Anda di halaman 1dari 151

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis identitas melalui fashion yang

dipresentasikan dari cara berpakaian seseorang yang ditampilkan melalui foto-foto

yang diunggah pada media sosial Instagram. Dalam penelitian ini, peneliti melihat

objek foto sebagai sebuah media penyampaian pesan. Pesan yang dimaksud

adalah identitas melalui fashion yang direpresentasikan dari cara berpakaian yang

ditampilkan dalam foto-foto tersebut. Foto-foto tersebut menampilkan beberapa

gaya berpakaian yang beraneka ragam sesuai dengan gaya pengguna. Selain

menampilkan gaya berpakaian, foto-foto tersebut juga menampilkan hal-hal

pendukung lain seperti background foto di tempat-tempat tertentu yang

menunjang gaya mereka. Peneliti memaknai bahwa keberadaan foto-foto

merupakan sebuah representasi mengenai identitas seseorang, dimana identitas

melalui fashion dimunculkan dalam media sosial Instagram.

Fashion menjadi bagian yang tidak dapat dilepaskan dari penampilan dan

gaya keseharian. Benda-benda seperti baju dan aksesori yang digunakan tidak

hanya sekedar sebagai penutup tubuh dan hiasan, lebih dari itu juga menjadi

sebuah alat komunikasi untuk menyampaikan identitas pribadi. Menurut Malcolm

Barnard dalam bukunya Fashion sebagai Komunikasi: Cara Mengkomunikasikan

Identitas Sosial, Seksual, Kelas, dan Gender, identitas merupakan fungsi dari

peran sosial yang bersifat tetap, kukuh, stabil, dan menentukan tempat seseorang

I-1

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

di dunia, sambil secara keras membatasi pemikiran dan perilakunya (Barnard,

2009).

Fashion berucap banyak tentang identitas pemakainya. Kalau dalam kata-

kata Thomas Carlyle, pakaian menjadi “perlambang jiwa” (emblems of the soul).

Pakaian bisa menunjukkan siapa pemakainya. Dalam kata-kata dari Eco, “I speak

through my cloth.” (Aku berbicara lewat pakaianku). Pakaian yang dikenakan

membuat pernyataan tentang diri seseorang (Barnard, 2009). Peneliti memaknai

bahwa fungsi komunikasi dan nonkomunikasi dari pakaian yang dikenakan dalam

kehidupan sehari-hari, baik dalam suasana formal maupun informal memang

sengaja membuat suatu pesan.

Fashion dalam bahasa Indonesia artinya mode. Mode adalah gaya

penampilan yang dianggap indah pada suatu masa, digemari dan diikuti oleh

orang banyak (Wasia, 2013). Jadi, mode berhubungan dengan penampilan, dan

penampilan selalu di identikkan pertama kali dengan pakaian. Hal tersebut seperti

yang diungkapkan oleh Barnard (2009), pakaian menjadi simbol-simbol

nonverbal yang ingin disampaikan oleh pemakainya. Oleh karena itu, orang yang

sedang berinteraksi dengan orang lain seringkali terlebih dahulu melihat

penampilan, dan pakaian merupakan hal yang paling nampak ketika sedang

berinteraksi.

“Identitas merupakan temuan dan penegasan esensi bawaan yang

menentukan siapa saya, sementara bagi yang lain identitas merupakan sebuah

konstruksi dan kreasi dari berbagai peran dan bahan sosial yang ada” (Barnard,

I-2

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2009). Oleh karena itu, masalah identitas berakar pada bagaimana kita

membentuk, merasa, menginterpretasikan, dan menampilkan diri kepada diri kita

maupun orang lain. Upaya-upaya manusia untuk berhias agar tampilannya lebih

dipandang bukanlah hal baru. Fashion bisa menjadi konstruksi kecil tentang diri

seseorang bagi orang lain. Gaya berpakaian atau berbusana merupakan sebuah

bahan penilaian awal seseorang. Dan fashion menjadi cara untuk

mengekspresikan diri seseorang.

Pakaian dipandang memiliki suatu fungsi komunikatif. Busana, pakaian,

serta kostum adalah bentuk komunikasi artifaktual (artifactual communication)

yang bersifat non verbal. Komunikasi artifaktual adalah bentuk komunikasi non

verbal yang berlangsung melalui berbagai artefak, dalam hal ini termasuk pakaian,

dandanan, dan benda-benda penunjang penampilan lainnya (Barnard, 2009).

Karena, fashion, pakaian, atau busana menyampaikan pesan-pesan nonverbal dan

termasuk komunikasi nonverbal.

Pakaian juga bisa dimetaforakan sebagai “kulit sosial dan budaya kita”

(our social and cultural skin) (Nordholt, 1997: 1). Busana juga bisa dipandang

sebagai “perpanjangan tubuh (an extension of the body), meski bukan sungguh-

sungguh merupakan bagiannya yang tidak hanya menghubungkan tubuh-tubuh

dengan sosial tetapi juga memisahkan keduanya” (Wilson, 1985: 3). Identitas

seseorang lewat apa yang dikenakan, kesimpulan tersebut terbukti akurat atau

tidak akan memengaruhi pikiran orang lain tentang dan bagaimana mereka akan

diperlakukan.

I-3

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Kelas sosial, keseriusan, sikap, keglamoran atau keeleganan, sense of style

dan mungkin kreatifitas seseorang akan dapat dinilai sebagian dari cara berbusana.

Seperti yang diungkapkan oleh Molloy (2006) bahwa pakaian yang digunakan

oleh pria maupun wanita agar mereka dapat mengomunikasikan sejumlah citra

yang di inginkan. Menurut salah satu fashion blogger Indonesia, Diana Rikasari,

fashion merupakan pilihan orang dalam merepresentasikan dirinya sendiri. Setiap

orang memiliki gaya fashion yang berbeda karena setiap orang memiliki hak

untuk merasa nyaman dengan apa yang dikenakan dengan cara yang unik.

Fashion sebagai “identitas” yang setiap hari melekat pada diri seseorang.

Fashion tidak hanya menyangkut soal busana dan aksesoris semacam

perhiasan seperti kalung dan gelang, akan tetapi benda-benda fungsional lain yang

dipadukan dengan unsur-unsur desain yang unik menjadi alat yang dapat

menunjukkan dan mendongkrak penampilan si pemakai. Hal tersebut seperti yang

diungkapkan oleh Malcolm Barnard bahwa dalam masyarakat konsumen dan

masyarakat media, identitas dihubungkan secara besar-besaran dengan gaya,

produksi citra, dan penampilan seseorang (Barnard, 2009). Seakan-akan, setiap

orang harus memiliki penampilan, gaya, dan citra sendiri untuk memperoleh

identitas mereka, walaupun banyak model gaya dan penampilan itu berasal dari

budaya konsumen sehingga individualitas sangatlah dimediasi dalam masyarakat

konsumen masa kini.

Peneliti memaknai dalam konteks ini terdapat unsur menghadirkan

identitas fashion melalui sosial media Instagram. Instagram adalah salah satu

media sosial dimana para penggunanya bisa mengunggah berbagai foto dan video

I-4

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

singkat yang bisa dilihat oleh para followers (pengikutnya). Melalui media sosial

Instagram ini seseorang menunjukan atau menampilkan identitas dirinya kepada

orang lain. Dengan kata lain, individu menjadikan media sosial sebagai media

presentasi diri (Rachmah, 2012).

Keberadaan foto sebagai sebuah objek menimbulkan persepsi pada setiap

orang yang melihatnya, karena foto tersebut mengandung pesan yang berusaha

disampaikan oleh komunikator atau pemilik akun. Penggunaan foto sebagai alat

untuk menunjukkan pesan dikarenakan menurut Ahmad, et al yang mengutip

pernyataan Sutanto (2005), bahasa teks visual (foto) mempunyai potensi istimewa

dalam menyampaikan pesan. Pertama, teks visual mampu dikenal pasti dengan

lebih cepat dan langsung dipahami daripada bahasa verbal, tulisan, lisan maupun

suara. Kedua, teks visual lebih berkesan daripada suara yang bergerak dalam

tempo pergerakan waktu. Dan ketiga, teks visual mempunyai nilai simbolik yang

lebih kuat dibandingkan bahasa verbal.

Dalam penelitian ini, peneliti memilih dua akun sebagai objek yaitu akun

Instagram dari Ayla Dimitri (@ayladimitri) dan Rama Dicandra

(@ramadicandra). Pemilihan kedua akun tersebut sebagai objek penelitian karena

peneliti melihat bahwa mereka kerap kali menujukkan identitasnya dengan tujuan

agar dianggap berbeda dengan individu lainnya. Ayla Dimitri dan Rama Dicandra

cukup aktif dalam menggunakan Instagram, yang dibuktikan dengan setiap

harinya mereka mengunggah foto setidaknya satu atau dua kali bahkan lebih.

I-5

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Gambar 1.1 Tampilan akun Instagram Rama Dicandra dan Ayla Dimitri

(sumber : Instagram)

Melalui foto-foto yang diunggah oleh Ayla Dimitri dan Rama Dicandra,

mereka menunjukkan pada khalayak bahwa mereka pintar memadumadankan

pakaian dengan cara berpakaian yang mengikuti perkembangan tren fashion

terbaru. Kemunculan mereka menambah deretan orang-orang baru dalam industri

fashion di Indonesia. Cara pintar mereka dalam memadumadankan pakaian

menjadikan Ayla Dimitri dipercaya beberapa pihak untuk menjalankan profesi

sebagai content creator, fashion stylist, dan editor. Serta Rama Dicandra dikenal

I-6

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

sebagai fashion stylist, illustrator, dan interior desainer. Tidak sedikit merek

dalam atau luar negeri mengajak Ayla Dimitri untuk bekerja sama dalam

memasarkan produk. Dan mempercayakan Rama Dicandra sebagai stylist dalam

suatu acara fashion show atau pemotretan. Dengan alasan Ayla Dimitri menjadi

tolak ukur fashion influencer di Indonesia.

Keberadaan beberapa fashion influencer tersebut dapat di identifikasi

sebagai simbol identitas fashion yang diciptakan setiap karakter individu yang

berbeda-beda. Dengan jumlah followers di Instagram mereka yang tidak sedikit,

semakin menguatkan bahwa mereka menjadi tolak ukur fashion influencer yang

sangat mempengaruhi pengguna Instagram lainnya. Ayla Dimitri di ikuti oleh

kurang lebih 142 ribu pengguna Instagram dan Rama Dicandra memiliki

followers sebanyak 2,690.

Fashion influencer dapat dikatakan sebuah fenomena dan aktivitas kultural

yang menarik. Kini referensi mode tidak lagi ‘eksklusif’ hanya datang dari

kalangan ‘elit’ mode, seperti perancang busana, selebritas, atau label

internasional, namun juga bisa muncul dari ‘orang biasa’ yang mencintai mode.

Para fashion influencer seolah-olah ingin membuktikan bahwa pengaruh mereka

dalam dunia mode Indonesia semakin penting. Salah satu identitas yang

direpresentasikan oleh media massa pada Ayla Dimitri dan Rama Dicandra adalah

talenta mereka yang diakui dalam ranah fashion. Hal ini terbukti dari beberapa

berita mengenai Ayla Dimitri seperti pada www.socialmediaweek.org yang ditulis

pada bulan Februari tahun 2016, dalam website tersebut menjelaskan bahwa Ayla

Dimitri menjadi pembicara dalam suatu acara yang bertajuk “The Role of Social

I-7

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Media for Fashion Influencer”. Dalam acara tersebut Ayla Dimitri berbagi

bagaimana dia menggunakan media sosial untuk memberikan dampak positif dan

menyampaikan indera fashion dia untuk para pengikutnya di Instagram (sumber :

www.socialmediaweek.org diakses pada tanggal 4 Juli 2016 pukul 15:00).

Lalu di salah satu portal berita online Indonesia, www.hitsss.com, yang

ditulis pada bulan Maret tahun 2016 yang berjudul “Ini dia fashion influencer

Indonesia nan stylist dan populer (bagian 1)”. Portal berita online tersebut

menuliskan bahwa gaya Ayla Dimitri bisa dikatakan menjadi panutan banyak

kalangan muda di Jakarta. Sosok Ayla Dimitri yang stylish dan trendsetter itulah

mengapa Ayla Dimitri dikatakan sebagai salah satu fashion influencer di

Indonesia dan laris menjadi endorser beberapa produk (sumber : www.hitsss.com

diakses pada tanggal 4 Juli 2016 pukul 15:02).

Menurut penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Vina Rahmia dan Tri

Indri Wijaksana (2015) yang berjudul “Pengaruh Endorser Terhadap Proses

Keputusan Pembelian Produk Sepatu Online Shop Retailthrpy di Sosial Media

Instagram” bahwa istilah “endorser” merupakan kegiatan yang mampu

mempengaruhi suatu individu, mulai dari cara berpakaian, cara berinteraksi

dengan orang lain, dan lain-lain. Endorser juga dianggap informatif terhadap trend

yang kemudian memunculkan beberapa diantaranya yang merekomendasikan

produk yang mereka pakai kepada masyarakat melalui media sosial Instagram.

Hal tersebut kemudian melahirkan kemunculan istilah endorser pada media sosial

Instagram.

I-8

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Orang biasanya lebih percaya dan cenderung lebih menerima dengan baik

pesan yang disampaikan oleh seseorang yang memang ahli di bidangnya. Seperti

yang dikemukakan oleh Shimp bahwa semakin tinggi kredibilitas seorang

komunikator maka semakin besar juga kemungkinan mempengaruhi khalayak.

Seorang endorser dianggap memenuhi persyaratan untuk dapat mewakili karakter

produk tertentu apabila memiliki kredibilitas (credibility), ketertarikan secara fisik

maupun pembawaan (attractiveness), keahlian dalam berinteraksi (expertise),

kepedulian (respect), dan memiliki kesamaan (similarity) (Shimp 2003:203).

Sementara berita mengenai Rama Dicandra di majalah CityMagz yang

berjudul “On Market Go+ Siap Ramaikan Tunjungan Plaza 5 Surabaya” ditulis

oleh Olaf Purvis pada tanggal 13 Mei 2016, menjelaskan bahwa On Market Go+

mengadakan fashion show dari berbagai koleksi dari beberapa merek lokal yang

ada di gerainya. Lebih lanjut, dalam tulisan tersebut jika pada acara fashion show

yang diadakan oleh On Market Go+ tersebut secara khusus bekerja sama dengan

Rama Dicandra, salah satu stylist muda Surabaya yang sudah mengerjakan

beberapa styling dalam berbagai fashion show dan pemotretan untuk beberapa

majalah fashion di Indonesia. Pada beberapa berita-berita yang sudah ada, media

massa memberi label Ayla Dimitri dan Rama Dicandra sebagai seseorang yang

mempunyai identitas sebagai seorang fashion influencer. Hingga beberapa pihak

mempercayakan Ayla Dimitri dan Rama Dicandra menjadi fashion stylist dalam

beberapa kesempatan. Walaupun Rama Dicandra tidak menjalani kegiatan sebagai

endorser beberapa pemasaran dari sebuah perusahaan dan produk seperti Ayla

Dimitri.

I-9

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Pitra Satvika dalam tulisannya yang berjudul “Apa itu fashion

influencer?” yang ditulis pada tanggal 19 November 2010 bahwa banyak pakar

media sosial yang menjelaskan tentang definisi influencer. Ada pula yang

menyebutnya dengan istilah yang berbeda yaitu rainmaker, catalyst, pemengaruh,

tapi memiliki maksud yang serupa, yakni orang-orang yang bisa mempengaruhi

orang lain. Kalau konteksnya media sosial, medium untuk mempengaruhinya

melalui Facebook, Twitter, Instagram, blog, atau kanal media sosial lainnya. Serta

Josh Peskowitz, seorang fashion editor mendefinisikan influencer adalah

seseorang yang menjadi perhatian banyak orang karena kreatif dan inovasinya,

atau bisa mengenali apa yang terjadi di masa datang dan bisa mempopulerkannya

lebih dahulu dibanding orang lain (sumber : www.media-ide.com, diakses pada 14

April 2016).

Sebelum berkembangnya internet dan gadget yang menawarkan

kemudahan dalam berkomunikasi, budaya tatap muka merupakan hal utama

dalam proses interaksi dan dapat terjadi setiap harinya. Sebagaimana

perkembangan teknologi yang sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia,

teknologi dapat membuat manusia menjadi terasing dari lingkungan sekitarnya.

Orang juga mudah tertipu dengan mesin buatan mereka sendiri, sehingga hilang

kesadarannya sebagai manusia yang mampu berpikir mandiri (Al-Hamdi,

2009:11).

Lahirnya era komunikasi interaktif ditandai dengan terjadinya

diversivikasi teknologi informasi dengan bergabungnya telepon, radio, komputer,

dan televisi menjadi satu dan menandai teknologi yang disebut dengan internet

I-10

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

(Bungin, 2006 : 113). Internet merupakan salah satu solusi luar biasa yang pernah

diciptakan oleh manusia, informasi apapun dan dari manapun memungkinkan

untuk didapatkan melalui internet.

Salah satu pemanfaatan internet di masyarakat modern adalah penggunaan

media sosial sebagai media online yang memungkinkan para penggunanya dengan

mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial,

forum dan dunia virtual berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog

interaktif. Media sosial seperti Facebook, Twitter, maupun Instagram bukanlah

hal yang asing lagi di Indonesia. Selain berfungsi sebagai alat komunikasi, media

sosial juga dianggap sebagai alat penyampaian informasi yang efektif (Shimp,

2003:189).

Media sosial atau dalam bahasa Inggris social media menurut tata bahasa,

terdiri dari kata social yang memiliki arti kemasyarakatan atau sebuah interaksi

dan media adalah sebuah wadah atau tempat sosial itu sendiri (Rumyeni, 2015).

Popularitas media sosial di era globalisasi seiring dengan perkembangan

teknologi, akan semakin bertambah pula varian dari media sosial lainnya untuk

menawarkan berbagai macam jenis aplikasi didalamnya.

Media sosial melahirkan jejaring sosial (social networking) yang

merupakan aplikasi dari sebuah media sosial yang digunakan untuk

berkomunikasi, menyebarkan dan mendapatkan informasi. Menurut Andreas

Kaplan dan Micheal Haenlein yang mengutip dari Gustina (2015) mendefinisikan

media sosial sebagai bagian dari media massa versi modern di mana pengertian

I-11

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

dari media sosial adalah sebuah media yang difasilitasi internet atau disebut media

online.

Aplikasi-aplikasi yang ditawarkan masih berhubungan dengan pertemanan

dan model interaksi seperti halnya media sosial Facebook dan Twitter. Selain

Facebook dan Twitter, pada tahun 2010 lalu muncul lagi media sosial yang

dinamakan Instagram.

Gambar 1.2 Logo Instagram

(sumber : www.saythisloud.com)

Sebagaimana logo Instagram yang berupa kamera, hal itu mempunyai arti

bahwa Instagram berfokus dalam hal foto dan video. Jejaring sosial ini juga

dilengkapi dengan fitur like (dengan simbol bentuk hati) sehingga pengguna

lainnya yang telah follow atau mengikuti dapat saling berkomentar foto yang

sudah diunggah. Sehingga Instagram dapat menghubungkan orang-orang yang

belum dikenal.

I-12

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Gambar 1.3 Tampilan Instagram versi website

(sumber : screenshot)

Kehadiran media sosial Instagram sejak beberapa tahun terakhir, semakin

digemari oleh khalayak diberbagai penjuru dunia. Sebagaimana data yang telah

ditemukan dalam berita Marketeers, telah disebutkan bahwa media sosial

Instagram terus bertambah jumlah penggunanya. Kini dinyatakan telah sudah

memasuki angka 400 juta pengguna. Hanya dalam waktu sembilan bulan

I-13

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Instagram berhasil menambah sebanyak 100 juta pengguna. Pengguna Instagram

itu setara dengan lebih dari 1,5 kali total penduduk Indonesia.

Gambar 1.4 Tampilan Instagram versi iOS

(sumber : screenshot)

Angka pengguna Instagram kini berhasil melampaui angka pengguna aplikasi

Twitter yang berada di kisaran 316 juta pengguna. Menurut data dari eMarketer,

pendapatan Instagram pada tahun 2016 diperkirakan mencapai US$ 1,5 miliar,

dan US$ 2.8 miliar pada 2017. eMarketer sendiri memperkirakan pendapatan

Instagram pada tahun ini akan mencapai angka US$ 600 miliar.

Sebanyak 75% dari pengguna Instagram berasal dari luar Amerika Serikat.

Dengan mayoritas berasal dari wilayah Eropa dan Asia. Tercatat Brazil, Jepang,

dan Indonesia memberikan kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan pengguna

Instagram. Baru-baru ini Instagram juga meluncurkan layanan iklan untuk

membantu para pelaku bisnis untuk memasarkan produknya melalui

Instagram. Setiap harinya ada lebih dari 80 juta foto yang dibagi melalui aplikasi

I-14

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Instagram. Dalam situs resminya, Instagram menyampaikan bahwa angka 400

juta adalah angka yang sangat jauh dari bayangan ketika Instagram pertama kali

diluncurkan enam tahun yang lalu (sumber : www.marketeers.com diakses pada

14 Maret 2016 pukul 19:22).

Berdasarkan dari data tersebut, maka tidak heran jika pada saat ini mulai

bermunculan tipe gadget yang dilengkapi dengan kamera dengan kualitas tinggi

karena pada dasarnya media sosial Instagram ini merupakan ajang berbagi foto

dan video. Kemudian kehadiran berbagai macam gadget dengan kamera yang

unggul selalu ditunggu karena dengan memiliki gadget yang canggih tersebut

semakin membuat pemiliknua pede untuk berfoto dan mengunggahnya pada dunia

luas. Setelah memiliki pertemanan diantara pengguna akun yang sama, kemudian

para pengguna (user) dapat melakukan interaksi sosial antara satu dengan yang

lainnya. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Luik, (2011) tentang media sosial

yang itu memiliki fungsi untuk mendukung interaksi sosial penggunanya. Dalam

konteks ini media sosial bisa digunakan untuk mempertahankan atau

mendapatkan teman-teman baru.

Lebih lanjut Luik, (2011) menjelaskan bahwa dengan adanya media sosial

dapat membuat fase perkenalan dan pertemanan menjadi semakin dinamis. Begitu

pula dengan karakteristik media sosial yang mampu membuat presentasi diri

berjalan semkain dinamis dan kontinu. Disamping itu, presentasi diri melalui

media sosial itu juga bisa dimaknai sebagai upaya revitalisasi atau eksperimen

terhadap identitas penggunanya. Dalam hal ini media sosial seperti Instagram

I-15

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

juga termasuk didalamnya, karena jika dilihat dari beberapa aplikasi yang tersedia

pengguna (user) lebih menunjukkan kediriannya melalui foto pribadinya.

Menurut penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Kamelia Abas

Samana, (2012) tentang “Ekspresi Diri ‘NET GENERATION’ Melalui Twitter”.

Dalam penelitiannya menggunakan teori interaksi simbolik dan looking-glass self.

Dalam temuannya disebutkan bahwa Twitter dianggap sebagai wadah untuk

berekspresi dalam mengungkapkan perasaan, situasi dan opini yang sedang

dihadapi. Sedangkan para net generation tersebut dalam mengekspresikan diri di

Twitter itu dipengaruhi oleh latar belakang keluarga, kondisi psikologis terhadap

suatu keadaan yang sedang dihadapi, serta situasi dan lingkungan pekerjaannya.

Senada dengan Jandy E. Luik (2011), yang juga membahas peran media

sosial bagi penggunanya untuk melakukan presentasi diri. Secara jelas Luik juga

memaparkan dalam tulisannya tentang strategi-strategi pada umumnya yang

diapai untuk melakukan presentasi diri. Berdasarkan pada gagasan Erving

Goffman tentang impression management atau dikenal dengan presentasi diri

yang merupakan sebuah tindakan menampilkan diri yang dilakukan oleh setiap

individu untuk mencapai sebuah citra diri yang diharapkan. Luik melihat bahwa

presentasi diri dalam media sosial yang dilakukan individu tersebut bisa

dipandang sebagai sebuah bentuk revitalisasi atau eksperimen terhadap identitas

dirinya.

Dalam kajian-kajian presentasi diri ini menurut Luik tidak hanya tertutup

pada level individu tetapi juga pada level kelompok atau intuisi. Presentasi diri

I-16

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

juga bisa dilakukan dengan memperhatikan faktor seperti gender, usia, dan jenis

media itu sendiri. Sebagaimana pada beberapa penelitian sebelumnya yang

mengkaji hal yang sama, yaitu diantaranya ada (1) Dominik, (1999) mengkaji

tentang presentasi diri ke world wide web dengan mengukur strategi presentasi

diri pada web pribadi, (2) Papacharissi, (2002) melakukan eksplorasi mengenai

pemnfaatan personal home page sebagai presentasi diri, (3) Elison dkk, (2006)

melakukan studi presentasi diri pada situs kencan online dating. Dan beberapa

peneliti terdahulu lainnya yang masih memiliki keterkaitan dengan media sosial

dan presentasi diri.

Selanjutnya terdapat pula kajian yang memiliki keterkaitan dengan kajian

sebelumnya, yaitu tentang “Analisis Manajemen Kesan Pengguna Facebook;

Impression Management Analysis of Facebook User” pada mahasiswa UNEJ

yang dilakukan oleh Elis Alfiyah dan Raudlatul Jannah, (2013) dengan

menggunakan teori impression management dari Erving Goffman peneliti

menggunakannya sebagai alat untuk menganalisnya. Sehingga hasil penelitiannya

dapat menunjukkan bahwa kesan yang ingin disampaikan sesuai dengan kondisi

tertentu tergantung pada khalayak. Sedangkan kesan yang ingin ditampilkan

antara lain kesan sebagai mahasiswa, kesan orang yang berpasangan, kesan orang

yang suka travelling, kesan terlihat cantik, kesan galau, kesan terlihat gaul dan

kesan orang yang suka olahraga.

Penelitian ini fokus pada objek foto yang ditampilkan pada akun

Instagram. Foto-foto tersebut menampilkan cara berbusana sesuai dengan

identitas fashion yang ingin direpresentasikan Ayla Dimitri dan Rama Dicandra

I-17

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

kepada pengguna Instagram. Dokumentasi foto diambil oleh pemilik akun yang

mengunggah foto-foto mereka ke akun Instagram. Sementara peneliti mengambil

dokumentasi dengan screen capture beberapa foto dalam akun Instagram Ayla

Dimitri dan Rama Dicandra. Simbol-simbol yang ditampilkan dalam foto-foto

tersebut mempresentasikan identitas diri yang dikonstruksi melalui foto fashion.

Penelitian ini akan menjelaskan identitas di representasikan melalui foto fashion

dalam Instagram.

