Anda di halaman 1dari 1

Nama : Muhammad Khadafi

NIM : 11211110000063
Kelas :1A

SOSIALISASI
Kita sering dengar kata sosialisasi, namun apasi itu sosialisasi?, sosialisasi adalah sebuah
proses belajar seseorang untuk bisa berpartisipasi serta berinteraksi dengan masyarakat. Proses
sosialisasi sebenernya menekankan pada proses interaksi sosial, seperti interaksi yang
dikemukakan oleh Charles H. Cooley. Cooley mengenalkan istilah looking-glass self, bahwa
manusia terbentuk melalui tiga tahap. Tahap pertama seseorang dapat menilai pandangan orang
lain tentang dirinya, kedua, seseorang dapat mengetahui penilaian orang lain terhadap dirinya, dan
yang terakhir adalah seseorang dapat mengetahui apa yang dirasakan orang lain mengenai
tanggapan kepada dirinya.
Keluarga dan instansi pendidikan menjadi agen sosialisasi pertama yang sangat penting
untuk membangun kemampuan sosialisasi seseorang. Pertama keluarga, kenapa keluarga sangat
penting sebagai agen sosialisasi? kebanyakan individu pertama kali berinteraksi dan bersosialisasi
dengan keluarga kecilnya yang terdiri ayah, ibu, dan saudara kandung. Tentu saja mereka mejadi
awal pembelajaran seorang anak untuk menghadapi masyarakat luas, mulai dari hal dasar seperti
diajarkan bahasa, cara berjalan, berbicara dengan orang lain, bahkan sampai ketika sudah menuju
dewasa diajarkan untuk bisa sopan kepada orang lain, diajarkan cara bagaimana menghargai orang
lain. Tentu saja jika sosialisasi tidak dilakukan pada saat masanya, maka kemungkinan terjadi
gagalnya proses sosialisasi. Seorang ahli mengatakan bahwa sosialisasi hanya bisa diajarkan pada
masanya, misalnya ketika bayi kita diajarkan untuk berbicara, berjalan, dan lain sebagainya, jika
sosialisasi tersebut diajarkan ketika dewasa atau tidak pada masanya, maka terjadilah kegagalan
sosialisasi.
Instansi pendidikan dalam hal ini yang dimaksud adalah sekolah menjadi penting karena
sebagian besar waktu seorang anak, dihabiskan di sekolahnya dan juga sekolah menjadi wadah
transisi seorang anak dari keluarga menuju ke masyarakat luas. Di sekolah juga jika ketika
memiliki masalah dalam 1 pelajaran, tidak mempengaruhi dalam pelajaran lain, jika mendapatkan
nilai rendah dalam pelajaran bahasa Indonesia, belum tentu ia mendapatkan nilai rendah juga
dalam mata pelajaran lain. Penerapan sistem 6 – 8 jam sekolah tentu saja terjadi banyak interaksi
di sekolah. Sekolah berbeda dengan keluarga, di keluarga cenderung askripsi, sesuai peranan-
peranan yang dimilikinya, sehingga seorang anak hanya bisa memerankan peran sebagai seorang
anak ketika dalam keluarga. Di sekolah seorang anak berinteraksi dengan teman sebayanya yang
tentu saja hal tersebut membuat seorang anak lebih dapat mempelajari sosialisasi sebagai teman
sebaya, ditambah lagi sekolah tidak membeda-bedakan murid, hanya dibedakan dalam kondisi
tertentu, seperti ketika seorang siswa melanggar aturan. Selain itu juga di sekolah bisa mendidik
seorang anak untuk menjadi mandiri, hal itu dapat dilihat dari siswa dituntut untuk mengerjakan
tugasnya secara sendiri kecuali memang tugas kelompok.

Anda mungkin juga menyukai