PERTEMUAN KE- 11
IKLAN GAYA HIDUP DAN PERILAKU KONSUMSI
1. Pengertian Iklan
Iklan secara sederhana adalah instrumen atau sarana untuk mempromosikan dan
memasarkan barang dalam masyarakat industrial..
Ketika industri berkembang makinmasif dan berbagai produk industri budaya di
tawarkan ke masyarakat konsumen makin beragam dan kompetitif, maka yang terjadi
kemudian adalah masing – masing kekuatasn komersil mau tidak mau harus
memanfaatkan iklan dan mengembangkan strategi yang benar – benar efektif untuk
menembus pasar dan memperluas pangsa pasar.
Iklan menurut Berkhouver adalah setiap pernyataan yang secara sadar di tujukan
kepada publik dalam bentuk apapun yang di lakukan peserta lalulintas perniagaan
untuk memperbesar penjual barang dan jasa.
Di Indonesia istilah iklan yang digunakan adalah Advertising ( Kasiyan, 2008 148).
Menurut Thomas M. Garret SJ, iklan adalah aktivitas penyampaian pesan – pesan
visual atau oral kepada khayalak dengan maksud menginformasikan atau
mempengaruhi mereka untuk membeli barang – barang dan jasa yang di produksi.
Masyarakat yang sehari – hari hidup dalam kepungan media massa, khususnya
budaya populer biasanya tanpa sadar akan sulit membedakan apa yang sebetulnya
yang menjadi kebutuhan dan keinginan mereka.
Iklan ibaratnya adalah narkotika yang menyebabkan masyarakat selalu ketagihan
dan memilki hasrat yang tertbendung untuk terus membeli dan membeli produk –
produk industri budaya.
Seseorang melihat iklan mi instan di televisi, majalah, koran, atau mendengar radio
pada merk tertentu, maka ketika dia pergi ke super market dan hendak membeli mie
instan, maka jangan heran walau banyak mi instan yang di panjang , maka dia
akan mencari mi instan yang selama ini mereka lihat di medial televisi dan
sebagainya.
Melalui kekuatan iklan, konsumen bisanya tidak lagi membedakan apakah rasa
bumbu yang gurih akan mengganggu kesehatan meraka atau tidak, mereka tidak
peduli, mereka hanya mengedepankan popularitas
2. Perkembangan Iklan
Iklan pada awalnya bukanlah bagian dari startegi kekuatan kapitalis untuk
meningkatkan laju pemasaram produk mereka.
Pada zaman Yunani kuno iklan tak ubahnya sperti pengumuman yang di tulis pada
lembaran papirus dan di pancang pada dinding – dinding kota denga tujuan
mempromosikan ide tertenetu.
Pada zaman Romawi Kuno, iklan seringkali tampil dalam bentuk ajakan atau seruan
di suatu acara di tempelkan pada tembok – tembok pengumuman di kota Roma, sperti
udangan untuk melihat galdiator.
Di zama koboi di Amerika iklan biasanya di tempel pada dinding kota untuk
mengumumkan foto – foto buronan yang di cari negara yang bisanya di bawah atau
bagian atasnya di tulis “ Wanted”
Iklan telah menjadi sistem dan bagian dari strategi terpenting dalam penjualan dan
pemasaran produk – produk industri budayanyang tidak lagi bisa di batasi oleh batas
adminitrasi antar negara. Iklan bahkan telah mengambil alih seluruh sistem
komunikasi masyarakat dan nyaris tidak ada aspek kehidupan manusia yang dapat
menghindar dari kekuatan luar biasa iklan.
Berbeda dengan perkembangan pada awal – awal kelahirannya di mana iklan lebih
condong menngunakan pendekatan yang berorientasi pada produk dalam
penyajianya yang korelasi dekat substansi nilai guna produk tertentu yang di iklankan
mulai dari fungsi, harga, dan kualitasnya.
Iklan dalam kontek ini kemudian lebih menekankan pada penciptaan simbol produk
dan citra nilai maknanya bagi konsumen Dengan kata lain tidak hanya menyajikan
fungsi melainkan juga menekankan janji atas nilai.
Dalam kehidupan ekonomi yang di bombardir dengan ribuan bahkan juataan iklan
setiap detik, seolah – oleh tanpa henti harus di akui bukanlah hal yang mudah bagi
produsen atau kekuatan kapitalitsik untuk melahirkan iklan – iklan yang efektif.
Iklan yang efekti tidak selalu “ main tembak” langsung, iklan yang efektif adalah
iklan yang penuh dengan makna simbolis namun mudah di cerna masyarakat
Ada dua makna yang inheren melekat pada dalam setiap iklan:
1. Makna Visual artinya produk apapun yang di tawarkan dalam iklan dengan cepat
dapat di lihat konsumen secara visual.
2. Makna Simbolis artinya berkaitan dengan cara dan kemampuan konsumen untuk
menafsirkan tujuan yang hendak di capai melalui iklan yang di kemas.
Dalam iklan konten yang terpenting selain simbol adalah mitos dan ikon – ikon
industri budaya . Mitos adalah suatu hal yang di percaya sebagai sebuah kebenaran,
tetapi sebenarnay tidak benar.
1. Pandangan yang melihat iklan sebagai sarana membujuk orang untuk membeli dan
mengkonsumsi barang yang sebetulnya mereka tidak butuhkan
2. Pandangan yang melihat iklan sebagai bentuk komnuikasi yang membantu
menciptakan budaya kemasyarakatan tertentu.
Iklan menawarkan gaya visual yang acap kali mampu mempesona dan memabukan,
iklan mempresentasikan gaya hidup dengan menanamkan secara halus arti penting
citra diri untuk tampil di depan umum, terutama ketika terlibat dalam pergaulan dan
relasi sosial dengan orang atau kelompok lain
Iklan telah menjadi saluran hasrat manusia dan sekaligus saluran wacana mengenai
konsumsi dan gaya hidup. Melalui iklan masyarakat di kontruksi untuk dapat
membaca pesan – pesan komersial secara keliru .
Soal
1. Jelaskan apa yang di maksud Iklan Menurut Berkhouver !
2. Kenapa masyarakat dalam membelai barang selalu mengingat dan merujuk pada
iklan yang mereka lihat di televisi atau dari koran majalah atau yang mereka
dengan iklan dari radio berikan penjelasan !
4. Berikan penjelasan dan pandangan ahli dari hasil kajian sosiologi ekonomi, tentang
iklan.
Daftar Pustaka
- DR, Bagong Suyanto,Sosiologi Ekonomi : Kapitalisme dan Konsumsi di Era
Post-Modern, 2014, Kencana Prenadamedia Group, Jakarta.