetensi pedagogik, profesionalisme, kepribadian, dan sosial seperti yang
diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru.

Guru SMK, terutama guru kejuruan, memiliki peran penting dalam membentuk siswa agar kompeten di
bidang kejuruannya. Hal tersebut dikarenakan, setelah menuntaskan pendidikan di SMK, siap untuk
bekerja. Perubahan teknologi dan penerapan kemajuan teknologi di dunia usaha dan industri menjadi
sesuatu yg urgen untuk dilakukan dan dikuasai oleh guru SMK, sehingga model serta materi
pembelajaran yang digunakan guru akan sesuai dengan kebutuhan, tren, dan prediksi masa depan.

Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan
Dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Sumber Daya Manusia Indonesia, dan arahan Presiden,
Percepatan Pembangunan SDM unggul 2020-2024 adalah “memperbaiki piramida kualifikasi dan
kompetensi tenaga kerja agar menjadi tenaga kerja yang terlatih, terampil sehingga terserap semuanya
ke dalam industri-industri. Pendidikan Tinggi, Pendidikan Kejuruan SMK di daerah-daerah, dihubungkan
dengan industri-industri agar lulusannya sesuai dengan kebutuhan, dan siap untuk hal-hal yang baru.

Melalui program pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni, Presiden berharap
Indonesia mampu memanfaatkan bonus demografi yang diperkirakan terjadi pada 2030. Salah satu hal
yang bisa dilakukan adalah mulai melakukan reformasi di sistem pendidikan dan pelatihan vokasi yang
dilakukan secara terpadu dan terintegrasi. "Tetapi sekali lagi kita ingin sebuah hal yang konkret,
pelatihan harus betul-betul menghasilkan SDM yang kelihatan ter-up grade betul skill-nya sehingga
anggaran yang kita keluarkan betul-betul bisa bermanfaat yang konkret," tambahnya.

Pembentukan SDM unggul tidak cukup berdasarkan perkembangan ilmu yang dibentuk berdasarkan
tren masa lalu. “Tetapi tren masa depan. Untuk itu presiden meminta untuk melakukan benchmarking
pada negara-negara yang telah berhasil mengadaptasi sistem pendidikan untuk memenuhi kebutuhan
perubahan di masa depan. Seperti Australia untuk pendidikan anak usia dini. Finlandia untuk pendidikan
dasar dan menengah, Jerman untuk pendidikan vokasi dan Korea untuk perguruan tinggi.

Presiden meminta agar SDM Indonesia dibangun menjadi SDM yang berkarakter dan berakhlak mulia.
Hal ini dilakukan dengan menumbuhkan nilai-nilai budaya Indonesia dan Pancasila. “Pendidikan
karakter tidak boleh dilupakan karena ini merupakan hal yang sangat penting dalam pembangunan
mental dan karakter bangsa,” ungkapnya.

Menghadapi perubahan teknologi yang masif dan peningkatan otomatisasi dalam dunia industri, para
guru SMK perlu mendorong pengembangan ilmu pengetahuan dan metode ajar untuk merespon
kebutuhan pasar kerja di masa depan.
Untuk itu, upaya pembaruan pengetahuan dan keterampilan tenaga pendidik dan kependidikan perlu
disiapkan, maka Pemerintah Indonesia secara khusus mengalokasikan investasi pada pelatihan baik
bersifat up skilling maupun re skiling untuk tenaga pendidik dan kependidikan pada Kementerian
Pendidikan dan kebudayaan.

5
Guru SMK, terutama guru kejuruan, memiliki peran penting dan tanggung jawab dalam membentuk
siswa agar kompeten di bidang kejuruannya. Hal tersebut dikarenakan, setelah menuntaskan pendidikan
di SMK, siswa diharapkan siap untuk bekerja. Perubahan teknologi dan penerapan kemajuan teknologi
di dunia usaha dan industri menjadi sesuatu yg urgen untuk dilakukan dan dikuasai oleh guru SMK,
sehingga model serta materi pembelajaran yang digunakan guru akan sesuai dengan kebutuhan
industri, tren, dan prediksi masa depan.

Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bisnis dan Pariwisata telah
melakukan kegiatan pelatihan kompetensi guru SMK pada bidang keahlian Bisnis dan Pariwisata melalui
kegiatan Upskilling dan Reskilling. Salah satu rangkaian kegiatan Upskilling dan Reskilling adalah
Magang Industri. Magang industry pada guru SMK yang merupakan implementasi dari pengetahuan dan
keterampilan yang ditetapkan di industry secara nyata dan diperlukan oleh guru SMK dalam menyiapkan
siswanya terserap di industry dan dapat berwirausaha sesuai bidang keahliannya

Pada tahun 2023, BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata menyelenggarakan kegiatan Upskilling dan
Reskilling bagi Guru SMK Bisnis dan Pariwisata sesuai dengan kompetensi keahlian masing-masing.

B. Dasar Pelaksanaan
Landasan Hukum Pelaksanaan Magang Industri bagi guru SMK adalah sebagai berikut:
1. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 78, tambahan lembaran Negara RI Nomor 4301).

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas PP nomor 74 Tahun 2008
Tentang Pengembangan Profesionalitas Guru yang diarahkan untuk mengembangkan
kompetensinya.

3 Undang-undang nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara RI Tahun 2005
Nomor 157, tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4586)

4. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 Tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK);
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 Tahun 2018 tentang Standar Nasional
Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan
6. Permenpan RB Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan angka Kreditnya.
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 Tahun 2018 tentang Standar Nasional
Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan
8. Permenpan RB Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan angka Kreditnya.
9. Permenperin No 3 Tahun 2017 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Sekolah
Menengah Kejuruan Berbasis Kompetensi yang Link and Match dengan industry.
10. Perdirjen Diksi No 16 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Peningkatan Kualitas
dan Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Vokasi.
11. DIPA BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata Tahun 2023.
6
C. Tujuan Magang Industri
Magang Industri bagi Guru SMK bertujuan sebagai berikut:
1. Memberikan pengalaman nyata pola bekerja di Industri untuk dapat membekali siswanya terserap di
Industri atau dapat berwirausaha di bidangnya.
2. Mempersiapkan rancangan program pembelajaran bagi peserta didik sesuai kebutuhan industri.

7
BAB II
PERUSAHAAN / INDUSTRI

A. Profil Industri dan Struktur Organisasi

1. Profil Industri

REBORN 29
Reborn 29 adalah usaha desainer dan produk fashion milik Syukriah Rusdy dan Ata Amarullah.
Pasangan suami istri itu, membuka gerai tokonya di Lamlagang, Banda Aceh. tepatnya di Jalan Sultan
Malikul Saleh No.7e Lam Lagang Kecamatan Banda Raya, Kota Banda Aceh, Aceh. 23239. Didalam toko
itu, ragam busana bermacam model terpajang rapi. Aneka jenis pakaian tersusun, dan sebagian ditampilkan
menggunakan maniken. Pencahayaan yang selaras, membuat kesan mewah galeri tersebut. Pandemi
sangat berimbas besar pada produk Reborn 29. Seluruh produksi yang sudah di pasarkan di sejumlah mall
dan pusat perbelanjaan di Kota Jakarta dan Surabaya, terpaksa di tarik. Karena itu, kurun dua tahun
terakhir, semasa pandemi Covid-19, pihaknya fokus pada penjualan online, dan menghentikan sementara
pemasaran offline.

Hampir 10 tahun Syukriah dan suaminya merintis usaha desain busana dan memproduksi pakaian.
Perempuan yang mengaku jebolan sekolah desainer di Jakarta itu, memulai usahanya sejak 2011 silam.
Dirinya memulai Reborn 29 dengan konsep menciptakan pakaian ready to wear atau siap pakai. Dan model
seperti itu belum ada di Aceh. Karenanya dapat dikatakan, pihaknya adalah pionir dalam hal tersebut. Kala

8
memulai usaha Reborn 29, dirinya masih menyiapkan konsep, mendesain model, dan memproduksinya di
daerah lain, dan kemudian memasarkannya di Aceh.
Namun, sejak 2013, proses produksi sudah semua dilakukan dari Aceh. Hal tersebut menimbang
tanggungjawab memajukan perempuan di Aceh dalam hal pembuatan busana, dan juga sekaligus menyerap
tenaga kerja. Diawal-awal usaha, seluruh produk Reborn 29, menggunakan model penitipan di butik-butik
lain untuk penjualan dan pemasaran dengan kerjasama. Namun sejak 2013, dirinya bersama suami
memutuskan untuk membuka toko sendiri. Berbagai produk fashion Reborn 29 mendapatkan animo yang
luas dari masyarakat Aceh dan Indonesia, serta luar negeri. Hal tersebut membuat pihaknya langsung
tancap gas, dengan melakukan inovasi-inovasi terbaru.

Reborn 29 di Indonesia fashion Week 2013


Pada 2013, Reborn 29 mengikuti kegiatan Indonesia Fashion Week di Jakarta. Beberapa model
busana yang ditampilkan di ajang promosi itu mendapatkan perhatian dan animo dari para pencinta fashion.
Dan pihaknya sempat diliput oleh Majalah Muslim dan Majalah Nur. Imbas baiknya, banyak buyer yang
menghubungi pihaknya dan mengajak kerjasama, dan bahkan sejumlah pusat perbelanjaan dan mall
menawarkan Reborn 29 dapat ditempatkan disana. Dalam mendesain Reborn 29, pihaknya menawarkan
tiga konsep, dan hal itu menjadi tagline, yakni busana modest wear atau pakaian sopan, universital produk,
dapat dipakai dengan atauTanpa hijab, dan model mix and match.
Reborn 29 menembus Mancanegara Pada 2017, Reborn 29 berhasil menjejakkan brandnya di pasar
Australia. Lewat Australia Award, sejumlah pembeli di negeri Kangguru ini berminat pada model-model yang
dibuat Reborn 29. Di Australia Reborn 29 dapat satu pembeli, kini pembeli dari Australia itu kerap memesan
sejumlah model bikinan Reborn 29, dan kemudian memasarkannya di Negara itu, serta disejumlah negara
lainnya. Pembeli dari Austalia itu hanya memesan produksinya tanpa merek. Sebab disana mereka beri label
lain, dan menggunakan brand sendiri. Mereka pesan dengan volume besar, di re-label, atau tidak
menggunakan brand Reborn 29. Selain Australia, pihaknya terus gencar melakukan ekspansi, yakni
menyasar pasar Malaysia. Dan beberapa kali Reborn 29 ikut promosi produk di negeri Jiran itu. Pada
Desember 2018, Reborn 29 berhasil menjejakkan brandnya di pasar Eropa yaitu Paris, Perancis dalam
acara La Mode Sur La Seine a Paris. Disana juga busana-busana Reborn 29 diterima pasar dengan baik.

Mitra Dinas Perindustrian dan Perdagangan


Reborn 29 dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh, beberapa kali menjalin kerjasama, yakni
dengan cara mengikutsertakan Reborn 29 dalam berbagai ajang promosi. Menurut Amrul, pada 2013 pihak
Disperindag Aceh, beberapa kali mengajak Reborn 29 ikut serta dalam sejumlah pameran produksi IKM,
baik di Jakarta dan sejumlah kota lainnya. Luncurkan Sejumlah Program Dinas Perindustrian dan
Perdagangan (Disperindag) Provinsi Aceh berharap agar industri kecil dan menengah (IKM) di provinsi
paling barat Indonesia itu tetap eksis di tengah pandemi Covid-19.
Kabid Pengembangan Industri Menengah dan Aneka Disperindag Aceh, saat itu mengatakan,
pihaknya telah meluncurkan sejumlah program untuk mendukung dan menguatkan agar IKM di Aceh agar
tetap eksis di tengah pandemi. “Kita telah meluncurkan sejumlah program seperti pojok kreatif, pelatihan

9
digital marketing, pelatihan kemasan produk IKM, fasilitasi merek, dan sertifikasi halal. Program pojok kreatif
merupakan penyediaan space (ruang) di setiap café maupun lokasi wisata, untuk memajang hasil kerajinan
serta ide-ide kreatif lokal yang bisa dipasarkan kepada para pengunjung. Program pojok kreatif tersebut,
merupakan hasil kerjasama Dekranasda Aceh dengan Disperindag Aceh. Di saat pagelaran launching
perdana pojok kreatif di ARB Café, dipajang sejumlah hasil kerajinan asal Dataran Tinggi Gayo (DTG). Salah
satu cara adalah dengan meningkatkan penjualan pada sistem online.

