Anda di halaman 1dari 16

Mata pelajaran: Agama

Dosen pengajar: Dr.Muhammad Nawir, S.Ag. , M.Pd

KELOMPOK 7

- FATMAWATI (16 3145 124 019)


- NUR IDA (16 3145 124 007)
- ZULFIKAR M.TAHIR (16 3145 124 031)

PRODI DIII TEKNIK GIGI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

STIKES MEGA REZKY MAKASSAR

2016
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya kita dapat menyelesaikan makalah agama ini yang
berjudul ”AGAMA DAN MODERNISASI” dengan baik tanpa ada hambatan atau
kesusahan.

Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi orang yang membacanya, sehingga penulis dapat memperbaiki
bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Mohon dimaafkan apabila ada kesalahan didalam makalah ini atapun ketidak
sempurnaan karna kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan.
sekian dan terima kasih.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, 24 November 2016

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAULUAN ……………………………………………………… 1

1.1 Latar Belakang …………………………………………………… 1

1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………... 3

1.3 Tujuan Penelitian ………………………………………………… 3

1.4 Metode Penelitian ………………………………………………... 3

1.5 Manfaat/Kegunaan Penelitian ……………………………………. 3

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………….. 4

2.1 Pengertian Agama ………………………………………………... 4


2.2 Pengertian Modernisasi …………………………………………... 4
2.3 Pandangan Islam Terhadap Modernisasi ………………………… 6
2.4 Hubungan Modernisasi dengan Persoalan Agama yang Timbul .. 6
2.5 Permasalahan Agama yang Timbul ……………………………… 8
2.6 Faktor Penyebab Modernisasi Dalam Agama …………………… 9
2.7 Cara Mengatasi Masalah Modernisasi Agama Islam ……………. 10

BAB III PENUTUP ………………………………………………………….. 12

3.1 Kesimpulan ………………………………………………………. 12


3.2 Saran ……………………………………………………………… 12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kami melakukan penelitian ini didasari oleh keprihatinan kami atas


rusaknya moral generasi muda kurang taat dalam kehidupan beragama yang
diakibatkan oleh majunya teknologi atau apa yang biasa kita sebut
modernisasi. Perbincangan tentang modernisasi telah menyita konsentrasi para
sarjana baik muslim maupun non-muslim dibuktikan dengan telah lahirnya
beragam karya dan pemikiran dibidang ini menunjukkan modernisasi telah
mendapat tempat yang cukup proporsional dalam kajian global bahkan
ditambah lagi dengan intensnya upaya-upaya pembaruan tersebut dilakukan
secara serentak dan kompak baik dunia islam sendiri maupun diluar dunianya
merupakan suatu arus deras yang tidak dapat dihentikan demi menciptakan
perbaikan dalam segala bidang kemanusiannya. Semakin hari kian terasa
bahwa kehidupan manusia makin menjurus kearah pengejaran segala sesuatu
yang bermakna fisik-material dimana dalam kajian sosiologi kecenderungan
semacam ini disebut sebagai proses “reifikasi”, yaitu ketika manusia saling
mengejar apa saja yang bernilai “material”. Bagi mereka kehidupan ini
dimaknai hanya sekedar untuk mengisi “perut” dan memenuhi segala macam
kesenangan yang nyaris mengabaikan segala aspek yang berdimensi spiritual.
Agama hampir dapat dipastikan akan mengalami dampak yang cukup
mengancam kelangsungn hidupnya ketika sekularisasi besar-besaran telah
menggusur ikatan yang bersifat “sakral,suci dan transenden”, sehngga afinitas
keagamaan makin pudar dan luntur bahkan kadar keberagamaan dapat
menghilang sama sekali dalam pergaulan hidup manusian era modern, inilah
salah satu ciri dan dampak dari era yang disebut “zaman teknik”. Memang
harus diakui bahwa manusia telah melalui suatu perjalanan panjang dalam
pencarian hakekat dan makna hidupnya, pengalaman demi pengalaman telah
dilalui yang pada akhirnya manusia telah sampai kepada puncak kemajuan
melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), dimana