Fitur-fitur dalam media sosial Instagram ini adalah indikator yang

digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pendampat Bambang (2012:53) dalam

bukunya Instagram Management merupakan sebuah tindakan menampilkan diri

yang dilakukan oleh setiap individu untuk mencapai sebuah citra diri yang

diharapkan. Presentasi diri yang dilakukan ini bisa dilakukan individu ataupun

kelompok, tim, dan organisasi (Boyer, 2006 : 4).

I.2 Rumusan Masalah

Bagaimana identitas fashion direpresentasikan melalui foto fashion dalam

akun Instagram @ayladimitri dan @ramadicandra?

I.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan identitas diri yang

direpresentasikan melalui foto fashion dalam akun Instagram @ayladimitri dan

@ramadicandra.

I.4 Manfaat Penelitian

I-18

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Bagi akademis : Memberikan kontribusi di bidang ilmu komunikasi,

khususnya dalam bidang media studies.

Manfaat teori : Menjadi rujukan bagi peneliti komunikasi dengan metode

semiotik terhadap konten dalam media sosial.

Manfaat praktis : Menjadi masukan pembaca untuk memperkaya tema

mengenai kontruksi identitas yang direpresentasikan melalui foto fashion dalam

akun Instagram @ayladimitri dan @ramadicandra.

I.5 Tinjauan Pustaka

1.5.1 Semiotika Sosial

Rachmah Ida dalam bukunya yang berjudul Studi Media dan

Kajian Budaya (2014) menyatakan bahwa semiotika adalah metode yang dipakai

untuk menganalisis tanda-tanda (sign). Secara etimologi, kata semiotika atau

semiology berasal dari bahasa yunani semion yang memiliki arti tanda. Semiotika

adalah studi tentang petanda dan makna dari sistem tanda. Ilmu tentang

bagaimana makna dibangun, dan untuk memaknai suatu tanda, diperlukan

kesepakatan pada masyarakat.

I-19

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Gambar 1.5 Model Semiotika Saussure

(sumber : Google)

Studi mengenai semiotika pertama kali dikenalkan oleh Ferdinand De

Saussure dan Charles Sanders Pierce. Saussure menjelaskan bagaimana tanda-

tanda dibentuk, tidak saja tanda-tanda formal, tetapi juga setiap sistem

komunikasi. Pendekatan Saussure mendefinisikan tanda secara struktural dan

tanda adalah hasil gabungan antara signifier dan signified.

“Signifier adalah persepsi terhadap bentuk fisik tanda, yang bisa terdiri
dari material, akustik, visual, atau selera (taste). Sedangkan signified adalah konsep
mental yang kita pelajari dengan mengasosiasikannya dengan objek. Hubungan antara
tanda dan referent-nya (objek aktual yang direpresentasikan tanda) adalah signifikasi
(signification)” (Ida, 2014: 76-77).

Selain membahas mengenai signifier dan signified, Semiotika Saussure

juga membahas mengenai konsep denotatif dan konotatif. Ida (2014 : 78-79)

menjelaskan bahwa denotasi beroperasi pada level pertama dari signifikansi yang

merupakan makna kamus dari sebuah kata atau terminologi atau objek, sehingga

I-20

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

lebih mudah untuk diartikan. Terminologi yang berkaitan dengan denotatif, biasa

dikenal dengan diegesis yang merupakan kumpulan dari makna-makna denotatif

dari sebuah gambar.

Sedangkan level konotasi, beroperasi sebagai makna kultural yang melekat

pada sebuah terminologi. Level konotasi dibedakan menjadi dua bagian yang

biasa dipakai untuk membaca tanda, yaitu metonymic dan synecdochal.

Metonymic adalah mengkomunikasikan dengan asosiasi, sedangkan synecdochal

adalah sub kategori metonymic yang memberikan makna “keseluruhan” atau

“sebaliknya” Dalam perkembangannya, muncul istilah sosial semiotik. Sosial

semiotik merupakan semiotik yang meletakkan tanda dalam kemungkinan

maknanya yang dapat jadi bertingkat dan menganggap konteks sosial sebagai

ruang yang memiliki pengaruh pada level tekstual tanda. Tokoh dari sosial

semiotik adalah Theo Van Leeuwen. Leeuwen mengembangkan sosial semiotik,

dengan menekankan pada empat dimensi utama, yaitu discourse, genre, style, dan

modality.

Discourse merupakan bagian semiotika sosial yang memfokuskan

bagaimana sumber-sumber semantik digunakan untuk membangun representasi

dan kehadiran. Genre, berhubungan dengan penggunaan sumber semiotik untuk

menetapkan interaksi komunikatif yang berhubungan dengan representasi baik

dalam percakapan ataupun unsur komunikasi lain yang memisahkan waktu dan

jarak. Style, berhubungan secara langsung dengan gaya hidup individu yang

dipertontonkan dalam aktifitas komunikasi, yang secara tersirat ataupun tersurat,

menyatakan identitas dan nilai-nilai yang dianutnya. Sedangkan modality, bagian

I-21

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

yang mempelajari penggunaanpenggunaan semiotik untuk menciptakan atau

mengkomunikasikan kebenaran atau nialai-nilai realitas dari representasi-

representasi mereka, baik itu sebagai fakta atau fiksi, membuktikan kebenaran

atau dugaan, dan sebagainya

I.5.2 Fashion

Fashion menjadi simbol-simbol nonverbal yang ingin disampaikan oleh

pemakainya, fashion and clothing are form of non-verbal communication in that

they do not use spoken or written words (Barnard, 1996:26). Tidak dapat

dipungkiri, dalam realita yang sarat dengan image dan citra saat ini, penampilan

menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan sosial. Orang yang

berhubungan dengan orang lain seringkali dengan terlebih dahulu melihat

penampilan fisiknya, dan pakaian merupakan obyek fisik yang paling tampak

ketika kita berinteraksi dengan orang lain.

Menurut Jean Baudrillard, fashion adalah dalam suatu pengertian, tahapan

akhir bentuk komoditas “dengan percepatan dan perkembangan pesan, informasi,

tanda, dan model, maka fashion sebagai lingkaran total dan dunia komoditas akan

selesai”. Jane Baudrillard menyelidiki dunia fashion sebagai sebuah paradigma

dominasi kode. Dalam fashion, semua yang dilihat adalah “permainan sederhana

penanda-penanda”. Tidak hanya itu saja, fashion merujuk pada segala sesuatu

yang nyata, bahkan juga tidak menggiring kemana pun. Fashion tidak

menciptakan segala-galanya, tetapi hanya menciptakan kode. Artinya, fashion

diciptakan menurut determinasinya sendiri, melainkan dengan model itu sendiri

I-22

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

itulah sebabnya fashion tidak diciptakan tetapi selalu dan serta merta

direproduksi.

Dalam hal ini, pakaian merupakan media komunikasi yang penting.

Pakaian bisa dilihat dari sebelum kata-kata terdengar. Pesan yang dibawa oleh

pakaian bergantung pada si pemakai, latar belakang budaya, pengalaman, dan

sebagainya. Dari pakaian yang dikenakan merupakan komunikasi nonverbal, yang

mempunyai pernyataan terhadap orang yang memakainya. Cara berpakaian adalah

sebuah tanda untuk menunjukkan siapa diri kita dan nilai budaya apa yang kita

anut. Maka cara berpakaian tidak lagi dipandang sebagai sesuatu yang netral dan

sesuatu yang lumrah. Merujuk kepada teori fashion system dari Roland Barthes,

fashion adalah sebuah sistem tanda (signs). Pada dasarnya pakaian merupakan

indikator yang tepat dalam menyatakan kepribadian dan gaya hidup seseorang

yang mengenakan pakaian tertentu.

Baik fashion, pakaian dan busana merupakan cara yang digunakan manusia

untuk berkomunikasi, bukan hanya sesuatu seperti perasaan dan suasana hati

tetapi juga nilai-nilai, harapan-harapan, dan kelompok-kelompok sosial yang di

ikuti keanggotaannya, bahkan pakaian dan fashion sering digunakan untuk

menunjukkan nilai sosial atau status, dan orang kerap melakukan suatu penilaian

terhadap apa yang digunakan berdasarkan apa yang dipakai orang tersebut. Jadi,

hal tersebut merupakan cara yang direproduksi masyarakat. Bukan pertama-tama

orang orang menjadi anggota kelompok lalu mengkomunikasikan keanggotaannya

melainkan keanggotaan itu di negosiasikan dan dibangun melalui komunikasi.

Dengan demikian fashion, pakaian, dan busana merupakan dasar pembentukan

I-23

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

kelompok-kelompok sosial dan identitas-identitas individu dalam kelompok

tersebut, dan bukan sekedar merefleksikannya (Barnard, 1996:53-54).

Pada dasarnya pakaian bisa membuat orang merasa berbeda dalam konteks

yang berbeda. Pakaian yang dikenakan dalam suatu kesempatan akan

mempengaruhi cara mereka berbicara dan berperilaku. Pakaian juga merupakan

indikator yang tepat dalam menyatakan kepribadian dan gaya hidup pada

seseorang yang mengenakan pakaian tertentu, bahkan pakaian lebih besar

mementingkan simbol status dari pada penampilan.

I.5.2.1 Fashion dan Identitas

Erikson (1968) menjelaskan identitas sebagai perasaan subjektif tentang

diri yang konsisten dan berkembang dari waktu ke waktu. Dalam berbagai tempat

dan berbagai situasi sosial, seseorang masih memiliki perasaan menjadi orang

yang sama. Sehingga, orang lain yang menyadari kontinuitas karakter individu

tersebut dapat merespon dengan tepat. Sehingga, identitas bagi individu dan orang

lain mampu memastikan perasaan subjektif tersebut.

Menurut Waterman (1984), identitas berarti memiliki gambaran diri yang jelas

meliputi sejumlah tujuan yang ingin dicapai, nilai, dan kepercayaan yang dipilih

oleh individu tersebut. Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa sejumlah

tujuan yang ingin dicapai dapat meningkat sepanjang waktu dan telah dibuat

karena tujuan, nilai dan kepercayaan yang ingin dicapai dinilai penting untuk

memberikan arah, tujuan dan makna pada hidup.

I-24

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Marcia (1993) mengatakan bahwa identitas diri merupakan komponen

penting yang menunjukkan identitas personal individu. Semakin baik struktur

pemahaman diri seseorang berkembang, semakin sadar individu akan keunikan

dan kemiripan dengan orang lain, serta semakin sadar akan kekuatan dan

kelemahan individu dalam menjalani kehidupan. Sebaliknya, jika kurang

berkembang maka individu semakin tergantung pada sumber-sumber eksternal

untuk evaluasi diri.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

identitas diri adalah perkembangan pemahaman diri seseorang yang membuat

individu semakin sadar akan kemiripan dan keunikan dari orang lain dan akan

memberikan arah, tujuan, dan makna pada hidup seseorang.

Dan fashion juga menawarkan model-model dan bahan untuk membangun

identitas. Masyarakat tradisional memiliki peran sosial dan kode-kode sehingga

pakaian dan penampilan seseorang secara langsung menunjukkan kelas sosial,

profesi, dan statusnya. Identitas dalam masyarakat tradisional biasanya ditentukan

oleh kelahiran, pernikahan, serta keahlian, dan daftar peran yang ada dibatasi

seketat mungkin. Peran gender sangatlah kaku, sementara kerja dan status dibatasi

ketat oleh kode-kode sosial dan sistem penetapan status yang kolot.

Tentu saja, fashion dalam masyarakat modern dibatasi oleh kode-kode

gender, realitas ekonomi, dan kekuatan konformitas sosial yang terus mengdikte

apa yang boleh dan tidak boleh dipakai, apa yang mungkin dan tidak mungkin.

Fashion dalam modernitas sendiri telah mengalami berbagai tahap perkembangan

I-25

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

historis, meskipun, pada awal abad ke-20, fashion modern merasionalisasi pakaian

dan kosmetik, dan pasar massal mulai membuatr perubahan dalam fashion

sehingga terbuka bagi konsumsi massal (Ewen dan Ewen 1982; Ewen 1988).

Pada 1960-an, “anti-fashion” dalam berbusana menjadi tren baru, dan

upaya subversi serta kudeta terhadap kode-kode budaya menjadi norma. Yang

disebut sebagai “subversi fashion” ini berlanjut menjadi mode pada dekade-

dekade berikutnya, dan industri fashion memungkinkan fleksibilitas baru dan

memasarkan gaya dan tampilan baru yang selalu berubah. Dengan gerakan

fashion seperti itu, setiap orang dapat dengan cepat menciptakan identitas mereka

sendiri melalui penolakan terhadap kode-kode fashion dan menciptakan

pernyataan fashion mereka sendiri, atau menggunakan gaya yang dominan namun

dipakai dengan gaya mereka sendiri

1.5.3 Konstruksi Identitas

Fashion merupakan obyek yang sarat dengan citra dan gaya hidup. Orang

memakai selembar baju bukan semata-semata karena nilai guna (use value). Akan

tetapi lebih karena adanya nilai atau citra tertentu yang ingin dicapai dengan

memakai busana tersebut. Misalnya: cantik, modis, trendi, anggun, elegan dan

femininin. Dengan demikian use value bukan menjadi tujuan utama orang

memilih sebuah baju untuk dipakainya, melainkan lebih disebabkan sign

valuenya.

Representasi diartikan sebagai perwakilan atas sesuatu. Melalui media foto

sebuah peristiwa diabadikan dalam materi tertentu, kemudian dihadirkan kembali.

I-26

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Sesuai dengan fungsinya yaitu representasi, foto merupakan salah satu bentuk

komunikasi. Foto dianggap bisa mewakili citra atau identitas dari sang pemilik.

Pada titik inilah representasi penting dibicarakan. Istilah representasi itu sendiri

menunjukkan pada seseorang, satu kelompok, gagasan atau pendapat tertentu

ditampilkan (Yusida Lusiana, 2005).

Dalam mempresentasikan diri, para pengguna media sosial harus mengatur

penampilan mereka dengan berbagai strategi. Maka dari itu, pengguna media

sosial harus memiliki strategi dalam mengkonstruksi identitasnya. Maka dari itu,

mereka harus memiliki strategi dalam mengkonstruksi identitas mereka. Jones

(1990) menyatakan rangkuman dari lima strategi dalam konstruksi presentasi diri

yang diperoleh dari eksperimen terhadap situasi interpersonal, yaitu ingratiation,

self-promotion, intimidation, exemplification, dan supplication.

1. Ingratiation

Tujuan pengguna strategi ini adalah agar seseorang disukai oleh

orang lain. Beberapa karakteristik umum yang dimiliki adalah mengatakan

hal positif tentang orang lain atau mengataan sedikit hal-hal negatif

tentang diri sendiri, untuk menyatakan kesederhanaan, keakraban dan

humor.

Dalam konteks media sosial, strategi jenis ini bisa dilihat secara

jelas misalnya dengan cara memberikan apresiasi terhadap foto-foto

pengguna lainnya.

2. Competence

I-27

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tujuan dari strategi ini agar seseorang dianggap terampil dan

berkualitas. Karakteristik umum meliputi pengakuan tentang kemampuan,

prestasi, kinerja, dan kualifikasi. Misalnya, beberapa pengguna media

sosial dengan profesi tertentu menggunakan akun media sosialnya untuk

memberikan tanggapan mengenai suatu keadaan, dengan menunjukkan

kompetensinya.

3. Intimidation

Pengguna strategi ini bertujuan agar seseorang memperoleh

kekuasaan. Karakteristik umum yang dimiliki adalah ancaman, pernyataan

kemarahan, dan kemungkinan ketidaksenangan.

4. Exemplification

Tujuan dari strategi ini agar seseorang dianggap secara moral lebih

unggul atau memiliki standar moral yang lebih tinggi. Karakter umumnya

adalah komitmen ideologis atau militansi, pengorbanan diri, dan

kedisiplinan diri.

5. Supplication

Tujuannya adalah seseorang tampak tidak berdaya sehingga orang

lain akan datang untuk membantu orang tersebut. Karakter dari

pendekatan presentasi diri termasuk memohon bantuan dan rendah diri.

I.5.4 Cultural Intermediaries (Pierre Bourdieu)

Cultural intermediaries yaitu orang-orang yang melakukan tugas-tugas

manipulasi selera secara lembut dengan menciptakan kondisi bagi konsumen

untuk mengidentifikasi dan membentuk selera pada barang. dan praktik tertentu,

I-28

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

dan mendefinisikan dan membela posisi (kelas baru) kelompok dalam masyarakat.

Mereka menjual komoditas apapun dan kemudian menjalankannya secara

simbolik. Dalam masyarakat consumer seperti saat ini, fashion menjadi ciri,

identitas dan kepribadian dari pemakainya. Konsumerisme dan gaya hidup

menjadikan prestise citra, perbedaan sebagai suatu kebutuhan (need), kesemuan

dan artifisial yang ada dibaliknya dianggap sebagai kebenaran (Piliang, 1998:35).

Pandangan Pierre Bourdieu, beliau berpendapat bahwa kapital tidak hanya

bersifat kebendaan (material), tetapi juga hal-hal yang immaterial, seperti

hubungan kekuasaan, sosial, dan posisi. Kapital adalah sumber daya yang

mempunyai nilai tertentu yang dimiliki oleh seseorang agar dapat bertahan dalam

suatu arena. Setiap arena menuntut individu untuk mempunyai kapital khusus agar

hidup baik dan bertahan di dalamnya. Kapital ini harus berada di dalam sebuah

ranah. Karena dalam rumusan generatif Bourdieu, ada keterkaitan antara habitus,

kapital dan juga ranah yang bersifat langsung. Dimana nilai yang diberikan pada

kapital dihubungkan dengan berbagai karakteristik sosial dan habitus.

Pada masa sekarang ini kapitalisme modern dapat dilihat salah satunya

melalui bagaimana industri retail bekerja. Dimana barang- barang atau objek

konsumsi yang dijual buka semata-mata pakaian, tas, sepatu, aksesoris saja, tetapi

pakaian, tas, sepatu, dan aksesoris dengan brand atau merk.

Brand pada objek konsumsi pada kenyataannya cenderung digunakan untuk

menandai relasi-relasi sosial seseorang. Objek konsumsi mampu menentukan

prestise, status dan simbol-simbol sosial tertentu bagi pemakainya. Hal ini

mencerminkan sejauh mana daya kapital masyarakat terbentuk. Dimana individu

I-29

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

cenderung menilai dan mengenali individu lain dari penampilan luarnya; apa yang

dikenakan dan barang dan aksesoris apa yang dimiliki yang dimilikinya, mulai

dari pakaian, tas, sepatu, handphone, jam,kacamata, dan sebagainya.

Suyanto dan Karnaji (2004:169) membagi kelas sosial ini terbagi atas tiga

kelas, yaitu kelas sosial atas, menengah, dan bawah.

1. Kelas sosial atas.

Pada umumnya mereka merupakan golongan orang-orang yang

kaya dan bergengsi karena mereka memiliki akses terhadap berbagai jenis

modal. Semakin tinggi kelas sosialnya, maka semakin tinggi pula prestise

(gengsi) yang dimilikinya. Oleh karena itu, mereka membentuk ciri

tertentu agar tampak berbeda dengan kelas sosial yang lain. Ciri tersebut

merupakan kebanggaan bagi pemiliknya. Ciri-ciri inilah yang dapat

menunjukkan kelas sosial yang disebut simbol status.Mereka memakai

strategi pembeda (distinction) dalam arti mereka berupaya membedakan

dirinya dari kelompok sosial yang berada dibawahnya, hal ini bertujuan

untuk memproduksi serta menaikkan nilai simbolik. Semakin besar

kelompok dominan mengakumulasi modal maka semakin besar pula nilai

simbolik yang akan diciptakan, oleh karena itu selera dan gaya hidup

mereka menempati posisi yang dominan.

2. Kelas sosial menengah.

Kelas menengah adalah mereka yang memiliki kapital dalam

jumlah terbatas. Strategi mereka adalah menghargai nilai simbolik

I-30

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

berdasarkan kemampuan mereka memaksimalkan satu modal serta

mempertahankan modal lain yang terbatas.

3. Kelas sosial bawah.

Sering juga disebut sebagai kelas pekerja. Kelompok ini ditandai

dengan kepemilikan modal yang sangat sedikit dan kesempatan

memperoleh yang akses yang sangat terbatas. Mereka cenderung lebih

memperhatikan kebutuhan pokok hidup yang bersifat praktis dan

fungsional , jadi tidak mengutamakan brand atau merk tetapi lebih pada

fungsi, praktis, tahan lama, dan murah. Karakteristik konsumsi masing-

masing kelas sosial memunculkan perbedaan selera dan gaya hidup.

Perilaku konsumsi fashion adalah salah satu gaya hidup yang paling

terlihat perbedaannya. Setiap kelas memiliki bentuk perilaku konsumsi

fashion mereka sendiri.

Kepemilikan modal ekonomi dan modal sosial yang berbeda adalah salah

satu faktor kuat yang memunculkan perbedaan perilaku pola konsumsi fashion.

Hal ini memperlihatkan perebutan posisi dominan antar kelas sosial yang

ditampilkan lewat konsumsi fashion. Fashion yang dipilih seseorangbisa

menunjukan bagaimana seseorang memilih gaya hidup. Sesorang yang ingin

dikatakan fashionable, secara tidak langsung mengkonstruksikan dirinya sebagai

seseorang dengan gaya hidup modern dan selalu mengikuti tren yang ada. Hal ini

menunjukkan bahwa dalam dunia modern, gaya hidup membantu menentukan

sikap dan nilai-nilai serta menunjukan status sosial.

I-31

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Perilaku konsumsi fashion juga dapat dilihat sebagai bentuk konsumsi

simbol. Para pelaku sosial tidak hanya mengkonsumsi apa yang disebut nilai

guna, tetapi juga nilai tanda. Konsumsi produk fashion dapat dipandang sebagai

sebuah identitas. Produk fashion mempengaruhi status sosial seseorangdan

menjadi simbol penanda dari kelas sosial mana seseorang berasal. Weber (1978)

mengatakan bahwa konsumsi terhadap suatu barang merupakan landasan bagi

penjenjangan dari kelomok status, sehingga situasi kelas ditentukanoleh ekonomi

sedang situasi status ditentukan oleh penghargaan sosial.

Bourdieu beranggapan bahwa, kapital simbolik memiliki makna atau

status pengakuan yang dapat diwujudkan dalam bentuk yang objektif maupun

institusi seperti penghargaan atau anugerah yang diraih karena prestasinya.

Kapital simbolik ini berkaitan dengan penggunaan simbolik sebagai legitimasi

atau pengabsahan posisi individu atau kelompok dalam level tertentu dan pada

konfigurasi dari bentuk kapital lainnya. Dengan kata lain, kapital simbolik ini

adalah modal yang berkaitan dengan simbol-simbol yang diterima atau dimiliki

seseorang dalam hidupnya. Simbol yang menunjukkan bagaimana seseorang

mendapatkan penerimaan dan perlakuan dari individu lain dan masyarakat di

sekitarnya. Kapital simbolik ini tidak bersifat wujud fisik yang tampak secara

nyata sehingga tak bisa diukur kekuatannya, namun lebih berupa pengakuan

secara umum oleh sekelompok masyarakat dalam wilayah tertentu.

1.5.5 New Media dan Media Sosial

Dalam presentasi diri, media sosial dipandang sebagai perpanjangan diri

pengguna. Seperti yang diutarakan oleh McLuhan (1965) bahwa medium adalah

I-32

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

perpanjangan indera maupun sistem saraf manusia. Pengguna media sosial akan

menata media yang dipakai selayaknya sebuah ‘ruang tamu’, bahkan ‘kamar’,

bagi para pengunjungnya.

New Media atau media online didefinisikan sebagai produk dari

komunikasi yang termediasi teknologi yang terdapat bersama dengan komputer

digital (Creeber dan Martin, 2009). Definisi lain media online adalah media yang

di dalamnya terdiri dari gabungan berbagai elemen. Itu artinya terdapat

konvergensi media di dalamnya, dimana beberapa media dijadikan satu

(Lievrouw, 2011). New Media merupakan media yang menggunakan internet,

media online berbasis teknologi, berkarakter fleksibel, berpotensi interaktif dan

dapat berfungsi secara privat maupun secara public (Mondry, 2008: 13).

Internet adalah salah satu bentuk dari media baru (new media). Internet

dinilai sebagai alat informasi paling penting untuk dikembangkan kedepannya.

Internet memiliki kemampuan untuk mengkode, menyimpan, memanipulasi dan

menerima pesan (Ruben, 1998:110). Internet merupakan sebuah media dengan

segala karakteristiknya. Internet memiliki teknologi, cara penggunaan, lingkup

layanan, isi dan image sendiri. Internet tidak dimiliki, dikendalikan atau dikelola

oleh sebuah badan tunggal tetapi merupakan sebuah jaringan komputer yang

terhubung secara intensional dan beroperasi berdasarkan protokol yang disepakati

bersama. Sejumlah organisasi khususnya provider dan badan telekomunikasi

berperan dalam operasi internet (McQuail, 2009: 28-29).

Menurut Septiawan Santana Kurnia dalam bukunya Jurnalisme

Kontemporer, internet adalah sebuah medium terbaru yang mengkonvergensikan

I-33

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

seluruh karakteristik media dari bentuk-bentuk yang terdahulu. Apa yang

membuat bentuk-bentuk komunikasi berbeda satu sama lain bukanlah penerapan

aktualnya, namun perubahan dalam proses komunikasi seperti kecepatan

komunikasi, harga komunikasi, persepsi pihak-pihak yang berkomunikasi,

kapasitas storage dan fasilitas mengakses informasi, densitas (kepekatan atau

kepadatan) dan kekayaan arus-arus informasi. Jadi, titik esensinya adalah bahwa

keunikan internet terletak pada esensinya sebagai sebuah medium.

Menurut Antony Mayfield dari iCrossing, media sosial adalah mengenai

menjadi manusia biasa. Manusia biasa yang saling membagi ide, bekerjasama dan

berkolaborasi untuk menciptakan kreasi, berfikir, berdebat, menemukan orang

yang bisa menjadi teman baik, menemukan pasangan dan membangun

sebuahkomunitas. Intinya, menggunakan media sosial menjadikan kita sebagai

diri sendiri. Selain kecepatan informasi yang bisa diakses dalam hitungan detik,

menjadi diri sendiri dalam media sosial adalah alasan mengapa media sosial

berkembang pesat. Tak terkecuali, keinginan untuk aktualisasi diri dan kebutuhan

menciptakan personal branding.

1.5.5.1 Instagram

Instagram merupakan aplikasi yang dimiliki oleh gadget dengan

spesifikasi mempunyai operation system IOS dan Android, yang memungkinkan

pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikan foto yang

di upload ke berbagai layanan jaringan sosial. Instagram merupakan produk

aplikasi dari perusahaan Burbn.Inc yang berdiri pada tahun 2014. Kata

Instagaram berasal dari kata insta dan gram yang mewakili pengertian dari

I-34

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

keseluruhan fungsi aplikasi ini. Kata Insta diambil karena menyerupai kamera

Polaroid yang pada masanya lebih dikenal dengan sebutan foto Instan. Sedangkan

gram berasal dari kata telegram yang cara kerjanya mengirim informasi kepada

orang lain dengan cepat.