2. Identitas Industri

Nama Industri : Reborn 29


Tahun Pendirian : Tahun 2011
Bidang usaha : Busana ready to wear
Alamat Industri : Jl. Sultan Malikul Saleh no.7e Lam Lagang
Kecamatan : Banda Raya
Kota : Banda Aceh
Postal Code 23239
Phone : (+62) 8116829029 / WhatsApp
Instagram : @Reborn_29
Website : www.reborn29.com

3. Identitas Pemilik Industri


Nama Lengkap : Syukriah Rusydi
Jabatan : Pemilik / Pimpinan Industri
Riwayat Pendidikan : Pendidikan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh

4. Logo Industri

10
5. Hasil karya Reborn 29

 Quarzazate Collection

11
 Champa Collection

age 3

12
 Insomnia Collection

13
 The Bravery Collection

14
 Gakusei Collection

15
 Culture by Nature Collection

16
ge 7

17
 Lillusion du rectangle I Collection

18
 We Are First Collection

19
 Lillusion du rectangle II Collection

20
6. Tenaga Karyawan

Jumlah tenaga karyawan per Juni 2023

NO KETERANGAN L P JUMLAH

1 Karyawan 1 9 10

7. Fasilitas Industri/ Ruang Kerja

21
22
23
8. Alat untuk produksi
1) Mesin High speed
2) Mesin Manual
3) Mesin Obras High Speed
4) Mesin untuk kaos / Walsoom
5) Mesin Bordir
6) Mesin Zoje (Sepatu corong lipit kain Serong)
7) Mesin Portable
8) Alat untuk membuat mata ayam
9) Meja seterika
10) Seterika Uap
11) Seterika biasa Philips
12) Dummy
13) Boneka wanita

9. Struktur Organisasi

24
B. Materi yang diperolah saat Magang Industri
Ada beberapa materi yang disampaikan oleh Ibu Syukriah Rusydi selaku pimpinan industri butik
Reborn 29   antara lain: 

1. Pembuatan Moodboard dengan aplikasi Canva


2. Menerapkan style dalam mendesain busana
3. Menerapkan ukuran standart pelanggan
4. Membuat pola busana dengan teknik draping
5. Membuat pola busana dengan teknik kombinasi
6. Memotong bahan
7. Menjahit busana
8. Menyelesaikan busana dengan jahitan tangan/ menghias busana

C. Kegiatan yang dilakukan selama Magang Industri


Adapun kegiatan yang dilakukan selama magang industri dibutik Reborn 29 yaitu: 
1. Pembuatan Moodboard dengan aplikasi Canva.

Kegiatan ini adalah kegiatan yang pertama sekali dilakukan sebelum membuat/ mendesain
busana. Moodboard adalah sebuah benda atau sarana pada bidang datar, berisi kumpulan
gambar, warna, dan jenis benda yang dapat menggambarkan ide seorang desainer. Di butik
Reborn 29 kami diajarkan untuk membuat moodboard menggunakan aplikasi Canva. Pada
kegiatan ini juga kami diajarkan dan berdiskusi untuk memilih bahan apa yang sesuai untuk desain
gaun yang akan kami buat.

25
2. Menerapkan style dalam mendesain busana.

Langkah kedua yaitu memilih dan menerapkan style dalam mendesain busana. Di butik Reborn 29
kami diajarkan tentang DNA Brand, dan kami juga diajarkan untuk memilih style dasar dalam
pembuatan desain busana atau gaun yang akan dibuat. Style dasar fashion yaitu Sporty Casual,
Classic Elegant, Feminine Romantic, Sexy Alluring, Exotic Dramatic, dan Art Of Beat.

3. Menerapkan ukuran standart pelanggan.


Pada kegiatan ini kami di haruskan untuk membuat dua buah gaun yaitu untuk ukuran model
menggunakan ukuran “S” dan untuk gaun peserta yaitu saya sendiri menggunakan ukuran “XL”.
Sedangkan dibutik Reborn 29 sendiri menggunakan ukuran standart “M”.

4. Membuat pola busana dengan teknik draping.


Di butik Reborn 29 kami diajarkan untuk mendraping pada dressform sesuai ukuran.

5. Membuat pola busana dengan teknik kombinasi.


Disini kami juga belajar membuat pola konstruksi sesuai ukuran tubuh pelanggan. Lanjut kami
hunting bahan yang akan dibeli untuk membuat gaun

26
6. Memotong bahan.

Setelah membuat pola, kemudian meletakkan pola pada kain dan menggunting bahan.
7. Menjahit busana.

Pada kegiatan ini, kami diajarkan untuk menjahit busana dengan sistem butik, dimana sistem butik
ini sama sekali tidak menggunakan obras. Jadi semua dikerjakan dengan mesin jahit, seperti
kampuh balik, kampuh terbuka dengan rompok/kumai serong, dan kelim kecil untuk bagian pinggir
busana.

8. Menyelesaikan busana dengan jahitan tangan/ menghias busana.


Pada tahap ini kami diajarkan untuk membuat hiasan pada gaun. Hiasan yang kami buat adalah
hiasan bunga-bunga kecil yang dibuat dari bahan organza dengan tambahan mutiara yang
kemudian bunga-bunga kecil tersebut disusun sedemikian rupa digaun yang sudah selesai dijahit.

27
BAB III
TEACHING PROJECT

A. Refleksi Kegiatan Magang Industri

Refleksi dari kegiatan magang ini adalah bahwa bisnis dan pemasaran ini sangat luas
dan semua jenis usaha pasti membutuhkan pemasaran untuk produk yang akan dijualnya.
Seperti pada rumah mode Reborn 29, tidak hanya memasarkan saja, tetapi mereka juga harus
menciptakan produk yang kreatif dan inovatif. Ketika menjual produk kepada pelanggan, bukan
hanya produk utama saja yang ditawarkan tetapi juga produk tambahan lain. Seorang
desainer harus menguasai produk yang akan dijualnya, tidak hanya produk utama. Tapi juga
produk lainnya yang menjadi benefit jika menggunakan produk tersebut. Kelebihan utama yang
dimiliki oleh rumah mode Reborn 29 salah satunya adalah busana dengan konsep ready to
wear.

28
Sebelum produk-produk busana tersebut dijual, sudah diperhitungkan biaya-biayanya dan sudah
ditentukan harga jualnya. Pemasaran secara online melalui media social dan website milik Reborn 29
dilakukan untuk umum. Reborn 29 juga bekerjasama dengan e commerce online dan reseller untuk
pemasaran produk. Saat membuat konten untuk promosi secara online di media social, biasanya
Reborn 29 akan selalu update setiap ada muncul produk baru.
Sedangkan pemasaran yang dilakukan secara offline dilakukan melalui gerai-gerai/ mall-mall
yang bekerjasama dengan Reborn 29. Atau bisa juga dengan cara para pelanggan yang datang
langsung ke rumah mode Reborn 29 untuk bertanya, melihat, dan jika sesuai langsung membeli produk
yang diinginkan oleh pelanggan.

Program Pelatihan Upskilling dan Reskilling Guru Kejuruan Bisnis dan Pariwisata
bertujuan meningkatkan profesionalisme guru SMK melalui Kerjasama yang selaras dan sesuai
dengan perkembangan dan pertumbuhan kompetensi teknis/kejuruan/kerja pada Dunia Usaha,
Dunia Industri, Dunia Kerja dalam mendukung implementasi pelaksanaan tugas profesi
berdasarkan kebutuhan Dunia Usaha, Dunia Industri, Dunia Kerja serta perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

Setelah melaksanakan program magang pelatihan Upskilling dan Reskilling bagi guru
kejuruan Tata Busana, beberapa hal yang saya peroleh diantaranya adalah :

No Kegiatan Uraian

29
1. Etos kerja dan budaya kerja - Etos kerja dan budaya kerja yang bisa kita
pelajari dari industri adalah disiplin, kreatif,
kerja keras, semangat, jujur, tanggung
jawab,kerjasama tim dan toleransi
- Kediplinan, mulai dan selesai kerja para
pegawai sesuai dengan kesepakatan
dengan pemilik usaha. Jam kerja karyawan
dari jam
09.00 wib – 17.00 wib dengan waktu
istirahat 1 jam.

- Kreatif, karyawan dituntut untuk kreatif


dalam menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi pada saat proses produksi. Hal ini
diupayakan agar masalah dapat segera
terselesaikan, meskipun pada akhirnya
akan ada bimbingan dari pendamping
industri
Kerja keras, begitu pegawai selesai
mengerjakan tugas yang diberikan, mereka
langsung meminta pekerjaan selanjutnya
dantidak menunda nunda pekerjaan.

- Semangat, meskipun mereka mendapatkan


tekanan pekerjaan, namun tetap semangat,
tanpa mengeluh dalam menjalankan
kewajibannya
- Jujur, setiap karyawan memiliki sifat jujur,
meskipun pemilik industri tidak secara
langsung mengamati gerak gerik karyawan,

30
namun sifat jujur sudah ada dalam diri
mereka. Hal ini dapat dibuktikan dengan
tidak ada barang-barang milik industri yang
hilang

- Tanggungjawab, ketika ada costumer


complain maka pegawai yang
mengerjakannya akan merevisi sesuai
dengan permintaan sampai hasil jadinya
sesuai dengan permintaan costumer
- Kerjasama tim, dalam menyelesaikan suatu
project pekerjaan busana, terlihat tim yang
sangat solid mulai dari cutting, sewing,
finishing dan menghias busana, sehingga
menghasilkan luxury dress
- Toleransi, meskipun berbeda pendapat
maupun berbeda keyakinan namun
diantara pemilik dan karyawan tetap
menjunjung tinggi toleransi

2. Tertib kerja dan kedisplinan - Sangat berkaitan, para pegawai dalam


pekerjaannya sangat disiplin terutama
dalam hal waktu sehingga tertib kerja yang
ada semakin menunjang produktivitas
pekerja.
- Keterkaitan tertib kerja dan kedisiplinan
sangat erat hubungannya, sebuah tertib
kerja di industri harus dijalankan secara
disiplin agar produk busana yang sudah
direncanakan dapat terwujud sesuai
dengan desain dan ukuran pelanggan
3. Jabatan kerja 1. Manager
Memberikan pengarahan tugas kepada
supervisor, membuat rencana
pengembangan usaha, merencanakan
promosi produk

2. Supervisor
Memeriksa kehadiran Karyawan,
Menyempaikan tugas yang diberikan

31
manajer kepada karyawan, Memberi
penjelasan kepada karyawan, memberi
solusi kepada karyawan , menerima keluhan
pelanggan

3. Fashion designer
Membuatkan desain busana berdasarkan
permintaan costumer dan memberikan
advice kepada costumer apabila costumer
sudah memiliki desain sendiri

4. Pattern maker
Mengukur dan membuat pola costumer
5. Cutting/tukang potong
Memotong bahan dan kelengkapan menjahit
berdasarkan desain dan pola yang ada

6. Operator jahit
Menjahit busana sesuai dengan desain
dengan teknik menjahit sesuai dengan
tekstilnya sampai sesuai dengan keinginan
kostumer

7. Finishing
Membersihkan sisa sisa benang dan
menempelkan aplikasi hiasan/bordir yang
sesuai pada busana dan membantu owner
ketika ada costumer fitting dan memberi
tanda apabila ada perbaikan serta
menjelaskan kembali kepada operator
jahitan ketika ada revisi jahitan

8. Tukang payet
Memperindah aplikasi yang telah
ditempelkan pada busana dengan manik-
manik dan burchi

9. Tukang bordirMembuat hiasan bordir sesuai


permintaan
4. Struktur organisasi Owner (sebagai manager, fashion designer, dan

pattern maker) cutting operator jahit


Finishing embroidery

32
5. Kompetensi selama proses 1. Desain sesuai tema
2. Pembuatan pola
kerja industri
3. Cutting
4. Menjahit

5. Penyelesaian akhir
6. Menghias busana
7. Quality control
6. Hal-hal yang baru terkait 1. Lebih teliti ketika mencari titik tubuh
2. Penerapan pembuatan pola berdasarkan
kompetensi profesional
pengalaman owner yang berbeda dengan
yang biasa dilakukan di sekolah
3. Teknik mejahit sedikit berbeda dengan yang
biasa dikerjakan
4. Membuat hiasan busana yang membutuhkan
kekreatifan
5. Kreatifitas mendesain dengan memberikan
sedikit aksen sehingga membuat desain
berbedadari yang biasanya.
6. Penyesuaian pola dasar dengan bentuk tubuh
7. Pecah pola dengan desain yang memainkan
banyak cutting.
8. Membuat desain hiasan dengan aplikasi dan
payet

