KELOMPOK 7
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya kita dapat menyelesaikan makalah agama ini yang
berjudul ”AGAMA DAN MODERNISASI” dengan baik tanpa ada hambatan atau
kesusahan.
Mohon dimaafkan apabila ada kesalahan didalam makalah ini atapun ketidak
sempurnaan karna kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan.
sekian dan terima kasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
IPTEK mendominasi segala aspek kehidupan. Kemoderenan selalu identik
dengan kehidupan keserbaadaan , sedangkan modernisasi itu sendiri
merupakan salah satu ciri umum peradaban maju yang dalam sosiologi
berkonotasi perubahan sosial masyarakat yang kurang maju atau primitive
untuk mencapai tahap yang telah dialami oleh masyarakat maju atau
berperadaban. Mungkin modernitas memang suatu keharusan sejarah manusia,
modernisasi merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam kehidupan baik
individual maupun kemasyarakatan.tidak kurang filosof eksistensialis
menyebut era ini sebagai “kehancuran”. Elliot menyebutnya sebagai era
kecemasan, bahkan bagi para seniman era ini disebut sebagai keterasingan
baru dan pemenjaraan yang paling menakutkan. Jadi memang harus dipahami
bahwa zaman modern harus dipandang sebagai suatu kelanjutan yang wajar
dan logis dalam perkembangan kehidupan manusia yang ditandai oleh
kreatifitas manusia dalam mencari jalan mengatasi kesulitan hidupnya di dunia
ini dan harus dipahami pula bahwa betapapun kreatifnya manusia di zaman
modern, namun kreatifitas itu dalam perspektif sejarah dunia dan umat
manusia secara keseluruhan masih merupakan kelanjutan hasil usaha umat
manusia sebelumnya. Karena itulah modernitas sesuatu yang tidak dapat
dihindarkan lambat ataupun cepat modernitas tentu pasti muncul dikalangan
umat manusia entah kapan dan dibagian mana di muka bumi ini. Jika
kebetulan momentum zaman modern dimulai oleh eropa barat laut sekitar 2
abad yang lalu maka sebetulnya telah terjadipula kebetulan serupa
sebelumnya, yaitu dimulainya momentum zaman agrarian dari lembah
Mesopotamia sekitar lima ribu tahun yang lalu yang disebut juga sebagai
zaman permulaan sejarah, dan zaman sebelumnya disebut zaman prasejarah
yang tanpa peradaban karena itu lembah Mesopotamia dianggap sebagai
tempat buaian peradaban manusia. Bagaimana peran agama di tengah era
modern, penulis mencoba untuk mengungkap dalam makalah ini.
2
1.2 Rumusan Masalah
a. Sebagai pelajaran untuk umat islam agar tidak terlarut kedalam suatu
modernisasi yang melanggar ajaran-ajaran dalam agama islam.
b. Media memperluas wawasan pembaca agar bisa menerapkannya dalam
kehidupan beragama.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
dan mentalitas sebagai warga masyarakat untuk bisa hidup sesuai dengan
tuntutan hidup masa kini. Modernism adalah pikiran,aliran,gerakan-gerakan
dan usaha untuk merubah faham-faham,adat istiadat,institusi-institusi lama
dan sebagainya. Untuk desesuaikan dengan suasana baru yang ditimbulkan
oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.modernisme dalam
kamus bahasa Indonesia berarti pembaruan mempunyai pedoman kata dalam
bahasa arab tajdid,ashriy,hadits bukan bid’ah ,ibda atau ibtida yang berarti
kebaruan,pembaruan atau pembuatan hal baru dalam bahasa inggris
innovation , konotasinya negative karena secara semantik mengandung arti
pembuatan hal baru dalam agama. Adapun modernisasi secara terminologi
terdapat banyak arti dari berbagai sudut pandang yang berbeda dari banyak
ahli :
Menurut Daniel Lerner, modernisasi adalah istilah baru untuk satu proses
panjang proses perubahan social dimana masyarakat yang kurang
berkembang memperoleh ciri-ciri yang biasa bagi masyarakat yang lebih
berkembang.
Light dan keller, mengartikan bahwa modernisasi sebagai perubahan nilai-
nilai , lembaga-lembaga dan pandangan yang memindahkan masyarakat
tradisional kearah industrialisasi dan urbanisasi. Atau seperti ditegaskan
zanden, modernisasi merupakan suatu proses yang melaluinya suatu
masyarakat beralih dari dari pengaturan sosial dan ekonomi tradisional
atau preindustrial ke masyarakat yang bercirikan industrial. Industrialisasi
sering digunakan dalam arti luas sebagai ekuivalen dengan bentuk
modernisasi ekonomi. Definisi senada diungkap nurcholish madjid, yang
mengatakan bahwa “zaman modern” adalah “zaman teknik” bila dilihat
dari hakikat intinya karena pada zaman ini peran sentral teknikalisme serta
bentuk-bentuk kemasyarakatan yang terkait dengan teknikalisme sangat
kental wujud keterkaitan antar segi teknologis diacu sebagai dorongan
besar pertama umat manusia memasuki zaman sekarang ini, yaitu revolusi
industri di inggris dan revolusi perancis di perancis.