Instagram memanfaatkan jaringan internet untuk menjalankan aplikasi

tersebut dalam hal mengupload foto dan melakukan aktifitas lainnya. Salah satu

fitur unik dalam Instagram adalah ketika pengguna akan mengupload foto. Foto

akan diminta untuk dijadikan bentuk persegi sehingga menyerupai seperti hasil

kamera Kodak, Instamatic dan Polaroid.

Terdapat beberapa hal penting dalam Instagram yang menjadi karakter

utama dari akun sosial media ini yaitu following, followers, posts, liked and

comments, hastag, home, searching, dan profile pengguna akun. Following adalah

akun-akun Instagram yang diikuti oleh pengguna instagram sehingga penguna

tersebut dapat melihat postingan dari pengguna lain tersebut. Followers adalah

akun instagram yang mengikuti Instagram pengguna sehingga followers (sebutan

bagi pengikut akun insagram) dapat melihat tiap postingan dari pengguna. Posts

adalah foto-foto maupun video yang diupload oleh pengguna Instagram pada

akunnya. Ketika pengguna melihat foto-foto yang ada di Instagram (baik yang

diikuti maupu yang ada di bagian search) dan menyukai foto atau video tersebut,

maka followers dapat mengekspresikan kesukaannya tersebut dengan menekan

tombol liked dan menuliskan komentar di kolom comments. Hastag adalah kata

atau frasa (tanpa spasi) yang diawali dengan simbol “#” yang membantu

pengguna menemukan dan bergabung dengan foto-foto dengan topik tertentu.

I-35

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

1.5.6 Visual Culture

Stuart Hall (1997, dalam Ida, 2014) menyatakan bahwa budaya telah

membuat dunia menjadi bisa dipahami. Budaya dapat diartikan sebagai sebuah

proses, seperangkat praktik-praktik dalam kehidupan sehari-hari. Utamanya,

budaya diperhatikan sebagai produksi dan pertukaran makna antar anggota dalam

kelompok masyarakat. Sehingga budaya bergantung pada interpretasi partisipan

yang bermakna dan apa yang ada di sekitar mereka.

Budaya visual memperhatikan pada upaya gambar menampakkan

perbedaan sosial. Rose (2001, dalam Ida 2014) menjelaskan bahwa penggambaran

tidak pernah hanya sebuah ilustrasi, melainkan tempat untuk mengkonstruksi dan

menampakkan perbedaan sosial. Selain perhatian dengan bagaimana gambar itu

tampak, penulis budaya visual juga memperhatikan bagaimana gambar-gambar

dilihat. Apa yang menjadi penting tentang gambar-gambar tersebut adalah

bagaimana gambar itu dilihat oleh penonton tertentu yang meilhat dengan cara

tertentu pula. Penekanan budaya visual adalah pada keterikatan gambar-gambar

visual dalam budaya yang lebih luas (Rose dalam Ida, 2014).

Budaya visual dalam kaitannya dengan media sosial sangat cocok bila

dilekatkan dengan Instagram. Instagram memiliki fungsi yang sama dengan media

sosial lainnya, yaitu berinteraksi dengan orang lain melalui dunia maya. Hanya

saja, Instagram lebih dikhususkan pada fitur berbagi foto ke dalam jejaring

sosialnya yang kemudian dibagi ke pengguna Instagram lainnya. Foto-foto

tersebut terdiri dari seperangkat simbol yang saling berkaitan dan berkaitan juga

I-36

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

dengan konteks sosial dan budaya. Sehingga dalam penelitian ini, budaya visual

yang ada dalam Instagram berupa foto atau gambar.

I.5.6.1 Foto

Dalam bahasa Inggris, fotografi berasal dari kata photo dan graphy. Photo

yang berarti cahaya, dan graphy yang berarti gambar. Secara bahasa, photography

berarti menggambar dengan cahaya. Sedangkan menurut Misbahul Munir,

fotografi secara luas adalah menulis atau menggambar dengan menggunakan

cahaya (Munir, 2011).

Media yang digunakan untuk menggambar dengan cahaya adalah sebuah

kamera. Kamera membantu manusia untuk bisa menangkap cahaya dan merekam

segala situasi yang terjadi. Kamera merekam sebuah momen melewati rana yang

memiliki kecepatan sehingga bisa diatur untuk mendapatkan gambar sesuai yang

di inginkan. Secara logis, kamera di ibaratkan sebagai mata manusia telanjang dan

“jujur”. Tapi seiring berkembangnya kehidupan, mata telanjang kamera tak lagi

jujur karena sudah melengkapi kepentingan fotografer yang bersangkutan.

Fotografi sebenarnya merupakan sebuah media komunikasi yang

mengkomunikasikan pesan melalui gambar serta terdapat beragam makna di

dalamnya. Menurut Messaris dalam bukunya The Photographic Message, sebuah

foto merupakan media visual dan bukan hanya dimungkinkan untuk menarik

suatu makna, melainkan makna itu mungkin direkayasa untuk tampil dengan

gagasan menghujam. Sebuah foto jadinya bukan hanya representasi visual objek

yang diproduksinya melainkan mengandung pesan mengingat foto dimuat pada

I-37

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

media massa dimana pengkonsumsinya berjumlah banyak, maka opini-opini pasti

akan muncul dari munculnya foto tersebut. Berbicara tentang fotografi, fotografi

tidak terlepas dari topik mengenai teknis fotografi, angle, komposisi, dan lain

sebagainya.

I.6 Metodologi Penelitian

I.6.1 Metode Penelitian

Peneliti menggunakan penelitian kualitatif dengan menggunakan analisis

semiotika. Bogdan dan Taylor (1975 : 5 dalam Basrowi dan Suwandi, 2008:21)

mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati. Analisis semiotika digunakan untuk melihat presentasi

identitas secara lebih rinci yang dipaparkan melalui akun Instagram @ayladimitri

dan @ramadicandra. Pendeskripsian dan penjabaran lebih mendetail

menggunakan analisis semiotika dari Saussure mengenai makna denotatif dan

konotatif. Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mendeskripsikan

identitas fashion influencer yang dipresentasikan melalui foto fashion pada akun

Instagram @ayladimitri dan @ramadicandra.

I.6.2 Tipe Penelitian

Peneliti menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif, yaitu penelitian

yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa

adanya. Penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran realitas sosial

tertentu, dimana informasi mengenai hal teresbut sudah ada meskipun tidak

I-38

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

terperinci dan lengkap. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk meneliti identitas

fashion influencer yang dipresentasikan melalui foto fashion pada akun Instagram

@ayladimitri dan @ramadicandra.

I.6.3 Unit Analisis

Unit analisis yang digunakan oleh peneliti adalah teks dalam foto-foto

pada akun Instagram yang dimiliki oleh fashion influencer Indonesia. Peneliti

menggambil dua orang fashion influencer yang memiliki akun Instagram dan

mempunyai kecenderungan aktif dalam menggunkan akun media sosial Instagram

yaitu Ayla Dimitri dan Rama Dicandra.

I.6.4 Teknik Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data primer, dengan

mengumpulkan data, yang dilakukan dengan cara screenshoot foto dari akun

Instagram milik Ayla Dimitri dan Rama Dicandra yang menjadi objek penelitian.

Kemudian dilakukan studi pustaka dengan menarik literatur yang terkait, baik dari

buku, jurnal ilmiah, skripsi atau penelitian terbaru, dan internet yang dapat

mendukung analisis peneliti.

I.6.5 Teknik Analisis Data

Analisis data yang dilakukan peneliti adalah dengan melakukan analisis

semiotika dengan menginterpretasi tanda dan lambang yang digunakan, serta

makna yang muncul dari hasil mengamati akun Instagram fashion influencer

I-39

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Indonesia, dengan mengklasifikasikan hasil temuan dan interpretasi dari

penjelasan hasil temuan.

Pembahasan hasil penelitian dijabarkan dalam bentuk naratif dengan data,

fakta serta tinjauan pustaka yang diperoleh dari berbagai sumber untuk menjawab

rumusan masalah. Terakhir ditarik kesimpulan dari hasil penelitian.

I-40

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 Perkembangan Fashion di Indonesia

Fashion adalah istilah umum untuk style yang populer atau praktek,

terutama dalam pakaian, sepatu, atau aksesori. Fashion mereferensi suatu apapun

yang sedang tren saat ini dalam tampilan atau cara berdandan seseorang. Gaya

seseorang berlaku juga dalam perilakunya. Secara istilah yang lebih teknis untuk

fashion adalah kostum, tapi kini menjadi begitu terkait di mata publik dengan

istilah “fashion”. Dan istilah “kostum” lebih kerarah pakaian khusus seperti

pakaian yang mewah atau pakaian untuk festival (masquarede wear).

Definisi fashion adalah setiap mode pakaian atau perhiasan yang populer

selama waktu tertentu atau pada tempat tertentu. Istilah fashion sering digunakan

dalam arti positif, sebagai sinonim untuk glamour, keindahan dan gaya atau style

yang terus mengalami perubahan dari satu periode ke periode berikutnya, dari

generasi ke generasi. Juga berfungsi sebagai refleksi dari status sosial dan

ekonomi, fungsi yang menjelaskan popularitas banyak gaya sepanjang sejarah

kostum. Fashion atau mode semakin menjadi industri yang menguntungkan di

dunia internasional sebagai akibat dari munculnya rumah-rumah mode terkenal di

dunia dan majalah fashion.

Trend dan musim fashion sebagian besar didorong oleh perancang busana

yang membuat dan menghasilkan artikel pakaian. Dalam hal ini istilah bisnis

fashion akan digunakan dalam arti bisnis yang berhubungan dengan pakaian

II-1

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

modis atau pakaian sebagai industri kreatif yang diciptakan dan diproduksi oleh

perancang busana. Tidak ada yang menyangkal bahwa karya perancang busana

memiliki kontribusi besar untuk industri garmen, karena saat ini para pengusaha

garmen akan perlu menggunakan keahlian para desainer untuk selalu up to date

agar tidak ketinggalan dengan tren fashion dunia.

Tahun 1950 ialah awal dekade fashion Indonesia dengan kemunculan

seorang desainer bernama Peter Sie. Di tahun-tahun pertama Peter Sie

menancapkan fashion nasional ia mengaku bahwa profesi desainer belum diterima

masyarakat termasuk keluarganya. Pada waktu itu Peter Sie sempat dikucilkan

oleh keluarganya. Peter Sie juga tidak menganggap dirinya lebih sukses secara

finansial dibanding desainer-desainer masa kini. Dalam buku Inspirasi Mode

Indonesia terbitan Yayasan Buku Bangsa dan Gramedia, Peter Sie

mengungkapkan dirinya lebih senang disebut pelopor dunia mode. Dan kini Peter

Sie disebut-sebut sebagai pelopor profesi perancang busana di Indonesia.

Awalnya Peter Sie berkonsentrasi membuat busana pria. Busana bergaris a

line ala New Look dari Dior lah yang mempengaruhinya untuk beralih ke busana

wanita. Pria yang belajar di Vakschool voor Kleermakers-Encoupeurs Den Haag

Belanda selama 6 tahun sejak 1947 ini tidak menyerap semua tren busana yang

datang dari Eropa. Saat trend gaya ‘mod’ yang dipelopori oleh Mary Quant dan

Ossie Clark mendunia, Peter merasa rok mini kurang pantas untuk kebanyakan

wanita Indonesia. Begitu juga saat tren ‘hippies’ berkembang, trend tersebut tidak

pernah menarik hatinya karena keadaan ekomoni Indonesia saat itu

memprihatinkan. Kehadiran desainer seperti Peter Sie, mengundang desainer lain

II-2

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

seperti Non Kawilarang dan Elsie Sunarya. Di tahun 1960-an gaya ‘hipster’,

‘mod’, bahkan ‘agogo’ yang ramai motif dan warna hanya di konsumsi ibu-ibu

kalangan atas di Jakarta saja.

Perkembangan fashion di Indonesia bisa dikatakan sangat berkembang

dalam beberapa tahun terakhir. Hal tersebut didukung dari berbagai sisi, baik

desainer lokal yang semakin berpotensi, tingkat perekonomian yang membaik,

sampai sektor ritel yang berkembang pesat. Sarinah merupakan mal serba ada

pertama di Indonesia menjadi ikon penting industri ritel mode lokal karena

disanalah karya-karya desainer lokal menjadi jalan untuk para konsumennya.

Dulu Sarinah berisi pakaian buatan lokal, sedangkan baju impor yang ada hanya

berasal dari Jepang, belum ada merek-merek luar lainnya. Baju impor Jepang

yang murah bisa didapat di pasar tradisional, sedangkan yang mahal bisa didapat

dibutik eksklusif, salah satunya adalah MicMac di daerah Menteng. Tahun 1975

toserba bernama Ratu Plaza dan Gajah Mada Plaza mulai menjual barang-barang

bermerek luar selain Jepang seperti Aigner dan Gucci.

Industri mode lokal tadinya hanya didominasi nama seperti Prajudi dan

Iwan Tirta sebagai aset desainer bangsa. Selain itu nama-nama seperti Harry

Dharsono, dan Ramli juga turut meramaikan industri fashion pada tahun 1970.

Kemudian Poppy Darsono turut berperan penting membawa ready-to-wear yang

menawarkan koleksi yang lebih terjangkau pada masyarakat.

Menurut Poppy Darsono, tokoh fashion di Indonesia yang tidak hanya

sebagai pengamat tetapi juga praktisi, fashion merupakan sebuah kecenderungan

II-3

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

gaya yang sedang digemari pada saat itu dan berlaku dalam jangka waktu tertentu.

Menurut Ellen, owner butik Nyla, fashion merupakan dari gaya hidup yang

merupakan pilihan pribadi setiap orang yang bisa membuat diri mereka merasa

lebih baik dan nyaman.

Tahun 1990-an ditandai dengan isu globalisasi dan internet. Artinya

kemudahan masyrakat untuk mengakses informasi fashion dari luar negeri

menyebabkan kegandrungan budaya barat yang glamor. Glamoritas ini terasa

pada karya desainer-desainer seperti Sebastian Gunawan, Biyan, Arantxa Adi,

Adjie Notonegoro, dan Eddy Betty yang memiliki karakter kemewahan dengan

payet, manik dan Kristal pada koleksinya. Munculnya sekolah fashion franchise

seperti Esmod dan Lasalle, juga sekolah mode Susan Budiharjo turut

berkontribusi dalam menghasilkan desainer-desainer berkualitas Indonesia. Selain

itu Poppy Dharsono dibantu Harry Dharsono dan Iwan Tirta membentuk Asosiasi

Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) pada tahun 1993.

II-4

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Gambar 2.1 Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI)

(sumber : www.indonesiafashionweek.id)

APPMI (Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia), yang

beranggotakan perancang dan pengusaha yang bergerak di bidang mode Indonesia

memiliki program tahunan yaitu Fashion Tendance yang diadakan sejak tahun

1993 sampai sekarang, dimana mereka mengadakan fashion show yang

menampilkan prediksi tren fashion tahun mendatang dengan maksud memberi

arahan komprehensif mengenai konsep rancangan terkini versi APPMI pada

masyarakat luas. Acara yang melibatkan semua insan fashion dalam negeri ini

diliput oleh berbagai media yang nantinya menyampaikan informasi tren tersebut

pada masyarakat. Menurut Poppy Darsono, selaku ketua umum dan pendiri

APPMI, trend yang ditampilkan pada acara tersebut merupakan hasil kombinasi

dan inspirasi fashion mancanegara terutama Eropa dengan karakteristik

masyarakat Indonesia. Menurutnya, acuan fashion yang paling digemari oleh

konsumen lokal adalah dari benua Eropa seperti Paris, Milan, dan Hongkong.

II-5

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Eropa karena desainnya yang sederhana dan klasik, Hongkong karena permanen

model yang sudah diadaptasi dengan iklim Asia.

Sekarang ini fashion lokal banyak memperhatikan perkembangan desainer

lokal agar bisa bersaing dengan merek mancanegara. APPMI secara rutin

mengadakan acara Fashion Tendance. Dukungan media juga sangat membantu

pertumbuhan industri ini, diantaranya majalah Femina, sebagai majalah wanita

ternama di Indonesia yang mengadakan Festival Mode Indonesia dengan kegiatan

utamanya Lomba Perancang Mode Femina (LPM Femina) yang diadakans sejak

tahun 1979. LPM Femina ini banyak melahirkan perancang muda yang baru

dipilih berdasarkan karyanya yang potensial. Acara ini menjadi peristiwa penting

yang berhasil mencetak banyak desainer muda berbakat seperti Samuel

Wattimena, Chossy Latu, Carmanita, Edward Hutabarat, dan Stephanus Hamy,

menambah daftar desainer yang ada seperti Arthur Harland, Susan Budiarjo,

Thomas Sigar, Dandy Burhan, Adrianto Halim, Corrie Kastubi, Ghea

Panggabean, Biyan, Raizal Rais dan Itang Yunaz, dan Sally Koeswanto. Nama

mereka telah menjadikan titik sejarah untuk pengembangan industri fashion

Indonesia. Pada masa itu, peluang besar bagi perancang busana untuk

mengembangkan design-nya disupport oleh Pemerintah Indonesia. Departemen

Perdagangan misalnya, mereka terlibat dalam pameran internasional, pameran

perdagangan, serta misi budaya, terutama di negara mode terkemuka seperti

Amerika Serikat, negara-negara Eropa dan Australia. Selain itu ada juga acara

tahunan Jakarta Fashion & Food Festival, Jakarta Fashion Week, dan Bali

Fashion Week yang membawa nama fashion lokal ke mata internasional.

II-6

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Di tahun 2000-an, fashion Indonesia semakin kaya akan ide dan inspirasi.

Tiap desainer memiliki ciri khas masing-masing. Adrian Gan, Obin, Oscar

Lawalata, Kiata Kwanda, Sally Koeswanto, Lenny Agustin, Priyo Octaviano, Tri

Handoko dan Irsan mewarnai fashion Indonesia dengan pakaian mereka yang

bernafaskan seni dan kultur Indonesia.

Desainer Tex Saverio telah berhasil membawa nama fashion Indonesia

dan mendapat pengakuan di mata internasional dengan rancangannya yang

dipakai oleh seorang bintang di Amerika Serikat yaitu Lady Gaga pada

pemotretan majalah Bazaar US.

Majunya teknologi dan arus informasi membuat masyarakat Indonesia

lebih terbuka pada pengetahuan global. Tidak bisa dipungkiri lagi trend mode di

Indonesia banyak dipengaruhi oleh gaya barat. Namun hal ini tidak membuat

desainer-desainer Indonesia berkecil hati karena mereka didukung oleh pemain-

pemain lain dalam industri ini seperti pers, stylish, retailer, merchandiser,

fotografer, dimana semua bersinergi menyampaikan informasi sesuai bidangnya

masing-masing. Walaupun gaya barat mendominasi, namun ada kalanya

kerjasama mereka kembali memunculkan gaya khas Indonesia kembali ke

permukaan. Informasi yang seimbang antara gaya barat dan lokal membuat

konsumen Indonesia cerdas dalam memilih yang disukainya dan yang cocok

untuknya.

Menurut Ellen, owner butik Nyla, fashion item yang perkembangannya

paling pesat adalah baju, karena baju lebih cepat pergantian modelnya dan baju

II-7

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

merupakan item yang paling banyak dibeli oleh masyarakat dibanding produk

lainnya. Peringkat selanjutnya diikuti oleh tas dan sepatu. Setiap orang tentunya

membutuhkan pilihan baju lebih banyak daripada pilihan tas dan sepatu.

Saat ini iklim industri fashion ritel di Indonesia kian kompetitif. Sarinah

tidak lagi menjadi pusat fashion karena keberadaannya sudah disaingi oleh

hadirnya mall-mall dan pusat perbelanjaan yang megah dan lengkap. Jumlah mall

dan departemen store semakin banyak, hampir di setiap wilayah ada, sehingga

industri ritel fashion bisa semakin dekat dengan konsumennya. Para desainer lokal

lokal bergeliat melawan gempuran merek-merek luar yang dalam 3 tahun ini

mulai menjamur. Industri fashion lokal semakin dinamis dan persaingan bukan

lagi soal harga, namun juga kualitas dan desain. Kehadiran ritel luar membuat

konsumen semakin memiliki banyak pilihan dan cerdas memilih produk. Masalah

merek memang masih menjadi pertimbangan utama konsumen Indonesia,

selanjutnya barulah model dan kualitas yang menentukan kenyamanan saat

dipakai. Setiap toko biasanya mengganti musim (season) koleksinya setiap 4-6

bulan sekali agar konsumen tidak bosan. Dalam sekali pergantian musim itu,

terjadi beberapa kali pemasukan barang yang biasanya terjadi 8-10 kali sebulan.

Barang yang ada diputar antar outlet dan antar daerah agar produk tersebar rata.

Biasanya koleksi terbaru pertama kali diluncurkan dan dijual di Jakarta, baru

kemudian daerah sekitarnya. Akibatnya, Jakarta menjadi panutan bagi daerah-

daerah lain, didukung oleh daya beli yang lebih tinggi dan fasilitasnya lengkap.

Konsumen sekarang mampu memilih mana yang kiranya cocok dengan

bentuk tubuh, kepribadiannya, dan nyaman saat digunakan. Bisa dilihat dari

II-8

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

penampilan yang tidak seragam di masyarakat, walaupun masih ada benang

merah berupa tema gaya yang sedang populer. Konsumen Indonesia sekarang

sudah cerdas dalam memilih sebuah gaya yang sesuai untuknya. Sehingga bisa

dipastikan fashion Indonesia berpotensi berkembang terus di masa yang akan

datang.

2.2 Instagram

Dewasa ini siapa yang tidak mengenal istilah “media sosial”. Dari anak-

anak sampai orang dewasa sudah tidak asing lagi dengan istilah tersebut. Bisa

dibilang media sekarang yang menghubungkan semua pengguna, baik

berkomunikasi, berbagi informasi, bahkan bertukar data. Media sosial booming di

dunia semenjak keberadaan internet luas. Kemudian berkembang menjadi

berbagai bentuk dan macam media sosial. Sebut saja salah satu media sosial untuk

berbagi foto antar pengguna yaitu Instagram.

Instagram adalah sebuah aplikasi berbagi foto yang digunakan pengguna

untuk mengambil foto, memilih filter digital, dan membagikannya ke berbagai

jaringan sosial media lainnya, termasuk ke akun pemilik Instagram itu sendiri.

Satu fitur yang unik dari Instagram adalah memotong foto menjadi bentuk persegi

atau square, sehingga terlihat seperti hasil kamera Kodak Instamatic dan Polaroid.

Instagram dapat digunakan di iPhone, iPad atau iPod Touch versi apapun

dengan sistem operasi iOS 9.3.1 atau yang terbaru dan telepon kamera Android

apapun dengan sistem operasi 6.0.1 (Marshmallow) atau yang terbaru. Aplikasi

ini tersebar melalui Apple App Store dan Google Play. Pada tanggal 9 April 2012,

II-9

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

diumumkan bahwa Facebook setuju mengambil alih Instagram dengan nilai

sekitar $1 miliar.

Instagram berdiri pada tahun 2010 perusahaan Burbn, Inc. merupakan

sebuah teknologi startup yang hanya berfokus kepada pengembangan aplikasi

untuk telepon genggam. Pada awalnya Burbn, Inc. sendiri memiliki fokus yang

terlalu banyak di dalam HTML5 Mobile (hiper text markup language 5), namun

kedua CEO (Chief Executive Officer), Kevin Systrom dan juga Mike Krieger,

memutuskan untuk lebih fokus pada satu hal saja.

Setelah satu minggu Burbn, Inc. mencoba untuk berinovasi menciptakan

suatu gagasan baru, hingga pada akhirnya Burbn, Inc. membuat sebuah versi

pertama dari Burbn, Inc. namun di dalamnya masih ada beberapa hal yang belum

sempurna. Sampai pada versi final; Burbn, Inc. berupa aplikasi yang sudah dapat

digunakan di dalam iPhone, dimana isinya terdiri dari berbagai macam fitur.

Sulit bagi Kevin Systrom dan Mike Krieger untuk mengurangi fitur-fitur

yang ada dan memulai lagi dari awal, namun akhirnya mereka hanya

memfokuskan pada bagian foto, komentar, dan untuk menyukai sebuah foto,

itulah yang akhirnya menjadi awal mulai munculnya media sosial Instagram.

Nama instagram berasal dari pengertian dari keseluruhan fungsi aplikasi ini. Kata

‘insta’ berasal dari kata ‘instan’, seperti kamera polaroid yang pada masanya lebih

dikenal dengan sebutan ‘foto instan’.

Instagram dapat menampilkan foto-foto secara instan, sedangkan untuk

kata ‘gram’ berasal dari kata ‘telegram’, dimana cara kerja telegram sendiri

II-10

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

adalah untuk mengirimkan informasi kepada orang lain dengan cepat. Sama

halnya dengan Instagram yang dapat mengunggah foto dengan menggunakan

jaringan internet, sehingga informasi yang ingin disampaikan dapat diterima

dengan cepat.

Saat ini pengguna Instagram telah memasuki angka 400 juta pengguna.

Hanya dalam waktu sembilan bulan Instagram berhasil menambah sebanyak 100

juta pengguna. Pengguna Instagram setara dengan lebih dari 1,5 kali total

penduduk Indonesia.

Angka pengguna Instagram saat ini berhasil melampaui angka pengguna

aplikasi Twitter yang berada di kisaran 316 juta pengguna. Pendapatan Instagram

pada tahun 2016 diperkirakan mencapai US$ 1,5 miliar, dan US$ 2.8 miliar pada

2017. Diperkirakan Instagram pada tahun ini akan mencapai angka US$ 600 juta.

Sebanyak 75% dari pengguna Instagram berasal dari luar Amerika Serikat.

Dengan mayoritas berasal dari wilayah Eropa dan Asia. Tercatat Brazil, Jepang,

dan Indonesia memberikan kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan pengguna

Instagram. Baru-baru ini Instagram juga meluncurkan layanan iklan untuk

membantu para pelaku bisnis untuk memasarkan produknya melalui

Instagram. Setiap harinya ada lebih dari 80 juta foto yang dibagi melalui aplikasi

Instagram. Dalam situs resminya, Instagram menyampaikan bahwa angka 400

juta adalah angka yang sangat jauh dari bayangan ketika Instagram pertama kali

diluncurkan lima tahun yang lalu.

