Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA

PERKEMBANGAN ISLAM
Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah
Pendidikan Islam

Dosen Pengampu : Dr. Asep Jamaluddin, M.Ag


Dr. Mahrus As’ad, M.Ag

Disusun Oleh:
Aulia Salsabila Rachma
(2220040013)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr Wb.
Alhamdulillahirabbil alamiin, segala puji dan syukur kita panjatkan
kepadaAllah SWT yang telah memberikan begitu banyak kenikmatan dan karunia-
Nya, hanyakepada-Nya lah kita beribadah dan memohon pertolongan, tiada Tuhan
yang dapat memberi manfaat selain Allah SWT, dan tiada yang dapat memberikan
kekuatan kecuali Allah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah ini
yaitu Sejarah Pendidikan Islam mengenai Sejarah Pendidikan Islam Pada Masa
Perkembangan Islam. Sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan
kepada junjungan kita semua yakni nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita
dari zaman yang dipenuhi kebodohan ke zaman yang Islamiyah dengan segala
kemudahan dalam mempelajari ilmu pengetahuan. Kami berharap makalah ini dapat
memberikan pengetahuan dan mengarahkan kita dalam proses pembelajaran. Juga
mampu menjadipetunjuk untuk materi yang akan kami bahas. Semoga makalah ini
menjadi sebuah manfaat khususnya bagi penulis dan untuk pembaca semuanya.
Wassalamu’alaikum Wr Wb.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah ........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3
A. Pengertian pembaharuan pendidikan islam ............................................... 3
B. Latar belakang pembaharuan pendidikan islam… .................................... 4
C. Pola pemikiran pembaharuan pendidikan islam ....................................... 5
D. Tokoh-tokoh pembaharuan pendidikan islam ........................................... 7

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 11


DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Islam sesungguhnya telah tumbuh dan berkembang sejalan
dengan adanya dakwah Islam yang telah dilakukan Nabi Muhammad SAW.
Berkaitan dengan itu pula pendidikan Islam memiliki corak dan karakteristik yang
berbeda sejalan dengan upaya pembaharuan yang dilakukan secara terus menerus
pasca generasi Nabi, sehingga dalam perjalanan selanjutnya pendidikan Islam terus
mengalami perubahan, baik dari segi kurikulum (mata pelajaran) , maupun dari segi
lembaga pendidikan Islam.
Pendidikan Islam di Indonesia telah berlangsug sejak masuknya Islam di
Indonesia. Pada tahap pendidikan Islam dimulai dari kontak pribadi maupun kolektif
antara pendidik dan peserta didik. Setelah komunitas muslim terbentuk disuatu daerah,
maka mulai membangun masjid sebagai tempat ibadah pusat pendidikan.
Sejarah pendidikan Islam pada dasarnya tidak bisa lepas dari sejarah Islam.
Kehancuran total yang dialami kota Bagdad dan Granada sebagai pusat-pusat
pendidikan dan kebudayaan Islam menimbulkan kekacauan dalam pendidikan Islam,
terutama dalam bidang intelektual dan material. Hancurnya Bagdad oleh Mongol
memusnahkan Lembaga-lembaga pendidikan dan buku-buku ilmu pengetahuan.
Dengan hancurnya pusat-pusat pendidikan Islam khususnya bidang intelektual dan
material mengakibatkan rasa lemah dan putus asa di kalangan masyarakat muslim. Hal
tersebut menjadikan aliran-aliran tasawuf berkembang pesat dan lebih diminati oleh
masyarakat muslim.
Selain faktor-faktor tersebut di atas terdapat juga faktor lain yang lebih
mengarah pada situasi sosio politik pada masa itu. Sehingga dengan semakin
ditinggalkannya pendidikan intelektual maka semakin statis perkembangan
kebudayaan Islam, karena generasi-generasi muda tidak mampu menghasilkan kreasi-
kreasi baru bahkan menjawab persoalan-persoalan yang berkembang. Hal ini di
perparah juga dengan infansi bangsa Barat ke daerah Islam.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pembaharuan pendidikan Islam?
2. Apa yang melatar belakangi lahirnya pembaharuan pendidikan Islam?
3. Bagaimana pola pemikiran pembaharuan pendidikan Islam?

