Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Khadafi

NIM : 11211110000063

Identitas dan Konsumsi

Keyword: Identitas, Konsumsi, Film Arisan!

1. Maksud identitas dan identitas sosial

Dalam karyanya Dr. Cucu Nurhayati, M.Si dan Kasyfiyullah, M.Si dijelaskan bahwa identitas
merupakan jati diri individu yang ditampilkan dalam interaksinya di dunia sosial yang mana identitas ini
mempengaruhi bagaimana individu diperlakukan dan mempengaruhi perilaku dalam dunia sosial. Misalnya
identitas pribadi kita sebagai umat Islam, tentu saja dalam kehidupan sehari-hari kita dipengaruhi oleh ajaran
agama bagaimana kita berperilaku di masyarakat seperti menghentikan kegiatan terlebih dahulu ketika azan
berkumandang atau menggunakan pakaian yang menutup aurat baik laki-laki maupun perepmpuan dan juga
diperlakukan oleh masyarakat selayak bagaimana pemahaman masyarakat terhadap umat Islam misalnya
seperti menghargai ketika sedang puasa dengan tidak diajak untuk makan siang.

Identitas juga dapat diartikan sebagai tanda pengenal individu seperti nama, umur, dan nomor
identitas yang bisa digunakan berulang kali dan tidak berubah (terkecuali dalam kasus khusus), namun nama
bukan satu-satunya tanda baku sebagai identitas individu. Dan ranah keilmuan, identitas diartikan sebagai
kapasitas manusia yang termasuk di dalamnya pemahaman mengenai posisi diri sekaligus memahami siapa diri
sendiri, siapa orang lain dan seterusnya (Jenkins 2008:5).

Sedangkan identitas sosial menurut Jenkins merupakan proses identifikasi diri dan orang lain
merupakan hal yang terkait dengan makna, dan makna selalu berkaitan dengan interaksi, sedangkan dalam
sebuah interaksi selalu ada negosiasi, persetujuan dan ketidaksetujuan, dan komunikasi.

2. Mengapa identitas dianggap sebagai sebuah proses menjadi

Dari penjelasan sebelumnya dikatakan bahwa identitas merupakan sebuah proses yang identifikasinya
selalu terjadi melalui interaksi sosial dan proses identifikasi melalui interaksi sosial memunculkan identifikasi
yang melibatkan perilaku tertentu. Misalnya tentang perempuan yang menggunakan hijab, sebagai masyarakat
Indonesia yang mayoritas beragama Islam tentu kita sudah dapat mengidentifikasi bahwa perempuan tersebut
merupakan umat Islam secara sekilas, ketika berinteraksi dengannya juga akan memperjelas identitas ia
sebagai seorang perempuan muslim, maka kita dapat mengidentifikasinya bahwa perempuan muslim
seharusnya mencerminkan perilaku-perilaku yang sesuai dengan ajaran Islam dan jika tidak sesuai kita akan
menganggapnya aneh bahkan jijik, misalnya ketika melihat perempuan menggunakan hijab berciuman di
tempat umum akan terlihat jijik karena sudah jelas terdapat larangan dalam agama Islam, namun jika
perempuan tersebut tidak menggunakan atribut agama mungkin akan lebih ditolerir.

3. Hubungan identitas dengan konsumsi

Konsumsi tentu dapat menggambarkan identitas individu. Identitas tidak hanya berpusat pada nama
saja, namun bisa dikatakan sebagai ‘atribut’ yang dikenakan individu dan menjadi cirinya sendiri. Misalnya
ketika seseorang mengonsumsi sebuah produk budaya dengan memamerkan ia sedang makan di tempat
mewah, jalan-jalan ke tempat yang tidak semua masyarakat umum bisa capai misalnya keluar negeri, atau
memamerkan barang-barang mewah yang ia miliki. Dengan pengaruh sosial media dan konsumsinya terhadap
suatu produk, maka dengan sendirinya itu menjadi identitas dirinya yang diberikan oleh orang lain yang
melihatnya, seperti dianggap sebagai orang kelas atas.

Tidak terkecuali pada konsumsinya akan pakaian, secara tidak sadar pakaian dapat memberikan
identitas kepada individu. Ketika individu menggunakan pakaian yang itu-itu saja misalnya makan ia
mendapatkan identitas tertentu misalnya ‘khadafi si baju hitam’ karena terus-terusan menggunakan baju
hitam ketika sedang kuliah, atau juga konsumsi masyarakat terhadap merek branded seperti adidas, LV, GUCCI
yang mana dapat memberikan atribut identitas atau menandakan ia sebagai orang yang memiliki harta
berlebih atau orang kaya, walaupun dalam satu kasus belum tentu dapat menggambarkan kondisi ekonominya
seperti pada komunitas La Sape di Kongo.

