2, AGUSTUS 2020
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pembentukan identitas sosial dari mahasiswa FISIP
Universitas Bengkulu melalui fashion yang menjadi bagian dari komunikasi nonverbal. Pendekatan
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Teknik penetapan informan
menggunakan teknik purposive sampling. Proses pengumpulan data dilakukan dengan wawancara,
pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar
foto dan sebagainya. Uji keabsahan data menggunakan teknik triangulasi data, dengan cara memeriksa
data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Teori yang dipakai dalam penelitian ini
menggunakan Teori Identitas sosial. Hasil penelitian menunjukan bahwa Fashion merupakan bagian
penting bagi mahasiswa karena fashion merupakan hal yang menjadi apresiasi dari orang lain menjadi
kunci utama dalam kepercayaan diri mereka dan membuat identitas mereka terbentuk di lingkungan
perkuliahan mereka melalui fashion yang mereka kenakan dan informan berpendapat bahwa mereka
mengikuti aturan berpakaian dari Fakultas maupun dari dosen yang bersangkutan, dan mahasiswa FISIP
lebih mengarah kepada cara mereka untuk mengkategorisasikan gaya berpakaian mereka dengan gaya
berpakaian yang ada dan yang mereka rasa cocok dan membuat mereka percaya diri saat berada di
lingkungan kampus.
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the formation of the social identity of the students of FISIP
Bengkulu University through fashion which is part of nonverbal communication. This research approach
is a qualitative approach that is descriptive. The technique of determining the informants using purposive
sampling technique. The process of data collection is done by interviews, observations that have been
written in field notes, personal documents, official documents, photo images and so on. Data validity test
uses data triangulation techniques, by checking the data that has been obtained through several sources.
The theory used in this study uses Social Identity Theory. The results of the research show that fashion is
an important part for students because fashion is an appreciation of others being the main key in their
confidence and makes their identity formed in their lectures through the fashion they wear and informants
think that they follow the dress code of The faculty as well as from the lecturers concerned, and FISIP
students are more directed towards their ways to categorize their clothing styles with the existing clothing
styles and which they feel are suitable and make them confident while in the campus environment
1
JURNAL KAGANGA, VOL.4 NO. 2, AGUSTUS 2020
akrab dalam kehidupan sehari-hari. Fashion dengan menunjukkan siapa diri orang
didefinisikan oleh kita yaitu hanya sebatas tersebut yang bisa dikategorikan dalam
pakaian saja, namun dalam artian kelompok atau komunitas sosial yang ada
sebenarnya, fashion adalah semua yang berdasarkan pandangan (Laksmi; 2017).
menjadi tren di kalangan masyarakat. Hal ini Fashion yang menjadi bagian dari
mencakup busana, selera makan, hiburan, komunikasi nonverbal dan membentuk
barang barang konsumsi dan lain-lain. Alex identitas sosial merupakan hasil dari
Thio yang menurutnya bahwa “Fashion is a pengakuan dari orang yang melihat untuk
bukan seperti saat ini yang memaknai dan busana. Fashion dan gaya berpakaian
fashion sebagai segala sesuatu yang dipakai sendiri berfungsi sebagai daya tarik selain
oleh orang (Barnard, 2011: 11). menjadi penutup dan sebagai kesopanan
Identitas dalam masyarakat akan dan untuk mendeskripsikan dirinya di
terbentuk ketika kita berinteraksi dengan depan publik secara khusus dan
orang lain, dan identitas akan terbentuk menunjukan citra pribadinya.
saat seseorang mendapat pandangan atau Salah satu mahasiswa FISIP
reaksi orang lain terhadap kita. Maka bisa Universitas Bengkulu, Prissky mengatakan:
dikatakan bahwa fashion merupakan “Menurut saya, fashion mahasiswa
implementasi penting dalam FISIP sebenarnya tidak melanggar
tata tertib berpakaian yang ditetapkan
menyampaikan simbol dalam komunikasi , hanya saja di beberapa oknum, ada
nonverbal yang menjadikan komunikasi yang berpakaian kelewat santai.