33
7. Keunggulan-keunggulan 1. Disiplin dalam waktu kerja, industri Reborn 29
terkait budaya kerja, memiliki jam kerja mulai hari senin s/d sabtu
strategi pemasaran dimulai pukul 09.00 s/d 17.00 WIB, dengan
waktu istirahat jam 12.00 – 13.00WIB.
2. Kerja keras
3. Bertanggung jawab
4. Strategi pemasaran: aktif mengikuti pameran
dan fashion show. Melayani pembuatan
busana ready to wear dan pemasarannya
juga melalui offline dan on line (FB, IG,
tokopedia dan sofee)
5. Kreatifitas : Reborn 29 selalu mengikuti
kegiatan pameran dan fashion show agar
selalu exist dalam industri fashion yaitu
dengan mengeluarkan koleksi yang
desainnya berkarakter dan up to date
6. Quality Control : selalu menjaga kualitas
busana baik dari segi bahan, teknik jahit,
hiasan busana dan ketepatan ukuran pada
customer

8. Penerapan penanganan Penanganan complain costumer, dilihat melalui

complain pelanggan - Produk ready to wear yaitu memproduksi


busana wanita usia 30 tahun ke atas, karena
untuk memproduksi ready to wear
menggunakan ukuran standart maka jika ada
pembelian yang ingin menyesuaikan ukuran
maka tetap di layani

9. Penerapan komunikasi - Produk ready to wear dipasarkan melalui


kepada pelanggan pameran, fashion show dan penjualan online
(IG, FB, Tokopedia, Shopee)
10. Penerapan K3 di tempat 1. Sirkulasi udara sangat baik, dengan
industri, bangunan yang kecil tapi tinggi sehingga
udara tidak pengap
2. Pencahayaan sangat baik, selain ruangan
mendapat cahaya alami ditambah dengan

34
lampu di ruangan yang memadai serta lampu
di setiap mesin sehingga sangat membantu
proses penjahitan

3. Mesin jahit tidak dimatikan sewaktu jam


istirahat

11. Kesenjangan antara 1. Di bidang desain, ketika mendesain


kompetensi yang dipelajari seringkali anak anak belum memikirkan
bagaimana teknik menjahit busananya,
di industri dengan materi
bagaimana finishing dan menghiasnya
yang ada di sekolah 2. Menghias busana, karena hiasan yang biasa
dikerjakan anak belum maksimal dan atau
belum bernilai jual
12. Menanamkan budaya kerja Budaya kerja yang sudah diterapkan di sekolah
industri di sekolah adalah kedispinan. Cara menanamkan ke siswa
adalah

1. Penerapan one men one mesin, sehingga


targetyang diberikan tercapai
2. Membuat tuas listrik di lab. menjahit, sehingga
ketika waktu istirahat toolmen segera meng-
off kan melalui tuas tersebut sehingga anak
anak terbiasa tepat waktu baik dalam jam
istirahat ataupun jam pelajaran
3. Mengenakan alas kaki bersih di dalam lab
menjahit
4. Mengenakan pakaian kerja lab
Rambut siswa yang Panjang harus diikat, kuku
tidak boleh panjang, dan tidak mengenakan
perhiasan berlebihan
13. Pemenuhan kebutuhan Belum terpenuhi karena

industri terhadap tenaga 1. Di sekolah banyak kompetensi yang harus


kerja lulusan SMK dipelajari dengan waktu sangat terbatas,
sehingga tidak bisa mendalam, sedangkan
industri membutuhkan tenaga kerja yang
spesifik
2. Link n match antara industri dan sekolah
sudah digulirkan, tetapi belum menyentuh
sampai uji kompetensi oleh industri yang bisa
“menjamin”

35
siswa ketika melamar pekerjaan

36
14. Kewirausahaan 1. Di industri tempat magang, saya
mendapatkan ilmu mengenai strategi
pemasaran, baik secara on line maupun off
line
2. Dalam strategi pemasaran di butuhkan
anggaran yang tidak sediki kalau usaha kita
ingin dikenal luas
3. Selain melakukan promosi melalui fashion
show dan pameran, untuk mengenalkan
produk, dalam menjalankan usaha kita harus
tetap mempertahankan kualitas dan
kepercaan customer
4. Menentukan besarnya laba yang harus
diambil untuk satu produk
5. Industri membuat busana ready to wear
dengan ukuran standart

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan


Reskilling
B. Penyelarasan Kompetensi Keahlian di Industri dengan Kurikulum

a) Project 1

b) Produk yang dibuat


1) Gaun Untuk Model

c) Waktu produksi : 12 Juni 2023 s/d 21 Juni 2023

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan


Reskilling
1. Mengukur Tubuh Pelanggan Sesuai dengan Desain

Implementasi Keahlian di
No. Materi dalam Proses Analisis Kesesuaian dengan Industri Dalam
Industri Elemen Kurikulum Pembelajaran
Paradigma Baru
Hambatan/ Solusi
Kendala

1.Menganalisis desain
Deskripsi desain dibuat Elemen 6 : Membuat desain Menyediakan contoh
1.1 berdasarkan analisis Menggambar Mode masih belum sesuai proporsi yang sesuai
desain dan garis desain dengan proporsi dengan perbandingan
tubuh
sesuai SOP bahan dan tubuh, sehingga
alat
desain posisi titik tubuh

1.2 Deskripsi desain dibuat pada desain kurang


berdasarkan tepat
perbandingan
desain sesuai SOP
perbandingan tubuh
2. Menganalisi bentuk tubuh

2.1. Posisi titik dan garis Elemen 7 : 1. Tidak 5. Menyediakan


tubuh yang diukur Dasar Pola peterban atau alat
ditentukan menggunakan bantu ukur serta guru
berdasarkan anatomi peterban atau harus tegas pada
tubuh sesuai dengan alat bantu ukur siswa untuk selalu
standar yang berlaku mengikatkan
dindustri. peterban pada titik2
tubuh yang akan
2.2 Posisi titik dan garis diukur
tubuh yang akan 6. ketika mengukur
diukur ditentukan 2. Ketika mengukur
tubuh, pastikan
berdasarkan tubuh, yang
yang diukur
kebiasaan diukur tidak
memakai pakaian
berpakaian memakai pakaian
yang fit body
yang fit body
sehingga hasil
ukuran akurat

3.Mengukur

3.1 Pemesan diukur sesuai Elemen 7 : 3. Kurang jeli 6. Menganalisa


hasil analisis bentuk Dasar Pola dalam bentuk tubuh
tubuh dengan mengukur, pemesan dan
menggunakan alat- alat karena kurang disesuaikan
ukur yang standar. memperhatikan dengan ukuran
bentuk tubuh yang akan
3.2 Pengukuran tubuh yang akan diambil.
dilakukan secara diukur
sistematis sesuai 4. teknis
standar mengukur 7. Sebelum mengukur,
yang berlaku diindustri masih belum pastikan dibuat list
sistematis, terlebih dahulu
3.3 Hasil ukuran dicek sehingga bagian- bagian mana
apakah sesuai
yang diukur saja yang akan diukur
dengan batas
merasa tidak secara urut (dari
kewajaran bentuk
nyaman tubuh bagian depan
tubuh Pelanggan
ke tubuh bagian
belakang )

2. Membuat Pola dengan Teknik Kontruksi

Analisis Kesesuaian Implementasi Keahlian di


No. Materi dalam dengan Elemen Kurikulum Industri Dalam
Proses Paradigma Baru Pembelajaran
Industri
Hambatan/ Kendala Solus
i

1. Menggambar pola dasar


1.1 Alat gambar pola dan Elemen 7 : Hanya menggunakan satu Mempelajari
beberapa
tempat kerja disiapkan Dasar Pola sistem pembuatan pola teknik pembuatan
dasar. pola
sesuai dengan standar dasar yang ada di
ergonomic industri

1.2 Pola dibuat sesuai Pembuatan pola masih Mempelajari pola


banyak
ukuran badan dengan menggunakan ukuran dengan
menggunakan
menggunakan alat sedikit ukuran dan
gambar pola yang instink dalam
tepat membuat
sesuai standar yang garis pola harus terus
berlaku diindustri diasah
1.3 Merancang tata Peletakkan pola yang Mengarahkan
letak agar efektif belum peletakan pola yang
mempertimbangkan lebih efesien dan
faktor efisiensi hemat bahan
1.4 Mempersiapkan Bahan langsung dipotong Sebelum memotong
bahan untuk layak tanpa memperhatikan bahan sebaiknya
potong kondisi bahan (masih mengetahui
kusut, belum direndam karakteristik & cara
untuk kain lurik) menghandling bahan
tersebut.
2. Mengubah pola dasar sesuai desain

2.1 Pola dasar diubah Elemen 7 : 1. Kurang jeli memahami 1. Merubah pola
sesuai desain dan Dasar Pola analisa desain harus dengan
ukuran pemesanan sehingga merubah melihat desain.
dengan diberikan pola tidak sesuai Dan menganalisa
sentuhan estetik dengan desain kembali desain
sesuai SOP tersebut.
pembuatan pola di
2. Membuat garis-garis
industri setempat pola belum luwes 2. Ketika membuat
2.2 Pola dilengkapi ( terutama pada garis pola harus
tanda- tanda pola bagian pinggang ke dilatih untuk
sesuai SOP yang panggul) lebih luwes agar
digunakan oleh bentyuk pola
industry setempat lebih estetik
3. Lebih teliti dalam
3. Masih belum lengkap menuliskan
dalam memberikan identitas pola dan
tanda pola guru juga
mengoreksinya
3. Memeriksa pola
3.1 Ukuran bagian- Elemen 7 : Kurang teliti dalam Perlu dibiasakan
bagian pola diperiksa Dasar Pola mengecek ulang ukuran untuk selau
sesuai pemesan dan pemesan mengecek ulang
diperbaiki bila perlu hasil pola dengan
ukuran pemesan
untuk

memastikan kevalidan
pola
3.2 Garis dan bentuk Bentuk pola yang tidak Desain selalu
pola diperiksa sesuai sesuai dengan desain menjadi patokan
dengan desain dalam mengubah
bentuk pola
3.3 Tanda-tanda Tanda pola yang sering Lebih jeli dalam
keterangan pola diabaikan dalam pembuatan pola
diperiksa sesuai membuat agar
dengan kebutuhan pola mengingat tanda pola
4. Menggunting pola

4.1 Pola digunting tepat Elemen 7 : Menggunting pola tidak Pastikan ketika
pada garis pola Dasar Pola tepat pada garis pola membuat pola
sesuai prosedur harus
kesehatan dan menggunakan
keselamatan kerja pensil yang lancip
agar garis polanya
4.2 Alat dipilih dengan jelas
tepat
sesuai kebutuhan
5. Melakukan uji coba pola

5.1 Pola diujicoba dengan Elemen 7 : Tidak pernah menguji Dibiasakan menguji
menggunakan bahan Dasar Pola coba pola terlebih coba pola terlebih
blacu atau bahan dahulu dahulu sebelum pola
sesungguhnya pada dipotong pada
dress form atau bahan yang
langsung pada tubuh sesungguhnya
pemesan sesuai SOP
yang berlaku
5.2 Pola diperbaiki sesuai
dengan perubahan
ketepatan letak
bagian- bagian dan
desain busana
dilengkapi dengan
tanda-tanda pola

6. Menyimpan pola

6.1 Jumlah pola Elemen 7 : 1. Identitas pola 1. Melengkapi


diperiksa Dasar Pola pelanggan yang tidak identitas pola
berdasarkan desain teratur pelanggan sesuai
dengan desain
6.2 Pola dikemas,
dilengkapi
2. Penyimpanan
dengan identitas 2. Penyimpanan pola pola baiknya
pelanggan pelanggan yang tidak diurutkan
teratur berdasarkan
6.3 Pola disimpan sesuai
standar yang berlaku abjad,desain,
maupun tanggal
6.4 Jumlah pola diperiksa pemesanan
berdasarkan desain
3. Memberikan
6.5 Pola dikemas, nomor pada pola
dilengkapi 3. Pola tidak diberi nomor sehingga pada
sehingga pada saat saat diperiksa
dengan identitas
diperiksa jumlahnya sesuai,jumlah
pelanggan
tidak sesuai dengan dengan desainnya
6.6 Pola disimpan sesuai desain
standar yang berlaku

6.7 Jumlah pola diperiksa


berdasarkan desain
6.8 Pola dikemas
dilengkapi dengan
identitas
pelanggan
6.9 Pola disimpan sesuai
strandar yang berlaku

3. Memotong Bahan

Analisis Kesesuaian Implementasi Keahlian di


No. Materi dalam Proses dengan Elemen Kurikulum Industri Dalam
Paradigma Baru Pembelajaran
Industri
Hambatan/ Kendala Solusi

1. Menyiapkan tempat kerja ( meja, alat dan lain-lain

1.1 Meja potong disiapkan sesuai Elemen 7 : 1. Meja potong sudah 1. Menggunting
Dasar Pola sesuai dengan dilantai secara
dengan persyaratan persyaratan bergantian.
ergonomic
ergonomic hanya
1.2 Alat potong disiapkan dalam saja jumlahnya
terbatas
kondisi siap pakai yaitu 2. Alat potong terbatas
bersih dan tajam
1.3 Alat pendudukan (jarum 2. Membawa
pentul dan pemberat) alat
disiapakan sesuai kebutuhan
potong pribadi

