Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Pandangan Agama Islam Terhadap IPTEK Dalam Penyebaran Seni


Fashion

Disusun Oleh: Kelompok 1


Muhamad Hanip Nurohman 06011282126016
Rizky Mubaroq 06011282126048
Habiba 06011282126023
Masagus Aditya Putra Intadani 06011282126046
Dwi Saraswati 06011282126045
Yurinina Shafa Angelica 06011282126058
Amelia Yosanda 06011282126037

Dosen Pengampu : Dr. H. Nurhasan, M. Ag

Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris


Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sriwijaya
Indralaya
2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami ucapkan kehadiran Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada
Bapak Dr. H. Nurhasan, M. Ag yang berlaku sebagai dosen pengampu serta para pihak yang
berkontribusi dan membantu dalam penyusunan makalah dengan judul “Pandangan Agama
Islam terhadap IPTEK dalam penyebaran Seni Fashion”.

Kami berharap makalah ini dapat menjadi jendela pengetahuan bagi pembaca sekalian.
Bahkan kami lebih jauh berharap semoga materi makalah ini dapat di praktikkan dalam
kehidupan sehari-hari.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman kami, Oleh sebab itu kami menerima segala kritik serta saran
yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Indralaya, 15 September 2021

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan masalah.................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2
A. Bagaimana IPTEK dapat mempengaruhi Fashion di masyarakat........................2
B. Aturan Agama Islam dalam Berpakaian...............................................................8
C. Dampak Yang Dihasilkan Dari Perkembangan Fashion....................................11
BAB III PENUTUP.........................................................................................................13
A. Kesimpulan.........................................................................................................13
B. Saran...................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Fesyen atau Fashion dalam bahasa Inggris memiliki banyak makna yang
berbeda, Menurut Troxell dan Stone dalam Fashion Merchandising, Fashion adalah
gaya yang diterima dan digunakan sebagian besar anggota dalam suatu kelompok
dalam jangka waktu tertentu. Fashion berkembang dengan sangat pesat, dalam
hitungan bulan tren Fashion dapat berubah 180 derajat.
Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) tidak melupakan
sektor Fashion sebagai salah satu tujuan utama. Hal ini dibuktikan dengan berbagai
teknologi terkini yang disematkan dalam berbagai jenis Fashion. Namun hal ini juga
menjadikan tren Fashion di dunia menjadi kian beragam serta menarik.
Perkembangan IPTEK dibidang Fashion tidak selalu berkonotasi positif, banyak
tren yang tidak sesuai dengan syariat berpakaian yang baik sebagai Muslim dan
Muslimah. Semakin berkembangnya IPTEK menjadikan informasi kian pesat, sehingga
tidak jarang kita menemui tren yang tidak baik saat berseluncur di dunia maya.
Oleh karena itu kami mencoba mendiskusikan tren serta pengaruh IPTEK
terhadap tren Fashion di masyarakat umum. Dan melihat dari sudut pandang
keagamaan. Sehinga dapat menjadi pelajaran bagi kami serta para pembaca.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan di atas maka rumusan
masalah untuk makalah ini adalah:

1. Bagaimana IPTEK mempengaruhi tren Fashion di masyarakat?


2. Apa standar yang harus ditetapkan dalam tren Fashion agar tetap dalam
syariat Islam?
3. Dampak negatif jika tidak mengikuti standar Islam dan Apa dampak Positif
jika mengikuti standar berpakaian sesuai syariat Islam

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui batasan tren Fashion
yang tetap sesuai dalam syariat Islam.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Bagaimana IPTEK dapat mempengaruhi Fashion di masyarakat.

1. Pengertian

a. Pengertian IPTEK

IPTEK akronim dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, yang merupakan cabang ilmu
yang harus dikuasai dalam mewujudkan sumber daya manusia berkualitas.

Untuk memperjelas, ada beberapa pengertian dasar. Ilmu pengetahuan (sains) adalah
pengetahuan tentang gejala alam yang diperoleh melalui proses yang disebut metode ilmiah
(scientific method) (Aji, 2017). Sedang teknologi adalah pengetahuan dan keterampilan yang
merupakan penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan manusia sehari-hari.

Perkembangan IPTEK, adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk
memperluas, memperdalam, dan mengembangkan IPTEK Peran Islam dalam perkembangan
IPTEK, adalah bahwa Syariah Islam harus dijadikan standar pemanfaatan IPTEK (Hasibuan,
2014). Ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah Islam) wajib dijadikan tolok ukur
dalam pemanfaatan IPTEK, bagaimanapun juga bentuknya. IPTEK yang boleh dimanfaatkan,
adalah yang telah dihalalkan oleh syariah Islam. Sedangkan IPTEK yang tidak boleh
dimanfaatkan, adalah yang telah diharamkan syariah Islam.

b. Pengertian Fashion

Fashion telah menjadi bagian penting dari gaya, tren dan penampilan keseharian masyarakat.
Menurut Soekanto, Fashion memiliki arti suatu mode yang hidupnya tidak lama, yang
mungkin menyangkut gaya bahasa, perilaku, hobi terhadap model pakaian tertentu.