1
IPTEK mendominasi segala aspek kehidupan. Kemoderenan selalu identik
dengan kehidupan keserbaadaan , sedangkan modernisasi itu sendiri
merupakan salah satu ciri umum peradaban maju yang dalam sosiologi
berkonotasi perubahan sosial masyarakat yang kurang maju atau primitive
untuk mencapai tahap yang telah dialami oleh masyarakat maju atau
berperadaban. Mungkin modernitas memang suatu keharusan sejarah manusia,
modernisasi merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam kehidupan baik
individual maupun kemasyarakatan.tidak kurang filosof eksistensialis
menyebut era ini sebagai “kehancuran”. Elliot menyebutnya sebagai era
kecemasan, bahkan bagi para seniman era ini disebut sebagai keterasingan
baru dan pemenjaraan yang paling menakutkan. Jadi memang harus dipahami
bahwa zaman modern harus dipandang sebagai suatu kelanjutan yang wajar
dan logis dalam perkembangan kehidupan manusia yang ditandai oleh
kreatifitas manusia dalam mencari jalan mengatasi kesulitan hidupnya di dunia
ini dan harus dipahami pula bahwa betapapun kreatifnya manusia di zaman
modern, namun kreatifitas itu dalam perspektif sejarah dunia dan umat
manusia secara keseluruhan masih merupakan kelanjutan hasil usaha umat
manusia sebelumnya. Karena itulah modernitas sesuatu yang tidak dapat
dihindarkan lambat ataupun cepat modernitas tentu pasti muncul dikalangan
umat manusia entah kapan dan dibagian mana di muka bumi ini. Jika
kebetulan momentum zaman modern dimulai oleh eropa barat laut sekitar 2
abad yang lalu maka sebetulnya telah terjadipula kebetulan serupa
sebelumnya, yaitu dimulainya momentum zaman agrarian dari lembah
Mesopotamia sekitar lima ribu tahun yang lalu yang disebut juga sebagai
zaman permulaan sejarah, dan zaman sebelumnya disebut zaman prasejarah
yang tanpa peradaban karena itu lembah Mesopotamia dianggap sebagai
tempat buaian peradaban manusia. Bagaimana peran agama di tengah era
modern, penulis mencoba untuk mengungkap dalam makalah ini.

2
1.2 Rumusan Masalah

1. Masalah yang kerap kali timbul dalam modernisasi adalah sikap


kurangnya sportifitas.
2. Sebagian besar dari kita akan melupakan suatu kewajiban yang seharusnya
kita jalani baik dalam kehidupan beragama,bermasyarakat maupun
berumah tangga .

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang kami lakukan adalah untuk mencari suatu


pembuktian maupun solusi untuk mengatasi masalah modernisasi dalam
agama,selain itu tujuan kami selanjutnya adalah belajar dan mengetahui cara
memperbarui pemahaman islam dengan berjuang membebaskan negeri-negeri
islam dari penjajahan dalam bentuk apapun jadi dimasa modernisasi yang
akan datang kita harus melakukan perbuatan yang tidak boleh keluar dari
norma-norma islam.

1.4 Metode Penelitian

1. Mengaplikasikan intisari buku


2. Menambah pengetahuan

1.5 Manfaat/Kegunaan Penelitian

a. Sebagai pelajaran untuk umat islam agar tidak terlarut kedalam suatu
modernisasi yang melanggar ajaran-ajaran dalam agama islam.
b. Media memperluas wawasan pembaca agar bisa menerapkannya dalam
kehidupan beragama.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Agama

Berdasarkan sudut pandang kebahasaan (Indonesia) pada umumnya


“agama” dianggap sebagai kata yang berasal dari sansekerta yang diambil dari
dua akar suku kata yaitu A yang berarti “tidak” dan GAMA yang berarti
“kacau”. Agama adalah suatu peraturan yang mengatur kehidupan manusia
agar tidak kacau. Agama dalam pengertian sosiologi adalah gejala sosial yang
umum dan dimiliki oleh seluruh masyarakat di dunia ini tanpa terkecuali.

