Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhammad Khadafi

NIM : 11211110000063

Industri Budaya dan Budaya Selera

Keywords: Industri Budaya, Selera, Kelas Sosial, Social Activity

1. Industri budaya

Istilah industri budaya dijelaskan oleh Horkheimer dan Adorno merupakan istilah yang bebas dan
melawan di mana ia memiliki peran untuk menyerap sesuatu yang berkaitan dengan nasib suatu budaya dalam
masyarakat yang telah sangat terinstrumentasi secara rasional dan birokratis pada kapitalisme akhir. Lebih
jauh, ia juga dapat menentukan model budaya melawan terhadap lawan yang tepat dan nyata dalam industri

Pada disiplin tematisnya, industri budaya meliputi iklan di media massa maupun film, dimana iklan,
media massa, dan film oleh industri budaya diasosiasikan sebagai pelayan yang akan mengubah formasi nilai
guna kepada sesuatu yang diproduksi oleh sistem kapitalis, yaitu mendudukan dan menggunakan konsumen
sebagai suatu komoditas. Dengan demikian, sangat dimungkinkan dalam sistem kapitalis akan
mengombinasikan iklan dan media massa untuk mempromosikan gaya hidup daripada mempromosikan suatu
produk.

2. Selera dan kelas sosial

Mungkin secara sekilas kita sudah dapat membayangkan hubungan antara selera dan kelas sosial
seseorang. Kriteria kelas sosial yang dimaksud di sini adalah didasarkan pada pendapatan, pekerjaan, dan
pendidikan. Namun pendidikan menjadi faktor yang paling penting di antara ketiganya yang bukan hanya
merupakan proses kegiatan belajar-mengajar di dalam kelas, melainkan juga mencangkup apa yang dipelajari
di media massa dan sumber-sumber lain. Misalnya seperti yang sudah tertanam dalam diri kita menganggap
bahwa komik merupakan budaya yang lebih rendah dibandingkan dengan puisi-puisi para pujangga.

Warner memberikan label yang disebutnya sebagai budaya kelas karena selera masyarakat
didasarkan pada kelas sosialnya, yaitu budaya tinggi, budaya menengah-atas, budaya menengah-bawah,
budaya rendah, dan budaya rendah kuasi-rakyat. Dalam kehidupan sehari-hari kita juga dapat melihatnya
bagaimana kelas sosial seseorang mempengaruhi seleranya, mungkin kelas sosial yang didasarkan pada
pendapatan sangat terlihat jelas. Nilai budaya yang tertanam pada produk mewah seperti iPhone yang
memiliki nilai elegan dan dapat menggambarkan kelas sosial seseorang menjadi buktinya, rata-rata pengguna
iPhone terlebih lagi seri keluaran terbaru yang minimal harganya berada pada 2 digit tentu dikonsumsi oleh
orang-orang yang memiliki pendapatan di kelas atas. Meskipun demikian juga terdapat masyarakat yang
memaksakan untuk memilikinya meskipun berada pada kelas pendapatan bawah, yang dicari adalah nilai
budaya dari iPhone itu sendiri yang mungkin bisa menunjangnya dalam kehidupan.

3. Industri budaya membentuk/mempengaruhi selera

Industri budaya tentu memiliki kuasa yang kuat dalam membentuk/mempengaruhi selera yang ada di
masyarakat sebab ia menjadi distributor budaya yang mungkin memiliki pengaruh sangat cepat pada
masyarakat karena meliputi media massa. Seperti yang kita ketahui misalnya pada masyarakat saat ini
bagaimana masifnya dunia digital dan di dalamnya tentu “terinject” sebuah budaya. Bagaimana iklan yang di
muat di media-media sosial sangat menggiurkan bahkan untuk sekedar melihat produk tersebut saja, terlebih
lagi sistem media elektronik yang canggih yang dapat memberikan iklan sesuai dengan riwayat pencarian kita
membuat semakin membentuk selera masyarakat ini dipertegas dalam bukunya Hert Janson ini mengatakan
bahwa budaya selera akan digambarkan dalam istilah-istilah di mana produknya didistribusikan paling luas,
terutama produk yang didistribusikan secara komersil.