Pengertian yang sama juga dikatakan oleh Lipovetsky, Fashion merupakan bentuk perubahan
yang bercirikan oleh rintikan waktu yang cepat, sehingga Fashion merupakan kekuatan dari
individualitas dengan mengizinkan seseorang untuk mengekspresikan dirinya dalam
berbusana. Ilmuwan lain, Polhemus dan Procter berkata bahwa Fashion digunakan sebagai
sinonim atau persamaan dari istilah dandanan, busana dan gaya di dalam masyarakat.

2
3

Fashion merupakan isu penting yang mencirikan pengalaman hidup sosial. Oleh
karena itu, Fashion memiliki beberapa fungsi. Salah Satunya adalah sebagai sarana
komunikasi, Fashion bisa menyampaikan pesan artifaktual yang bersifat non-verbal. Fashion
bisa merefleksikan, meneguhkan, mengekspresikan suasana hati seseorang. Fashion memiliki
suatu fungsi kesopanan (modesty function) dan daya tarik.

Sebagai fenomena budaya, Fashion sesungguhnya bisa berucap banyak tentang


identitas pemakainya. Fashion juga dapat digunakan untuk menunjukkan nilai sosial dan
status, karena orang bisa membuat kesimpulan tentang siapa Anda, kelompok sosial Anda,
melalui medium Fashion.

Banyaknya masyarakat yang gemar mengenakan busana muslim pada setiap aktivitasnya
sehari-hari menjadikan busana muslim sebagai Fashion dan lifestyle (gaya hidup).

Fashion mempunyai beberapa fungsi. Fungsi tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

A. Sebagai sarana komunikasi, Fashion dapat menyampaikan pesan artifaktual yang


bersifat non-verbal.
B. Fashion dapat merefleksikan atau mengekspresikan keadaan hati seseorang
menggunakannya.
C. Fashion mempunyai suatu fungsi kesopanan (modesty function)dan daya tarik
tersendiri bagi yang melihatnya.
D. Fashion sebagai fenomena budaya
E. Fashion dapat mengungkap mengenai identitas pemakainya
F. Fashion juga bisa digunakan untuk menunjukkan nilai sosial dan status, karena
dengan melihat dari Fashion maka orang lain dapat membuat kesimpulan mengenai
siapa dia, dan kelompok sosial dimana dia berada.
c. Pengertian Busana Muslim

Pakaian yaitu sesuatu yang digunakan manusia untuk menutupi dalam melindungi
seluruh atau sebagian tubuhnya dari panas dan dingin, seperti kemeja, sarung dan serban.
Pakaian juga didefinisikan sebagai setiap sesuatu yang menutupi tubuh. Pakaian dipahami
sebagai alat untuk melindungi tubuh atau fasilitas untuk memperindah penampilan.

Pakaian adalah barang yang dipakai (baju, celana, dan sebagainya). Dalam Bahasa
Indonesia, pakaian juga disebut busana. Jadi, Busana muslim adalah pakaian atau busana
4

yang dipakai semua umat Islam baik itu laki-laki (muslim) maupun perempuan (Muslimah)
dalam aktivitas keseharian. Busana muslim bertujuan untuk menutup aurat penggunanya
yang tidak boleh (haram) dilihat oleh orang lain yang bukan mahramnya (mahram
(mahramun) artinya lawan jenis, namun haram dinikahi sementara atau selamanya).

2. Tahapan perkembangan masyarakat dalam mengidentifikasi Fashion

Perkembangan teknologi informasi kian pesat dan mampu melingkupi aktivitas hidup
manusia. Teknologi telah mempengaruhi cara manusia menjalankan hidupnya sehari-hari
termasuk cara berpenampilan dan aktivitas yang terkait dengan nilai religius.

Sebelum membahas bagaimana IPTEK memberi pengaruh terhadap Fashion


Muslimah. Ada baiknya kita mengetahui tentang beberapa tahapan perkembangan
masyarakat dalam mengidentifikasi Fashion.

Dalam perkembangannya busana menjadi bagian penting untuk mencirikan


kecenderungan pandangan zaman. Idi Subandi dalam bukunya Budaya Populer sebagai
Komunikasi (2007: 243) mendikotomikan tahapan-tahapan perkembangan masyarakat dalam
mengidentifikasi Fashion sebagai konstruksi identitas, yakni masyarakat tradisional, modern,
dan pasca-modern.