Seperti memakai kaos. Tapi sesuai
makna dari citra diri secara pribadi, dan peraturan yang ada asal kaos tersebut
juga fashion menjadi cara untuk membuka masih sopan dipakai di kelas maka
sah-sah saja. Dan untuk gaya fashion
secara lebar untuk setiap orang yang beragam, menurut saya fashion
memberikan kesan saat berkomunikasi adalah cara individu mengekspresikan
dirinya. Jadi menurut saya kebebasan
dengan orang lain. Karena fashion bisa berpakaian juga tetap hak masing-
2
JURNAL KAGANGA, VOL.4 NO. 2, AGUSTUS 2020
masing individu. Beda jika kita harus pemandangan yang asing lagi ketika
ke gedung jurusan atau dekanat yang
melihat mahasiswa menggunakan tote bag
memiliki peraturan lebih ketat”
(Pra Penelitian tanggal 28 Oktober saat ke kampus. Tas yang digunakan pada
2019)
area bahu ini mempunyai beragam desain
Berdasarkan pra penelitian diatas, yang dapat disesuaikan dengan selera atau
peneliti mengetahui adanya keinginan gaya berpenampilan mereka masing-
mahasiswa untuk tampil dengan gayanya
masing.
tersendiri yang menurut mereka masih Sehingga penelitian yang
menaati peraturan yang berlaku. Saat ini, mengambil subyek mahasiswa FISIP UNIB
fashion dan busana yang dipakai oleh ini bisa menjadi perwakilan sampel dari
mahasiswa saat ini digunakan untuk
banyaknya gaya berpakaian yang ada pada
menunjukkan nilai sosial atau status mahasiswa pada umumnya dan menjadi
seseorang, oleh sebab itu perebutan makna bagian dari penelitian yang mengacu pada
menjadi hal yang utama dalam hal gaya berpakaian mahasiswa FISIP yang
penilaian terhadap nilai sosial atau status
bisa dikatakan lebih mengarah pada gaya
orang salah satunya berdasarkan apa yang berpakaian yang fashionable dan memiliki
dipakai oleh orang tersebut. Kenyataannya berbagai macam gaya berpakaian sehinga
saat ini, penampilan dari ujung kaki sampai membentuk identitas sosial mereka di
ujung kepala, mahasiswa mengenakkan
lingkungan perkuliahan mereka melalui
pakaian mulai dari baju, celana, warna gaya berpakaian mereka.
jilbab bagi perempuan, sepatu, dan
aksesoris yang disesuaikan dengan gaya TINJAUAN PUSTAKA
mereka sendiri. Dapat dikatakan bahwa
fashion dengan karakteristik tertentu akan Komunikasi Nonverbal
3
JURNAL KAGANGA, VOL.4 NO. 2, AGUSTUS 2020
sendiri sehingga kita dapat berkomunikasi atau status seseorang, karena kebanyakan
secara lebih efektif. (DeVito, 2011: 193). orang hanya menilai dari apa yang dipakai
oleh orang tersebut.
Pakaian adalah salah satu
komunikasi nonverbal yang termasuk dalam Status sosial dalam masyarakat
melalui penataan pakaian dan artefak, identitas sosial yang terpokok, mulai dari
perhiasan, kancing, baju, atau furnitur di dianggap sebagai status tetap dan tertinggi,
rumah anda dan penataanya, atau dekorasi walaupun tidak senantiasa demikian halnya.
menentukan dalam berbagai proses yang menjelaskan hasil wawancara yang didapat
menjadi kelakuan kelompok yang bersifat dari informan, ada banyak cara mahasiswa
positif. Inti dari perbandingan sosial ini dalam menggunakan fashion saat di
adalah proses seseorang menentukan nilai kampus dengan menghubungkan kedua
relatif atau annggotanya, kemudian dilihat aspek dalam pembentukan identitas sosial,
sebagai hasil dari ketiga proses tersebut. yaitu aspek kategorisasi diri terhadap
pembentukan persepsi seseorang, dan
mengelompokan individu dalam satu hal.
