Oleh:
Kelompok V
Dosen Pengampu:
Abdul Jabir, S.Pd., M.Pd.
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat-Nya sehingga Makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkonstribusi dalam penyelesaian penulisan makalah ini.
Dengan ditulisnya makalah ini kami berharap bisa untuk menambah pengetahuan baik
penulisan maupun pembaca. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembaharuan atau modernisasi bukan lagi hal yang asing untuk kita dengar, seringkali
kita mendengar kata modernisasi atau pembaharuan dalam berbagai bidang diantaranya seperti
bidang budaya, ekonomi, politik, sosial, bahkan agam sekalipun mengalami modernisasi atau
pembaharuan. Modernisasi atau pembaharuan ini muncul ditandai dengan beberapa ciri
sebagai bentuk upaya ataupun usaha perbaikan, dimulai dari konsep sampai dengan metode
yang diterapkan agar bisa mengikuti atau berjalan beriringan dengan perkembangan zaman.
Pesatnya perkembangan zaman bukan lagi hal yang baru bagi kita saat ini, mulai dari
sektor teknologi, pertanian, perikanan, politik, pendidikan dan yang lainnya membuat kita
sadar untuk melakukan pembaharuan dalam berbagai bidang. Pembaharuan ini juga
merupakan langkah awal agar manusia agar bisa tetap menikmati atau memanfaatkan segala
kemajuan dalam berbagai sektor dengan tidak melanggar atau tetap mematuhi aturan dan
norma yang berlaku bagi masyarakat.
Meskipun saat ini pembaharuan atau modernisasi telah memasuki berbagai bidang, tapi
selalu saja muncul berbagai konflik ditengah masyarakat. Sebagian masyarakat merasa ini
perubahan yang sangat baik namun sebagian lagi yang lain merasa bahwa ini mengancam atau
merugikan masyarakat yang lainnya.
Sebagai contoh pembaharuan atau modernisasi yang terjadi ditengah masyarakat
adalah pembaharuan terhadap atau modernisasi terhadap pendidikan. Pembaharuan atau
modernisasi dalam pendidikan memiliki dampak yang sangat besar bagi para siswa dan
mahasiswa, sebagai contoh dampak dari pandemi Covid 19 yang terjadi sekitar 1 atau 2 tahun
yang lalu memberikan perubahan yang sangat besar bagi siswa dan mahasiswa. Berbedanya
metode belajar yang digunakan membuat tidak sedikit siswa dan mahasiswa merasakan
dampaknya akibat pembaharuan yang terjadi. Tidak sedikit dari mereka yang mengeluh atau
bahkan sama sekali tidak memahami pembelajaran yang diajarkan. Terlebih lagi situasi
ataupun kondisi saat itu yang memaksa masyarakat harus menyesuaikan diri dengan pandemi
tersebut. Ini menjadi sebagai bukti bahwa pembaharuan atau modernisasi bukanlah hal yang
bisa diterima secara langsung oleh masyarakat. Butuh waktu, pertikaian, dan penyesuaian agar
setiap pembaharuan dan modernisasi bisa diterima oleh masyarakat.
Pembaharuan atau modernisasi juga terjadi dalam agama kita, agama Islam. Agama
yang telah berusia ratusan tahun ini pun telah mengalami beberapa pembaharuan atau
1
modernasasi. Pembaharuan atau modernisasi dalam agama islam pun bukan hal yang mudah
diterima oleh masyarakatnya. Ada berbagai kritikan dan pertentangan yang terjadi sepeninggal
Rasulullah yaitu Muhammad Shallaluhu Alaihi Wasallam, para ulama yang diyakini sebagai
penerus para nabi dan rasulpun, tidak sedikit dari mereka yang memiliki perbedaan pendapat
dalam menyikapi pembaharuan atau modernisasi.
Khususnya dalam bidang pendidikan islam, pembaharuan atau modernisasi yang
terjadipun telah banyak terjadi. Dan perjalanan pembaharuan atau modernisasi dalam
pendidikan islam ini pun memiliki banyak cerita dalam perkembangannya sampai saat ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang melatar belakangi munculnya Pembaharuan Pendidikan Islam ?
2. Bagaimana Bentuk dan Metode yang digunakan dalam Pembaharuan Pendidikan
Islam ?
3. Bagaimana Pengaruh Pembaharuan Pendidkan Islam Terhadap Modernisasi
Madrasah Di Indonesia?
C. Tujuan
Untuk memahami lebih lanjut tentang pembaharuan atau modernisasi pendidikan Islam
dan melihat sejauh mana Penerapan Pembaharuan Pendidikan Islam.