II-11

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Karena itulah instagram berasal dari instan-telegram, sistem sosial di

dalam Instagram adalah dengan menjadi pengikut akun pengguna lainnya, atau

memiliki pengikut Instagram. Sehingga dengan demikian komunikasi antara

sesama pengguna Instagram sendiri dapat terjalin dengan baik melalui pemberian

tanda suka serta mengomentari foto-foto yang diunggah oleh pengguna lainnya.

Pengikut menjadi salah satu unsur terpenting, dimana jumlah tanda suka dari para

pengikut sangat berpengaruh apakah foto tersebut dapat menjadi sebuah foto yang

populer atau tidak. Untuk menemukan teman-teman yang ada di dalam Instagram

juga dapat menggunakan teman-teman mereka yang juga menggunakan Instagram

melalui jejaring sosial seperti Twitter dan Facebook.

2.3 Fashion Influencer di Indonesia

Dunia fashion tidak selalu mengenai model yang berjalan diatas catwalk

dengan melenggang mengenakan baju rancangan desainer ternama. Ada juga

profesi lain seperti fashion stylist, fashion critics, sampe fashion journalist yang

melengkapi industri fashion. Fashion influencer bisa dikatakan sebuah fenomena

dan aktivitas kultural yang menarik. Kini referensi mode tidak lagi ‘eksklusif’

hanya datang dari kalangan ‘elit’ mode, seperti perancang busana, selebritas, atau

label internasional, namun juga bisa muncul dari ‘orang biasa’ yang mencintai

mode.

Segudang prestasi mereka raih, mulai dari masuk di berbagai media (cetak

dan online) nasional maupun internasional, pembicara di berbagai acara fashion

dalam dan luar negeri, sampai didaulat untuk menjadi kontributor ajang fashion

II-12

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

show kelas dunia kayak New York Fashion Week. Para fashion influencer ini

memanfaatkan laman Instagram pribadinya untuk mengekspresikan diri, dan

berbagi kepada dunia tentang gaya personalnya. Media sosial pun menjadikan

mereka populer sebagai buzzer atau influencer. Posting-an Outfit of The Day

(OOTD) mereka bahkan boleh jadi tidak kalah pengaruhnya dengan halaman

mode majalah gaya hidup ternama.

Berkat peran mereka sebagai sumber inspirasi seputar gaya, serta

membawa tren mode di kalangan anak muda, tak heran jumlah pengunjung blog

serta jumlah pengikut mereka di media sosial membesar. Dan mereka pun laris

menjadi buruan para pengiklan untuk promosi produk.

2.3.1 Deskripsi Singkat Tentang Ayla Dimitri

Berkat peran mereka sebagai sumber inspirasi seputar gaya, serta

membawa tren fashion pada khalayak di tanah air, tak heran jumlah

pengunjung blog serta jumlah pengikut mereka di media sosial semakin hari

semakin bertambah. Akhirnya mereka pun ‘laris’ menjadi buruan para pengiklan

untuk promosi produk.

Bagaimana fashion menjadi trend bagi khalayak yang suka mengunggah

foto ke media sosial sehingga dapat dilihat oleh pengguna lainnya, bahkan dilihat

dari sudut pandang lain banyak masyarakat yang berasumsi bahwa seorang yang

mengunggah foto ke sosial media adalah seorang yang ingin menunjukkan

identitas diri, karena seseorang berkeinginan untuk membentuk, merasa,

menginterpretasikan, dan menampilkan diri kepada masyarakat pengguna media

II-13

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

sosial. Pada dasarnya self identity (identitas diri) merupakan segi yang sangat

penting, hal itu menjadi lambang dari kehidupan seseorang yang mengenal dirinya

dan membedakannya dirinya dengan orang lain. Seperti apa yang dilakukan oleh

beberapa fashion influencers dari Indonesia yaitu Ayla Dimitri, mereka sangat

aktif menggunggah foto ke media sosial Instagram, bahkan hampir setiap hari,

dan bahkan dalam sehari mereka bisa mengunggah lebih dari satu foto.

Gambar 2.2 Foto Ayla Dimitri

(sumber : screenshot)

Pemilik blog ayladimitri.blogspot.com dan akun Instagram @ayladimitri

(followers 125.000, di akses pada tanggal 1 April 2016, followers dapat

bertambah setiap harinya) ini, gayanya boleh jadi menjadi panutan khalayak di

tanah air. Sosok menarik yang stylish dan trendsetter, menjadi alasan Ayla Dimitr

laris menjadi fashion influencer dan endorser beberapa produk. Berpengalaman

bekerja di media mode sebelumnya, saat ini Ayla menjadi pengarah gaya, penulis

mode, dan konsultan mode lepas.

II-14

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Perempuan ramah berusia 29 tahun ini sudah mencintai dunia fashion

sejak kecil. Lahir di keluarga berlatar belakang model, membuat Ayla semakin

mencintai dan mendalami dunia fashion. Ayla semakin menyadari kecintaannya

pada fashion usai lulus SMA.

Ayla Dimitri merupakan putri dari Dian Tandjung, seorang model ternama

yang sudah lebih dulu berkiprah di industri fashion. Ayla banyak belajar

mengenai dunia fashion dan kecantikan dari sang ibu. Ayla juga sudah gemar

membaca majalah fashion sejak dirinya masih duduk di Sekolah Dasar.

Sayangnya, ayah Ayla kurang menyetujui jika Ayla ingin memperdalam ilmunya

lewat sekolah fashion. Akhirnya Ayla memilih untuk masuk sekolah desain grafis

dan menyelesaikan pendidikannya. Namun, passion tidak bisa berbohong dan

Ayla tetap terjun ke dunia yang sungguh dicintainya, yaitu fashion dan

kecantikan.

Dalam akun Instagramnya, Ayla sering menerima endorsement dari

berbagai macam merek lokal seperti Sept. Labels, Alto by Vicario, MADRM

Indonesia, dan lain-lain, maupun merek luar negeri yang ada di Indonesia seperti

Birkenstock, Coach, Uniqlo, dan masih banyak lagi. Ayla kerap diundang pada

acara-acara penting seperti Fossil x Opening Ceremony Preview, Trunkshow by

Yosep Sinudarsono, Eternel Concept 2nd Anniversary, dan baru-baru ini Ayla

bersama dua rekannya yang bergelut pada dunia fashion juga, Alika Islamadina

dan Sonia Eryka diundang secara VIP dalam acara Virgin Melbourne Fashion

Festival 2016 di Melbourne. Tidak hanya itu saja, Ayla juga sering diminta untuk

menjadi tamu pembicara dalam beberapa acara anak muda mengenai fashion

II-15

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

seperti PAC Roadshow Event di Supermall Karawaci, berbagi pengalaman profesi

Ayla sebagai Content Conceptor dalam Press Conference Mitra Adi Perkasa, dan

Social Media Week 2016 yang berdiskusi seputar The Role Social Media

Influencer.

Ayla sangat senang mencoba-coba hal baru, maka dari itu ciri khas dari

gaya berpakaian Ayla sering berubah-ubah. Hal tersebut dipengaruhi oleh banyak

hal yang Ayla alami dalam hidupnya. Jadi, bisa dikatakan gaya berpakaiannya

selalu mencerminkan setiap fase atau tahap dalam hidup Ayla. Ayla pernah

mencoba gaya indie, britpop, sporty, seksi, grunge, hingga monokromatik. Tapi

jika diperhatikan dari foto yang diunggah akhir-akhir ini Ayla mencoba untuk

memadukan warna-warna yang lebih berani dalam busananya. Walaupun sering

berganti gaya, perempuan yang mengaku sering berbelanja secara impulsif ini

tetap punya trademark yang mampu menunjukkan karakternya sebagai seorang

individu yang berbeda dari orang lain. Ayla juga mendokumentasikan ekspresinya

dalam dunia fashion dan lifestyle dalam bentuk video blog yang dapat diakses di

channel YouTube pribadi milik Ayla (https://www.youtube.com/ayladimitri).

2.3.2 Deskripsi Singkat Tentang Rama Dicandra

Laki-laki yang lahir pada 29 September 1992 ini sejak kecil sudah

diajarkan tentang seni oleh orang tuanya dan menggambar menjadi hobinya saat

itu. Setelah beranjak remaja ketika duduk di bangku Sekolah Menengah Atas,

Rama Dicandra mencoba membuat blog yang berisikan tentang art, music, dan

fashion. Isi blog Rama Dicandra kebanyakan hanya gambar dan rubrik yang

II-16

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

dibahas sangat sedikit karena dia merasa kurang pandai dalam hal menulis

akhirnya Rama Dicandra menghentikan kegiatan menulisnya. Dan akhirnya Rama

Dicandra cenderung lebih suka bikin issue mengenai trend fashion musim

selanjutnya atau project ‘narsis’ dengan foto gaya berpakaiannya sehari-hari.

Gambar 2.3 Foto Rama Dicandra

(sumber : screenshot)

Berkuliah jurusan Desain Interior di Institut Teknologi Sepuluh November

Surabaya dengan jadwal yang sangat padat membuat Rama Dicandra

meninggalkan kegiatan blogging. Awalnya Rama Dicandra ingin menekuni

jurusan Fashion Desain, namun tidak direstui kedua orang tuanya karena fashion

dapat dipelajari sendiri. Tidak berapa lama, pemilik salah satu agency model di

Surabaya menghubungi untuk mengajak Rama Dicandra menjadi stylist dalam

pemotretan model di agencynya. Berawal dari situ lah pekerjaan menjadi fashion

stylist yang masih berjalan hingga sekarang.

II-17

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Menurut Rama fashion stylist harus menguasai berbagai style dan

mengerti konsep yang digunakan dalam sebuah show maupun pemotretan.

Adimas Reynard juga seorang fashion stylist yang memiliki style quirky ini

menceritakan mengapa ia memilih menjadi fashion stylist daripada fashion

designer. Menurutnya, fashion designer memerlukan stylist agar koleksinya dapat

terjual. Duka ketika menjadi stylist yaitu jika di pandang sebelah mata, misalnya

oleh orang awam stylist itu tidak penting. Suka ketika menjadi stylist yaitu merasa

senang jika berhasil melakukan stylist.

II-18

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB III

TEMUAN DAN INTERPRETASI DATA

Dalam bab ini peneliti akan melakukan pembahasan pandangan fashion

terhadap foto-foto yang menjadi objek dalam penelitian. Peneliti akan

menganalisis sesuai dengan rumusan masalah penelitian terhadap fenomena

identitas melalui foto fashion yang dimunculkan dalam media sosial Instagram

yang terbagi ke dalam tiga sub bab. Adapun ketiga sub-bab bahasan tersebut

adalah (a) Foto fashion dalam media sosial Instagram (b) Fashion influencer

dalam Instagram c) Konstruksi identitas fashion influencer pada Instagram.

Berikut adalah pembahasan hasil penelitian terhadap identitas yang

direpresentasikan melalui foto fashion dalam Instagram.

3.1 Foto Fashion Dalam Akun Instagram Ayla Dimitri dan Rama Dicandra

Pada tren saat ini foto fashion merupakan hal yang membangkitkan dan

menimbulkan rasa kagum dari cara berpakaian. Seperti yang sebelumnya

dikemukakan oleh Widjonarko (2015) bahwa berbagai foto fashion hampir

semuanya menampilkan berbagai macam produk yang berhubungan dengan baju,

aksesori, dan model-model kurus. Kekaguman tersebut didapat dari imej yang

terkandung didalamnya, termasuk dalam foto dan gambar yang cenderung untuk

lebih menarik perhatian indera pengelihatan di bandingkan foto dan gambar yang

bergenre lain.

Foto fashion dapat menghasilkan representasi fashion yang menciptakan

karakter dari setiap individu. Sama halnya dengan bentuk-bentuk seni lain, foto

III-1

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

merupakan sebuah bentuk pengantar media komunikasi. Widjonarko (2015)

menjelaskan bahwa dengan foto dapat mengemukakan berbagai macam ide,

gagasan, atau menceritakan pesan secara visual kepada orang lain. Bahkan foto

sebagai media komunikasi visual. Foto tidak hanya menceritakan pesan tetapi

sekaligus sebagai media untuk “mempengaruhi” bahkan memberikan manipulasi

sebuah peristiwa yang sedang terjadi.

Foto fashion sendiri merupakan suatu hal yang mengandung komunikasi

visual yang disampaikan dengan bentuk foto sebagai tanda. Foto merupakan

sebagai penunjuk sebuah tanda yang dapat menimbulkan berbagai macam pesan

dan makna yang akan tersalurkan dalam komunikasi sehingga menimbulkan

komunikasi visual yang teratur (Wahjoedi, 2015). Foto fashion merupakan

sebagai hal untuk penyampaian komunikasi visual dari dari cara berpakaian, dan

fashion merupakan sebuah usaha penyampaian komunikasi untuk menciptakan

pesan-pesan. Maka dari itu sebuah foto fashion itu sendiri merupakan sebuah

usaha untuk penyampaian dalam bentuk pesan-pesan komunikasi.

Menurut penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Novian

Nugroho Widjonarko (2015) tentang “Komunikasi Visual Perempuan Karir

Dalam Foto Fashion”. Dalam temuannya disebutkan definisi foto sebagai objek

terkait dan bergantung pada konteks sosial, konteks budaya dan konteks

perkembangan teknologi. Dengan kata lain, konteks-konteks itulah yang

merupakan salah satu penentu definisi, makna, dan menilai foto. Dan dalam

penelitian ini, melalui foto yang diunggah Ayla Dimitri dan Rama Dicandra

III-2

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

menciptakan candid pose pada foto mereka menjadi hal yang menarik dalam foto

fashion.

Gambar 3.1 Foto candid pose Ayla Dimitri dan Rama Dicandra

(sumber : Instagram)

Kedua foto diatas pada pose Ayla Dimitri dan Rama Dicandra, keduanya

menggunakan pose candid. Fernika (2014) menjelaskan foto candid adalah foto

atau potret yang dibuat secara sembunyi-sembunyi sehingga objek foto tidak

menyadarinya. Foto-foto hasil candid lebih natural dan tidak dibuat-buat. Dilihat

pada foto Ayla Dimitri dan Rama Dicandra dari penggambaran keduanya secara

gesture pose mereka sama-sama kearah kiri. Demikian arahan pose mereka

termasuk dalam kriteria candid dikarenakan peneliti berasumsi bahwa pose

mampu menunjukkan makna mengenai self identity obyek.

III-3

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Foto adalah hal yang penting untuk diteliti karena media gambar atau foto

merupakan media yang paling cepat untuk menanamkan pemahaman (Waluyanto,

2000). Sesuai dengan pentingnya foto, didalam foto Ayla Dimitri dan Rama

Dicandra tergambarkan menjadi suatu objek yang menanamkan mengenai

konstruksi pose didalam foto. Foto merupakan sebuah ikon dimana ikon adalah

tanda yang mirip dengan aslinya dan mewakili objek yang digambarkan (Sobur,

2003). Melalui sebuah foto, pengkonsumsi media dirangsang secara visual untuk

mengidentifikasi makna yang ada pada foto tersebut.

3.1.2 Perbedaan Foto Fashion Pada Majalah dan Instagram

Foto fashion boleh saja menjadi media komunikasi visual sesuai dengan

aliran. Widjonarko (2015) menjelaskan foto fashion merupakan sebagai tanda,

pertanda, dan makna. Foto fashion menyajikan gambaran-gambaran atas fashion

yang modern seperti model yang ada pada majalah. Masing-masing aliran tema

foto tersebut dapat membangun dan menyampaikan pesan yang terdapat dalam

sebuah foto fashion yang mampu menciptakan perbedaan antara foto fashion

dalam media sosial Instagram dengan foto fashion yang selama ini ada di majalah

fashion.

III-4

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Gambar 3.2 Foto fashion pada Instagram dan foto fashion pada majalah Dewi

(sumber : Instagram dan country-magazines.blogspot.sg)

Didalam foto diatas terdapat beberapa konstruksi foto dimana secara latar

belakang foto dari foto Ayla Dimitri di akun Instagram pribadinya dan foto pada

Majalah Dewi edisi bulan Februari tahun 2015. Pada bagian latar belakang foto

dari Ayla Dimitri memperlihatkan tembok putih biasa yang diasumsikan oleh

peneliti bahwa pada foto tersebut mengadopsi fenomena street style, yang

berlawanan dengan hasil foto pada majalah Dewi yang diasumsikan oleh peneliti,

dimana suatu pose dan editing dalam foto fashion dalam majalah merupakan hal

yang penting. Dapat dilihat dalam foto majalah Dewi yang menunjukkan latar

belakang foto berwarna merah gelap yang di setting oleh fotografer dalam

pengambilan foto. Secara gesture foto keduanya menunjukkan sedang bergaya

dengan menonjolkan pakaian yang mereka kenakan. Hanya saja dalam perbedaan

konteks pada foto Ayla Dimitri dan foto dalam Majalah Dewi menunjukkan

III-5

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

perbedaan tampilan editing, dimana editing pada foto majalah lebih terkonsep

sedangkan didalam foto Ayla Dimitri dinilai oleh peneliti hanya diedit secara

sederhana dengan menambahkan aspek efek cahaya berwarna kuning pada sisi

kiri.

Namun tak banyak yang menyadari bahwasannya saat membaca atau

melihat dalam bentuk media melalui majalah atau foto fashion sebenarnya tidak

jauh berbeda dengan membaca dalam katalog produk yang ditawarkan pada

berbagai majalah tersebut. Sedangkan dalam penjelasan tentang foto fashion yaitu

merupakan sebagai konsep yang mempunyai beberapa aspek untuk membangun

rasa kagum. Bahwasannya dalam foto fashion sendiri menunjukkan baik pada

pembentukan proses maupun produk dari pemaknaan pada suatu tanda.

3.2 Identitas Fashion Influencer Dalam Instagram

Busana dari kain pada mulanya hanya berbentuk bujur sangkar dan empat

persegi panjang, cara memakainya juga sederhana yaitu hanya dililitkan di badan

dengan di ikat seutas tali, disamping itu ada juga yang hanya dilubangi pada

bagian tengah kain untuk memasukkan kepala. Dalam perkembangannya, bentuk

maupun cara penggunaan busana dapat digolongkan menjadi bentuk dasar busana,

yaitu celemek, ponco, tunica, dan kaftan (Pratiwi, 2001: 2). Perkembangan bentuk

dasar busana tersebut merupakan dasar berbagai kreativitas desain busana,

sehingga tumbuh berbagai model busana yang tiap periodenya berbeda-beda.

Walaupun ada perbedaan tetapi pada setiap periode akan muncul pengulangan

pada detail busana dari periode sebelumnya.

III-6

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Paparan di atas memberikan gambaran bahwa busana dapat mempengaruhi

berbagai aspek kehidupan manusia. Dengan begitu busana merupakan peluang

industri fashion yang saat ini menjadi bagian dari perdagangan global yang

melibatkan berbagai komponen industri. Seperti asal serat, pembuatan kain,

desain, produksi sampai distribusi, mulai dari bisnis kecil sampai bisnis besar,

melibatkan banyak pekerja dengan berbagai keahlian dan bakat. Industri fashion

dapat memainkan peran yang penting dalam perekonomian suatu negara (Hadijah,

2014).

Tak dapat dipungkiri, dalam realita yang sarat dengan imej dan citra saat

ini, penampilan menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan sosial. Orang

berhubungan dengan orang lain seringkali dengan terlebih dulu melihat

penampilan fisiknya, dan pakaian merupakan obyek fisik yang paling tampak

ketika berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu fashion menjadi simbol-

simbol nonverbal yang ingin disampaikan oleh pemakainya,

fashion and clothing are form of nonverbal communication in that they do

not use spoken or written words (Barnard, 1996:26).

Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam

bentuk nonverbal, tanpa kata-kata. Dalam hidup nyata komunikasi nonverbal jauh

lebih banyak dipakai daripada komunikasi verbal (Hardjana, 2003). Dapat

dikatakan dalam berkomunikasi hampir secara otomatis komunikasi nonverbal

ikut terpakai. Karena itu komunikasi nonverbal bersifat tetap dan selalu ada.

Komunikasi nonverbal lebih jujur mengungkapkan hal yang ingin diungkapkan

secara spontan.

III-7

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Fashion merupakan istilah yang akrab dalam kehidupan sehari-hari. Kita

seringkali mengidentikkan fashion dengan busana atau pakaian, padahal

sebenarnya yang dikatakan fashion adalah segala sesuatu yang sedang tren dalam

masyarakat. Hal ini mencakup busana, selera makan, hiburan, barang-barang

konsumsi dan lain-lain. Menurut Alex Thio dalam bukunya, Sociology, “fashion

is a great though brief enthusiasm among relatively large number of people for a

particular innovation”. Jadi sebenarnya fashion bisa mencakup apa saja yang

diikuti oleh banyak orang dan menjadi tren. Fashion juga berkaitan dengan unsur

novelty atau kebaruan, oleh karena itu fashion cenderung berumur pendek dan

tidak bersifat kekal. Dan karena yang cenderung bergerak dan selalu berubah

setiap saat adalah busana, maka fashion sering dikaitkan dengan busana, padahal

selama ada sesuatu yang baru tentang suatu artefak yang melibatkan kesenangan

banyak orang, itu bisa menjadi fashion (Thio, 1989: 582).

Fashion dalam realitas sosial yang ada saat ini, bukan saja dipergunakan

karena nilai gunanya. Akan tetapi fashion lebih dipandang karena nilai-nilai tanda

yang terkandung di dalamnya. Berbicara mengenai fashion, bulan September

ibaratnya bulan Januari sebagai tahun baru. Bulan September menjadi momen

dimana style baru ditentukan saat musim mulai berganti. Sebagai sebuah kitab

bagi fashion trend, berbagai majalah fashion bakal berlomba menyajikan edisi

terbesar dan terbaik saat bulan September, salah satunya September Issue milik

majalah Vogue.

Berbicara mengenai majalah Vogue tidak jauh-jauh dari sosok Anna

Wintour, editor yang juga dianggap sebagai salah satu figur paling penting dalam

III-8

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

perkembangan dunia mode. Anna Wintour terbukti selama hampir 22 tahun

memegang Vogue dan tidak tergoyahkan sampai sekarang. Anna Wintour sendiri

ikut terlibat dalam proses pembuatan setiap issue pada majalah Vogue, sampai-

sampai tidak ada satu artikel yang terbit tanpa persetujuannya. Para desainer juga

selalu menunggu review mengenai fashion dari Anna Wintour, karena tulisan

Anna Wintour diyakini mempengaruhi popularitas dan penjualan koleksi mereka.

Peranan penting Anna Wintour tidak sekedar pada majalah Vogue saja, tapi di

setiap dunia yang ada hubungan dengan fashion khususnya high end fashion.

Menurut Niken (2011) high end fashion sering juga disebut dengan luxury

brand dipakai untuk mengkategorikan merek desainer papan atas dengan koleksi

barang-barang mewah dan eksklusif. Contohnya seperti Louis Vuitton, Gucci,

Dior, atau Prada. Anna Wintour juga selalu berada di front row (barisan depan)

pada setiap pagelaran Fashion Week (sumber : www.elokaniriani.wordpress.com

diakses pada tanggal 7 Juni 2016 pukul 04:26).

Menurut dari TheActualStyle.com cikal bakal fashion week bermula pada

tahun 1858, saat Charles Fredrick Worth untuk pertama kalinya mengembangkan

konsep menggelar busana rancangannya ke hadapan klien (kaum aristokrat

Perancis). Bisa dibilang momen inilah yang menandai dimulainya peragaan

busana yang sekarang terwujud dalam rupa fashion week. Hingga akhirnya

penyelenggaraan fashion week mewabah di Eropa.

Seperti pada tahun 1961, British Fashion Council menggelar London

Fashion Week untuk pertama kalinya. Dua tahun kemudian (1963) lahir Madrid

III-9

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Fashion Week dan Copenhagen Fashion Week. Di Asia, Jepang adalah negara

pertama yang menyelenggarakan fashion week dengan nama Japan Fashion

Week pada tahun 1985. Sampai tahun 2007 tercatat lebih dari 40 fashion

week digelar di dunia, diantaranya Hongkong, Barcelona, Stockholm, Maroko,

Mumbay, Los Angeles, dan Berlin.

Indonesia sendiri memiliki beberapa pekan mode yang sudah terselenggara

dalam hitungan tahun. Beberapa pekan mode diselenggarakan oleh masing-

masing asosiasi, namun ada juga yang bukan diselenggarakan oleh asosiasi

perancang mode. Hal tersebut terlihat dari perkembangan fashion di Indonesia

dalam beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan. Dimana beberapa

perancang mempunyai andil dalam menciptakan trend fashion masing-masing,

setiap desainer biasanya memiliki cara tersendiri dan presepsi yang berbeda dalam

berekspresi tentang fashion, sehingga fashion yang tercipta hampir tidak ada

batasan pada era ini.

Seperti yang diungkapkan oleh Jadin C. Jamaludin (2002) bahwa

pengembangan produk fashion membutuhkan konsep integratif untuk

menciptakan citra mode Indonesia. Misalnya setelah berkembangnya pusat-pusat

mode dunia, seperti Paris, Milan, New York, dan London, banyak jenis usaha

yang menunjang mode ikut berkembang. Jenis usaha lain yang ikut berkembang

dalam mode tersebut adalah para stylist dan perancang, produsen dan usahawan

serat dan benang, produsen dan usahawan kain, maupun bahan pencelupan warna.

Jadi, perkembangan mode bukanlah tergantung pada satu jenis usaha, tetapi oleh

semua komponen dunia usaha tersebut di atas.

III-10

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Melalui Indonesia Fashion Forward sebagai salah satu program gagasan

Jakarta Fashion Week yang telah diadakan dua tahun berturut-turut, dimana

program tersebut sudah mengangkat perancang berbakat Indonesia ke pentas

dunia. Indonesia Fashion Forward mengarahkan para perancang Indonesia untuk

siap menguasai pasar lokal dan memasuki pasar global dengan bimbingan pakar

fashion dari Center for Fashion Entreprise, London. Beberapa nama desainer

tersebut adalah Peggy Hartanto, Patrick Owen, dan Sapto Djojokartiko. Indonesia

Fashion Forward memilih mereka bukan hanya karena memliki talenta luar biasa,

namun juga menjanjikan bagi industri mode Indonesia di kancah internasional.

Gambar 3.3 Foto Patrick Owen dengan hasil karya rancangannya

(sumber : www.liputan6.com)

III-11

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Gambar 3.4 Foto Peggy Hartanto (tengah) dalam ajang pembukaan Jakarta

Fashion Week 2015

(sumber : www.radioaustralia.net.au)

III-12

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Gambar 3.5 Foto Sapto Djojokartiko, perancang asal Solo yang memiliki label

ready-to-wear TODJO terbentuk pada tahun 2010.

(sumber : www.lifestyle.liputan6.com)

Foto 3.6 Pada ajang Jakarta Fashion Week 2015 bulan Oktober lalu, Sapto

Djojokartiko mempersembahkan koleksi yang monokrom dengan sentuhan warna

biru dan hitam.