1
4. Siapa saja tokoh-tokoh dalam pembaharuan pendidikan Islam?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui maksud dari pembaharuan pendidikan Islam
2. Untuk mengetahui apa yang melatar belakangi pembaharuan pendidikan
islam
3. Untuk mengetahui pola pemikiran pembaharuan pendidikan islam
4. Untuk mengetahui tokoh pembaharuan pendidikan islam

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembaharuan Pendidikan Islam
Pengertian Pembaharuan menurut Istilah: Harun Nasution cenderung
menganalogikan istilah “pembaharuan” dengan “modernisme”, karena istilah ini
dalam masyarakat Barat mengandung arti pikiran, aliran, gerakan, dan usaha
mengubah paham-paham, adat-istiadat, institusi lama, dan sebagainya untuk
disesuaikan dengan suasana baru yang ditimbulkan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi modern1.
Pembaharuan Islam adalah upaya untuk menyesuiakan paham
keagamaan Islam dengan perkembangan dan yang ditimbulkan kemajuan ilmu
pengetahuan dan terknologi modern. Dengan demikian pembaharuan dalam
Islam bukan berarti mengubah, mengurangi atau menambahi teks Al-Quran
maupun Hadits, melainkan hanya menyesuaikan paham atas keduanya. Sesuai
dengan perkembangannya zaman, hal ini dilakukan karena sehebat apapun
paham-paham yang dihasilkan para ulama atau pakar di zaman lampau itu pasti
ada kekurangan didalamnya dan selalu dipengaruhi oleh kecenderungan,
pengetahuan, situasional, dan sebagainya. Paham-paham tersebut untuk di masa
sekarang mungkin masih banyak yang relevan dan masih dapat digunakan,
tetapi mungkin sudah banyak yang tidak sesuai lagi.
Pembaharuan pendidikan Islam adalah upaya dasar untuk memperbaiki
aspek-aspek pendidikan Islam dalam praktik (termasuk pengajaran). Lahirnya
modernisasi atau pembaharuan di sebuah tempat akan selalu beriringan dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat itu. Harun
Nasution cenderung menganalogikan istilah “pembaharuan” dengan
“modernism”, karena istilah tersebut dalam masyarakat Barat mengandung arti
pikiran, aliran, gerakan dan usaha mengubah paham-paham istiadat, institusi
lama dan lain sebagianya untuk disesuaikan dengan suasana baru yang
ditimbulkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern2.
Dengan demikian, apabila kita kaitkan dengan pembaharuan pendidikan
Islam maka akan mengacu kepada pengertian bahwa pembaharuan pendidikan

1
Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta, 1986) hal. 116-120.
2
Fadil SJ, Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah, (Malang: UIN Malang
Press, 2008), hal. 246-247.

3
Islam sebagai suatu upaya melakukan proses perubahan kurikulum, cara,
metodologi, situasi dan pendidikan Islam dari yang tradisional (ortodox) ke arah
yang lebih rasional, dan professional sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi saat itu3.
B. Latar Belakang Pembaharuan Pendidikan Islam
Ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya proses pembaharuan
pendidikan Islam, antara lain:
Pertama, faktor kebutuhan pragmatisme umat Islam yang sangat
memerlukan satu sistem pendidikan Islam yang betul-betul bisa dijadikan rujukan
dalam rangka mencetak manusia-manusia muslim yang berkualitas, bertaqwa,
beriman kepada Allah. Agama Islam sendiri melalui ayat Al-qur’an banyak
menyuruh atau menganjurkan umat Islam untuk selalu berfikir, membaca dan
menganalisis sesuatu untuk kemudian bisa diterapkan atau bahkan bisa
menciptakan hal yang baru dari apa yang kita lihat.
Kedua, faktor di atas merupakan faktor-faktor yang bisa dilihat secara
internal, adanya kebutuhan umat akan kemajuan dan perbaikan nasib dirinya bisa
dikatakan sebagai faktor penentu timbulnya proses pembaharuan pendidikan
dalam Islam. Disamping agama Islam sendiri melalui al-Qur’an, sebagai sumber
ajaran: banyak manganjurkan kepada umatnya untuk melakukan pembaharuan di
segala bidang.
Ketiga, adanya kontak Islam dengan Barat, yang merupakan faktor
penting yang bisa kita liat, adanya kontak ini paling tidak telah menggugah dan
membawa perubahan paradigma umat Islam untuk belajar secara terus menerus
kepada Barat, sehingga ketertinggalan-ketertinggalan yang selama ini dirasakan
akan bisa terminimalisir. Timbulnya pembaharuan pendidikan Islam baik dalam
bidang agama, sosial, dan pendidikan diawali dan dilatar belakangi oleh
pemikiran Islam yang timbul di belahan dunia Islam lainnya, terutama diawali
oleh pembaharuan pemikiran islam yang timbul di Mesir, Turki, dan India4.
Timbulnya pembaharuan pendidikan Islam diawali oleh pembaharuan
pemikiran Islam yang timbul di Mesir yang dimulai sejak kedatangan Napoleon
ke Mesir. Pendidikan oleh Napoleon Bonaparte 1898 M adalah merupakan