5
2.3 Pandangan Islam Terhadap Modernisasi
Kelompok ketiga oleh ulama internasional yang juga murid dari imam
hasan al-banna pendiri al-ikhwan al-muslimun mesir itu disebut dengan
“kelompok moderat”. Barat modern juga sebenarnya maju karena pengaruh
kemajuan islam begitu juga islam dalam konteks kekinian perlu saling
mengambil manfaat tapi tetap dalam kaidah kebersamaan sesama umat
manusia secara selektif.
Ide seperti ini tampaknya belum banyak diaplikasi oleh umat islam, kita
bisa lihat dalam realitas. Budaya barat yang negatif pun diambil juga kenapa
bukan budaya membaca atau yang bernuansa kreatif-inovatif?tampaknya umat
islam juga masih ada yang mengalami rasa inferiority complex adalah karena
belum memiliki keyakinan terhadap budaya islam secara hakiki. Modernisme
haruslah dimaknai dengan saling bersahabat antar sesama anak manusia kelak
ketika umat manusia bersaru maka tak ada lagi barat dan timur, semua satu
menuju yang maha satu entah kapan hal itu akan tejadi.
6
juga harus berhadapan dengan kekuatan bangsa lain yang berusaha meredam
gerakan modernisasi di itu. Disinilah proses modernisasi di Indonesia
mendapat tantangan yang sungguh-sungguh sangat berbeda dibandingkan
dengan Negara-negara islam lainnya yang memperjuangkan gerakan modern.
7
Proses pemindahan itu secara medis biasa dilakukan terhadap orang yang
masih hidup dan orang yang yang sudah mati.yang terjadi didalam umat
beragama islam yang sebagian besar kurang berpedoman kepada al-qur’an
terutama dikalangan anak remaja.
Kesadaran harus mulai terwujud bagi manusia yang hidup pada zaman
modern ini dengan menyadari betapa pentingnya mewujudkan kehidupan yang
baik dengan tidak selalu mengartikan dan memahami modernitas dengan gaya
dan standar hidup masyarakat barat dan harus diingat bahwa setiap budaya
yang muncul dalam suatu negeri memiliki pola dan corak yang pasti berbeda
dari negeri lainnya, oleh karena itu mengapresiasi budaya dalam negeri sendiri
dengan memberikan corak-corak keislaman lebih baik daripada mengadopsi
budaya yang lahir dari negeri lain (barat) dan menjadikannya sebagai ukuran
maju atau mundurnya suatu bangsa. Menjadi modern berarti harus mampu
mengapresiasi nilai-nilai budaya baik lama ataupun baru dan yang muncul dari
manapun dengan nilai-nilai agama atau nilai-nilai keislaman.
8
roh halus dalam kesenangan yang berujung kepada pelupaan makna dan
kehadiran agama dalam kehidupan manusia.
9
- Kurang disiplinnya generasi muda dalam menjalankan kewajibannya yang
berakibatkan para pemuda selalu mengulur waktu untuk kewajibannya.
- Kuatnya arus globalisasi.
- Tidak ada rasa istiqomah dalam menjalankan kewajibannya.
- Kurangnya rasa tanggung jawab dalam diri generasi muda sehingga banyak
generasi muda yang saling memfitnah satu sama lain.
1. Setelah anak lahir disunatkan adzan di telinganya ini adalah awal dari
pendidikan keimanan. Dari sejak dini hendaknya orangtua
memperkenalkan kehidupan yang bernapaskan islam sehingga anak tidak
akan asing dengan tradisi dan budaya islam yang dijumpai didalam
rumahnya atau pada lingkungannya.
2. Mengajarkan kalimat La ilaha illallah riwayat dari al-hakim dari Ibnu
Abbas r.a. dan Nabi SAW. Ia berkata”permulaan kalimat yang harus
diajarkan kepada anak-anakmu ialah kalimat La ilaha illallah.
3. Anak sejak mulai berakal hendaknya dikenalkan dengan apa-apa yang
tidak haram dan apa-apa yang haram hadist dikeluarkan oleh Ibnu Jarir
10
dan mundzir dari ibnu abbas ia berkata “lakukan ketaatan kepada Allah
dan takutilah kemaksiatan kepada Allah.”
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Walaupun arus globalisasi dan modernisasi deras mengalir membanjiri
jalan pikiran manusia tetapi setiap orang pasti memiliki agamanya masing-
masing.
b. Agama harus lebih diutamakan dari segalanya kehidupan didunia hanyalah
sementara, karena kehidupan akhirat adalah kehidupan yang abadi yang
lebih kekal daripada kehidupan didunia.
3.2 Saran
a. Walaupun kita sebagai individu yang mengikuti perkembangan zaman
tetapi sebagai seorang muslim yang baik kita harus tetap menjadikan
agama sebagai landasan hidup dan tidak menjadikan ego kita sebagai
penuntun hidup, karena ego kita seringkali bertolak belakang dengan
norma-norma yang berlaku.
b. Sebaiknya kita harus bisa membagi waktu dengan sebaik-baiknya dengan
maksud jika pada saatnya beribadah gunakanlah waktu itu untuk beribadah
janganlah gunakan waktu itu untuk kepentingan yang lain , karena
biasanya penyesalan itu akan datang pada saat akhir.
12
DAFTAR PUSTAKA