1. Mengetahui apa-apa saja yang melatarbelakangi munculnya pembaruan
pendidikan islam
2. Mengetahui bentuk dan metode yang di gunakan dalam pembaruan pendidikan
islam
3. Memahami pembaharuan pendidikan islam terhadap modernisasi madrasah di
Indonesia
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
http://sakban3.blogspot.com/2013/05/masa-pembaharuan-pendidikan-islam.html (diakses 26 oktober 2022)
3
umat islam menjadi terpukau dan terbius dengan kemajuan yang di alami oleh bangsa Eropa.
Kelemahan dan ketertinggalan umat Islam dari bangsa eropa kemudian membuat bangkitnya
kesadaran Umat Islam untuk mempelajari kemajuan eropa dan mengirim utusan-utusannya.
Kelemahan dan katerbelakangan kaum muslimin kemudian menimbulkan berbagai
macam usaha pembaharuan dalam segala bidang, khususnya dalam bidang pendidikan untuk
mengejar ketertinggalan.
Kebangkitan kembali umat Islam khususnya bidang pendidikan Islam adalah dalam
rangka untuk pemurnian kembali ajaran-ajaran Islam dengan pelopor-pelopor di berbagai
daerah masing-masing. Adapun mereka mengemukakan opini kebangkitan dengan mengacu
kepada tema yang sama yaitu adalah :
1. Mengembalikan ajaran Islam kepada unsur-unsur aslinya, dengan bersumberkan
kepada Al-Qur’an, Hadist dan membuang segala bid’ah, khurafat, tahayul, dan mistik.
2. Menyatakan dan membuka kembali pintu ijtihad setelah beberapa abad dinyatakan
ditutup.2
4
untuk mengembalikan kekuatan dan kejayaan Umat Islam, sumber kekuatan tersebut
harus dikuasai kembali
Dan Usaha yang dicapai untuk mengembalikan kekuatan dan kejayaan
tersebut, Usaha Pembaharuan Pendidikan Islam dimulai dengan mendirikan sekolah-
sekolah. Sebagai permulaan dalam pembaharuan ini, di akhir abad ke-11 h/17 di Turki
Utsmani pasca mengalami kekalahan dengan eropa timur, kemudian timbul benih
sekularitas turki dan membentuk turki modern. Dan pola pembaharuan ini yang
berorientasi ke barat ini dipelopori oleh Sultan Mahmud II(1807-1809) dan juga
Nampak pada usaha Muhammad Ali Pasha yang berkuasa di mesir (1805-1848).
2. Pembaharuan Pendidikan Islam yang berorientasi pada sumber Ajaran Islam yang
Murni
Islam sendiri merupakan sumber bagi kemajuan dan perkembangan peradaban
dan ilmu pengetahuan modern. Dimana Islam sendiri sudah penuh dengan ajaran-
ajaran yang pada hakikatnya mengandung potensi untuk membawa kemajuan dan
kesejahteraan serta kekuatan umat Islam.
Diantara sebab-sebab kelemahan umat Islam adalah karena mereka tidak lagi
melaksanakan ajaran Islam secara semestinya. Ajaran-ajaran Islam yang menjadi
sumber kemajuan dan kekuatan ditinggalkan dan menerima ajaran-ajaran Islam yang
tidak murni lagi. Pola pembaharuan ini dirintis oleh Muhammad bin Abdul Wahab,
kemudian dicanangkan kembali oleh Jamaluddin al-Afghani dan Muhammad Abduh
(akhir abad 19 M).4
3. Pembaharuan Pendidikan Islam yang berorientasi pada Nasionalisme
Rasa nasionalisme timbul bersamaan dengan berkembangnya pola kehidupan
modern dan mulai dari Barat. Bangsa-bangsa Barat mengalami kemajuan rasa
nasionalisme yang kemudian keadaan tersebut mendorong pada umumnya bangsa-
bangsa Timur untuk mengembangkan nasionalisme masing-masing.
Umat Islam mendapati kenyataan bahwa mereka terdiri dari berbagi bangsa
yang berbeda latar belakang dan sejarah perkembangan kebudayaannya. Mereka pun
hidup bersama dengan orang-orang yang beragama lain tapi sebangsa. Inilah yang
mendorong perkembangan rasa nasionalisme di dunia Islam.
Ide pembaharuan yang berorientasi pada nasionalisme ini bersesuaian dengan
ajaran Islam karena adanya keyakinan di kalangan pemikir-pemikir pembaharuan di
4
Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), h. 64
5
kalangan umat Islam, bahwa pada hakikatnya ajaran Islam bisa diterapkan dan
disesuaikan dengan segala zaman.
Golongan nasionalis ini berusaha untuk memperbaiki kehidupan umat Islam
dengan memperhatikan situasi dan kondisi obyektif umat Islam yang bersangkutan.