3
Widda Djuhan, Sejarah Pendidikan Islam Klasik ( Ponorogo: LPPI STAIN, 2010), hal.
35-46.
4
Zuhairini, Op.cit, hal. 125-136.

4
tonggak sejarah bagi umat Islam. Untuk mendapatkan kesadaran tentang
kelemahan dan keterbelakangan umat Islam, ekspedisi Napoleon tersebut bukan
hanya menunjukan akan kelemahan umat Islam, tetapi juga sekaligus
menunjukkan kebodohan mereka. Ekspedisi Napoleon tersebut disamping
membawa pasukan tentara yang kuat, juga membawa seperangkat peralatan
ilmiah untuk mengadakan penelitian di Mesir. Inilah yang membuka mata kaum
muslimin akan kelemahan dan keterbelakangannya. Sehingga akhirnya timbul
berbagai macam usaha pembaharuan dalam segala bidang kehidupan untuk
mengejar ketertinggalan dan keterbelakangan mereka termasuk usaha-usaha di
bidang pendidikan5.
C. Pola Pemikiran Pembaharuan Pendidikan Islam
1. Pola Pembaharuan Pendidikan Islam yang Berorientasi Pada Pendidikan
Modern di Barat
Mereka berpandangan, pada dasarnya kekuatan dan kesejahteraan
yang dialami Barat adalah hasil perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi modern yang mereka capai. Golongan ini berpendapat bahwa apa
yang dicapai oleh Barat sekarang ini merupakan pengembangan dari ilmu
pengetahuan dan kebudayaan yang pernah berkembang di dunia Islam.
Maka untuk mengembalikan kekuatan dan kejayaan umat Islam, sumber
kekuatan itu harus dikuasai kembali. Cara pengembalian itu tidak lain
adalah melalui pendidikan, karena pola pendidikan Barat dipandang sukses
dan efektif, maka harus meniru pola Barat yang sukses itu.
Pembaharuan pendidikan dengan pola Barat ini, khususnya di Turki
Usmani mengalami hal yang sama, yaitu keunggulan bangsa Eropa dari
bangsa Turki, bangsa Turki selalu kalah ketika berperang dengan bangsa
Eropa. Kekalahan demi kekalahan ini membuat bangsa Turki ingin
mengetahui penyebabnya. Akhirnya, diketahuilah bahwa bangsa Eropa lebih
unggul dari bangsa Turki dalam bidang ilmu pengetahuan dan hal ini
sekaligus berdampak terhadap persenjataan serta siyasat perang bangsa
Eropa yang lebih unggul. Turki yang berkembang kemudian membentuk
Turki Modern. Sultan Mahmud II adalah pelopor pembaharuan pendidikan
di Turki dan juga yang memerintah di Turki Usmani pada tahun 1807-1839.