2. Menyiapkan bahan

2.1 Kualitas dan kuantitas bahan Elemen 7 : Kurang jeli dalam Membuat SOP
diperiksa,disesuaikan dengan Dasar Pola melakukan dalam menyiapkan
pesanan,desain dan jumlah pemeriksaan bahan bahan sebelum
kebutuhan bahan dipotong

2.2 Bahan diperiksa, jika


terdapat kerusakan agar
memberi tanda dan
melaporkan nya
2.3 Bahan disusutkan atau
diseterika sesuai dengan
karekteristik bahan (bila perlu)
3. Meletakkan pola diatas bahan

3.1 Jumlah pola diperiksa Elemen 7 : 1. Meja potong 1. Bergantian


sesuai desain identitas Dasar Pola yang kurang menggunakan
pelanggan untuk meja potong
membentang
3.2 Bahan dibentangkan, serat kain
kain 2. Mempelajari
materi
diluruskan dan diratakan
2. Kurangnya pembelajaran
3.3 Arah serat kain,, corak kain pengetahuan tentang
dan tekstur diperhatikan tentang konstruksi konstruksi serat
sesuai dengan desain dan serat tekstil tekstil

memperhatikan efesiensi
3.4 Rancangan pola diatas
kain disemat dengan jarum
pentul/ ditindis dengan
pemberat agar posisi/letak
bahan tidak
berubah/bergeser
3.5 Rancangan pola diatas
bahan ditambahkan kampuh
dan diberi tanda pola
4. Memotong

4.1 Bahan dipotong tepat pada Elemen 7 : Menggunting pola Pastikan ketika
garis kampuh sesuai standar Dasar Pola tidak tepat pada garis membuat pola
yang berlaku pola harus
menggunakan
pensil yang lancip
Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan
Reskilling
agar garis polanya
jelas
4.2 Hasil potongan bahan Hasil potongan Ketika memotong
rata, bagian atas dan bahan tidak rata kain usahakan kain
bawah sama sesuai jangan diangkat
dengan bentuk pola
4.3 K3 diterapkan pada Dalam bekerja Menerapkan
setiap kegiatan kurang kembali dan
memperhatikan K3 meningkatkan K3
serta 5R pada saat
bekerja

5. Memindahkan tanda-tanda pola pada bahan

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan


Reskilling
5.1 Alat pemberi tanda Elemen 7 : 1. Tidak semua 1. Memindahkan
disiapakan dan sesuai Dasar Pola tanda- tanda tanda tanda pola
dengan tekstur dan warna pola dipindahkan yang dibutuhkan
bahan pada saat
menjahit
5.2 Tanda-tanda pola dipindahkan
pada bahan berdasarkan
kebutuhan penjahit sesuai 2. Dalam bekerja 2. Menerapkan
dengan standar yang berlaku kurang kembali dan
memperhatikan meningkatkan
5.3 K3 diterapkan pada K3 K3 serta 5R
setiap kegiatan pada saat
bekerja
6. Mengemas

6.1 Pola dilepaskan dari bahan Elemen 7 : Pola dilepas tanpa Melepaskan pola
sesuai urutan pola Dasar Pola urutan pola sesuai urutan pola
6.2 Potongan bahan dikemas Potongan bahan Potongan bahan
dalam kemasan atau diikat dikemas dalam harus dikemas
dengan satu sesuai dengan
identitas yang diperlukan ikatan tanpa identitas identitas yang
perlukan

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan


Reskilling
4. Menjahit dengan Mesin

Analisis Kesesuaian Implementasi Keahlian di


No. Materi dalam Proses dengan Elemen Kurikulum Industri Dalam
Paradigma Baru Pembelajaran
Industri
Hambatan/ Solus
Kendala i

1. Menyiapkan tempat kerja dan alat


1.1 Tempat kerja disiapkan Elemen 8 : Tempat kerja yang Menyiapkan dan
dengan
memperhatikan kesehatan Teknik Dasar Menjahit disiapkan kurang mempersiapkan
dan tempat

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan


Reskilling
keselamatan kerja memenuhi standar kerja yang memenuhi
K3
1.2 Mesin jahit yang layak pakai & 5R standar K3 dan 5R
disiapkan sesuai kebutuhan

1.3 Alat jahit dibersihkan dalam


kondisi siap pakai

2. Menyiapkan mesin jahit

2.1 Kumparan benang diisi Elemen 8 : 1. Gulungan 1. Menggulung


penuh dengan benang dan kumparan pada kumparan pada
rata kapasitas Teknik Dasar Menjahit beberapa mesin mesin jahit yang
jahit tidak normal/baik secara
2.2 Tegangan benang diatur berfungsi dengan bergantian
sesuai baik
dengan spesifikasi bahan 2. Lab. Jahit diberi
2.3 Jarak setikan diatur 2. Siswa belum panduan
sesuai dengan terlalu paham ketentuan SPI
spesifikasi bahan dalam mengatur sesuai dengan
SPI sesuai jenis bahan
2.4 Jarum dipasang sesuai dengan jenis
prosedur bahan

2.5 Kumparan dan sekoci


dipasang pada rumah
sekoci sesuai
prosedur
2.6 Benang jahit bagian atas
dipasang pada mesin jahit
sesuai

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan


Reskilling
prosedur
3. Mengoperasikan mesin jahit

3.1 Setikan mesin dicobakan Elemen 8 : Dalam mengecek Pastikan ketika


pada kain tepat pada garis hasil setikan/jahitan mengecek hasil
lurus,lengkung,sudut dan Teknik Dasar Menjahit masih jahitan, gunakan kain
lain- menggunakan kain yang akan dibuat
yang tidak sesuai produk
lain
3.2 Jahitan diperiksa apakah
setikan sudah sesuai dengan
standar jahitan jenis bahan,
bila belum
disesuaikan

4. Menjahit bagian-bagian busana

4.1 Bagian-bagian diperiksa Elemen 8 : Teknik menjahit Dalam menjahit


kelengkapannya sesuai yang digunakan sebaiknya dipantau
desain Teknik Dasar Menjahit kurang
langkah demi
4.2 Bagia-bagian busana dijahit sesuai dengan langkah sesuai
standar industri standar industri
sesuai prosedur

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan


Reskilling
4.3 Busana diselesaikan
sesuai dengan teknik
menjahit yang tepat
4.3 Busana diselesaikan
sesuai dengan teknik
menjahit yang tepat
4.4 Sikap kerja disesuaikan
dengan kesehatan dan
keselamatan
kerja

5. Menyelesaikan Busana dengan Jahitan Tangan

Implementasi Keahlian di
No. Materi dalam Analisis Kesesuaian dengan Industri Dalam
Proses Elemen Kurikulum Pembelajaran
Industri Paradigma Baru
Hambatan/ Solus
Kendala i

1. Menyiapkan tempat kerja dan alat

1.1 Tempat kerja Elemen 8 : 1. Tempat kerja 1. Menyiapkan dan


Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan
Reskilling
disiapkan dengan Teknik Dasar Menjahit yang disiapkan mempersiapkan tempat
memperlihatkan kurang kerja yang memenuhi
kesehatan dan memenuhi standar K3
keselamatan kerja standar K3
1.2. Peralatan jahit yang

layak pakai disiapkan 2. Peralatan jahit 2. Mempersiapkan


sesuai dengan kurang alat jahit sendiri
kebutuhan disiapkan sesuai kebutuhan
sesuai
1.3 Busana dan bahan- kebutuhan
bahan pelengkap, 3. Guru mengingatkan
disiapkan sesuai dimalam hari melalui
kebutuhan 3. Pakaian kerja Wa grup untuk
sering menyiapkan baju
ketinggalan praktek dan
dimasukkan ke tas
masing-masing

2. Menjahit busana dengan alat jahit tangan


2.1 Alat jahit tangan Elemen 8 : Budaya kerja Guru selalu
sesuai mengingatkan
digunakan sesuai Teknik Dasar Menjahit dengan standar kedisiplinan dan sikap
dengan kerja
fungsi dengan sikap industri belum bisa sesuai dengan standar
kerja yang benar diterapkan industri

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan


Reskilling
2.2 Penyelesaian sepenuhnya
pelengkap
busana dikerjakan
dengan teknik jahit
yang
sesuai

2.3 Pemasangan
pelengkap
busana diperhatikan
kerapihan dan
kebersihan

3. Memelihara dan menyimpan alat jahit tangan

3.1 Alat jahit tangan Elemen 8 : 1. Penyimpanan 1. Menyimpan alat


disimpan sesuai SOP alat jahit tangan jahit sesuai
Teknik Dasar Menjahit yang dengan SOP
3.2 Alat jahit dipelihara digabungkan
secara periodic dengan alat lain
sesuai SOP
3.3 Alat jahit dicatat 2. Tidak ada
sesuai inventaris 2. Alat jahit dicatat
inventaris alat
sesuai inventaris
jahit
secara berkala

6. Memelihara Alat Jahit

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan


Reskilling
Analisis Implementasi Keahlian di
Kesesuaian Industri Dalam
dengan Pembelajaran
No. Materi dalam Proses Elemen
Industri Kurikulum
Hambatan/ Kendala Solusi
Paradigma
Baru
1. Menyiapkan alat dan tempat kerja

1.1 Tempat kerja disiapkan Elemen 8 : Tempat kerja yang disiapkan Menyiapkan dan
dengan memperhatikan Teknik Dasar kurang memenuhi standar K3 mempersiapkan tempat kerja
kesehatan dan keselamatan Menjahit dan standar ergonomic yang memenuhi standar K3
kerja dan standar dan standar ergonomic
ergonomic
1.2 Alat jahit dan alat bantu jahit Alat jahit dan alat bantu yang Menyiapkan alat jahit dan alat
serta alat pendukung disiapkan disiapkan kurang memenuhi bantu yang memenuhi standar
dan diatur sesuai persyaratan standar K3 dan standar K3 dan standar ergonomic
ergonomic ergonomic
1.3 Alat dan bahan pemeliharaan Prinsip 5R belum Menggiatkan kembali 5R
disiapkan ditempat yang aman sepenuhnya dilaksanakan dalam pembelajran prakek
dan
rapi
2. Memelihara dan memperbaiki alat jahit dan alat bantu jahit

2.1 Alat jahit di identifikasikan Elemen 8 : 1. Tidak ada inventaris alat jahit 1. Alat jahit dicatat
sesuai fungsinya dan Teknik Dasar sesuai inventaris
dilakukan inventaris. Menjahit secara berkala
2. Tidak ada 2. Melakukan
2.2 Alat jahit dan alat bantu jahit pencatatan/dokument pencatatan/dokument
diperiksa dan dilakukan asi tentang kondisi asi tentang kondisi
pencatatan/dokumentasi tentang alat alat
Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan
Reskilling
kondisi alat.
2.3 Alat jahit/alat bantu jahit dirawat
secara rutin sesuai prosedur
2.4 Alat dan bahan pemeliharaan
digunakan berdasarkan
fungsinya

2.5 Alat jahit diperbaiki bila


terjadi kerusakan kecil
sesuai SOP
2.6 Alat jahit diperiksa bila terjadi
kerusakan berat
direkomendasikan untuk
disservice
2.7 Alat jahitt disimpan ditempat
yang aman, rapi dan selalu
dalam
kondisi siap pakai sesuai
standard

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan


Reskilling
7. Melakukan Penyelesaian Akhir Busana ( Finishing )

Analisis Implementasi Keahlian di


Kesesuaian Industri Dalam
No. Materi dalam Proses dengan Elemen Pembelajaran
Industri Kurikulum
Paradigma Baru Hambatan/ Kendala Solusi

1. Mencuci busana
1.1 Bahan tekstil diindentifikasi Elemen 8 : Tidak ada Mengidentifikasikan bahan
berdasarkan asal bahan dan Teknik Dasar pengidentifikasian bahan dan pengaruhnya terhadap
Menjahit
bagaimana pengaruhnya dan pengaruhnya proses pencucian
dalam terhadap
proses pencucian proses pencucian

1.2 “Wash Auxellary”diidentifikasi


sesuai untuk jenis bahan
busana
yang akan dicuci dan
berdasarkan
takaran yang tepat

2. Menyeterika busana

2.1 Peralatan steaming Elemen 8 : 1. Jumlah steaming 1. Menambah


disiapkan sesuai dengan tidak sesuai peralatan steaming
kebutuhan busana yang Teknik Dasar dengan busana
akan disteam/diseterika Menjahit yang akan di

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan


Reskilling
seterika 2. Mengganti alas kain
seterika dengan yang
2.2 Pengaturan suhu/temperature, baru
uap disesuaikan dengan jenis
bahan 2. Alas kain yang
digunakan sudah
busana kotor
2.3 Busana diseterika dengan
rata, licin dan bersih
dengan menggunakan alas
kain putih
3. Mengemas busana