(sumber : www.beautynesia.id)

Ajang Indonesia Fashion Forward menjadi etalase kreativitas karya serta

menampilkan ide, yang diharapkan mampu menghidupkan industri kreatif dalam

III-13

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

negeri. Sama halnya yang dinyatakan oleh Mari Elka Pangestu selaku Menteri

Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, yang menyatakan sebagai berikut:

“Program Indonesia Fashion Forward memiliki makna penting bagi kemajuan


industri fashion Indonesia agar para desainer muda yang berbakat memiliki
fondasi bisnis fashion yang kuat dan mengembangkan brand dalam lingkup lokal
maupun global. Termasuk peserta tahun ini sudah ada 30 desainer fashion yang
ikut program ini. Strategi ini penting sekali agar generasi muda yang memiliki
hasrat tinggi untuk terjun ke industri fashion terus termotivasi dalam menciptakan
karya terbaik” (Mari Elka Pangestu)

Dalam pernyataan tersebut Mari Elka Pangestu menyatakan pentingnya

kemajuan industri fashion Indonesia yang diwarnai dengan lahirnya desainer-

desainer Indonesia yang memiliki talenta tidak kalah dengan desainer

mancanegara, ia juga menyatakan pada pernyataannya sebagai berikut mengenai

pentingnya suatu program pagelaran dalam kancah fashion sebagai berikut:

“Program ini juga akan menggairahkan dan memperkuat industri kreatif fashion
di Indonesia agar bertambahnya generasi baru secara berkelanjutan. Bahkan
editor fashion kelas dunia, Suzy Menkes, beberapa waktu yang lalu
mengungkapkan kekagumannya setelah melihat langsung karya para desainer
Indonesia Fashion Forward di Jakarta” (Mari Elka Pangestu)

Dimana didalam pernyataan diatas diharapkan kekuatan Indonesia menjadi

bertambah dalam hal fashion, serta dapat memunculkan generasi-generasi baru

untuk meramaikan industri kreatif fashion. Perkembangan busana atau yang lebih

luas disebut dengan dunia fashion. Menurut Journey To The Past berlaku paham

what goes around, comes around. Terbukti model fashion dari era 20an hingga

90an sebenarnya masih terlihat hingga kini, tentu saja telah banyak melalui proses

modifikasi sehingga modelnya menjadi lebih kekinian (Hadijah, 2014).

Dari perkembangan fashion saat ini tidak lepas dengan peran publikasi,

dimana saat sebelum teknologi internet berkembang, praktis hanya

III-14

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

majalah fashion dan gaya hidup (format cetak) satu-satunya sumber bacaan untuk

memperoleh informasi seputar fashion dan gaya berpakaian. Menurut Hastasari

(2011: 232) dengan hadirnya teknologi komunikasi saat ini telah mempengaruhi

kelangsungan hidup surat kabar (media konvensional). Informasi menjadi lebih

cepat, media berita online dapat melaporkan secara langsung kepada publik.

Setiap orang dapat dengan mudah mendapatkan informasi dengan hanya

menggunakan mesin pencari untuk menjelajah melalui internet. Ini sangat

menghemat waktu dan lebih nyaman daripada metode tradisional. Setiap

pengguna dapat dengan bebas memberikan informasi apapun. Informasi yang

didapat pun menjadi sangat banyak serta bebas dan tanpa adanya penyaringan

terlebih dahulu.

Kini era dominasi majalah cetak hampir bisa dikatakan sudah tamat. Bill

Gates (1997) seperti yang dikutip oleh Lestari (2011: 300) mengatakan bahwa

“kita sedang melintasi suatu batas teknologi yang akan senantiasa merubah cara

kita belajar, bekerja, bergaul dan berbelanja”. Selain itu bentuk media sosial

memungkinkan penggunanya untuk melakukan hal-hal yang sebelumnya sulit

terbayangkan untuk dapat dilakukan. Media sosial memungkinkan penggunanya

untuk berinteraksi tanpa batasan jarak, tempat dan waktu. Apa yang diramalkan

oleh McLuhan di tahun 1950-an mengenai perkembangan teknologi yang

menjadikan kita ‘Global Village’ nampak sudah menjadi kenyataan saat ini. Hal

ini diperkuat oleh Littlejhon yang menyebutkan bahwa prediksi McLuhan telah

tiba dengan adanya internet (Utari, 2011: 52).

III-15

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Untuk memperoleh informasi trend, dan fashion show brand-brand kelas

dunia cukup dengan membuka browser. Informasi dalam bentuk teks, gambar,

juga video (multimedia) dapat dinikmati hanya dengan membuka browser. Selain

format informasi yang kian beragam, juga tak mengenal batas ruang dan waktu

untuk mengaksesnya. Kecepatan, kemudahan, kebaruan dan keluasan informasi di

internet kian memperkecil peran majalah cetak.

Beralih ke media online, salah satu website internet dalam negeri, yaitu

TheActualStyle.com. Menurut penjelasan yang tertera dalam halaman webnya,

TheActualStyle.com adalah media daring (online) tentang style dan fashion, yang

membahas gaya busana dan perkembangan fashion di Indonesia dan

mancanegara. Mengutip salah satu artikel TheActualStyle.com berjudul

“Demokratisasi Fashion, Mungkinkah?” yang ditulis oleh Sadikin Gani pada

tanggal 26 Juni 2015, bahwa internet terus berkembang dan teknologi web kian

diperkaya fungsinya.

Kelahiran web yang memungkinkan interaksi (dua arah) antara penyedia

informasi dan pengguna, serta antar pengguna. Munculnya internet web 2.0 yaitu

media sosial dirasa cukup sensasional dibandingkan dengan web 1.0. Hal ini

dikarenakan media sosial lebih interaktif, tidak lagi satu arah, tidak hanya bisa

mencari informasi, tidak hanya bisa membaca informasi tetapi juga dapat

menyebarkan informasi.

Pada media sosial ini pengguna bisa mencari teman, saling berinteraksi,

bertukar pendapat, berbagi komentar, mengirim file, berbagi informasi dan lain

III-16

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

sebagainya (Retno dan Tambunan, 2011:163). Media sosial pun berperan pada

hadirnya fenomena-fenomena baru yang melanda masyarakat saat ini. Salah satu

yang menarik berkat hadirnya media sosial ini adalah fenomena berkembanganya

fashion di Indonesia akhir-akhir ini.

Merujuk Rachel K. Ward (Democratization of Fashion, 2011), hal

itu ditandai dengan “the decrease of fashion authorities and increase of media

and many voices”. Penilaian ‘benar’ dan ‘salah’ dalam fashion tidak lagi berada

di tangan para editor fashion. Otoritas untuk itu kian meluas. Munculnya

fenomena fashion icon yang mampu menandingi editor fashion menjadi bukti

bahwa rujukan tentang fashion dan gaya berbusana tidak lagi dimonopoli

majalah fashion. Dan maraknya fenomena street style/street star yang menyaingi

eksistensi jajaran top-model dan kaum selebritas menjadi penanda bahwa

subjek fashion icon tidak lagi didominasi para model. Seperti yang dicontohkan

peneliti pada Ayla Dimitri dan Rama Dicandra.

Orang memakai fashion untuk mengungkapkan maksud dan tujuan

tertentu serta untuk menyampaikan pesan secara nonverbal. Oleh karena itu

fashion dianggap bisa menunjukkan identitas dan ciri individu maupun

kepribadiannya. Berbicara mengenai penilaian dalam fashion tidak lagi berada di

tangan para editor fashion. Bahkan dari orang-orang yang namanya tidak pernah

terdengar sebelumnya, dan bukanlah orang-orang yang membangun reputasi

sekian lama selayaknya yang dilakukan artis atau public figure melalui

kemunculan Ayla Dimitri dan Rama Dicandra yang akan dicontohkan peneliti

fashion sebagai identitas.

III-17

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Ayla Dimitri pada awal mulanya bekerja di media sebagai Fashion Editor

di Sub Magazine pada tahun 2010 selama satu tahun, lalu Ayla pindah ke Elle

Magazine pada tahun 2011 sebagai Fashion Writer hingga menjadi Fashion

Editor. Dan di tahun 2014, Ayla menjadi Deputy Editor in Chief Style.com

Indonesia. Karena bekerja di media harus selalu siap “tampil”, hal tersebut

menjadikan Ayla Dimitri gemar menggunggah foto #ootd yang digunakan saat

bekerja, private viewing sebuah brand, hingga acara-acara fashion lainnya di akun

Instagram pribadinya. Instagram merupakan sebuah aplikasi jejaring sosial yang

dapat diakses melalui smartphone atau komputer yang terhubung dengan internet.

Jejaring sosial ini memungkinkan pengguna mengambil foto dan berbagi foto

tersebut dengan pemilik akun Instagram lainnya. Jejaring sosial ini memfokuskan

pada komunikasi utama melalui medium foto yang menarik kedalam suatu akun

(Budianto, 2015).

Gambar 3.7 Foto Ayla Dimitri

III-18

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

(sumber : Instagram)

Begitu pula dengan Rama Dicandra yang sebelumnya juga bukanlah dari

kalangan public figure atau artis yang membangun reputasi sekian lama untuk

keberadaannya diakui masyarakat. Pada awalnya Rama hanya sekedar iseng-iseng

menulis blog yang berisikan konten tentang art, music, dan fashion. Namun

karena Rama merasa kurang percaya diri dalam hal menulis, sehingga yang

dibahas tidak terlalu banyak akhirnya Rama mencoba hal lain yaitu membuat

issue tentang fashion. Mulai dari membahas trend fashion next season hingga

mengunggah foto gaya berpakaiannya sama seperti yang dilakukan Ayla Dimitri.

Hanya bedanya, Ayla Dimitri mengunggah foto #ootd pertama kali di media

sosial Instagram, sedangkan Rama Dicandra di blog pribadinya.

Gambar 3.8 Foto Rama Dicandra

(sumber : Instagram)

III-19

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Terbaru adalah wabah narsisistik seiring makin populernya media sosial

dengan hastag ootd (outfit of the day). Menurut Chaplin (Kristanto, 2012), kata

Narsistik atau Narsis, sering disebutkan pada mereka yang seringkali

membanggakan dirinya sendiri atau mereka yang sering berfoto ria untuk

dipamerkan kepada orang lain, salah satunya dengan diunggah ke dalam jejaring

sosial miliknya. Menurut John & Robins (Buffardi & Campbell, 2008), narsisme

juga berhubungan dengan self-views (pandangan diri) yang melambung tinggi dan

positif pada sifat-sifat seperti inteligensi, kekuatan, dan keindahan fisik. Selain itu,

Durand dan Barlow (2007) menyatakan bahwa individu dengan kecenderungan

narsis memanfaatkan individu lain untuk kepentingan diri sendiri dan hanya

menunjukkan sedikit empati kepada individu lain. Dengan pernyataan-pernyataan

tersebut, peneliti melihat Rama Dicandra menyalurkan ‘narsis’nya dengan

mengunggah foto #ootd untuk menyalurkan aktivitas dan penampilan fisiknya.

Sementara itu, Twigg (2009 : 96) menyatakan melalui fenomena ‘#ootd’

maka kesenangan adalah titik ketika seseorang memposting foto dirinya

mengenakan pakaian yang bagus maka ia akan mendapatkan likes dan comments,

kecemasan memegang posisi sebagai pengantar mereka untuk membeli produk

terbaru dan terbaik dari industri fashion. Pujian yang datang dalam kolom

komentar yang menyebabkan kecanduan bagi sebagian mereka yang mendapatkan

kepercayaan dirinya lewat dunia maya. Melihat kreativitas dengan fenomena-

fenomena seperti itu sebagai sebuah konstruksi sosial.

Salah satu portal media online untuk wanita Indonesia, GlitzMedia.co,

mengutip salah satu artikel yang berjudul “Eksklusif: Apa Kata Ayla Dimitri

III-20

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tentang Fashion” yang ditulis oleh Kissy Aprilianti pada tanggal 22 Juni 2015,

Ayla mengatakan makna fashion bagi ia adalah “Fashion itu vibe interesting, jadi

cukup penting dalam hidup saya. Karena sifatnya yang personal, fashion dapat

menunjukan karakter dalam diri seseorang”. Bagi Ayla Baginya, fashion sudah

menjadi bagian prioritas hidup dan bersifat personal. (http://www.glitzmedia.co

diakses pada tanggal 1 Juni 2016 pukul 13:31)

Sementara makna fashion bagi Rama Dicandra, “fashion perlu untuk

kehidupan aku, karena untuk menjaga estetika dan fashion bukan hanya buat

sekedar gaya saja. Ada kepuasan tersendiri kalau aku bergaya secara baik dan

enak dilihat orang lain”. Sesuai dengan apa yang dikemukakan sebelumnya oleh

Rahayu dan Sri (2008:43) bahwa fashion bagian penting dari hidup manusia yang

mengandung unsur etika dan estetika dalam masyarakat.

Tidak bisa dipungkiri bahwa fashion icon/fashion influencer mempunyai

kekuatan mempengaruhi publik. Jika tidak, tak mungkin ritel fashion sekelas Net-

a-Porter mau melibatkan para fashion icon/fashion influencer untuk menggenjot

kampanye dan pemasarannya. Secara kuantitas, jumlah mereka pun banyak.

Tahun 2012 ada lebih dari 80 juta blog. 43 juta di antaranya adalah blog

fashion (Tansy E. Hoskins, Stitched Up: The Anti-Capitalist Book of Fashion,

2014, hal. 42). Dengan modal kamera, komputer, mampu membaca dan menulis

dalam bahasa Inggris, punya web, dan memiliki keahlian memadupadankan baju,

sudah bisa menjadi seorang fashion influencer. Akan lebih sempurna lagi jika

memiliki jaringan sosial yang luas. Seperti pernyataan yang dikemukakan oleh

Ayla Dimitri sebagai berikut:

III-21

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

“Mulainya di tahun 2013, berawal dengan Nike. Aku menggunakan Nike untuk
photo shoot fashion spread aku dan juga it’s becoming part of my fashion style.
Tidak hanya untuk berolahraga. Dan semenjak aku sering post foto gaya
berpakaian kegiatan aku sehari-sehari, mulai dari situ banyak brand yang sudah
notice mempercayakan aku untuk mulai bekerjasama.” (Ayla Dimitri)

Gambar 3.9 Foto Ayla Dimitri bekerja sama dengan brand Nike Indonesia

(sumber : Instagram)

Pada gambar 3.7 foto di sisi kanan dengan caption “With @anandita_dita

at Nike Store in Gandaria City, the biggest store in SEA! Whohooop!” Ayla

Dimitri berpose bertolak belakang bersama temannya dengan melipatkan kedua

tangan dibawah dada. Serta foto di sisi kanan dengan caption “Celebrating

#AirMaxDay yesterday with the amazing Air Max LD Zero HTM! In love with

this #AirMax unique silhouette by Hiroshi Fujiwara! Definitely my favorite!

#hiroshifujiwara #nikeairmaxidzero” terlihat Ayla Dimitri mengangkat salah satu

seri sepatu dari brand Nike. Dari kedua foto diatas Ayla Dimitri menunjukkan

bukti atas pernyataan sebelumnya bahwa banyak brand yang mempercayakan dia

III-22

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

untuk bekerja sama memperkenalkan produknya, salah satunya brand sepatu

Nike.

Di sinilah brand berperan untuk mengkomunikasikan nilai yang dibawa

oleh sebuah produk fashion kepada konsumen. Menurut Fernie dalam

Mascareigne (2008:2), saat ini brand menjadi satu alat penting untuk mencapai

kesuksesan dalam industri fashion karena sekarang perusahaan berfokus pada

strategi komunikasi pemasaran dibanding ke produk itu sendiri. Setiap brand

memiliki nilai dan identitasnya masing-masing untuk membedakan dari

kompetitor serta dapat memberikan nilai tersendiri kepada konsumen ketika

menggunakannya. Dapat dikatakan bahwa brand yang membedakan pakaian atau

garmen dengan fashion. Oleh karena itu, komunikasi brand dalam industri fashion

menjadi sangat penting dalam meraih kesuksesan di bidang tersebut.

Nike didirikan oleh Phil Knight, seorang pelari jarak menengah sekaligus

mahasiswa akuntansi di Universitas Oregon, bersama pelatih Bill Bowerman Phil.

Produk sepatu dan pakaian olahraga Nike pun dengan mudah diidentifikasi oleh

khas logo perusahaan, para "swoosh" tik dan slogan "Just Do It". Nike menjadi

ikon pilihan konsumen karena daya tahan produknya yang baik dan konsumen

merasa puas menggunakannya (Hermawan, 2011). Kualitas yang baik ini

membuat Nike berkembang pesat di Indonesia. Halasan (2009) yang melakukan

penelitian dengan judul “Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Produk Sepatu

Olahraga Bola Basket Nike dan Adidas (Studi Kasus pada UKM Bola Basket

Unika Atma Jaya, Jakarta)” menunjukkan sebagian besar responden lebih memilih

III-23

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

produk sepatu Nike daripada Adidas dan terdapat cukup bukti untuk menyatakan

produk Nike lebih disukai daripada produk sepatu Adidas.

Banyak cara yang dapat dilakukan perusahaan dalam membuat produknya

dikenal. Penggunaan strategi marketing yang tepat diharapkan dapat membuat

produk dikenal lebih jauh oleh konsumen yang pada akhirnya menuju pada

keputusan dalam membeli produk tersebut. Para artis lokal atau bukan artis seakan

menjadi panutan bagi masyarakat. Entah karena profesinya, atau hanya karena

pesona fisiknya, namun beberapa figur seperti Ayla Dimitri dapat menjadi

trendsetter di masyarakat. Seperti yang dinyatakan oleh Royan (2005 : 13) dalam

keputusan memilih artis juga harus melalui beberapa pertimbangan, diantaranya

adalah tingkat popularitas artis dan permasalahan apakah artis tersebut dapat

mewakili karakter produk yang diiklankan (Royan, 2005:13).

Teori kredibilitas sumber (credibility of source) oleh Hovland, Janis, Kelly

dalam buku Communication and Persuasion mengatakan bahwa orang lebih

mungkin dipersuasi ketika sumber komunikatornya menunjukkan dirinya sebagai

orang yang kredibel. Menurut teori ini, semakin tinggi kredibilitas seorang

komunikator maka semakin besar juga kemungkinan ia mempengaruhi khalayak.

Hovland menggambarkan bahwa peranan kredibilitas dalam proses penerimaan

pesan dengan mengemukakan bahwa para ahli akan lebih persuasif dibandingkan

bukan ahli (Tan, 1981:114). Orang biasanya lebih percaya dan cenderung lebih

menerima dengan baik pesan yang disampaikan oleh seseorang yang memang ahli

di bidangnya.

III-24

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Menurut Rossiter dan Percy (Royan, 2005:15) ada beberapa variabel

tentang karakteristik artis yang dikenal dengan VisCAP yaitu, visibility

(kepopuleran) ialah popularitas yang melekat pada selebriti yang mewakili produk

tersebut, credibility (kredibilitas) adalah keahlian dan kepercayaan yang diberikan

sang bintang, attraction (daya tarik) memiliki tiga hal, yaitu similarity

(kesamaan), familiarity (keakraban) dan liking (kesukaan), dan yang terakhir

power adalah tingkat kekuatan selebriti tersebut untuk membujuk para konsumen

dalam membeli produk yang diiklankan.

Brand Nike Indonesia memilih Ayla Dimitri untuk diajak bekerja sama

dalam memasarkan produknya yaitu dengan harapan bahwa kepopuleran dan

ketenaran dia dapat mempengaruhi konsumen dalam membeli produk. Selain itu

dengan adanya Ayla Dimitri dapat memudahkan pemasar dalam mengenalkan

produk-produk mereka. Maka dari itu, penting sekali penggunaan seorang artis

atau non artis lokal agar mampu mempengaruhi konsumen dalam menumbuhkan

keputusan pembelian. Keputusan pembelian konsumen adalah pengambilan

keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk diawali oleh

adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan (Sutisna, 2001:15).

Keputusan pembelian menurut Kotler yaitu, (2008a:224-229) dapat meliputi lima

tahap diantaranya, pengenalan masalah atau pengenalan kebutuhan, pencarian

informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, perilaku pasca pembelian.

Berbeda dengan Ayla Dimitri, saat Rama Dicandra masih berkuliah secara

tiba-tiba owner salah satu agency model Surabaya mengirim pesan berisi ajakan

untuk styling test shoot model. Karena pihak agency model tersebut menilai dari

III-25

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

foto-foto yang diunggah Rama ke jejaring sosial Instagram, dianggap memiliki

keahlian dalam memadupadankan busana. Dari ajakan itu lah awal mula Rama

menjalani pekerjaan sebagai fashion stylist dan tetap berlangsung hingga

sekarang. Dalam pemotretan pastinya melibatkan banyak profesi salah satunya

fashion stylist atau penata gaya. Tugas fashion stylist adalah menata sebuah tema

gambar, foto, atau gerakan yang dihasilkan berdasarkan konsep dari klien dan

memiliki hubungan kreatif dengan seorang fotografer, fashion editor atau fashion

designer (Adlien, 2012:32).

III-26

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Gambar 3.10 Foto karya Rama selama berprofesi sebagai fashion stylist

(sumber : Instagram)

Kekuatan besar yang menjadi pemain utama di industri fashion, yakni brand-

brand fashion, media, dan perusahaan agency tidak pernah kehilangan cara untuk

mempertahankan otoritasnya. Jika tidak, kelangsungan hidup mereka terancam

mati. Media berkepentingan untuk memperoleh keuntungan dari iklan brand-

brand fashion. Agar itu tercapai, media harus memiliki kemampuan

mengendalikan arah selera pasar. Media harus mampu membuat publik

mengamini apa yang media katakan. Jika A adalah kebenaran, maka publik pun

harus mengatakan A sebagai kebenaran. Dengan begitu brand-brand fashion

memiliki jaminan produknya akan diterima pasar, sehingga tidak ragu untuk

memasang iklan sebanyak dan sebesar apapun biayanya. Hasilnya, media dan

brand fashion sama-sama meraih keuntungan (Sadikin Gani, “Demokratisasi

Fashion, Mungkinkah?”, theactualstyle.com 20-05-2016, 21:58).

Tidak hanya brand Nike Indonesia saja yang mengajak Ayla Dimitri untuk

bekerja sama. Lebih kurang perusahaan dan brand lain yang mengajak Ayla

Dimitri bekerja sama antara lain Pocari Sweat, Anlene, PAC, HSBC, Lancome,

Loreal, Celine, Dior, Louis Vuitton, Coach, Clarks, Samsung, Mercedes Benz,

MAP EMALL, Lazada, Zalora dan lain lain. Terlihat dari beberapa foto berikut

yang diunggah Ayla dalam akun Instagramnya. Komunikasi persuasi sangat

diperlukan dalam komunikasi pemasaran, karena salah satu tujuan dari

komunikasi pemasaran adalah mempersuasi khalayak. Komunikasi pemasaran

III-27

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen

sasaran mengenai keberadaan produk di pasar (Sutisna, 2003:267).

Gambar 3.11 Foto-foto Ayla bekerja sama dengan beberapa brand, dan

perusahaan.

(sumber : Instagram)

Dalam abad media, untuk menjadi bintang media, orang tak perlu sehebat

Gandhi, Soekarno, atau Churcill. Untuk menjadi seorang hero atau heroik orang

tak selalu harus melakukan hal-hal yang luar biasa atau menciptakan karya besar.

Orang-orang yang dianggap besar kini adalah orang-orang yang tenar dan

ditenarkan oleh dan di media: selebritimenurut-media. Jurnalisme sekarang lebih

asyik menciptakan tokoh, bintang, atau selebriti, untuk kemudian sewaktu-waktu

mengenyahkan dan menggantikannya dengan yang baru. Seperti siklus mode atau

III-28

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

fashion dalam dunia bintang (Ibrahim, 2007). Dan tahun ini Ayla Dimitri menjadi

Fashion Icon untuk Kuningan City, Ikonography 2016.

Gambar 3.12 Foto Ayla dalam merepresentasikan sebagai icon salah satu mall

(sumber : Instagram)

III-29

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Ikonography merupakan salah satu langkah bagi mal Kuningan City untuk

menarik perhatian masyarakat. Sebanyak 12 ikon dari profesional muda dipilih

guna mewakili ragam profesi masyarakat urban di Jakarta. Aneka profesi

masyarakat Jakarta yang coba diwakilkan 12 ikon antara lain Teza Sumendra

(penyanyi), Mesty Ariotedjo (model dan pemain harpa), Dipha Barus (DJ), Ykha

Amelz (ilustrator), M. Aga (Barista), Deva Mahendra (aktor dan presenter),

Marischka Prudence (travel blogger), Ryan Tandya (fotografer dan ilustrator),

Salvita Decorte (aktris), JRyan (model), Jenahara (Desainer), dan Ayla Dimitri

(fashion stylist).

Dan fashion dalam realitas sosial yang ada saat ini, bukan saja

dipergunakan karena nilai gunanya, akan tetapi fashion memunculkan sebuah

pergeseran dan perubahan makna. Fashion kini lebih dipandang karena nilai-nilai

tanda yang terkandung di dalamnya. Orang memakai fashion untuk

mengungkapkan maksud dan tujuan tertentu serta untuk menyampaikan pesan

secara nonverbal. Oleh karena itu fashion dianggap dapat menunjukkan identitas

dan ciri individu maupun kepribadiannya. Seperti yang diungkapkan Barthes

(1967), dalam teori sistem semiotik tidak hanya kata-kata dan image tetapi objek

itu sendiri bisa berfungsi sebagai signifier dalam produksi makna. Begitu juga

dengan busana, bukan sekedar cover of the body tetapi juga mempunyai tanda-

tanda karena mereka membentuk makna dan membawa sebuah pesan.

“Twenty-first century society is all about celebrity” (masyarakat abad ke-

21 segalanya adalah mengenai selebriti), demikian ungkapan akademisi

periklanan, Prof. Thomas C. O’Guinn et al. dalam karya mereka, Advertising and

III-30

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Integrated Brand Promotion (2003). Selebriti adalah suatu kategori sosiologi yang

unik, mereka dapat menjadi ekspresi diri dan sekaligus pembangkit inspirasi bagi

para konsumen. Selebriti adalah “human pseudoevent” atau “heroic image”, kata

Daniel Boorstin dalam karyanya yang sangat terkenal The Image (1962). Ketika

menggambarkan peran selebriti dalam dunia media, Boorstin mengatakan, “The

celebrity is a person who is known for his wellknowness” (dalam Chaney, 2004).

