Dibuat untuk memenuhi tugas mata Kuliah Desain Mode Busana yang didasari
oleh:
Dr. Suciati, S.Pd., M.Ds.
Feny Puspitasari, S.Pd., M.Ds.
Disusun Oleh:
Taufika Bulan Samudra
2006410
“LIFE STYLE”
3. KELEBIHAN JURNAL
Sangat relevan dengan yang terjadi pada saat sekarang ini, dengan adanya contoh
logis, serta memuat banyak referensi dari ahli dan buku. Dapat menjadi acuan bagi
masyarakay yang masih memandang tabu tentang gaya, mode, fashion, berdandan, dan
relevansi bahwa tidak hanya wanita yang mengkhawatirkan tentang penampilan, namun
pria juga.
4. KELEMAHAN JURNAL
Masih banyak masyarakat yang tidak mengerti tentang fashion dan mode, dan
menganggap tabu tren fashion.
6. KESIMPULAN
Gaya hidup adalah komoditas baru dalam kapitalisme. Ia bahkan bisa menelusup
masuk dalam simbol-simbol agama dan bergerak dari dalam seraya menawarkan konsep
“saleh tetapi trendy” atau “ibadah yes, gaul yes”. Ada preferensi sosial yang diam-
diam diadopsi oleh masyarakat dan menggantikan nilai-nilai lama.
Analisis Jurnal II
“SELERA/CITRA RASA”
Berjilbab bagi muslimah ternyata bagi mahasiswa bukanlah salah satu yang
menjadi kriteria citra personal bervisi ke depan bagi seorang intelektual, kriteria tersebut
dikatakan oleh para informan dalam penelitian ini sebagai tren, belum menunjukkan
suatu identitas bagi pemakainya, karena selain alasan terkait fashion yang selalu
berganti, juga belum adanya ciri-ciri khusus yang mereka tampilkan untuk
mengomunikasikan identitas kelompok mereka.
Selanjutnya, gambaran masyarakat “ilmiah”, dengan kriteria kerapian sebagai
identitas intelektual di satu sisi sementara di sisi lain terdapat kriteria yang tidak
memenuhi sebagai seorang intelektual, yang ditandai dengan penampilan awut-awutan,
kaos oblong, 238 Fashion sebagai Komunikasi Identitas Sosial di Kalangan Mahasiswa
(Sri Budi Lestari) jeans, sandal jepit, dan rambut gondrong sebagai citra mahasiswa
banal, nakal. Penampilan kelompok ini bukan sebagai penolakan terhadap regulasi
kampus yang menuntut adanya kerapian sebagai salah satu kriteria seorang
intelektual, penampilan mereka juga bukan merupakan salah satu bentuk pertentangan
yang membawa konsekuensi bahwa kelompok ini dapat dikatakan siap untuk
disubordinasikan dan ditolak secara moral maupun institusional. Keadaan ini sebagai
gambaran ekspresi yang mereka tampilkan bahwa itulah identitas yang ingin mereka
komunikasikan, karena fashion tidak diwujudkan dalam busana tetapi juga penampilan
dan segala asesorinya, sebagai identitas pribadi setiap individu melalui cara mereka
masing-masing.
3. KELEBIHAN JURNAL
Pemilihan kriteria Fashion merupakan salah satu cara mengekpresikan diri dan
menunjukkan identitas. Ini sangat baik untuk mengekspresikan siapa diri kita sebenarnya.
4. KELEMAHAN JURNAL
Banyaknya mahasiswa yang menggunakan pakaian yang tidak disetrika,
menggunakan busana-busana nyentrik ke kampus.
6. KESIMPULAN
Fashion merupakan sarana pengekpresian diri, menunjukkan bagaimana selera seseorang, tentu
ini sangat bagus. Namun ada kalanya, di lingkungan pembelajaran/perkuliahan, mahasiswa harus
tetap mempertimbangkan kenyaman, dan agar mahasiswa lain juga tidak terganggu.
DAFTAR PUSTAKA