Tahapan yang pertama, masyarakat tradisional (pra-modern) dianggap memiliki kode-


kode kemewahan yang relatif tetap, sehingga busana dan penampilan seseorang akan
langsung mendenotasikan kelas sosial, profesi, dan status seseorang.

Kedua, masyarakat modern telah mengurangi kode-kode Fashion yang kaku,


menawarkan kemungkinan baru dalam mengonstruksi identitas personal seseorang.
Masyarakat modern memungkinkan bagi para individu untuk menghasilkan dalam batas-
batas tertentu identitas mereka sendiri dan berimplikasi pada apa yang kita sebut sebagai
‘krisis identitas’. Sebab dalam masyarakat modern, Fashion dianggap sebagai identitas
seseorang yang sangat menentukan bagaimana penerimaan masyarakat terhadap individu
pengguna Fashion.

Ketiga masyarakat pasca-modern, mempermasalahkan soal identitas dan Fashion.


Pascamodern menganggap identitas sangat tidak stabil dan rapuh, tidak lebih dari sekadar
mitos dan ilusi. Masyarakat kini juga menganggap Fashion tak lebih dari aktivitas konsumsi,
kecenderungan berhasrat untuk memiliki sebagai tanda matinya identitas. Jacques Lacan
5

menyebut gejala ini tak lebih sebagai sense of identity, sebuah gejala untuk memiliki bukan
karena “kegandrungan” atau pilihan sadar, melainkan karena telah menjadi trensetter atau
karena dimiliki orang lain. Fashion telah menjadi bahan konsumsi, sarana untuk memanjakan
batin dengan menikmati benda-benda komersil.

Perkembangan teknologi informasi kian pesat dan mampu melingkupi aktivitas hidup
manusia, termasuk aktivitas yang terkait dengan nilai religius. Di Indonesia Perkembangan
busana Muslimah saat ini mengalami perubahan yang sangat signifikan. Kaidah berpakaian
menurut Islam diadaptasi dengan luwes dan cair di Indonesia, disesuaikan dengan kultur
setempat. Dari hal tersebut menghasilkan desain busana muslim yang kemudian justru
menjadi kebudayaan populer.

Lalu kita akan mulai dengan membahas bagaimana Fashion di Indonesia dapat
berkembang. Setelah masuknya Islam ke Indonesia dan datangnya para pedagang dengan
teknik baru untuk membuat busana, nenek moyang kita mulai menggunakan busana yang
menutup aurat, yang sebelumnya busana di Indonesia dipengaruhi oleh busana Hindu-
Buddha yang cenderung lebih terbuka.

Beberapa tradisi busana Islami kaum perempuan yang berkembang di Indonesia


adalah baju kurung dan kerudung atau penutup rambut. Baju kurung biasa juga disebut tunik.
Dalam literatur yang ada, baju panjang atau baju kurung masuk melalui pedagang dan
wisatawan muslim yang datang ke Nusantara.

Hingga beberapa dekade kemudian, Perkembangan Fashion hijab di Indonesia turut


dipengaruhi oleh faktor perkembangan teknologi digital. Internet dan media sosial
menjadikan hijab tidak semata sebagai busana penutup aurat atau atribut identitas agama,
namun juga sebagai Fashion tersendiri, sehingga tercipta suatu tren hijab di kalangan
masyarakat. Teknologi digital sangat berperan dan memiliki pengaruh yang besar terhadap
perkembangan hijab/jilbab saat ini. Secara tidak langsung, adanya sosial media telah
mengangkat popularitas Fashion hijab di masyarakat.

Setelah kita telah melihat contoh di Negara kita, kita juga bisa melihat contoh
perkembangan di daerah lain contohnya saja di Benua Amerika, Sebelum benua Amerika di
kolonisasi oleh orang Eropa, suku asli dari Amerika banyak yang memiliki busana yang
6

minim dan membuat baju baju dari Kulit hewan bahkan dedaunan, setelah dikolonisasi oleh
orang Eropa yang jelas Ilmu pengetahuan teknologi (IPTEK) mereka jauh lebih tinggi
daripada suku asli di benua Amerika, mereka mulai menggunakan pakaian pakaian yang
terbuat dari kain karena dipengaruhi oleh pendatang dari Eropa.