Adapun menurut para ahli,pengertian agama yaitu:

- Cicero (abad 15 SM) pembuat hukum romawi,bahwa agama adalah anutan


yang menghubungkan antara manusia dengan tuhan.
- Herbert spencer (sosiolog inggris) bahwa faktor utama dalam agama
adalah iman akan adanya kekuasaan tak terbatas atau kekuasaan yang
tidak bisa digambarkan batas waktu atau tempatnya.
- Emanuel kant (filosof jerman) mengatakan bahwa agama adalah perasaan
berkewajiban melaksanakan perintah-perintah tuhan.
- E.B. Taylor (antropolog budaya) bahwa agama adalah keyakinan makhluk
spiritual (roh).
- James redfield, bahwa agama adalah pengarahan manusia agar tingkah
lakunya sesuai dengan perasaan tentang adanya hubungan antara jiwanya
dan jiwa yang tersembunyi.

2.2 Pengertian Modernisasi


Kata modernisasi secara etimologi berasal dari kata modern, kata modern
dalam kamus umum bahasa Indonesia adalah yang berarti: baru,terbaru,cara
baru atau mutakhir dapat juga diartikan maju,baik. Kata modernisasi
merupakan kata benda dari bahasa latin “modernus” atau model baru dalam
bahasa perancis disebut moderne. Modernisasi adalah proses pergeseran sikap

4
dan mentalitas sebagai warga masyarakat untuk bisa hidup sesuai dengan
tuntutan hidup masa kini. Modernism adalah pikiran,aliran,gerakan-gerakan
dan usaha untuk merubah faham-faham,adat istiadat,institusi-institusi lama
dan sebagainya. Untuk desesuaikan dengan suasana baru yang ditimbulkan
oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.modernisme dalam
kamus bahasa Indonesia berarti pembaruan mempunyai pedoman kata dalam
bahasa arab tajdid,ashriy,hadits bukan bid’ah ,ibda atau ibtida yang berarti
kebaruan,pembaruan atau pembuatan hal baru dalam bahasa inggris
innovation , konotasinya negative karena secara semantik mengandung arti
pembuatan hal baru dalam agama. Adapun modernisasi secara terminologi
terdapat banyak arti dari berbagai sudut pandang yang berbeda dari banyak
ahli :
 Menurut Daniel Lerner, modernisasi adalah istilah baru untuk satu proses
panjang proses perubahan social dimana masyarakat yang kurang
berkembang memperoleh ciri-ciri yang biasa bagi masyarakat yang lebih
berkembang.
 Light dan keller, mengartikan bahwa modernisasi sebagai perubahan nilai-
nilai , lembaga-lembaga dan pandangan yang memindahkan masyarakat
tradisional kearah industrialisasi dan urbanisasi. Atau seperti ditegaskan
zanden, modernisasi merupakan suatu proses yang melaluinya suatu
masyarakat beralih dari dari pengaturan sosial dan ekonomi tradisional
atau preindustrial ke masyarakat yang bercirikan industrial. Industrialisasi
sering digunakan dalam arti luas sebagai ekuivalen dengan bentuk
modernisasi ekonomi. Definisi senada diungkap nurcholish madjid, yang
mengatakan bahwa “zaman modern” adalah “zaman teknik” bila dilihat
dari hakikat intinya karena pada zaman ini peran sentral teknikalisme serta
bentuk-bentuk kemasyarakatan yang terkait dengan teknikalisme sangat
kental wujud keterkaitan antar segi teknologis diacu sebagai dorongan
besar pertama umat manusia memasuki zaman sekarang ini, yaitu revolusi
industri di inggris dan revolusi perancis di perancis.

5
2.3 Pandangan Islam Terhadap Modernisasi

Dalam menyikapi modernisasi, menurut DR.Yusuf al-qaradhawi dalam


bukunya al-muslimin wal aulamah kaum muslimin terbagi dalam tiga
kelompok.