3.1 Sisa-sisa benang pada Elemen 8 : Sisa-sisa benang Menggunting sisa-sisa


busana digunting tampak belum digunting benang pada busana
rapi Teknik Dasar
Menjahit
3.2 Label harga dan Tidak memberi label Memberi label pada
atributnya dilekatkan pada usana busana yang telah
melalui proses dibuat
labelling busana
3.3 Busana dilipat sesuai Belum melipat Melipat busana sesuai
prosedur yang berlaku busana sesuai dengan prosedur
dengan memperhatikan bengan prosedur
busana
3.4 Busana dikemas sesuai Tidak mengemas Mengemas busana
prosedur yang berlaku busana sesuai sesuai dengan
dengan memperhatikan prosedur prosedur
keindahan
4. Menyimpan
4.1 Busana disimpan dengan Elemen 8 : Penataan tempat Menata ulang tempat
Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan
Reskilling
teknik yang benar sesuai Teknik Dasar penyimpanan kurang penyimpanan
dengan prosedur Menjahit rapi
4.2 Busana disimpan Tidak ada Membuat tempat
dengan sistematis penyimpanan busana penyimpanan sistematis
(sesuai tanggal secara sistematis
pengambilan,warna dan lain-
lain)

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan


Reskilling
a) Project 2

b) Produk yang dibuat

1) Gaun Untuk Peserta

c) Waktu produksi : 12 Juni 2023 s/d 21 September 2023

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan


Reskilling
1. Mengukur Tubuh Pelanggan Sesuai dengan Desain

Implementasi Keahlian di
No. Materi dalam Proses Analisis Kesesuaian dengan Industri Dalam
Industri Elemen Kurikulum Pembelajaran
Paradigma Baru
Hambatan/ Solusi
Kendala

1.Menganalisis desain
Deskripsi desain dibuat Elemen 6 : Membuat desain Menyediakan contoh
1.1 berdasarkan analisis Menggambar Mode masih belum sesuai proporsi yang sesuai
desain dan garis desain dengan proporsi dengan perbandingan
tubuh
sesuai SOP bahan dan tubuh, sehingga
alat
desain posisi titik tubuh

1.2 Deskripsi desain dibuat pada desain kurang

berdasarkan tepat
perbandingan
desain sesuai SOP
perbandingan tubuh

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan


Reskilling
2. Menganalisi bentuk tubuh

2.1. Posisi titik dan garis Elemen 7 : 1. Tidak 1. Menyediakan


tubuh yang diukur Dasar Pola peterban atau alat
ditentukan menggunakan bantu ukur serta guru
berdasarkan anatomi peterban atau harus tegas pada
tubuh sesuai dengan alat bantu ukur siswa untuk selalu
standar yang berlaku mengikatkan
dindustri. peterban pada titik2
tubuh yang akan
2.2 Posisi titik dan garis diukur
tubuh yang akan 2. ketika mengukur
diukur ditentukan 2. Ketika mengukur
tubuh, pastikan
berdasarkan tubuh, yang
yang diukur
kebiasaan diukur tidak
memakai pakaian
berpakaian memakai pakaian
yang fit body
yang fit body
sehingga hasil
ukuran akurat

3.Mengukur

3.1 Pemesan diukur sesuai Elemen 7 : 1. Kurang jeli 1. Menganalisa


hasil analisis bentuk Dasar Pola dalam bentuk tubuh
tubuh dengan mengukur, pemesan dan
menggunakan alat- alat karena kurang disesuaikan
ukur yang standar. memperhatikan dengan ukuran
bentuk tubuh yang akan
3.2 Pengukuran tubuh yang akan diambil.
dilakukan secara diukur
sistematis sesuai 2. teknis
standar mengukur 2. Sebelum mengukur,
masih belum pastikan dibuat list
yang berlaku diindustri
terlebih dahulu

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan


Reskilling
3.3 Hasil ukuran dicek sistematis, bagian- bagian mana
apakah sesuai sehingga saja yang akan diukur
dengan batas yang diukur secara urut (dari
kewajaran bentuk merasa tidak tubuh bagian depan
tubuh Pelanggan nyaman ke tubuh bagian
belakang )

2. Membuat Pola dengan Teknik Kontruksi

Analisis Kesesuaian Implementasi Keahlian di


No. Materi dalam dengan Elemen Kurikulum Industri Dalam
Proses Paradigma Baru Pembelajaran
Industri
Hambatan/ Kendala Solusi

1. Menggambar pola dasar


1.1 Alat gambar pola dan Elemen 7 : Hanya menggunakan satu Mempelajari
beberapa
tempat kerja disiapkan Dasar Pola sistem pembuatan pola teknik pembuatan
dasar. pola
sesuai dengan standar dasar yang ada di
ergonomic industri

1.2 Pola dibuat sesuai Pembuatan pola masih Mempelajari pola


banyak
Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan
Reskilling
ukuran badan dengan menggunakan ukuran dengan
menggunakan
menggunakan alat sedikit ukuran dan
gambar pola yang instink dalam
tepat membuat

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan


Reskilling
sesuai standar yang garis pola harus terus
berlaku diindustri diasah
1.3 Merancang tata Peletakkan pola yang Mengarahkan
letak agar efektif belum peletakan pola yang
mempertimbangkan lebih efesien dan
faktor efisiensi hemat bahan
1.4 Mempersiapkan Bahan langsung dipotong Sebelum memotong
bahan untuk layak tanpa memperhatikan bahan sebaiknya
potong kondisi bahan (masih mengetahui
kusut, belum direndam karakteristik & cara
untuk kain lurik) menghandling bahan
tersebut.
2. Mengubah pola dasar sesuai desain

2.1 Pola dasar diubah Elemen 7 : 1. Kurang jeli memahami 1. Merubah pola
sesuai desain dan Dasar Pola analisa desain harus dengan
ukuran pemesanan sehingga merubah melihat desain.
dengan diberikan pola tidak sesuai Dan menganalisa
sentuhan estetik dengan desain kembali desain
sesuai SOP tersebut.
pembuatan pola di
2. Membuat garis-garis
industri setempat pola belum luwes 2. Ketika membuat

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan


Reskilling
2.2 Pola dilengkapi ( terutama pada garis pola harus
tanda- tanda pola bagian pinggang ke dilatih untuk
sesuai SOP yang panggul) lebih luwes agar
digunakan oleh bentyuk pola
industry setempat lebih estetik
3. Lebih teliti dalam
3. Masih belum lengkap menuliskan
dalam memberikan identitas pola dan
tanda pola guru juga
mengoreksinya
3. Memeriksa pola
3.1 Ukuran bagian- Elemen 7 : Kurang teliti dalam Perlu dibiasakan
bagian pola diperiksa Dasar Pola mengecek ulang ukuran untuk selau
sesuai pemesan dan pemesan mengecek ulang
diperbaiki bila perlu hasil pola dengan
ukuran pemesan
untuk

memastikan kevalidan
pola
3.2 Garis dan bentuk Bentuk pola yang tidak Desain selalu
pola diperiksa sesuai sesuai dengan desain menjadi patokan
dengan desain dalam mengubah
bentuk pola
3.3 Tanda-tanda Tanda pola yang sering Lebih jeli dalam
keterangan pola diabaikan dalam pembuatan pola
diperiksa sesuai membuat agar
dengan kebutuhan pola mengingat tanda pola

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan


Reskilling
4. Menggunting pola

4.1 Pola digunting tepat Elemen 7 : Menggunting pola tidak Pastikan ketika
pada garis pola Dasar Pola tepat pada garis pola membuat pola
sesuai prosedur harus
kesehatan dan menggunakan
keselamatan kerja pensil yang lancip
agar garis polanya
4.2 Alat dipilih dengan jelas
tepat
sesuai kebutuhan
5. Melakukan uji coba pola

5.1 Pola diujicoba dengan Elemen 7 : Tidak pernah menguji Dibiasakan menguji
menggunakan bahan Dasar Pola coba pola terlebih coba pola terlebih
blacu atau bahan dahulu dahulu sebelum pola
sesungguhnya pada dipotong pada
dress form atau bahan yang
langsung pada tubuh sesungguhnya
pemesan sesuai SOP
yang berlaku
5.2 Pola diperbaiki sesuai
dengan perubahan
ketepatan letak
bagian- bagian dan
desain busana
dilengkapi dengan
tanda-tanda pola

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan


Reskilling
6. Menyimpan pola

6.1 Jumlah pola Elemen 7 : 1. Identitas pola 1. Melengkapi


diperiksa Dasar Pola pelanggan yang tidak identitas pola
berdasarkan desain teratur pelanggan sesuai
dengan desain
6.2 Pola dikemas,
dilengkapi
2. Penyimpanan
dengan identitas 2. Penyimpanan pola pola baiknya
pelanggan pelanggan yang tidak diurutkan
teratur berdasarkan
6.3 Pola disimpan sesuai
standar yang berlaku abjad,desain,
maupun tanggal
6.4 Jumlah pola diperiksa pemesanan
berdasarkan desain
3. Memberikan
6.5 Pola dikemas, nomor pada pola
dilengkapi 3. Pola tidak diberi nomor sehingga pada
sehingga pada saat saat diperiksa
dengan identitas
diperiksa jumlahnya sesuai,jumlah
pelanggan
tidak sesuai dengan dengan desainnya
6.6 Pola disimpan sesuai desain

standar yang berlaku


6.7 Jumlah pola diperiksa
berdasarkan desain
6.8 Pola dikemas
dilengkapi dengan
identitas
pelanggan

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan


Reskilling
6.9 Pola disimpan sesuai
strandar yang berlaku

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan


Reskilling
3. Memotong Bahan

Analisis Kesesuaian Implementasi Keahlian di


No. Materi dalam Proses dengan Elemen Kurikulum Industri Dalam
Paradigma Baru Pembelajaran
Industri
Hambatan/ Kendala Solusi

1. Menyiapkan tempat kerja ( meja, alat dan lain-lain

1.1 Meja potong disiapkan sesuai Elemen 7 : 1. Meja potong sudah 1. Menggunting
Dasar Pola sesuai dengan dilantai secara
dengan persyaratan persyaratan bergantian.
ergonomic
ergonomic hanya
1.2 Alat potong disiapkan dalam saja jumlahnya
terbatas
kondisi siap pakai yaitu 2. Alat potong terbatas
bersih dan tajam
1.3 Alat pendudukan (jarum 2. Membawa
pentul dan pemberat) alat
disiapakan sesuai kebutuhan
potong pribadi

2. Menyiapkan bahan

2.1 Kualitas dan kuantitas bahan Elemen 7 : Kurang jeli dalam Membuat SOP
diperiksa,disesuaikan dengan Dasar Pola melakukan dalam menyiapkan
pesanan,desain dan jumlah pemeriksaan bahan bahan sebelum
kebutuhan bahan dipotong

2.2 Bahan diperiksa, jika


terdapat kerusakan agar

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan


Reskilling
memberi tanda dan
melaporkan nya
2.3 Bahan disusutkan atau
diseterika sesuai dengan
karekteristik bahan (bila perlu)

3. Meletakkan pola diatas bahan

3.1 Jumlah pola diperiksa Elemen 7 : 1. Meja potong 1. Bergantian


sesuai desain identitas Dasar Pola yang kurang menggunakan
pelanggan untuk meja potong
membentang
3.2 Bahan dibentangkan, serat kain
kain 2. Mempelajari
materi
diluruskan dan diratakan
2. Kurangnya pembelajaran
3.3 Arah serat kain,, corak kain pengetahuan tentang
dan tekstur diperhatikan tentang konstruksi konstruksi serat
sesuai dengan desain dan serat tekstil tekstil

memperhatikan efesiensi
3.4 Rancangan pola diatas
kain disemat dengan jarum
pentul/ ditindis dengan
pemberat agar posisi/letak
bahan tidak
berubah/bergeser
3.5 Rancangan pola diatas
bahan ditambahkan kampuh
dan diberi tanda pola
4. Memotong
Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan
Reskilling
4.1 Bahan dipotong tepat pada Elemen 7 : Menggunting pola Pastikan ketika
garis kampuh sesuai standar Dasar Pola tidak tepat pada garis membuat pola
yang berlaku pola harus
menggunakan
pensil yang lancip
agar garis polanya
jelas
4.2 Hasil potongan bahan Hasil potongan Ketika memotong
rata, bagian atas dan bahan tidak rata kain usahakan kain
bawah sama sesuai jangan diangkat
dengan bentuk pola
4.3 K3 diterapkan pada Dalam bekerja Menerapkan
setiap kegiatan kurang kembali dan
memperhatikan K3 meningkatkan K3
serta 5R pada saat
bekerja
5. Memindahkan tanda-tanda pola pada bahan