Di Eropa sendiri khususnya di Semenanjung Iberia atau yang sekarang lazim disebut
Spanyol, sebelum masuknya Islam, mereka hanya berpakaian apa adanya tapi setelah
masuknya Islam di semenanjung Iberia yang pada saat itu Islam berada di zaman keemasan
(Islamic Golden Age), yang tentu saja ilmu pengetahuan teknologi (IPTEK) umat islam
berada lebih tinggi dibandingkan Eropa yang pada saat itu mengalami masa kegelapan (Dark
Ages), setelah Islam menaklukkan Iberia dan dinamai Al-Andalus.

Seorang tokoh muslim yang bernama Ziryab Atau nama Aslinya Abu Al-Hassan yang
berasal dari baghdad memberikan pengaruh besar terhadap busana pada masyarakat Eropa.
ialah yang mengenalkan busana dan gaya hidup yang lebih berwarna, Ziryab mendiktekan
bahwa untuk setiap muslim yang ada, setiap orang harus menggunakan baju baju yang sesuai
dengan tema muslim, Ziryab bukan hanya menata busana, tetapi Ziryab menata kehidupan di
Al-andalus yang berantakan sebelum adanya Islam menjadi rapi

dari contoh yang telah diberikan diatas, telah sangat jelas bahya IPTEK mempengaruhi
Fashion di masyarakat.

3. Faktor yang mempengaruhi perkembangan dalam dunia Fashion

a. Media massa
baik cetak maupun elektronik selalu menyajikan informasi termasuk informasi seputar
dunia Fashion. Melalui kedua media ini, tren Fashion seakan disosialisasikan kepada
masyarakat dan itulah tren Fashion yang harus diikuti.
b. Dunia Entertainment
tentu saja menjadi faktor yang sangat besar dalam penyebar luasan tren Fashion di
tengah masyarakat. Para selebritas yang selalu muncul di berbagai media dan menjadi
idolaselalu berganti mode busana mengikuti tren Fashion. Hal ini bias menjadi
penyebab masyarakat untuk mengikutinya. Sudah menjadi hukum alam jika sang
idola mengikuti tren Fashion tertentu bahkan bisa menjadi trensetter dan pasti akan
diikuti oleh penggemar mereka. Masyarakat sudah tentu melihat tren Fashion yang
ditampilkan dalam setiap acara di TV.
7

c. Internet
kita sadari internet juga menjadi faktor penentu penyebar luasan tren Fashion.
Misalnya seperti website tertentu yang selalu menyajikan berbagai dan tren Fashion
terkini. Tentu saja informasi mengenai tren Fashion terbaru akan cepat menyebarluas
di masyarakat. Penyedia busana secara online pun ikut memberikan peran dengan
menyediakan berbagai busana yang mengikuti tren Fashion sehingga mau tidak mau
masyarakat akan mengikuti tren Fashion yang ada.
d. Dunia bisnis
dunia bisnis juga merupakan faktor berkembangnya tren Fashion di Indonesia.
Mengingat dari banyaknya permintaan di pasar terkait dengan tren Fashion yang
sedang berkembang Demi mendapatkan keuntungan, para penjual berlomba
memanfaatkan tren Fashion untuk menarik para pembeli. Dengan menambahkan
imajinasi mereka dalam merancang busana, tren Fashion akan dengan mudah
berkembang luas.
8

B. Aturan Agama Islam dalam Berpakaian


Terlepas dari berkembangnya Fashion yang dipengaruhi IPTEK pada saat ini. Fashion
(baca: termasuk pakaian, berhias, dan memakai aksesoris) memiliki definisi berbeda-beda,
tetapi
pengertian Fashion pada prinsipnya tetap tidak terpisah dari perubahan selera
masyarakat di jamannya yang dipengaruhi oleh perkembangan sosial budaya
tertentu dan dalam rentang waktu tertentu.
Dalam Islam aturan Fashion sudah termaktub di dalam nash yang tidak bisa
dipisahkan dengan aturan syariat. Islam tidak menetapkan bentuk atau warna pakaian untuk
dipakai, Islam hanya menetapkan bahwa pakaian itu mestilah bersih, menutup aurat, sopan
dan sesuai dengan akhlak seorang Muslim.

a. Ketentuan berpakaian Menurut Al-Quran dan Hadis


Berikut adalah dalil dalam Al-Qur’an untuk menutup aurat;
1. QS Al-A’raf: 26

ِ َ‫ك خَ ْي ٌر ۚ ٰ َذلِكَ ِم ْن َءا ٰي‬


َ‫ت ٱهَّلل ِ لَ َعلَّهُ ْم يَ َّذ َّكرُون‬ َ ِ‫ٰيَبَنِ ٓى َءا َد َم قَ ْد أَن َز ْلنَا َعلَ ْي ُك ْم لِبَاسًا يُ ٰ َو ِرى َسوْ ٰ َءتِ ُك ْم َو ِري ًشا ۖ َولِبَاسُ ٱلتَّ ْق َو ٰى ٰ َذل‬
Artinya: "Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk
menutup auratmu dan pakaian indah untuk indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah
yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah,
mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (QS Al-A’raf :26)
2. QS An-Nur (24): 31