4. Identitas dalam pemikiran Baudrillard, Bauman, Giddens, dan Bourdieu

Dalam karyanya Distinction (1984) Bourdieu mengatakan bahwa identitas sosial seseorang ditentukan
oleh struktur sosial masyarakat yang tetap dan ia menyebutnya dengan istilah ‘habitus’. Bourdieu dan
penganut strukturalis lainnya seperti Baudrillard (1971/1988) melihat konsumen individu sebagai produk dari
lingkungan sosial dan budaya di mana dia tertanam, dan berdasarkan pandangan strukturalis juga identitas
sosial diekspresikan melalui simbol dan tanda. Menurut Giddens, identitas diri seorang individu sesuai dengan
situasi yang sedang dihadapinya, Back (1992) dan Bauman (1987; 1988:1990) mengatakan bahwa individu
memilih antara gaya hidup yang berbeda dengan identitas mereka sendiri dengan konsekuensinya adalah
setiap pilihan mengandung risiko kegagalan bagi individu.

5. Mengapa perilaku konsumsi dianggap sebagai sebuah proses pembentukan identitas

Seperti yang saya katakan sebelumnya, ketika individu mengonsumsi sesuatu artinya ia telat
menentukan atau membentuk identitas pada dirinya. Misalnya pakaian, ketika seorang individu menggunakan
pakaian bermerek ternama maka tentu saja melekat pada dirinya bahwa identitasnya sebagai seseorang yang
memiliki kelas sosial yang tinggi karena tidak menggunakan pakaian yang umumnya dipakai masyarakat karena
harganya terjangkau. Mungkin bisa dikatakan juga bahwa identitas dibentuk dari konstruksi sosial yang mana
salah satunya ditentukan atau diberi label oleh masyarakat melalui perilaku konsumsinya.

6. Maksud masyarakat modern dan post modern

Modern dan post modern merupakan periode sejarang yang tidak dapat dipisahkan dan dikotomis
karena modernitas merupakan suatu tatanan (kompleks, spesifik secara historis dan geografis) dari hubungan-
hubungan sosial manusia dan postmodernitas menggambarkan keadaan di mana bangunan modernitas yang
berbelit-belit mulai menunjukkan tanda-tanda kehancurannya sendiri. Menurut Bauman (1991) modernitas
melibatkan kepekaan yang diarahkan pada keteraturan dunia, khususnya yang ditujukan untuk menyebarkan
pengetahuan dalam upaya memperbaiki yang ada, yang hubungannya dengan postmodernitas merupakan
hasil dari modernitas itu sendiri; tumbuh dari titik di mana metanarasi kebenaran dan akal budi yang
diterapkan oleh modernitas mulai menimbulkan ketidakpercayaan (Lyotard, 1984). Masyarakat dapat
dikatakan modern pada umumnya ketika masyarakat sudah terindustrialisasi yang diikuti oleh banyak
perubahan penting seperti komersialisasi, peningkatan pembagian kerja, perkembangan IPTEK, sekularisasi,
dll.

7. Mengapa konsumsi cenderung dilakukan pada masyarakat modern dan post modern

Masyarakat modern merupakan masyarakat industri di mana ada globalisasi di dalamnya, meskipun
pada masyarakat tradisional terdapat konsumsi yang mungkin hanya berdasarkan kebutuhannya saja, namun
pada masyarakat modern tingkat konsumsi masyarakat sudah berada pada tahap yang lebih tinggi atau
disebut sebagai konsumerisme. Hal ini disebabkan karena adanya globalisasi yang menjamur di seluruh negara,
menyebabkan masyarakat harus mengikuti keadaan yang sedang berkembang di masyarakat, terlebih pada
masyarakat modern dan post modern tren yang berkembang sangat pesat.

8. Problem identitas dalam film Arisan!


- Identitas sakti sebagai seorang gay menjadi masalah identitas di Indonesia, karena gay di Indonesia
tidak dianggap sebagai sesuatu yang wajar dan bahkan bertentangan dengan ajaran agama yang
kental di Indonesia, meskipun ia sudah berkali-kali mendatangi psikolog, ia belum juga dapat
menyelesaikan masalahnya bahkan sampai termakan iklan di sosmed terkait obat pereda rangsangan
seksual gay
- Pada awal film pada salah satu anggota arisan mengatakan bahwa berselingkuh merupakan hal yang
wajar dengan menggunakan istilah ‘flirting’ yang penekanan pada tidak membawa perasaan maka
bukan dianggap sebagai perselingkuhan
- Ketika mei didiagnosa tidak dapat memiliki anak karena masalah kandungannya, menjadi masalah
bagi suaminya dan menyebabkan suaminya jarangan ada di rumah

9. Pembentukan identitas melalui pola konsumsi yang terjadi dalam konteks film arisan!
- Identitas para anggota arisan yang memiliki kelas sosial tinggi, jiwa sosialita, serta dianggap sebagai
wanita mandiri disosialisasikan dan dibentuk oleh lingkungan pertemanan yaitu arisan itu sendiri,
karena ibu-ibu sosialita yang merupakan anggota arisan tersebut dengan sengaja memamerkan harta
kekayaannya seperti memamerkan tas branded yang sedang digunakannya atau dengan
memamerkan karir yang sedang dijalankannya hingga dimuat di halaman majalah, seakan menjadi
identitasnya sebagai orang kaya

Anda mungkin juga menyukai