1) Menerima ide barat secara mutlak


2) Yang menolak sama sekali ide barat
3) Yang menerima secara selektif

Kelompok ketiga oleh ulama internasional yang juga murid dari imam
hasan al-banna pendiri al-ikhwan al-muslimun mesir itu disebut dengan
“kelompok moderat”. Barat modern juga sebenarnya maju karena pengaruh
kemajuan islam begitu juga islam dalam konteks kekinian perlu saling
mengambil manfaat tapi tetap dalam kaidah kebersamaan sesama umat
manusia secara selektif.

Ide seperti ini tampaknya belum banyak diaplikasi oleh umat islam, kita
bisa lihat dalam realitas. Budaya barat yang negatif pun diambil juga kenapa
bukan budaya membaca atau yang bernuansa kreatif-inovatif?tampaknya umat
islam juga masih ada yang mengalami rasa inferiority complex adalah karena
belum memiliki keyakinan terhadap budaya islam secara hakiki. Modernisme
haruslah dimaknai dengan saling bersahabat antar sesama anak manusia kelak
ketika umat manusia bersaru maka tak ada lagi barat dan timur, semua satu
menuju yang maha satu entah kapan hal itu akan tejadi.

2.4 Hubungan Modernisasi dengan Persoalan Agama Yang Timbul

Di Indonesia reaktualisasi lebih berciri mengedepankan penafsiran,


menyimak dan mengkajikembali al-qur’an dan nilai-nilai yang pernah
dipraktikkan rasul Muhammad SAW, sehingga dipastikan proses modernisasi
itu berjalan dengan susah dan penuh goncangan dinamika. Dinamika
modernisasi itu selain berhadapan secara intern terhadap kelompok umat islam
tradisional yang memegang teguh adat tradisional yang pernah mereka anut,

6
juga harus berhadapan dengan kekuatan bangsa lain yang berusaha meredam
gerakan modernisasi di itu. Disinilah proses modernisasi di Indonesia
mendapat tantangan yang sungguh-sungguh sangat berbeda dibandingkan
dengan Negara-negara islam lainnya yang memperjuangkan gerakan modern.

Adapun sebab-sebab secara kongkret mengenal timbulnya pembaruan


Indonesia, antara lain:

1. Campur aduknya hubungan kehidupan beragam dalam islam.


2. Aktivitas misi katolik dan protestan yang dikembangkan oleh penjajah dan
missionaries pasca kemerdekaan.
3. Keadaan politis,ekonomi,sosial,pendidikan sebagai akibat adanya keadaan
Indonesia yang sangat lama menjadi negeri penjajah.

Berdasarkan sebab-sebab diatas, maka usaha untuk mengembalikan ajaran


agama islam dan umatnya kepada nilai dan propasi sebenarnya, Dan hal ini
merupakan proyek modernism pasca kemerdekaan. Ada beberapa hal harus
dilakukan antara lain:

1. Membersihkan paham islam di Indonesia dari segala pengaruh, tradisi,


budaya dan pola pikir yang keliru.
2. Reformasi sistim dan ajaran-ajaran pendidikan islam.
3. Mempertahankan islam dari pengaruh dan serangan-serangan dari luar
terutama penyusupan paham yang sangat halus namun amat berbahaya
terhadap doktrin islam, baik ketika mau melepaskan diri dari pengaruh
penjajah maupun setelah fase kemerdekaan.

Kemajuan teknologi terutama dalam dunia kedokteran seringkali


ditemukan kasus-kasus pemindahan anggota badan baik dari manusia yang
sudah mati maupun yang masih hidup kepada pasien, seperti pemindahan
ginjal,tranfusi darah,jantung,rambut dan lain-lain. Padahal pemindahan
anggota badan baik berupa pencangkokan, tranfusi, donor dan sebagainya,
merupakan konsekuensi logis dalam kemajuan teknologi dan ilmu
pengetahuan.

7
Proses pemindahan itu secara medis biasa dilakukan terhadap orang yang
masih hidup dan orang yang yang sudah mati.yang terjadi didalam umat
beragama islam yang sebagian besar kurang berpedoman kepada al-qur’an
terutama dikalangan anak remaja.