‫ر ِه َّن َعلَ ٰى‬ƒ ِ ƒ‫ ِر ْبنَ بِ ُخ ُم‬ƒ‫ض‬ ْ َ‫ا ۖ َو ْلي‬ƒƒَ‫ َر ِم ْنه‬ƒَ‫ا ظَه‬ƒ‫ين ِزينَتَه َُّن إِاَّل َم‬ ƒَ ‫ ِد‬ƒْ‫رُو َجه َُّن َواَل يُب‬ƒُ‫ظنَ ف‬ ْ َ‫ ِر ِه َّن َويَحْ ف‬ƒ‫ْص‬َ ٰ ‫نَ ِم ْن أَب‬ƒ‫ُض‬ ْ ‫ت يَ ْغض‬ ِ َ‫ؤ ِم ٰن‬ƒْ ƒ‫َوقُل لِّ ْل ُم‬
‫ ٰ َونِ ِه َّن‬ƒ‫ين ِزينَتَه َُّن إِاَّل لِبُعُولَتِ ِه َّن أَوْ َءابَٓائِ ِه َّن أَوْ َءابَٓا ِء بُعُولَتِ ِه َّن أَوْ أَ ْبنَٓائِ ِه َّن أَوْ أَ ْبنَٓا ِء بُعُولَتِ ِه َّن أَوْ إِ ْخ ٰ َونِ ِه َّن أَوْ بَنِ ٓى إِ ْخ‬ ƒَ ‫ُجيُوبِ ِه َّن ۖ َواَل يُ ْب ِد‬
۟ ْ َ‫ل ٱلَّ ِذينَ لَ ْم ي‬ƒ ُ ٰ
‫رُوا َعلَ ٰى‬ƒ َ‫ظه‬ ِ ƒ‫ ا ِل أَ ِو ٱلطِّ ْف‬ƒ‫ ِة ِمنَ ٱل ِّر َج‬ƒ َ‫ر أ ۟ولِى ٱإْل ِ رْ ب‬ƒ ƒَ ‫ت أَ ْي ٰ َمنُه َُّن أَ ِو ٱلتَّبِ ِع‬
ِ ƒ‫ين َغ ْي‬ ْ ‫ا َملَ َك‬ƒƒ‫ٓائِ ِه َّن أَوْ َم‬ƒ ‫ ٰ َوتِ ِه َّن أَوْ نِ َس‬ƒ‫أَوْ بَنِ ٓى أَ َخ‬
ْ َّ ْ َ ‫هَّلل‬ ۟
َ‫ت ٱلنِّ َسٓا ِء ۖ َواَل يَضْ ِر ْبنَ بِأَرْ ُجلِ ِه َّن لِيُ ْعلَ َم َما ي ُْخفِينَ ِمن ِزينَتِ ِه َّن ۚ َوتُوب ُٓوا إِلَى ٱ ِ َج ِميعًا أيُّهَ ٱل ُم ْؤ ِمنُونَ لَ َعل ُك ْم تُفلِحُون‬ ِ ‫عَوْ ٰ َر‬

Artinya: Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan


pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya,
kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung
ke dadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau
ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami
mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka,
atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak
yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan
(terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah
mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan
bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu
beruntung.
9