3.3 Konstruksi Identitas Fashion Influencer Pada Instagram

Dalam teori sistem semiotik tidak hanya katakata dan image tetapi objek

itu sendiri bisa berfungsi sebagai signifier dalam produksi makna. Begitu juga

dengan busana, bukan sekedar cover of the body tetapi juga mempunyai tanda-

tanda karena mereka membentuk makna dan membawa sebuah pesan

(Barthes,1967). Terkait teori tersebut sama halnya dengan pernyataan yang

diungkapkan oleh Ayla Dimitri sebagai berikut:

“Menurutku, yang membedakan aku dengan fashion icon atau fashion influener
lainnya yaitu dari karakter. Karakter kita membentuk attitude dan menjadi sebuah
ciri khas.” (Ayla Dimitri)

Seperti yang telah dijelaskan pada bab satu, bahwa pengertian identitas

menurut Chris Barker didefinisikan sebagai kesamaan dan perbedaan tentang

aspek personal dan sosial, tentang kesamaan individu dengan sejumlah orang dan

apa yang membedakan individu dengan orang lain (Chris Barker, Cultural

Studies: Teori Dan Praktik, 2004, hal. 172). Dari teori tersebut peneliti

beranggapan bahwa peran media sebagai penentu identitas diri seseorang secara

sosial dan kesamaan individu dapat tersalurkan melalui media sosial.

III-31

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Salah satunya media sosial, pergeseran majalah cetak mulai beralih ke

media sosial. Media sosial memberikan kesempatan untuk berinteraksi lebih dekat

dengan konsumen. Media sosial menawarkan bentuk komunikasi yang lebih

idividual, personal, dan dua arah. Melalui media sosial para pemasar dapat

mengetahui kebiasaan konsumen mereka dan melakukan interaksi secara personal

serta membangun keterikatan yang lebih dalam (Puntoadi, 2011:21).

Media sosial memiliki sifat viral. Viral menurut Danis (2011) berarti

memiliki sifat seperti virus yaitu menyebar dengan cepat. Informasi yang muncul

dari suatu produk dapat tersebar dengan cepat karena para penghuni sosial media

memiliki karakter berbagi. Salah satu media sosial yang digunakan peneliti dalam

analisis ialah Instagram.

Instagram hadir menggeser peran media cetak kedalam media yang

berbasis networking, devinisi intagram sendiri ialah Instagram merupakan sebuah

aplikasi jejaring sosial yang dapat diakses melalui smartphone atau komputer

yang terhubung dengan internet (Meifilina, 2015). Menurut peneliti jejaring sosial

ini memungkinkan pengguna mengambil foto dan berbagi foto tersebut dengan

pemilik akun Instagram lainnya. Jejaring sosial ini memfokuskan pada

komunikasi utama melalui medium foto yang menarik kedalam suatu akun.

Kini akun Instagram tidak hanya digunakan untuk kepentingan pribadi

namun perusahaan telah banyak menggunakan jejaring sosial yang berfokuskan

pada foto dianggap lebih mudah menggambarkan suatu produk atau peristiwa

yang dialami, selain itu untuk menjalin komunikasi. Jejaring sosial yang

III-32

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

berfokuskan pada foto dianggap lebih mudah menggambarkan suatu produk atau

peristiwa yang dialami, selain itu juga dapat ditambahkan kata-kata untuk

memperkuat pesan yang disampaikan (Budianto, 2015).

Dimana Instagram salah satu media sosial yang digunakan oleh

masyarakat dalam mengakses khususnya dalam hal kemajuan fashion. Luik

(2012:7) menyatakan bahwa salah satu hal yang menarik dari sebuah media sosial

adalah sesama pengguna akan memiliki konstruksi identitas masing-masing pada

akunnya. Sama halnya dengan pengguna Instagram, setiap pengguna ingin

mengonstruksi identitasnya sendiri. Bagi sesama pengguna Instagram yang belum

saling mengenal, akan saling membayangkan profil diri dari pengguna lain

berdasarkan pada elemen-elemen yang ada pada akun masing-masing. Sedangkan

untuk pegguna yang sudah saling kenal tidak lagi mengonstruksi profil ‘siapa

dia’, melainkan ‘hal apa yang sedang dilakukan’ oleh pengguna akun yang sudah

dikenal tersebut.

Kelebihan dari Instagram adalah aplikasi tersebut merupakan aplikasi

yang dapat merepresentasikan seseorang, kelompok, atau suatu hal yang

diwujudkan dalam bentuk foto maupun video. Menurut Gustina (2015:3) melalui

media foto, sebuah peristiwa diabadikan dalam materi tertentu, kemudian

dihadirkan kembali. Foto dianggap bisa mewakili citra/identitas dari sang pemilik.

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa Instagram sebagai media sosial yang

menawarkan kehidupan bersosial didunia maya melalui foto dan video merupakan

salah satu media yang digunakan untuk menunjukkan identitas diri. Perubahan di

III-33

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

dunia saat ini tidak akan bisa lepas dari peran media sosial. Ia telah menjadi

faktor yang menentukan dalam kehidupan manusia.

3.3.1 Identitas Diri Fashion Influencer Pada Instagram

Identitas memiliki kaitan yang erat dengan representasi (Hall, 1997 : 5).

Terkadang diperlukan simbol untuk menunjukkan identitas kita seperti lencana,

bahasa, ataupun jenis pakaian yang digunakan (Woodward, 2004 : 7) Dengan

sistem tanda yang direpresentasikan melalui konsep dan simbol-simbol tertentu,

salah satunya dalam identitas diri yang ditunjukkan dalam akun Instagram pribadi

Ayla Dimitri sebagai berikut

III-34

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Gambar 3.13 Identitas dalam foto fashion Ayla Dimitri

(sumber : Instagram)

“Aku bergaya sesuai dengan karakter aku. Edgy, boyish, sporty with a mix of
playful namun tetap ada sentuhan feminin.” (Ayla Dimitri)

III-35

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Dalam pernyataan diatas, Ayla Dimitri menyimpulkan bahwa sentuhan

feminim dalam fashion sporty yang ia kenakan tersebut merupakan salah satu hal

pembentukan karakter identitas dirinya. Kemudian ia juga menyatakan

“I love challenge so much dan nyobain hal baru, seperti contoh aku suka liatin
baju wanita karena seru, apalagi nemu yang bisa dipake seperti luaran. Kemudian
aku mix sama baju pria entah itu atasan atau bawahan. Mungkin bisa dibilang
genderless fashion? Pokoknya selama itu nyaman untuk dipakai dan cocok
dibadan why not.” (Rama Dicandra)

Didalam pernyataan yang diungkapkan oleh Rama Dicandra diatas, ia

menyatakan bahwa suatu hal baru merupakan tantangan untuk Rama dalam

mengkombinasikan pakaian yang ia kenakan sehari-hari. Ia juga menyatakan

bahwa adanya titik kenyamanan terhadap pakaian adalah suatu prioritas.

Gambar 3.14 Identitas dalam foto fashion Rama Dicandra

(sumber : Instagram)

III-36

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Identitas dalam fashion antara Ayla Dimitri dan Rama Dicandra bisa

dikatakan menarik seolah-olah ‘tertukar’. Menurut Sandra Bem (1988), ada

kalanya seseorang menampilkan sisi feminitas dan maskulinitas pada saat yang

bersamaan, oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa perempuan dan laki-laki adalah

agen yang bebas memilih untuk menampilkan karakteristik yang dianggap sesuai.

Mengutip dari lifestyle.bisnis.com, menurut salah satu model tanah air,

Dominique Diyose, ‘edgy’ disebut dengan gaya ekspresif, namun penikmat mode

lebih mengenalnya dengan istilah ‘edgy’. Gaya edgy mencerminkan kebebasan

dalam memilih gaya busana, namun tetap memiliki ciri khasnya. Motif yang

eksperimental, seperti potongan asimetris yang tegas menjadi pilihan yang lazim.

Sedangkan untuk aksesoris, rancangan yang tegas dan ekstrim, menjadi syarat

utama sebagai pelengkap gaya. Selain busana, potongan atau warna rambut,

menjadi ‘identitas’ pendamping yang menyempurnakan (sumber

www.lifestyle.bisnis.com diakses pada tanggal 15 Juni 2016 pukul 19:47).

Dari gambar 3.13 kedua foto digambarkan fokus pengambilan gambarnya

mengarah pada seluruh badan, Ayla Dimitri ingin menunjukan bahwa foto

tersebut merupakan foto #ootd atau outfit of the day. Kedua foto juga

merepresentasikan seperti apa yang ia bilang sebelumnya ‘boyish’ dan sporty,

terlihat pada kedua foto sama-sama mengenakan sepatu sneaker. Pakaian yang

digunakan berdominasi hitam dan putih. Rias wajah yang digunakan Ayla Dimitri

dalam gambar menyimbolkan ketegasan. Hal ini ditunjukkan melalui gambar

yang menunjukkan lipstik yang kenakan Ayla Dimitri berwarna ungu tua. Rias

mata ditunjukkan dengan penggunaan warna gelap pada alis dan juga riasan pada

III-37

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

bulu mata. Tata rambut sisi kiri dimana rambut di ‘cepol’ setengah keatas, terlihat

dari captionnya “Earlier today, wearing @bcbgmaxazria for BCBG show at

#pifw2016” bahwa Ayla Dimitri sedang berada di sebuah acara namun tetap

mempertahankan gaya sportynya. Sementara foto pada foto kanan dengan latar

belakang kolam renang, terlihat hanya ingin foto #ootd dengan tatanan rambut

ponytail atau di ikat seperti ekor kuda.

Gambar 3.15 Identitas dalam foto fashion Ayla Dimitri

(sumber : Instagram)

Definisi kata “boyish” jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia

merupakan menyerupai laki-laki dalam sopan santun atau pendapat, dan tomboy.

Tomboy, sebagaimana dijelaskan oleh Boelstroff, adalah memiliki sifat “kelaki-

lakian” (female-to-male transgenders), yang salah satunya tampak dari

penampilan (Boellstroff, 2003). Menurut portal.cbn.net.id gaya sporty, suatu gaya

III-38

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

yang mengacu pada tampilan olahragawan. Namun kini tampilannya tidak lagi

dikaitkan dengan busana olahraga. Walaupun berasal dari kata sport (olahraga),

pengertian dari gaya sporty kini telah bergeser menjadi suatu gaya berbusana yang

sesuai dengan tuntutan kehidupan yang aktif, sehingga pengertian dari sporty ini

lebih ditekankan pada kepraktisannya.

Menurut Hermawan (2011) umumnya segala perangkat gaya sporty ini

memiliki bentuk simpel yang cenderung lugas dan ergonomis (mengutamakan

kenyamanan pemakainya). Yang digunakan pada gaya sporty ini disesuaikan

dengan segi kepraktisan dan kenyamanannya sehingga materinya selalu dipilih

dari bahan yang ‘tahan banting’ dalam artian kuat, tidak mudah kusut, robek

maupun kotor dan mudah dibersihkan. Seperti yang sudah dijelaskan diatas, Ayla

merepresentasikan mengenai “sporty” melalui sebuah sepatu yang biasanya

mengambil bentuk dari sneaker (sepatu olahraga seperti sepatu lari) bertumit rata

dan sol yang empuk serta materi yang lentur.

Sementara Rama Dicandra, secara fisik seorang laki-laki namun suka

mencoba hal baru dengan memadupadakan pakaian laki-laki dengan perempuan.

Jika dulu pakaian yang dapat digunakan oleh wanita maupun pria dikenal dengan

sebutan unisex, kini muncul konsep yang serupa tapi tidak sama yaitu genderless.

Sasya (2015) menyatakan bahwa genderless menurut definisi, kata ini

berarti tanpa gender, bergerak atau berfluktuasi di antara identitas gender. Seiring

berjalannya waktu ada perubahan makna yang dulunya pakaian yang dapat

digunakan oleh wanita maupun pria disebut unisex. Yang ‘menggunakan’ disebut

III-39

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

androgini, dan sekarang seseorang yang mengenakan pakaian unisex dapat

dikatakan mengusung konsep genderless fashion dalam dirinya (Amanda, 2015)

Teori Pervormatifm Butler bereferensi pada dialektika Hegel. Pemikiran Butler di

dalam bukunya yang berjudul Gender Trouble: Feminism and the Subversion of

Identity (1990), menyatakan bahwa identitas gender tidaklah memiliki esensi

menurut gender ekspresi. Dengan demikian gender tidak dapat dipandang sebagai

suatu atribut yang stabil di dalam diri manusia. Gender adalah variabel cair yang

terus bergerak dan berubah. Identitas gender seseorang merupakan hasil dari

pengulangan tindakan, atau sikap imitative seseorang. Butler menyatakan bahwa

tidak ada identitas (esensi) gender dibalik ekspresi gender. Secara pervormatif,

identitas dipandang sebagai hasil dari ekspresi seseorang (Butler, 1990:18).

(Ewen dan Ewen 1982; Ewen 1988) menyatakan fashion dalam

masyarakat modern dibatasi oleh kode-kode gender, realitas ekonomi, dan

kekuatan konformitas sosial yang terus mengdikte apa yang boleh dan tidak boleh

dipakai, apa yang mungkin dan tidak mungkin. Fashion dalam modernitas sendiri

telah mengalami berbagai tahap perkembangan historis, meskipun, pada awal

abad ke-20, fashion modern merasionalisasi pakaian dan kosmetik, dan pasar

massal mulai membuat perubahan dalam fashion sehingga terbuka bagi konsumsi

massal. Bagi Ayla Dimitri, ia begaya sesuai dengan apa yang ia suka dan sama

sekali tidak merasa terbatasi oleh kode-kode gender seperti yang sudah dijelaskan

sebelumnya.

Dan menurut Ayla Dimitri, fashion sudah berkembang jauh, tidak hanya terbatasi

oleh gender. Contohnya di salah satu fashion show sebuah brand, ada yang

III-40

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

menggabungkan model laki-laki dan perempuan dalam satu runway dan juga ada

laki yang menggunakan pakaian perempuan. Fashion is a part of art and

movement.

Gambar 3.16 Foto Nikicio Spring/Summer 2016 “Embrace” yang menghadirkan

koleksi genderless fashion

(sumber : www.fimela.com)

Konsep genderless fashion sendiri mungkin belum familiar bagi sebagian

besar orang. Jika dulu pakaian yang dapat digunakan oleh wanita maupun pria

dikenal dengan sebutan unisex, kini muncul konsep yang serupa tapi tak sama

yakni genderless fashion. Amanda (2015) meyatakan bahwa definisi genderless

fashion berarti tanpa gender, bergerak atau ketidak tetapan di antara identitas

gender. Genderless umumnya tak hanya sekedar istilah fashion, melainkan juga

gerakan dan perspektif baru terkait dengan pergeseran batas-batas.

III-41

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Konsep genderless fashion di dunia fashion kini semakin populer di

internasional maupun dalam negeri (sumber : www.bobobobo.com/). Dalam dunia

fashion, genderless fashion dulu dikenal dengan sebutan “androgini”. Kata

“androgini” sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu, ‘andros’ yang berarti laki-

laki dan ‘gyné‘ yang berarti wanita. Genderless fashion dan androgini dapat

dipersempit dengan kata yang lebih umum dipahami kebanyakan orang yaitu

unisex. Busana genderless atau androgini atau unisex merupakan pakaian yang

dapat dikenakan oleh siapa pun, laki-laki maupun perempuan.

Menggunakan busana unisex bukan berarti si pemakai dikatakan banci

(bagi laki-laki) atau tomboy (bagi perempuan). Karena memang ada beberapa

busana yang dirancang khusus agar terlihat pantas baik dikenakan laki-laki

maupun perempuan. Dari sudut pandang dunia fashion, gaya pakaian ini muncul

karena “pertempuran” antar jenis kelamin. Gaya pakaiannya bersifat netral gender

atau bisa dibilang genderless/unisex.

Perancang busana sekaligus pendiri label fashion ready-to-wear Danjyo

Hiyoji, salah desainer lokal juga telah berani mengusung konsep genderless

fashion, Dana Maulana bersama temannya Liza Masitha juga memprediksi busana

genderless sebagai tren fashion 2016. Mengutip artikel dari Majalah CosmoGirl

edisi bulan Juni 2015 yang berjudul “Is Genderless Fashion The Future of

Fashion?”, Dana dan Liza mengungkapkan “we’ve always been a gender-bender

brand”. Bagi mereka, fashion merupakan sebuah ekspresi yang tentunya tidak

dapat dibatasi dan seharusnya tidak ada batasan dalam berpakaian antara

perempuan dan laki-laki.

III-42

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Menurut Danjyo Hiyoji, Indonesia sendiri sudah siap menerima konsep

genderless fashion, karena sudah ada sejak jaman dahulu kala. Di kebudayaan

Bugis sudah diakui adanya bukan hanya 2 gender melainkan 5 gender dengan cara

berpakaiannya. Saat ditanya mengenai kesulitan untuk memperkenalkan konsep

genderless fashion, Danjyo Hiyoji mengatakan bahwa ketidakterbukaan cara

berpikir masyarakat Indonesia pada umumnya yang akan menjadi penghambat.

Mereka menambahkan bahwa memperkenalkan konsep genderless fashion

tidaklah sulit, namun lebih sulit untuk menerima dan memahaminya. Pernyataan

Dana Maulana dan Liza Masitha sependapat dengan yang dikemukakan oleh

Rama Dicandra,

“Belum sepenuhnya diterima oleh masyarakat luas khususnya Surabaya, it takes


so much effort.” (Rama Dicandra)

Gambar 3.17 Foto Danjyo Hiyoji, merupakan hasil kolaborasi Dana Maulana

sebagai Creative Director dan Liza Masitha sebagai Fashion Designer.

(sumber : http://female.kompas.com/)

III-43

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Menurut Sandra Bem (1988, p.89), individu yang memiliki identitas

adrogini atau genderless memiliki gaya lebih fleksibel dan lebih secara mental

apabila dibandingkan dengan gaya individu yang memiliki identitas feminin atau

maskulin. Oleh sebab itu gaya individu yang beridentitas androgini mulai populer

pada tahun 1990an.

Dari pernyataan Sandra Bem tersebut, peneliti dapat mengetahui bahwa

androgini berasal dari bahasa Yunani yang berarti ‘andro’ untuk individu

maskulin sedangkan ‘gyne’ untuk individu feminim. Androgini diartikan sebagai

gabungan dari prinsip maskulin dan feminin. Jadi individu-individu seperti Rama

Dicandra yang mengusung gaya berpakaian androgini atau yang sekarang terjadi

pergeseran makna menjadi genderless, dapat didefinisikan sebagai individu yang

menggabungkan unsur feminin dan maskulin di dalam tubuh mereka, dimana

mereka juga mempunyai kualitas sebagai feminin dan maskulin.

Gambar 3.18 Foto tampilan akun Instagram Rama “Mr. Hot Pants” Dicandra

III-44

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

(sumber : Instagram)

A fashion stylist, a gardener, a illustrator, and a interior designer adalah

deskripsi Rama mengenai dirinya yang ditulis dalam kolom bio dan “Mr. Hot

Pants” dalam kolom nama akun Instagramnya. Namun bagi peneliti, yang

membuat Rama semakin dikenal adalah gaya genderless fashion miliknya.

Gambar 3.19 Identitas fashion Rama Dicandra

(sumber : Instragram)

Peneliti memperhatikan beberapa foto yang diunggah Rama dalam akun

Instagramnya, di beberapa kesempatan Rama sering terlihat mengenakan atribut-

atribut tambahan yang ‘biasanya’ dikenakan oleh perempuan seperti anting-

anting, gelang, bahkan hotpants atau celana pendek, seolah-olah Rama

membuktikan bahwa anting-anting, gelang dan celana pendek bukan hanya untuk

wanita, terlihat dari gambar 3.17.

III-45

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Gambar 3.20 Foto Ayla Dimitri dan foto pria merepresentasikan maskulinitas

(sumber : Instagram)

Sementara pada foto 3.18 peneliti mengidentifikasi gambar yang

memperlihatkan perbandingan dari gambar 3.17. Dimana pada realitas bahwa

hotpants atau celana pendek serta atribut tambahan seperti anting-anting dan

gelang ‘biasanya’ digunakan perempuan, serta cara berpakaian maskulin dengan

menghadirkan objek lain diluar Rama Dicandra sebagai representasi. Seperti pada

III-46

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

pernyataan Sadewa (2012) beberapa simbol yang mendukung maskulinitas

seorang laki-laki, seperti kacamata, dan jaket yang mewakili maskulinitas,

kebebasan dan jiwa sporty yang dimiliki laki-laki.

Jadi bagi peneliti genderless tidak hanya sebuah tren, melainkan sebuah

tanggapan akan perubahan cara berpikir yang sedang terjadi. Pada

dasarnya, fashion memang sebuah simbol akan perubahan dalam masyarakat.

Akan lebih baik bila perubahan tersebut memang menuju ke arah masa depan

yang lebih terbuka dan inklusif kepada orang-orang yang tidak cocok dengan

label atau kategori seperti gender.

Marcia (1993) menyatakan bahwa pembentukan identitas diri dapat

digambarkan melalui status identitas berdasarkan ada tidaknya eksplorasi dan

komitmen. Eksplorasi yang juga dikenal dengan istilah krisis adalah suatu periode

dimana adanya keinginan untuk berusaha mencari tahu, menyelidiki berbagai

pilihan yang ada untuk mencapai sebuah keputusan tentang tujuan-tujuan yang

akan dicapai, nilai-nilai, dan keyakinan-keyakinan. Pernyataan tersebut sesuai

dengan usaha dan kreatifitas apa saja yang dilakukan Ayla Dimitri agar mencapai

kebutuhan demi membentuk identitas fashion yang akan dicapai yaitu,

“Aku banyak liat referensi, harus selalu berinovasi, traveling, be a smart shopper,
dan makin mendalami karakter. Just go explore and go crazy.” (Ayla Dimitri)

Ayla Dimitri dan Rama Dicandra mengemukakan bahwa lewat pakaian

yang mereka kenakan, mereka bisa membentuk karakter yang kuat dalam dirinya.

Mereka bisa merepresentasikan bagaimana sebenarnya pakaian yang mereka

kenakan memiliki makna yang bisa dikomunikasikan kepada orang lain maupun

III-47

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

internal dirinya sendiri. Kepercayaan diri yang timbul lewat pakaian yang

dikenakan mampu membentuk karakter yang kuat dari dalam dirinya yang

kemudian bisa membentuk menjadi identitas dirinya. Ayla dan Rama sebenarnya

sudah mempunyai pandangan terkait identitas dirinya, melalui sifat-sifat yang

sudah Ayla dan Rama sebutkan diatas.

Dengan demikian juga sekaligus memparodikan anggapan-anggapan

tradisional mengenai apa yang disebut feminitas dan maskulinitas. Bahwa penis

tidak harus berperan maskulin, dan vagina juga tidak harus feminin (Butler, 1999:

174). Tidak ada identitas gender di balik ekspresi gender, karena gender adalah

sebuah proses imitasi, pengulangan dan performativtas yang tidak pernah

berhenti. Identitas gender, karenanya, bukanlah sebuah hal yang tetap.

Gender tidak dapat dipandang sebagai suatu atribut yang stabil di dalam

diri manusia. Gender adalah variabel cair yang terus bergerak dan berubah.

Identitas gender seseorang merupakan hasil dari pengulangan tindakan, atau sikap

imitative seseorang. Butler menyatakan bahwa tidak ada identitas (esensi) gender

dibalik ekspresi gender. Secara pervormatif, identitas dipandang sebagai hasil dari

ekspresi seseorang (Butler, 1990:18).

3.3.2 Fashion Influencer Menunjukkan Kualitas Diri Melalui Instagram

Peneliti melihat kehadiran orang-orang yang namanya tidak pernah

terdengar sebelumnya, dan bukanlah orang-orang yang membangun reputasi

sekian lama selayaknya yang dilakukan artis atau public figure ialah seseorang

yang punya keahlian dalam bidang tertentu, khususnya fashion. Dan menurut

III-48

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tellis (2005: 44) ahli (experts) merupakan seseorang yang dianggap oleh

masyarakat memiliki pengetahuan khusus dalam bidang tertentu. Mereka dipilih

karena pengetahuannya yang diperoleh melalui pengalaman, pelatihan, dan studi.

Dan sebuah keahlian tidak dimiliki oleh kalangan selebritas saja.

Berbicara mengenai penilaian dalam fashion tidak lagi berada di tangan

para editor fashion. Bahkan dari orang-orang yang namanya tidak pernah

terdengar sebelumnya, dan bukanlah orang-orang yang membangun reputasi

sekian lama selayaknya yang dilakukan artis atau public figure melalui

kemunculan Ayla Dimitri dan Rama Dicandra yang menjadi obyek penelitian

dalam penelitian ini.

Pada dasarnya, setiap orang memiliki cara tersendiri dalam

mempresentasikan dirinya kepada orang lain. Apalagi, jika kesempatan

mempresentasikan diri ini berada pada konteks media sosial. Sekilas terlihat

bahwa kehadiran media sosial seperti Instagram memberikan ruang yang seluas-

luasnya bagi setiap individu (user) untuk berkreasi, khususnya dalam

menampilkan diri masing-masing. Nugraha (2014) menjelaskan bahwa kondisi

terlihat berbeda bila dibandingkan dengan kondisi sebelum adanya media baru

(new media), khususnya media sosial. Ruang untuk mempresentasikan diri belum

bisa dijangkau secara bebas oleh setiap orang. Dengan demikian, kehadiran media

sosial membuat setiap pengguna menjadi pengirim sekaligus penerima pesan,

meningkatkan variasi, atau memberikan ruang yang luas dalam presentasi diri.

III-49

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Media sosial dipandang sebagai perpanjangan diri pengguna. Seperti yang

diutarakan oleh McLuhan (1965) bahwa medium adalah perpanjangan indera

maupun sistem saraf manusia. Pengguna media sosial akan menata media yang

dipakai selayaknya sebuah ‘ruang tamu’, bahkan ‘kamar’, bagi para

pengunjungnya. Sementara itu, media sosial yang berdasarkan bakat, minat atau

profesi tertentu memiliki sebuah tujuan yang lebih spesifik. Tujuan spesifik

tersebut mempengaruhi presentasi diri pengguna. Misalkan dalam media sosial

yang khusus untuk mencari pekerjaan. Dengan demikian presentasi diri yang

dilakukan melalui foto, deskripsi diri, pekerjaan, dan identitas lainnya yang

berkaitan dengan dirinya akan dikonstruksi sesuai dengan harapan untuk

mendapatkan pekerjaan-pekerjaan berikutnya. Begitu pula jika berada pada media

sosial yang memfokuskan diri pada berbagi foto dan bidang lainnya.