Dan ide nasionalisme inilah yang pada perkembangan berikutnya mendorong
timbulnya usaha-usaha untuk merebut kemerdekaan dan mendirikan pemerintahan
sendiri dikalangan bangsa-bangsa umat Islam.5
Dengan ketiga Pemikiran Pembaharuan Islam tersebut, maka Umat Islam mulai
merealisasikan pembaharuan tersebut dalam bidang pendidikan. Pembaharuan Pendidikan
Islam tersebut pun kemudian memiliki beragam bentuk dalam pembaharuannya, dan berikut
bentuk-bentuk Pembaharuan Pendidikan Islam:
5
Zuhairini dkk, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 123
6
1834 M dibuka sekolah Akademi Militer. Pada tahun 1838 M sekolah kedokteran dan
sekolah pembedahan digabungkan menjadi satu dengan nama Dar-al Ulum Hikemiye
ve Mekteb-i Tibbiye-i Sahane.6
6
Haidar Putra Daulay. Pendidikan islam dalam Lintasan Sejarah, Kajian dari Zaman Pertumbuhan Sampai
Kebangkitan, h. 167
7
Iskandar Engku dan Siti Zubaidah. Sejarah Pendidikan Islami. (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 2014), h. 84 –
85
8
Ibid,
7
memberikan perhatian yang lebih pada bidang militer dan ekonomi. Menurutnya
militer akan memberikan dukungan untuk mempertahankan dalam memperbesar
kekuasaannya. Sedangkan ekonomi sangat diperlukan untuk membiayai militer.
Untuk memajukan keduanya dibutuhkan ilmu-ilmu modern. Dengan demikian
Muhammad Ali mencurahkan perhatiannya bagi pendidikan. Pada tahun 1815 M ia
mendirikan sekolah militer, sekolah kedokteran pada tahun 1827 M, seolah Apoteker
pada tahun 1829 M, sekolah pertambangan pada tahun 1839 M, sekolah pertanian
pada tahun 1836 dan sekolah penerjemah pada tahun 1836 M.9
Upaya pemahaman dan modernisasi yang dipelopori Muhammad Ali di Mesir
ini, besar sekali kontribusinya bagi Mesir menjadi negara modern. Gerakan
pembaharuannya telah memperkenalkan ilmu pengetahuan dan teknologi Barat
kepada umat Islam hingga lahirlah intelegensia Muslim yang berpengetahuan agama
yang luas, berwibawa modern dan tidak berpandangan sempit.10
9
Haidar Putra Daulay. Op.Cit, h. 164
10
Ibid,
8
terus dikembangkan oleh generasi setelah Sir Sayyid Ahmad Khan, yakni Nawab
Muhsin al-Mulk meskipun pada masa Vigar al-Mulk terjadi pertentangan dengan
pihak Inggris, namun pola pendidikan MAOC masih tetap terus berlanjut.
9
akulturasi dan pembaharuan, dengan akibatnya masing-masing. Setelah diketahui sistem
pendidikan, maka dapat dicermati beberapa perubahan yang terjadi, antara lain pada:
1. Tujuan dan Materi
Tujuan pendidikan Islam tentu harus sesuai dengan apa yang dikandung
dalam Al-Qur’an dan Hadits. Tujuan dari berdirinya lembaga-lembaga pendidikan
Islam (khususnya keluarga dan pesantren) berorientasi pada pendidikan agama.
Tujuannya mengacu pada pembentukan manusia yang sempurna dimana seorang
muslim adalah memiliki akhlak mulia, sehat jasmani dan rohani.
Akhirnya muncul dua macam pesantren, yaitu pesantren salafi yang masih
mempertahankan kurikulumnya, dan pesantren khalafi yang telah memasukkan
pelajaran umum.
10
madrasah yang lebih menekankan pada muatan-muatan keagamaan dan
menambahkan muatan-muatan umum secara terbatas.
3. Evaluasi
Dari evaluasi yang telah dipaparkan pada masing-masing lembaga
pendidikan, dapat disimpulkan tentang perubahannya. Pada mulanya pesantren
berorientasi ukhrawi, mengukur keberhasilan lembaganya jika mampu menghasilkan
santri yang taat, berakhlak mulia tanpa berharap berprofesi dalam jabatan tertentu.
11
Pada lulusan pesantren dengan ikhlas kembali ke masyarakat dan tidak
mengharapkan jabatan tertentu yang bersifat keduaniawian. Dengan kata lain, para
santri dididik untuk sukses hidup di akhirat. Ijazah seperti halnya yang diberikan oleh
sekolah-sekolah Belanda tidak dikenal. Mereka hanya mengenal ijazah sebagai tanda
seberapa kualitas ilmu agama yang didapatkan dari para guru/kyainya, sementara
sekolah-sekolah Belanda didirikan untuk melatih warga negara Indonesia bagi
pemenuhan (salah satunya) profesi Pamong Praja. Perubahan keinginan bangsa
Indonesia terlihat dengan adanya madrasah, yang eksistensinya merupakan usaha
menyempurnakan terhadap sistem pesantren ke arah suatu sistem yang lebih
memungkinkan lulusan-lulusannya memperoleh kesempatan yang sama dengan
sekolah umum yaitu kesamaan kesempatan kerja dan perolehan ijazah.