3. QS Al Ahzab Ayat 59

َ ِ‫ين يُ ْدنِينَ َعلَ ْي ِه َّن ِمن َج ٰلَبِيبِ ِه َّن ۚ ٰ َذل‬


‫ورًا‬ƒƒُ‫انَ ٱهَّلل ُ َغف‬ƒƒ‫ؤ َذ ْينَ ۗ َو َك‬ƒْ ƒُ‫ك أَ ْدن ٰ َٓى أَن يُ ْع َر ْفنَ فَاَل ي‬ ƒَ ِ‫ك َونِ َسٓا ِء ْٱل ُم ْؤ ِمن‬ َ ‫ٰيَٓأَيُّهَا ٱلنَّبِ ُّى قُل أِّل َ ْز ٰ َو ِج‬
َ ِ‫ك َوبَنَات‬
‫َّحي ًما‬
ِ ‫ر‬
Artinya “Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istri, anak-anak perempuan dan istri-istri orang
Mukmin, ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang
demikian itu supaya mereka mudah dikenali, oleh sebab itu mereka tidak diganggu. Dan
Allah adalah Maha pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Al Ahzab : 59)
Ayat tersebut di atas sangat tegas melarang memperlihatkan aurat kepada
orang yang tidak berhak untuk melihatnya. Adapun, bagi laki-laki auratnya adalah dari pusar
ke lutut. Sedangkan, bagi perempuan auratnya adalah menutupi seluruh tubuh, kecuali
telapak tangan dan wajah. Masih dalam konteks Fashion, Islam tidak menentukan pakaian
tertentu untuk dipakai oleh umat Islam dan mengakui semua jenis pakaian selama masih
memenuhi standar tujuan berpakaian dalam Islam, tanpa berlebihan dan melampaui batas.
Rasulullah sendiri memakai pakaian yang sama dengan yang di pakai oleh umat pada
masanya. Beliau tidak pernah menganjurkan untuk berpakaian dengan pakaian tertentu juga
tidak pernah melarang pakaian tertentu. Beliau hanya memberikan karakter dan ciri-ciri
pakaian yang dilarang. Maka hukum dasar muamalah termasuk berpakaian adalah mubah dan
tidak ada larangan, kecuali ada dalil yang mengharamkannya.
Berikut adalah adab berpakaian dan berhias diri menurut Islam;
1. Menutup aurat
Dari Aisayah ra. bahwasanya Asma binti Abu Bakr masuk dan bertemu Rasulullah
saw. dan dia menggunakan baju yang tipis kemudian Rasulullah saw. memalingkan
muka darinya dan bersabda, “wahai Asma, sesungguhnya seorang perempuan jika ia
telah haid, maka tidak layak baginya untuk terlihat kecuali bagian ini dan ini, dan
beliau mengisyaratkan kepada wajah dan kedua telapak tangannya.” (H.R. Abu
Da’ud)

2. Tidak berlebih-lebihan
Rasulullah SAW bersabda bermaksud: "Siapa yang melabuhkan pakaiannya kerana
perasaan sombong, Allah SWT tidak akan memandangnya pada hari kiamat."
Dalam hadis lain, Rasulullah SAW bersabda bermaksud: "Siapa yang memakai
pakaian yang berlebih-lebihan, maka Allah akan memberikan pakaian kehinaan pada
hari akhirat nanti." (Ahmad, Abu Daud, an-Nasa'iy dan Ibnu Majah).
Dari Ibnu Umar perawi berkata: dalam hadits Syarik yang ia marfu'kan ia berkata,
"Barangsiapa memakai baju kemewahan (karena ingin dipuji), maka pada hari kiamat
Allah akan mengenakan untuknya baju semisal. Ia menambahkan dari Abu Awanah,
"lalu akan dilahab oleh api neraka."
10

3. Tidak menyerupai lawan jenis kelaminnya


Maksudnya pakaian yang khusus untuk lelaki tidak boleh dipakai oleh wanita, begitu
juga sebaliknya. Rasulullah SAW mengingatkan hal ini dengan tegas sabdanya yang
artinya: "Allah mengutuk wanita yang meniru pakaian dan sikap lelaki, dan lelaki
yang meniru pakaian dan sikap perempuan." (Bukhari dan Muslim).
Beliau SAW juga bersabda: "Allah melaknat lelaki berpakaian wanita dan wanita
berpakaian lelaki." ?(Abu Daud dan Al-Hakim).

4. Tidak menampakkan tubuh


Dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Ada dua golongan penduduk neraka yang keduanya belum pernah aku lihat. (1)
Kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, yang dipergunakannya untuk
memukul orang. (2) Wanita-wanita berpakaian, tetapi sama juga dengan bertelanjang
(karena pakaiannya terlalu minim, terlalu tipis atau tembus pandang, terlalu ketat, atau
pakaian yang merangsang pria karena sebagian auratnya terbuka), berjalan dengan
berlenggok-lenggok, mudah dirayu atau suka merayu, rambut mereka (disasak)
bagaikan punuk unta. Wanita-wanita tersebut tidak dapat masuk surga, bahkan tidak
dapat mencium bau surga. Padahal bau surga itu dapat tercium dari begini dan
begini." (H.R.Muslim)

5. Larangan memakai sutera


Islam mengharamkan kaum lelaki memakai sutera. Rasulullah SAW bersabda
bermaksud: "Janganlah kamu memakai sutera, sesungguhnya orang yang memakainya
di dunia tidak dapat memakainya di akhirat." (Muttafaq 'alaih).