5
Fadil SJ, Op.cit, hal. 249-250.

5
Sultan Mahmud II sadar bahwa pendidikan madrasah tradisional ini
tidak sesuai lagi dengan tuntutan zaman abad kesembilan belas. Sultan
Mahmud II mengeluarkan perintah supaya anak sampai umur dewasa jangan
dihalangi untuk masuk ke madrasah. Selain itu Sultan Mahmud II juga
mengirimkan siswa-siswa ke Eropa untuk memperdalam ilmu pengetahuan
dan teknologi langsung dari sumber pengembangan. Setelah mereka pulan
ketanah air, mereka banyak berpengaruh terhadap usaha-usaha pembaharuan
pendidikan. Dari mereka ini pula berkembangnya faham sekularisme di
Turki yang kemudian diterapkan secara mantap sekarang ini6.
2. Gerakan pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi pada sumber
Islam yang murni.
Pola ini berpandangan bahwa Islam merupakan sumber bagi
peradaban dan ilmu pengetahuan modern, karena islam sendiri telah
dipenuhi oleh ajaran-ajaran dan potensi untuk membawa kemajuan dan
kesejahteraan bagi umat manusia. Hal ini dibuktikan dengan beberapa
kelamahan umat islam yaitu mereka tidak lagi melaksanakan ajaran agama
Islam sebagaimana mestinya. Hal ini terjadi setelah berhentinya
perkembangan filsafat islam yang meninggalkan pola pemikiran rasional
dan kehidupan umat islam yang sekarang diwarnai oleh pola kehidupan
yang bersifat pasif. Juga dengan berhentinya perkembangan Fiqh yang di
tandai dengan penutupan pintu ijtihad, sehingga umat islam telah kehabisan
daya untuk mengatasi problematika hidup sebagai akibat dari perubahan dan
perkembangan zaman.
Menurut Mohammad bin Ali Al-Wahab yang kemudian di lanjutkan
dengan Jamaludin al Afghani dan Muhammad Abduh. Menurut Jamaludin,
pemurnian ajaran agama Islam dengan kembali kepada Al-Qur’an dan Al-
Hadist dalam arti yang sebenarnya tidak akan mungkin. Ia berkeyakinan
bahwa semua bangsa, zaman dan keadaan sudah sesuai dengan Islam.
Sedangkan menurut Mohammad Abduh, pengetahuan modern dan
islam adalah sejalan dan sesuai, karena keduanya berasal dari Allah, oleh
karena itu umat islam harus menguasai keduanya7.
3. Usaha yang berorientasi kepada Nasionalisme

6
Zuhairini, Op.cit, hal. 117.
7
Widda Djuhan, Op.cit, hal. 69-70.

6
Golongan ini timbul bersamaan dengan berkembangnya pola
kehidupan modern yang menimbulkan kekuatan politik yang berdiri sendiri.
Keadaan ini mendorong Bangsa Timur dan bangsa terjajah lainnya untuk
mengembangkan rasa nasionalisme mereka. Yang mendorong nasionalisme
mereka adalah karena kenyataannya mereka terdiri dari berbagai bangsa dan
sejarah perkembangan yang berbeda satu dengan lainnya.
Disamping itu,adanya keyakinan dikalangan pemikir-pemikir
pembaharuan di kalangan umat islam, bahwa pada hakekatnya ajaran islam
bisa diterapkan dan sesuai dengan segala zaman dan tempat. Oleh karena
itu, ide pembaharuan yang berorientasi pada nasionalisme inipun
bersesuaian dengan ajaran islam. Ide kebangsaan atau nasionalisme inilah
yang pada tahap perkembangan berikutnya mendorong timbulna usaha-
usaha merebut kemerdekaan dan mendirikan pemerintahan sendiri di
kalangan bangsa-bangsa pemeluk islam. Dalam bidang pendidikan umat
islam yang telah membentuk pemerintahan nasional tersebut
mengembangkan sistem dan pola pendidikan nasionalnya sendiri-sendiri8.
D. Tokoh-tokoh pembaharuan pendidikan Islam
1. Jamaluddin Al-Afghani (Iran 1838 – Turki 1897)
Jamaluddin Al-Afghani dilahirkan di Mesir tahun 1839 dan
meninggal di Istanbul tahun 1897. Ketika berusia 20 tahun ia telah menjadi
pembantu Pangeran Dost Muhammad Khan di Afghanistan. Tahun 1864 ia
menjadi penasehat Sher Ali Khan, kemudian ia diangkat menjadi Perdana
Menteri oleh Muhammad A’zam Khan. Dalam hal itu, Inggris telah mulai
mencampuri urusan politik Afghanistan dan dalam pergolakan yang terjadi
Al-Afghani memilih pihak yang melawan golongan yang disokong Inggris.
Pihak pertama kalah, dan Al-Afghan memilih meninggalkan tanah tempat
lahirnya dan pergi ke India tahun 1869. Di Inggris ia juga tidak merasa
bebas bergerak, karena negara itu telah jatuh ke pihak Inggris, dan ia
pindah ke Mesir tahun 1871.
Ia menetap di Cairo mulanya menjauhi persoalan politik Mesir dan
pemusatkan perhatian pada bidang ilmiah dan sastra Arab. Di tempat ia
tinggal kemudian menjadi tempat pertemuan murid-muridnya. Disanalah ia