12
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Modernisasi atau pembaharuan bisa diartikan apa saja yang belum di pahami, di
terima, atau dilaksanakan oleh penerima pembaharuan sesungguhnya lebih merupakan upaya
atau usaha perbaikan keadaan baik dari segi cara, konsep, dan serangkaian metode yang biasa
diterapkan dalam rangka menghantarkan keadaan yang lebih baik. Pembaharuan atau
modernisasi dalam bidang pendidikan islam awalnya muncul di timur tengah dan dalam hal ini
terdapat nama ulama besar yang berperan dalam pembaharuan ini seperti Muhammad Ali
Pasya, Jamaluddin Al Afgani, Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha. Kelemahan dan
katerbelakangan kaum muslimin kemudian menimbulkan berbagai macam usaha
pembaharuan dalam segala bidang, khususnya dalam bidang pendidikan untuk mengejar
ketertinggalan.
Kebangkitan kembali umat Islam khususnya bidang pendidikan Islam adalah dalam
rangka untuk pemurnian kembali ajaran-ajaran Islam dengan pelopor-pelopor di berbagai
daerah masing-masing. Adapun mereka mengemukakan opini kebangkitan dengan mengacu
kepada tema yang sama yaitu adalah :
1. Pembaharuan Pendidikan Islam yang berorientasi kepada pola pendidikan Modern di
Eropa
2. Pembaharuan Pendidikan Islam yang berorientasi pada sumber Ajaran Islam yang
Murni
3. Pembaharuan Pendidikan Islam yang berorientasi pada Nasionalisme
Dengan ketiga Pemikiran Pembaharuan Islam tersebut, maka Umat Islam mulai
merealisasikan pembaharuan tersebut dalam bidang pendidikan. Pembaharuan Pendidikan
Islam tersebut pun kemudian memiliki beragam bentuk dalam pembaharuannya, dan berikut
bentuk-bentuk Pembaharuan Pendidikan Islam :
13
1. Pembaharuan Pendidikan di Turki
2. Pembaharuan Pendidikan di Mesir
3. Pembaharuan Pendidikan di India
4. Pembaharuan Pendidikan di Indonesia
Pembaharuan dalam pendidikan Islam adalah salah satu jawaban terhadap kekuasaan
dan dominasi Eropa. Respon pendidikan berupa penolakan, adaptasi, ataupun sampai kepada
akulturasi dan pembaharuan, dengan akibatnya masing-masing. Setelah diketahui sistem
pendidikan, maka dapat dicermati beberapa perubahan yang terjadi, antara lain pada
1. Tujuan dan Materi
Tujuan pendidikan Islam tentu harus sesuai dengan apa yang dikandung dalam
Al-Qur’an dan Hadits. Tujuan dari berdirinya lembaga-lembaga pendidikan Islam
(khususnya keluarga dan pesantren) berorientasi pada pendidikan agama.
2. Metode dan Sarana
Dalam perubahan metode dan sarana dalah penyesuaian terhadap materi berdasar
tujuannya. Pengajaran pada madrasah ataupun sekolah memakai sistem klasikal,
dimana ada pengelompokan siswa dalam kelas-kelas.
3. Evaluasi
Dari evaluasi yang telah dipaparkan pada masing-masing lembaga pendidikan,
dapat disimpulkan tentang perubahannya. Pada mulanya pesantren berorientasi
ukhrawi, mengukur keberhasilan lembaganya jika mampu menghasilkan santri yang
taat, berakhlak mulia tanpa berharap berprofesi dalam jabatan tertentu.
B. Saran
Demikian makalah yang kami susun, semoga dapat memberikan manfaat bagi penyusun
khususnya dan bagi pembaca umumnya. Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah kami.
14
DAFTAR PUSTAKA
Daulay, Haidar Putra. 2013. Pendidikan islam dalam Lintasan Sejarah, Kajian dari Zaman
Pertumbuhan Sampai Kebangkitan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Engku, Iskandar dan Siti Zubaidah. 2014. Sejarah Pendidikan Islami. Jakarta: PT. Remaja
Rosdakarya.
Subhan, Arief, 2012. Lembaga pendidikan islam indonesia abad ke-20. Jakarta: kencana.
Yusrianto, Edi, 2011. Lintasan Sejarah Pendidikan Islam. Pekanbaru : Intania Grafika.
15