6. Larangan memakai emas


Termasuk dalam etika berpakaian di dalam Islam ialah barang-barang perhiasan emas
seperti rantai, cincin dan sebagainya.
Bentuk perhiasan seperti ini umumnya dikaitkan dengan wanita namun pada hari ini
ramai antara para lelaki cenderung untuk berhias seperti wanita sehingga ada yang
sanggup bersubang dan berantai.
Semua ini amat bertentangan dengan hukum Islam. Rasulullah s.a.w. bersabda
bermaksud: "Haram kaum lelaki memakai sutera dan emas, dan dihalalkan
(memakainya) kepada wanita."

7. Memilih warna yang sesuai


Contohnya warna-warna lembut termasuk putih kerana ia tampak bersih dan warna ini
sangat disenangi dan sering menjadi pilihan Rasulullah SAW. Baginda bersabda
bermaksud: "Pakailah pakaian putih kerana ia lebih baik, dan kafankan mayat kamu
dengannya (kain putih)." (an-Nasa'ie dan al-Hakim).
11

C. Dampak Yang Dihasilkan Dari Perkembangan Fashion


Tentu saja pengaruh IPTEK terhadap Feysen ini mempunyai dampak negatif maupun
positif dalam cara berpakaian maupun gaya hidup muslim dan muslimah sekarang. Pada
prinsipnya Islam tidak melarang umatnya untuk berpakaian sesuai tren masa kini. Asalkan,
tidak bertentangan dengan ajaran dan aturan dalam tata berpakaian yang telah di atur di Al-
Quran.

Adapun aturan yang kita bahas disini, adalah tidak memamerkan perhiasan serta
menggunakan pakaian yang memperlihatkan lekuk tubuhnya bagi perempuan dan menutup
aurat bagi laki-laki. Sebagai muslim dan Muslimah yang cerdas kita harus bisa memilah tren
yang bisa kita ikuti dan tren yang sebaiknya tidak diikuti demi menghindari fitnah dan
mempermalukan diri sendiri. Terutama bagi para Muslimah karena selain faktor tren pakaian
yang lebih beragam perempuan juga memiliki aturan berpakaian yang lebih .

1. Dampak negatif

Adapun dampak negatif dari tren Fashion yang terus berganti ini adalah :

a. Banyak anak muda yang menggunakan hijab hanya untuk ikut tren. Sehingga
mereka mengenakan hijab seenaknya.
b. Model hijab semakin berkembang. Namun kebanyakan dari model hijab modern
yang ada tidak memenuhi syarat atau bertentangan dengan aturan yang telah
tertulis di Al – Qur’an
c. Karena terlalu fokus mengejar tren aturan aturan berpakaian yang sesuai dengan
ajaran Islam lama kelamaan mulai dilupakan dan pakaian yang tidak sesuai dengan
ajaran Islam tersebut pun dinormalisasi sehingga semakin jauh dari aturan yang
sebenarnya.
d. Kebanyakan anak muda berpikir bahwa gaya berpakaian yang sesuai dengan apa
yang ada di Al-Qur’an kurang modis dan ketinggalan jaman.
e. Tren Fashion yang berubah hampir setiap saat memberi tekanan bagi mereka untuk
terus membeli pakaian baru sesuai tren dengan tujuan terlihat modis dan dapat
diterima dimasyarakat. Tentu saja hal ini membuat timbulnya sifat boros karena
terus menerus membeli hal yang tidak terlalu dibutuhkan.
12

f. Karena terlalu sering dinormalisasi banyak tren pakaian yang seharusnya tidak
cocok dan tidak boleh digunakan oleh Muslimah yang berhijab. Sebagai contoh
adalah menggunakan pakaian yang bermodel tembus pandang Atau crop top
dengan manset warna kulit. Yang mana ketika dilihat sekilas terlihat seperti tidak
mengenakan manset. Tentu saja hal ini dapat mengundang fitnah.
g. Kebanyakan laki-laki tidak mengetahui batasan auratnya sendiri. Sehingga sering
Kali kita jumpai tren pakaian seperti celana di atas lutut dan sebagainya.
h. Tren-tren nyeleneh dan tidak sesuai dengan ajaran Islam mulai bermunculan seperti
lelaki yang berpakaian menyerupai perempuan dalam fenomena crosshijaber yaitu
para pria yang hobi berpakaian dan berhijab layaknya seorang perempuan.

2. Dampak positif
a. Terjadinya akulturasi antar budaya di bidang Fashion semakin mudah.
b. Banyak terdapat berbagai Pilihan model Fashion terbaru.
c. Membuat si pemakai menjadi lebih kreatif, unik, dan berbeda dari yang lainnya.
d. Membuat si pemakai tampak lebih percaya diri sesuai dengan kepribadian masing-
masing.
13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada pembahasan diatas terdapat beberapa kesimpulan yang dapat kita ambil
manfaatnya, Agama Islam adalah agama yang sempurna sehingga Perkembangan IPTEK
dibidang Fashion tidak terlepas dari perhatian Allah SWT, Islam memberikan kebebasan
berekspresi dalam Berpakaian namun tetap memberi batasan yang jelas dalam aturannya,
namun begitu aturan ini tidak membuat manusia terikat, Hal ini ditunjukkan dari perubahan
tren Fashion selama berabad-abad. Sebagai Muslim kita wajib mengikuti aturan dan adab
dalam berpakaian agar tetap menjadi manusia yang beriman.