5.1 Alat pemberi tanda Elemen 7 : 1. Tidak semua 1. Memindahkan


disiapakan dan sesuai Dasar Pola tanda- tanda tanda tanda pola
dengan tekstur dan warna pola dipindahkan yang dibutuhkan
bahan pada saat
menjahit
5.2 Tanda-tanda pola dipindahkan
pada bahan berdasarkan
2. Dalam bekerja
Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan
Reskilling
kebutuhan penjahit sesuai kurang 2. Menerapkan
dengan standar yang berlaku memperhatikan kembali dan
K3 meningkatkan
5.3 K3 diterapkan pada K3 serta 5R
setiap kegiatan pada saat
bekerja
6. Mengemas

6.1 Pola dilepaskan dari bahan Elemen 7 : Pola dilepas tanpa Melepaskan pola
sesuai urutan pola Dasar Pola urutan pola sesuai urutan pola
6.2 Potongan bahan dikemas Potongan bahan Potongan bahan
dalam kemasan atau diikat dikemas dalam harus dikemas
dengan satu sesuai dengan
identitas yang diperlukan ikatan tanpa identitas identitas yang
perlukan

4. Menjahit dengan Mesin

Analisis Kesesuaian Implementasi Keahlian di


No. Materi dalam Proses dengan Elemen Kurikulum Industri Dalam
Paradigma Baru Pembelajaran
Industri
Hambatan/ Solusi
Kendala

1. Menyiapkan tempat kerja dan alat


1.1 Tempat kerja disiapkan Elemen 8 : Tempat kerja yang Menyiapkan dan
dengan

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan


Reskilling
memperhatikan kesehatan Teknik Dasar Menjahit disiapkan kurang mempersiapkan
dan tempat
keselamatan kerja memenuhi standar kerja yang memenuhi
K3
1.2 Mesin jahit yang layak pakai & 5R standar K3 dan 5R
disiapkan sesuai kebutuhan

1.3 Alat jahit dibersihkan


dalam kondisi siap pakai
2. Menyiapkan mesin jahit

2.1 Kumparan benang diisi Elemen 8 : 1. Gulungan 1. Menggulung


penuh kumparan pada kumparan pada
Teknik Dasar Menjahit beberapa mesin mesin jahit yang
dengan benang dan jahit tidak normal/baik secara
rata kapasitas berfungsi dengan bergantian
2.2 Tegangan benang diatur baik
sesuai dengan spesifikasi 2. Lab. Jahit diberi
bahan 2. Siswa belum panduan
2.3 Jarak setikan diatur sesuai terlalu paham ketentuan SPI
dalam mengatur sesuai dengan
dengan spesifikasi bahan SPI sesuai jenis bahan
dengan jenis
2.4 Jarum dipasang sesuai bahan
prosedur

2.5 Kumparan dan sekoci


dipasang pada rumah
sekoci sesuai prosedur
2.6 Benang jahit bagian atas
dipasang pada mesin jahit
sesuai
Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan
Reskilling
prosedur

3. Mengoperasikan mesin jahit

3.1 Setikan mesin dicobakan Elemen 8 : Dalam mengecek Pastikan ketika


pada kain tepat pada garis hasil setikan/jahitan mengecek hasil
lurus,lengkung,sudut dan Teknik Dasar Menjahit masih jahitan, gunakan kain
lain- lain menggunakan kain yang akan dibuat
yang tidak sesuai produk
3.2 Jahitan diperiksa apakah
setikan sudah sesuai dengan
standar
jahitan jenis bahan, bila
belum disesuaikan
4. Menjahit bagian-bagian busana

4.1 Bagian-bagian diperiksa Elemen 8 : Teknik menjahit Dalam menjahit


kelengkapannya sesuai yang digunakan sebaiknya dipantau
desain Teknik Dasar Menjahit kurang sesuai langkah demi
dengan standar langkah
4.2 Bagia-bagian busana dijahit
industri sesuai standar industri
sesuai prosedur

4.3 Busana diselesaikan


sesuai dengan teknik

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan


Reskilling
menjahit yang tepat
4.3 Busana diselesaikan
sesuai dengan teknik
menjahit yang tepat
4.4 Sikap kerja disesuaikan
dengan kesehatan dan
keselamatan
kerja

5. Menyelesaikan Busana dengan Jahitan Tangan

Implementasi Keahlian di
No. Materi dalam Analisis Kesesuaian dengan Industri Dalam
Proses Elemen Kurikulum Pembelajaran
Industri Paradigma Baru
Hambatan/ Solus
Kendala i

1. Menyiapkan tempat kerja dan alat

1.1 Tempat kerja Elemen 8 : 1. Tempat kerja 1. Menyiapkan dan


disiapkan dengan yang disiapkan mempersiapkan tempat
memperlihatkan Teknik Dasar Menjahit kurang kerja yang memenuhi
kesehatan dan memenuhi standar K3
keselamatan kerja standar K3
1.2. Peralatan jahit
yang layak pakai
disiapkan 2. Peralatan jahit 2. Mempersiapkan
kurang alat jahit sendiri
sesuai dengan

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan


Reskilling
kebutuhan disiapkan sesuai kebutuhan
sesuai
1.3 Busana dan bahan- kebutuhan
bahan pelengkap, 3. Guru mengingatkan
disiapkan sesuai dimalam hari melalui
kebutuhan 3. Pakaian kerja Wa grup untuk
sering menyiapkan baju
ketinggalan praktek dan
dimasukkan ke tas
masing-masing

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan


Reskilling
2. Menjahit busana dengan alat jahit tangan
2.1 Alat jahit tangan Elemen 8 : Budaya kerja Guru selalu
sesuai mengingatkan
digunakan sesuai Teknik Dasar Menjahit dengan standar kedisiplinan dan sikap
dengan kerja
fungsi dengan sikap industri belum bisa sesuai dengan standar
kerja yang benar diterapkan industri

2.2 Penyelesaian sepenuhnya


pelengkap
busana dikerjakan
dengan teknik jahit
yang
sesuai

2.3 Pemasangan
pelengkap
busana diperhatikan
kerapihan dan
kebersihan

3. Memelihara dan menyimpan alat jahit tangan

3.1 Alat jahit tangan Elemen 8 : 1. Penyimpanan 1. Menyimpan alat

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan


Reskilling
disimpan sesuai Teknik Dasar Menjahit alat jahit tangan jahit sesuai
SOP yang dengan SOP
digabungkan
3.2 Alat jahit dipelihara dengan alat lain
secara periodic
sesuai
SOP
2. Alat jahit dicatat
3.3 Alat jahit dicatat 2. Tidak ada sesuai inventaris
sesuai inventaris secara berkala
inventaris alat
jahit

6. Memelihara Alat Jahit

Analisis Implementasi Keahlian di


Kesesuaian Industri Dalam
dengan Pembelajaran
No. Materi dalam Proses Elemen
Industri Kurikulum
Hambatan/ Kendala Solusi
Paradigma
Baru
1. Menyiapkan alat dan tempat kerja

1.1 Tempat kerja disiapkan Elemen 8 : Tempat kerja yang disiapkan Menyiapkan dan
dengan memperhatikan Teknik Dasar kurang memenuhi standar K3 mempersiapkan tempat kerja
kesehatan dan keselamatan Menjahit dan standar ergonomic yang memenuhi standar K3
kerja dan standar dan standar ergonomic

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan


Reskilling
ergonomic
1.2 Alat jahit dan alat bantu jahit Alat jahit dan alat bantu yang Menyiapkan alat jahit dan alat
serta alat pendukung disiapkan disiapkan kurang memenuhi bantu yang memenuhi standar
dan diatur sesuai persyaratan standar K3 dan standar K3 dan standar ergonomic
ergonomic ergonomic
1.3 Alat dan bahan pemeliharaan Prinsip 5R belum Menggiatkan kembali 5R
disiapkan ditempat yang aman sepenuhnya dilaksanakan dalam pembelajran prakek
dan
rapi
2. Memelihara dan memperbaiki alat jahit dan alat bantu jahit

2.1 Alat jahit di identifikasikan Elemen 8 : 1. Tidak ada inventaris alat jahit 1. Alat jahit dicatat
sesuai fungsinya dan Teknik Dasar sesuai inventaris
dilakukan inventaris. Menjahit secara berkala
2. Tidak ada 2. Melakukan
2.2 Alat jahit dan alat bantu jahit pencatatan/dokument pencatatan/dokument
diperiksa dan dilakukan asi tentang kondisi asi tentang kondisi
pencatatan/dokumentasi tentang alat alat
kondisi alat.
2.3 Alat jahit/alat bantu jahit dirawat
secara rutin sesuai prosedur
2.4 Alat dan bahan pemeliharaan
digunakan berdasarkan
fungsinya

2.5 Alat jahit diperbaiki bila


terjadi kerusakan kecil
sesuai SOP

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan


Reskilling
2.6 Alat jahit diperiksa bila terjadi
kerusakan berat
direkomendasikan untuk
disservice
2.7 Alat jahitt disimpan ditempat
yang aman, rapi dan selalu
dalam
kondisi siap pakai sesuai
standard

7. Melakukan Penyelesaian Akhir Busana ( Finishing )

Analisis Implementasi Keahlian di


Kesesuaian Industri Dalam
No. Materi dalam Proses dengan Elemen Pembelajaran
Industri Kurikulum
Hambatan/ Kendala Solusi

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan


Reskilling
Paradigma Baru
1. Mencuci busana
1.1 Bahan tekstil diindentifikasi Elemen 8 : Tidak ada Mengidentifikasikan bahan
berdasarkan asal bahan dan Teknik Dasar pengidentifikasian bahan dan pengaruhnya terhadap
Menjahit
bagaimana pengaruhnya dan pengaruhnya proses pencucian
dalam terhadap
proses pencucian proses pencucian

1.2 “Wash Auxellary”diidentifikasi


sesuai untuk jenis bahan
busana
yang akan dicuci dan
berdasarkan
takaran yang tepat

2. Menyeterika busana

2.1 Peralatan steaming Elemen 8 : 1. Jumlah steaming 1. Menambah


disiapkan sesuai dengan tidak sesuai peralatan steaming
kebutuhan busana yang Teknik Dasar dengan busana
akan disteam/diseterika Menjahit yang akan di
seterika

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan


Reskilling
2.2 Pengaturan suhu/temperature, 2. Mengganti alas kain
uap disesuaikan dengan jenis seterika dengan yang
bahan 2. Alas kain yang baru
digunakan sudah
busana kotor
2.3 Busana diseterika dengan
rata, licin dan bersih
dengan menggunakan alas
kain putih
3. Mengemas busana

3.1 Sisa-sisa benang pada Elemen 8 : Sisa-sisa benang Menggunting sisa-sisa


busana digunting tampak belum digunting benang pada busana
rapi Teknik Dasar
Menjahit
3.2 Label harga dan Tidak memberi label Memberi label pada
atributnya dilekatkan pada usana busana yang telah
melalui proses dibuat
labelling busana
3.3 Busana dilipat sesuai Belum melipat Melipat busana sesuai
prosedur yang berlaku busana sesuai dengan prosedur
dengan memperhatikan bengan prosedur
busana
3.4 Busana dikemas sesuai Tidak mengemas Mengemas busana
prosedur yang berlaku busana sesuai sesuai dengan
dengan memperhatikan prosedur prosedur
keindahan
4. Menyimpan

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan


Reskilling
4.1 Busana disimpan dengan Elemen 8 : Penataan tempat Menata ulang tempat
teknik yang benar sesuai penyimpanan kurang penyimpanan
dengan prosedur Teknik Dasar rapi
Menjahit
4.2 Busana disimpan Tidak ada Membuat tempat
dengan sistematis penyimpanan busana penyimpanan sistematis
(sesuai tanggal secara sistematis
pengambilan,warna dan lain-
lain)

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan


Reskilling
C.Implementasi Keahlian di Industri dengan Aspek Kewirausahaan

No Aspek Inovasi dan Analisis SWOT Prioritas


Kewirausahaan Rencana Kegiatan yang
Pelaksanaan akan
Kegiatan dikembangkan
Pembelajaran

Berbasis
Produksi di Kekuatan (S) Kelemahan (W) Peluang (O) Kendala (T)

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan


Reskilling
1 Mental Mendatangkan Banyak siswa Kurangnya Menciptakan Pihak humas harus Mendatangkan
enterpreneur narasumber yang tertarik wawasan dan output siswa mempunyai relasi narasumber
seorang menjadi gambaran tentang yang siap enterpreneur yang sesuai seorang
enterpreneur enterpreneur apa enterpreneur untuk dengan jurusan yang ada enterpreneur
untuk menjadi menjadi secara berkala
Tidak semua
guru tamu enterpreneur
enterpreneur berkenan
sekaligus
untuk sharing ilmu
menjadi
motivator untuk
siswa