Kesadaran harus mulai terwujud bagi manusia yang hidup pada zaman
modern ini dengan menyadari betapa pentingnya mewujudkan kehidupan yang
baik dengan tidak selalu mengartikan dan memahami modernitas dengan gaya
dan standar hidup masyarakat barat dan harus diingat bahwa setiap budaya
yang muncul dalam suatu negeri memiliki pola dan corak yang pasti berbeda
dari negeri lainnya, oleh karena itu mengapresiasi budaya dalam negeri sendiri
dengan memberikan corak-corak keislaman lebih baik daripada mengadopsi
budaya yang lahir dari negeri lain (barat) dan menjadikannya sebagai ukuran
maju atau mundurnya suatu bangsa. Menjadi modern berarti harus mampu
mengapresiasi nilai-nilai budaya baik lama ataupun baru dan yang muncul dari
manapun dengan nilai-nilai agama atau nilai-nilai keislaman.

2.5 Permasalahan Agama yang Timbul

Pembangunan dan kemajuan dunia modern menekan segi material dengan


hanya memperkuat motif-motif keserakahan,kecemburuan sosial, ingin
menguasai sendiri dan motif-motif yang sangat mendahulukan kepentingan
pribadi. Tradisi masyarakat sekarang dapat kita lihat melalui layar dan
berbagai media cetak serta realitas kehidupan masyarakat, baik yang berada di
kota-kota besar Negara barat yang merupakan perwujudan puncak dunia
modern maupun maupun berbagai daerah di Indonesia.

Merosotnya iman sebagai akibat proses sekularisasi hidup menjadi lemah


dan tidak brmakna jika tidak bergelimang harta.selain itu, muncul tanda-tanda
kehancuran nilai dan moral yaitu meningkatkan hubungan seks diluar
pernikahan dengan menjamurnya tempat-tempat pelacuran ,orangtua
memperkosa anaknya,meminta pertolongan kepada benda-benda gaib dan roh-

8
roh halus dalam kesenangan yang berujung kepada pelupaan makna dan
kehadiran agama dalam kehidupan manusia.

2.6 Faktor Penyebab Modernisasi Dalam Agama

Masalah-masalah politik dan social sementara agama mengurusi masalah


kerohanian,moral dan kebatinan. Pandangan al-jabiri ini tampaknya diciptakan
berdasarkan pengamatannya yang mendalam terhadap realitas objektif
kebanyakan Negara-negara arab jadi pandangannya didasarkan kepada
nasionalisme arab. Ada saja orang yang mengatakan kembali ke islam artinya
kembali ke zaman onta, ada juga yang mengatakan jika kembali ke islam kita
akan mundur bebrapa ratus tahun kebelakang seolah-olah jika kita
menjalankan atran islam secara kaffah harus meninggalkan semua teknologi
yang kita miliki tentu saja pendapat tersebut keliru. Dilihat dari sisi historis
saja pendapat tersebut jelas kesalahannya , sebab pada masa yang lalu justru
islam adalah pemimpin dunia dalam urusan sains dan teknologi. Ada dua
kemungkinan mengapa pendapat seperti itu muncul mungkin berasal dari
keinginan melecehkan islam atau mungkin timbul dari pemahaman islam yang
kurang sempurna. Orang yang sudah tidak mempunyai kesadaran lagi
biasanya berbuat sesuatu tanpa perhitungan tidak peduli apakah perbuatannya
itu akan menghancurkan dirinya sendiri atau tidak.

“Ketika hati orang-orang kafir sudah dicekam kesombongan yaitu


kesombongan jahiliyah Allah menurunkan ketenangan kepada rasulnya dan
kepada orang-orang yang. Allah mewajibkan kepada mereka keharusan
bertaqwa, dan mereka itu memang patut dan berhak memiliki ketaqwaan Allah
maha mengetahui segala sesuatu” (Q.S.Al-fath:26)

Salah satu penyebab lainnya adalah:

- Kecanggihan teknologi yang sangat pesat sehingga banyak


masyarakat yang sangat pesat sehingga banyak masyarakat yang melupakan
kewajiban beragamanya.