B. Saran
Kami berharap Perkembangan IPTEK dalam bidang Fashion, dapat tetap berjalan
dengan semestinya dan tetap dalam syariat Islam, dan Para Muslim Dan Muslimah tetap
memperhatikan perkembangan tersebut, dan tetap berpakaian selayaknya Muslim dan
Muslimah Sejati.

14
15
DAFTAR PUSTAKA
“Ziryab, Ikon Mode Dan Budaya Abad Pertengahan”. Republika.co.id. 3 Desember 2017.16 Oktober
2021.https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/17/12/02/p0c9ru313-ziryab-ikon-
mode-dan-budaya-abad-pertengahan
“4 Fakta Revolusi Fashion Dimulai Dari Peradaban Muslim” Minews.id.21 Maret 2019.16 Oktober
2021.https://www.minews.id/kisah/4-fakta-revolusi-Fashion-dimulai-dari-peradaban-muslim
“Jejak Pengaruh Islam dalam Budaya Busana Nusantara di Museum Tekstil”.Kompas.com.16 Agustus
2014.16 Oktober 2021.
https://travel.kompas.com/read/2014/08/16/101800627/Jejak.Pengaruh.Islam.dalam.Budaya.Busana.N
usantara.di.Museum.Tekstil
“Busana Perempuan: Sebuah Counter Thesis Fenomena Sosial Keagamaan” Kompasiana.com.22 Juni
2017.16 Oktober 2021.
https://www.kompasiana.com/arkeologjingga/594b295d8d7a610c2f96839b/busana-perempuan-
sebuah-counter-thesis-fenomena-sosial-keagamaan?page=all&page_images=1
“Native Americans Clothing”. Duckster.com. 10 Oktober 2005. 16 Oktober 2021.
https://www.ducksters.com/history/native_american_clothing.php
“Teknologi Digital Mempengaruhi Perkembangan Fashion Hijab”. warungRakyat.uii.ac.id. 20 Mei
2020. 16 Oktober 2021. https://warungrakyat.uii.ac.id/news/detail/10
“MUI Soal Crosshijaber: Allah Melaknat Laki-Laki Menyerupai Wanita & Sebaliknya!”.
Merdeka.com.14 Oktober 2019.16 Oktober 2021. https://m.merdeka.com/peristiwa/mui-soal-
crosshijaber-allah-melaknat-laki-laki-menyerupai-wanita-sebaliknya-.html
“Pengaruh Globalisasi terhadap Fashion Muslim Indonesia”.Kompasiana.com.26 November 2018.16
Oktober 2021. Pengaruh Globalisasi terhadap Fashion Muslim Indonesia Halaman all -
Kompasiana.com
Gaudah, Muhammad Gharib; Rida, Muhyiddin Mas (Penerjemah) (2012). 147 Ilmuwan Terkemuka
dalam Sejarah Islam. Jakarta: Al-Kautsar. ISBN 978-979-592-410-4.
Donald R. Hill, Islamic Science And Engineering, Edinburgh University Press (1993), ISBN 0-7486-
0455-3
Tanzania, Tanzil (2010). Stop Kristenisasi: Membongkar Gerakan Pemurtadan & Mencari Solusi
Menghadapi Program Kristenisasi. Klaten: Al-Fajr Media. ISBN 978-602827962-5.

Lailiya, S. M. (2020) ‘Implikasi Trend Fashion Terhadap Perilkau Sosial Calon Pendidik
(Studi Kasus pada Mahasiswa Program Studi Penidikan Agama Islam IAIN Kediri)’, Skripsi,
IAIN Salatiga, 1(Viii), pp. 1–98.
Lestari, S. B. (2014) ‘Fashion sebagai Komunikasi Identitas Sosial di Kalangan Mahasiswa’,
Ragam Jurnal Pengembangan Humaniora, 14(3), pp. 225–238.
Sojali, R. et al. (2021) ‘Pengaruh trend hijab terhadap minat beli kaum wanita muslimah’,
Media Mahardika, 19, pp. 608–617.
Triyanto (2015) ‘Di Antara Pengaruh Teknologi Informasi dan Aktivitas Religius’.

16

Anda mungkin juga menyukai