8
Zuhairin, Op.cit, hal. 122-123.

7
memberikan kuliah dan mengadakan diskusi. Muridnya berasal dari
berbagai golongan, seperti orang pemerintahan, pengadilan, dosen dan
mahasiswa Al-Azhar serta perguruan tinggi lain.
Pemikiran pembaharuan yang dilakukan Al-Afghani adalah didasari
pada pendapatnya bahwa Islam adalah relevan pada setiap zaman, kondisi,
dan bangsa. Untuk itu kemunduran umat Islam adalah karena tidak
diterapkannya Islam dalam segala segi kehidupan dan meninggalkan ajaran
Islam murni. Jalan untuk memperbaiki kemunduran Islam hanyalah dengan
membuang segala bentuk pengertian yang bukan berasal dari Islam, dan
kembali pada jaran Islam murni9.
2. Sayid Qutub (Mesir 1906-1966) dan Yusuf Al Qardawi.
Al-Qardawi menekankan perbedaan modernisasi dan pembaratan.
Jika modernisasi yang dimaksud bukan berarti upaya pembaratan dan
memiliki batasan pada pemanfaatan ilmu pengetahuan modern serta
penerapan tekhnologinya, Islam tidak menolaknya bahkan mendukungnya.
Pandangan Al-Qardawi ini cukup mewakili pandangan mayoritas kaum
muslimin. Secara umum, dunia Islam relatif terbuka untuk menerima ilmu
pengetahuan dan tekhnologi sejauh memperhitungkan manfaat
praktisnya.Pandangan ini kelak terbukti dan tetap bertahan hingga kini di
kalangan muslim. Akan tetapi, dikalangan pemikir yang mempelajari
sejarahan filsafat ilmu pengetahuan, gagasan seperti ini tidak cukup
memuaskan mereka.
3. Muhammad Ali Pasha(1765-1849)
Muhammad Ali Pasha adalah seorang keturunan Turki dari etnis
albania yang lahir di Kawalla, sebuah kota pelabuhan di kota Macedonia
yang sekarang menjadi bagian dari wilayah Yunani, pada tahun 1765, dan
meninggal di Mesir pada tahun 1849. Perlu di ketahui bahwasanya nama
“Pasha” merupakan sebuah sebutan pangkat mulia di turki usmani yang di
sandang M. Ali ini mulai disematkan ke nama belakangnya ketika beliau
sudah berkuasa di Mesir.
Semenjak dewasa beliau ditinggal mati oleh ayahnya, Ibrahim Aga
(seorang komandan militer lokal), Muhammad Ali Pasha sempat bekerja

9
Hanun Asrahah, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: PT. LOGOS Wacana Ilmu 1999,
Hal. 53-70.

8
sebagai pemungut pajak dan juga pedagang tembakau. Karena beliau rajin
dalam pekerjaannya jadilah beliau disenangi Gubernur dan akhirnya
menjadi menantu Gubernur. Setelah menikah, beliau diterima menjadi
anggota militer, karena keberanian dan kecakapan menjalankan tugas,
beliau diangkat menjadi Perwira Salah satu bidang yang menjadi sentral
pembaruannya adalah bidang-bidang militer dan bidang-bidang yang
bersangkutan dengan bidang militer, termasuk pendidikan. Kemajuan di
bidang ini tidak mungkin dicapai tanpa dukungan ilmu pengetahuan
modern. Atas dasar inilah sehingga perhatian di bidang pendidikan
mendapat prioritas utama.
Muhammad Ali Pasya tidak pandai baca tulis, tetapi ia memahami
betapa pentingnya arti pendidikan dan ilmu pengetahuan untuk kemajuan
suatu negara. Ini terbukti dengan dibentuknya Kementerian Pendidikan
untuk pertama kalinya di Mesir, dibuka sekolah militer (1815), sekolah
teknik (1816), sekolah ketabibaban (1836), dan sekolah penerjemahan
(1836). Berlanjut ke bidang pendidikan, cara modernisasi yang beliau
lakukan adalah dengan menerjemahkan buju-buku terbitan Eropa dalam
skala yang besar. Menurut catatan sejarah beliau mengirim 311 pelajar
Mesir ke Italia, Perancis, Inggris dan Austria dengan mengambil disiplin
keilmuan yang beragam seperti kemiliteran, ilmu administrasi, arsitek,
kedokteran dan obat-obatan. Di samping mendelegasikan pelajar Mesir ke
Eropa beliau juga mendatangkan guru-guru agung Eropa untuk mengajar di
sekolah-sekolah yang telah beliau bangun, misalnya Sekolah Militer
(1815), Sekolah Teknik (1816), Sekolah Kedokteran (1927), Farmasi
(1829). Muhammad Ali juga menerbitkan majalah berbahasa Arab pertama
kalinya yang diterbitkan tahun 1828 M, beliau menamainya dengan
majalah ” al-Waqa’i al-Mishriyah” (Berita Mesir). Majalah ini digunakan
rezim Muhammad Ali sebagai organ resmi pemerintah10.
4. Sir Muhammad Iqbal (Punjab 1873- 1938)
Muhammad Iqbal berasal dari keluarga golongan menengah di Punjab dan
lahir di Sialkot tahun 1867. Untuk meneruskan studi ia kemudian pergi ke
Lahore dan belajar disana sampai memperoleh gelar kesarjaan MA. Di tahu

10
Hanun Asrahah 1999, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: PT. LOGOS Wacana Ilmu
1999, Hal. 84-90.

9
1905 ia pergi ke negara Inggris dan belajar filsafat di Universitas
Cambridge. Dua tahun kemudian ia pindah ke Munich Jerman, dan
memperoleh gelar Ph.D dalam bidang tasawwuf. Sir Muhammad Iqbal yang
merupakan salah seorang muslim pertama di anak benua India yang sempat
mendalami pemikiran barat modern dan mempunyai latar belakang
pendidikan yang bercorak tradisional Islam. Kedua hal ini muncul dari karya
utamanya di tahun 1930 yang berjudul The Reconstruction of Religious
Thought in Islam (Pembangunan Kembali Pemikiran Keagamaan dalam
Islam). Melalui penggunaan istilah reconstruction ia mengungkapkan
kembali pemikiran keagamaan Islam dalam bahasa modern untuk
dikonsumsi generasi baru muslim yang telah berkenalan dengan
perkembangan mutakhir ilmu pengetahuan dan filsafat barat abad ke-20
Sama dengan pembaharu lainnya, ia berpendapat bahwa kemunduran umat
Islam selama 500 tahun dikarenakan kebekuan dalam pemikiran. Hukum
dalam Islam telah sampai pada keadaan statis. Untuk memperbaharui Islam
di segala bidang (termasuk pendidikan), maka diperlukan sebuah institusi
penegak Hukum Islam yang menaungi seluruh umat Islam dalam sebuah
naungan negara yang dinamakan Khilafah Islamiyah11.)

11
Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Prenada Media Grup 2011, Hal. 70-
83.

10
BAB III
PENUTUP
Pembaharuan pendidikan Islam adalah upaya dasar untuk memperbaiki
aspek-aspek pendidikan Islam dalam praktik (termasuk pengajaran). Lahirnya
modernisasi atau pembaharuan di sebuah tempat akan selalu beriringan dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat itu. Latar
belakang yang menjadi sumber pembaharuan pendidikan islam ada pada
beberapa faktor, Pertama faktor kebutuhan pragmatisme umat Islam yang sangat
memerlukan satu sistem pendidikan Islam yang betul-betul bisa dijadikan
rujukan, Kedua, faktor yang bisa dilihat secara internal seperti adanya kebutuhan
umat akan kemajuan dan perbaikan nasib dirinya, Ketiga, adanya kontak Islam
dengan Barat, sehingga negara-negara islam termotivasi untuk memajukan dan
mengembangkan aspek-aspek pendidikan Islam. Pola pembaharuan pendidikan
islam dapat dibagi menjadi 3 yaitu Pola Pembaharuan Pendidikan Islam yang
Berorientasi Pada Pendidikan Modern di Barat, pola pembaharuan pendidikan
islam yang berorientasi pada islam murni, dan juga pola pembaharuan pendidikan
islam yang berdasarkan pada nasionalisme. Tokoh-tokoh pembaharuan
pendidikan islam yaitu Jamaluddin Al-Afghani, Sayyid Qutub dan Yusuf Al-
Qardhawi, Muhammad Ali Pasha, dan Sir Muhammad Iqbal.

11
DAFTAR PUSTAKA

Nata, Abuddin. 2011. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Prenada Media Grup.
Asrahah, Hanun. 1999. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: PT. LOGOS Wacana Ilmu.
Zuhairini. 1986. Sejarah Pendidikan Islam. (Jakarta).
Fadil SJ. 2008. Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah. (Malang: UIN
Malang Press).
Djuhan, Widda. 2010. Sejarah Pendidikan Islam Klasik. ( Ponorogo: LPPI STAIN).

12

Anda mungkin juga menyukai