Luik (2012:14-15) dalam jurnalnya yang berjudul Media Sosial dan

Presentasi Diri mengutip pendapat Jones (1990) yang menyatakan bahwa terdapat

lima strategi, yang diperoleh dari eksperimen terhadap situasi interpersonal, dalam

mengonstruksi suatu identitas yang dapat dilakukan oleh seseorang, yaitu

ingratiation, competence atau self promotion, intimidation, exemplification, dan

supplification. Dari kelima strategi tersebut, peneliti menemukan bahwa Ayla

Dimitri dan Rama Dicandra secara tidak langsung telah menggunakan salah satu

dari startegi tersebut untuk mengonstruksi identitas dirinya, yaitu strategi

competence atau self promotion. Dimana tujuan dari strategi ini agar dianggap

terampil dan berkualitas. Karakteristik umum dari strategi strategi competence

III-50

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

atau self promotion meliputi pengakuan tentang kemampuan, prestasi, kinerja, dan

kualifikasi.

Beberapa pengguna media sosial dengan profesi tertentu untuk

menunjukkan kompetensinya. Begitu pula dalam media sosial yang fokus ke arah

karya seni. Pengguna akan berupaya sebaik mungkin untuk menampilkan karya-

karya terbaik di dalam media sosialnya. Pada Instagramnya, Ayla Dimitri dan

Rama Dicandra mengonstruksi identitas diri strategi competence atau self

promotion dimana tujuan dari strategi ini agar dianggap terampil dan berkualitas.

Pada beberapa foto, Ayla dan Rama mengkonstruksi dirinya sebagai seseorang

yang terampil dan berkualitas.

Gambar 3.21 Foto Ayla Dimitri dalam merepresentasikan strategi competence

dalam Instagram

(sumber : Instagram)

Seperti pada gambar 3.41 foto dengan caption “Something exciting will

happening soon. Can’t wait to share it with you guys!” serta mencantumkan

hashtag #teampvra ini, memperlihatkan bagian kaki Ayla Dimitri yang sedang

menggunakan sendal dari brand lokal Pvra. Pvra merupakan salah satu produk

III-51

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

sendal dalam negeri yang terbuat dari kulit asli. Foto tersebut memperlihatkan

konstruksi identitas diri yang ingin ditunjukkan oleh Ayla Dimitri bahwa ia adalah

orang yang kreatifitasnya diakui berkualitas dalam industri fashion yang

dibuktikan dalam bentuk menerima ajakan untuk berkolaborasi mendesain produk

sendal terbaru dari Pvra.

Tidak hanya Pvra, salah satu perancang busana muda tanah air yang selalu

menghadirkan karya rancangan busana dengan sentuhan modern pada gaya

berbusana kain batik, Amanda Hartanto, juga menggandeng Ayla Dimitri untuk

berkontribusi dalam mendesain karya-karya terbaru. Terlihat pada foto kedua dari

gambar 3.21 dengan caption “Coming real soon @amandahartantobatik x

@ayladimitri. Stay tune!!!” yang menunjukkan visualisasi dengan mengenakan

busana berwarna hitam dihiasi dengan payet. Dimana warna hitam representatif

untuk penampilan yang elegan dan seksi (Indriani, 2013).

Gambar 3.22 Foto Ayla Dimitri berkolaborasi dengan Pvra dan Amanda Hartanto

III-52

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

(sumber : Instagram)

Selain brand-brand tanah air yang mengajak Ayla Dimitri untuk berkontribusi

dalam mendesain karya-karya terbarunya. Pada foto kedua dari gambar 3.20

dengan caption “Buckle up, It’s Friday and let’s have some fun! Wearing my new

denim and top from @pomelofashion” dan hastag #PomeloSquad, Ayla Dimitri

mengenakan atasan berwarna hitam dan bawahan denim dari brand Pomelo

dimana brand tersebut mengajak Ayla Dimitri untuk bekerja sama dalam

memasarkan produk-produknya. Pomelo Fashion sebelumnya di Thailand dan

Singapore, kini Pomelo Fashion melebarkan pasarnya untuk pecinta fashion di

Indonesia.

Dan kata “denim” sendiri adalah Amerikanisasi nama Perancis “serge de

Nimes”, kain yang berasal dari Nimes, Prancis selama abad pertengahan. Pada

tahun 1984, kamus Webster terdaftar disingkat versi bahasa Inggris: DENIM.

Celana denim pertama dibuat di Genoa, Italia untuk keperluan pasukan angkatan

laut karena bahannya yang memungkinkan untuk digunakan dalam keadaan basah

dan kering. Kemudian bahan denim disebut jeans yang berasal dari bahasa

Perancis “bleu de genes”, atau berarti “celana biru dari Genoa”. (diakses dari

http://www.denverfabrics.com/pages/static/denim/denim.htm, diakses pada

tanggal 31 Mei 2016).

Melanjutkan tradisi tahunan HighEnd Magazine yang telah secara

konsisten diselenggarakan oleh majalah sejak 2011. Beberapa waktu lalu Ayla

juga dinobatkan sebagai 15 Indonesia’s Beautiful Women of 2016 oleh High End

III-53

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Magazine yang terbit pada bulan Januari lalu, terlihat pada foto ketiga dari gambar

3.20. Dalam artikel tersebut dituliskan “Ayla and Her Surprising Life” yang

secara mandiri membangun kerajaan sendiri sebagai fashion stylist, editor dan

blogger, dan juga tentang bagaimana dia bisa memberikan kontribusi lebih dalam

industri fashion dan kecantikan (sumber : http://highend-magazine.com/). Pada

foto keempat gambar 3.20 Ayla bersama kedua temannya sesama fashion icon

dari Indonesia, Alika Islamadina dan Sonia Eryka, menghandiri Melbourne

Fashion Week yang diadakan oleh Vogue Magazine pada awal bulan Maret lalu.

Dan pada foto kelima dari gambar 3.20 dengan caption “Catch me live at Social

Media Week Jakarta 2016 @SMWJakarta on Wed, Feb 24th at @senayancity

with @anazsiantar We’ll be discussing about The Role of Social Media Influencer

and a lot more. RSVP now before seats run out. See you in a week guys!” dengan

menambahkan hastag #SMWJakarta dan keterangan bahwa foto tersebut diambil

oleh Anaz Siantar, salah satu fashion influencer juga dari Indonesia.

Social Media Week Jakarta 2016 merupakan sebuah acara konferensi

berbagi ide-ide terbaik dan wawasan mengenai media sosial yang berdampak pada

teknologi, bisnis, masyarakat, dan budaya. Mengutip dari

http://socialmediaweek.org/ mengenai pernyataan yang dikemukakan oleh CEO

Merah Cipta Media, Antonny Liem dalam konferensi pers yang menandai

dimulainya Social Media Week (SMW) Jakarta 2016, di Senayan City, Jakarta

pada tanggal 22 Februari 2016 lalu bahwa perkembangan digital dengan social

media sebagai salah satu platform utama, diam-diam telah mengubah tatanan

sosial kehidupan. Dalam konteks dunia, termasuk Indonesia, impact dari

III-54

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

perkembangan pesat social media dan teknologi digital jelas terlihat. Misalnya

dari aspek sosial-ekonomi yang melahirkan bisnis dan profesi-profesi baru. Sebut

saja, online shop dan e-commerce, startup digital, digital marketing, social media

specialist, digital copywriter, social media admin, buzzer,

influencer, hingga blogger. Inilah mengapa SMW kali ini mengusung tema “The

Invisible Hand: Hidden Forces of Technology”.

Terdapat kesamaan dengan Ayla Dimitri, untuk mengonstruksi identitas

diri pada akun Instagramnya, Rama Dicandra melakukan strategi demi terciptanya

identitas dalam foto fashion yang ingin dikonstruksikan, yaitu competence. Salah

satu jenis foto yang beberapa kali diunggah Rama Dicandra dalam Instagramnya

adalah foto-foto portofolio (menurut Wikipedia, makna portofolio bagi seorang

artis, arsitek, atau seorang model yang mencari kerja, mereka senantiasa

menyertakan "portfolio" dari hasil kerja terdahulunya bersama dengan

rekomendasi kliennya. Hasil kerja tersebut adalah berupa karya foto, kliping

majalah/koran, rancang bangun atau bukti-bukti lainnya) saat menjalani pekerjaan

sebagai fashion stylist, dan dari setiap foto portofilio karya Rama yang diunggah,

peneliti menemukan setiap satu kesempatan sesi kegiatan pemotretan foto Rama

mengunggah sebanyak tiga dan enam kali.

III-55

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Gambar 3.23 Foto tampilan interface Instagram Rama Dicandra

(sumber : Instagram)

III-56

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Gambar 3.24 Foto kontribusi Rama Dicandra sebagai fashion stylist

(sumber : Instagram)

Pada gambar 3.22 diberi caption “Ashes to Ashes (return) Bleach Project

FW 16/17 – Lookbook (return) Photographed by Sharon Angelia (return) Model,

Gio & Richard (@redsagency) (return) Stylist, Rama Dicandra & Adimas

Reynard”. Dalam foto tersebut, Rama Dicandra tampak mengonstruksi identitas

diri strategi competence atau self promotion dimana tujuan dari strategi ini

bertujuan untuk menunjukkan kotribusi kualitas Rama Dicandra sebagai seorang

fashion stylist dalam proyek salah satu brand fashion bernama Bleach Project

(https://bleachprojectinc.com/). Menurut penjelasan yang tertera dalam halaman

webnya, proyek Bleach Projeck INC diciptakan pada musim gugur 2013 sebagai

sebuah ide untuk memberikan pakaian pria nyaman yang edgy dan sporty dengan

harga terjangkau. Pakaian yang ditawarkan oleh Bleach Project INC diantaranya t-

shirt kecil dengan beberapa desain yang menyediakan untuk pasar lokal, sekarang

III-57

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Bleach Project INC telah berkembang menjadi koleksi musiman di seluruh dunia.

Pada saat ini, Bleach Project INC telah tersebar di empat negara berbeda, yang

meliputi kota-kota utama seperti Bali, Jakarta, New York, Oslo, Hong Kong dan

Melbourne.

Lebih lanjut Bleach Project INC dalam webnya menjelaskan bahwa

mereka sejak awal sangat berterimakasih dengan berbagai ulasan di media sosial

dan penggemar fashion. Dan berterima kasih kepada media sosial dan internet lagi

untuk menciptakan kesadaran merek mereka dan meningkatkan posisi merek

mereka di pasar streetwear. Mereka memiliki komitmen untuk membuat merek

dan produknya untuk menjadi yang terbaik yang ada di pasar. Dengan harapan

untuk bisa membawa koleksi mereka ke tingkat berikutnya setiap musim. Hal

tersebut sesuai dengan yang disebutkan oleh Kotler dan Keller (2012:478)

mengenai pemasaran interaktif merupakan kegiatan dan program online yang

dirancang untuk melibatkan pelanggan atau prospek dan secara langsung atau

tidak akan meningkatkan kesadaran, memperbaiki citra, atau menciptakan

penjualan produk dan jasa.

Tidak lupa Bleach Project INC menyampaikan bahwa keberhasilan dari

strategi pemasaran mereka tidak lepas dari proyek yang berkolaborasi dengan

individu yang kreatif, seperti model, fotografer, artis dan blogger dari seluruh

dunia untuk membuat gambar editorial konseptual dengan pakaian dari sudut

pandang mereka.

III-58

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Gambar 3.25 Foto atas merupakan tampilan akun Instagram Bleach Project INC

dan foto bawah merupakan tampilan website Bleach Project INC

(sumber : Instagram dan bleachprojectinc.com)

III-59

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Gambar 3.26 Foto Rama Dicandra sebagai fashion stylist saat Grand Opening

OMG+

(sumber : Instagram)

Selain berkontribusi sebagai fashion stylist dalam sesi pemotretan untuk

Bleach Project INC, strategi competence juga terlihat dalam gambar 3.25, foto

yang diunggah oleh akun Instagram @onmarketgoplus pada tanggal 9 April 2016,

foto di sisi kiri dengan caption “Big big big thanks @inezayutiaz

@inezayutiazworld for willingly have their latest collection’s special preview at

our store’s trunk show and also the talented @ramadicandra for playing his magic

styling hand for out trunk show tonight. Glad to have you all here!” serta foto di

sisi kanan dengan caption “Backstage madness. @ramadicandra is styling the

models. The Trunk Show is going to be started in a minute! (return) Models :

@redsagency @r2models (return) Make up : @reveracademy” kedua foto tersebut

dengan hastag #OMGgrandopening dan #onmarketgoplus. Pada tanggal 8 April

III-60

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

hingga 10 April 2016 lalu On Market Go+ menggelar acara grand opening.Di hari

Sabtu, tanggal 9 April 2016 On Market Go+ mengadakan trunk show dari

berbagai koleksi yang ada di store-nya dengan special preview koleksi terbaru

Summer/Spring 2016 dari salah satu desainer lokal Surabaya, Inez Ayutiaz. Dan

bekerjasama dengan Rama Dicandra untuk mengerjakan beberapa styling dalam

acara fashion show hari itu.

Wardhani (2014) menyatakan fashion adalah apa yang ditawarkan oleh

rumah mode sebanyak empat kali dalam setahun, spring, summer, fall dan winter.

Sedangkan style adalah apa yang kita pilih untuk kenakan sepanjang tahun dari

sekian banyak penawaran dari setiap rumah mode. Kita hidup dengan kebutuhan

akan pengakuan dari orang lain, keinginan untuk menjadi bagian dari satu

kelompok ataupun golongan. Dalam sebuah studi sense of belonging menjadikan

hidup seseorang lebih berarti dengan merasa sebagai bagian dari suatu lingkungan

(Choenarom, Williams, & Hagerty, 2005).

Fashion tercipta sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan akan pengakuan

(Twigg, 2009 : 96). Bila kita berpatokan dengan style maka industri fashion tidak

akan sebesar ini. Orang-orang akan membeli pakaian seperlunya, ketika musim

dingin kita akan membeli jaket tebal yang baru hanya karena yang lama sudah

digigit tikus. Tapi istilah yang kita kenal melalui sekolah-sekolah mode adalah

fashion business bukan style business walau style personal dan kelompok juga

memilki peran. Inovasi industri fashion lebih mengutamakan style ketimbang hal

yang bersifat teknis (kreativitas dalam potongan, warna dan kombinasi, motif,

bahan dan pemrosesan dan hasil akhir), yang artinya industri ini memberikan

III-61

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

kepuasan terhadap fungsi simbolik yang memperbolehkan konsumer

mengekspresikan identitas individu dan sinyal akan status sosial mereka

(Santagata, 2004).

Artinya fashion merupakan sebuah industri yang berpeluang memberikan

keuntungan berupa nominal sejak masyarakat membutuhkannya sebagai ekspresi

diri dan sumber daya manusia terus direkrut dari tumbuhnya sekolah-sekolah

mode. Fashion tidak hanya mewujudkan kreativitas melalui perancang namun

juga adanya fashion stylish seperti Rama Dicandra yang bertugas

memadupadankan hasil karya desainer biasanya untuk dikenakan oleh model atau

artis. Namun dewasa ini bukan hanya orang penting-terkenal atau selebriti saja

yang dapat menggunakan padupadan hasil kreasi desainer dibantu dengan fashion

stylish sejak adanya fenomena #ootd. Industri fashion semakin menguntungkan

dengan adanya #ootd sebagai instrument promosi label-label baru ataupun rumah

mode.

Gambar 3.27 Tampilan interface Instagram On Market Go+

III-62

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

(sumber : Instagram)

On Market Go+ merupakan salah satu fashion store yang sebagian besar

memasarkan merek-merek lokal, yang berlokasi di Tunjungan Plaza 5 lantai 3.

Merek adalah istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi hal-hal

tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang

atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing (Kotler,

2003).

Menurut Kartajaya (2004: 11) Marketing Icon of Indonesia: Merek

merupakan indikator nilai yang ditawarkan kepada pelanggan dan atau aset yag

menciptakan nilai bagi pelanggan dengan memperkuat loyalitasnya. Meskipun di

On Market Go+ juga ada beberapa merk Internasional, tetapi On Market Go+

tetap menjalankan visi misi awal mereka yaitu memberikan wadah bagi pemula-

pemula di bisnis fashion Surabaya untuk memasarkan produk-produknya.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa hadirnya teknologi

komunikasi saat ini telah mempengaruhi kelangsungan hidup surat kabar (media

konvensional). Namun dalam gambar 3.27 dengan caption “A little peek into the

Utterly Me Home with our team this evening. It’s been a pretty hectic week for

us. Stay tuned for more details!” dengan hashtag #UtterlyMeMagazine #IssueC,

foto yang diunggah oleh akun Instagram @utterlymemagazine pada tanggal 21

Maret 2016, Rama Dicandra tetap menunjukkan kompetensinya untuk

menampilkan karya-karya terbaiknya sebagai illustrator di salah satu majalah

lokal Surabaya, Utterly Me Magazine.

III-63

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Gambar 3.28 Foto Rama Dicandra sebagai illustrator dan bersama satu tim Utterly

Me Magazine

(sumber : Instagram)

Utterly Me Magazine merupakan sebuah majalah yang bertujuan untuk

mengeksplorasi perempuan dalam berbagai bentuk melalui cara yang alami,

fashion dan seni. Lebih lanjut mengutip dari www.retrospectivejournal.com

Utterly Me Magazine adalah sebuah jurnal tigatahunan yang didedikasikan

III-64

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

kepada semua wanita untuk menghargai kecantikan alami mereka. Para industri

kecantikan di balik Utterly Me Magazine percaya bahwa make up dimaksudkan

sebagai alat untuk meningkatkan kecantikan, bukan untuk menutupi wajah wanita

dan menyembunyikan ketidak sempurnaan atau menjadi orang lain, itulah alasan

mengapa jurnal ini ditulis.

Secara tegas media majalah membentuk makna atau image gaya hidup dan

penampilan terutama tentang konsep kecantikan bagi perempuan. Seperti

pernyataan Kasali (2007 : 109) bahwa majalah mempunyai peran yang besar

dalam memproduksi dan mengkonstruksi kecantikan. Kebanyakan majalah yang

ada memang diterbitkan untuk menghibur kaum wanita (remaja maupun dewasa).

Salah satu sebabnya adalah karena segmen ini cukup potensial untuk memasarkan

produk-produk tertentu seperti kosmetik, busana, aksesori, perabotan dan alat-alat

pembersih rumah, mobil, makanan, pasar swalayan, dan lain-lain.

Gambar 3.29 Foto Utterly Me Magazine

(sumber : Instagram)

III-65

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Strategi competence atau self promotion Rama Dicandra tidak selalu dalam hal

fashion. Berawal dari kegemaran Rama berkebun, akhirnya ia memutuskan untuk

membuat sebuah usaha sederhana di bidang tersebut bersama temannya bernama

Bucape.

Bucape yang dirancang Rama dan temannya ini menjual beraneka macam

kaktus terarium yang unik. Usaha Rama yang terbilang unik ini sampai menarik

Kiehls, salah satu produk kecantikan ternama untuk kerja sama. Bucape dan

Kiehls memilki konsep yang sama secara branding yaitu nature. Sehingga, Kiehls

dan Bucape pun membuat acara bertajuk kelas terrarium dalam serangkaian acara

launching produk. Kelas terrarium yang dipandu Bucape ini melibatkan customer

Kiehls sebagai partisipannya.

III-66

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Gambar 3.30 Foto tim Bucape bersama peserta

(sumber : Instagram)

3.3.3 Gaya Hidup Seorang Fashion Influencer Pada Instagram

Konsumsi produk fashion dapat dipandang sebagai sebuah identitas.

Produk fashion mempengaruhi status sosial seseorang dan menjadi simbol

penanda dari kelas sosial mana seseorang berasal. Weber (1978) mengatakan

bahwa konsumsi terhadap suatu barang merupakan landasan bagi penjenjangan

dari kelompok status, sehingga situasi kelas ditentukan oleh ekonomi sedang

situasi status ditentukan oleh penghargaan sosial. Pada foto Ayla Dimitri dan

Rama Dicandra terdepat beberapa perbedaan secara cultural intermediaris. Sesuai

dengan pengertian cultural intermediaries yaitu orang-orang yang melakukan

tugas-tugas manipulasi selera secara lembut dengan menciptakan kondisi bagi

konsumen untuk mengidentifikasi dan membentuk selera pada barang dan praktik

tertentu, dan mendefinisikan dan membela posisi (kelas baru) kelompok dalam

III-67

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

masyarakat. Mereka menjual komoditas apapun dan kemudian menjalankannya

secara simbolik (Puspitasari, 2011).

Proses komunikasi pada penelitian ini dilakukan sebagai proses obyektif,

dimana proses eksternalisasi atau internalisasi diri lewat objek-objek foto. Dimana

barang-barang atau objek konsumsi yang dijual bukan semata-mata pakaian, tas,

sepatu, aksesoris saja, tetapi pakaian, tas, sepatu, dan aksesoris dengan brand atau

merk. Brand pada objek konsumsi pada kenyataannya cenderung digunakan untuk

menandai relasi-relasi sosial seseorang. Menurut Kartajaya (2004: 11) merek

merupakan indikator nilai yang ditawarkan kepada pelanggan dan atau aset yag

menciptakan value bagi pelanggan dengan memperkuat loyalitasnya.

Objek konsumsi mampu menentukan prestise, status dan simbol-simbol

sosial tertentu bagi pemakainya. Dimana individu cenderung menilai dan

mengenali individu lain dari penampilan luarnya, apa yang dikenakan dan barang

dan aksesoris apa yang dimiliki yang dimilikinya, mulai dari pakaian, tas, sepatu,

handphone, jam, kacamata, dan sebagainya. Dalam masyarakat, terdapat jenjang

(stratifikasi sosial) yang merupakan penggolongan seseorang sesuai dengan status

sosialnya.

Menurut Suyanto dan Karnaji (2004:169) sebenarnya lebih sempit dari

stratifikasi sosial, yang mana merujuk pada satu lapisan atau strata tertentu dalam

sebuah stratifikasi sosial. Penggolongan tersebut apabila didasari oleh kriteria

ekonomi disebut kelas sosial. Kelas sosial cenderung diartikan sebagai kelompok

yang anggota-anggotanya memiliki orientasi politik, nilai, budaya, sikap dan

III-68

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

perilaku sosial yang secara umum sama. Kelas sosial ini terbagi atas tiga kelas,

yaitu kelas sosial atas, menengah, dan bawah

Dari ketiga pengelompokan tersebut, peneliti menemukan bahwa Ayla

Dimitri dan Rama Dicandra secara tidak langsung menunjukkan keberadaan kelas

sosial mereka masing-masing. Dimana melalui pakaian serta atribut tambahan

yang dikenakan Ayla Dimitri menunjukkan bahwa ia dari kelas sosial menengah

atas, sedangkan Rama Dicandra secara tidak langsung brand yang menempel pada

pakaian yang ia pakai menempatkan ia sebagai kelas sosial menengah.

Gambar 3.31 Foto Rama Dicandra dan Ayla Dimitri

(sumber : Instagram)

Terlihat pada salah satu foto Rama Dicandra ia menggunakan celana

berbahan linen berwarna biru gelap dari brand All The Things I’ve Done.

III-69

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Gambar 3.32 Foto tampilan interface Instagram brand All The Things I’ve Done

III-70

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

(sumber : Instagram)

Foto yang diunggah Rama pada bulan Maret dengan caption yang

langsung menghubungkan pada akun brand yang ia kenakan yaitu

@allthethingsivedoneofficial. All The Things I’ve Done merupakan salah satu

brand lokal dari Surabaya milik Alek Kowalski dengan istrinya, Dewi Asthari.

Peneliti menemukan bahwa celana tersebut merupakan barang dengan harga yang

cukup terjangkau bagi masyarakat kalangan sosial menengah. Dari akun

Instagram www.instagram.com/allthethingsivedoneofficial menjelaskan harga

dari beberapa produknya kisaran Rp. 389.000 hingga Rp. 999.000.

Pakaian merupakan hal yang selalu tampak pada setiap foto yang ada pada

akun instagram Ayla Dimitri. Pakaian-pakaian yang digunakan terdiri dari

pakaian yang digunakan sehari-hari dan pakaian yang digunakan saat ia bekerja.

Warna dan model yang digunakan beragam, menyesuaikan dengan acara yang

diikuti. Pada salah foto dengan pose yang sama dengan Rama Dicandra yaitu

pose duduk yang memperlihatkan seluruh badan Ayla Dimitri sehingga tampak

jelas pakaian yang saat itu dipakai, dan diambil dengan latar belakang suatu lokasi

yang menunjukkan tempat yang dikunjungi Ayla Dimitri. Seperti pada foto yang

memperlihatkan Ayla Dimitri menggunakan jumpsuit berwarna hitam dengan

blouse putih sambil ‘menenteng’ parka berwarna hijau, ditambahan atribut lainnya

seperti anting-anting, tas, dan sepatu.

Latar belakang cafe ‘Honey & Me’ pada keterangan lokasi yang didukung

dengan caption “Hello, Jakarta! I’m back! Back to work wearing @pomelofashion

III-71

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

jumpsuit!” memperlihatkan Ayla Dimitri bahwa telah kembali ke Jakarta setelah

perjalanannya ke Eropa beberapa waktu lalu. Pada foto tersebut, Ayla Dimitri

memberi tag atau menandai, serta memention akun Instagram dari merk pakaian

dan atributnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya bentuk promosi yang

dilakukan oleh Ayla Dimitri.

Apabila pengguna instagram yang melihat foto dari Ayla Dimitri tersebut

dan menyukai pakaian yang digunakan oleh Ayla Dimitri, maka pengguna akun

Instagram bisa langsung menuju pada akun asli dari merk atau designer yang

dihubungkan oleh Ayla Dimitri. Ayla Dimitri memberi tag atau menandai akun

sekaligus memention Instagram merk dari baju yang dikenakan. Merk dari

pakaian serta atribut yang dikenakan antara lain Temalli, Zara, Pomelo, Sandro,

Marni, dan Gucci.

III-72

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Gambar 3.33 Foto pakaian dan sepatu yang dipakai Ayla Dimitri

(sumber : Instagram)

Pakaian serta atribut yang digunakan Ayla Dimitri tergolong mahal.

Sepatu dengan merk Gucci misalnya, menurut www.gucci.com harganya

mencapai $ 950 atau jika dikurskan pada rupiah sekitar Rp 12.681.000. Vic Jacket

berwarna hijau yang dipunggung sisi kiri Ayla Dimitri dengan merk Sandro dari

Paris, dengan harga $ 410 yang bila di kurskan pada rupiah yaitu sekitar Rp

5.480.000. Jumpsuit hitam dari merk Pomelo, dalam websitenya tertulis harga Rp

649.000. Serta blouse dari Zara dan tas dengan merk Marni bisa dibilang juga

bukan merk dengan harga murah. Barnard (2009 : 41) menyatakan bahwa material

pakaian, yang merupakan salah satu butir dari fashion atau pakaian, merupakan

medium atau saluran yang dipergunakan seseorang untuk “menyatakan sesuatu

pada orang lain”. Berdasarkan merk yang di tag atau dimention dan bahan dari

pakaian yang dikenakan Ayla Dimitri dapat diinterpretasi bahwa Ayla Dimitri

III-73

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

menunjukkan bahwa ia adalah individu yang mampu membeli barang mahal dan

branded.