9
- Kurang disiplinnya generasi muda dalam menjalankan kewajibannya yang
berakibatkan para pemuda selalu mengulur waktu untuk kewajibannya.
- Kuatnya arus globalisasi.
- Tidak ada rasa istiqomah dalam menjalankan kewajibannya.
- Kurangnya rasa tanggung jawab dalam diri generasi muda sehingga banyak
generasi muda yang saling memfitnah satu sama lain.

2.7 Cara Mengatasi Masalah Modernisasi Agama Islam

Cara mengatasinya dengan cara istiqomah karena jika manusia itu


memiliki iman yang kuat maka ia memiliki pendirian yang teguh dan
kecanggihan teknologi bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Jika
manusia itu tidak memiliki iman yang kuat maka ia tidak memiliki pendirian
yang teguh dan mudah terjerumus , dan kecanggihan teknologi masa kini bisa
menjadi dampak yang buruk baginya. Selain itu harus kuat iman karena
dengan kuatnya iman insya Allah kita tidak akan terbawa oleh arus negative,
banyak orang yang mengartikan bahwa modernisasi adalah zaman untuk
bergaya padahal dalam pandangan islam modernisasi ialah batasan yang
tidakb boleh keluar dari norma-norma islam.
Selain cara tersebut bisa dilakukan dengan memberi dasar pendidikan
keimanan,contoh:

1. Setelah anak lahir disunatkan adzan di telinganya ini adalah awal dari
pendidikan keimanan. Dari sejak dini hendaknya orangtua
memperkenalkan kehidupan yang bernapaskan islam sehingga anak tidak
akan asing dengan tradisi dan budaya islam yang dijumpai didalam
rumahnya atau pada lingkungannya.
2. Mengajarkan kalimat La ilaha illallah riwayat dari al-hakim dari Ibnu
Abbas r.a. dan Nabi SAW. Ia berkata”permulaan kalimat yang harus
diajarkan kepada anak-anakmu ialah kalimat La ilaha illallah.
3. Anak sejak mulai berakal hendaknya dikenalkan dengan apa-apa yang
tidak haram dan apa-apa yang haram hadist dikeluarkan oleh Ibnu Jarir

10
dan mundzir dari ibnu abbas ia berkata “lakukan ketaatan kepada Allah
dan takutilah kemaksiatan kepada Allah.”

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Walaupun arus globalisasi dan modernisasi deras mengalir membanjiri
jalan pikiran manusia tetapi setiap orang pasti memiliki agamanya masing-
masing.
b. Agama harus lebih diutamakan dari segalanya kehidupan didunia hanyalah
sementara, karena kehidupan akhirat adalah kehidupan yang abadi yang
lebih kekal daripada kehidupan didunia.
3.2 Saran
a. Walaupun kita sebagai individu yang mengikuti perkembangan zaman
tetapi sebagai seorang muslim yang baik kita harus tetap menjadikan
agama sebagai landasan hidup dan tidak menjadikan ego kita sebagai
penuntun hidup, karena ego kita seringkali bertolak belakang dengan
norma-norma yang berlaku.
b. Sebaiknya kita harus bisa membagi waktu dengan sebaik-baiknya dengan
maksud jika pada saatnya beribadah gunakanlah waktu itu untuk beribadah
janganlah gunakan waktu itu untuk kepentingan yang lain , karena
biasanya penyesalan itu akan datang pada saat akhir.

12
DAFTAR PUSTAKA

Rahmat,jalaludin 1994. Keluarga muslim dalam masyarakat modern,


bandung:rosda

Mahfudh,sahal 2003.solusi problematika umat. Surabaya:ampel suci

Al-ghazaliy, Muhammad 1993. Fiqush sirah.bandung:pt.alma’arif

Billah arif, Muhammad 2006. Memperbarui pemahaman islam. Jakarta:hizbut


tahrir Indonesia

Al-jawi shiddiq, kiai haji Muhammad 2006. Merekonstruksi sistim kehidupan


islam:hizbut tahrir Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai