Anda di halaman 1dari 15

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

PENDIDIKAN ISLAM MASA KEBANGKITAN

Disusun Oleh:

Ainal Wihda
80200222047

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah atas ke hadirat Allah SWT berkat rahmat dan kasih
sayangnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Pemikiran
Pendidikan Islam tepat pada waktunya. Dan tak lupa pula penulis kirimkan shalawat
serta salam kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa
manusia dari zaman jahiliyah menuju zaman peradaban.
Masih banyak kesalahan dalam makalah ini, baik dalam format penyusunan dan
tata bahasa. Oleh karenanya kritikan dan saran yang membangun dari berbagai pihak

sangat penulis harapkan untuk perbaikan penulisan makalah pada waktu yang akan
datang, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I..................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................................2
BAB II................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN................................................................................................................. 3
A. Penyebab munculnya Kebangkitan Pendidikan Islam.......................................................3
B. Faktor Kebangkitan Pendidikan Islam............................................................................ 6
C. Usaha yang Dilakukan untuk Membangkitkan Kembali Pendidikan Islam........................ 7
BAB III............................................................................................................................. 10
PENUTUP........................................................................................................................ 10
A. Kesimpulan................................................................................................................. 10
B. Kritik Dan Saran..........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 1

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Ilmu pengetahuan merupakan suatu cara yang dilakukan secara sistematis


dengan menggunakan cara ilmiah dalam meningkatkan pengetahuan yang dibuktikan
dengan penjelasan sebagai pemahaman manusia tentang alam semesta dan dunianya.
Menurut Kamus Bahasa Indonesia ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang
disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk
menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang pengetahuan.
Mohammad Hatta mendefenisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang
pekerjaan hu kum kuasal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun
itu menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut bangunannya dari dalam.

Sains Islam merupakan sebuah aktifitas ilmiah yang dilakukan untuk memperoleh
ilmu pengetahuan, yakni pengetahuan agama dan pengetahuan umum untuk
menumbuhkan kepribadian yang islami, maka pendidikan Islam itu lebih banyak
ditujukan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan,
baik bagi keperluan diri sendiri maupun orang lain. Dari segi lainnya, pendidikan Islam
tidak hanya bersifat teoritis saja, tetapi juga praktis. Ajaran Islam tidak memisahkan
antara iman dan amal shaleh. Oleh karena itu, pendidikan Islam adalah sekaligus
pendidikan iman dan pendidikan amal. Dan karena ajaran Islam berisi ajaran tentang
sikap dan tingkah laku pribadi masyarakat, menuju kesejahteraan hidup perorangan dan
bersama, maka pendidikan Islam adalah pendidikan individu dan pendidikan
masyarakat. Sains Islam merupakan sebuah aktifitas ilmiah yang dilakukan untuk
memperoleh ilmu pengetahuan, yakni pengetahuan agama dan pengetahuan umum
untuk menumbuhkan kepribadian yang slami.

1
Pendidikan Islam mengalami beberapa fase perkembangan seiring dengan
perkembangan agama Islam itu sendiri. Dimulai dari pada masa Nabi Muhammad SAW,
kemudian dilanjutkan pada masa Khulafaur Rasyidin, dan mencapai masa kegemilangan
pada masa Khalifah-Khalifah yang memerintah Negara Islam silih berganti. Sampai
akhirnya Islam mengalami kemunduran yang juga turut mempengaruhi pendidikan
Islam.

Kemudian pendidikan Islam mengalami masa kebangkitan kembali yang


dinamakan fase pembaharuan. Pada fase ini pendidikan Islam mulai naik kembali
dengan beberapa tokoh pembaharu Islam. Untuk lebih jelasnya, di dalam makalah ini
pemakalah akan membahas mengenai hal tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa penyebab munculnya kebangkitan pendidikan Islam?
2. Apa saja faktor kebangkitan pendidikan umat Islam?
3. Apa usaha yang dilakukan untuk membangkitkan kembali pendidikan Islam?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui gambaran secara menyeluruh peradaban Islam era kebangitan.
2. Mengetahui faktor kebangkitan pendidikan umat Islam.
3. Mengetahui usaha yang dilakukan untuk membangkitkan kembali pendidikan
Islam.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Penyebab munculnya Kebangkitan Pendidikan Islam
Kemunduran pendidikan Islam disebabkan oleh umat Islam itu sendiri, dimana

cara berpikir mereka tidak lagi mengacu kepada cara berpikir rasional dan ilmiah
melainkan mengacu pada cara berpikir tradisional yang dipengaruhi oleh ajaran spiritual,
tahayyul, dan kejumudan. Terus melemahnya pemikiran umat Islam menjadikan
pendidikan Islam mengalami kemunduran, runtuhnya kota Baghdad akibat serangan
dari tentara mongol berakibat pada kehancuran kebudayaan dan pusat pendidikan Islam
yang kemudian berdampak pada situasi politik yang menjadikan lemahnya sektor
pendidikan, baik institusi, metodologi, bahkan sampai pada tujuan pendidikan Islam.
Hal ini mengakibatkan Islam menjadi terbelakang dan tertinggal dari Barat, untuk
membangkitkan kembali pendidikan Islam maka diperlukan pembaharuan dan

peningkatan pendidikan Islam.

Adapun penyebab munculnya kebangkitan Pendidikan Islam yaitu:


1. Munculnya gerakan pembaharuan pendidikan karena kelemahan kondisi umat
Islam pada saat itu sehingga untuk membangkitkan kembali pendidikan Islam maka
diperlukan perbaikan pendidikan,
2. Berkembangnya pemikiran sunni yang tidak lagi mementingkan pemikiran rasional
yang berakibat pada kelemahan berpikir masyarakat muslim yang berakibat pada
kemunduran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia Islam, dimana pada saat
itu madrasah-madrasah hanya terfokus pada pendidikan keagamaan dan tidak
berusaha mengembangkan ilmu pengetahuan umum,
3. Ketidakmampuan masyarakat muslim dalam menguasai ilmu pengetahuan umum
dan tekhnologi karena lebih memfokuskan pada pendidikan keagamaan.

3
Berangkat dari permasalahan ini yang mengakibatkan semakin terpuruknya dunia
Islam, maka umat Islam melakukan pembaharuan dalam bidang pendidikan Islam
untuk membangkitkan kembali pendidikan Islam. karena kemampuan Barat dalam
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadikannya dapat dengan mudah
menjajah daerah kekuasaan Islam akibatnya daerah kekuasaan Islam semakin mengecil
dan tertinggal sementara Barat semakin meluas dan berkembang sehingga

menyadarkan umat Islam akan ketertinggalannya


Kebangkitan kembali umat Islam khususnya pada bidang pendidikan Islam adalah
dalam rangka untuk pemurnian kembali ajaran-ajaran Islam. Ada tiga pola pemikiran
pembaharuan dalam pendidikan Islam diantaranya:

1. Pola pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi pada pendidikan modern di


Barat
Mereka berpandangan bahwa sumber kekuatan dan kesejahteraan yang dialami
Barat adalah hasil perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang pernah
mereka capai. Perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan di Barat sebelumnya

pernah berkembang di dunia Islam, atas dasar tersebut untuk mengembalikan kekuatan
dan kemajuan pendidikan di dunia Islam, maka umat Islam harus menguasai ilmu
pengetahuan dan tekhnologi yang diperoleh dengan cara meniru pola pendidikan yang
berkembang di dunia Barat. Golongan ini berpandangan bahwa pola pendidikan Islam
harus meniru pola Barat dan yang dikembangkan oleh Barat, sehingga pendidikan
Islam bisa setara dengan pendidikan mereka. Mereka berpandangan bahwa usaha

pembaharuan pendidikan Islam adalah dengan jalan mendirikan lembaga pendidikan


atau sekolah dengan pola pendidikan Barat, baik sistem maupun isi pendidikannya.1
2. Gerakan pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi kepada ajaran islam
yang murni

1
Zuhairini dkk,Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995), h. 117

4
Golongan ini berpendapat bahwa, Sebab-sebab kelemahan dan kemunduran
umat Islam adalah karena umat Islam tidak lagi melaksanakan ajaran Agama Islam
sebagaimana mestinya. Golongan ini berpandangan bahwa sebenarnya Islam
merupakan sumber kemajuan dan peradaban dan ilmu pengetahuan modern yang telah
dibuktikan dalam masa keemasan Islam. tokoh pembaharuan golongan ini adalah
Muhammad bin Abdul Wahab, Jamaluddin Al-Afghani, dan Muhammad Abduh.2

Pembaharuan pada golongan ini adalah dengan mengembalikan umat Islam


pada paham Salafiyan, pola pembaharuan ini telah dirintasi oleh Muhammad bin Abdul
Wahab, kemudian dicanangkan kembali oleh Jamaluddin Al-Afghani pada akhir abad
19 M. Menurut Jamaluddin Al-Afghani, pemurnian ajaran Islam dengan kembali
kepada Al-Qur’an dan Hadist. Ia berkeyakinan bahwa Islam sesuai untuk semua bangsa,
zaman dan semua keadaan. Menurut Jamaluddin Al-Afghani, kemunduran umat Islam
bukanlah karena Islam, sebagaimana dianggap oleh kebanyakan orang karena tidak
sesuai dengan perubahan zaman dan kondisi baru. Umat Islam mundur, karena telah
meninggalkan ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya dan mengikuti ajaran yang datang
dari luar yang asing bagi Islam. Ajaran Islam sebenarnya hanya tinggal dalam ucapan
dan diatas kertas.3 Jadi, umat Islam harus kembali kepada ajaran Islam murni yang
tidak terkontaminasi oleh ajaran dan paham asing. Kalau manusia berpedoman kepada
agama, ia tidak sesat untuk selama-lamanya.
3.Usaha yang Berorientasi kepada Nasionalisme

Golongan ini melihat perkembangan pola kehidupan modern dan rasa

Nasionalisme di Barat yang mengalami kemajuan terutama pada kekuatan politiknya.


Keadaan ini mendorong bangsa timur dan bangsa terjajah lainnya untuk
mengembangkan nasionalisme mereka masing-masing.

2
Edi Yusrianto, Opcid , h. 53
3
Harun Nasution,Ibid, h. 55.

5
Golongan ini berusaha memperbaiki kehidupan umat Islam dengan
memperhatikan situasi dan kondisi objektif umat Islam yang bersangkutan. Dalam
usaha mereka bukan semata mengambil unsur-unsur budaya Barat yang sudah maju,
tetapi juga mengambil unsur dari budaya warisan bangsa yang bersangkutan. Ide
kebangsaan inilah yang akhirnya menimbulkan timbulnya usaha merebut kemerdekaan
dan mendirikan pemerintahan sendiri dikalangan pemeluk Islam. Sebagai akibat dari

pembaharuan dan kebangkitan kembali pendidikan ini terdapat kecendrungan dualisme


sistem pendidikan kebanyakan negara tersebut, yaitu sistem pendidikan modern dan
sistem pendidikan tradisional.
B. Faktor Kebangkitan Pendidikan Islam
Pada abad ke-19 dan 20, era modern diwarnai dengan kemerdekaan negara-negara
Islam. Dalam tahun-tahun terakhir ini banyak Negara muslim yang telah merdeka
khususnya di Asia dan Afrika, bersamaan dengan itu muncul pula organisasi-organisasi
dan partai-partai nasional yang mendasarkan bentuk-bentuk pemerintahan pada prinsip-
prinsip syari'at Islam.
Kemerdekaan Negara Islam tentunya melalui proses yang cukup panjang dalam
memperoleh kemerdekaannya kembali, ada beberapa faktor-faktor yang mendorong
masyarakat di negara muslim untuk kembali bangkit, di antaranya adalah:
a. Adanya benturan antara Islam dan kekuatan Eropa telah menyadarkan umat
Islam bahwa mereka memang jauh tertinggal dari Eropa. Turki Usmani adalah
yang pertama merasakan itu sehingga memaksa penguasa dan pejuang Turki
untuk belajar di Eropa.

b. Dorongan gagasan dua faktor yang saling mendukung dalam gerakan


pembaharuan Islam, pertama, pemurnian ajaran Islam dari unsur-unsur asing
yang dipandang sebagai penyebab kemunduran Islam. Kedua, gagasan-gagasan

6
pembaharuan dan ilmu pengetahuan dari Barat, seperti gerakan Wahabiyah dan
Sanusiyah di Saudi Arabia dan Afrika Utara.
c. Bangkitnya gagasan Nasionalisme di dunia Islam yang diikuti dengan berdirinya
partai-partai politik merupakan modal umat Islam dalam perjuangannya untuk
mewujudkan Negara merdeka yang lepas dari pengaruh Barat.4
C. Usaha yang Dilakukan untuk Membangkitkan Kembali Pendidikan Islam

Benturan-benturan antara Islam dan kekuatan Eropa telah menyadarkan umat


Islam bahwa mereka memang jauh tertinggal dari Eropa. Hal ini dirasakan dan disadari
pertama kali oleh Turki, karena kerajaan inilah yang pertama dan utama dalam usaha
menghadapi kekuatan Eropa. Kesadaran itu memaksa penguasa dan pejuang-pejuang
Turki untuk banyak belajar dari Eropa.
Usaha yang dilakukan oleh umat muslim dalam membangkitkan kembali
pendidikan Islam, diantaranya:
1. Gerakan penerjemahan
Pada abad ke-9 M, dilakukan penerjemahan buku besar-besaran dimana dalam

penerjemahannya selain orang-orang Islam, Yahudi dan Kristen juga ikut serta berperan.
Mereka menerjemahkan manuskrip-manuskrip kedalam bahasa Arab terutama
manuskrip yang berbahasa Yunani dan Persia, para ilmuan diutus ke daerah Bizantium
untuk mencari naskah-naskah Yunani dalam berbagai ilmu terutama filsafat dan
kedokteran, sedangkan untuk pencarian manuskrip di daerah Timur seperti Persia
adalah pada bidang tata Negara dan sastra. Sebelum menerjemahkan kedalam bahasa

Arab, naskah yang berbahasa Yunani diterjemahkan dulu kedalam bahasa Syiria, hal ini
dikarenakan para penerjemah adalah pendeta Kristen Syiria yang memahami bahasa
Yunani.

4
Riaz Hasan, Islam dari Konservatisme sampai Fundamentalisme (Jakarta: Rajawali Press, 1985)
h. 185

7
Pelopor penerjemahan ini adalah khalifah al-mansur, dengan mempekerjakan
orang-orang Persia untuk menerjemahkan karya-karya berbahasa Persia. Diantara buku-
buku berbahasa Persia yang diterjemahkan adalah: buku tentang ketatanegaraan yaitu
Kalila wa Dimna dan Shindind, Sedangkan manuskrip yang berbahasa Yunani yaitu
seperti Logika karya Aristoteles, Almagest karya Ptolemy, Arithmetic karya Nicomachu
dari Gerasa, Geometri karya Euclid.

Pada masa Harun al-Rasyid, dikenal Yuhanna Yahya ibn Masawayh yang
menerjemahkan beberapa manuskrip tentang kedokteran yang dibawa oleh khalifah dari
Ankara dan Amorium. Pada masa Makmun dikenal Hunayn ibn Ishaq, ia dijuluki “ketua
para penerjemah” (sebutan orang Arab) dan merupakan seorang sarjana terbesar dan
figur terhormat. Makmun mengangkatnya menjadi pengawas perpustakaan akademinya
dan bertugas menerjemahkan karya-karya ilmiah dibantu oleh anaknya Ishaq, dan
keponakannya Hubaisy ib al-Hasan yang telah ia latih. Seperti dalam menerjemahkan
hermenutica karya Aristoteles, Hunayn menerjemahkan bahasa Yunani ke bahasa
Suriah, Ishaq melanjutkannya kebahasa Arab karena keahliannya dalam bahasa Arab
dan selanjutnya menjadi penerjemah terbesar karya aristoteles. Pada masa al-
Mutawakkil Hunayn diangkat sebagai dokter pribadinya. Ibn al-‘Ibri dan al-Qifthi
menilai Hunayn sebagai Sumber ilmu pengetahuan dan sumber kebajikan, dan oleh
Leclerc sebagai tokoh terbesar abad ke-9 dan bahkan sebagai salah seorang yang paling
cerdas yang pernah dikenal dalam sejarah. Setelah tokoh besar tersebut, dikenal juga
nama Quatha ibn Luqa dan Tsabit ibn Qurrah dimasa al-Mutawakkil dan Al-Mu’tadhid.
Kegiatan penerjemahan buku-buku ini berjalan kira-kira satu abad, waktu

penerjemahan itu dalam rentang ±750-850 Di antara cabang ilmu pengetahuan yang
diutamakan ialah Ilmu Kedokteran, Matematika, Optika, Geografi, Fisika, Astronomi,
dan Sejarah di samping Filsafat. Kebanyakan penerjemah adalah berbahasa Suriah,
maka karya Yunani pertama diterjemahkan ke bahasa Suriah baru ke bahasa Arab.

8
Teknik menerjemah kalimat yang sulit dipahami dalam bahasa aslinya, terjemahnnya
dilakukan kata demi kata, dan ketika tidak dijumpai atau dikenal padanannya dalam
bahasa Arab, istilah-istilah Yunani itu diterjemahkan secara sederhana dengan beberapa
adaptasi.
2. Aktifitas kreatif karya-karya orisinil
Langkah selanjutnya setelah adanya era penerjemahan adalah langkah aktivitas

kreatif penulisan karya-karya orisinil, seperti kitab Kesusasteraan, Teologi, filsafat, dan
ilmu alam yang eksis. Penulisan karya-karya tersebut melahirkan beberapa tokoh utama
yang menekuni bidang masing-masing seperti Al-Kindi, Al-Farabi, Ibn Sina, dll.
3. Membangun Bait al-Hikmah
Bait al-Hikmah merupakan perpustakaan yang juga berfungsi sebagai pusat
pengembangan ilmu pengetahuan. Instuisi ini merupakan kelanjutan dari instuisi yang
serupa di masa imperium Sasania Persia yang bernama Jundishapur Academy.
Perbedaannya, pada masa Persia institusi ini hanya menyimpan puisi-puisi dan cerita-
cerita untuk Raja, sedangkan pada masa Abbasiyah (Harun Al-Rasyid) instutusi ini
diberi nama Khizanah al-Hikmah yang berfungsi sebagai perpustakaan dan pusat
penelitian. Pada masa al-Makmun diubah namanya menjadi Bait al-Hikmah
dipergunakan untuk menyimpan buku-buku kuno yang didapat dari Persia, Bizantium,
dan bahkan Etiopia dan India.
Langkah yang dilakukan khalifah al-Makmun membentuk lembaga Bait al-
Hikmah pada tahun 832 M yaitu bertujuan untuk mendorong atau untuk memasukkan
hal-hal yang positif dari kebudayaan Yunani ke dalam pengetahuan khususnya wilayah

filsafat Islam. Setelah adanya upaya penerjemahan dan pembentukan kajian keilmuan
melaui pendirian Bait al-Hikmah, kaum muslim telah mengalami perkembangan yaitu
mulai bergaul dengan orang luar Islam.

9
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun penyebab munculnya kebangkitan Pendidikan Islam yaitu: (1)
Munculnya gerakan pembaharuan pendidikan karena kelemahan kondisi umat Islam
pada saat itu sehingga untuk membangkitkan kembali pendidikan Islam maka
diperlukan perbaikan pendidikan, (2) Berkembangnya pemikiran sunni yang tidak lagi
mementingkan pemikiran rasional yang berakibat pada kelemahan berpikir masyarakat
muslim yang berakibat pada kemunduran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia
Islam, dimana pada saat itu madrasah-madrasah hanya terfokus pada pendidikan

10
keagamaan dan tidak berusaha mengembangkan ilmu pengetahuan umum, (3)
Ketidakmampuan masyarakat muslim dalam menguasai ilmu pengetahuan umum dan
tekhnologi karena lebih memfokuskan pada pendidikan keagamaan.
B. Kritik Dan Saran
Penulis berharap dari pembahasan yang terdapat di dalam makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan bagi kami sendiri selaku penulis, kami menyadari bahwa

masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan ini oleh karenanya mohon maaf atas
segala kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan serta saran dan masukan yang
membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

.
Asmuni, Yusron.1995. Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalam
Dunia Islam.Jakarta: Raja Grafindo Persada

Azzam,Salim.1990.Beberapa Pandangan Tentang Pembentukan Negara Islam.Bandung:


Mizan
Boehori.1982.Islam Mengisi Kehidupan.Surabaya:Al-ikhlas
Hasan,Riaz.1985.Islam dari Konservatisme sampai Fundamentalisme.Jakarta: Rajawali
Press
Murodi.1997. Sejarah Kebudayaan Islam.Semarang: Toha Putra
Nasution, Harun.1982.Pembaharuan Dalam Islam.Jakarta:Bulan Bintang
Yusrianto, Edi.Lintasan Sejarah Pendidikan Islam.Pekanbaru : Intania Grafika
Zuhairini, dkk.1995.Sejarah Pendidikan Islam.Jakarta : Bumi Aksara
Serli Mahroes.2015.Kebangkitan Pendidikan Bani Abbasiyah Perspektif Sejarah

Pendidikan Islam.Bandung: Jurnal Tarbiyah Vol.1 No.1

Anda mungkin juga menyukai