METODE PENELITIAN
Individu merasa memiliki
Penelitian kualitatif adalah kesamaan dengan anggota kelompok dan
penelitian yang menghasilkan data cenderung melihat perbedaan dengan
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau kelompok atau individu lain dan aspek
lisan dari orang-orang dan perilaku yang perbandingan sosial merupakan proses
dapat diamati (Moleong, 2012: 4). Alasan yang dibentuk dari proses membandingkan
Peneliti menggunakan metode ini karena gaya berpakaian mahasiswa lain, baik
peneliti ingin menjelaskan secara positif maupun negatif, hal ini didasari
mendalam mengenai fashion saat ini bukan dengan motif dasar membandingkan orang
hanya menjadi pakaian sehari-hari lain itu karena kita ingin mendapatkan
dikalangan mahasiswa, namun menjadi gambaran positif tentang diri kita.
5
JURNAL KAGANGA, VOL.4 NO. 2, AGUSTUS 2020
Sehingga kebanyakan dari mahasiswa berpakaian dan aksesoris yang dipakai oleh
memiliki keanggotaan kelompok gaya mahsiswa lain, merupakan suatu cara
berpakaian dan mengarisasikan dirinya mereka untuk menunjukan identitas dan
sebagai salah satu dari sekian banyak gaya status sosial, dengan alasan jawaban
berpakaian yang ada dan yang mereka pilih mereka yang hampir sama, yaitu fashion
berdasarkan rasa kesukaan mereka menjadi cara pertama untuk informan
terhadap gaya berpakaian tersebut dan rasa mengetahui dan mengenal secara langsung
nyaman terhadap kegunaan gaya jika mereka tidak mengenalnya terlebih
berpakaian itu. dahulu.
Teori identitas sosial merupakan Hal ini dijelaskan dari jawaban
sebuah pembentukan konsep diri yang informan yang menilai dari sudut pandang
menganalisis proses yang terjadi di level mereka sebagai persepsi atas apa yang
individu atau interaksi individu yang dikomunikasikan oleh mahasiswa lain
muncul dari identifikasi diri sebagai bagian melalui fashion yang menjadi salah satu
dari dalam kelompok. bentuk komunikasi artifaktual.
Dengan demikian, identitas sosial Komunikasi identitas yang
adalah bagian dari konsep diri individu disampaikan oleh mahasiswa lain melalui
yang berasal dari pengetahuannya selama fashion, seperti yang disebutkan oleh
berada di dalam kelompok tersebut. informan bahwa fashion menjadi gambaran
Berkaitan dengan fungsi dari fashion dari diri sendiri dan status sosial pun
sendiri yaitu untuk mengkomunikasikan terlihat dari gaya berpakaian mereka, dan
keanggotaan satu kelompok kultural baik status sosial merupakan bagian dari
pada orang- orang yang menjadi anggota identitas sosial yang menjadi penentu
kelompok gaya berpakaian tersebut bagaimana keberadaan mereka sebagai
maupun bukan, sehingga menjadikan mahasiswa yang bisa dikenal oleh
fashion menjadi bagian dari komunikasi. mahasiswa lain.
Identitas sosial di lingkungan Informan beranggapan bahwa
perkuliahan mereka sesuai dengan gaya mereka menjadikan fashion menjadi
berpakaian yang mereka kenakan sebagai kebutuhan mereka sebagai mahasiswa yang
mahasiswa. Pandangan mereka sebagai ingin berpenampilan menarik di lingkungan
mahasiswa jika melihat bahwa gaya perkulahannya yang berorientasi pada
6
JURNAL KAGANGA, VOL.4 NO. 2, AGUSTUS 2020
7
JURNAL KAGANGA, VOL.4 NO. 2, AGUSTUS 2020
8
JURNAL KAGANGA, VOL.4 NO. 2, AGUSTUS 2020
9
JURNAL KAGANGA, VOL.4 NO. 2, AGUSTUS 2020
10