Semudah itu media sosial saat ini membuat seseorang terhubung. Seperti

yang dikutip oleh Wardhani (2012:7) mengatakan bahwa fashion adalah mengenai

imajinasi dari para desainer dan masyarakat posmodernisme yang didominasi oleh

gambaran mengenai suatu produk. #Ootd kependekan dari outfit of the day bukan

lagi soal apa yang dikenakan seseorang hari itu, gaya berpakaian, atau selera. Tapi

telah menjelma sebagai bentuk promosi oleh berbagai macam brand termasuk

brand besar. Kini busana yang lebih luas disebut fashion sudah merupakan bagian

dari lifestyle atau gaya hidup, karena dengan fashion terkini seseorang bisa

menunjukkan kualitas gaya hidupnya. Pamor seseorang pun bisa ikut terdongkrak

ketika menggunakan yang sedang trend, fashionable. Istilah untuk orang-orang

yang amat sangat menyukai fashion sebagai gaya hidup biasa disebut dengan

fashionister atau fashionista. Trend fashion menanamkan cara pandang untuk

melihat fashion sebagai gaya hidup dan merk adalah salah satu bagian dari

fashion, maka merk dianggap sebagai gaya hidup masa kini (Idah, 2014).

Gaya hidup ditentukan oleh cara seseorang dalam memilih dan

mempraktekan nilai pengetahuannya tentang suatu objek benda yang teraktualkan

melalui proses konsumsi. Praktek kebudayaan yang diaktualkan oleh seorang

khususnya dalam masalah konsumsi merupakan proses dalam rangka membentuk

suatu tatanan kepribadian seseorang dari status yang diperankannya dalam suatu

struktur sosial. Gaya hidup saat ini memang tak bisa dilepaskan dari konsep

identitas sosial. Menurut penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Rizky

III-74

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Almira Rahmawati, (2012) tentang “Backpacking ala Mahasiswa: Studi Deskriptif

Tentang Gaya Hidup Pada Mahasiswa Universitas Airlangga Surabaya”. Dalam

temuannya disebutkan bahwa gaya hidup secara garis besar dapat dibedakan

melalui dua tahap. Tahap pertama, disampaikan dengan menggunakan pilihan-

pilihan (choice).

Pada sub bab ini, berdasarkan foto-foto yang diunggah pada akun

Instagram Ayla Dimitri dan Rama Dicandra, peneliti akan membahas aktivitas

mereka dalam menggunakan waktu luangnya. Waktu luang adalah waktu yang

memiliki posisi bebas penggunaannya dan waktu tersebut berada di luar kegiatan

rutin sehari-hari sehingga dapat dimanfaatkan secara positif guna meningkatkan

produktifitas hidup yang efektif dan pengisian waktu luang dapat diisi dengan

berbagai macam kegiatan yang mana seseorang akan mengikuti keinginannya

sendiri baik untuk beristirahat, menambah pengetahuan atau mengembangkan

keterampilannya secara objektif, dan menghibur diri sendiri (Rahmawati, 2012).

Pertama, peneliti berfokus pada kesamaan cara dalam memanfaatkan waktu luang

yang dilakukan Ayla Dimitri dan Rama Dicandra yaitu dengan cara traveling.

Di era globalisasi saat ini, traveling memang sedang naik daun di media

massa, baik itu media cetak maupun media elektronik. Menurut Chaney, ia

mengemukakan ada beberapa bentuk-bentuk gaya hidup (dalam Idi Subandy,

1997), melakukan sebuah perjalanan/traveling sebagai subjek di sini dapat

dikategorikan dalam bentuk gaya hidup hedonis. Gaya hidup hedonis adalah suatu

pola hidup yang aktivitasnya untuk mencari kesenangan, seperti lebih banyak

menghabiskan waktu di luar rumah, lebih banyak bermain, senang pada

III-75

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

keramaian kota, senang membeli barang mahal yang disenanginya, dan selalu

ingin menjadi pusat perhatian. Tidak sedikit orang yang mulai memanfaatkan

waktu luangnya untuk traveling, seperti yang terlihat dari beberapa foto dalam

akun Instagram Ayla Dimitri dan Rama Dicandra.

Gambar 3.34 Foto Ayla Dimitri ketika berlibur di Eropa

(sumber : instagram)

Pada beberapa foto di Instagram Ayla Dimitri, dalam kurun waktu satu

bulan, setidaknya terdapat satu hingga dua tempat destinasi liburan yang didatangi

III-76

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

dan dalam kurun waktu akhir-akhir ini selalu destinasi luar negeri. Dalam

melakukan perjalan liburan tersebut Ayla Dimitri tampak ditemani beberapa

teman-temannya. Konstruksi realitas yang dibangun Ayla Dimitri pada foto-foto

tersebut menunjukkan bahwa seorang Ayla Dimitri menggunakan waktu untuk

berlibur ketempat-tempat yang memerlukan biaya yang tidak sedikit. Foto yang

liburan yang diunggah oleh Ayla Dimitri memperlihatkan dirinya dan landscape

dari tempat yang dikunjungi tersebut.

Pada foto pertama dengan caption “One of my favorite corner at

@clubmedpeiseyallandry” dan foto kedua dengan caption “Captured so many

amazing view on the way to @clubmedvalthorens (and this one is just small part

of it)”. Menurut website https://www.clubmed.com.sg/ Club Med merupakan

destinasi resor yang menawarkan pengalaman baru ski tertinggi di Swiss, Eropa.

Lebih lanjut dalam website disebutkan mengenai paket penginapan di

Club Med sekitar SGD 1,376 – SGD 2,778 atau bila dikurskan dalam rupiah

sebesar Rp. 13.620.000 – Rp. 41.118.000 per malam. Dalam foto lainnya

menunjukkan Ayla Dimitri akan bersiap menghadiri coctail party, pergi ke pusat

perbelanjaan bersama teman-temannya dan mencoba olahraga ski di Club Med

Peisey-Vallandry. Dimana peneliti melihat bahwa foto tersebut mengkonstruksi

upaya Ayla Dimitri yang menunjukkan kenyamanan libur dengan kesan mewah.

Gaya hidup menggambarkan tentang “keseluruhan diri seseorang” dalam

berinteraksi dengan lingkungannya. Gaya hidup juga menunjukkan bagaimana

orang hidup, bagaimana membelanjakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan

III-77

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

waktu dalam kehidupannya. Seperti yang diungkapkan oleh Minor dan Mowen

sebagai berikut:

“Gaya hidup adalah menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana


membelanjakan uangnya, dan bagaimana mengalokasikan waktu.” (Minor dan
Mowen, 2002)

Sedangkan Chaney mengungkapkan tentang gaya hidup sebagai berikut:

“Gaya hidup selanjutnya merupakan cara-cara terpola dalam menginvestasikan


aspek-aspek tertentu kehidupan sehari-hari dengan nilai sosial atau simbolik, tapi
ini juga berarti bahwa gaya hidup adalah cara bermain dengan identitas. Gaya
hidup adalah suatu cara terpola dalam pergaulan, pemahaman, atau penghargaan
artefak-artefak budaya material untuk mengasosiasikan permainan kriteria status
dalam konteks yang tidak diketahui namanya.” (Chaney, 1996)

Ketertarikan pada dunia fashion membuat Ayla Dimitri juga mengunjungi

pusat fashion dunia, yaitu Paris dan Milan beberapa waktu lalu. Dalam salah satu

foto, Ayla Dimitri menulis kota Paris merupakan salah satu kota fashion yang

menginspirasi dia, dia juga sangat mengagumi koleksi-koleksi unik para desainer.

Tetapi yang paling dia senangi dari kota Paris adalah ketika bertemu dengan

orang-orang dibalik fashion industri. Chaney (1996) juga berasumsi bahwa gaya

hidup merupakan frame of reference yang dipakai seseorang dalam bertingkah

laku dan konsekuensinya akan membentuk pola perilaku tertentu. Terutama

bagaimana dia ingin dipersepsikan oleh orang lain, sehingga gaya hidup sangat

berkaitan dengan bagaimana ia membentuk image di mata orang lain, berkaitan

dengan status sosial yang disandangnya. Untuk merefleksikan image inilah,

dibutuhkan simbol-simbol status tertentu, yang sangat berperan dalam

mempengaruhi perilaku konsumsinya.

III-78

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Gambar 3.35 Foto Ayla Dimitri saat berlibur di Eropa

(sumber : instagram)

Dalam foto-foto traveling lainnya, Ayla Dimitri juga mengunggah

beberapa foto traveling dia sebelum-sebelumnya dengan hashtag throwback.

Terlihat pada gambar 3.32 Ayla mengunjungi kota Switzerland dan Turkey.

III-79

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Gambar 3.36 Foto Ayla Dimitri saat berlibur di Switzerland dan Turkey

(sumber : instagram)

Rahmawati (2012) menyatakan gaya hidup atau lifestyle merupakan pola-

pola tindakan yang membedakan antara satu orang dengan yang lainnya. Pola-

pola kehidupan sosial yang khusus seringkali disederhanakan dengan istilah

budaya. Sementara itu, gaya hidup bergantung pada bentuk-bentuk cultural, tata

krama, cara menggunakan barang-barang, tempat dan waktu tertentu yang

merupakan karakteristik suatu kelompok. Gaya hidup kini bukan lagi sebuah

monopoli oleh suatu kelas, namun sudah menjadi lintas kelas. Mana yang kelas

atas atau menengah atau bawah yang sudah bercampur baur dan terkadang dipakai

berganti-ganti. Gaya hidup juga berhubungan dengan cita rasa tentang

pemanfaatan waktu luang. Berbeda dengan Ayla Dimitri yang intensitas traveling

ke luar negeri dapat dikatakan sering dan mewah.

III-80

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Gambar 3.37 Foto Rama Dicandra saat berlibur di Singapore

(sumber : instagram)

Baru-baru ini Rama Dicandra berlibur ke Singapore, terlihat dari salah

satu foto yang Rama Dicandra unggah dengan caption “#backhereagain” dengan

location di Universal Studio Singapore. Caption tersebut menunjukkan bahwa

Rama Dicandra berusaha mengonstruksi bahwa dirinya sering mengunjungi kota

singa tersebut dalam beberapa waktu terakhir. Universal Studios Singapore adalah

komplek wahana wisata yang terletak di kawasan Sentosa Island. Wahana ini

terbilang baru karena baru dibuka pada bulan Maret 2010. Ini adalah Universal

Studio Theme Park terbesar kedua di Asia setelah Hong Kong dengan luas sekitar

20 hektar (sebagai perbandingan, dunia fantasi di Ancol hanya seluas 9.5 hektar).

Dengan luas area tersebut, maka arena bermain ini menduduki hampir setengah

dari 49 hektar wilayah Resorts Worlds Sentosa (sumber :

http://tempatwisatadisingapore2.blogspot.sg/).

III-81

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Untuk menikmati wahana-wahana di Universal Studio Singapore tiket

masuk dihargai sebesar S$74 per orang untuk usia 13-64, jika dikurskan dalam

rupiah sekitar Rp. 993.635. dengan harga tiket tersebut bisa memasuki semua

wahana permanainan yang ada, kecuali ada tanda tambahan biaya lain, selama

satu hari penuh. Jika ingin masuk dengan selama 2 hari, maka harganya S$118

untuk dewasa, S$88 untuk anak anak, dan S$58 untuk usia lanjut.

Gambar 3.38 Foto Rama Dicandra saat berlibur ke Singapore

(sumber : instagram)

Destinasi lain pilihan Rama Dicandra tidak semewah destinasi liburan

Ayla Dimitri, Rama Dicandra memilih mendatangi Bugis Street dan Gardens By

The Bay. Bugis Street merupakan tempat lain yang menjadi tujuan para

wisatawan di Singapore sebagai pusat belanja selain di Ochard Road. Bugis Street

dikemas sedemikian rupa dan menjadi terkenal sebagai salah satu pusat

III-82

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

perbelanjaan murah dan lengkap di Singapore. Bugis Street yang terkenal sebagai

pusat perbelanjaan ini terletak di antara Rocchor, Victoria dan Queen Street.

Bugis merupakan sebuah kota di Singapore, yang telah terkenal secara

internasional dari tahun 1950 hingga 1980 karena kehidupan malam para gay nya.

Sebuah fenomena yang membuatnya menjadi salah satu tujuan wisata utama

Singapore selama periode tersebut sampai-sampai ada sebuah perusahaan film

Hong Kong yang mengangkat kehidupan di tempat ini dengan judul "Singapore

gay films: Bugis Street".

Pada pertengahan 1980-an, Bugis Street mengalami pembangunan kembali

perkotaan menjadi kompleks ritel dan pusat perbelanjaan modern, restoran, serta

tempat hiburan malam dengan diatur kembalinya gang pedagang pinggir jalan.

Penggalian bawah tanah pun dilakukan untuk membangun stasiun MRT Bugis.

Sebelumnya juga telah terjadi pergolakan dan pemutusan budaya bazar seks

malam para gay, menandai akhir era warna-warni unik dalam sejarah Singapore.

Perubahan ini ternyata membantu meningkatkan citra Singapore di mata

Internasional yang mulai diakui secara global. Saat ini, Jalan Bugis yang dulunya

berbatu menjadi sedikit lebar dan berada di antara bangunan komplek

perbelanjaan Bugis Junction.

Di sisi lain, jalan kecil itu sekarang disebut-sebut sebagai "Bugis Street"

oleh Singapore Tourist Promotion Board. Bugis Street baru saat ini disebut-sebut

sebagai "lokasi belanja-jalanan terbesar di Singapore". Meskipun jalanan

bukanlah tujuan wisata yang terkenal di kalangan wisatawan, namun Bugis Street

III-83

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

sering dikunjungi oleh banyak orang baik dari Singapore maupun dari

mancanegara (sumber : http://tempatwisatadisingapore2.blogspot.sg/).

Kegemaran akan berkebun serta tanaman kaktus dan terrarium, Garden by

The Bay menjadi pilihan destinasi traveling Rama Dincadra saat berada di

Singapore. Gardens by the Bay merupakan taman yang terletak di tengah kota

Singapore, hanya sekitar lima menit dari Marina Bay dengan berjalan kaki.

Taman ini memiliki luas area sekitar 101 hektar yang terdiri atas tiga kebun yang

yaitu Bay South dan Bay East. Di Garden by The Bay terdapat lebih dari 250.000

tanaman langka di dalam konservatorium berbentuk kubah besar.

Dari beberapa foto Ayla Dimitri dan Rama Dicandra saat mengisi waktu

luang dengan berlibur, mereka tetap terlihat memperhatikan penampilan, terutama

pakaian yang digunakan. Ayla juga dengan mengunggah foto #ootd dan tag ke

brand yang digunakan dengan tujuan mengkoneksikan langsung dengan brand

tersebut dan memberikan mereka publisitas gratis.

III-84

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Berdasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan, peneliti menemukan

bahwa identitas yang dipresentasikan oleh fashion influencer dalam foto fashion

melalui media sosial Instagram adalah seseorang yang erat kaitannya dan tidak

pernah terlepas dari kesan fashionable, terlibat dalam kegiatan-kegiatan dalam

ranah fashion, dan menghabiskan waktu luangnya untuk mendapatkan hiburan.

Media sosial memunculkan fenomena hadirnya seorang fashion influencer.

Salah satunya media sosial Instagram merupakan media sosial baru yang

memungkinkan penggunanya mengunggah beragam foto fashion. Ayla Dimitri

dan Rama Dicandra dipilih peneliti karena kemunculan mereka sangat menarik

perhatian dengan cara berpakaian yang unik. Serta kemunculan mereka

menambah deretan orang-orang baru dalam industri fashion. Dalam foto-foto

yang diunggah oleh Ayla Dimitri dan Rama Dicandra merepresentasikan

bagaimana sebenarnya pakaian yang mereka kenakan memiliki makna yang bisa

dikomunikasikan kepada orang lain maupun sebagai konstruksi identitas dirinya

sendiri.

Serta melalui akun pribadi Instagram mereka, Ayla Dimitri dan Rama

Dicandra gunakan untuk mengonstruksi identitas diri strategi competence atau self

promotion dimana tujuan dari strategi ini agar dianggap terampil dan berkualitas.

Pada beberapa foto, Ayla Dimitri dan Rama Dicandra mengkonstruksi dirinya

IV-1

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

sebagai seseorang yang terampil dan berkualitas. Dari beberapa foto di Instagram

terlihat Ayla Dimitri menunjukkan bahwa banyak brand yang mempercayakan dia

untuk bekerja sama memperkenalkan produknya. Sedangkan kalau Rama

Dicandra menerima ajakan untuk menjadi fashion stylist test shoot model. Karena

pihak agency model tersebut menilai dari foto-foto yang diunggah Rama ke

jejaring sosial Instagram, dianggap memiliki keahlian dalam memadupadankan

busana. Dari ajakan itu lah awal mula Rama menjalani pekerjaan sebagai fashion

stylist dan tetap berlangsung hingga sekarang.

Hasil penelitian ini juga mengeksplorasi temuan menarik tentang

gambaran genderless fashion tidak hanya sebuah tren, melainkan sebuah

tanggapan akan perubahan cara berpikir yang sedang terjadi. Definisi genderless

fashion berarti tanpa gender, bergerak atau ketidak tetapan di antara identitas

gender. Genderless umumnya tak hanya sekedar istilah fashion, melainkan juga

gerakan dan perspektif baru terkait dengan pergeseran batas-batas.

Pada dasarnya, fashion memang sebuah simbol akan perubahan dalam

masyarakat. Selain itu, gender tidak dapat dipandang sebagai suatu atribut yang

stabil di dalam diri manusia. Gender adalah variabel cair yang terus bergerak dan

berubah. Identitas gender seseorang merupakan hasil dari pengulangan tindakan,

atau sikap imitative seseorang dan tidak ada identitas (esensi) gender dibalik

ekspresi gender.

4.2 Saran

IV-2

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Penelitian mengenai fashion khususnya konstruksi identitas dalam foto

fashion sangat menarik. Saat budaya di Indonesia yang masih dibatasi oleh

budaya dan norma-norma yang berlaku serta masih belum siap melepaskan

konsep laki-laki dan perempuan, kemunculan konsep genderless fashion menarik

untuk dibahas lebih lanjut.

Oleh sebab itu peneliti menyarankan pada penelitian berikutnya untuk

mengangkat tema konstruksi identitas dalam foto fashion dengan memunculkan

konsep fashion yang berbeda dan unik. Teori yang digunakan tetap dengan

semiotik namun dapat dilakukan pada fenomena yang berbeda. Dan semoga

konsep tersebut memang menuju ke arah masa depan yang lebih terbuka dan

inklusif kepada orang-orang yang tidak cocok dengan label atau kategori seperti

gender.

IV-3

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Barnard, M 2006, ‘Fashion as Communication’, diterjemahkan oleh Ibrahim I,S,


‘Fashion sebagai Komunikasi Cara Mengkomunikasikan Identitas Sosial,
Seksual, Kelas, dan Gender’, Jalasutra, Yogyakarta

Kellner, D 2010, ‘Media Culture: Cultural Studies, Identity and Politics between
the Modern and the Postmodern’, diterjemahkan oleh Galih B,R, ‘Budaya
Media: Identitas, dan Politik antara Modern dan Postmodern’, Jalasutra,
Yogyakarta

Ida, R 2014, Studi Media dan Kajian Budaya, Prenada Media Group, Jakarta

Baudrillard dalam Ritzer, 2006, Teori Sosial Postmodern. Yogyakarta: PT. Kreasi
Wacana. Hal: 160

Barker, Chris, Cultural Studies, Teori Dan Praktik, Yogyakarta: Kreasi Wacana,
2004. Hal. 172.

Ibrahim, I. S. Budaya Populer Sebagai Komunikasi. Yogyakarta: Jalasutra. 2007.

Baudrillard, Jean, The Ecstasy of Communication, terjemahan oleh Jimmy


Firdaus, Ekstasi Komunikasi, Kreasi Wacana, Yogyakarta. 2006.

Chaney, David, Lifestyle Sebuah Pengantar Komprehensif, Jalasutra, Yogyakarta.


2004.

Featherstone, Mike, Postmodernisme dan Budaya Konsumen, Pustaka Pelajar,


Yogyakarta. 2001.

Ibrahim, Idy Subandi (Ed.), Lifestyle Ectasy, Jalasutra, Yogyakarta. 2004.

Ibrahim, Idy Subandi, Budaya Populer sebagai Komunikasi, Jalasutra,


Yogyakarta. 2007.

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Internet

http://marketeers.com/article/tembus-400-juta-jumlah-pengguna-instagram-15-
kali-penduduk-indonesia.html (diakses pada tanggal 1 April 2016 pukul 16:00)

http://www.glitzmedia.co/post/eksklusif-apa-kata-ayla-dimitri-tentang-fashion
(diakses pada tanggal 1 Juni 2016 pukul 13:31)

https://socialmediaweek.org/conference/smw_speaker/ayla-dimitri/ (diakses pada


tanggal 4 Juli 2016 pukul 15:00)

http://hitsss.com/ini-dia-10-fashion-bloggers-influencers-indonesia-nan-stylish-
dan-populer-bagian-1/ (diakses pada tanggal 4 Juli 2016 pukul 15:06)

http://www.citymagz.net/market-go-siap-ramaikan-tunjungan-plaza-5-surabaya/
(diakses pada tanggal 14 Juli 2016 pukul 18:09)

http://main.media-ide.com/2010/11/19/apa-itu-influencer/ (diakses pada tanggal


14 Juli 2016 pukul 03:10)

http://indonesiafashionweek.id/blog/2016/01/indonesia-fashion-week-2016-
sebagai-bukti-asosiasi-perancang-tetap-eksis-dan-terus-berkarya-untuk-indonesia-
pengusaha-mode-indonesia/ (diakses pada tanggal 16 Juli 2016 pukul 20:39)

http://country-magazines.blogspot.sg/2015/01/actress-dian-sastrowardoyo-for-
dewi.html (diakses pada tanggal 13 Juni 2016 pukul 20:43)

http://lifestyle.liputan6.com/read/2176820/todjo-jawaban-ready-to-wear-dari-
sapto-djojokartiko (diakses pada tanggal 22 Mei 2016 pukul 20:46)

http://cdn0-
a.production.liputan6.static6.com/medias/837439/big/033170700_1427374546-
Patrick_Owen_-_Melbourne_Fashion_Festival_2015_3.jpg (diakses pada tanggal
21 Mei 2016 pukul 20:49)

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

http://www.radioaustralia.net.au/indonesian/2014-11-17/peggy-hartanto-desainer-
surabaya-berprestasi-internasional/1389913 (diakses pada tanggal 22 Mei 2016
pukul 20:50)

http://beautynesia.id/4389 (diakses pada tanggal 21 Mei 2016 pukul 20:54)

http://theactualstyle.com/demokratisasi-fashion-mungkinkah/ (diakses pada


tanggal 20 Mei 2016 pukul 21:58)

http://lifestyle.bisnis.com/read/20150903/226/468719/tampil-dengan-gaya-edgy-
ala-dominique-diyose (diakses pada tanggal 15 Juni 2016 pukul 19:47)

http://www.bobobobo.com/baca/2015/12/5-model-androgini-yang-tidak-
mengenal-batas-gender/ (diakses pada tanggal 7 Mei 2016 pukul 21:08)

http://female.kompas.com/read/2015/09/21/153159420/Wujud.Manusia.Robot.dal
am.Koleksi.Terbaru.Danjyo.Hiyoji. (diakses pada tanggal 30 Mei 2016 pukul
21:12)

http://www.denverfabrics.com/pages/static/denim/denim.htm (diakses pada


tanggal 31 Mei 2016 pukul 21:15)

http://highend-magazine.com/site/article/read/279/25 (diakses pada tanggal 31


Mei 2016 pukul 21:17)

https://bleachprojectinc.com/# (diakses pada tanggal 1 Juni 2016 pukul 21:18)

http://shop.retrospectivejournal.com/product/utterly-me-magazine-vol-2/ (diakses
pada tanggal 3 Juni 2016 pukul 21:22)

http://shop.retrospectivejournal.com/product/utterly-me-magazine-vol-3/ (diakses
pada tanggal 4 Juni pukul 21:23)

Jurnal

Luik, Jandy E, 2011, Media Sosial dan Presentasi Diri, Prodi Ilmu Komunikasi
UK Petra Surabaya

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Nurmandia, Heny, dkk, 2013, Hubungan Antara Kemampuan Sosialisasi Dengan


Kecanduan Jejaring Sosial, Jurnal Penelitian Psikologi, Vol. 04, No. 02,
107-119

Alfiyah, Elis, dan Jannah, Raudlatul, 2014, Analisis Manajemen Kesan Pengguna
Facebook Impression Management Analysis of Facebook User, e-SOSPOL
No. I Vol. 1 Januari hal 90-109

Retno, dan Edy, 2008, Fashion dan Gaya Hidup : Identitas dan Komunikasi,
Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 6, Nomor 2

Trisnawati, Tri Yulia, 2011, Fashion sebagai Bentuk Ekspresi Diri dalam
Komunikasi, Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume III, Nomor 1

Hadijah, Idah, 2014, Upaya Peningkatan Export Drive Industri Fashion Di Era
Globalisasi, Jurnal Teknologi dan Kejuruan, Vol. 37, Nomor 1

Gustina, Heny, 2015, Korelasi Media Sosial Instagram Dengan Presentasi Diri
Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Riau, Jurnal Ilmu
Komunikasi, Volume 2, Nomor 2

Istiani, Ade Nur, 2015, Konstruksi Makna Hijab Fashion Bagi Moslem Fashion
Blogger, Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 3, No.1

Skripsi dan Tesis

Abas, Kamelia Samana, 2013, Ekspresi Net Generation melalui Twitter, Alumni
mahasiswi Unair dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program
Magister Media Komunikasi

Wahyudi, Agustian Pratama, 2013, Representasi Sensualitas Perempuan Dalam


Foto Cover (Studi Semiotik Foto Perempuan dalam Majalah Dewi Edisi
Maret – Desember 2013), Alumni mahasiswa Unair dari Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Program Sarjana Ilmu Komunikasi

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Unus, Sincletica Margaret, 2015, Identitas Dalam Akun Instagram Selebriti


Perempuan Indonesia (Analisis Tekstual Foto Selebriti Perempuan
Indonesia), Alumni mahasiswa Unair dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Program Sarjana Ilmu Komunikasi

W. Nugroho, Novian, 2015, Komunikasi Visual Perempuan Karir Dalam Foto


Fashion (Studi Deskriptif Kualititatif Karya Foto Komunitas Fotografi Fun
Hunting Yogyakarta)

KONSTRUKSI IDENTITAS FASHION ... DIYANG RIZKY B


SKRIPSI

Anda mungkin juga menyukai