2 Branding Aktif mengikuti Produk sudah Belum ada yang promosi pembiayaan, belum ada Harus
product pameran tersedia mengkoordinir sekolah nya momen yang pas, dianggarkan
kegiatan belum ada relasi dan biaya untuk
sponsor mengikuti
pameran

No Aspek Inovasi dan Analisis SWOT Prioritas


Kewirausahaan Rencana Kegiatan yang

Pelaksanaan akan

Kegiatan dikembangkan
Pembelajaran

Berbasis
Produksi di

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan


Reskilling
Kekuatan (S) Kelemahan (W) Peluang (O) Kendala (T)

Sekolah

3 Teknik Meningkatkan Marketing Masih perlu Pangsa pasar Pembiayaan Mendatangkan


marketing dan mengikuti secara digital/on adanya pelatihan dapat praktisi

teknik marketing line lebih hemat bagi guru maupun dipetakan marketing yang

kekinian dan efisien siswa untuk dengan cakap untuk


mempelajari mudah sharing ilmu dan
teknik marketing mempraktekann
yang kekinian ya
4 Teknik Jahit Menerapkan Efisiensi waktu SDM yang masih Dapat Etos kerja yang masih Menyeleksi
teknik jahit yang proses produksi, minim mengerjakan belum total personal yang
cepat,mudah dan hasil produksi orderan kompeten dan
rapi sesuai target dalam jumlah inovatif untuk
massal mengembangka

n kegiatan

kewirausahaan
5 Packaging Membuat Packaging Membuat Dapat Tidak adanya Mengadakan

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan


Reskilling
produk packaging mencerminkan packaging yang meningkatka narasumber yang workshop
produk yang kualitas dan unik dan n angka membimbing dengan
menarik dan image produk representatif penjualan mendatangkan

representatif tidaklah mudah narasumber

yang mumpuni

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan


Reskilling
D.Rencana Tindak Lanjut dan Desiminasi

A. Rencana Tindak Lanjut dan Desiminasi


1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Model pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran adalah
model pembelajaran Project Based Learning (PJBL), dimana proyek yang
akan dibuat adalah “Pembuatan Gaun 1 Modifikasi dan Gaun 2”. Langkah-
langkah atau sintak model pembelajaran project based learning “Pembuatan
gaun 1 modifikasi”sebagai berikut:

2. Menentukkan produk (Pertanyaan Mendasar)


• Menentukkan produk

Produk yang akan dibuat adalah “Gaun 1 Modifikasi dan Gaun 2”

• Masalah yang biasa ditemukan dalam Pembuatan gaun 1 modifikasi


• Ukuran tidak sesuai dengan pemesan
• Desain tidak sesuai permintaan pemesan
• Bahan tidak sesuai dengan desain
• Teknik penyelesaian tidak sesuai dengan karakteristik bahan
• Pembuatan gaun 2
• Ukuran tidak sesuai dengan pemesan
• Desain tidak sesuai permintaan pemesan
• Bahan tidak sesuai dengan desain
• Teknik penyelesaian tidak sesuai dengan karakteristik bahan
• Rencana Pemecahan Masalah
• Pembuatan gaun 1
• Ukuran tidak sesuai dengan pemesan
• Melibatkan mata pelajaran matematika
• Desain tidak sesuai permintaan pemesan
• Melibatkan mata pelajaran desain busana
• Bahan tidak sesuai dengan desain
• Melibatkan mata pelajaran dasar-dasar keahlian busana
• Teknik penyelesaian tidak sesuai dengan karakteristik bahan

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan


Reskilling
• Melibatkan mata pelajaran dasar-dasar keahlian busana
• Pembuatan gaun 2
• Ukuran tidak sesuai dengan pemesan
• Melibatkan mata pelajaran matematika
• Desain tidak sesuai permintaan pemesan
• Melibatkan mata pelajaran desain busana
• Bahan tidak sesuai dengan desain
• Melibatkan mata pelajaran dasar-dasar keahlian busana
• Teknik penyelesaian tidak sesuai dengan karakteristik bahan
• Melibatkan mata pelajaran dasar-dasar keahlian busana

3. Merancang Kompetensi
a. Mencari pesanan
b. Menggambar/mendesain sesuai pesanan
c. Memvalidasi hasil desain kepada pemesan
d. Menganalisis desain
e. Membuat desain produksi
f. Observasi pasar (mencari kesesuaian bahan dengan desain)
g. Pembuatan pola
1) Mengukur tubuh
2) Membuat pola dasar
3) Mengubah pola sesuai ukuran dan desain
4) Menggunting pola
5) Membuat uji coba pola
6) Merancang bahan dan harga
h. Menjahit gaun 1
1) Meletakkan pola di atas bahan
2) Menggunting bahan
3) Memindahkan tanda pola pada bahan
4) Budling
5) Menyusun langkah kerja sesuai desain
6) Menjahit gaun 1 sesuai langkah kerja
7) Menjahit gaun 2 sesuai Langkah kerja
i. Qualiti control/evaluasi produk
Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan
Reskilling
1) Kesesuaian hasil jadi dengan desain
2) Kesesuaian dengan ukuran
3) Kualitas teknik jahit
4) Tampilan keseluruhan
j. Perbaikan produk, sesuai hasil evaluasi
k. Menghitung harga jual
1) Menghitung harga pokok
2) Menghitung harga jual
l. Mengevaluasi proses dan hasil projek
1) Proses pembuatan gaun 1
2) Proses pembuatan gaun 2
3) Hasil akhir/keseluruhan
m. Mengemas hasil produk
1) Membuat kemasan
2) Menata produk
4. Menyusun Jadwal Pelaksanaan Project
a. Menghitung sebaran jam pembelajaran

Project akan diselesaikan dalam waktu 63 JP (7 x 45`=1 x pertemuan 9 JP). Mulai


dari tanggal 10 Juli 2022 sampai dengan 19 Agustus 2023. Jadwalpelaksanaan
sebagai berikut.

Jumlah
No. Hari/Tangal Jenis Kegiatan Jam

1 Senin, a. Memberi penjelasan umum, apersepsi, 9 JP


motivasi dan pembagian kelompok
10 Juli
b. Membahas pertanyaan mendasar dan
2023 merencanakan observasi
c. Mencari jawaban dari industri dan
konsumen tentang pertanyaan mendasar
(observasi)
d. Membahas hasil jawaban dari industri dan
konsumen
e. Merumuskan standar industri pembuatan

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan


Reskilling
gaun 1 (sesuai hasil observasi)
2 Senin, Merancang penyelesaian projek (mendesain 9 JP
perencanaan projek)
17 Juli
a. Promosi kompetensi (internal dan
2023
eksternal)
b. Mencari pesanan
c. Menggambar/mendesain sesuai pesanan
d. Memvalidasi hasil desain kepada
pemesan
e. Menganalisis desain
f. Membuat desain produksi
g. Observasi pasar (mencari kesesuaian
bahan dengan desain)
3 Rabu, Pembuatan pola 9 JP

26 Juli a. Mengukur tubuh


2023 b. Membuat pola dasar
c. Mengubah pola sesuai ukuran dan desain
d. Menggunting pola
e. Membuat uji coba pola
f. Merancang bahan dan harga
4 Senin, Menjahit gaun 1 9 JP

31 Juli a. Meletakkan pola di atas bahan


b. Menggunting bahan
2023
c. Memindahkan tanda pola pada bahan
d. Bundling
e. Menyusun langkah kerja sesuai desain
f. Menjahit gaun 1 sesuai langkah kerja
5 Senin, Menjahit gaun 2 9 JP

07 Agustus a. Meletakkan pola di atas bahan


b. Menggunting bahan
2023
c. Memindahkan tanda pola pada bahan
d. Bundling
Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan
Reskilling
e. Menyusun langkah kerja sesuai desain
f. Menjahit gaun 2 sesuai langkah kerja
6 Senin, Quality control/Evaluasi produk 9 JP

14 Agustus a. Kesesuaian hasil jadi dengan desain


b. Kesesuaian dengan ukuran
2023
c. Kualitas teknik jahit gaun 1
d. Kualitas Teknik jahit gaun 2
e. Tampilan keseluruhan
Perbaikan produk berdasarkan hasil evaluasi

7 Sabtu, Menghitung harga jual 9 JP

19 Agustus a. Menghitung harga pokok


b. Menghitung harga jual
2023
Mengevaluasi proses dan hasil projek

a. Proses pembuatan gaun 1


b. Proses pembuatan gaun 2
c. Hasil akhir/keseluruhan
Mengemas hasil produk

a. Membuat kemasan
b. Menata produk

TOTAL 63 JP

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan


Reskilling
5. Rancangan pelaksanaan pembelajaran

No Jenis Kegiatan Jml Bukti/Hasil Ket. Yang


Jam Terlibat

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan


Reskilling
1 a.Memberi 9 JP 1. RPP Hard dan o Guru
penjelasan umum, 2. Daftar nama softcopy
penangung
apersepsi, motivasi kelompok
jawab
dan pembagian
kelompok

b.Membahas Rumusan hasil Hard dan o Siswa


pertanyaan diskusi softcopy o Guru
mendasar dan desain
merencanakan
observasi

c. Mencari jawaban Jawaban industri Hard dan o Siswa


dari industri dan dan konsumen softcopy o Guru
konsumen tentang pembuatan
pertanyaan busana
mendasar custom
(observasi) made

o IDUKA
d. Membahas hasil Rumusan hasil Hard dan o Siswa
jawaban dari Diskusi dengan softcopy o Guru
industri dan Industri dan pembuatan
konsumen konsumen busana
custom
made

o IDUKA
e. Merumuskan Rumusan Hard dan o Siswa
standar industri standar industri softcopy o Guru
pembuatan gaun 1 tetang pembuatan
(sesuai hasil pembuatan busana
observasi) gaun 1 dengan custom
berbagai teknik made
sulam

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan


Reskilling
2 Merancang 9 JP 1. Keahlian Dokumen o Siswa
penyelesaian projek yang dimiliki, o Guru
: Daftar
(mendesain contoh hasil
kompetens, desain
perencanaan projek) jadi,postingan
foto, video, dan produk
di medsos dan
a. Promosi screenshoot kreatif dan
di lingkungan
kompetensi promosi di kewirausa
sekolah
(internal dan medsos haan
sendiri
eksternal)
2. Nama dan
b. Mencari pesanan alamat
c. Menggambar/ pemesan
mendesain sesuai 3. Desain sesuai
pesanan pesanan
d. Memvalidasi hasil 4. Hasil validasi
desain kepada 5. Hasil analisa
pemesan desain
e. Menganalisis 6. Desain
desain produksi
f. Membuat desain 7. Dokumen
produksi hasil
g. Observasi pasar observasi
(mencari (alamat dan
kesesuain bahan nama usaha)
dengan desain)

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan


Reskilling
3 Pembuatan pola 9 JP 1. Daftar ukuran o Foto o Siswa
2. Pola dasar o Video o Guru
a. Mengukur tubuh
3. Pola gaun 1 o Portof pembuatan
b. Membuat pola
4. Hasil olio pola
dasar
potongan
c. Mengubah pola
pola
sesuai ukuran dan
desain 5. Hasil uji coba
d. Menggunting pola 6. Hasil
e. Membuat uji coba rancangan
pola bahan dan
f. Merancang bahan
dan harga
harga

4 Menjahit gaun 1 9 JP 1. Layout pola o Foto o Siswa


2. Hasil o Video o Guru
a. Meletakkan pola
guntingan o Portof pembuatan
diatas bahan
bahan olio busana
b. Menggunting
bahan 3. Hasil custom

c. Memindahkan memindahkan made

tandapola pada tanda pola


bahan
4. Daftar
d. Bundling
langkah kerja
e. Menyusun
menjahit gaun
langkah kerja
1
sesuai desain
f. Menjahit gaun 1 5. Hasil jadi
sesuai langkah gaun 1
kerja
5 Menjahit gaun 2 9 JP 1. Layout pola o Foto o Siswa
2. Hasil o Video o Guru
g. Meletakkan pola
guntingan Portof pembuatan
diatas bahan
bahan olio busana
h. Menggunting
bahan 3. Hasil custom

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan Reskilling


1
i. Memindahkan memindahkan made
tandapola pada tanda pola
bahan
4. Daftar
j. Bundling
langkah kerja
k. Menyusun
menjahit gaun
langkah kerja
2
sesuai desain
l. Menjahit gaun 2 5. Hasil jadi
sesuai langkah gaun 2
kerja
6 Quality 9 JP 1. Lembar Hard dan o Siswa
control/Evaluasi ceklist softcopy o Guru
produk 2. Komentar pembuatan
IDUKA busana
a. Kesesuaian hasil
jadidengan desain custom

b. Kesesuaian made

denganukuran o IDUKA
c. Kualitas teknik
jahit
d. Tampilan
keseluruhan
Perbaikan produk 1. Catatan hasil Hard dan o Siswa
Berdasarkan hasil perbaikan softcopy o Guru
evaluasi 2. Foto sebelum pembuatan
dan sesudah busana
perbaikan
custom
made