4. Selera sebagai social activities

Dalam aktivitas sosial terdapat interaksi di dalamnya dan tentu saja dapat mempengaruhi seorang
individu bahkan masyarakat secara luas. Pengaruh yang dihasil tersebut tentu berkembang pada masyarakat
dan dapat menjadi sebuah representasi dari masyarakat itu sendiri, seperti yang sudah saya bahas di atas
tentang iPhone pada masyarakat luas. iPhone dikatakan sebagai penanda kelas atas tentu terjadi karena
adanya aktivitas sosial di masyarakat, masyarakat saling berinteraksi dan mengatakan bahwa iPhone
merupakan tanda sebagai kelas atas karena disebabkan harganya yang mahal dan fiturnya yang canggih
dibandingkan dengan handphone-handphone buatan cina yang saat ini bertebaran pada masyarakat yang
lebih mementingkan pada harga yang merakyat agar masyarakat dapat merasakan handphone tersebut. Nah
dengan interaksi yang terjadi pada aktivitas sosial masyarakat menjadi menanamkan dan berorientasi untuk
memiliki sebuah iPhone sebagai penanda suksesnya seseorang dan tentu menjadi selera pada masyarakat
yang terlibat di dalamnya.

5. Maksud berbagi selera

Berbagi selera bisa terjadi antar masyarakat ataupun oleh industri budaya. Dalam industri budaya
tanpa kita sadari merupakan proses berbagi selera baik dari pelaku industri budaya yang melihat bagaimana
selera/tren yang sedang berkembang di masyarakat dan berusaha untuk memproduksinya juga karena
kebutuhan komersialisasi yang mendatangkan keuntungan yang besar, misalnya dalam tren berbau Korea
seperti tayangan-tayangan televisi yang menampilkan artis Korea mendapatkan perhatian yang baik dari
masyarakat serta mendapatkan keuntungan besar pula, nah pola-pola ini diikuti oleh media lainnya karena
mungkin saja mendapatkan keuntungan menjadi alasan utamanya. Bahkan secara tidak sadar rekomendasi-
rekomendasi di sosial media pun merupakan proses berbagi selera.

Berbagi selera ini juga terjadi pada masyarakat melalui interaksi sosial. Dalam interaksi sosial
masyarakat mendistribusikan apa yang menjadi seleranya, misalnya dalam konteks musik. Mungkin kita
pernah sesekali dalam kondisi di mana harus mengikut selera musik teman kita. Misalnya saya yang menyukai
genre pop punk dan sesekali merekomendasikan lagu tersebut atau memutarnya saat sedang berkumpul, yang
secara tidak sadar itu merupakan proses berbagi selera yang saya lakukan terhadap teman saya.

6. Bagaimana selera terbentuk

Menurut asumsi pribadi saya, selera terbentuk dalam masyarakat melalui interaksi-interaksi yang
terjadi pada masyarakat itu sendiri dan tentu saja dengan pengaruh dari industri budaya. Media-media baik
melalui media sosial yang sudah dalam genggaman maupun melalui siaran televisi, masyarakat melihat
bagaimana suatu budaya didistribusikan. Pada tayangan tersebut masyarakat mulai berasumsi bahwa budaya
yang ditampilkan dirasa cocok untuk dirinya atau tidak seperti dari sisi nilai maupun kelas sosialnya. Dalam
interaksi yang terjadi pada masyarakat tentu dikarenakan intensitas interaksi dan tentu akan memunculkan
selera baru sebab dipengaruhi oleh interaksi tersebut.

7. Industri dan budaya selera yang muncul pada film Pretty Boys

Dalam film Pretty Boys menceritakan bagaimana perjuangan Rahmat dan Anugrah yang ingin masuk
ke dalam industri televisi, namun mereka harus berkorban segalanya mulai dari penolakan batinnya maupun
berkorban untuk keluarganya sendiri. Dalam film ini industri yang disorot adalah industri televisi dimana dalam
industri televisi sebagai produsen dari budaya mendistribusikan sebuah budaya melalui tayangan televisi.
Masyarakat mengonsumsi produk budaya tayangan televisi program kembang gula merupakan representasi
dari selera masyarakat dalam film tersebut, dikarenakan film tersebut sempat mengalami kenaikan rating yang
drastis sebelum akhirnya turun karena pertentangan batin Anugrah. Nah pertentangan batin Anugrah inilah
yang menggambarkan bagaimana budaya massa tidak semuanya bisa menjadi selera seseorang, Anugrah yang
memiliki pertentangan karena di desanya dahulu sangat taat dengan agama lalu harus memerankan
perempuan (banci) membuat dirinya tidak bisa menerima budaya tersebut, bahkan sampai puncaknya ia
melepaskan semua keresahannya kepada Rahmat pada saat siaran live.

Anda mungkin juga menyukai