7 Menghitung harga jual 9 JP Kalkulasi harga Hard dan o Siswa


pokok dan harga softcopy o Guru
a. Menghitung
jual pembuatan
hargapokok
b. Menghitung busana

hargajual custom

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan Reskilling


2
made

o IDUKA
Mengevaluasi proses Komentar hasil Hard dan o Siswa
dan hasil projek evaluasi secara softcopy o Guru
umum dari guru pembuatan
a. Proses pembuatan
gaun 1 busana

b. Proses custom

pembuatan gaun 2 made

c. Hasil
akhir/keseluruhan

Mengemas hasil Macam-macam o Foto o Siswa


produk kemasan o Video o Guru

a. Membuat kemasan pembuatan

b. Menata produk busana

custom
made

b. Treatment
1) Sebelum memulai project guru mengempokkan siswa menjadi
beberapa kelompok kerja, siswa diberikan penjelasan
umum/pengarahan, apersepsi, motivasi agar memiliki semangat dalam
mengerjakan tugas sampai selesai sehingga menghasilkan produk
yang berkualitas
2) Memvalidasi tempat atau lokasi observasi
3) Merekomendasikan IDUKA yang akan menjadi partner
4) Guru memantau progress project yang dikerjakan siswa sehingga
dapat menyeesaikan tugas dengan tepat waktu sesuai jadwal yang
telah direncanakan
5) Selama proses pengerjaan, guru mengamati teknik menjahit dan
penyelesaian, sehingga siswa tidak salah dalam proses pengerjaan
6) Memfasilitasi IDUKA untuk berperan dalam penilaian hasil project siswa

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan Reskilling


3
7) Setelah project yang dibuat selesai, produk ditampilkan untuk
dievaluasi secara keseluruhan
6. Mengevaluasi Proses dan Hasil Project
• Proses pembuatan gaun 1
• Proses pembuatan gaun 2
• Hasil akhir/keseluruhan
7. Menyusun Laporan dan Presentasi (Menguji Hasil)
8. Mengevaluasi Pengalaman (Sering Pengalaman)

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pelatihan Upskilling dan Reskilling merupakan upaya Dirjen Vokasi untuk


mengawinkan  kurikulum pendidikan Vokasi dengan Industri dan dunia kerja.Program ini
merupakan  terobosan untuk memajukan pendidikan vokasi diIndonesia dengan Balai

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan Reskilling


4
Besar  Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bisnis dan Pariwisata
sebagai  regulator dan Pusat Belajar SMKN 3 Banda Aceh sebagai Pusat Belajar. 
Pelatihan ini diharapkan menjadi pijakan bagi Kementrian Pendidikan melalui Dirjen 
Vokasi dan pihak Industri, Dunia Kerja untuk merancang proses belajar di SMK
kejuruan  yang link, and match dengan memasukan kurikulum industri ke kurikulum
vokasi,  membangun kemitraan, proses belajar, magang dan penyaluran/penyerapan
lulusan  sekolah vokasi dengan di tampung oleh pihak industri dan dunia kerja yang
bekerja sama  dalam program ini. Harapannya dengan Up skilling dan Re Skilling Guru
terstandarisasi  Industri, proses belajar dan output pendidikan terstandarisasi dan
sesuai dengan harapan  Industri dan dunia kerja . Output lulusan lembaga pendidikan
vokasi jenjang SMK yang  berkualitas, menurunnya angka pengangguran dan SDM
bangsa Indonesia yang unggul.

B. Saran

Adapun saran yang hendak penulis sampaikan dari kegiatan up skilling dan re
skilling gelombang 1 yaitu :

1. Pihak Kementrian pendidikan melalui Dirjen Vokasi agar melanjutkan  pelatihan dengan
memperbanyak peserta upskilling dan reskilling di kota /wilayah masing masing.  
2. Pihak BBPPMPV membuat regulasi berupa SOP yang jelas antara tugas Pusat belajar,
dan  Industri terkait yang menjadi tempat pemagangan agar koordinasinya lebih terarah.

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan Reskilling


5
LAMPIRAN
1. Daftar Harga Jual Gaun

RANCANGAN HARGA JUAL PEMBUATAN GAUN PROJECT 1

NO KETERANGAN SATUAN HARGA/SATUAN TOTAL


1 Bahan Baku
Kain satin bridal (1m) 1 Rp 55,000 Rp 55,000
Kain sifon ceruty (6m) 6 Rp 25,000 Rp 150,000
Kain satin maxmara (4m) 4 Rp 30,000 Rp 120,000
Kain Organza (1m) 1 Rp 25,000 Rp 25,000
Kain puring asiantex (2m) 2 Rp 18,000 Rp 36,000
2 Jasa Desain Rp 25,000
3 Bahan Pelengkap Rp 50,000
4 Ongkos Jahit Rp 150,000
5 Biaya Penyusutan Rp 20,000
6 Sewa Gedung & Listrik Rp 20,000
HPP (a) Rp 651,000
7 Keuntungan (b)
Laba 25% x HPP 0,25 Rp 651,000 Rp 162,750
8 Pajak (Pajak 5% x (HPP+Laba)) c
HPP + Laba 651,000 Rp 162,750 Rp 813,750
Pajak 5% x (HPP+Laba) 0.05 Rp 813,750 Rp 40,687
9 Harga Jual (a+b+c) Rp 854,437
Harga Jual dibulatkan Rp 860.000

RANCANGAN HARGA JUAL PEMBUATAN GAUN PROJECT 2

NO KETERANGAN SATUAN HARGA/SATUAN TOTAL


1 Bahan Baku
Kain satin bridal (1m) 1 Rp 55,000 Rp 55,000
Kain sifon ceruty (1m) 1 Rp 25,000 Rp 25,000
Kain satin maxmara (4m) 4 Rp 30,000 Rp 120,000
Kain puring asiantex (2m) 2 Rp 18,000 Rp 36,000
2 Jasa Desain Rp 25,000
3 Bahan Pelengkap Rp 50,000
4 Ongkos Jahit Rp 150,000
5 Biaya Penyusutan Rp 20,000
6 Sewa Gedung & Listrik Rp 20,000
HPP (a) Rp 501,000
7 Keuntungan (b)
Laba 25% x HPP 0,25 Rp 501,000 Rp 125,250
8 Pajak (Pajak 5% x (HPP+Laba)) c
HPP + Laba 501,000 Rp 125,250 Rp 626,250
Pajak 5% x (HPP+Laba) 0.05 Rp 626,250 Rp 31,312
9 Harga Jual (a+b+c) Rp 657,562
Harga Jual dibulatkan Rp 660,000

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan Reskilling


6
2. Bukti Kerja Harian

BUKTI KERJA HARIAN

Nama Lengkap : Sri Karmira Sucipto


Kelas : A
Nama Perusahaan : Reborn 29
Pelaksanaan Hari/Tanggal : Senin/12-06-2023

Uraian kegiatan:
1. Pembukaan acara magang industri yang dilaksanakan di aula hotel Rasamala Banda Aceh
2. Pertemuan dan diskusi antara kelompok peserta magang dengan Pimpinan Industri Reborn 29 di
aula hotel Rasamala Banda Aceh

Bukti fisik:

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan Reskilling


7
BUKTI KERJA HARIAN

Nama Lengkap : Sri Karmira Sucipto


Kelas : A
Nama Perusahaan : Reborn 29
Pelaksanaan Hari/Tanggal : Selasa/13-06-2023

Uraian kegiatan:
1. Diskusi dengan Ibu Pimpinan Industri Reborn 29 tentang pembuatan mood board dan pembuatan
desain gaun pengantin
2. Mengukur model

Bukti fisik:

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan Reskilling


8
BUKTI KERJA HARIAN

Nama Lengkap : Sri Karmira Sucipto


Kelas : A
Nama Perusahaan : Reborn 29
Pelaksanaan Hari/Tanggal : Rabu/14-06-2023

Uraian kegiatan:
1. Membuat pola gaun dan berdiskusi dengan Pimpinan Industri tentang pola dan bahan gaun
2. Belanja bahan kain gaun di pasar

Bukti fisik:

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan Reskilling


9
BUKTI KERJA HARIAN

Nama Lengkap : Sri Karmira Sucipto


Kelas : A
Nama Perusahaan : Reborn 29
Pelaksanaan Hari/Tanggal : Kamis/15-06-2023

Uraian kegiatan:
1. Merubah pola/ pecah pola gaun
2. Pimpinan Industri memeriksa dan memperbaiki pola yang sudah dibuat
3. Meletakkan pola dibahan/ kain dan menggunting kain

Bukti fisik:

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan Reskilling


10
BUKTI KERJA HARIAN

Nama Lengkap : Sri Karmira Sucipto


Kelas : A
Nama Perusahaan : Reborn 29
Pelaksanaan Hari/Tanggal : Jum’at/16-06-2023

Uraian kegiatan:
1. Menggunting kain (lanjutan)
2. Memberi tanda pola dikain/ merader
3. Menjahit bagian-bagian busana/ gaun

Bukti fisik:

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan Reskilling


11
BUKTI KERJA HARIAN

Nama Lengkap : Sri Karmira Sucipto


Kelas : A
Nama Perusahaan : Reborn 29
Pelaksanaan Hari/Tanggal : Sabtu/17-06-2023

Uraian kegiatan:
1. Menjahit (lanjutan) menjahit bagian-bagian busana/gaun

Bukti fisik:

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan Reskilling


12
BUKTI KERJA HARIAN

Nama Lengkap : Sri Karmira Sucipto


Kelas : A
Nama Perusahaan : Reborn 29
Pelaksanaan Hari/Tanggal : Minggu/18-06-2023

Uraian kegiatan:
1. Menjahit (lanjutan) menjahit bagian-bagian busana/ gaun

Bukti fisik:

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan Reskilling


13
BUKTI KERJA HARIAN

Nama Lengkap : Sri Karmira Sucipto


Kelas : A
Nama Perusahaan : Reborn 29
Pelaksanaan Hari/Tanggal : Senin/19-06-2023

Uraian kegiatan:
1. Menjahit (lanjutan) menjahit bagian-bagian busana/ gaun

Bukti fisik:

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan Reskilling


14
BUKTI KERJA HARIAN

Nama Lengkap : Sri Karmira Sucipto


Kelas : A
Nama Perusahaan : Reborn 29
Pelaksanaan Hari/Tanggal : Selasa/20-06-2023

Uraian kegiatan:
1. Menjahit (lanjutan) menjahit bagian-bagian busana/ gaun

Bukti fisik:

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan Reskilling


15
BUKTI KERJA HARIAN

Nama Lengkap : Sri Karmira Sucipto


Kelas : A
Nama Perusahaan : Reborn 29
Pelaksanaan Hari/Tanggal : Rabu/21-06-2023

Uraian kegiatan:
1. Mengepas/ fitting baju model
2. Menghias busana
3. Kunjungan oleh Ibu Aqsya Riani dari Bispar dan Ibu Indira Qadriah dari PB ke tempat magang
Industri Reborn 29

Bukti fisik:

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan Reskilling


16
BUKTI KERJA HARIAN

Nama Lengkap : Sri Karmira Sucipto


Kelas : A
Nama Perusahaan : Reborn 29
Pelaksanaan Hari/Tanggal : Kamis/22-06-2023

Uraian kegiatan:
1. Mengikuti acara penutupan magang Upskilling dan Reskilling di ruang aula hotel Rasamala Banda
Aceh
2. Melaksanakan acara Fashion Show gaun yang sudah dibuat di ruang aula hotel Rasamala Banda
Aceh

Bukti fisik:

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan Reskilling


17
BUKTI KERJA HARIAN

Nama Lengkap : Sri karmira Sucipto


Kelas : A
Nama Perusahaan : Reborn 29
Pelaksanaan Hari/Tanggal : Jum’at/23-06-2023

Uraian kegiatan:
1. Menyelesaikan laporan, jurnal harian dan bukti kerja harian

Bukti fisik:

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan Reskilling


18
BUKTI KERJA HARIAN

Nama Lengkap : Sri Karmira Sucipto


Kelas : A
Nama Perusahaan : Reborn 29
Pelaksanaan Hari/Tanggal : Sabtu/24-06-2023

Uraian kegiatan:
1. Peserta magang chekout dari hotel Rasamala Banda Aceh untuk kembali ke tempat asal masing-
masing

2. Jurnal Harian

Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan Reskilling


19
Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan Reskilling
20
Laporan Teaching Project Magang Industri Program Upskilling dan Reskilling
21

Anda mungkin juga menyukai